PENGEMBANGAN
PARIWISATA HALAL DI PROVINSI BANTEN
TESIS
Diajukan Untuk Persyaratan Memperoleh Gelar Master
Sosial (M.Sos)
Oleh:
Syifa Mutiara Ummah
2121051000003
PROGRAM MAGISTER
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMUKOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2023 M/ 1445 H
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Tesis
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunnikasi untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Sarjana
Sosial (M.Sos)
Oleh:
Syifa Mutiara Ummah
NIM 2121051000003
Pembimbing,
PROGRAM MAGISTER
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMUKOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2023 M/ 1445 H
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG TESIS
Mengetahui,
Dekan FDIKOM
METERA
7TEMPEL
10F8EAKX535527577
Sy h vauldid UMmah
2121051000003
ABSTRAK
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
iii
5. Dosen Pembimbing Akademik, Dr. Rulli Nasrullah, M.Si
yang telah memberikan arahan dan motivasi kepada
penulis.
6. Seluruh Dosen dan Staff Program Studi Magister
Komunikasi dan penyiaran Islam, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Kepada orang tua terkasih, Ibunda Dr. Yuyun Rohmatul
Uyuni, M.Ag. Papa Dr. Agus Gunawan, M.Pd, Papa Dicky
Oktaviani yang selalu memberikan doa, kasih sayang,
semangat, dukungan moril maupun materil sehingga
penulis dapat terus optimis dan semangat dalam meraih
cita-cita yang diinginkan.
8. Kepada kakak dan adik tersayang Ahmad Faiq Mu’tasyim
Billah, Arika Pratiwi, dan Zaky Dhiaulhaq Rahman, yang
telah mendukung penulis.
9. Kepada Bapak Fauzi yang telah membantu memberikan
ide-ide dalam pembuatan tesis ini.
10. Kepada Muhammad Fauzi Rais Lutfi yang telah membantu
dan memberikan dukungan kepada penulis.
11. Teruntuk teman seperjuangan Program Studi Magister
Komunikasi dan Penyiaran Islam Tahun 2021 yang telah
menjadi teman berdiskusi, belajar, dan berbagi informasi
seputar akademik selama perkuliahan.
iv
DAFTAR ISI
v
3. Pariwisata ........................................................................ 49
4. Pariwisata Halal............................................................... 56
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Luas Wilayah dan Jumlah Kecamatan/Kelurahan Menurut
Kabupaten dan Kota Di Provinsi Banten Tahun 2022 ....... 68
Tabel 3.2 Jumlah Sungai, dan Situ/Waduk dirinci menurut
Kabupaten/Kota di Banten Tahun 2022 ............................. 69
Tabel 3.3 Jumlah Populasi Penduduk Berdasarkan Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten Tahun 2022 .............................................. 71
Tabel 3.4 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Provinsi
Banten 2018-2022 .............................................................. 72
Tabel 3.5 Jumlah Objek Wisata Menurut Jenis Wisata di Provinsi
Banten ................................................................................ 75
Tabel 3.6 Identitas Informan ................................................................ 83
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Wildan Insan Fauzi, Murdiyah Winarti, and Ayi Budi Santosa, “Islamic
Tourism: A Form of Harmonization of Religion, Politics, Social, Culture and
Economy,” in Advances in Social Science, Education and Humanities Research,
vol. 259, 2019, 355–359.
2
Katerina Angelevska-Najdeska and Gabriela Rakicevik, “Planning of
Sustainable Tourism Development,” Procedia - Social and Behavioral Sciences
44 (2012): 210–220.
1
2
3
D. Azhari et al., “Achieving Sustainable and Resilient Tourism: Lessons
Learned from Pandeglang Tourism Sector Recovery,” IOP Conference Series:
Earth and Environmental Science 704, no. 1 (2021).
4
Hatem El-Gohary, “Halal Tourism, Is It Really Halal?,” Tourism
Management Perspectives 19 (2016): 124–130.
5
Muhammad Yasir Yusuf et al., “The Determinants of Tourists’ Intention
to Visit Halal Tourism Destinations in Aceh Province,” Samarah 5, no. 2 (2021):
3
892–912.
