Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Pembentukan Karakter Diri dan Pola Pikir
dalam Pencegahan Perundungan di Era Digital Menuju Generasi Bebas Perundungan”
dengan tepat waktu.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Asima Yanty S. Siahaan,
M.Ph.D selaku dosen fasilitator proyek MKWK, dan Mentor kami Kakak Sabrina Aulia
Zahra serta pihak-pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan proyek ini. Adapun
tujuan dari penulisan proposal ini untuk mensosialisasikan pendidikan karakter anti-
peundungan dalam lingkungan sekolah.
Kami menyadari bahwa proposal ini tidak luput dari berbagai kekurangan, maka dari
itu kami mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan dan perbaikan. Mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna, tanpa adanya sarana yang membangun. Kami berharap proposal
ini dapat berguna bagi para pembaca dan pihak lain yang berkepentingan.
Kelompok 51 Perundungan
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................................2
BAB II....................................................................................................................................................10
2.1 .....................................................................................................................................................10
2.2 .........................................................................................................................................................
2.3 .........................................................................................................................................................
BAB III......................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Di Indonesia berbagai kasus bully sudah tidak asing terdengar di telinga para pengamat media
massa. News anchor membacakan melalui media elektronik televisi, penyiar menjelaskan melalui media
elektronik radio, dan para wartawan menuliskannya di berbagai surat kabar. Seringkali hukum dan
pemerintah kurang cepat dan cermat dalam menangani kasus bully di Indonesia. Akhirnya pelaku dan
korban bully terus bertambah seiring berjalannya waktu. Semakin banyak yang jahat, semakin banyak
pula yang tertindas. Istilah perundungan atau bullying mulai marak dikenal dan digunakan oleh
masyarakat melalui media sosial sejak tahun 2014. Perundungan adalah tindakan yang dilakukan secara
sengaja untuk menyakiti secara fisik verbal, psikologis oleh seseorang terhadap seseorang atau
sekelompok orang terhadap seseorang atau sekelompok orang yang merasa tidak berdaya.
Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok
orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak
berdaya (Sejiwa, 2008). Bullying atau perundungan merupakan salah satu kasus yang dapat dijumpai
dimana saja. Perilaku perundungan terjadi pada seseorang yang menjadi sasaran aksi negatif dari
seseorang maupun sekelompok orang secara berulang. Perundungan tidak hanya terjadi pada anak-anak,
namun terjadi pula pada orang dewasa. Perilaku perundungan dapat terjadi secara langsung seperti
mengejek, mengancam, mencela, memukul, dan merampas yang dilakukan oleh satu atau lebih siswa
kepada korban atau anak yang lain. Perilaku perundungan tidak langsung, misalnya dengan mengisolasi
atau dengan sengaja menjauhkan seseorang yang dianggap berbeda.
Perundungan anak di sekolah secara tidak sadar banyak terjadi, karena anak sering meniru perilaku
orang di sekitarnya ataupun tayangan televisi. Tindak perundungan sering terjadi berawal dari saling
mengejek, baik ejekan secara fisik, kekurangan, maupun nama orangtua. Ketika seorang anak ataupun
kelompok kemudian merasa dirinya lebih unggul dibandingkan yang lain, maka perilaku
penyalahgunaan ketidakseimbangan tersebut dilakukan untuk menyakiti orang atau kelompok yang lebih
lemah. Houghton, dkk (2012) dalam penelitiannya juga menunjukkan bahwa remaja penindas (the bully)
baik laki-laki maupun perempuan melakukan bullying karena untuk memperoleh kekuasaan atas orang
lain. Penindas (the bully) mempertahankan dan memperjuangkan perilaku bullying untuk mendapatkan
reputasi di atas dalam interaksi sosial. Selain itu, Marrison (2004, dalam Astuti, 2008) menyatakan
3
bahwa bullying yang dilakukan oleh remaja penindas (the bully) karena dendam atau iri hati, tradisi
senoritas, situasi sekolah yang diskriminatif, dan masalah dalam keluarga. Namun, remaja penindas (the
bully) seringkali tidak menyadari telah melakukan bullying kepada korbannya. Hal tersebut dikarenakan
tidak jarang perilaku bullying dipersepsikan sebagai perilaku yang wajar dan seringkali dianggap
sebagai gurauan. Selain itu, bullying dipersepsikan bukan sebagai penyiksaan dan merupakan proses
tumbuh dewasa anak serta agresi yang tidak menimbulkan korban (Siswanti dan Widayanti, 2009).
1.3 Tujuan
1) Diskusi
Diskusi pertama secara online melalui Google Meet bersama Mentor pada tanggal 9
Oktober 2023 membahas tentang kepanitiaan dan metode yang akan dicantumkan dalam
Proposal.
Diskusi kedua secara online melalui Whatstsapp pada tanggal 10 Oktober 2023
membahas tentang kepanitiaan da nisi proposal.
Diskusi ketiga secara online melalui Google Meet pada tanggal 13 Oktober 2023
membahas tentang penetapan kegiatan proyek yang akan dilakukan.
4
Diskusi keempat…..
2) Pengumpulan Data
Data akan kami dapatkan lewat kegiatan proyek yang akan bersosialisasi dengan
masyarakat pada tanggal …. Bulan… nanti.
Sumber Daya Tenaga yang dibutuhkan dalam proyek ini adalah seluruh anggota kelompok 51
MKWK dengan topik Perundungan, beserta mentor. Keseluruhannya berjumlah 21 orang. Berikut
adalah daftarnya:
5
1.6.2 Rencana Anggaran Biaya
6
1.6.3 Sumber Dana Kegiatan
No Kegiatan Tanggal
1 Membuat Proposal Proyek Kegiatan 9-14 Oktober 2023
2 Menyusun tim pelaksana kegiatan 9-12 Oktober 2023
3 Observasi Lapangan 2023
4 Persiapan kegiatan 2023
5 Pelaksanaan Kegiatan 2023
6 Laporan hasil akhir kegiatan 2023
7 Evaluasi dari hasil kegiatan proyek 2023
7
1.6.5 Struktur Kepanitiaan dan Tertib Acara
Struktur Kepanitiaan
3. Seksi Konsumsi
Koordinator: Alya Debora Panggabean (231401010)
Anggota: - Wieyana Vity (230801008)
- Najmi Syifa Rahima Nasution (230200315)
- Nabila Rahmadani (230301078)
4. Seksi Perlengkapan
Koordinator: Aqil Gilang Supriatna (220402001)
Anggota: - Muhammad Alif Maulana (230501135)
- Farid Albar (231000216)
- Marco Sebastian Sitorus (230402020)
8
1.6.6 Tertib Acara
9
BAB II
KERANGKA TEORI/TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.2
2.3
1
BAB III
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
2
DAFTAR PUSTAKA