Disusun Oleh:
Kelompok 2/Q2
Ahmad Qynthara Widya Marfu J1402221021
Alfath Yudha Ilyasa J1402221030
Ervika Anggi Izzati J1402221053
Nazwa Anindika Budiansyah J1402221045
Rahadatul Aisy Nurjannah J1402221024
Dosen:
Dr. Occy Bonanza, S.P., M.T.
Asisten Dosen:
Bilal Maulana Assaf, A.Md.
Chery Pixy Redaniar Munajat, A.Md.
C. Tahapan Kerja
Tahapan kerja pada kegiatan pembuatan paper praktikum ini dilakukan secara
sistematis. Tahapan kerja praktikum disusun guna mempermudah dalam
pengambilan data dan penyelesaian laporan praktikum. Tahapan kerja yang
dilakukan yaitu sebagai berikut.
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Menentuan jenis permainan dan hobi yang akan di modifikasi
3. Merancang modifikasi permainan dan hobi
4. Menyusun paper praktikum
5. Mengumpulkan hasil praktikum sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Modifikasi Permainan
1. Permainan Tradisional
Permainan tradisional merupakan warisan budaya yang dimiliki oleh suatu
kelompok masyarakat. Keunikan permainan tradisional terletak pada keterikatan
kuat dengan norma dan adat kebiasaan yang diwariskan secara lisan dari generasi
ke generasi. Sebagian besar permainan tradisional sudah ada sejak zaman dahulu,
turun-temurun dimainkan oleh nenek moyang. Salah satu contoh permainan
tradisional adalah bola bekel, sebuah permainan yang sangat diminati oleh anak-
anak. Modifikasi permainan bola bekel dapat menghadirkan variasi baru yang
menarik dan menghibur, sekaligus mempertahankan nilai-nilai tradisional yang
ada. Modifikasi permainan bola bekel dapat dilihat dan dijelaskan dalam tabel yang
tertera di bawah ini.
Tabel 2. Pengembangan Permainan Tradisional
No. Bentuk Modifikasi Sebelum Sesudah
1. Nama Permainan Bola Bekel Sipaling Bekel
2. Alat Permainan Bola dan Biji Bekel yang Bola, Manik – manik abjad,
terbuat dari plastik atau dan 3 buah kartu berisi gambar
timbel dengan empat sisi buah - buahan
3. Pelaku Permainan Siapa pun bisa menjadi Pelaku permainan ditujukan
pelaku permainan bola kepada anak – anak khususnya
bekel, tidak ada batasan pada jenjang Taman Kanak –
jumlah pemain untuk kanak sampai Sekolah Dasar.
memainkannya Jumlah pelaku permainan
terdiri dari 2 orang
4. Tujuan dan Manfaat Membantu anak – anak Alat media pembelajaran bagi
dalam mengembangkan anak – anak dan membantu
keterampilan gerak kasar mengasah kemampuan dalam
merangkai kata-kata dengan
tepat dan kreatif
5. Prosedur Permainan Melambungkan bola lalu Melambungkan bola,
mengambil biji sampai mengambil abjad, dan
habis dan menjadi menyusun abjad sesuai kartu
pemenang
a. Nama Permainan
Permainan bola bekel menjadi salah satu warisan budaya yang berasal dari
Indonesia dan juga memiliki pengaruh dari budaya Belanda pada awalnya. Asal
usul nama "bekel" berasal dari bahasa Belanda, yaitu "bikkelen," yang memiliki arti
"membanting tulang". Sipaling Bekel merupakan hasil pengembangan dari
permainan tradisional bola bekel yang telah ada sebelumnya. Nama "sipaling"
diambil dari adaptasi kata dalam bahasa Inggris, yaitu "spelling," yang artinya
mengeja, sedangkan kata "bekel" mengacu pada permainan bola bekel itu sendiri.
b. Alat Permainan
Alat dalam permainan bola bekel terdiri dari bola dan biji bekel. Bola yang
digunakan dalam permainan memiliki ukuran sebesar bola pingpong, sehingga
ketika dilemparkan ke lantai bola dapat memantul. Biji bekel yang digunakan
adalah miniatur yang terbuat dari plastik atau timbel, memiliki empat sisi berbeda.
Biji bekel juga dapat diganti dengan benda lain, seperti cangkang keong.
Pengembangan permainan Sipaling Bekel, terjadi perubahan pada alat yang
digunakan. Biji bekel tradisional yang biasanya terbuat dari plastik atau timbel
dengan empat sisi telah digantikan oleh manik-manik yang telah dimodifikasi.
Manik-manik yang telah di modifikasi memiliki huruf-huruf abjad dan dilengkapi
dengan 3 buah kartu bergambar yang menampilkan gambar-gambar buah-buahan.
