Anda di halaman 1dari 10

Paper Praktikum 2 Selasa, 3 Oktober 2023

Mata Kuliah: Permainan dan Hobi

IDENTIFIKASI BENTUK PENGEMBANGAN PERMAINAN


DAN HOBI
(Studi Kasus: Bola Bekel, Parasut, dan Komunitas Bagi Buku Sukabumi)

Disusun Oleh:
Kelompok 2/Q2
Ahmad Qynthara Widya Marfu J1402221021
Alfath Yudha Ilyasa J1402221030
Ervika Anggi Izzati J1402221053
Nazwa Anindika Budiansyah J1402221045
Rahadatul Aisy Nurjannah J1402221024

Dosen:
Dr. Occy Bonanza, S.P., M.T.

Asisten Dosen:
Bilal Maulana Assaf, A.Md.
Chery Pixy Redaniar Munajat, A.Md.

PROGRAM STUDI EKOWISATA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SUKABUMI
2023
I. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Lokasi


Waktu pelaksanaan pembuatan paper praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu,
23 September 2023. Paper praktikum dibuat di kediaman pribadi masing-masing
penulis yang berlokasi di Kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pembuatan paper
praktikum dilakukan dengan diskusi secara online melalui grup WhatsApp.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan diperlukan untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan
praktikum Identifikasi Bentuk Permainan dan Hobi. Alat dan bahan yang digunakan
membantu dalam mengumpulkan informasi, menganalisis, dan menyusun paper
praktikum dengan baik. Alat dan bahan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1
sebagai berikut.
Tabel 1. Alat dan Bahan
No. Alat dan Bahan Fungsi
1. Laptop Alat utama yang digunakan membuat paper
2. Microsoft Word Media atau software untuk menyusun paper
3. Google Chrome Media untuk mencari data tambahan

C. Tahapan Kerja
Tahapan kerja pada kegiatan pembuatan paper praktikum ini dilakukan secara
sistematis. Tahapan kerja praktikum disusun guna mempermudah dalam
pengambilan data dan penyelesaian laporan praktikum. Tahapan kerja yang
dilakukan yaitu sebagai berikut.
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Menentuan jenis permainan dan hobi yang akan di modifikasi
3. Merancang modifikasi permainan dan hobi
4. Menyusun paper praktikum
5. Mengumpulkan hasil praktikum sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
II. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Modifikasi Permainan
1. Permainan Tradisional
Permainan tradisional merupakan warisan budaya yang dimiliki oleh suatu
kelompok masyarakat. Keunikan permainan tradisional terletak pada keterikatan
kuat dengan norma dan adat kebiasaan yang diwariskan secara lisan dari generasi
ke generasi. Sebagian besar permainan tradisional sudah ada sejak zaman dahulu,
turun-temurun dimainkan oleh nenek moyang. Salah satu contoh permainan
tradisional adalah bola bekel, sebuah permainan yang sangat diminati oleh anak-
anak. Modifikasi permainan bola bekel dapat menghadirkan variasi baru yang
menarik dan menghibur, sekaligus mempertahankan nilai-nilai tradisional yang
ada. Modifikasi permainan bola bekel dapat dilihat dan dijelaskan dalam tabel yang
tertera di bawah ini.
Tabel 2. Pengembangan Permainan Tradisional
No. Bentuk Modifikasi Sebelum Sesudah
1. Nama Permainan Bola Bekel Sipaling Bekel
2. Alat Permainan Bola dan Biji Bekel yang Bola, Manik – manik abjad,
terbuat dari plastik atau dan 3 buah kartu berisi gambar
timbel dengan empat sisi buah - buahan
3. Pelaku Permainan Siapa pun bisa menjadi Pelaku permainan ditujukan
pelaku permainan bola kepada anak – anak khususnya
bekel, tidak ada batasan pada jenjang Taman Kanak –
jumlah pemain untuk kanak sampai Sekolah Dasar.
memainkannya Jumlah pelaku permainan
terdiri dari 2 orang
4. Tujuan dan Manfaat Membantu anak – anak Alat media pembelajaran bagi
dalam mengembangkan anak – anak dan membantu
keterampilan gerak kasar mengasah kemampuan dalam
merangkai kata-kata dengan
tepat dan kreatif
5. Prosedur Permainan Melambungkan bola lalu Melambungkan bola,
mengambil biji sampai mengambil abjad, dan
habis dan menjadi menyusun abjad sesuai kartu
pemenang