6
Joan C. Henderson, “Sharia-Compliant Hotels,” Tourism and Hospitality
Research 10, no. 3 (2010): 246–254.
4
7
DinarStandard, “State of the Global Islamic Economy Report
2021/2022,” State of the Global Islamic Economy Report 2020/21 (2022): 4–
5
202.
Mastercard-Crescentrating, “Global Muslim Travel Index 2022 Report,”
8
10
Riska Destiana and Retno Sunu Astuti, “Pengembangan Pariwisata Halal
Di Indonesia,” COPAS: Conference on Public Administration and Society 01
(2011): 331–353.
7
11
KNEKS, “Sembilan Strategi Jadikan Indonesia Destinasi Wisata Halal
Kelas Dunia,” Https://Knks.Go.Id, last modified 2019, accessed February 28,
2023,
12
Muhammad Endriski Agraenzopati Haryanegara, Muhamad Adibagus
8
Ilham Akbar, and Evi Novianti, “Peran Label Pariwisata Halal Sebagai Daya
Tarik Wisata Budaya Di Lombok, Nusa Tenggara Barat,” Tornare: Journal of
Sustainable Tourism Research 3, no. 1 (2021): 35–39,
9
13
Sutisna, “Targetkan Jadi 10 Besar Destinasi Wisata Halal, Provinsi
Banten Punya Ribuan Potensi Wisata, Apa Saja?,” Kabar Banten, last modified
2021, accessed February 28, 2023.
11
14
Rizky Adhitya Pradani, Suryono Herlambang, and Suryadi Santoso,
“Studi Integrasi Wisata Religius Dan Wisata Bahari (Objek Studi: Kawasan
Banten Lama Dan Pelabuhan Karangantu),” Jurnal Sains, Teknologi, Urban,
Perancangan, Arsitektur (Stupa) 2, no. 2 (2020): 2743.
15
Nadhira Shafira Salsabila, “Pengelolaan Promosi Destinasi Mice
Melalui Media" ISSN : 2775-7374” (2019): 391–398.
16
Wati Susilawati et al., “Evaluasi Kesadaran Wisatawatan Lokal
Mengenai Wisata Halal Pemandian Air Panas Garut,” Jurnal Pariwisata
Indonesia 2, no. Vol 2 No 2 (2020): Jurnal ALTASIA (Edisi Khusus)-
Acceptance (2020): 199–207.
17
Arif Ramdan Sulaeman and Humaira Afaza, “Strategi Komunikasi
Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Aceh Melalui Program Wisata
Halal Wilayah Banda Aceh, Aceh Besar, Dan Sabang,” Jurnal Al-Bayan 25, no.
1 (2019): 92–115.
12
18
Lintang Zeny Setyaningrum, Andre N. Rahmanto, and Basuki Agus
Suparno, “Komunikasi Pariwisata Dalam Pengembangan Destinasi Wisata Di
‘Nepal Van Java’ Dusun Butuh, Kabupaten Magelang,” Seminar Nasional
Pariwisata dan Kewirausahaan (SNPK) 1 (2022): 94–103.
19
D. Laurence Kincaid, The Convergence Model Communnication (New
York: East-West Center, 1979).
13
20
Riky Rakhmadani, “Komunikasi Pembangunan Partisipatif Dalam
Pengembangan Desa Wisata Sajen Edu Adventure Melalui Pemberdayaan
Masyarakat,” Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan 25, no. 1
(2021): 33–44.
21
Karmila Muchtar, “Penerapan Komunikasi Partisipatif Pada
Pembangunan Di Indonesia,” Jurnal Makna. 1, no. 1 (2016): 20–32,
https://doi.org/10.33558/makna.v1i1.795.
22
Rahim SA. 2004. Participatory Development Communication as a
Dialogical Process. Dalam White SA (Ed) Participatory Communication
Working for Change and Development. London: Sage Publication Ltd., n.d.
23
I Satriani, P Muljono, and R W E Lumintang, “Komunikasi Partisipatif
Pada Program Pos Pemberdayaan Keluarga,” Jurnal Komunikasi Pembangunan
9, no. 2 (2011): 17–27.
