Anda di halaman 1dari 12

PAPER

ASUHAN PADA BAYI DENGAN DIAPER RASH

Oleh

Kelompok 9

Rizka Putri Pratiwi 202105014


Riza Widya S. 202105015
Monica Safrizal E.P. 202105016

Dosen Pengampu :

PRODI S1 KEBIDANAN

UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

2022/2023
ASUHAN PADA BAYI DENGAN DIAPER RASH

A. Konsep Dasar
1. Pengertian Bayi
Bayi merupakan makhluk yang memiliki kepekaan tinggi dan halus
(Choirunisa, 2009). Masa bayi dimulai dari usia 0-12 bulan ditandai dengan
pertumbuhan dan perkembangan fisik yang cepat disertai dengan perubahan
dalam kebutuhan gizi (Notoatmodjo, 2007). Masa bayi merupakan bulan
pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap
lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ
tubuh, dan pada pasca neonates bayi akan mengalami pertumbuhan yang
sangat cepat (Perry & Potter, 2005).

2. Pengertian Kulit Bayi


Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh manusia yang dapat meindungi
organ atau lapisan dibawah kulit dari berbagai bahaya dari luar. Pada
satutahun pertama, kulit bayi sangatlah rentan. Hal ini disebabkan struktur
epidermis kulit bayi belum sempurna. Bayi masih membutuhkan waktu pada
satu tahun berikutnya untuk menyempurnakan struktur lapisan kulit lainnya.
terutama pada bayi yang memiliki kulit lebih tipis, ikatan antar sel belum
kuat dan halus. Hal ini membuat kulit bayi memiliki pigmen yang lebih
sedikit dari anusia dewasa sehingga belum mampu mengatur temperature
suhu tubuh dengan baik. Diantara sejumlah gangguan kulit pada bayi, ruam
popok adalah yang paling sering terjadi pada neonatus (Yusriani, 2018).

3. Pengertian Diaper rash


Diaper rash merupakan kelainan kulit yang timbul di daerah kulit yang
tertutup popok, terjadi setelah penggunaan popok (Diana IA, 2006).
Eksim popok merupakan peradangan kulit di daerah yang paling sering
diderita oleh bayi dan anak. Kelainan ini dapat diderita oleh bayi laki-laki
maupun perempuan (Lokanata MD, 2004). Dermatitis popok atau diaper
dermatitis adalah dermatitis yang terjadi pada daerah yang tertutup popok,
biasanya disebabkan oleh iritasi urine dan feses (Dharmadi HP, 2006).
4. Gejala Diaper Rash
Gejala diaper rash secara klinis dapat terlihat sebagai berikut :
a. Gejala yang bisa ditemukan pada diaper rash oleh kontak dengan
iritan seperti kemerahan yang meluas, berkilat, kadang mirip luka
bakar, timbul bintil-bintil merah lecet atau luka bersisik, kadang
membasah dan bengkak pada daerah yangpaling lama berkontak
dengan popok, seperti pada paha bagian dalam dan lipatan paha.
b. Gejala yang terjadi akibat gesekan yang berulang pada tepi popok,
yaitu bercak kemerahan yang membentuk garis di tepi batas popok
pada paha dan perut.
c. Gejala diaper rash oleh karena jamur candida yang ditandai dengan
bercak atau bintil kemerahan warna merah terang, basah dengan
lecet-lecet pada selaput lender anus dan kulit sekitar anus, lesti
bebatas tegas dan terdapat lesi lain disekitarnya (Trinovadela et al,
2016).
5. Klasifikasi Diaper Rash
a. Derajat 1 (Ringan)
 Terjadi kemerahan samar-samar pada daerah diapers.
 Terjadi kemerahan kecil pada daerah diapers.
 Kulit mengalami sedikit kekeringan, terjadi papula (benjolan)
sedikit.
b. Derajat II (Sedang)
 Terjadi kemerahan samar-samar pada daerah diapers yang
lebih besar.
 Terjadi kemerahan pada daerah diapers dengan luas yang
kecil.
 Terjadi kemerahan yang intens pada daerah sangat kecil.
 Terjadi papula (benjolan) dan tersebar.
 Kulit mengalami kekeringan skala sedang.
c. Derajat III (Berat)
 Terjadi kemerahan pada daerah yang lebih besar.
 Terjadi kemerahan yang intens pada daerah yang lebih besar.
 Kulit mengalami pengelupasan.
 Banyak terjadi benjolan(papula) dan setiap benjolan terdapat
cairan (pustula).
 Kemungkinan terjadi edema (pembengakan) (Meliyana,
2018).
6. Etiologi Diaper Rash
Diaper rash dapat disebabkan oleh berbagai macam factor, tetapi penyebab
utamanya adalah iritasi terhadap kulit yang tertutup oleh popok atau cara
pemakaian popok yang tidak benar, seperti :
a. Penggunaan popok yang lama
Terdapat dua jenis popok yaitu :
 Popok disposable (sekali pakai)
Bahan yang digunakan pada popok ini adalah bukan bahan
tenunan, tetapi bahan yang dilapisi dengan lembaran yang
tahan air dan lapisan dengan bahan penyerap, berbentuk
popok kertas maupun plastic.
 Popok yang dapat digunakan berulang
Seperti popokyang terbuat dari bahan kain katun.

