Anda di halaman 1dari 3

PENGERTIAN IMAN, ISLAM, IHSAN DAN INSAN KAMIL

A. IMAN
Pengertian dasar dari istilah “iman” ialah “memberi ketenangan hati;
pembenaran hati”. Jadi makna iman secara umum mengandung pengertian
pembenaran hati yang dapat menggerakkan anggota badan memenuhi segala
konsekuensi dari apa yang dibenarkan oleh hati.
Iman sering juga dikenal dengan istilah aqidah, yang berarti ikatan, yaitu
ikatan hati. Bahwa seseorang yang beriman mengikatkan hati dan perasaannya dengan
sesuatu kepercayaan yang tidak lagi ditukarnya dengan kepercayaan lain. Aqidah
tersebut akan menjadi pegangan dan pedoman hidup, mendarah daging dalam diri
yang tidak dapat dipisahkan lagi dari diri seorang mukmin. Bahkan seorang mukmin
sanggup berkorban segalanya, harta dan bahkan jiwa demi mempertahankan
aqidahnya.
B. ISLAM
Islam sebagai sebuah nama dari nama agama tidak diberikan oleh para
pemeluknya melainkan kata “Islam” pada kenyataannya dicantumkan dalam Quran,
yaitu:
1. “Wa radhitu lakum al-Islama dinan” artinya “Dan Allah mengakui bagimu Islam
sebagai Agama”.
2. “Inna’ ddina inda ilahi al Islam” artinya “Sesungguhnya agama disisi Allah adalah
Islam”.
C. IHSAN
Ihsan berasal dari kata ‫ َح ُس َن‬yang artinya adalah berbuat baik, sedangkan
bentuk masdarnya adalah ‫ِاْح َس اْن‬, yang artinya kebaikan. Allah SWT berfirman dalam
Al Qur`an mengenai hal ini.

‫ُس ُٔـو۟ا‬
‫َأِلنُفِس ُك ْم ۖ َو ِإْن َأَس ْأُتْم َفَلَهاۚ َفِإَذ ا َج ٓاَء َو ْعُد ٱْل َء اِخ َر ِة ِلَي ٓۥ‬ ‫ِإْن َأْح َس نُتْم َأْح َس نُتْم‬
‫ٱْلَم ْس ِج َد َك َم ا َد َخ ُلوُه َأَّو َل َم َّر ٍة َو ِلُيَتِّبُرو۟ا َم ا َع َلْو ۟ا َتْتِبيًر‬ ‫ُو ُجوَهُك ْم َو ِلَيْد ُخ ُلو۟ا‬
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika
kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat
hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk
menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana
musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-
habisnya apa saja yang mereka kuasa. (al-Isra’: 7)

ۖ‫ِخ َر َة ۖ َو اَل َت ْن َس َن ِص ي َبَك ِم َن ا لُّد ْن َيا‬ ‫َو ا ْبَت ِغ ِف ي َم ا آ َت ا َك ال َّل ُه الَّد ا َر ا آْل‬
‫َتْب ِغ ا ْل َف َس ا َد ِف ي ا َأْل ْر ِض ۖ ِإ َّن ال َّل َه اَل‬ ‫َو َأْح ِس ْن َك َم ا َأْح َس َن ال َّلُه ِإ َل ْي َك ۖ َو اَل‬
‫ُيِح ُّب ا ْل ُم ْف ِس ِد ي‬
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (al-
Qashash:77)

Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh
hamba Allah swt. Sebab, ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan
dari-Nya. Sebaliknya, seorang hamba yang tidak mampu mencapai target ini akan
kehilangan kesempatan yang sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat dimata
Allah swt. Rasulullah saw. pun sangat menaruh perhatian akan hal ini, sehingga
seluruh ajaran-ajarannya mengarah kepada satu hal, yaitu mencapai ibadah yang
sempurna dan akhlak yang mulia.

C. INSAN KAMIL
Insan kamil ialah manusia yang sempurna dari segi wujud dan
pengetahuannya. Kesempurnaan dari segi wujudnya ialah karena dia merupakan
manifestasi sempurna dari citra Tuhan, yang pada dirinya tercermin nama-nama dan
sifat Tuhan secara utuh. Al-Jili membagi insan kamil atas tiga tingkatan. Tingkat
pertama disebutnya sebagai tingkat permulaan (al-bidayah). Pada tingkat ini insan
kamil mulai dapat merealisasikan asma dan sifat-sifat Ilahi pada dirinya. Tingkat
kedua adalah tingkat menengah (at-tawasut). Pada tingkat ini insan kamil sebagai
orbit kehalusan sifat kemanusiaan yang terkait dengan realitas kasih Tuhan (al-haqaiq
ar-rahmaniyah). Dan Tingkat ketiga ialah tingkat terakhir (al-khitam). Pada tingkat ini
insan kamil telah dapat merealisasikan citra Tuhan secara utuh.Insan kamil jika dilihat
dari segi fisik biologisnya tidak berbeda dengan manusia lainnya. Namun dari segi
mental spiritual ia memiliki kualitas-kualitas yang jauh lebih tinggi dan sempurna
dibanding manusia lain. Karena kualitas dan kesempurnaan itulah Tuhan menjadikan
insan kamil sebagai khalifah-Nya.

Anda mungkin juga menyukai