LP Persalinan Normal Widodo Hardianto
LP Persalinan Normal Widodo Hardianto
OLEH :
Widodo Hardianti, S.Kep
NIM 232311101113
A. PENGERTIAN
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan
lahir atau bukan jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri). Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi cukup bulan atau hamper cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Mutmainnah dkk,
2017).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik
ibu maupun janin (Mutmainnah dkk, 2017). Asuhan Persalinan normal
adalah sebuah upayah untuk mengurangi angka kematian ibu dengan cara
pencegahan komplikasi setelah melahirkan terutama pendarahan,
hipotermi dan asfiksia bayi baru lahir (Haryanti, 2018).
B. ETIOLOGI
- Tidak teratur
4) Perubahan cerviks yaitu pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix
menunjukkan bahwa cerviks yang tadinya tertutup, panjang dan kurang
lunak, kemudian menjadi lebih lembut, dan beberapamenunjukkan telah
terjadi pembukaan dan penipisan. Perubahan ini berbeda untuk
masingmasing ibu, misalnya pada multipara sudahterjadi pembukaan 2 cm
namun pada primipara sebagian besar masih dalam keadaan tertutup.
5) Energy Sport yaitu beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-
kira 24-28 jam sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari
sebelumnya merasa kelelahan fisik karena tuanya kehamilan makaibu
mendapati satu hari sebelum persalinan dengan energi yang penuh.
Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktifitas yang dilakukannya seperti
membersihkan rumah, mengepel, mencuci perabot rumah, dan pekerjaan
rumah lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga menjelang kelahiran
bayi, sehingga persalinan menjadi panjang dan sulit.
6) Gastrointestinal Upsets yaitu beberapa ibu mungkin akan mengalami
tanda-tanda seperti diare, obstipasi, mual dan muntah karena efek
penurunan hormon terhadap sistem pencernaan.
E. TAHAPAN DAN FISIOLOGIS PERSALINAN
1) Kala I
I. Fase laten
II. Fase aktif: Fase ini terbag menjadi 3, yakni akselerasi, dilatasimaksimal,
dan deselerasi
- Fase Akselerasi, dalam fase ini dalam waktu 2 jam terjadi pembukaan
3 cm menjadi 4 cm
- Fase Dilatasi Maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat, dari yang awalnya 4 cm sampai dengan 9 cm
- Fase Dilatasi, pembukaan menjadi lambat yaitu dalam waktu 2 jam
pembukaan berubah menjadi pembukaan lengkap.
Dalam fase aktif ini frekuensi dan lama kontraksi uterus akan
meningkat secara bertahap, biasanya terjadi tiga kali atau lebih dalam
waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih. Biasanya dari
pembukaan 4cm hingga mencapai pembukaan lengkap 10 cm, akan terjadi
kecepatan rata-rata yaitu 1 cm per jam untuk primigravida dan 2 cm untuk
multigravida.
2) Kala II
Dimulai dengan pembukaan lengkap (10 cm) sampai jalan lahir, proses
ini tergantung dengan proses multipara atau primipara. Lamanya kala II 1-
2 jam. Perlunya diantisipasi pada kala ini adalah ukuran jalan lahir dan
perbandingan dari janin terutama kepala janin. Hal lain yang tidak kalah
pentingnya untuk dipantau adalah tenaga ibu untuk mengedan diperlukan
cara yang tepat, pemantauan janin meliputi presentasi penurunan janin dan
detak jantung janin setelah kontraksi, status kesehatan ibu tentang kebutuhan
cairan dan perilaku ibu. Dalam keadaan normal, pada saat crowning atau
setelah bahudepan lahir, disuntikkan oksitoksin intramuskular sebanyak 5
unit. Oksitoksin bekerja dalam waktu 2-3 menit sehingga penyuntikkan ini
dapat menurunkan risiko terjadinya pendarahan pasca persalinan. Bila
injeksi dilakukan maka sis proses persalinan selanjutnya akan berlangsung
tidak secara tergesa-gesa, oksitoksin akan menunjukkan efeknya saat
persalinan kala II berakhir sempurna. Respon fisiologi yang terjadi pada kala
II, diantaranya:
3) Kala III
Proses ini dimulai dari setelah bayi lahir sampai pengeluaran plasenta,
lamanya proses ini harus kurang dari 30 menit. Kala IIIterjadi setelah
berakhirnya kala I dan II. Plasenta akan turun darisegmen bawah uterus
seperti bentuknya. Tinggi fundus uteri naikdiataspusat, mengeras. Setelah
plasenta lahir segmen bawah uterus kembali kosong, fundus uteri turun dan
mengeras karena mengalami kontraksi.
