Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum Biokimia

ISOLASI PATI

TRYA APRILYAWATI FOLASOWOHI

H031221041

KELOMPOK III

LABORATORIUM BIOKIMIA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

ISOLASI PATI

Disusun dan diajukan oleh:

TRYA APRILYAWATI FOLASOWOHI

H031221041

Laporan praktikum telah diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, September 2023


Asisten Praktikan

SITTI FATHIRAH KAMALUDDIN TRYA A. FOLASOWOHI


NIM.H031191094 NIM.H031221041
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karbohidrat memainkan peranan sangat penting pada kehidupan organisme.

Nama karbohidrat berasal dari ‘hydrate of carbon’ yang merujuk ke rumus

empirisnya (CH2O)n dimana n adalah 3 atau lebih besar (n biasanya 5 atau 6 tetapi

dapat sampai 9). Klasifikasi utama karbohidrat adalah monosakarida, disakarida,

polisakarida. Secara struktural karbohidrat merupakan polihidroksi aldehid atau

polihidroksi keton atau senyawa yang menghasilkan polihidroksi aldehid atau

polihidroksi keton pada produk hidrolisisnya (Azhar, 2016).

Karbohidrat dapat ditemukan pada berbagai tempat, seperti gula dan pati

yang terdapat dalam makanan, serta selulosa yang terdapat pada kayu, kertas, dan

kapas. Kata karbohidrat secara historis berasal dari fakta bahwa glukosa, yaitu

karbohidrat sederhana pertama yang diperoleh secara murni, memiliki rumus

molekul C6H12O6. Karbohidrat terbagi menjadi dua macam yaitu karbohidrat

sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana atau monosakarida,

adalah karbohidrat yang tidak bisa diubah menjadi gula yang lebih kecil dengan

hidrolisis. Karbohidrat kompleks yaitu karbohidrat yang berasal dari dua atau lebih

gula sederhana yang dihubungkan melalui ikatan asetal. Ubi jalar, nasi, serta

kentang merupakan karbohidrat yang kompleks (McMurry, 2015). Berdasarkan

uraian di atas, maka dilakukan percobaan isolasi pati dari ubi jalar dengan tujuan

untuk mengetahui kadar amilum yang terkandung dalam ubi jalur dan mengetahui

reaksi iodida pada amilum. Hal ini diharapkan dapat bermanfaat dalam bekerja di

laboratorium.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dalam percobaan ini adalah untuk mempelajari dan memahami

teknik isolasi pati dari ubi jalar dan uji amilum dengan iodida dalam berbagai

keadaan.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah:

1. untuk mengetahui kadar amilum pada sampel ubi jalar.

2. untuk mengetahui reaksi antara amilum dengan iodida pada suasana asam, basa,

dan netral.

1.3 Prinsip Percobaan

1.3.1 Isolasi Pati dari Sampel

Prinsip dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar amilum pada ubi

jalar dengan cara homogenasi, penyaringan, dekantasi menggunakan akuades dan

etanol, serta pemanasan hingga diperoleh pati murni.

1.3.2 Uji Iodida pada Pati

Prinsip dari percobaan ini adalah menguji reaksi antara amilum dengan

iodida pada suasana asam, basa dan netral dengan penambahan HCl, NaOH dan

H2O, serta penambahan iodin, pemanasan dan pendinginan. Hasil uji positif

ditandai dengan perubahan warna dari bening menjadi warna biru.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karbohidrat

Karbohidrat merupakan biomolekul yang terdiri dari atom karbon (C),

hidrogen (H), dan oksigen (O), dengan rasio atom hidrogen oksigen 2:1 seperti

dalam air. Rumus ini berlaku untuk monosakarida yang memiliki rumus empiris

C5H10O4. Karbohidrat secara teknis adalah hidrat dari karbon yang secara struktural

lebih akurat untuk melihatnya sebagai aldosa dan ketosa. Dahulu nama karbohidrat

digunakan dalam kimia untuk senyawa apapun dengan rumus Cm(H2O)n. Mengikuti

definisi ini, beberapa ahli kimia menganggap formaldehida (CH2O) sebagai

karbohidrat paling sederhana, sementara ahli yang lain mengatakan sebagai glikol

aldehida (Awuchi dan Amagwula, 2021).

