Anda di halaman 1dari 8

1.

Mengevaluasi struktur isi dalam teks anekdot melibatkan analisis terhadap bagaimana cerita
tersebut disusun dan disampaikan agar mencapai tujuan humor atau pesan tertentu. Berikut
adalah beberapa langkah yang dapat Anda ikuti:
Jawaban

Pahami Tujuan Anekdote:


Pertama-tama, pahami tujuan dari anekdot tersebut. Apakah tujuannya untuk menghibur,
mengajarkan pelajaran, atau menyampaikan suatu gagasan? Pemahaman tentang tujuan ini
akan membantu Anda mengevaluasi apakah struktur isi mendukung pencapaian tujuan
tersebut.

Identifikasi Unsur Utama:


Pendahuluan: Perhatikan bagaimana anekdot diperkenalkan. Biasanya ada kalimat atau
bagian awal yang menarik perhatian pembaca. Ini bisa berupa situasi yang tidak biasa atau
pertanyaan retoris.
Plot/Pertengahan: Ini adalah bagian di mana konflik atau peristiwa sentral diperkenalkan.
Evaluasi apakah plot tersebut terjalin dengan baik dan mengarah ke pengembangan cerita
yang kohesif.
Klimaks: Ini adalah puncak cerita di mana ketegangan mencapai titik tertinggi. Tergantung
pada jenis anekdot, ini bisa berupa momen lucu, mengejutkan, atau menginspirasi.
Penyelesaian: Bagian ini mengakhiri cerita dengan memberikan resolusi atau pelajaran yang
diambil dari cerita. Pastikan penyelesaian ini sesuai dengan tujuan cerita.

Flow (Alur) Cerita:


Perhatikan alur cerita secara keseluruhan. Apakah cerita mengalir dengan baik dari satu
bagian ke bagian berikutnya? Pengalihan yang tiba-tiba atau tidak jelas dapat memengaruhi
efektivitas cerita.
Pastikan bahwa setiap peristiwa atau unsur dalam cerita memiliki keterkaitan yang jelas dan
logis.

Penggunaan Humor atau Gagasan:


Jika anekdot bertujuan menghibur, periksa apakah elemen humor, punchline, atau twist
disampaikan dengan efektif. Apakah punchline atau bagian lucu menghasilkan reaksi yang
diharapkan?
Jika anekdot memiliki pesan atau gagasan, pastikan bahwa ini disampaikan dengan jelas dan
kuat. Pemahaman tentang bagaimana cerita mendukung pesan ini penting untuk evaluasi
struktur isi.

Kelancaran dan Keterbacaan:


Tinjau kembali struktur kalimat dan penggunaan paragraf. Apakah cerita mudah dibaca dan
dimengerti?
Hindari pengulangan yang berlebihan dan pastikan transisi antara bagian-bagian cerita terasa
alami.
Tingkat Detail:
Pertimbangkan seberapa detail anekdot ini. Apakah detail-detail tersebut relevan dan
menambahkan kedalaman pada cerita, ataukah terlalu banyak detail yang mengaburkan
fokus?
Penilaian Subjektif:
Ingatlah bahwa penilaian struktur isi dalam anekdot bisa bersifat subjektif. Apa yang lucu
atau efektif bagi satu orang mungkin tidak sama bagi orang lain.

Adapun bila anda mendapatkan pertanyaan bagaimana cara mengevaluasi struktur isi dalam
teks anekdot, maka berikut adalah jawabannya.

1. Pastikan sebagai karangan utuh dan lengkap


Evaluasi pertama yang harus dilakukan adalah memastikan apa isi dalam anekdot tersebut
sudah lengkap atau belum. Pastikan juga isi dalam teks anekdot tersebut merupakan sebuah
kejadian nyata atau hanya fiktif belaka.