Diaper rash banyak ditemui pada bayi yang menggunakan popok


disposable, sebab :
 Kontak yang terjadi terus-menerus antara popok dengan kulit
bayi serta dengan urine atau feses.
 Kontak bahan kimia yang terdapat dalam kandungan bahan
popok.
 Di udara panas, bakteri/jamur lebih mudah berkembang pada
bahan plastic/kertas daripada bahan katun (Trinovadela et al,
2016).
b. Tidak segera mengganti popok setelah bayi atau anak buang air kecil
atau buang air besar.
Selain itu penyebab lainnya adalah :
 Infeksi mikro-organisme (terutama bakteri dan jamur)
 Alergi bahan popok
 Gangguan pada kelenjar keringat di area yang tertutup popok
 Kebersihan kulit yang tidak terjaga
 Udara atau suhu di lingkungan yang terlalu panas atau lembab
 Akibat dari diare
 Reaksi kontak terhadap karet, plastic, detergent (Trinovadela
et al, 2016)
7. Factor Yang Berperan Dalam Timbulnya Diaper rash.
a. Feses dan urine
Feses dan urine merupakan bahan-bahan yang bersifat meengiritasi
kulit. Feses yang tidak segera dibuang kemudian bercampur dengan
urine akan menyebabkan pembentukan amonia. Ammonia yang
terbentuk akan meningkatkan keasaman (pH) kulit dan akan
menyebabkan iritasi pada kulit (Trinovadela e al, 2016).
b. Kelembaban kulit
Kelembaban yang berlebihan dikarenakan penggunaan popok yang
bersifat menutup kulit, sehingga menghambat terjadinya penyerapan
dan menyebabkan hal-hal berikut ini :
 Lebih rentan terhadap gesekan antar kulit dengan popok
sehingga kulit lebih mudah lecet dan iritasi.
 Lebih mudah dilalui oleh bahan-bahan yang dapat
menyebabkan iritasi.
 Mempermudah pertumbuhan kuman dan jamur (Trinovadela
et al, 2016).
c. Gesekan-gesekan
Gesekan dengan pakaian, selimut, atau kain dan gesekan yang terjadi
akibat aktivitas bayi juga dapat menimbulkan luka lecet yang akan
memperberat diaper rash (Trinovadela et al, 2016).
d. Suhu
Peningkatan suhu kulit juga menjadi salah satu factor yang
memperberat diaper rash. Hal ini disebabkan karena popok yang
menghambat penyerapan sehingga hilangnya panas juga berkurang.
Apabila bayi atau anak demam, juga dapat memperberat diaper rash.
Suhu yan meningkat akan mengakibatkan pembuluh darah melebar
dan mudah terjadi peradangan (Trinovadela et al, 2016).
e. Jamur dan kuman
Beberapa mikroorganisme seperti jamur candida albicas dan
kuman/bakteri staphylococcus aureus merupakan factor berperan
dalam timbulnya diaper rash (Trinovadela et al, 2016).
8. Pencegahan dan penanganan Diaper Rash
Pengobatan dan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi diaper
dermatitis, diantaranya dengan cara farmaklologi misalnya pemberian salep
zinc oxide (Handy, 2011). Selanjutnya merupakan cara yang dapat dilakukan
yaitu :
a. Hindari daerah diaper rash agar tidak terkena air dan harus tetap
dibiarkan terbuka agar kulit tidak begitu lembab.
b. Bersihkan daerah diaper rash dengan menggunakan kapas halus yang
mengandung minyak (olive oil atau minyak kelapa), sedangkan
apabila anak BAB dan BAK harus segera dibersihkan dan
dikeringkan.
c. Pastikn posisi tidur anak yang nyaman agar tidal terlalu menekan
kulit atau daerah yang terkena iritasi.
d. Usahakan memberikan makanan yang nutrisinya seimbang karena
dengan memberikan makanan dengan gizi seimbang dapat
mempengaruhi kadar asam pada feses yang dikeluarkan anak.
e. Selalu pertahankan kebersihan pakaian dan alat-alat yang
digunakan, sebab terjadinya diaper rash bisa saja diakibatkan
oleh bakteri atau kuman yang menempel pada pakaian dan
alat yang sering digunakan, dan cara membersihkan pakaian
yang terkena urine harus direndam dengan air yang dicampur
dengan sabun antiseptic dan antibakteri, kemudian
dibersihkan dan langsung dibilas dengan air bersih (Nurbaeti,
2017).
f. Melakukan perawatan perianal
Perawatan ini meliputi daerah genitalia, area sekitar anus,
lipatan paha serta pantat bayi. Perawatan ini penting untuk
menjaga kesehatan kulit bayi, khususnya pada daerah
genitalia yang merupakan daerah yang sangat sensitive.
Bagian pantat bayi dibersihkan agar tidak lembab, serta
menghindari pemakaian bedak karena hal ini dapat
menyebabkan infeksi. Memilih kosmetik berupa sabun
mandi, shampoo dan minyak khusus bayi dipilih dengan tepat
dan disesuaikan dengan keadaan kulit bayi (Sudilarsih, 2010).
9. Contoh Diaper Rash pada Bayi