14
24
Antara, “Kendala Implementasi Wisata Halal Indonesia Menurut
16
2. Manfaat Praktis
1) Bagi praktisi diharapkan dapat menjadi wawasan dan
pengetahuan baru mengenai bagaimana komunikasi
partisipatif dalam pengembangan pariwisata halal di
provinsi Banten, serta dapat menjadi referensi dan rujukan
untuk bahan penelitian yang lebih mendalam.
2) Bagi pemerintah daerah dan sekitarnya, penelitian ini
diharapkan dapat menjadi masukan serta bahan evaluasi
bagi Pemerintah Provinsi Banten dalam pengembangan
pariwisata halal di Provinsi Banten melalui konsep
komunikasi pembangunan partisipatif.
3) Bagi instansi dan cendikiawan/i diharapkan dapat menjadi
sumber referensi dan pemikiran baru terkait penulisan,
penelitian, pembelajaran, dan lain-lain
F. Penelitian Terdahulu
Pariwisata halal menjadi peluang strategis untuk di
kembangkan di berbagai daerah Indonesia. Mayoritas
masyarakat Indonesia yang beragama Islam menjadi kekuatan
besar untuk menciptakan pariwisata halal yang kini telah gencar
direncanakan oleh banyak negara untuk mendatangkan
wisatawan ke wilayahnya masing-masing. Pariwisata halal tidak
hanya menjadi perhatian bagi pemerintah saja, melainkan juga
menjadi perhatian bagi par apeneliti untuk mengakaji lebih
lanjut mengenai prospek fenomena yang tengah berkembang ini.
Lingkup kajian mengenai pariwisata halal tidak hanya dikaji dari
sisi ekonomi saja melainkan harus dikaji dari berbagai macam
19
27
Soraya Ratna Pratiwi, Susanne Dida, and Nuryah Asri Sjafirah, “Strategi
Komunikasi Dalam Membangun Awareness Wisata Halal Di Kota Bandung,”
Jurnal Kajian Komunikasi 6, no. 1 (2018): 78.
20
28
Yani Tri Wijayanti, “Komunikasi Pemasaran Wisata Halal Di
Banyuwangi Dan Gunungkidul,” Jurnal Komunikasi 16, no. 1 (2021): 63–72.
22
29
Atie Rachmiatie et al., “Strategi Komunikasi Pariwisata Halal Studi
Kasus Implementasi Halal Hotel Di Indonesia Dan Thailand,” Amwaluna:
Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah 4, no. 1 (2020): 55–74.
23
halal.
Keempat, yaitu Penelitian tesis Fuad Muchlis dengan judul
“Analisis Komunikasi Partisipatif dalam Program
Pemberdayaan Masyarakat.” 30
Penelitian ini menjelaskan
bahwa pemberdayaan dipandang sebagai jawaban atas
pengalaman pembangunan yang didasari oleh kebijakan yang
terpusat. Proses pembangunan yang tidak partisipatif dan
cenderung melupakan kebutuhan rakyat menyebabkan matinya
inovasi dan kreasi rakyat untuk memahami kebutuhannya
sendiri. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peran
fasilitator dalam aktivitas PNPM MPd, mengungkapkan
makna kredibiltas fasilitator menurut perspektif partisipan dan
pelaku PNPM MPd, serta menganalisis aktivitas komunikasi
yang berlangsung.
Hasil penelitian ini yaitu merujuk pada konsep akses,
heteroglasia, dan dialog. Komunikasi antara fasilitator dengan
sesama partisipan dalamm aktivitas PNPM MPd berlangsung
secara tidak partisipatif. Hal ini disebabkan oleh situasi dimana
fasilitator tidak dapat menjalankan perannya secara optimal.
Fakta dimana peran fasilitator tidak optimal dan kredibilitas
menurun ini terjadi karena kebijakan pemerintah terhadap
program tidak mendorong visi pemberdayaan.
