Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Azriel Sahid

NIM : 1411620025

Prodi : Geografi

Analisis Kunjungan Wisatawan Berdasarkan Portofolio Produk Pariwisata Indonesia

Portofolio produk pariwisata merupakan dokumentasi perkembangan pariwisata dalam


mencapai tujuan yang ditetapkan. Berdasarkan portofolio strategi kepariwisataan Kementerian
Pariwisata (2017), portofolio produk pariwisata Indonesia terdiri dari wisata alam dengan
persentase kunjungan 35%, wisata budaya dengan persentase 60%, dan wisata buatan dengan
persentase kunjungan 5%. Wisata alam merupakan wisata yang menjadikan kenampakan alam
sebagai atraksi pengunjungnya, dalam portofolio produk pariwisata Kemenpar RI, wisata alam
terbagi menjadi 3, yaitu wisata bahari dengan persentase kunjungan 35%, ekowisata 45%, dan
wisata petualangan 20%. Wisata budaya merupakan wisata yang menjadikan keunikan budaya
suatu tempat sebagai atraksi pengunjungnya. Dalam portofolio produk pariwisata Kemenpar
RI, wisata budaya terbagi menjadi wisata warisan budaya dan sejarah dengan persentase
kunjungan 20%, wisata belanja dan kuliner 45%, dan wisata kota-desa 35%. Produk pariwisata
terakhir adalah pariwisata buatan manusia yang menjadikan objek buatan manusia sebagai
atraksi wisatanya. Dalam portofolio produk Kemenpar RI, wisata buatan manusia dibagi
menjadi wisata Meeting & Event Tourism (MICE) dengan persentase kunjungan 25%, wisata
olahraga 60%, dan wisata terintegritas 15%.

Berdasarkan portofolio produk pariwisata tersebut, dapa disimpulkan wisata budaya


memiliki banyak peminat dibanding wisata alam dan wisata buatan. Indonesia sendiri
merupakan negara yang baik memiliki keindahan alam maupun keragaman budaya yang unik,
namun mengapa persentase kunjungan wisata budaya dengan wisata alam berbeda? Pertanyaan
ini dapat dijawab dengan konsep diferensiasi area, karena Indonesia merupakan ruang di muka
bumi yang memiliki kebudayaan yang masing-masing daerahnya memiliki diferensiasi
sehingga dapat menarik turis dengan ketertarikan yang berbeda-beda pula. Apabila turis tertarik
dengan kebudayaan hindu-budha dapat berkunjung ke Bali, sedangkan yang tertarik dengan
hasil akulturasi kebudayaan islam-hindu dapat berkunjung ke Jogyakarta atau Jawa Tengah.
Bahkan di beberapa daerah masih menyuguhkan kebudayaan zaman megalithikum, seperti di
Toraja, Sulawesi Selatan.
Selain wisata sejaran dan warisan budaya, produk wisata budaya juga memiliki
memiliki banyak bentuk atraksi yang berbeda-beda tiap daerah, seperti kuliner, kerajinan,
hingga wisata dengan konsep melakukan kegiatan masyarakat pedesaan seperti menanam padi.
Keberagaman atraksi inilah yang dapat menarik turis dengan preferensi yang berbeda beda.
Selain itu, wisata budaya juga cenderung memiliki aksesibiltas yang mudah karena berkaitan
langsung dengan manusia, akomodasi, dan amenitas yang memadai karena berkaitan juga
dengan masyarakat lokal.

Lain halnya dengan wisata alam dan buatan. Wisata buatan memiliki proporsi
pengunjung yang paling sedikit ketimbang wisata alam dan budaya. Hal ini dikarenakan
kebanyakan turis asing datang ke Indonesia bukan untuk bermain di waterboom, bermain
paintball, atau berkunjung ke Kebun Binatang yang mungkin di negara asal turis juga terdapat
wisata buatan seperti itu. Kunjungan wisata buatan umumnya banyak terdapat di Provinsi DKI
Jakarta, seperti Taman Impian Jaya Ancol, Kebun Binatang Ragunan, dan Taman Mini
Indonesia Indah yang lebih banyak menarik wisatawan lokal ketimbang wisatawan
mancanegara.

Untuk wisata alam sendiri, Indonesia juga memiliki keindahan alam yang sangat
potensial untuk menjadi atraksi wisata. Sebagai negara tropis, Indonesia banyak dikunjungi
oleh wisman yang ingin bersantai menikmati pantai tropis yang tidak dimiliki oleh mayoritas
negara-negara barat. Menurut Passanger Exit Survey tahun 2022, Bali merupakan provinsi
dengan kunjungan wisman terbanyak dengan persentase 46%. Tidak dapat dipungkiri bahwa
selain karena budayanya, pantai-pantai di Pulau Bali juga menjadi atraksi utama bagi turis
mancanegara. Namun, pantai-pantai di Bali hanya satu dari sekian banyaknya pantai Indah lain
di Indonesia, namun terbilang kalah saing dari pantai-pantai di Bali. Hal ini tentu karena
atraksinya sama, yaitu pantai, hanya saja Bali memiliki fasilitas, akomodasi, dan popularitas
yang lebih dibanding dengan pantai di wilayah lain.

Anda mungkin juga menyukai