Anda di halaman 1dari 3

RAGAM TAUHID

Al-Ustadz Hamdan Abu Nabhan menjelaskan, Tauhid adalah meng-esakan Allah ta’ala pada rububiyyah-Nya,
uluhiyyah-Nya dan kesempurnaan nama-nama (asma) dan sifat-sifat-Nya. Macam-macam tauhid ada tiga: Tauhid
Rububiyyah, Tauhid Uluhiyyah dan Tauhid Asma dan Sifat. Ada juga yang membagi Tauhid menjadi dua: Tauhid Ilmiy
I’tiqadiy dan Tauhid Iradiy Thalabiy. (Lihat, Mujmalu Ushul Ahl as-Sunnah wa al-Jama’ah fi al-‘Aqidah, Nashir al-‘Aql, hal.
10-13)
Tambahan: Tauhid Ilmiy I’tiqadiy adalah istilah lain dari Tauhid Rububiyyah serta Tauhid Asma dan Sifat, sedangkan
Tauhid Iradiy Thalabiy adalah istilah lain dari Tauhid Uluhiyyah.
I. Tauhid Rububiyyah
Ialah Tauhid kepada Allah swt. berkaitan dengan apa yang dilakukan Allah swt., seperti menciptakan, memberi
rezeki, mengatur urusan, menghidupkan, mematikan dan sebagainya.
Maka tidak ada yang menciptakan selain Allah, sebagaimana firman-Nya,
.‫ َو ُه َو َعىل ِّلُك ْيَش ٍء َو ِكيل‬، ‫اُهَّلل خاِلُق ِّلُك ْيَش ٍء‬
Allah Pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu. Qs. Az-Zumar [39]: 62.
Tambahan:
.‫ أي حافظ وقامئ به‬، ‫اُهَّلل خاِلُق ِّلُك ْيَش ٍء‬
Yakni menjaganya dan bertanggung jawab terhadapnya. (Tafsir al-Qurthubiy, 15: 274)
Dan tidak ada yang memberi rezeki selain Allah, sebagaimana firman-Nya,
.‫َو ما ِم ْن َد اَّبٍة يِف اَأْلْر ِض اَّل َعىَل اِهَّلل ِر ْز ُقها‬
‫ِإ‬
Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Qs. Hud [11]: 6.
Tambahan:
.‫ زحفا عىل بطنه أو مشيا عىل قوامئه‬، ‫ لك ما يدّب عىل األرض‬: ‫واّدل ابة يف اللغة‬
Kalimat ad-daabbatu dalam bahasa artinya setiap yang bergerak di atas bumi, baik merangkak dengan perutnya
maupun berjalan dengan kakinya. (Wahbah az-Zuhailiy, at-Tafsir al-Munir, 12: 19)
Dan tidak ada yang mengatur selain Allah, sebagaimana firman-Nya,
. ‫ُيَد ِّبُر اَأْلْم َر ِم َن الَّس امِء ىَل اَأْلْر ِض‬
Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi. Qs. As-Sajdah [32]: 5.
‫ِإ‬
Tambahan: Tentu hal ini pun tidak dapat kita fikirkan secara sembrono, bahwa Allah itu bertempat di langit yang kita
tengadah dengan kepala ini. Yang terang ialah bahwa langit itu pun mempunyai arti tinggi; tinggi, tinggi sekali. Dari
mahligai atau singgasana yang tinggi itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala, Yang Maha suci, Maha Tinggi mengatur bumi
ini, atau menekuri bumi ini, buat diatur urusannya bersama-sama dengan alam yang lain. (Hamka, Tafsir al-Azhar, 7:
5599)
Dan tidak ada yang menghidupkan dan mematikan selain Allah, sebagaimana firman-Nya,
. ‫ُه َو حُي يِي َو ُيِم يُت َو َلْي ِه ُتْر َجُع وَن‬
Dialah yang menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. Qs. Yunus [10]: ‫ ِإ‬56.