Kelima, yaitu penelitian R. Restama Gustar
Hastosaptyadhan, Sumardjo, Dwi Sadono dengan judul
30
Fuad Muchlis, “Analisis Komunikasi Partisipatif Dalam Program
Pemberdayaan Masyarakat.” Tesis Sekolah Pascasarjana Institut Petanian
Bogor (2009),
24
31
R Restama Gustar; Hastosaptyadhan, Sumardjo;, and Dwi Sadono,
“Komunikasi Partisipatif Kelompok Sadar Wisata Dalam Pengelolaan Wisata
Gunung Api Purba Nglanggeran Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,” Jurnal
Komunikasi Pembangunan 14, no. 1 (2016): 65–77.
25
32
Asfi Manzilati, Metode Penelitian Kualitatif : Paradigma, Metode, Dan
Aplikasi (Malang: Malang: Universitas Barawijaya Press, 2017).
33
Erlina Diamastuti, “Paradigma Ilmu Pengetahuan Sebuah Telaah Kritis”
(2006): 61–74.
26
34
Dedy N. Hidayat, Paradigma Dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik
Klasik (Jakarta: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia,
2003).
35
Agus Salim, Teori Dan Paradigma Penelitian Sosial (Yogyakarta: PT
Tiara Wacana, 2006).
27
36
Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kualitatif (Qualitative Research
Approach), 1st ed. (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2018).
37
Gumilar Rusliwa Somantri, “Memahami Metode Kualitatif,” Makara
Human Behavior Studies in Asia 9, no. 2 (2005): 57.
38
Conny R Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik,
Dan Keunggulannya, 1st ed. (Jakarta: Grasindo, 2010).
28
39
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2007).
40
Muh Fitrah and Luthfiyah, Metodologi Penelitian (Penelitian Kualitatif,
Tindakan Kelas & Studi Kasus (Sukabumi: CV Jejak, 2017).
41
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial (Jakarta: Grafindo
Persada, 2007).
29
42
Faisal, Format-Format Penelitian Sosial.
30
43
Muhammad Rijal Fadli, “Memahami Desain Metode Penelitian
Kualitatif,” Humanika 21, no. 1 (2021): 33–54.
44
Hasyim Hasanah, “Teknik-Teknik Observasi” 8, no. 1 (2017): 21.
31
45
Hasanah, “Teknik-Teknik Observasi.”
32
46
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta:
Kencana, 2006).
47
I. Made Indra and Ika Cahyaningrum, Cara Mudah Memahami
Metodologi Penelitian (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2019).
33
48
Lexy. J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosdakarya,
2002).
34
49
Ahmad Rijali, “Analisis Data Kualitatif,” Alhadharah: Jurnal Ilmu
Dakwah 17, no. 33 (2019): 81.
50
Mohammad Mulyadi, “Riset Desain Dalam Metodologi Penelitian,”
Jurnal Studi Komunikasi dan Media 16, no. 1 (2013): 71.
35
51
Bachtiar S Bachri, “Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi
Pada Penelitian Kualitatif,” Teknologi Pendidikan 10 (2010): 46–62.
36
52
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif.
37
A. Landasan Teori
1. Model Komunikasi Konvergensi
Model komunikasi konvergensi digagas oleh Kincaid yang
naskahnya diterbitkan pada tahun 1978 oleh East-West
Communication Center Institute. Kincaid mengembangkan
model proses komunikasi berdasarkan prinsip konvergensi
yang diambil dari hasil kajian teori informasi dan cybernetics.
Model ini mencoba memutar balik model komunikasi linier
yang selama ini banyak mendominasni riset-riset komunikasi.
Dalam kajiannya tentang model komunikasi yang bersifat linier
dan mekanistis itu, Kincaid melihat ada sesuatu yang
tersembunyi dan bias dari sisi psikologi. Karena itu Kincaid
lebih jauh menganalisisnya dengan memakai pendekatan
cybernetic, sehingga ia berhasil membuat paradigma baru
bahwa komunikasi adalah proses konvergensi dan divergensi
yang berputar dari waktu ke waktu. 1
Kincaid menunjukkan beberapa kesalahan (bisa) yang yang
terdapat dlam model linier yaitu: 1) Pandangan yang melihat
komunikasi sebagai suatu proses linier, satu arah, dna sifatnya
vertical. Ia tidka melihat komunikasi sebagai suatu proses yang
berputar sebagai lingkaran, dua arah, dan bisa berlangsung darii
waktu ke waktu. 2) Sumber jadi dominan dimana khalayak atau
penerima sangat tergantung pada dirinya, dan tidak melihat
1
D. Laurence Kincaid, The Convergence Model Communnication (New
York: East-West Center, 1979).