2. Apakah isinya bermanfaat?

Pastikan juga Apakah isi dalam teks anekdot tersebut bermanfaat sebagai sebuah kritisi atau
hanya guyonan yang tidak berguna. Yang harus diketahui bahwa kebanyakan struktur isi
dalam teks anekdot ini berisikan mengenai kritik terhadap sebuah kejadian nyata, dan cara
menyampaikan kritik tersebut mudah dimengerti oleh semua kalangan.

3. Apakah urutannya sudah betul?

Yang selanjutnya adalah Apakah urutannya sudah betul atau belum, tidak kalah penting dari
isinya yang bermanfaat, maka teks anekdot tugas harus memiliki urutan yang benar.

4. Apakah ada paragraf yang susah dimengerti?

Selanjutnya adalah pastikan dalam isi teks anekdot tersebut penyampaian yang mudah
dimengerti. Gunakan istilah yang mudah dicerna dan dipahami semua orang.

5. Apakah ada paragraf yang menyimpang?

Pada teks anekdot, pastikan untuk tidak ada paragraf yang menyimpang dari tema. Hal ini
penting karena untuk memastikan Pesan yang ingin disampaikan tersebut memang sampai
kepada para pembacanya.

6. Apakah ada paragraf yang kalimatnya tidak berurutan?

Dalam menulis isi teks anekdot juga harus diperhatikan tentang paragraf yang kalimatnya
harus sesuai urutan. Hal demikian tentu akan mempengaruhi mengenai penyampaian makna
dari teks anekdot tersebut.
7. Apakah ada kalimat yang harus dibuang?

Yang terakhir adalah apakah ada kalimat yang harus dibuang. Maka yang dilakukan adalah
bahwa memastikan isi dari teks anekdot tersebut singkat padat dan jelas.

Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi anekdot, dengan tujuan mencari
makna atau isi pesan dalam teks. Salah satunya adalah memperhatikan berbagai aspek
sebagai berikut:
Makna tersurat
Makna tersirat
Unsur kebahasaan
Isi teks
Struktur teks

Selain beberapa aspek di atas, isi dari teks anekdot juga bisa dievaluasi dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
Siapa yang disindir?
Siapa tokoh atau partisipan dalam teks?
Apakah rangkaian peristiwa yang ditulis sudah runtut?
Apakah teks mengandung unsur humor, konyol, atau sindiran?
Bagaimana kelengkapan bagian struktur teks orientasi, abstraksi, reaksi, krisis, dan koda?
Apakah teks sudah sesuai dengan topik?
Bagaimana akurasi penggunaan bahasa pada teks?
Apakah teks anekdot yang ditulis mampu memberikan pencerahan untuk pembaca?

Mengevaluasi Teks Anekdot

Pengertian mengevaluasi artinya membandingkan antara 2 kriteria dengan kenyataan baik


dari segi struktur isi atau bahasa yang terdapat dalam teks (ejaan, kosakata, dan struktur
kalimat). Dapat juga membandingkan dari sisi kelebihan-kelemahannya, kelengkapan,
kelayakan, dan nilai atau manfaat.

Evaluasi struktur isi antara lain mempertanyakan apakah secara keseluruhan bisa di anggap
sebagai karangan utuh (lengkap), apakah isinya bermanfaat sehingga layak baca atau
dimengerti orang lain, apakah ada paragraf yang kalimatnya tidak urut, apakah urutannya
udah betul, apakah ada paragraf yang sudah dimengerti, apakah ada paragraf yang
menyimpang, dan harus di buang, dan lain sebagainya.