Karbohidrat banyak dijumpai di alam, seperti gula dan pati yang terdapat

pada makanan. Istilah karbohidrat berasal dari glukosa sebagai karbohidrat pertama

yang berhasil diperoleh secara murni. Glukosa dengan rumus molekul C6H12O6 atau

(CH2O)6 dikatakan sebagai senyawa hidrat dari karbon. Istilah senyawa hidrat

diketahui merupakan istilah yang salah karena karbohidrat merupakan suatu

polihidroksi dari aldehid dan keton atau turunannya. Glukosa mempunya nama lain

dekstrosa. Klasifikasi karbohidrat disusun berdasarkan ukuran molekul

penyusunnya dan gugus yang dikandungnya. Berdasarkan ukuran molekulnya

karbohidrat dibagi menjadi dua yaitu gula sederhana dan karbohidrat kompleks,

yang disebut dengan gula sederhana adalah kelompok monosakarida. Karbohidrat

kompleks tersusun dari dua atau lebih gula sederhana. Klasifikasi karbohidrat

berdasarkan ukuran molekulnya dibedakan menjadi tiga yaitu monosakasida,

disakarida, dan polisakarida (Wardiyah, 2016).


Monosakarida adalah karbohidrat paling sederhana karena monosakarida

tidak dapat lagi dihidrolisis menjadi gula yang lebih sederhana. Sifat monosakarida

adalah larut di dalam air, berwarna putih, padat kristalin, dan berasa manis. Contoh

monosakarida adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, dan ribosa. Disakarida dibentuk

ketika karbon anomerik dari satu molekul monosakarida berinteraksi dengan

beberapa gugus hidroksil molekul monosakarida lainnya. Interaksi monosarida

dan gugus hidroksil akan membentuk ikatan kovalen yang dinamakan ikatan

glikosida (Azhar, 2016).

Polisakarida merupakan karbohidrat yang kompleks. Polisakarida adalah

polimer yang terdiri dari banyak monosakarida yang disatukan oleh ikatan

glikosidik. Oleh karena itu, polisakarida memiliki ukuran sangat besar, seringkali

bercabang. Polisakarida cenderung bersifat amorf, tidak larut dalam air, dan tidak

memiliki rasa manis. Ketika semua monosakarida dalam polisakarida memiliki

jenis yang sama, maka polisakarida disebut homopolisakarida dan bila lebih dari

satu jenis monosakarida, mereka disebut heteropolisakarida (BeMiller. 2018).

2.2 Amilum

Amilum atau pati adalah jenis karbohidrat polisakarida yang dihasilkan

melalui proses fotosintesis pada tanaman yang disimpan dalam beberapa organ

tanaman, seperti akar, batang, dan biji sebagai tempat penyimpan cadangan

makanan. Amilum juga merupakan kelebihan karbohidrat yang disimpan oleh

tanaman sebagai cadangan makanan yang memiliki warna putih, tidak berasa, serta

berbentuk serbuk amorf lunak. Amilum mengandung dua komponen, yakni amilosa

dan amilopektin. Amilosa merupakan komponen dalam amilum yang memiliki


struktur linier tanpa cabang dengan 200 – 300 satuan D-glukosa yang terhubung

melalui ikatan α-(1,4)-glikosida. Sementara itu, amilopektin merupakan komponen

dalam amilum yang memiliki struktur linier bercabang dengan 1.000 bahkan lebih

satuan D-glukosa yang terhubung melalui ikatan α-(1,4)-glikosida pada rantai

lurusnya dan ikatan α-(1,6)-glikosida pada rantai cabangnya. Amilosa memiliki

sifat yang keras dan mudah menyerap air, sedangkan amilopektin memiliki sifat

yang lengket dan sulit menyerap air. Amilum didapatkan dengan cara mengekstrak

bagian tanaman yang memiliki kandungan karbohidrat seperti umbi pada akar,

batang, ataupun biji. Proses ekstraksi amilum tersebut nantinya akan memisahkan

bagian amilum dari komponen lain yang terdapat dalam bagian tanaman, setelah

terpisah dari komponen. Amilum dikeringkan untuk mengurangi kadar airnya

dan menjadi tepung, selain menjadi sumber bahan pangan. Amilum juga dapat

digunakan sebagai bahan baku dalam industri khususnya pada industri farmasi,

amilum banyak digunakan sebagai bahan tambahan pada campuran sediaan, hal ini

dikarenakan amilum mempunyai sifat yang inert, murah, serta mudah untuk

didapatkan (Saraswati dan Putra, 2022).