a. Nama Permainan
Permainan bola bekel menjadi salah satu warisan budaya yang berasal dari
Indonesia dan juga memiliki pengaruh dari budaya Belanda pada awalnya. Asal
usul nama "bekel" berasal dari bahasa Belanda, yaitu "bikkelen," yang memiliki arti
"membanting tulang". Sipaling Bekel merupakan hasil pengembangan dari
permainan tradisional bola bekel yang telah ada sebelumnya. Nama "sipaling"
diambil dari adaptasi kata dalam bahasa Inggris, yaitu "spelling," yang artinya
mengeja, sedangkan kata "bekel" mengacu pada permainan bola bekel itu sendiri.
b. Alat Permainan
Alat dalam permainan bola bekel terdiri dari bola dan biji bekel. Bola yang
digunakan dalam permainan memiliki ukuran sebesar bola pingpong, sehingga
ketika dilemparkan ke lantai bola dapat memantul. Biji bekel yang digunakan
adalah miniatur yang terbuat dari plastik atau timbel, memiliki empat sisi berbeda.
Biji bekel juga dapat diganti dengan benda lain, seperti cangkang keong.
Pengembangan permainan Sipaling Bekel, terjadi perubahan pada alat yang
digunakan. Biji bekel tradisional yang biasanya terbuat dari plastik atau timbel
dengan empat sisi telah digantikan oleh manik-manik yang telah dimodifikasi.
Manik-manik yang telah di modifikasi memiliki huruf-huruf abjad dan dilengkapi
dengan 3 buah kartu bergambar yang menampilkan gambar-gambar buah-buahan.
Modifikasi permainan menjadikan lebih menarik dan edukatif bagi para pemain.

Gambar 1. Alat Permainan Sipaling Bekel


c. Pelaku Permainan
Permainan bola bekel telah menjadi favorit di kalangan anak-anak di Indonesia
sejak pertama kali diperkenalkan. Permainan bola bekel dapat dimainkan oleh
semua anak, namun pemainnya tetap didominasi oleh anak perempuan. Pelaku
permainan ditujukan kepada anak – anak khususnya pada jenjang Taman Kanak –
kanak sampai Sekolah Dasar. Jumlah pelaku permainan terdiri dari 2 orang.
d. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari permainan Sipaling Bekel adalah menjadi alat media pembelajaran
bagi anak-anak untuk merangkai kata sembari bermain. Sipaling Bekel
mengedepankan pentingnya kreativitas dalam proses pembelajaran.
Menggabungkan unsur bermain dan pendidikan, permainan Sipaling Bekel mampu
membantu anak-anak mengasah kemampuan dalam merangkai kata-kata dengan
tepat dan kreatif. Sipaling Bekel menjadi sebuah pengalaman belajar yang
menyenangkan dan bermakna bagi para pemainnya, membawa konsep pendidikan
yang menghibur sekaligus mendidik.
e. Prosedur Permainan
Prosedur permainan adalah serangkaian aturan atau langkah-langkah yang
harus diikuti untuk memainkan suatu permainan. Prosedur permainan dapat berupa
panduan tentang bagaimana mempersiapkan permainan, aturan main, variasi
permainan, dan lain-lain. Prosedur permainan sangat penting untuk dipahami oleh
para pemain agar permainan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan aturan
yang berlaku. Berikut ini adalah tata cara bermain Sipaling Bekel.
a. Pertama-tama, melakukan suit untuk menentukan siapa yang akan memulai
permainan.
b. Pemain memilih kartu sesuai dengan keinginannya dan mengambil huruf sesuai
dengan nama kartu yang dipilih.
c. Pemain melempar bola bekel.
d. Ketika bola berada di udara, pemain mengambil huruf satu per satu sesuai
urutan nama yang tertera pada kartu.
e. Setelah semua huruf diambil, langkah berikutnya adalah menata huruf-huruf
tersebut di lantai, lalu mengambilnya satu persatu kembali.
f. Jika pemain berhasil menyelesaikan tahap ini, pemain dapat mengganti kartu
dengan yang baru.
g. Terdapat tiga kartu yang tersedia, dan pemain yang berhasil menyelesaikan
semua kartu tersebut akan menjadi pemenang. Namun, jika kalah, giliran
pemain lawan untuk mencoba.
h. Pemenang ditentukan berdasarkan jumlah kartu yang berhasil diselesaikan.
2. Permainan Non – Tradisional Non – Teknologi
Permainan non - tradisional merupakan jenis permainan yang tidak diwariskan
dari leluhur dan sering kali mencakup inovasi baik dalam aturan maupun dalam
bentuk permainannya. Permainan ini tidak terikat pada tradisi dan cenderung
merupakan permainan baru. Sebagai alternatif dari permainan tradisional,
permainan non tradisional seringkali menunjukkan karakteristik modern.
Permainan ini juga tidak mengandalkan teknologi canggih seperti mesin, tenaga
listrik, atau perangkat elektronik. Sebagai contoh, permainan parasut adalah salah
satu contoh permainan non - tradisional yang tidak bergantung pada teknologi
tinggi, dan peralatannya mudah didapatkan. Modifikasi permainan parasut dapat
dilihat dan dijelaskan dalam tabel yang tertera di bawah ini.
Tabel 3. Pengembangan Permainan Non – Tradisional Non - Teknologi
No. Bentuk Modifikasi Sebelum Sesudah
1. Nama Permainan Parasut “Usut “ singkatan dari tiup
parasut
2. Filosofi Permainan Tidak terdapat filosofi Permainan Usut atau tiup
dalam permainan parasut parasut menggambarkan
semangat perjuangan dan
upaya keras dalam mencapai
tujuan
3. Pelaku Permainan Tidak terdapat aturan jumlah Dimainkan oleh anak laki –
pemain dalam permainan laki maupun perempuan.
parasut Jumlah pelaku permainan
dimainkan dengan minimal 2
orang
Tabel 4. Lanjutan Pengembangan Permainan Non – Tradisional Non - Teknologi
No. Bentuk Modifikasi Sebelum Sesudah
4. Prosedur Permainan Melempar parasut ke atas Para pemain berupaya untuk
sampai plastik parasut mencegah parasut agar tidak
terbang dan terbuka lebar. jatuh ke tanah dengan cara
Pemain pun menunggu meniupnya.
parasut itu hingga jatuh ke
tanah dan mengulang
permainan itu kembali.