Evaluasi dari segi kebahasaan antara lain mempertanyakan apakah pilihan kosakatanya sesuai
dengan laras dan sifatnya apakah ejaanya betul atau sudah sesuai dengan kaidah EYD,
apakah struktur kalimat-kalimatnya sesuai dengan kaidah, apakah ada kalimat yang tidak
efektif atau tidak baku, apakah ada kalimat yang kurang santun, dan lain sebagainya.
2. Bagaimana kriteria teks anekdot yang baik
Jawaban
Bagi Anda yang ingin menuliskan teks anekdot yang baik, ada beberapa kriteria yang harus
Anda pertimbangkan. Pertama, alur cerita yang jelas dan logis. Alur cerita yang bagus akan
membuat penonton tertarik dan memahami anekdot Anda dengan mudah. Kedua, gunakan
bahasa yang sesuai dengan konteks, sehingga anekdot Anda terdengar natural dan mudah
dicerna. Ketiga, jangan terlalu panjang. Teks anekdot yang baik harus singkat dan jelas.
Keempat, jangan lupa untuk menyertakan humor. Anekdot yang tidak menghibur tidak akan
menarik perhatian orang lain. Terakhir, jangan lupa untuk menyimpulkan anekdot Anda
dengan konklusi yang jelas. Ini akan membuat anekdot Anda lebih kuat dan menarik.

Teks anekdot yang baik adalah teks yang memiliki unsur lucu/jengkel/konyol, memiliki pesan
moral sebagai pencerahan, dan strukturnya jelas.

Relevansi Tema:
Anekdot sebaiknya terkait dengan tema atau topik tertentu yang relevan. Kejadian atau situasi
yang diceritakan seharusnya memiliki kaitan dengan pesan atau tujuan cerita.

Keterkaitan dengan Pembaca:


Anekdot yang baik bisa meraih perhatian pembaca dengan cepat. Cerita sebaiknya memiliki
elemen awal yang menarik untuk memancing minat pembaca.

Kohesif dan Teratur:


Struktur cerita haruslah kohesif dan teratur. Bagian-bagian cerita, seperti pendahuluan, plot,
klimaks, dan penyelesaian, sebaiknya saling terhubung dengan alur yang baik.

Punchline atau Momem Klimaks:


Teks anekdot sering memiliki momen punchline, di mana unsur lucu, mengejutkan, atau
menginspirasi muncul. Momen klimaks ini harus didesain sedemikian rupa sehingga
mencapai efek yang diinginkan.

Elemen Humor (Jika Berlaku):


Jika tujuan anekdot adalah menghibur, penggunaan humor haruslah efektif. Humor bisa
berupa permainan kata, ironi, paradoks, atau twist yang tidak terduga.

Pesan atau Pelajaran:


Anekdot yang baik seringkali menyampaikan pesan atau pelajaran tertentu. Pesan tersebut
bisa bersifat ringan atau lebih mendalam tergantung pada tujuan cerita.

Detail yang Relevan:


Detail-detail dalam cerita sebaiknya mendukung alur dan tujuan cerita. Hindari terlalu banyak
detail yang tidak perlu dan pertimbangkan relevansi setiap detail.

Transisi yang Lancar:


Transisi antara bagian-bagian cerita haruslah lancar. Ini membantu pembaca mengikuti
perkembangan cerita tanpa kebingungan.

Penghindaran Klise Berlebihan:


Hindari menggunakan klise atau kata-kata umum yang terlalu sering digunakan. Upayakan
untuk memberikan pendekatan yang segar dan unik dalam penuturan cerita.

Panjang yang Sesuai:


Anekdot sebaiknya tidak terlalu panjang atau terlalu pendek. Pilih kata dengan bijak dan
pastikan cerita cukup lengkap tanpa kelebihan.

Gaya Bahasa yang Tepat:


Gaya bahasa sebaiknya sesuai dengan tujuan dan audiens cerita. Gunakan gaya bahasa yang
cocok, apakah itu santai, formal, humoris, atau serius.

Empati terhadap Audiens:


Pertimbangkan siapa audiens yang akan membaca anekdot. Apakah cerita ini dapat dipahami,
dinikmati, atau diapresiasi oleh audiens target?

Efektivitas Menghadirkan Gambaran:


Anekdot yang baik mampu menghadirkan gambaran yang jelas dalam pikiran pembaca.
Gunakan deskripsi yang kuat dan rinci untuk membantu pembaca membayangkan situasi atau
peristiwa.

Tidak Merendahkan atau Merugikan:


Pastikan cerita tidak merendahkan, menghina, atau merugikan kelompok atau individu
tertentu. Anekdot haruslah menghormati nilai-nilai etika dan norma sosial.

Dampak Emosional atau Refleksi:


Anekdot yang baik dapat memicu emosi atau merangsang refleksi pada pembaca. Pesan yang
kuat bisa meninggalkan kesan yang lebih dalam.

3. Apa yang dimaksud dengan mengonstruksi teks anekdot


Jawaban

Mengonstruksi teks anekdot, artinya membuat atau menyusun teks anekdot.


Contoh
a. Tentukan apa yang ingin Anda ceritakan dalam anekdot. Pilih tema atau topik yang
sesuai dengan tujuan cerita, apakah itu untuk menghibur, mengajarkan pelajaran, atau
menyampaikan pesan.
b. Temukan momen sentral atau peristiwa yang akan menjadi fokus cerita. Ini bisa berupa
situasi lucu, aneh, mengejutkan, atau menginspirasi yang akan membentuk inti cerita.
c. Mulailah dengan pengantar yang menarik perhatian pembaca. Pendahuluan harus
memberikan gambaran singkat tentang situasi atau tokoh utama dalam cerita.
d. Atur alur cerita dengan membangun konflik atau situasi yang mendorong peristiwa
cerita. Pertimbangkan bagaimana konflik akan berkembang dan mencapai momen
klimaks.
e. Jika anekdot melibatkan karakter-karakter, berikan sedikit penggambaran tentang
kepribadian atau ciri khas mereka. Hal ini bisa menambah dimensi pada cerita.
f. Puncak cerita, atau momen klimaks, adalah bagian yang akan memberikan efek yang
diinginkan. Ini bisa berupa punchline lucu, peristiwa mengejutkan, atau momen
pencerahan.
g. Berikan resolusi atau penutup yang memungkinkan cerita berakhir secara memuaskan.
Ini juga bisa mencakup pesan atau pelajaran yang ingin Anda sampaikan.
h. Pilih gaya bahasa yang sesuai dengan tone cerita. Jika tujuan Anda adalah humor,
gunakan kalimat yang lucu. Jika lebih serius, gunakan gaya bahasa yang sesuai.
i. Susun kalimat dan paragraf dengan cermat untuk memastikan alur cerita mengalir
dengan baik. Gunakan transisi yang lancar antara bagian-bagian cerita.
j. Lakukan revisi untuk memperbaiki struktur kalimat, memperjelas pesan, atau
meningkatkan elemen-elemen naratif. Perbaiki kesalahan tata bahasa dan ejaan.

4. Sebutkan berbagai langkah yang harus di perhatikan dalam menganalisis teks anekdot
Jawaban
Menganalisis teks anekdot berarti menguraikan, membedakan, memilah isi pokok teks
anekdot dengan memerhatikan struktur dan bahasa yang digunakan. Langkah-langkah dalam
menganalisis teks anekdot adalah sebagai berikut.
Membaca teks
Memahami teks
Menganalisis struktur teks
Menemukan kata kias, konjungsi, dan kalimat retoris
Menemukan kalimat yang lucu dan konyol
Menentukan sindiran
Menentukan amanat atau pesan kebaikan dalam sebuah teks anekdot

langkah-langkah dalam menganalisis teks anekdot:


a. Membaca teks anekdot dengan saksama
b. Memahami teks anekdot dengan baik
c. Menganalisis struktur teks, yaitu memisahkan bagian abstraksi, orientasi, krisis, reaksi,
dan koda.
d. Menemukan kata kias, konjungsi, kalimat retoris (jika ada)
e. Menemukan kalimat yang mengandung unsur lucu/konyol/jengkel
f. menentukan sindirian
g. Menentukan amanat atau pesan moral
5. Secara umum sendirian juga kritik pada teks anekdot berhubungan dengan 4 hal sebutkan dan
jelaskan
Jawaban

Pesan:
Sindiran dan kritik dalam teks anekdot seringkali berkaitan dengan pesan yang ingin
disampaikan. Pesan dalam sindiran atau anekdot kritik dapat mengandung kritik sosial,
komentar tajam, atau evaluasi terhadap suatu situasi. Kritik dapat muncul jika pesan tidak
cukup jelas, terlalu halus, atau bahkan terlalu langsung.