Pati atau amilum adalah polimer karbohidrat kompleks yang diproduksi

oleh tanaman. Secara kimiawi, seluruh metabolisme pati sangat kompleks karena

mengandung berbagai enzim atau protein. Pati sangat penting bagi manusia dan

hewan karena sebagai sumber nutrisi dan energi. Pati digunakan dalam berbagai

makanan seperti nasi, susu, roti, sup, dan saus, serta produk daging. Selain itu, pati

digunakan pada produk non-makanan seperti produk farmasi, tekstil, bahan bakar

berbasis alkohol, perekat, pewarna (Apriyanto dkk., 2022).


2.3 Isolasi Pati

Isolasi pati adalah proses menghasilkan pati murni Isolasi pati dapat

dilakukan dengan beberapa metode ekstraksi yang ada. Secara umum isolasi pati

yang biasa ditemukan adalah dari bahan baku sereal seperti beras, gandum, dan oat.

Adapun sumber karbohidrat yang lain adalah seperti kentang, ubi jalar dan sagu.

Isolasi pati dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain alkaline steeping,

high intensity ultrasound combined with the neutral protease, protease digestion,

and chrastil-enzymatic method. Pada ubi jalar sendiri isolasi pati dapat dilakukan

dengan mengekstraksi pati ubi jalar, adapun untuk menentukan rendamen ubi jalar

yang meliputi, kadar air, kadar pati, kadar amilosa, amilopektin, viskositas, suhu

glatinisasi, bentuk dan ukuran diameter granula (Yuliansar dkk., 2020).

2.4 Ubi Jalar

Ubi jalar (Ipomoea batatas) merupakan tanaman yang mudah tumbuh di

berbagai tempat dengan lama waktu tumbuh hingga panen sekitar 3 bulan.

Komponen utama pada ubi jalar adalah karbohidrat. Ubi jalar kering sewaktu

dipanen dengan kadar air 16-40% mengandung sekitar 75- 90% karbohidrat.

Masyarakat memanfaatkan tanaman ubi jalar sebagai sumber pangan. Ubi jalar

sebagai tanaman umbi banyak mengandung pati. Ubi jalar mengandung 20%

sampai 30% pati. Pati ubi jalar belum banyak dimanfaatkan di Indonesia seperti pati

ubi kayu, jagung. Ubi jalar adalah jenis tanaman yang mempunyai daya tumbuh

yang tinggi (97-100%) dan mempunyai daya tahan dari serangan hama. Ubi

jalar memiliki tiga varietas (klon) yang berbeda berdasarkan warna daging

umbinya, yaitu putih, kuning muda dan ungu tua (Yuliansar dkk., 2020).
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan amilum 0,1%,

ubi jalar, akuades, etanol 96%, Iodin 0,1 N, HCl 6 M, NaOH 6 M, kertas saring,

label, dan tissue.

3.2 Alat Percobaan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas kimia 200 mL,

neraca analitik, batang pengaduk, kain saring putih, corong, gelas ukur 100 mL,

blender, pisau, tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, bunsen, oven, spatula

dan sikat tabung.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Isolasi Pati dari Ubi Jalar

Ubi jalar dikupas kemudian dipotog-potong kecil menjadi beberapa bagian

kemudian ditimbang sebanyak 100 g. Sampel dimasukkan kedalam blender lalu

dihomogenasikan dengan 100 mL akuades kemudian dihaluskan. Campuran

tersebut disaring menggunakan kain saring putih dan cairannya ditampung dalam

gelas kimia sedangkan residunya dibuang. Cairan putih diaduk lalu dibiarkan

hingga mengendap. Endapan pati yang terbentuk didekantasi menggunakan

akuades sebanyak 100 mL lalu dibiarkan lagi hingga mengendap, dilakukan hal

tersebut sebanyak 2 kali. Endapan pati didekantasi menggunakan etanol 96%

sebanyak 25 mL lalu disaring menggunakan kertas saring dan corong. Kemudian

starch dikeringkan menggunakan oven lalu dimasukkan ke desikator agar kering

sempurna. Pati ditimbang setelah kering.