B. Kasus Asuhan Kebidanan Diaper Rush Di BPS Sri Rejeki Dh Plupuh


Sragen

KASUS

Bayi. A berusia 40 hari dengan jenis kelamin laki-laki datang ke BPS bersama
ibunya. Ibu mengatakan anaknya tampak gelisah, rewel selama 2 hari, dan
timbul bitnik-bintik pada daerah bokong. Ibu juga mengatakan anaknya tidak
pernah sakit berat serta telah melakukan imunisasi.

Pengkajian dilakukan pada tanggal: 5 April 2014 Pukul: 14.00

 Data Subyektif
a) Identitas Anak:
- Nama Bayi : By.A
- Umur : 40 hari pada tanggal 24 Febuari 2014 pukul
08.00
- Jenis Kelamin : Laki-laki.
b) Identitas Ibu
- Nama Ny.N
- Umur :26 tahun
- Agama :Islam
- Pendidikan : SMA
- Pekerjaan : IRT
- Alamat: Pengkol Gedungan Rt 02/ Rw 02 Plupuh Sragen
c) Identitas Ayah
- Nama : Tn. R
- Umur :29 tahun
- Agama :Islam
- Pendidikan : SMA
- Pekerjaan : Wiraswasta
- Alamat : Pengkol Gedangan rt 02/rw 02 Plupuh Sragen.
d) Anamnesa
1. Keluhan
Ibu mengatakan sudah 2 hari ini anaknya tampak gelisah dan ada
bitnik-bintik merah pada daerah bokong.
2. Riwayat Kesehatan Imunisasi
A. BCG : Tanggal 20 Maret 2014
B. Polio 1 : Tanggal 20 Maret 2014
C. Hepatitis HB 0 : Tanggal 24 Febuari 2014
3. Riwayat Penyakit : Ibu mengatakan anaknya tidak pernah sakit berat,
operasi dan tidak cedera.
4. Riwayat Penyakit Sekarang: Ibu mengatakan anaknya tampak gelisah
dan ada bitnik-bintik merah daerah bokong.
5. Riwayat Penyakit Keluarga: Ibu mengatakan dari keluarganya
maupun dari keluarga suami tidak menderita penyakit menular (TBC,
hepatitis), Atau penyakit menurun (hipertensi, asma, DM)
6. Riwayat Sosial
Ibu mengatakan mengasuh anaknya sendiri. Hubungan dengan
anggota keluarga baik dan harmonis. Hubungan dengan teman
sebaya bayinya baik. Lingkungan rumah bayi juga nyaman, aman,
bersih, dan nyaman.
7. Pola Kebiasaan Sehari-hari
- Nutrisi: Ibu mengatakan bayinya hanya diberi ASI.
- Istirahat/Tidur: Ibu mengatakan bayinya tidur 18 sampai 20 jam/hari.
- Mandi
Sebelum sakit ibu memandikan bayi pukul 07.00 WIB, mandi sore
pukul 16.00 WIB. Selama sakit ibu mengatakan bayinya hanya
dibasuh dengan waslap basah pukul 07.00 WIB.
- Aktifitas: Ibu mengatakan bayinya bisa melihat dan matap wajah ibu
dqan menggerakan kepala ke kanan dan kiri.
- Eliminasi
Sebelum sakit
1. BAK: Kurang lebih 3 kali sejari, konsisten warna kuning, jernih,
bauk has urine.
2. BAB : 3 kali sehari, konsisten warna kuning, bauk khas feses dan
tidak lembek

