UNSTA
NSTABLE
BLE ANGI NA PE
PE CTO
CTORI S
Disusun oleh:
030.14.107
JAKARTA
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan kasus dengan judul
“Unstable Angina Pectoris”
Pectoris” dapat selesai. Laporan kasus ini adalah salah satu
syarat dalam proses mengikuti ujian akhir dalam kepanitraan klinik di bagian Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Ade Imasanti, Sp.JP selaku
dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan,
kritik, dan saran yang membangun selama pembuatan laporan kasus ini hingga
selesai.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini tidak
t idak luput dari kekurangan dan
masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, penulis memohon maaf kepada para
pembaca atas kekurangan yang ada. Atas semua keterbatasan yang dimiliki, maka
semua kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan lapang hati agar ke
depannya menjadi lebih baik.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
keluarga dan para sahabat yang tidak pernah letih memberikan dukungan serta
dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan laporan kasus ini dengan sebaik
mungkin. Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, para
pembaca, dan masyarakat umum.
Jakarta, 2018
i
LEMBAR PENGESAHAN
030.14.107
Telah diterima dan disetujui oleh dr. Ade Imasanti, Sp.JP selaku pembimbing
Jakarta, 2018
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
diketahui berhubungan dengan kebanyakan kasus Unstable Angina Pectoris (UAP), infark
miokard tanpa ST elevasi (NSTEMI) dan infark miokard dengan ST elevasi (STEMI). 2
Angina pektoris adalah nyeri dada intermitten yang disebabkan oleh iskemia
miokardium yang reversibel dan sementara. Diketahui terbagi atas tiga varian utama
angina pectoris yaitu angina pektoris tipikal (stabil), angina pektoris prinzmetal (varian),
Di Amerika Serikat setiap tahun 1 juta pasien dirawat dirumah sakit karena angina
pectoris tidak stabil, dimana 6 sampai 8 persen kemudian mendapat serangan infark
1
BAB II
STATUS PASIEN
2.2 Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien.
Lokasi : P. Sangeang RS AL dr. Mintohardjo
Tanggal periksa : 12 Oktober 2018 (16.00 WIB)
Tanggal masuk : 10 Oktober 2018 (21.45 WIB)
2
nafas dirasa hilang timbul. Sesak dirasa terutama saat beraktivitas dan hilang
saat berbaring atau duduk. Saat sesak tidak ter dengar bunyi “ngik”. Pasien
menyangkal terbangun dari tidur karena sesak. Sehari-hari pasien tidur
Mellitus jantung
(-) Keganasan (-) Penyakit (-)
Alergi
paru
Lainnya (-)
3
2.2.4 Riwayat pengobatan
Pasien setiap hari mengkonsumi aspilet 1x80mg, bisoprolol 1x5mg,
amlodipine 1x10mg, metformin 3x500mg dan glimepiride 1x2mg
4
2.3.2 Data antropometri
Berat badan : 68 kg
5
Sekret : (-/-) Deviasi septum : (-)
Hiperemis : (-/-)
Bibir : Sianosis (-)
Abdomen
Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Bising usus 3x/menit
Palpasi : Supel, turgor kulit baik, defans muskular (-), nyeri
tekan (-), hepatosplenomegali (-), pulsasi abnormal
(-)
Perkusi : Timpani, undulasi (-), shifting dullness (-)
6
Genitalia : Perempuan
Ekstremitas
Inspeksi : Sianosis eks sup (-/-) eks inf (-/-), pucat eks sup (-/-) eks
inf (-/-)
Palpasi : Akral hangat eks sup (+/+) eks inf (+/+), oedem eks sup (-
/-) eks inf (-/-), CRT < 2 detik
Neurologi : Motorik eks sup (5/5) eks inf (5/5)
Parameterr
Paramete Hasil Nilai rujukan
DARAH RUTIN
Lekosit 7.200 5.000-10.000/L
KIMIA DARAH
7
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 139 134-146 mmol/L
Kalium (K) 3.70 3.4-4.5 mmol/L
2.6 Tatalaksana
- Inj. Lovenox 2x0,6
- Aspilet 1x80mg p.o
- Bisoprolol 1x5mg p.o
- Amlodipin 1x10mg p.o
8
FOLLOW TANGGAL
UP H1: 11 Oktober 2018 H2: 12 Oktober 2018 H3: 13 Oktober 2018
S Pasien telentang ±15 Pasien telentang satu Pasien telentang satu bantal dan
derajat dengan satu bantal bantal dan sudah tidak tidak menggunakan nasal
dan menggunakan nasal menggunakan nasal kanul, pasien tidak ada keluhan.
kanul 3 liter. Nyeri dada kanul. Nyeri dada dirasa Hanya masih terasa lemas (+)
masih dirasakan pasien sudah berkurang Nyeri kepala (-), mual (-),
hilang timbul, menjalar ke disbanding hari kemarin. muntah (-), keringat dingin (-)
bahu dan lengan kiri. Sesak nafas disangkal kaki bengkak (-)
Timbul saat beraktivitas. saat aktivitas maupun BAK dalam batas normal
Nyeri seperti tertindih, istrirahat, rasa berdebar- BAB dalam batas normal
sesek nafas kadang masih debar disangkal oleh
dirasakan namun pasien. lemas (+)
membaik saat istrrahat. Nyeri kepala
kepala (-), mual (-),
Rasa berbedar-debar muntah (-), keringat
disangkal. dingin (-) kaki bengkak
Lemas (-) nyeri kepala (- (-)
), mual (-), muntah (-), BAK dalam batas normal
keringat dingin (-) kaki BAB dalam batas normal
bengkak (-)
BAK dalam batas normal
BAB dalam batas normal
O Compos mentis, tampak Compos mentis, tampak Compos mentis, tampak sakit
sakit sedang sakit ringan ringan
T = 36,6oC T = 36,7oC T = 36,5oC
TD = 130/70 mmHg TD = 130/70 mmHg TD = 120/80/80 mmHg
10
tidak teraba pembesaran tekan, tidak teraba
organ. pembesaran organ.
Tidak terdapat edema di Tidak terdapat edema di
seluru ekstremitas, akral seluru ekstremitas, akral
hangat di seluruh hangat di seluruh
ekstremitas, capillary ekstremitas, capillary
refill time < 2 detik, refill time < 2 detik,
motorik eks sup (5/5) eks motorik eks sup (5/5) eks
inf (5/5) inf (5/5)
A Unstable angina pectoris Unstable angina pectoris Unstable angina pectoris
Diabetes Mellitus tipe 2 Diabetes Mellitus tipe 2 Diabetes Mellitus tipe 2
P Inj. Lovenox 2x0,6 Inj. Lovenox 2x0,6 Inj. Lovenox 2x0,6
Aspilet 1x80mg p.o Aspilet 1x80mg p.o Aspilet 1x80mg p.o
Bisoprolol 1x5mg p.o Bisoprolol 1x5mg p.o Bisoprolol 1x5mg p.o
Amlodipin 1x10mg p.o Amlodipin 1x10mg p.o Amlodipin 1x10mg p.o
Metformin 3x500mg p.o Metformin 3x500mg p.o Metformin 3x500mg p.o
Glimiperid 1x2mg p.o Glimiperid 1x2mg p.o Glimiperid 1x2mg p.o
11
12
BAB III
ANALISIS KASUS
riwayat hipertensi
hipertensi dan jarang olahraga
olahraga
Pemeriksaan fisik: tekanan darah 130/70 mmHg
3.2 Unstab
Unstable A ngi
ng i na P ect
cto
or i s
3.2.1 Definisi
Acute coronary syndrome (ACS) adalah sebuah kondisi yang
mengancam jiwa dan dapat dihubungkan dengan kejadian penyakit jantung
koroner. Sindrom ini meliputi spektrum unstable angina pectoris (UAP)
hingga myocardial infarction,
infarction, yaitu sebuah kondisi dimana otot jantung
mengalami nekrosis yang bersifat ireversibel. 5 Maka, ACS dikenal sebagai
suatu masalah kardiovaskular yang utama karena menyebabkan angka
perawatan rumah sakit dan angka kematian yang tinggi.6
3.2.2 Epidemiologi
Laporan statistik terbaru dari American Heart Association (AHA)