39
40
2
Alexander G. Flor and Hafied Cangara., Komunikasi Lingkungan:
Penanganan Kasus-Kasus Lingkungan Melalui Strategi Komunikasi (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2018).
43
3
Sitti Aminah et al., “Perubahan Model Komunikasi Dan Pergeseran
Paradigma Pembangunan Dalam Perspektif Sejarah,” Paramita: Historical
Studies Journal 24, no. 1 (2014): 92–103.
4
Rinta Arina Manasikana and Ratna Noviani, “Peran Media Massa Dan
Teknologi Dalam Transformasi Keintiman Di Indonesia,” Calathu: Jurnal Ilmu
Komunikasi 3, no. 1 (2021): 7–19.
44
5
Ali Alamsyah Kusumadinata, Pengantar Komunikasi Perubahan Sosial
(Sleman: Deepublish, 2016).
45
6
Aminah et al., “Perubahan Model Komunikasi Dan Pergeseran
Paradigma Pembangunan Dalam Perspektif Sejarah.”
7
Yetty Oktarina and Yudi Abdullah, Komunikasi Dalam Perspektif Teori
Dan Praktik (Seleman: Deepublish, 2017).
46
8
Daryanto, Teori Komunikasi (Malang: Penerbit Gunung Samudera,
2014).
9
Rahim SA. 2004. Participatory Development Communication as a
Dialogical Process. Dalam White SA (Ed) Participatory Communication
Working for Change and Development. London: Sage Publication Ltd.
47
10
Nurul Fadzar Sukarni, “Peran Komunikasi Partisipatif Masyarakat
Dalam Upaya Memperkenalkan Kampung Inggris Di Desa Pare Kediri Jawa
Timur,” Jurnal Pustaka Komunikasi 1, no. 2 (2018): 289–301.
11
Kusumadinata, Pengantar Komunikasi Perubahan Sosial.
12
Andi Kardian Riva’i, Komunikasi Pembangunan: Tinjauan Teori
Komunikasi Dalam Pembangunan Sosial (Pekanbaru: Hawa dan Ahwa, 2016).
48
13
Daryanto, Teori Komunikasi.
50
14
B.A Simanjuntak, Flores Tanjung, and Rosramadhana Nasution, Sejarah
Pariwisata Menuju Perkembangan Pariwisata Indonesia (Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia, 2015).
15
I Gusti Bagus Rai Utama, Pengantar Industri Pariwisata (Yogyakarta:
Deepublish, 2014).
51
16
Utama, Pengantar Industri Pariwisata.
52
17
Utama, Pengantar Industri Pariwisata.
18
Utama, Pengantar Industri Pariwisata.
53
19
Utama, Pengantar Industri Pariwisata.
54
20
Erika Revida, Sherly Gaspersz, and Kuku Jola Uktolseja, Pengantar
Pariwisata (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020).
21
Revida, Gaspersz, and Uktolseja, Pengantar Pariwisata.
55
22
Faizul Abrori, Pariwisata Halal Dan Peningkatan Kesejahteraan
(Malang: Literasi Nusantara, 2020).
23
Abrori, Pariwisata Halal Dan Peningkatan Kesejahteraan.
24
Lufi Wahidati and Eska Nia Sarinastiti, “Perkembangan Wisata Halal Di
Jepang,” Jurnal Gama Societa 1, no. 1 (2018): 9.
25
Wahidati and Sarinastiti, “Perkembangan Wisata Halal Di Jepang.”
57
26
Azhari Akmal Tarigan, Dari Etika Ke Spiritualitas Bisnis (Medan:
Penerbit IAIN Press, 2014).
27
R Sofyan, Prospek Bisnis Pariwisata Syariah (Jakarta: Republika,
2012).
58
28
Demeiati Nur Kusumaningrum et al., “South Korea Halal Tourism Trend
(Trend Pariwisata Halal Korea Selatan),” Seminar Nasional dan Gelar Produk
(2017): 855–865.
