Anda di halaman 1dari 7

RSUD BULUYE NAPOA’E MOUTONG

KABUPATEN PARIGI MOUTONG


TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit (PKBRS) merupakan salah satu
intervensi penurunan Angka Kematian Ibu melalui pencegahan kehamilan beresiko
(kehamilan dengan 4 terlalu) dan kehamilan yang tidak diinginkan. Dasar kebijakan
PKBRS Di Indonesia adalah UU RI No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan yang
tercantum dalam pasal 78, dimana tujuan pelayanan kesehatan dalam keluarga
berencana yang dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur
umtuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas dan Pemerintah
bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan dan obat
dalam memberikan pelayanan keluarga berencana yang aman, bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat. Intervensi dilakukan melalui pemenuhan Sumber Daya Manusia
(SDM) kesehatan, alat dan obat perbekalan kesehatan, infrastruktur dan sarana
pelayanan, regulasi manajemen dan informasi kesehatan, pemberdayaan dan
kemitraan serta penelitian dan pengembangan. Dasar kebijakan dalam pelyanan KB di
Indonesia adalah UU RI No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 78, dimana tujuan
pelayanan kesehatan dalam keluarga berencana dimaksudkan untuk pengaturan
kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk generasi penerus yang sehat
dan cerdas dan Pemerintah bertanggung jawab serta menjamin ketersediaan tenaga,
fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam memeberikan pelayanan keluarga berencana
yang aman, bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Undang-undang RI No. 52 tahun
2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Pasal 20
disebutkan bahwa untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga
berkualitas, Pemerintah menetapkan kebijakan keluarga berencana melalui program
keluarga berencana. Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) Nasional
Di Indonesia menawarkan berbagai jenis kontrasepsi yang relatif aman dan efektif.
Dimana salah satunya adalah AKDR sesuai dengan HTA (Health Technology
Assesment) Indonesia yang telah dikeluarkan oleh Kemenkes tentang periode
menyusui, salah satu upaya dalam meningkatkan penggunaan kontrasepsi jangka
Laporan Triwulan 3 Tim PKBRS RSUD Buluye Napoa’e Moutong 2 panjang adalah
ditujukan pada ibu pasca bersalin dengan menggunakan AKDR pasca persalinan dalam
mengatur jarak kehamilan tanpa mempengaruhi produksi air susu ibu (ASI). RSUD
Buluye Napoa’e Moutong merupakan Rumah Sakit Rujukan Regional yang berada di
Kota Cirebon. FKTP dan FKTRL dapat merujuk kasus-kasus obstetrik risiko tinggi yang
membutuhkan pelayanan berkelanjutan berupa pelayanan keluarga berencana paska
persalinan. Kasus-kasus wanita dengan risiko tinggi yang membutuhkan perencanaan
kehamilan dan kontrasepsi dapat dijaring dan dilayani di RSUD Buluye Napoa’e
Moutong melalui kegiatan konseling, informasi dan edukasi (KIE) oleh TIM PKBRS.
Selain kegiatan KIE, RSUD Buluye Napoa’e Moutong juga berpartisipasi aktif dalam
memberikan pelayanan kontrasepsi melalui metode operatif maupun non operatif.
Penyediaan layanan Poliklinik PKBRS di RSD Gunung Jati diharapkan juga dapat
mendukung kegiatan pemerintah dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan
keluarga berkualitas.

B. Landasan Hukum
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
(lembaga Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 3495).
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara RI tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 4431).
3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4437).
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159b/Menkes/SK/Per/II/1988 tentang Rumah
Sakit.
5. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1998
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 131/Menkes/SK/II/2004
tentang Sistem Kesehatan Nasional, diatur Upaya Kesehatan Perorangan dan
upaya Kesehatan Masyarakat. Laporan Triwulan 3 Tim PKBRS RSUD Buluye
Napoa’e Moutong 3
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1575/Menkes/Per/XI?2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Kesehatan.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakitdi Lingkungan Departemn Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 512/Menkes/Per/IV/2007
tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran.
10. Peraturan Menteri Kesehatan no 97 Tahun 2014 tentang pelayanan Kesehatan
masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan,
penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan Kesehatan seksual
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 135).
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 87 tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan keluarga, Keluarga Berencana,
dan system informasi keluarga.
C. TUJUAN UMUM
Meningkatkan kemampuan pengelolaan pelayanan keluarga berencana rumah
sakit sebagai upaya mendukung percepatan penurunan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi

D. TUJUAN KHUSUS
1. Memberikan pelayanan KB secara profesional dan bermutu.
2. Meningkatkan pengetahuan pasien melalui pendidikan kesehatan dalam
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan.
3. Meningkatkan kualitas bidan melalui pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan
mutu pelayanan .
4. Memberikan pelayanan KB dengan penyulit.
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
DAN HASIL YANG DICAPAI

A. JENIS PELAYANAN
1. KB pasca salin
 Lahir pervaginam
 SC
2. KB pasca keguguran
3. Pelepasan alat kontrasepsi dengan penyulit

B. Jumlah Partus Berdasarkan Jenis Persalinan Bulan Juli- September 2023


Tabel 1. Jumlah Partus Berdasarkan Jenis Persalinan

NO JENIS PERSALINAN JULI AGUSTUS SEPTEMBER TOTAL

1. Seksio sesarea 0 0 0 0
Partus Spontan 2 1 0 3
2.
Ekstraksi Vakum 0 0 0 0
3.
Manual Aid 0 0 0 0
4.
Induksi Misoprostol / 0 0 0 0
5.
Augmentasi Oksitosin
1 0 3
TOTAL 2

C. Jumlah Penggunaan Kontrasepsi Berdasarkan Jenis Persalinan Bulan Juli-


September 2023
Tabel 2. Jumlah Penggunaan Kontrasepsi Berdasarkan Jenis Persalinan

NO JENIS JUMLAH
IUD MOW SUNTIK PIL KONDOM IMPLAN TOTAL
. PERSALINAN PERSALINAN

Seksio 0 0 0 0 0 0 0 0
1.
sesarea
Partus 0 0 0 0 0 0 0 0
2.
Spontan
Ekstraksi 0 0 0 0 0 0 0 0
3.
Vakum
4. Manual Aid 0 0 0 0 0 0 0 0
JENIS JUMLAH
NO IUD MOW SUNTIK PIL KONDOM IMPLAN TOTAL
PERSALINAN PERSALINAN

Induksi
Misoprostol /
5. 0 0 0 0 0 0 0 0
Augmentasi
Oksitosin

0 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL

D. Jumlah Penggunaan Kontrasepsi Berdasarkan Usia Bulan Juli-September 2023


Tabel 3. Jumlah Penggunaan Kontrasepsi Berdasarkan Usia

JENIS JUMLAH
NO IUD MOW SUNTIK PIL KONDOM IMPLAN TOTAL
PERSALINAN PERSALINAN

Seksio
1. 0 0 0 0 0 0 0 0
sesarea

Partus
2. 0 0 0 0 0 0 0 0
Spontan

Ekstraksi
3. 0 0 0 0 0 0 0 0
Vakum

4. Manual Aid 0 0 0 0 0 0 0 0

Induksi
Misoprostol /
5. 0 0 0 0 0 0 0 0
Augmentasi
Oksitosin

TOTAL 0 0 0 0 0 0 0 0
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. PKBRS sudah pro aktif dalam ikut serta menurunkan angka kematian secara
maksimal dengan sarana dan prasarana yang ada saat ini.
2. Jumlah partus berdasarkan jenis persalinan ....
3. Jumlah penggunaaan kontrasepsi berdasarkan jenis persalinan yaitu dengan
jumlah .....
4. Jumlah penggunaan kontrasepsi berdasarkan usia yang paling banyak adalah
pada usia 20-35 tahun berjumlah .... atau sebesar ....

B. Saran
Diperlukan adanya Pelatihan Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan yang
ada di RSUD Buluye Napoa’e Moutong.

BAB V
PENUTUP

Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi

Anda mungkin juga menyukai