3.3.2 Uji Iodida pada Pati

Tiga buah tabung reaksi disediakan, masing-masing diisi dengan 3 mL

larutan amilum 0,1%. Tabung 1 ditambahkan akuades sebanyak 3 tetes. Tabung 2

ditambahkan NaOH 6 M sebanyak 3 tetes. Tabung 3 ditambahkan HCl 6 M

sebanyak 3 tetes kemudian ketiga tabung dihomogenkan. Masing-masing tabung

ditambahkan 2 tetes larutan iodin 0,1 N lalu dihomogenkan. Ketiga tabung reaksi

tersebut dipanaskan diatas bunsen. Setelah larutan bening ketiga tabung reaksi

kembali didinginkan, kemudian diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Isolasi Pati dari Ubi Jalar

Hasil percobaan isolasi amilum dari kentang diperoleh data sebagai berikut:

Berat sampel (Ubi Jalar) = 100 g

Berat kertas saring = 1,1077 g

Berat amilum + kertas saring = 7,7277 g

Berat amilum = (7,7277 -1,1077) g

= 6,62 g

Berat amilum
Kadar amilum dalam ubi jalar = x 100%
Berat ubi jalar

6,62 g
= x 100%
100 g

= 6,62%

4.1.1 Uji Iodida pada Pati

Adapun hasil pengamatan dari percobaan uji iodida dalam suasana asam,

basa dan netral dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Uji Iodida pada Pati


Tabung I Tabung II Tabung III
Perubahan
(Akuades) (NaOH) (HCl)
Warna sebelum ditambahkan
Bening Bening Bening
iodin 0,01 N
Warna setelah ditambahkan
Biru Bening Biru Pekat
iodin 0,1 N
Warna setelah dipanaskan Bening Bening Bening
Warna setelah didinginkan Biru Muda Bening Biru Pekat
4.2 Reaksi

4.2.1 Reaksi Pati pada Suasana Netral

Biru
4.2.2 Reaksi Pati pada Suasana Asam

Biru
4.2.3 Reaksi Pati pada Suasana Basa

4.3 Pembahasan

4.3.1 Isolasi Pati

Percobaan isolasi pati dilakukan untuk mengetahui kadar amilum pada

sampel. Pada percobaan isolasi pati ini menggunakan sampel ubi jalar. Ubi jalar

dikupas, dipotong kecil-kecil dengan tujuan untuk memudahkan saat

dihomogenasikan. Sampel dihomogenasikan menggunakan blender dengan

menambahkan akuades. Selanjutnya, sampel yang telah di blender disaring

menggunakan kain putih agar tersaring dengan cepat, lalu cairannya ditampung

sedangkan residunya dibuang. Selanjutnya, ditambahkan akuades dan

dihomogenkan lalu didiamkan agar mengendap. Setelah terbentuk endapan putih

(pati), maka cairan tersebut didekantasi. Dekantasi dengan akuades dilakukan

sebanyak dua kali. Dekantasi dilakukan berulang dengan tujuan untuk memurnikan

filtrat karena akuades dapat mengikat kotoran dan melarutkan zat-zat polar lain

yang tidak dibutuhkan. Selanjutnya, endapan putih (pati) tadi didekantasi lagi
menggunakan etanol 96% yang berfungsi untuk melarutkan bahan-bahan organik

yang tidak larut dalam akuades. Hasil dekantasi disaring menggunakan kertas

saring dan corong. Pati (starch) hasil penyaringan dipindahkan ke wadah petridisk

lalu dikeringkan dalam oven untuk menghilangkan kadar cairan agar hasil yang

diperoleh hanya pati (starch) murni saja saat ditimbang. Berdasarkan hasil

percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data berat pati (starch) sebanyak 6,62 g

sehingga dapat diperoleh kadar pati pada sampel ubi jalar adalah 6,62%.

4.3.2 Uji Iodida pada Pati

Pada percobaan uji iodida pada amilum, larutan pati direaksikan dengan

larutan iodin 0,1 N dalam suasana netral, asam, dan basa. Pada suasana netral,

larutan amilum ditambahkan akuades lalu dihomogenkan. Hasil yang diperoleh

yaitu larutan berwarna bening sebelum ditambahkan larutan iodin 0,1 N dan setelah

ditambahkan larutan iodin 0,1 N terjadi perubahan warna menjadi biru muda hal ini

karena adanya ikatan antara amilum dengan iod. Ikatan ini disebut ikatan semu.

