Anda di halaman 1dari 1

Richard Baxter (1615-1691) adalah seorang teolog dan pendeta Puritan Inggris yang terkenal

karena tulisannya yang produktif dan pengaruhnya terhadap teologi dan praktik liturgi pada

masanya. Meskipun ia tidak terlibat dalam penciptaan liturgi formal seperti halnya beberapa

tokoh sejarah lainnya, ia memberikan panduan tentang praktik ibadah dan banyak menulis

tentang subjek tersebut. Pandangannya tentang ibadah sangat berpengaruh, terutama

dalam konteks Puritanisme Inggris. Berikut adalah beberapa aspek penting dari gagasan

dan kontribusi liturgi Baxter:

"Liturgi Reformasi": Baxter menganjurkan apa yang dia sebut sebagai "liturgi yang
direformasi". Ia percaya bahwa ibadah umum harus dilakukan dengan tertib dan
hormat. Meskipun ia tidak membuat buku liturgi tertentu, ia memberikan pedoman
bagaimana ibadah harus dilaksanakan sesuai dengan pandangan teologisnya.
Direktori Ibadah Keluarga: Pada tahun 1647, Baxter menjadi bagian dari Majelis
Westminster, yang menghasilkan Pengakuan Iman Westminster dan Katekismus
Westminster yang Lebih Besar dan Lebih Pendek. Ia juga berkontribusi pada
"Direktori Ibadah Keluarga", yang memberikan pedoman tentang ibadah keluarga dan
praktik ibadah di rumah.
Penekanan Kitab Suci: Baxter menekankan pentingnya Kitab Suci dalam ibadah. Ia
percaya bahwa ibadah harus didasarkan pada Alkitab, dan ia mendorong pembacaan
dan pemberitaan Firman Tuhan sebagai elemen utama ibadah Kristen.
Doa dan Dakwah: Baxter sangat mementingkan doa dan khotbah dalam ibadah umum. Ia
percaya bahwa peran pendeta pada dasarnya adalah sebagai pengkhotbah dan
pemimpin doa. Pendekatannya terhadap ibadah berfokus pada pembangunan jemaat
melalui khotbah alkitabiah dan doa yang sungguh-sungguh.
Kesederhanaan dan Penghindaran Takhayul: Seperti kaum Puritan lainnya, Baxter
menganjurkan ibadah yang sederhana dan sepenuh hati yang menghindari apa yang
dianggapnya sebagai praktik takhayul. Ia mengkritik penggunaan ritual dan upacara
rumit yang tidak secara eksplisit diperintahkan oleh Kitab Suci.
Teologi Perjanjian: Teologi dan gagasan liturgi Baxter dipengaruhi oleh pemahamannya
tentang teologi perjanjian. Ia percaya akan pentingnya hubungan perjanjian antara
Allah dan umat-Nya, dan hal ini memengaruhi pandangannya mengenai ibadah dan
perlunya "liturgi yang direformasi" yang mencerminkan hubungan perjanjian ini.

Meskipun Richard Baxter tidak membuat teks liturgi formal seperti buku doa, tulisan,

khotbah, dan panduan praktik ibadahnya memiliki dampak yang signifikan terhadap

perkembangan liturgi Puritanisme Inggris dan ketidaksesuaian pada masanya dan

seterusnya. Penekanannya pada sentralitas Kitab Suci, doa, dan kesederhanaan ibadah terus

berpengaruh dalam tradisi Protestan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai