Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH INDIVIDU

KLASIFIKASI EMBRIOLOGI

DOSEN PENGAMPU:

Alifianita Anake Yansri, drh., M.Si.

DISUSUN OLEH:

Dede Adwinata : 22311126

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA

TAHUN 2023/2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah,
serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah
menjadi panutan dan teladan bagi seluruh umat manusia.

Makalah ini kami susun sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah [Embriologi] yang
diampu oleh [Alifianita anake yansri, drh., M.Si.]. Makalah ini membahas tentang
[Klasifikasi Embriologi], yang merupakan salah satu isu penting dalam [Dokter Hewan].

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, dan kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan kontribusi positif dalam pemahaman mengenai [Klasifikasi
Embriologi] ini.

Mataram, 5,
10, 2023

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan Makalah

BAB II. PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Embriologi

B. Sejarah

C. Teori

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
BAB IV. DAFTAR PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang:

Embriologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari perkembangan embrio dari tahap
awal pembuahan hingga tahap perkembangan yang lebih matang. Salah satu aspek penting
dalam studi embriologi adalah klasifikasi embriologi, yang merupakan upaya untuk
mengelompokkan organisme berdasarkan karakteristik perkembangan embrio mereka.
Klasifikasi ini memainkan peran penting dalam pemahaman evolusi organisme dan
memberikan wawasan tentang hubungan antar spesies.

Dalam konteks pembelajaran biologi dan pemahaman evolusi, memahami berbagai jenis
klasifikasi embriologi menjadi sangat relevan. Klasifikasi embriologi mencakup berbagai
aspek, termasuk tipe pembelahan sel, urutan perkembangan organ-organ utama, dan
perbedaan dalam pembentukan lapisan-lapisan embrio. Klasifikasi ini membantu ilmuwan
memahami evolusi dan perkembangan organisme serta mengidentifikasi kesamaan dan
perbedaan antara spesies yang berbeda.

Pentingnya studi klasifikasi embriologi juga dapat dilihat dalam konteks medis. Pemahaman
yang lebih baik tentang perkembangan embrio membantu dalam diagnosis dan pengobatan
penyakit genetik dan perkembangan yang terkait dengan masalah embriologi. Dengan
memahami bagaimana masalah perkembangan embrio dapat terjadi, kita dapat mengambil
langkah-langkah untuk mengidentifikasinya lebih awal dan mengatasi masalah tersebut
secara lebih efektif.

Makalah ini akan membahas berbagai jenis klasifikasi embriologi yang telah diidentifikasi
dalam penelitian dan pengajaran ilmu biologi. Kami akan menggali lebih dalam tentang apa
yang membuat masing-masing klasifikasi ini unik dan bagaimana mereka berkontribusi pada
pemahaman kita tentang perkembangan embrio dan evolusi. Selain itu, kami akan
mempertimbangkan implikasi praktis dari pemahaman ini dalam berbagai konteks, termasuk
ilmu pengetahuan, pendidikan, dan perawatan kesehatan.

Melalui pemahaman yang lebih baik tentang klasifikasi embriologi, kita dapat lebih
mendalam memahami keragaman kehidupan dan perjalanan panjang evolusi organisme di
planet ini. Semoga makalah ini memberikan kontribusi yang berharga bagi para pembaca
dalam menjelajahi dunia embriologi dan ilmu biologi secara lebih luas.

B. Tujuan Makalah

Tujuan dari sebuah makalah dapat bervariasi tergantung pada konteksnya dan jenis
makalah yang dibuat. Namun, secara umum, tujuan utama dari sebuah makalah adalah untuk:

1. Menyampaikan Informasi: Makalah digunakan untuk menyampaikan informasi,


pengetahuan, atau hasil penelitian tentang suatu topik tertentu kepada pembaca. Tujuan utama
adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang subjek yang dibahas.

2. Menganalisis atau Membahas: Makalah sering digunakan untuk menganalisis atau


membahas suatu topik secara mendalam. Ini dapat mencakup eksplorasi berbagai sudut
pandang, argumen, atau pendapat yang berbeda.

3. Membuktikan Argumen: Makalah sering digunakan untuk mempresentasikan argumen atau


pendapat tertentu tentang suatu masalah atau topik. Tujuannya adalah untuk meyakinkan
pembaca tentang kebenaran atau validitas argumen tersebut.