29
Sri Maryati, “Persepsi Terhadap Wisata Halal Di Kota Padang,”
Maqdis : Jurnal Kajian Ekonomi Islam 4, no. 2 (2019): 117.
59
30
Mastercard-Crescentrating, “Global Muslim Travel Index 2022 Report.”
61
31
R Restama Gustar; Hastosaptyadhan, Sumardjo, Dwi Sadono, “Komunikasi
Partisipatif Kelompok Sadar Wisata Dalam Pengelolaan Wisata Gunung Api
Purba Nglanggeran Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,” Jurnal Komunikasi
Pembangunan 14, no. 1 (2016): 65–77.
32
Rahim SA. Participatory Development Communication as a Dialogical
Process.
62
halal Banten.
Komunikasi partisipatif dalam hal ini bertujuan untuk
memberikan dampak positif pada pembangunan daerah dan
perubahan sosial ke arah yang lebih baik melalui pengembangan
wisata halal di provinsi Banten, Oleh sebab itu diperlukannya
kerjasama antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat
dalam pelaksanaannya. Kesadaran wisata halal bagi Masyarakat
dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan wisata halal ini
dapat dilakukan melalui pendekatan komunikasi partisipatif yang
melibatkan unsur masyarakat itu sendiri dalam setiap prosesnya.
63
Masalah penelitian:
- Masyarakat belum memiliki kesadaran
(awareness) dan kepedulian pada labelisasi
halal dalam suatu produk dan aktivitas sehari-
hari.
- Komunikasi dan sosialisasi menganai wisata
halal belum dimaksimalkan
Komunikasi Partisipatif
1. Paradigma : Kontruktivisme
2. Pendekatan : Kualitatif Deskriptif
3. Teknik : Observasi, Wawancara,
Studi Pustaka
1
Binuko Amarseto, Ensiklopedia Kerajaan Islam Di Indonesia
(Yogyakarta: Relasi Inti Media, 2017).
64
65
2
Manor Usman, “Meninjau Kembali Sejarah Banten,” Salus Cultura:
Jurnal Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (2021): 105–116.
3
Usman, “Meninjau Kembali Sejarah Banten.”
66
4
BPS Provinsi Banten, Pariwisata Banten Dalam Angka Tahun 2019
(Dinas Pariwisata Provinsi Banten, 2019).
67
5
Bantenprov.go.id, “Profil Provinsi,” accessed August 18, 2023,
https://bantenprov.go.id/profil-provinsi/sejarah-banten.
68
lintas laut yang strategis karena dapat dilalui kapal besar yang
menghubungkan Australia dan Selandia Baru dengan kawasan
Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Disamping itu Banten merupakan jalur penghubung anatara
Jawa dan Sumatera. Wilayah Banten terutama daerah
Tangerang raya (Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan
Kota Tangerang Selatan) menjadi wilayah penyangga Jakarta
sebagai Ibu Kota Negara.6
Tabel 3.1 Luas Wilayah dan Jumlah
Kecamatan/Kelurahan Menurut Kabupaten dan Kota Di
Provinsi Banten Tahun 2022
Kabupaten/Kota Luas Area (km2) Kecamatan Kelurahan
Kab. Pandeglang 2.771,414 35 339
Kab. Lebak 3.312,180 28 345
Kab. Tangerang 1.027,757 29 274
Kab. Serang 1.469,908 29 326
Kota Tangerang 178,347 13 104
Kota Cilegon 162,514 8 43
Kota Serang 265,787 6 67
Kota Tangsel 164,860 7 54
Banten 9.352,767 155 1552
Sumber: BPS Provinsi Banten 2023
Merujuk pada tabel 3.1 Banten memiliki empat kabupaten
dan empat kota yaitu: Kabupaten Pandeglang, Kabupaten
Lebak, Kabupaten Tangerang, dan Kabupaten Serang, Kota
Tangerang, Kota Cilegon, Kota Serang, dan kota Tangerang
Selatan. Dari seluruh kabupaten/kota terbagi menjadi 155
kecamatan dan 1552 desa/kelurahan. Kabupaten Lebak
merupakan wilayah terluas di Banten yaitu sebesar 35,41 persen
6
Bantenprov.go.id, “Profil Provinsi.”