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Biasanya kala III juga disebut dengan
kala uri atau kala pengeluaran plasenta. Tahap iniberlangsung tidak lebih
dari 30 menit. Peregangan tali pusat terkendali (PTT) dilanjutkan dengan
pemberian oksitosin kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan. Tanda-
tanda pelepasan plasenta adalah:
- Pendokumentasian.
Respon fisiologis kala IV ialah setelah plasenta lahir, tinggi
fundus uteri kurang lebih 2 jari dibawah pusat. Otot-otot uterus
berkontraksi, pembuluh darah yang ada diantara anyaman-anyaman otot
uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah
plasenta dilahirkan. Tujuh langkah pemantauan yang dilakukan pada
Kala IV, diantaranya:
- Kandung kemih harus kosong, karena kandung kemih yang penuh dapat
menekan uterus keatas dan menghalangi uterus untuk berkontraksi
sepenuhnya.
- Luka-luka: jahitan baik/tidak, ada perdarahan/tidak. Evaluasi laserasi
dan perdarahan aktif pada perineum dan vagina. Nilai perluasan laserasi
perineum. Derajat laserasi terbagi atas 4 yaitu:
(1) Derajat I : Meliputi mokosa vagina, fourchette posteriordan kulit perineum.
Pada derajat I ini tidak perlu dilakukan penjahitan, kecuali jika terjadi
perdarahan.
(2) Derajat II : Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior, kulit perineum dan
otot perineum. Pada derajat II dilakukan penjahitan dengan teknik jelujur.
(3) Derajat III : Meliputi mokosa vagina, fourchetteposterior, kulit perineum,
otot perineum dan otot spingter ani external
(4) Derajat IV : Derajat III ditambah dinding rectum anterior. Pada derajat III
dan IV dianjurkan untuk segera dilakukan rujukan karena laserasi ini
memerlukan teknik dan prosedur khusus
- Uri dan selaput ketuban harus lengkap
a) Periksa Setiap 15 menit pada jam pertama setelah persalinan dan setiap
30 menit pada jam kedua setelah persalinan jika kondisi itu tidak stabil
pantau lebih sering
b) Apakah ibu membutuhkan minum
(3) Kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri: Rasakan apakah fundus uteri
berkontraksi kuat dan beradadibawah umbilicus. Periksa fundus :
a) 2-3 kali dalam 10 menit pertama
A. PENGERTIAN
Asuhan persalinan normal adalah pemberian tindakan pada ibu yang
siap bersalin yaitu pada Kala II Inpartu, dimana tidak ada penyulit
kehamilanmaupun penyulit persalinan.
B. TUJUAN
Menolong persalinan dan memberikan asuhan mulai kala I - Kala IV
pada persalinan normal.
C. INDIKASI
D. KONTRAINDIKASI
Persalinan patologi.
E. PERSIAPAN PASIEN
2) Partus set :
- 2 klem arteri
- ½ kocher
- gunting episiotomy
4) duk steril
5) kassa steril
7) Sputi
9) Celemek
12) Funandoskop
13) Handuk
17) Bengkok
G. PERSIAPAN PERAWAT
H. CARA KERJA
16) Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.
PARTOGRAF
A. PENGERTIAN
Alat untuk mencatat hasil observasi dan pemeriksaan fisik ibu dalam
proses persalinan serta merupakan alat utama dalam mengambil keputusan
klinik khususnya pada persalinan kala satu, dan mendeteksi apakah proses
persalinan berjalan secara normal.
B. TUJUAN
1) Untuk semua ibu dalam kala I fase aktif (fase laten tidak dicatat di
partograftetapi di tempat terpisah seperti di KMS ibu hamil atau rekam
medik)
2) Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (spesialis obgyn,
bidan,dokter umum, residen swasta, rumah sakit, dll)
3) Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan
asuhankepada ibu selama persalinan dan kelahiran.