4. Mengajukan Hipotesis atau Teori: Dalam penelitian ilmiah, makalah dapat digunakan
untuk mengajukan hipotesis atau teori baru dan menyajikan bukti atau data yang mendukung
atau menentangnya.

5. Mendidik atau Memberikan Pengetahuan: Beberapa makalah ditulis dengan tujuan


mendidik pembaca. Ini dapat mencakup makalah-makalah pendidikan, tutorial, atau eksposisi
yang dirancang untuk memberikan pengetahuan baru kepada pembaca.

6. Memenuhi Persyaratan Akademik atau Profesional: Makalah sering kali merupakan


persyaratan akademik atau profesional. Tujuan utamanya adalah untuk memenuhi syarat atau
memperoleh penilaian dari dosen, guru, atau atasan.

7. Memajukan Penelitian atau Pengetahuan: Makalah ilmiah sering digunakan untuk


memajukan penelitian atau pengetahuan dalam suatu disiplin ilmu tertentu dengan
membagikan hasil penelitian terbaru atau kontribusi baru terhadap literatur ilmiah.

8. Menginspirasi atau Membuat Perubahan: Beberapa makalah bertujuan untuk menginspirasi


pembaca atau mendorong perubahan dalam tindakan atau pemikiran mereka terkait dengan
suatu masalah sosial, lingkungan, atau politik.
Dalam konteks tertentu, tujuan makalah dapat lebih spesifik, seperti memberikan panduan
praktis, menganalisis dampak kebijakan, menyajikan hasil eksperimen laboratorium, atau
menguraikan solusi untuk masalah tertentu. Penting untuk memahami dengan jelas tujuan
Anda dalam menulis makalah sehingga Anda dapat mengarahkan kontennya dengan tepat
sesuai dengan tujuan tersebut.

BAB II PEMBAHASAN:

A. Klasifikasi Embriologi

klasifikasi embriologi mencakup penjelasan lebih mendalam tentang berbagai jenis


klasifikasi embriologi yang digunakan dalam ilmu biologi. Ini melibatkan cara-cara berbeda
di mana organisme diklasifikasikan berdasarkan perkembangan embrio mereka. Di bawah ini,
kita akan membahas beberapa contoh klasifikasi embriologi yang umum:

1. Klasifikasi berdasarkan Tipe Pembelahan Sel:

Holoblastik: Pada tipe ini, telur mengalami pembelahan sel yang merata dan sempurna.
Contoh organisme holoblastik adalah manusia dan ikan.

Meroblastik: Dalam tipe pembelahan ini, pembelahan sel tidak merata karena adanya sediaan
yolk yang besar. Misalnya, reptil dan burung adalah contoh organisme meroblastik.

2. Klasifikasi berdasarkan Lapisan Germinal:

Triploblastik: Organisme triploblastik memiliki tiga lapisan germinal selama perkembangan


embrio, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Manusia adalah contoh organisme
triploblastik.

Diploblastik: Organisme diploblastik memiliki hanya dua lapisan germinal, yaitu ektoderm
dan endoderm. Contoh organisme diploblastik adalah cnidaria seperti ubur-ubur dan anemon
laut.

3. Klasifikasi berdasarkan Hubungan Mulut dan Anus:

Protostomia: Pada organisme protostomia, mulut terbentuk lebih awal dalam perkembangan
embrio daripada anus. Contoh organisme ini mencakup hewan seperti cacing, artropoda, dan
moluska.
Deuterostomia: Pada organisme deuterostomia, anus terbentuk lebih awal dalam
perkembangan embrio daripada mulut. Manusia dan hewan-hewan vertebrata lainnya
termasuk dalam klasifikasi ini.

4. Klasifikasi berdasarkan Jenis Telur:

Ovivipar: Organisme ovivipar menghasilkan telur, tetapi telur menetas di dalam tubuh induk,
dan anak-anaknya lahir dalam bentuk embrio yang lebih matang. Contohnya adalah beberapa
jenis ikan dan reptil.

Vivipar: Pada organisme vivipar, anak-anak lahir dalam bentuk yang lebih matang setelah
perkembangan embrio di dalam tubuh induk. Contoh organisme vivipar termasuk mamalia
seperti manusia dan kucing.

Ovipar: Organisme ovipar meletakkan telur di luar tubuh, dan anak-anak menetas setelah
pembuahan. Contohnya termasuk banyak jenis burung dan reptil.

Pemahaman tentang berbagai jenis klasifikasi embriologi ini membantu ilmuwan memahami
perbedaan dan persamaan dalam perkembangan embrio antara berbagai spesies. Ini juga
dapat memberikan wawasan tentang sejarah evolusi organisme dan hubungan kekerabatan
antara mereka. Selain itu, pengetahuan tentang klasifikasi embriologi dapat memiliki
implikasi praktis dalam bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kesehatan, termasuk
dalam diagnosis dan perawatan penyakit yang terkait dengan perkembangan embrio

B. Sejarah

Sejarah klasifikasi embriologi mencakup perkembangan pemahaman tentang


perkembangan embrio dan bagaimana organisme diklasifikasikan berdasarkan karakteristik
embriologi mereka. Berikut adalah beberapa poin penting dalam sejarah klasifikasi
embriologi:

1. Aristoteles (384-322 SM):

Aristoteles adalah salah satu filsuf kuno pertama yang mempelajari perkembangan embrio.
Namun, pemahamannya tentang embriologi terutama didasarkan pada observasi kasar dan
konsep filosofis.

2. Leonardo da Vinci (1452-1519):


Leonardo da Vinci adalah salah satu ilmuwan pertama yang secara sistematis mengamati dan
menggambarkan perkembangan embrio manusia. Karyanya termasuk sketsa dan catatan
tentang perkembangan embrio yang menunjukkan pemahaman awal tentang tahapan
perkembangan.

3. Caspar Friedrich Wolff (1733-1794):

Wolff adalah seorang ahli anatomi Jerman yang dikenal sebagai salah satu pelopor
embriologi modern. Dia mengusulkan gagasan tentang epigenesis, yaitu bahwa organ-organ
berkembang dari materi tak berbentuk selama perkembangan embrio.

4. Karl Ernst von Baer (1792-1876):

Baer adalah seorang ahli biologi Rusia yang memberikan kontribusi penting terhadap
pemahaman embriologi. Dia merumuskan hukum-hukum embriologi, yang menggambarkan
prinsip-prinsip perkembangan embrio yang berlaku secara umum.

5. Ernst Haeckel (1834-1919):

Haeckel adalah seorang biologis Jerman yang dikenal karena mengembangkan konsep
biogenetik, yang menyatakan bahwa perkembangan embrio mengulang sejarah evolusi. Dia
juga menggambarkan konsep filogeni recapitulasi, meskipun konsep ini kemudian dikritik
dan dikoreksi.

6. Pengembangan Mikroskop Elektron (abad ke-20):

Pengembangan teknologi mikroskop elektron memungkinkan penelitian embriologi dengan


resolusi yang lebih tinggi dan pemahaman yang lebih mendalam tentang perkembangan
seluler dan molekuler.

7. Era Genetika dan Molekuler (abad ke-20 dan seterusnya):

Perkembangan genetika molekuler telah memungkinkan ilmuwan untuk memahami lebih


baik bagaimana gen dan sinyal molekuler mengatur perkembangan embrio. Ini telah
membawa pemahaman embriologi ke tingkat yang lebih dalam.

Sejarah klasifikasi embriologi mencerminkan perkembangan ilmu biologi dari waktu ke


waktu. Dengan bantuan teknologi yang semakin maju, pemahaman kita tentang
perkembangan embrio dan klasifikasi embriologi telah menjadi lebih rinci dan lebih presisi.
Pemahaman ini juga telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman evolusi
organisme dan perkembangan seluler dan molekuler.

C. Teori

Teori klasifikasi embriologi adalah serangkaian prinsip atau konsep yang digunakan untuk
mengklasifikasikan organisme berdasarkan karakteristik perkembangan embrio mereka.
Beberapa teori klasifikasi embriologi yang signifikan termasuk:

1. Hukum Baer:

Teori ini dikemukakan oleh Karl Ernst von Baer pada abad ke-19. Hukum Baer menyatakan
bahwa "organisme yang berkembang lebih tinggi dalam serangkaian embrio tidak mengulang
tahap-tahap yang lebih rendah dalam serangkaian tersebut." Dalam konteks klasifikasi
embriologi, ini berarti organisme yang memiliki tahap-tahap embrio yang mirip dalam
perkembangan awal lebih berhubungan kekerabatannya daripada yang memiliki tahap-tahap
embrio yang mirip dalam perkembangan akhir.

2. Konsep Epigenesis:

Teori ini diusulkan oleh Caspar Friedrich Wolff dan merupakan konsep dasar dalam
embriologi modern. Epigenesis menyatakan bahwa organ-organ berkembang dari materi tak
berbentuk selama perkembangan embrio. Ini berkontrastasi dengan teori preformasi yang
menyatakan bahwa organ-organ sudah ada dalam bentuk kecil dalam telur.

3. Biogenetik Recapitulasi:

Teori ini dikemukakan oleh Ernst Haeckel pada abad ke-19 dan menyatakan bahwa "ontogeni
mengulang filogeni," yang berarti perkembangan embrio individu mengulang sejarah evolusi
spesies tersebut. Namun, teori ini kemudian dikritik dan diperbaiki karena berbagai
ketidakakuratan.

4. Klasifikasi berdasarkan Asal Usul Sel Ektoderm dan Endoderm:

Teori ini berfokus pada perbedaan dalam asal usul lapisan germinal selama perkembangan
embrio. Organisme yang memiliki sel-sel ektoderm sebagai lapisan luar dan endoderm
sebagai lapisan dalam diklasifikasikan sebagai "ekto-endodermik," sedangkan organisme
yang memiliki sel-sel endoderm sebagai lapisan luar dan ektoderm sebagai lapisan dalam
diklasifikasikan sebagai "endo-ektodermik."
5. Klasifikasi berdasarkan Hubungan Mulut dan Anus:

Organisme diklasifikasikan berdasarkan urutan pembentukan mulut dan anus selama


perkembangan embrio. Organisme yang mulutnya terbentuk lebih awal dalam perkembangan
diklasifikasikan sebagai protostomia, sementara yang memiliki anus yang terbentuk lebih
awal disebut deuterostomia.

6. Klasifikasi berdasarkan Tipe Telur:

Organisme dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis telur yang mereka hasilkan dan cara telur
tersebut berkembang. Ovivipar, vivipar, dan ovipar adalah contoh klasifikasi berdasarkan tipe
telur yang digunakan.

Harap dicatat bahwa beberapa dari teori klasifikasi embriologi ini telah dikoreksi atau bahkan
ditinggalkan seiring dengan kemajuan pengetahuan ilmiah. Sementara teori-teori tersebut
memberikan dasar untuk memahami perkembangan embrio dan hubungan kekerabatan antara
organisme, pemahaman embriologi modern didasarkan pada pengetahuan yang lebih
mendalam tentang genetika molekuler, biologi seluler, dan evolusi

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam konteks makalah ini, kita telah membahas latar belakang dan pembahasan mengenai
klasifikasi embriologi. Klasifikasi embriologi adalah upaya untuk mengelompokkan
organisme berdasarkan karakteristik perkembangan embrio mereka. Dalam sejarah, konsep
klasifikasi embriologi telah berkembang seiring dengan perkembangan ilmu biologi dan
teknologi.

Beberapa poin penting yang dapat diambil sebagai kesimpulan adalah:

Klasifikasi embriologi merupakan metode klasifikasi organisme berdasarkan tahapan dan


karakteristik perkembangan embrio mereka. Ini adalah pendekatan penting dalam
pemahaman hubungan kekerabatan antara spesies dan sejarah evolusi.

Sejarah klasifikasi embriologi mencakup perkembangan pemahaman dari zaman kuno hingga
modern. Ilmuwan seperti Aristoteles, Leonardo da Vinci, Karl Ernst von Baer, dan Ernst
Haeckel telah memberikan kontribusi penting dalam perkembangan konsep-konsep
embriologi.

Hukum Baer, konsep epigenesis, biogenetik recapitulasi, dan klasifikasi berdasarkan asal usul
sel ektoderm dan endoderm adalah beberapa konsep kunci dalam klasifikasi embriologi.
Namun, beberapa konsep ini telah mengalami revisi atau koreksi seiring berjalannya waktu.

