Anda di halaman 1dari 3

Nama : Annisa Turrohmah

Kelas : MPI 5B

1. Masalah
Berdasarkan pengalaman yang dialami oleh siswa Madrasah Diniyyah Al Amiriyyah
Darussalam Blokagung yakni pembelajaran yang kurang efektif disaat pembelajaran pada
jam ke 3 (21:30) yakni jam tambahan yang bentuk pembelajarannya dalam bentuk
sorokan kitab fatkhul qorib dan pembelajarannya diisi oleh mustahiqoh atau biasa disebut
guru. Pembelajaran jam tambahan tersebut hanya terlaksana beberapa minggu disaat
menjelangnya kegiatan tes kitab. Setelah kegiatan tes kitab selesai para siswa banyak
yang tidur dan berkeliaran diluar kelas dikarenakan kegiatan tes kitab sudah selesai
padahal tujuan utama sorokan supaya para siswa dapat memahami dan membaca kitab
lebih mahir. Hal tersebut dapat memicu kurangnya minat siswa dalam belajar.
2. Gagasan
Dengan masalah yang dialami diatas dibutuhkan solusi yang dapat membangun semangat
siswa dalam belajar yakni tidak hanya sorokan kitab saja melainkan ada sesi permainan
yang tidak menyebabkan siswa tersebut tidur atau jalan2 diluar kelas. yakni bisa melalui
metode Contextual Teaching and Learning yang bisa digunakan bahan pembelajaran. Hal
ini dengan adanya metode Contextual Teaching and Learning dapat mempermudah guru
untuk mengembangkan minat belajar siswa. Metode Contextual Teaching and Learning
pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka,
negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling)
sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul,
dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif – nyaman dan
menyenangkan. penerapan pendekatan kontekstual (CTL) memiliki tujuah komponen
utama, yaitu konstruktivisme (constructivism), menemukan (inquiry), bertanya
(questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi
(reflection), dan penilaian yang sebenarnya (authentic assesment). Jadi produk
pengembangan belajar siswa berbasis Contextual Teaching and Learning yang
mencerminkan pembelajaran yang konkret.
3. Literature/teori
a. Factor-faktor penunjang pembelajaran siswa adalah salah satunya ada sesi permainan
disaat proses pembelajaran. Hal ini dapat merujuk Depdiknas (2008) yang
menyatakan bahwa peningkatan kompetensi professional guru melalui pelatihan
model-model pembelajaran inovatif.
b. Rencana pembelajaran siswa berbasis Contextual Teaching and Learning didasari
penelitian sejenis yang releven, seperti Kentut (2009), bahwa pengembangan media
harus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan media pembelajaran.
Griffin, Mitchell, dan Osilin (2006, p.4) berpendapat bahwa suatu pembelajaran yang
menggunakan pendekatan taktik dalam pembelajaran akan membantu siswa untuk
mengembangkan kemampuan dan keterampilan menyelesaikan masalah dalam
permainan

Contoh menentukan topik penelitian

Guru Madrasah Diniyyah Al Amiriyyah kelas 2C Wustho melakukan refleksi pembelajaran


dikelasnya dengan langkah berikut:

1. Mendaftar Masalah
a. Presensi muhafadzoh siswa kelas 2C Wustho masih tergolong rendah, terbukti hanya
30% siswa yang mencapai KKM sebesar 80.
b. Kehadiran siswa kelas 2C Wustho tergolong rendah, terbukti hanya 50% siswa yang
aktif hadir
c. Proses pembelajaran siswa di kelas 2C Wustho rendah
2. Menetapkan Masalah
Dari ketiga masalah yang sudah didaftar diatas, masalah yang paling urgen, yaitu
Presensi muhafadzoh siswa kelas 2C Wustho masih tergolong rendah, terbukti hanya
30% siswa yang mencapai KKM sebesar 80.
3. Mengidentifikasi Masalah
Berdasarkan masalah yang sudah ditetapkan, kemudian diidentifikasi hal-hal yang
membuat masalah tersebut dengan memperhatikan input, proses, dan output, misalnya;
Guru madrasah diniyyah kelas 2C Wustho melakukan refleksi dan identifikasi masalah
terhadap muhafadzoh, diperoleh data sebagai berikut:
a. Presensi muhafadzoh siswa kelas 2C Wustho masih tergolong rendah, terbukti hanya
30% siswa yang mencapai KKM sebesar 80.
b. Kurangnya target yang dibuat siswa, sehingga membuat siswa molor
c. Guru belum menggunakan metode yang di minati siswa
d. Kurangnya EQ dan kesadaran yang dimiliki siswa
e. Siswa hanya mengandalkan kemalasannya ketika menghafalkan suatu pelajaran

Anda mungkin juga menyukai