69
7
Badan Pusat Statistik Banten, Provinsi Banten Dalam Angka 2023
(Laporan Statistik, Badan Pusat Statistik, 2023),
https://banten.bps.go.id/publication/2023/02/28/482ee839483674f34dd96faf/pr
ovinsi-banten-dalam-angka-2023.html.
70
8
Banten, Provinsi Banten Dalam Angka 2023.
71
9
Banten, Provinsi Banten Dalam Angka 2023.
73
10
Banten, Pariwisata Banten Dalam Angka Tahun 2019.
75
Kab. Pandeglang
Kota Tangerang
Kab. Tangerang
Kota Tangsel
Kota Cilegon
Jenis Wisata
Kota Serang
Kab. Serang
Kab. Lebak
Total
Wisata Alam 115 20 39 80 5 6 14 0 279
Wisata 15 2 6 5 11 2 1 19 61
Buatan
Wisata 42 3 1 0 0 0 2 1 49
Budaya
Wisata Religi 87 2 3 4 0 1 0 13 110
Minat 10 1 4 9 0 3 18 3 48
Khusus
Lain-lain 2 2 0 3 1 0 0 17 25
Banten 271 30 53 101 17 12 35 53 572
Sumber: Dinas Pariwisata Banten
Untuk melihat lebih detail, berikut merupakan jenis-jenis
wisata yang menjadi daya tarik pariwisata Banten, dapat dilihat
dibawah ini:
1. Wisata Alam
Merujuk pada Tabel 3.4 populasi daya tarik wisata di
banten adalah wisata alam, terdapat 279 wisata alam yang
tersebar di wilayah Banten. Setiap daerah kabupaten /kota
di Banten terdapat wisata alam, kecuali di Kota Tangerang
Selatan karena daerah tersebut berbatasan langsung dengan
Kota Jakarta Selatan, sehingga hampir seluruh lahannya
76
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1
Rahim SA. 2004. Participatory Development Communication as a Dialogical
Process. In White SA (Ed) Participatory Communication Working for Change
and Development. London: Sage Publication Ltd.
114
115
2
Sukarni, “Peran Komunikasi Partisipatif Masyarakat Dalam Upaya
Memperkenalkan Kampung Inggris Di Desa Pare Kediri Jawa Timur.”
116
3
Waluyo Handoko, Adhi Iman Sulaiman, and Andi Ali Said Akbar,
“Komunikasi Partisipatif Dalam Proses Pembagunan Bendungan Matenggeng
Kabupaten Cilacap Jawa Tengah,” Jurnal Penelitian Komunikasi 17, no. 2
(2014): 141–152.
118
4
Muhammad Hamdan Yuwafik, “ISLAM, MEDIA SOSIAL DAN MILENIAL:
Penggunaan Grup Whatsapp Sebagai Media Komunikasi Remaja Islam
Wonorejo Malang,” IJoIS: Indonesian Journal of Islamic Studies 1, no. 01
(2020): 39–50.
5
Hastosaptyadhan, Sumardjo;, and Sadono, “Komunikasi Partisipatif
Kelompok Sadar Wisata Dalam Pengelolaan Wisata Gunung Api Purba
Nglanggeran Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.”
119
6
Nita; Triyandra Rimayanti Annisa Citra, “Perencanaan Komunikasi
Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik Dan Persandian Kota Pekanbaru
Dalam Mensosialisasikan Program Smart City,” Jurnal Online Mahasiswa
(JOM) Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4, no. Vol 4, No 2 (2017): 1–13.
120
7
Resa Vio Vani, Sania Octa Priscilia, and Adianto Adianto, “Model
Pentahelix Dalam Mengembangkan Potensi Wisata Di Kota Pekanbaru,”
Publikauma : Jurnal Administrasi Publik Universitas Medan Area 8, no. 1
(2020): 63–70.
8
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2008).
121
9
Satriani, Muljono, and Lumintang, “Komunikasi Partisipatif Pada Program
Pos Pemberdayaan Keluarga.”
122
125
126