a. Nama Permainan
Permainan parasut sangat diminati oleh anak-anak karena membangkitkan daya
khayal tinggi seperti berimajinasi menaiki dan turun dari parasut, menciptakan
kesenangan unik bagi para pemainnya. Bentuk modifikasi dari permainan ini
bernama "Usut". Usut merupakan singkatan dari tiup parasut. Modifikasi
permainan tidak hanya memberikan variasi baru, tetapi juga mampu menciptakan
pengalaman bermain yang berbeda dan mengasyikkan.
b. Filosofi Permainan
Tiup parasut mengajarkan anak-anak tentang pentingnya kerja keras dan
semangat persaingan. Pemain harus berusaha keras untuk menjaga parasut tetap
terbang di udara, dan ini menggambarkan semangat perjuangan dan upaya keras
dalam mencapai tujuan. Filosofi permainan Tiup Parasut dapat menginspirasi anak-
anak untuk memiliki cita-cita yang tinggi dan bertekad untuk meraihnya. Permainan
tiup parasut bukan hanya menyenangkan, tetapi juga memberikan pelajaran tentang
pentingnya usaha dan semangat dalam meraih impian.
c. Pelaku Permainan
Permainan Usut atau tiup parasut dapat dimainkan oleh anak laki – laki maupun
perempuan. Permainan Usut atau tiup parasut dapat diikuti oleh anak laki-laki
maupun perempuan tanpa memandang jenis kelamin. Permainan tiup parasut
setidaknya terdapat dua orang peserta yang diperlukan untuk dapat memainkannya.
Kehadiran pelaku permainan yang berjumlah minimal dua orang menjadi kunci
keseruan. Permainan juga dapat dilakukan lebih dari dua orang untuk menciptakan
persaingan yang lebih seru.
d. Prosedur Permainan
Prosedur dalam versi aslinya, para pemain melempar parasut ke udara dan
menunggu hingga parasut itu jatuh ke tanah. Prosedur permainan berbeda dalam
Tiup Parasut, pemain berupaya untuk mencegah parasut agar tidak jatuh ke tanah
dengan cara meniupnya. Pemain yang berhasil menjaga parasut tetap terbang
dengan usaha meniupnya akan dianggap sebagai pemenang, sementara parasut
yang jatuh ke tanah menandakan kekalahan pemain tersebut. Keseruan terletak pada
tantangan untuk menjaga parasut berada di udara, menciptakan atmosfer yang
penuh dengan kegembiraan dan persaingan sehat di antara peserta.
B. Modifikasi Hobi
Hobi adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan pada waktu luang untuk
menenangkan pikiran seseorang. Hobi juga dapat diartikan sebagai kegemaran atau
kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan sebagai pekerjaan utama. Hobi
dapat berupa aktivitas yang dilakukan secara terus-menerus untuk mendapatkan
kesenangan dan kepuasan. Komunitas Bagi Buku menjadi studi kasus yang di
identifikasi dalam pengembangan hobi. Berikut merupakan pengembangan hobi
dari komunitas Bagi Buku Sukabumi.
Tabel 5. Pengembangan Hobi
No. Bentuk Modifikasi Sebelum Sesudah
1. Aktivitas Mendirikan perpustakaan di Menjalankan perpustakaan
daerah terpencil keliling
2. Tujuan Memastikan bahwa setiap Memperluas cakupan layanan
individu memiliki hak dan membaca
kemampuan untuk membaca
buku
3. Lokasi Kegiatan Daerah – daerah terpencil Area terbuka seperti taman
dengan akses membaca yang atau lapangan dalam kompleks
sulit perumahan atau pedesaan

a. Aktivitas
Pengembangan dari aktivitas yang dilakukan oleh Komunitas Bagi Buku adalah
menjalankan perpustakaan keliling. Pengembangan kegiatan diberi nama "PEKA"
yang merupakan singkatan dari "Perpustakaan Keliling." Kata "PEKA" sendiri,
sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti sensitif dan peduli,
mencerminkan semangat komunitas Bagi Buku dalam peduli terhadap lingkungan
sekitarnya. Peminjaman buku juga termasuk kedalam pengembangan aktivitas
komunitas Bagi Buku yang memungkinkan anak-anak membawa pulang bahan
bacaan untuk mendukung perkembangan literasi di rumah. Perhatian terhadap
anak-anak kurang mampu juga tetap dijalankan, untuk anak-anak yang kurang
mampu buku-buku tersebut juga dapat dibagikan secara gratis.