Kondisi ibu dan bayi yang dicatat dalam partograph :
D. KONTRAINDIKASI
2) Perdarahan antepartum
3) Pre-eklampsia – eklampsia
4) Persalinan prematur
6) Kehamilan ganda
8) Fetal distress
E. PROSEDUR
Kala Persalinan :
1. Kala I adalah saat mulainya persalinan sesungguhnya sampai
pembukaanlengkap
2. Kala II adalah saat dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi
Tulisan “turunnya kepala” dan garis tidak terputus dari 0-5 pada
sisi yangsama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda
“●” pada waktu yang sesuai dan hubungkan dengan garis lurus.
Contoh:
Catat obat dan cairan yang diberikan di kolom yang sesuai. Untuk
oksitosin dicantumkan jumlah tetesan dan unit yang diberikan.
6. Kondisi Ibu
Catat nadi ibu setiap 30 menit dan beri tanda titik pada kolom yang
sesuai. Ukur tekanan darah ibu tiap 10 menit dan beri tanda ↕ pada
kolomyang sesuai. Temperatur dinilai setiap dua jam dan catat di
tempat yang sesuai.
7. Volume urine, protein dan aseton, lakukan tiap 2 jam jika
memungkinkan.
8. Data lain yang darus dilengkapi dari partograf adalah:
- Kala I
- Kala II
- Kala III
- Kala IV
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian Kala I
1) Keluhan Anda kaji alasan klien datang ke rumah sakit. Alasannya
dapat berupa keluar darah bercampur lendir (bloody show), keluar
air–air dari kemaluan (air ketuban), nyeri pada daerah pinggang
menjalar ke perut/kontraksi (mulas), nyeri makin sering dan teratur
(Karjatin, 2016).
2) Pengkajian riwayat penyakit dahulu Kaji riwayat penyakit ibu,
apakah pernah mebgalami diabetes, hipertensi, penyakit jantung dan
lainnya.
3) Pengkajian riwayat ANC Tanyakan apakah ibu melakukan
pemeriksaanAntenatal Care saat trimester 1, 2, dan 3 beserta hasil
pemeriksaannya (lihatbuku KIA).
4) Pengkajian riwayat obstetrik Kaji riwayat kehamilan masa lalu, jenis
persalinan lalu, penolong persalinan lalu, kondisi bayi saat lahir.
Kaji riwayat nifas lalu, masalah setelah melahirkan, pemberian ASI
dan kontrasepsi.
5) Pengkajian riwayat psikososial Tanyakan terkait psikososial ibu
melipti Apakah kehamilan ini direncanakan atau tidak, apakah
keluarga mendukungibu selama kehamilan dan lainnya.
6) Pemeriksaan fisik
5) Kaji kontraksi/HIS,
7) Skala nyeri,
8) Tingkat kelelahan,
b. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri melahirkan (D.0079) Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Manajemen Nyeri
b.d dilatasi serviks, proses persalinan diharapkan masalah
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
pengeluaran janin d.d. keperawatan teratasi dengan kriteria hasil:
frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri
mengeluh nyeri, perineum 1. Keluhan nyeri skala 2
2. Identifikasi skala nyeri
terasa tertekan, uterus ditingkatkan ke skala 5
3. Control lingkuungan yang dapat
membulat (Kala I, II) 2. Meringis nyeri skala 2
memperberat nyeri
ditingkatkan ke skala 5
4. Fasilitasi istirahat dan tidur
3. Dilatasi serviks nyeri skala 2
ditingkatkan ke skala 5 5. Jelaskan strategi meredakan nyeri
4. Perdarahan pervagina nyeri skala 2
6. Mengajarkan teknik non farmakologis untuk
ditingkatkan ke skala 5
mengatasi nyeri
5. Frekuensi kontraksi uterus nyeri skala 2
7. Kolaborasi pemberian analgesic jika
ditingkatkan ke skala 5
perlu
Pengaturan posisi
8. Atur posisi tidur yang disukai jika tidak
kontraindikasi
Terapi relaksasi
Raehan, R., & Irfan, I. (2022). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu dalam
Pemilihan Tempat Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Sendana I. J-
HEST Journal of Health Education Economics Science and Technology,
2(1), 46–51. https://doi.org/10.36339/jhest.v2i1.36
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatan Perawat Nasional
Indonesia.
LAHIRNYA KEPALA
LAHIRNYA BAYI
RANGSANGAN TAKTIL
IX Menilai Perdarahan
Evaluasi
Dokumentasi