Gaya Bahasa:
Gaya bahasa yang digunakan dalam sindiran atau kritik sangat penting. Gaya bahasa harus
memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Kritik terhadap gaya bahasa dapat muncul jika
kata-kata atau ungkapan yang digunakan kurang tajam, terlalu kasar, atau bahkan ambigu
sehingga pesan tidak sampai pada audiens dengan jelas.

Nada:
Nada dalam sindiran atau kritik adalah cara di mana pesan disampaikan. Nada bisa berupa
sarkasme, ironi, atau bahkan nada yang lebih serius. Kritik terhadap nada dapat muncul jika
nada yang dipilih tidak sesuai dengan pesan atau jika nada terlalu keras sehingga
mengaburkan pesan yang ingin disampaikan.

Konteks:
Sindiran atau kritik dalam teks anekdot juga harus mempertimbangkan konteks yang lebih
luas. Konteks ini bisa berupa situasi sosial, budaya, atau politik yang mungkin mempengaruhi
cara sindiran atau kritik dipahami. Kritik dapat muncul jika sindiran atau kritik tidak
memperhatikan atau bahkan menyalahi konteks yang ada.

6. Contoh teks anekdot yang berhubungan bidang kesehatan


Jawaban

Suatu pagi di hari Minggu, seorang anak berusia 8 tahun sedang mengisi waktu luang sambil
membaca buku pelajaran.

Sesekali ia mendengarkan berita tentang bahaya kanker yang dapat menyebabkan


pengidapnya meninggal dunia.

Karena masih kurang paham, ia bertanya pada ibunya. “Bu, kanker itu sangat berbahaya ya?”
tanyanya.

“Betul nak, kanker sangat berbahaya karena ada sel tidak normal di dalam tubuh manusia,”
jelas ibu.
Tidak lama kemudian, anak tersebut menuju teras rumah dan menemukan ayahnya sedang
merokok. Ia menemukan bungkus rokok di samping ayahnya dan membaca kalimat pada
bungkus tersebut.

Tiba-tiba ia berlari ke luar halaman rumah sambil berteriak “Tolong tolong!” teriak anak itu.
Kemudian bapak ibu warga sekitar bertanya “Kenapa nak, ada apa?” tanya mereka sambil
kebingungan dan melihat sekitar.

“Tolong, ayahku mau bunuh diri!” jelas anak tersebut. Tanpa banyak bicara, seluruh warga
segera masuk ke rumah si anak. Sementara ayah dan ibu hanya panik sambil kebingungan
melihat kerumunan warga sekitar.

Mereka semua riuh menenangkan ayah agar mengurungkan niatnya untuk bunuh diri.

“Ada apa ini, siapa yang mau bunuh diri?” tanya ayah karena kebingungan. “Ayah tolong
berhenti, jangan merokok lagi,” ucap anaknya.

Ia mengucapkan hal itu sambil menyodorkan bungkus rokok tadi dan menunjukkan tulisan
bahwa ‘merokok dapat membunuhmu.’

Bahkan anak tersebut menunjukkan bagian gambar penyakit kanker di bungkus rokoknya.

Sejenak situasi menjadi hening, seluruh warga, ayah, dan ibu memilih berdiam. Setelah itu,
mereka semua mulai membubarkan diri satu per satu dan kembali ke rumahnya masing-
masing.

Anda mungkin juga menyukai