menunjukkan bahwa sekitar 15.5 juta penduduk berusia 20 tahun atau lebih
di Amerika Serikat memiliki ACS, dimana peningkatan prevalensi terjadi
seiring dengan penuaan. Angka mortalitas rerata yang ditemukan adalah
102,6 per 100.000 penduduk dimana angka ini menurun menjadi 22,9%.7
Terdapat berbagai faktor risiko yang mempengaruhi perkembangan penyakit
ini seperti jenis kelamin, genetik, dan gaya hidup sehari-hari. Laporan data
13
National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) tahun 2009
mengungkapkan bahwa prevalensi myocardial infarction lebih tinggi pada
laki-laki.8,9 Terdapat hasil yang menunjukkan dimana penderita memiliki
korelasi antara kejadian ACS dengan total kolesterol (24%), hipertensi (20%),
merokok (12%), dan inaktivitas fisik (5%). Sebagai tambahan, indeks massa
tubuh dan diabetes juga memiliki pengaruh terhadap modifikasi
perkembangan ACS.10
perkembangan ACS.
3.2.3 Etiologi
Pembentukan trombus secara akut pada plaque arteri koroner yang
robek merupakan penyebab dari ACS. Oklusi total mendadak dari pembuluh
darah dapat menyebabkan iskemik yang menghasilkan ST-elevation
myocardial infarction (STEMI). Tetapi, jika oklusi parsial terjadi, maka
persediaan oksigen ke jaringan otot jantung juga masih tersedia, sehingga
risiko terjadinya iskemik akan lebih rendah dimana hal ini dapat
14
Gambar 1. Faktor risiko ACS.
Smk, smoking; DM, diabetes mellitus;
mellitus; HTN, hypertension
hypertension;; ApoB/A, apo B
to apo A1 rasio (lipid); Obes, obesity
obesity;; PS, psychologic factors.11
psychologic;; RFs, risk factors.
15
Dinding pembuluh darah arteri terdiri dari tiga lapisan, yaitu tunika
intima (lapisan paling dalam), tunika media (lapisan tengah), dan tunika
adventisia (lapisan paling luar). Tunika intima didefinisikan sebagai bagian
pembuluh darah, maka penampakannya akan terlihat kasat mata sebagai fatty
streaks yang berwarna kekuningan pada pembuluh darah koroner. Foam cell
tidak berbahaya dan reversibel jika faktor pencetusnya juga hilang. 17
Akumulasi foam cell juga disebut sebagai intermedate lesion.
lesion.
Tahapan yang menentukan bahwa lesi ini menjadi ireversibel adalah
konversi akumulasi lipid menjadi lebih konfluen, yaitu necrotic core,
core, lipid
core,, atau atheromatous core (plaque
core plaque).
). Prosesnya melibatkan kerusakan
struktur tunika intima akibat degradasi matriks ekstraselular dan kematian
otot polos lokal. Lapisan yang membagi antara lipid-rich core dengan darah
16
aterosklerosis. Jaringan fibrosa ini terbentuk oleh otot polos tipe sintesis,
dimana strukturnya didominasi oleh organel pembentuk protein seperti
retikulum endoplasma kasar dan badan Golgi.18
17
Gambar 3. Mekanisme pembentukan trombus koroner.5
18