Pemahaman tentang klasifikasi embriologi memiliki implikasi dalam berbagai bidang,


termasuk ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kesehatan. Ini membantu kita memahami
perbedaan dan persamaan dalam perkembangan embrio antara berbagai spesies dan
memberikan wawasan tentang sejarah evolusi organisme.

Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang klasifikasi embriologi, kita dapat menggali
lebih dalam dalam pemahaman tentang keragaman kehidupan dan peran perkembangan
embrio dalam evolusi. Sementara beberapa konsep dalam sejarah telah mengalami revisi,
pemahaman modern tentang embriologi didasarkan pada pengetahuan genetika molekuler
dan biologi seluler yang lebih mendalam. Klasifikasi embriologi tetap menjadi alat penting
dalam ilmu biologi untuk memahami hubungan antar spesies dan sejarah perkembangan
organisme.

B. Saran

Tentu, berikut beberapa saran yang bisa membantu Anda dalam penulisan makalah atau
eksposisi tentang klasifikasi embriologi atau topik sejenis:

1. Penelitian Mendalam: Lakukan penelitian mendalam tentang klasifikasi embriologi,


termasuk memahami berbagai konsep, teori, dan perkembangan dalam sejarah embriologi.
Gunakan sumber-sumber ilmiah yang dapat dipercaya untuk mendukung argumen Anda.

2. Klarifikasi Tujuan: Pastikan Anda mengklarifikasi tujuan makalah Anda dengan jelas
dalam pendahuluan. Apakah tujuan Anda untuk menjelaskan konsep-konsep dasar,
mengeksplorasi sejarah klasifikasi embriologi, atau mengkaji implikasi praktisnya?
Klarifikasi tujuan akan membantu pembaca memahami arah makalah Anda.

3. Struktur yang Jelas: Susun makalah Anda dengan struktur yang jelas, termasuk
pendahuluan, latar belakang, pembahasan, dan kesimpulan. Ini akan membantu pembaca
mengikuti pemikiran Anda dengan baik.
4. Contoh dan Ilustrasi: Sertakan contoh-contoh konkret atau ilustrasi grafis, seperti diagram
atau gambar-gambar yang relevan, untuk membantu menjelaskan konsep klasifikasi
embriologi. Ini dapat membuat pemahaman lebih mudah bagi pembaca.

5. Panduan Pengembangan Teori: Jika Anda membahas teori-teori tertentu dalam klasifikasi
embriologi, pastikan Anda menguraikan teori-teori tersebut secara rinci. Bagaimana teori ini
muncul? Apa implikasinya? Bagaimana teori ini berkaitan dengan perkembangan ilmu
embriologi secara keseluruhan?

6. Contoh Studi Kasus: Sertakan contoh-contoh studi kasus atau penelitian yang
mengilustrasikan penerapan klasifikasi embriologi dalam praktik ilmiah atau medis. Ini dapat
membantu memperjelas relevansi topik tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

7. Kritisisme dan Perkembangan Terkini: Selain mendiskusikan konsep-konsep dasar, penting


juga untuk mempertimbangkan pandangan kritis terhadap teori-teori atau konsep-konsep
tertentu. Apakah ada perkembangan terkini dalam bidang ini yang perlu dipertimbangkan?

8. Bahasa yang Jelas dan Padat: Gunakan bahasa yang jelas dan padat. Hindari penggunaan
jargon yang tidak diperlukan dan pastikan setiap konsep dijelaskan dengan baik sehingga
dapat dipahami oleh pembaca yang mungkin tidak memiliki latar belakang ilmiah yang
mendalam.

9. Kesimpulan yang Kuat: Buatlah kesimpulan yang kuat yang merangkum poin-poin utama
dari makalah Anda. Tidak hanya sekadar merangkum, tetapi juga tunjukkan implikasi dari
apa yang telah Anda bahas dalam makalah.

10. Penyuntingan dan Koreksi: Terakhir, tetapi tidak kalah penting, selalu lakukan proses
penyuntingan dan koreksi untuk memastikan tata bahasa, ejaan, dan format makalah Anda
sesuai dengan standar yang berlaku.

BAB IV. DAFTAR PUSTAKA

Chat.openai.com

Anda mungkin juga menyukai