Setelah sakit

1. BAK: Kurang lebih 3 kali sehar, konsisten warna kuning, bauk


has urine.
2. BAB: 5-6 kali sehari dengan konsisten cair.

 Data Obyektif
Tanggal 5 April 2014 Pukul: 14.20 WIB.
1. Status Generalis
- Kesadaran umum : Sedang
- Kesadaran : Composmentis
- TTV:
Nadi :112x/mnt
Respirasi :58x/mnt
Suhu :36,3◦C
BB :3700 gram
TB : 48 cm
- LK/LLA :32 cm/11cm
2. Pemeriksaan Sistematis
- Kepala : Ubun-ubun berdenyut, kepla bersih, rambut tidak mudah
rontok.
- Rambut : Bersih, hitam tidak mudah rontok.
- Mata : Muka tampak kemerahan dan tidak pucat, konjungtiva
merah, sclera putih.
- Telinga : Bersih, simestris, tidak ada serumen
- Hidung : Bersih, simetris, tidak terdapat secret
- Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada labioskisis, dan
labiopalakisis, tidak stomatitis.
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
- Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dada.
- Perut : Tidak kembung
- Kulit : Turgor kulit baik, tampak bitnik-bintik kemerahan di
sekitar bokong.
- Ekstermitas: Dapat bergerak bebeas, jari kaki dan tangan lengkap
3. Pemeriksaan Penunjang: Tidak dilakuakn

 Assesment
Diagnosa: Terjadi ruam popok (Diaper Rush).
Diagnosa potensial: Terjadi infeksi.

Kebutuhan:
1. Mengganti popok bayi setiap kali basah.
2. Bersihkan kulit dengan air hangan setiap BAB.
3. Berikan salep mommilen 2x sehari pada pagi dan sore.

 Perencanaan
Tanggal: 5 April 2014
1. Pukul 14.35 WIB membertahu ibu hasil pemeriksaan bayinya yang sedang
mengalami diaper rush atau ruam popok yaitu bitnik merah pada daerah
bokong disebabkan oleh iritasi dari kulit terkena urine dan kororan yang
berlangsung lama bagian dari popok.
2. Pukul 14.37 WIB memberitahu ibu untuk mengganti popok bayi setiap kali
basah, setiap hari paling sedikit 2-3 jam agar kulit bayi tidak lembab.
3. Pukul 14. 37 WIB membersihkan kulit dengan air hangat setelah bayi BAB.
Menggunakan sabun, kemudian membilas sampai bersih, lalu keringkan.
Mengangin-anginkan sebentar, kemudian pakai popok baru.
4. Pukul 14.42 WIB memberikan terapi salep mommilen dan memberitahu ibu
untuk mengoleskan 2 x sehari pagi dan sore hari setelah bayi dimandikan
pada daerah bokong yang terdapat bitnik-bintik merah.
5. Pukul 14.46 WIB memberitahu ibu untuk menggendong bayinya agar
bayinya tidak kedinginan karena suhu badan bayi dibawah suhu normal
DAFTAR PUSTAKA

Komanng, dkk. 2022. Job Sheet Asuhan Neonatus Pemeriksaan Diaper Rush.
https://id.scribd.com/embeds/621539642/content?
start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf, diakses
tanggal 10 April 2023, pukul 18.00/

Elvira, Rosalinda.2021. Pengaplikasian Virgin Coconut Oil Terhadap Pencegahan


Diaper Rash Pada Bayi Ny. M Usia 3 Bulan di PMB Nurhayati S,ST lampung Selatan.
Lampung: Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Anda mungkin juga menyukai