Gambar 2. Ilustrasi Aktivitas Perpustakaan Keliling


Sumber: Jakarta vo.id
b. Tujuan
Pengembangan dari aktivitas yang telah dilakukan oleh komunitas Bagi Buku
adalah menyelenggarakan perpustakaan keliling dengan maksud memperluas
cakupan layanan membaca. Kegiatan perpustakaan keliling memiliki potensi
memberikan dampak yang positif karena dapat mencakup semua anak-anak, baik
yang tinggal di kota maupun di daerah terpencil tanpa terkecuali. Perpustakaan
keliling bertujuan untuk mengembangkan pendidikan informal di luar sekolah.
Adanya perpustakaan keliling dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan
pengetahuan tambahan secara informal dengan adanya akses buku dan informasi
lain dari perpustakaan keliling.
c. Lokasi Kegiatan
Perpustakaan keliling merupakan pengembangan dari aktivitas yang dapat
dilakukan oleh Komunitas Bagi Buku yang dijalankan di area terbuka seperti taman
atau lapangan dalam kompleks perumahan atau pedesaan. Kegiatan perpustakaan
keliling dapat dijadwalkan secara rutin. Kegiatan perpustakaan dapat dilakukan
pada hari libur yang bertujuan untuk memberikan anak-anak kesempatan untuk
menjelajahi dunia literasi dengan lebih mendalam. Penentuan lokasi-lokasi
perpustakaan keliling telah dipersiapkan dengan teliti sebelumnya, sehingga lebih
mudah dijangkau oleh anak-anak yang tinggal di sekitar wilayah tersebut.
III. KESIMPULAN

Hasil praktikum Identifikasi Bentuk Pengembangan Permainan dan Hobi


dengan studi kasus Permainan Bola Bekel, Parasut, dan Komunitas Bagi Buku
Sukabumi memiliki kesimpulan sebanyak dua poin. Kesimpulan yang dapat
diperoleh adalah sebagai berikut.
1. Pengembangan permainan terdiri dari permainan tradisional bola bekel dan
permainan non tradisional non teknonologi parasut. Kesimpulan dari dua
permainan ini adalah bahwa Sipaling Bekel adalah pengembangan dari
permainan tradisional bola bekel yang menggabungkan unsur bermain dan
pendidikan dengan mengajarkan pentingnya kreativitas dalam belajar. Tiup
parasut adalah modifikasi dari permainan parasut yang mengajarkan pentingnya
kerja keras, semangat persaingan, dan memiliki cita-cita yang tinggi. Kedua
permainan ini memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan sambil
membawa pesan moral yang mendalam kepada anak-anak.
2. Pengembangan aktivitas komunitas Bagi Buku dalam bentuk perpustakaan
keliling yang dinamakan "PEKA." Aktivitas ini bertujuan untuk memperluas
cakupan layanan membaca, terutama kepada anak-anak di berbagai lokasi,
termasuk daerah terpencil. Perpustakaan keliling memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk mengakses pengetahuan tambahan secara informal
dengan akses buku dan informasi. Kegiatan ini dilakukan di area terbuka seperti
taman dan lapangan dalam kompleks perumahan atau pedesaan, dengan lokasi
yang telah dipersiapkan dengan teliti. Perpustakaan keliling juga
memperhatikan anak-anak kurang mampu dengan memberikan buku-buku
secara gratis. Komunitas Bagi Buku berkomitmen untuk mengembangkan
literasi dan pendidikan di luar sekolah dengan cara yang inklusif dan peduli
terhadap lingkungan sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Azis, Y. A. (2022, Oktober 19). Perpustakaan Keliling: Manfaat dan Kelebihan.


Diambil kembali dari deepublish:
https://pengadaan.penerbitdeepublish.com/perpustakaan-
keliling/#1_Pemerataan_Layanan_Bacaan
Dewi, W. K. (2021, Mei 7). Modifikasi Permainan Tradisional Bola Bekel
menggunakan Abjad. Diambil kembali dari YouTube:
https://www.youtube.com/watch?v=o8T-yEkeoTc
Indrayani, N. (2022, Agustus 3). Permainan Tradisional: Pengertian, Manfaat,
Jenis, dan Nilainya. Diambil kembali dari Kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2022/08/03/190000769/permainan-
tradisional--pengertian-manfaat-jenis-dan-nilainya

Anda mungkin juga menyukai