Tambahan:
‫اَل ْبراِه ُمي َف َّن اَهَّلل َي ْأيِت‬RR‫اَل َأاَن ُأْحيِي َو ُأِم يُت ق‬RR‫اَل ْبراِه ُمي َر َيِّب اِذَّل ي ْحُي يِي َو ُيِم يُت ق‬RR‫َأَلْم َتَر ىَل اِذَّل ي َح اَّج ْبراِه َمي يِف َر ِّبِه َأْن آاتُه اُهَّلل اْلُم َكْل ْذ ق‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬ ‫ِإ‬ ‫ِإ‬ ‫ِإ‬ ‫ِإ‬
. ‫اِب لَّش ْم ِس ِم َن اْلَم ِرْشِق َفْأِت هِب ا ِم َن اْلَم ْغِر ِب َفِهُب َت اِذَّل ي َكَفَر َو اُهَّلل ال ْهَيِد ي اْلَقْو َم الَّظ اِلِم َني‬
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah
memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan, "Tuhanku ialah Yang
menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata, "Saya dapat menghidupkan dan mematikan." Ibrahim berkata,
"Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat." Lalu terdiamlah orang kafir
itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Qs. Al-Baqarah [2]: 258)
Tauhid Rububiyyah ini benar-benar diakui oleh orang-orang kafir pada zaman Rasulullah saw., tetapi tidak
memasukkan mereka ke dalam agama Islam. Hal ini sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
. ‫َو َلْنِئ َس َأْلُهَتْم َمْن َخ َلَق الَّس امواِت َو اَأْلْر َض َلَيُقوُلَّن اُهَّلل‬
Dan sungguh, jika engkau (Muhammad) tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” tentu
mereka akan menjawab, “Allah.” Qs. Luqman [31]: 25.
Tambahan:
. ‫ُقِل اَحلْم ُد ِهلل‬
Katakanlah, “Segala puji bagi Allah.” Qs. Luqman [31]: 25.

1
. ‫ َال ِلَم ْن َال ْخَي ُلُق َش ْيًئا َو ْمُه ْخُي َلُقوَن‬، ‫ اْلَحْم ُد ِهَّلِل اِذَّل ي َخ َلَق َذ َكِل‬: ‫ َفُقْل َلُهُم‬، ‫َف َذ ا َقاُلوا َذ َكِل‬
‫ِإ‬
Jika mereka menjawab demikian, maka katakanlah kepada mereka, “Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan
semua itu. Bukan kepada sekutu-sekutu yang tidak mampu menciptakan apa-apa, bahkan sekutu-sekutu itu sendiri
diciptakan.” (Tafsir ath-Thabariy, 18: 570)
II. Tauhid Uluhiyyah
Ialah Tauhid kepada Allah berkaitan dengan perbuatan hamba yang diperintahkan oleh Allah Swt. (ibadah). Maka
seluruh bentuk ibadah dilakukan kepada Allah swt. seorang tidak ada sekutu bagi-Nya, seperti berdoa, takut,
tawakkal, memohon pertolongan, memohon perlindungan dan lain-lain.
Maka kita tidak berdo’a kecuali kepada Allah, sebagaimana firman-Nya,
. ‫َو قاَل َر ُّبُمُك اْد ُع ويِن َأْس َتِج ْب َلْمُك‬
Dan Rabbmu berfirman, “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.” Qs. Al-Mu’min [40]: 60.
Tambahan:
‫رأ { َو َق اَل َر ُّبْمُك ادعوىن َأْس َتِج ْب َلْمُك َّن اذلين‬RR‫ادة " مث ق‬RR‫ العب‬: ‫ " ادلعاء هو‬: ‫ قال رسول هللا صىل هللا عليه وسمل‬: ‫عن النعامن بن بشري قال‬
‫ِإ‬
.» } ‫ عن دعايئ { َس َيْد ُخ ُلوَن َهَجَمَّن داخرين‬: ‫َيْس َتْكُرِب وَن َع ْن ِع َباَد ىِت } قال‬
Dari an-Nu’man bin Basyir ra., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Do’a adalah ibadah.” Kemudian beliau
membacakan ayat Qs. Al-Mu’min: 60. Hr. al-Bukhari pada al-Adab al-Mufrad, Abu Daud, dll. (Asy-Syaukaniy, Tafsir
Fathul Qadir, 6: 334)
Dan kita tidak takut kecuali kepada Allah, sebagaimana firman-Nya,
. ‫َفال خَت اُفوْمُه َو خاُفوِن ْن ُكْنْمُت ُمْؤ ِمِنَني‬
‫ِإ‬
Janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang beriman. Qs. Ali Imran [3]:
175.
Dan kita tidak tawakkal kecuali kepada Allah, sebagaimana firman-Nya,
. ‫َو َعىَل اِهَّلل َفَتَو ُلَّكوا ْن ُكْنْمُت ُمْؤ ِمِنَني‬
Dan hanya kepada Allah kamu harus bertawakkal, jika kamu orang-orang beriman. Qs. Al-Maidah [5]: 23.
‫ِإ‬
Dan kita tidak memohon pertolongan kecuali kepada Allah, sebagaimana firman-Nya,
. ‫اَّي َك َنْع ُبُد َو اَّي َك َنْس َتِع ُني‬
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Qs. Al-Fatihah ‫ِإ‬ [1]:
‫ِإ‬
5.
Dan kita tidak memohon perlindungan kecuali kepada Allah, sebagaimana firman-Nya,
. ‫ُقْل َأُعوُذ ِبَر ِّب الَّناِس‬
Katakanlah, “Aku berlindung kepada Rabbnya manusia.” Qs. An-Naas [114]: 1.
Tauhid Uluhiyyah inilah yang dibawa oleh para rasul as. Allah Ta’ala berfirman:
. ‫ َو اْج َتِنُب وا الَّط اُغوَت‬، ‫َو َلَقْد َبَع ْثنا يِف ِّلُك ُأَّم ٍة َر ُس واًل َأِن اْع ُبُد وا اَهَّلل‬
Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang Rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan
jauhilah Thaghut.” Qs. An-Nahl [16]: 36.
Dan Tauhid Uluhiyyah ini adalah Tauhid yang diingkari oleh orang-orang kafir, dulu dan kini. Hal ini sebagaimana
firman Allah Ta’ala menceritakan ucapan mereka,
. ‫ َّن هذا َلْيَش ٌء جُع اٌب‬، ‫َأَجَع َل اآْلِلَهَة لهًا واِح دًا‬
Apakah dia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan yang satu saja? Sungguh,
‫ِإ‬
ini benar-benar sesuatu yang sangat
‫ِإ‬
mengherankan. Qs. Shaad [38]: 5.
III. Tauhid Asma dan Sifat
Ialah mengimani seluruh yang disebutkan dalam alQuran al-Karim dan hadis-hadis nabi yang shahih dari nama-nama
dan sifat-sifat Allah yang Ia sifatkan sendiri atau disifatkan rasul-Nya, secara sebenarnya. Lihat, at-Tauhid, Abdul Aziz
Alu Abdul Lathif, hal. 19-22. ‘Inayat al-Ulama bi Kitab at-Tauhid, asy-Syayi’, hal. 8. Ya’ni dengan tidak tahrif, ta’thil,
takyif dan tamtsil. (Lihat, I’anat al-Mustafid bi Syarh Kitab at-Tauhid, al-Fauzan, hal. 28. Terkait hal ini, lihat juga hal
30.31 nya).
Berkata ‘Abdullah al-Huwail, “Ketiga macam Tauhid ini saling talazum, setiap satu macam darinya tidak terlepas dari
yang lain. Maka yang hanya meyakini salah satunya darinya tetapi tidak meyakini yang lainnya, dia belum menjadi
seorang muwahhid (yang bertauhid).” (Lihat, at-Tauhid al-Muyassar, ‘Abdullah al-Huwail, hal. 7-9).
Nama-nama Allah itu banyak, diantaranya: ar-Rahman, as-Sami’, al-Bashir, al-‘Aziz dan al-Hakim. Sesungguhnya nama-
nama dan sifat-sifat (Allah) itu tauqifiyyah. Demikian juga seluruh perkara ghaib dan urusan-urusan akhirat. (Lihat,
Syarh Lum’at al-I’tiqad, al-Fauzan, hal. 54)
2
Allah Ta’ala berfirman,
. ‫َلْيَس ِمَكْثِهِل ْيَش ٌء َو ُه َو الَّس ِم يُع اْلَبِص ُري‬
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat. Qs. Asy-Syura [42]: 11.
(Abu Nabhan, Sudah Luruskah ‘Aqidah Kita?, buku #01, hal. 19-23)

Anda mungkin juga menyukai