Anda di halaman 1dari 3

Nama : Priskila Bunga Tirza Nugraha

NIM : 215214100
Kelas : C

Refleksi Weekend Moral

1. Buat ringkasan isi/materi dari Narasumber?

2. Apa yang kupelajari (buah-buah rohani) dari weekend moral ini yang berguna bagiku?

3. Kesadaran baru apakah yang kudapatkan berkaitan dengan seksualitasku?

4. Niat apa yang perlu kubuat untuk semakin mengembangkan kedewasaan seksualitasku?

1. A. Materi dari Suster Ines adalah tentang Teologi tubuh. Bahwa tubuh kita adalah
Bait Allah dan sarana untuk mengekspresikan kasih Allah. Maka dari itu kita harus
menjaga tubuh kita dengan sebaik baiknya dan yang terpenting harus menghargai tubuh
kita sebagai mana yang di kehendaki Allah, karena sekarang ini banyak sekali kekerasan
dalam berbagai macam bentuk seperti, perdagangan orang, pembunuhan, penipuan,
pelecahan seksual, pornografi, sex tanpa komitmen, aborsi, perceraian, perkosaan, caci
maki, fitnah, gosip dan masih banyak lagi. Dunia ini semakin mengerikan, maka dari itu
kita sebagai kaum muda harus selalu hidup didalam Tuhan dan selalu berhati-hati.

Sekarang ini juga banyak situasi yang tidak normal mulai dianggap hampir
normal. Contohnya, saat pernikahan berlangsung, ternyata pengantin perempuan sudah
hamil duluan, sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu itu masih menjadi hal yang sangat
memalukan. Tetapi di zaman sekarang ini, banyak orang yang menganggap itu sudah
menjadi hal yang biasa. Contoh lain, anak-anak dibawah umur yang suka melihat film
dewasa pun sekarang ini dianggap sebagai hal yang biasa. Sangatlah miris.

Maka dari itu, sebagai kaum muda yang hidup di dalam kristus harus mampu
memahami seksualitas sebagai mana yang di kehendaki Allah. Karena lagi lagi sekarang
ini banyak orang yang menyalahgunakan seksualitas itu tadi dan akibatnya adalah aborsi,
mastrubasi, sex tanpa komitmen dan cinta dan parahnya lagi tubuh yang dijadikan
sebagai “pasar’ bagi industri.

Untuk itu, mari mendekat kepada Tuhan dan bertobatlah, karena dunia semakin
kejam, Semerah apapun dosa, selalu ada kesempatan untuk pulang. Karena Tuhan kita
adalah Tuhan yang Maha Pengampun dan Tuhan yang selalu merindukan anak-anaknya
untuk kembali kepada-Nya.

B. Materi dari Kak Vania adalah seksualitas yang dipandang dari psikologi.
Pengertian seksualitas sendiri menurut psikologis adalah aspek sentral manusia yang
menekankan seks identitas dan peran gender,orientasi seksual, erotisisme, kenikmatan,
intimatasi dan reproduksi. Nah, dalam diri kita tentunya juga memiliki orientasi seksual.
Ada beberapa macam contoh orientasi seksual, diantaranya heteroseksual (menyukai
lawan jenis), homoseksual (menyukai sesama jenis), Biseksual (menyukai baik pria
maupun wanita) dan ragu atau tidak tahu. Dan sebagai manusia pun seharusnya kita
merasa diri kita lahir sebagai laki-laki, perempuan atau yang lainya. Apapun itu, yang
terpenting kita harus bisa menerima diri. Jika kita tidak bisa menerima diri maka itu akan
meganggu kesehatan mental kita.

Penerimaan diri dapat dimulai dengan cara kita mencintai diri kita sendiri,
menghargai diri kita sendiri. Karena sebelum kita mencintai orang lain, kita pun harus
mampu mencintai diri kita terlebih dahulu. Dalam, berelasi atau menjalin hubungan pun
kita perlu menerima pasangan kita seperti menerima diri kita, harus mampu menghargai
dia dan menjaganya. Karena yang terpenting dalam sebuah hubungan adalah merasakan
kesejahteraan (relasi yang sehat) artinya mampu menerima satu sama lain dan tidak
saling menyakiti.

Dan yang sebaliknya ada Toxic Relationship atau relasi yang justru meracuni
artinya relasi yang membuat saya tidak bahagia, yang membuat saya terluka dan yang
lebih parahnya membuat saya merasa bukan manusia lagi. Bentuk dari toxic relationship
adalah isolasi (pengekangan atau pembatasan), banyak perbedaan pendapat yang
mengakibatkan masalah, saling menyalahkan satu sama lain, kecemburuan yang
berlebihan dan ketidakjujuran, dan yang ekstrim adalah kekerasan dalam pacaran (KDP),
pelecehan seksual, cyber sexual harassement. Semua itu dapat mengganggu psikologis
kita yang dampaknya mengarah ke kuliah kita, perasaan yang selalu mengganggap diri
tidak layak, dll.

Nah, lalu bagaimana cara kita membangun relasi yang sehat? Caranya adalah
consent atau pemberian persetujuan yang tidak dipaksakan.

2. Yang kupelajari dari weekend moral ini adalah aku lebih memahami apa itu toxic
relationship, aku lebih tahu tentang bagaimana cara untuk membangun relasi yang sehat
dan lebih mau belajar untuk menolak jika aku tidak setuju.

3. Kesadaran baru yang aku dapatkan adalah aku harus mampu menerima diriku sendiri,
aku harus menghargai dan menyayangi diriku lebih lagi, dan untuk kedepan aku harus
lebih dekat dengan Tuhan karena aku sadar sekarang ini hal duniawi sangat mengerikan.
Aku juga sadar bahwa ternyata seksualitas bukan selalu hal yang tabu, dan menjijikan
karena tanpa seksualitas kita bisa dikatakan bukan manusia.

4. Niat yang aku perbuat adalah aku mau lebih menerima dan menghargai diriku, akum au
lebih mampu menahan emosi dan tidak selalu menyalahkan pasanganku tentang segala
sesuatu yang terjadi, dan aku mau lebih menjaga hubunganku supaya tidak menjadi
hubungan yang toxic.

Anda mungkin juga menyukai