Modifikasi permainan menjadikan lebih menarik dan edukatif bagi para pemain.
a. Nama Permainan
Permainan parasut sangat diminati oleh anak-anak karena membangkitkan daya
khayal tinggi seperti berimajinasi menaiki dan turun dari parasut, menciptakan
kesenangan unik bagi para pemainnya. Bentuk modifikasi dari permainan ini
bernama "Usut". Usut merupakan singkatan dari tiup parasut. Modifikasi
permainan tidak hanya memberikan variasi baru, tetapi juga mampu menciptakan
pengalaman bermain yang berbeda dan mengasyikkan.
b. Filosofi Permainan
Tiup parasut mengajarkan anak-anak tentang pentingnya kerja keras dan
semangat persaingan. Pemain harus berusaha keras untuk menjaga parasut tetap
terbang di udara, dan ini menggambarkan semangat perjuangan dan upaya keras
dalam mencapai tujuan. Filosofi permainan Tiup Parasut dapat menginspirasi anak-
anak untuk memiliki cita-cita yang tinggi dan bertekad untuk meraihnya. Permainan
tiup parasut bukan hanya menyenangkan, tetapi juga memberikan pelajaran tentang
pentingnya usaha dan semangat dalam meraih impian.
c. Pelaku Permainan
Permainan Usut atau tiup parasut dapat dimainkan oleh anak laki – laki maupun
perempuan. Permainan Usut atau tiup parasut dapat diikuti oleh anak laki-laki
maupun perempuan tanpa memandang jenis kelamin. Permainan tiup parasut
setidaknya terdapat dua orang peserta yang diperlukan untuk dapat memainkannya.
Kehadiran pelaku permainan yang berjumlah minimal dua orang menjadi kunci
keseruan. Permainan juga dapat dilakukan lebih dari dua orang untuk menciptakan
persaingan yang lebih seru.
d. Prosedur Permainan
Prosedur dalam versi aslinya, para pemain melempar parasut ke udara dan
menunggu hingga parasut itu jatuh ke tanah. Prosedur permainan berbeda dalam
Tiup Parasut, pemain berupaya untuk mencegah parasut agar tidak jatuh ke tanah
dengan cara meniupnya. Pemain yang berhasil menjaga parasut tetap terbang
dengan usaha meniupnya akan dianggap sebagai pemenang, sementara parasut
yang jatuh ke tanah menandakan kekalahan pemain tersebut. Keseruan terletak pada
tantangan untuk menjaga parasut berada di udara, menciptakan atmosfer yang
penuh dengan kegembiraan dan persaingan sehat di antara peserta.
B. Modifikasi Hobi
Hobi adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan pada waktu luang untuk
menenangkan pikiran seseorang. Hobi juga dapat diartikan sebagai kegemaran atau
kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan sebagai pekerjaan utama. Hobi
dapat berupa aktivitas yang dilakukan secara terus-menerus untuk mendapatkan
kesenangan dan kepuasan. Komunitas Bagi Buku menjadi studi kasus yang di
identifikasi dalam pengembangan hobi. Berikut merupakan pengembangan hobi
dari komunitas Bagi Buku Sukabumi.
Tabel 5. Pengembangan Hobi
No. Bentuk Modifikasi Sebelum Sesudah
1. Aktivitas Mendirikan perpustakaan di Menjalankan perpustakaan
daerah terpencil keliling
2. Tujuan Memastikan bahwa setiap Memperluas cakupan layanan
individu memiliki hak dan membaca
kemampuan untuk membaca
buku
3. Lokasi Kegiatan Daerah – daerah terpencil Area terbuka seperti taman
dengan akses membaca yang atau lapangan dalam kompleks
sulit perumahan atau pedesaan
a. Aktivitas
Pengembangan dari aktivitas yang dilakukan oleh Komunitas Bagi Buku adalah
menjalankan perpustakaan keliling. Pengembangan kegiatan diberi nama "PEKA"
yang merupakan singkatan dari "Perpustakaan Keliling." Kata "PEKA" sendiri,
sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti sensitif dan peduli,
mencerminkan semangat komunitas Bagi Buku dalam peduli terhadap lingkungan
sekitarnya. Peminjaman buku juga termasuk kedalam pengembangan aktivitas
komunitas Bagi Buku yang memungkinkan anak-anak membawa pulang bahan
bacaan untuk mendukung perkembangan literasi di rumah. Perhatian terhadap
anak-anak kurang mampu juga tetap dijalankan, untuk anak-anak yang kurang
mampu buku-buku tersebut juga dapat dibagikan secara gratis.