Saat larutan dipanaskan terjadi perubahan warna menjadi bening karena ikatan

semu terputus sehingga larutan berubah warna dan pada saat didinginkan larutan

berubah warna menjadi biru. Berdasarkan percobaan, didapatkan hasil sesuai

dengan teori.

Pada suasana asam, larutan amilum ditambahkan dengan larutan HCl 6 M

lalu dihomogenkan. Hasil yang diperoleh yaitu larutan berwarna bening sebelum

ditambahkan larutan iodin 0,1 N dan setelah ditambahkan larutan iodin 0,1 N terjadi

perubahan warna menjadi biru. Hal ini dikarenakan terbentuknya ikatan antara

amilum dan iodin yang disebut ikatan semu. Saat larutan dipanaskan terjadi

perubahan warna bening dikarenakan ikatan semu yang terjadi pada amilum dapat

putus karena adanya pemanasan yang membentuk suatu iod yang bebas dalam

larutan. Saat dipanaskan, rantai amilum akan memanjang sehingga iod mudah
terlepas, sedangkan ketika larutan didinginkan, terjadi perubahan warna menjadi

biru kembali hal ini terjadi karena rantai pada amilum akan mengerut sehingga

iodida kembali terikat dengan amilum. Oleh karena itu, pada saat dilakukan

pemanasan tidak boleh terlalu lama karena dapat memutus ikatan semu pada

amilum. Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan hasil sudah sesuai dengan teori.

Pada suasana basa, larutan amilum ditambahkan dengan NaOH lalu

dihomogenkan. Hasil yang diperoleh yaitu larutan berwarna bening sebelum

ditambahkan iodida 0,1 N dan setelah ditambahkan iodida 0,1 N larutan tetap

berwarna bening. Hal ini dikarenakan ketika suasana basa tidak terjadi reaksi antara

amilum dengan iodida, akan tetapi larutan iodin tersebut akan bereaksi dengan basa

(NaOH) dan membentuk hipoidida (NaI dan NaOI) sehingga menghalangi reaksi

antara amilum dengan iodin. Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan hasil sudah

sesuai dengan teori.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. kadar amilum yang terdapat pada 100 g sampel ubi jalar sebesar 6,62%.

2. uji iodida pada pati dalam suasana netral dan asam diperoleh hasil uji positif

ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi biru tua pada suasna asam

dan biru muda pada suasana netral, sedangkan dalam suasana basa diperoleh

hasil uji negatif karena tidak terjadi perubahan warna pada larutan.

5.2 Saran

Sebaiknya alat-alat di laboratorium seperti nerasa analitik diperbaharui sehingga

praktikum dapat berjalan dengan lancar


DAFTAR PUSTAKA

Apriyanto, A., Compart, J. dan Fettke, J., 2022, a Review of Starch, a Unique
Biopolymer–Structure, Metabolism and in Planta Modifications, Plant
Science, 318(223): 1-8.

Awuchi, C.G. dan Amagwula, I.O., 2021, Biochemistry and Nutrition of


Carbohydrates, Global Journal of Research in Agriculture and Life
Sciences, 1(1): 4-12.

Azhar, M., 2016, Biomolekul Sel, UNP PRESS, Padang.

BeMiller, J.N., 2018, Carbohydrate Chemistry for Food Scientists, Elsevier,


Cambridge.

McMurry, J., 2015, Organic Chemistry, Nelson Education, Canada.

Saraswati, L.A.P. dan Putra, 1.G.N.A.D., Pengaruh Variasi Waktu Pengeringan


Oven terhadap Karakteristik Fisik Amilum Talas Kimpul (Xanthosoma
sagittifolium), Journal Transformation of Mandalika, 3(4): 2745-5882.

Yuliansar, Ridwan, dan Hermawati., 2020, Karakterisasi Pati Ubi Jalar Putih,
Orange, Dan Ungu, Jurnal SAINTIS, 1(2): 1-13.

Wardiyah, 2016, Kimia Organik, Pusdik SDM Kesehatan, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai