Makalah Bahasa Indonesia Kelompok 4 Paragraf
Makalah Bahasa Indonesia Kelompok 4 Paragraf
DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR
Syukur senantiasa Puji kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karuna-Nyasehingga kami dapat menyelesakan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bahasa Indonesia dengan judul Paragraf,
Kutipan, dan Daftar Puataka.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada ppihak yang dengan tulus
memberikan dukungan kepada kami berupa do’a, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat
teselasaikan dengan sangat baik.
Kami juga mengakui bahwasannya makalah yang kami buat jauh dari kata sempurna
dikarenakan kurangnya pengetahuan dan pemgalaman kami. Oleh kerena itukami
mengharapkan segala bentuk saran dan masukan bahkan kritik dari berbagai pihak yang ada.
Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi ilmu pendidikan sekarang maupum di
masa depan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................
D. Manfaat....................................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................
A. Paragraf....................................................................................................................
B. Kutipan....................................................................................................................
C. Daftar Pustaka..........................................................................................................
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang mempunyai struktur yang baik,
hal tersebut dapat terlihat dari unsur- unsur yang sangat terkait satu sama lain. Unsur-unsur
yang terkait ini memegang peran penting dalam menjaga keutuhan bahasa Indonesia itu
sendiri. Dalam perkembangannya bahasa Indonesia saat ini telah mengalami beberapa
perubahan, seperti dalam penggunaan ejaan, tata bahasa, penambahan kata-kata baru, dan
sebagainya. Dalam hal ini kami membahas beberapa unsur yang terkait, seperti paragraf,
kutipan, dan daftar isi. Pembahasan ini kami latar belakangi karena saat ini hampir sebagian
besar penulis sebuah karya atau karangan ilmiah kurang memahami betul kaidah-kaidah yang
benar dalam penulisan keempat unsur tersebut. Oleh sebab itu, kami rasa penting untuk
mengingatkan kembali kepada penulis dan pembaca agar memperhatikan sebuah aturan dan
kaidah penulisan yang benar.
Penyusun suatu karangan ilmiah, seorang penulis mencari beberapa sumber untuk
melengkapi karangan ilmiah tersebut. Sumber-sumber tersebut perlu dicantumkan ke dalam
sebuah kutipan dan daftar pustaka. Penulisan paragraf, kutipan, dan daftar isi yang baik dan
benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia harus diketahui terlebih dahulu sebelum
melakukan penulisan karangan ilmiah. Sebagian besar orang belum memahami dan
mempelajari tentang paragraf, kutipan,dan daftar pustaka bahkan mengabaikan tata cara
penulisannya karena dianggap tidak begitu penting. Dalam kesempatan kali ini, kami akan
menjelaskan paragraf, kutipan, dan daftar pustaka secara lengkap dan jelas. Di mana
pembahasan ini sangat penting bagi kita semua dalam penulisan suatu karangan ilmiah agar
sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan mengenai paragraf, kutipan, dan daftar pustaka?
2. Bagaimana cara menulis paragraf, kutipan, dan daftar pustaka?
C. Tujuan
1. Untuk memahami apa itu paragraf, kutipan, dan daftar Pustaka.
2. Untuk memahami tata cara penulisan paragraf, kutipan, dan daftar pustaka dengan
baik dan benar, serta penerapannya sebagai penunjang pembelajaran.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Paragraf
1. Pengertian Paragraf
Kata “paragraf ” sering kali disebut “alinea”. Kata “paragraf ” diserap dari bahasa
Inggris paragraph, sedangkan kata “alinea” diserap dari bahasa Belanda dengan ejaan yang
sama. Kata alinea dalam bahasa Belanda itu sendiri berasal dari bahasa Latin a linea yang
berarti mulai dari baris baru. Sementara itu, kata paragraph berasal dari bahasa Yunani, yaitu
dari kata para yang berarti “sebelum” dan grafein yang berarti “menulis; menggores”. Pada
mulanya, paragraf atau aliena tidak dituliskan dengan memulai tulisan pada garis baru seperti
yang kita kenal saat ini, tetapi paragraf atau alinea dituliskan menyatu dengan menggunakan
tanda sebagai ciri awal paragraf (Sakri 1992: 1).
Selanjutnya, pengertian paragraf menurut John Langan (2003: 11) adalah a series of
sentences about one main idea, or a point. A paragraph typically starts with a point and the
rest of the paragraph provides specific details to support and develop that point. Jika
diterjemahkan, Langan mengungkapkan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat yang
membicarakan sebuah ide utama atau suatu masalah. Sebuah paragraf umumnya diawali
dengan ide utama, sedangkan sisa paragraf tersebut menyediakan detail-detail tertentu untuk
mendukung atau mengembangkan permasalahan tersebut. Dari pengertian yang dikemukakan
oleh Langan tersebut, dapat dasarikan bahwa paragraf adalah tulisan yang memungkinkan
untuk dijelaskan, deskripsi yang penuh akan terasa tidak praktis dan secara pragmatik tidak
layak.
Informasi yang berlebihan akan menyebabkan informasi yang tumpang-tindih atau
bahkan tidak relevan. Oleh karena itu, semua informasi yang mungkin (possible information)
harus diseleksi. Hal yang menjadi persoalan adalah apakah batas kelengkapan suatu rincian
deskripsi yang ada di dalam sebuah paragraf. Perincian atau deskripsi memerlukan semacam
pembatas. Dalam hal itu, van Dijk (1986) menjelaskan bahwa suatu batasan bisa saja dibuat
sepanjang informasi di dalam paragraf cukup jelas. Batasan-batasan tersebut berkaitan dengan
derajat kelengkapan (degrees of completeness) dan tingkat kelengkapan (levels of
completeness) serta topik dan maksud atau tujuan komunikasi. Dengan adanya pembatasan
tersebut, diharapkan tidak terjadi paragraf yang kurang lengkap (under-complete) atau pargraf
dengan kelengkapan yang berlebihan (over-complete). Kedua kondisi tersebut menyebabkan
suatu wacana tidak runtut.
1. Fungsi Paragraf
Seperti halnya kegiatan atau aktivitas menulis lainnya, menulis paragraf pun memiliki fungsi
dan arti tertentu. Berikut dikemukakan beberapa fungsi paragraf di dalam penulisan.
a) menandai pembukaan gagasan atau ide baru dan dapat pula berupa pengembangan lebih
lanjut dari ide atau gagasan utama (main idea) sebelumnya;
b) Paragraf menandai hal-hal yang penting dari uraian atau penjelasan pada paragraph
sebelumnya;
c) Paragraf Paragraf mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu
pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis di dalam
suatu kesatuan;
d) Paragraf menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari
beberapa paragraf ganti (ganti pikiran);
e) Paragraf memudahkan pemahaman bagi pembacanya;
f) Paragraf memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unitpikiran
yang lebih kecil;
g) Paragraf memudahkan pengendalian atau pengontrolan gagasan utama (WidjonoH.S,
2008: 174); dan
h) Paragraf memudahkan perujukan atau pengacuan dalam membaca atau pengutipan(Alek,
2009: 127).
Belum ada isyarat jelas bahwa masyarakat sudah menarik tabungan deposito mereka.
Sementara itu, Bursa Efek Indonesia mulai terguncang saat menampung serbuan para
pemburu saham. Agaknya, para pemilik modal berusaha meraih sebanyak-banyaknya saham
yang dijual di bursa. Oleh karena itu, Bursa Efek Indonesia berusaha menampung minat
pemilik modal yang menggebu-gebu. Akibatnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
dalam tempo cepat melampaui angka 100 persen. Bahkan, kemarin IHSG melonjak ke tingkat
101,828 persen.
Dengan dipasangnya pengait antarkalimat sementara itu, oleh karena itu, akibatnya,
dan bahkan dalam paragraf tersebut, kepaduan paragraf dapat dirasakan dan urutan kalimat-
kalimat dalam paragraf itu logis dan kompak. Untuk membuat para pembaca menikmati dan
memahami isi cerita di dalam paragraf dengan baik dan benar, diperlukan syarat yang disebut
kelengkapan sebab melalui aspek kelengkapan inilah para pembaca dapat memahami isi
paragraf dengan mudah. Masalah kelengkapan wacana (completeness) dibahas antara lain
oleh McCrimmon (1967), van Dijk (1986), serta Syafei (1984). McCrimmon mengemukakan
bahwa salah satu dari syarat yang harus dipenuhi agar sebuah karangan (paragraf) itu baik
adalah adanya aspek kelengkapan. Paragraf dianggap lengkap apabila telah melakukan apa
yang dikehendaki oleh penulisnya. Kelengkapan sebuah paragraf berkaitan dengan seberapa
jauh rincian pendukung (supporting detail) ada dalam sebuah paragraf, atau sejauh mana
rincian keterangan tersebut terdapat di dalam paragraf. Keterangan yang lebih rinci memang
diperlukan dalam suatu paragraf agar pernyataan umum dalam paragraf itu dapat lebih
dipahami. Tidak adanya rincian keterangan menyebabkan pembaca tidak dapat memahami
secara utuh isi sebuah paragraf. Rincian keterangan akan membuat pernyataan umum menjadi
lebih spesifk. Rincian keterangan itu dapat berupa rincian fakta, perbuatan, disebut secara
umum di dalam paragraf pembuka. Paragraf keempat berfungsi untuk menunjukkan secara
singkat apa yang telah diuraikan sebelumnya.
3. Pengembangan Paragraf
Paragraf dapat dikembangkan dengan cara pertentangan, perbandingan, analogi, contoh,
sebab-akibat, defnisi, dan klasifkasi. Untuk lebih memahami cara-cara pengembangan
paragraf, mari kita simak pembahasan berikut ini.
a) Pertentangan
Pengembangan paragraf dengan cara pertentangan biasanya menggunakan
ungkapanungkapan, seperti berbeda dari, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya
dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari. Perhatikan contoh berikut.
“Orde 1998–2006” kini jauh berbeda dari “Orde 1967–1998”. Ini menyebabkan kehidupan
dan penegakan hukum pada kedua periode itu juga sangat berbeda. Orde pemerintahan
Soeharto memiliki kecenderungan yang kuat ke arah sentralistis, otoriter, dan represif.
Kekuasaan politik dengan efsien dan efektif mengendalikan kekuasaan publik, baik legislatif,
eksekutif, maupun yudikatif. Meski peraturan yang membolehkan campur tangan presiden
dalam pengadilan dicabut pada periode tersebut, tetapi pencabutan itu tidak dapat menahan
kekuatan politik Soeharto untuk mencampuri urusan pengadilan. Sejak 1998, orde politik
yang disebut orde reformasi memiliki sifat yang bertolak belakang dengan watak orde
sebelumnya. (Rahardjo, 2007: 29)
b) Perbandingan
Pengembangan paragraf dengan cara perbandingan biasanya menggunakan ungkapan, seperti
serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi,
sedangkan, dan sementara itu. Perhatikan contoh berikut.
Seruan “Kiri” seorang penumpang angkot untuk turun dari mobil yang ditumpanginya,
misalnya di Bandung, mungkin tidak lazim ditemukan di beberapa daerah lain, seperti
Manado, Gorontalo, dan Malaysia, yang membuat para penumpang serempak menengok ke
kiri. Seperti halnya di Bandung, warga Jakarta juga menggunakan seruan “Kiri” untuk
menghentikan angkot. Akan tetapi, di Manado, kata yang diserukan, yaitu “Muka”.
Sementara itu, seruan “Minggir” lazim digunakan di daerah Lampung untuk menandakan
terdapat penumpang yang akan turun. Lain halnya dengan di Padang, meskipun penumpang
yang turun lebih dari satu atau mungkin seluruh penumpangnya, kata seruan yang digunakan
adalah “Siko cieh!” yang berarti “Di sini satu” (Diolah dari berbagai sumber).
c) Analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang
memiliki kesamaan atau kemiripan, baik itu dari segi sifat maupun aspek lain dari kedua
objek tersebut. Biasanya, pengembangan paragraf dengan cara analogi dilakukan dengan
bantuan kiasan. Kata-kata yang digunakan, yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan. Berikut
contoh pengembangan paragraf dengan cara analogi.
Dalam persoalan Poso, kita memang diingatkan bahwa penanganannya tidaklah mudah.
Ibaratnya, kita diminta untuk memegang telur. Kalau terlalu keras memegangnya, telur itu
akan pecah, tetapi kalau terlalu longgar juga akan pecah karena akan terlepas dari tangan. Kita
harus menanganinya secara tepat dan masalah ini harus menjadi perhatian kita bersama.
Janganlah masalah ini membuat kita pecah sebagai bangsa. Kasihan para pahlawan dan
mereka yang berharap terhadap masa depan. (Kompas, 2006: 6).
d) Contoh-contoh
Kata seperti, misalnya, dan contohnya adalah ungkapan-ungkapan yang lazim digunakan
dalam pengembangan paragraf dengan cara memberi contoh. Perhatikan contoh berikut ini.
Selain tipe kepribadian manusia introver, terdapat tipe kepribadian manusia yang lain, yaitu
ekstrover. Tipe ekstrover adalah orang-orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dari
dirinya, kepada orang lain, dan kepada masyarakat. Orang yang tergolong ke dalam tipe
ekstrover memiliki sifat-sifat tertentu, contohnya berhati terbuka, mudah bergaul, ramah,
penggembira, mudah memengaruhi orang lain, dan mudah dipengaruhi oleh orang lain.
(Diolah dari berbagai sumber).
e) Sebab-akibat
4. Jenis-Jenis Paragraf
a) Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah jenis paragraf yang berisi rangkaian kejadian dari awal hingga
akhir kejadian, berdasarkan urutan waktunya. Misal, kamu ingin menulis cerita
kesuksesan kamu mendapat beasiswa study exchange ke Inggris. Nah, kamu dapat
bercerita dari awal ketika menjadi mahasiswa baru, lalu persiapan kamu untuk
mengikuti program study exchange, hingga bagaimana bisa mendapat study exchange
tersebut.
“Sore itu, kami menyusuri jalanan Jakarta. Bundaran di depan Hotel Indonesia terlalu
megah untuk kami yang baru pertama kali datang ke ibu kota Indonesia ini. Gedung-
gedung menjulang sangat tinggi. Pusat perbelanjaan pun menjamur dan mewah.
Mobil-mobil dari yang paling jelek hingga yang paling bagus ada di sini, yang sedari
tadi menjalar sangat panjang di jalanan, dan hanya bergerak beberapa meter lalu
berhenti lagi”.
b) Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah jenis paragraf yang berisi informasi secara mendetail kepada
pembaca. Memang, tujuan dari paragraf ini adalah memaparkan, menyampaikan
informasi, menjelaskan, dan juga menerangkan suatu topik kepada orang lain.
Misalnya, teks langkah-langkah menjadi pengguna dari Ruangguru. Nah, dalam teks
ini, kamu menjelaskan secara runtut cara mendaftar menjadi pengguna Ruangguru.
Dengan begitu, pembaca paragrafmu akan mendapat informasi cara menjadi pengguna
Ruangguru!
c) Paragraf Argumentasi
Biasanya, paragraf argumentasi dapat kita temui pada artikel opini atau teks lomba-
lomba debat. Siapa nih yang pernah ikut lomba debat? Pasti sudah nggak asing lagi
kan dengan paragraf argumentasi? Paragraf argumentasi adalah paragraf yang
bertujuan untuk meyakinkan orang lain bahwa ide, gagasan, dan pendapat yang
dipaparkan adalah benar adanya dan terbukti nyata.
“Sampah menjadi permasalahan terbesar Indonesia saat ini. Sampah rumah tangga,
terutama plastik, menjadi kendala yang sudah tidak terkontrol lagi. Sampah yang tidak
terkontrol bisa menimbulkan banyak bencana, salah satunya banjir. Perlu adanya
pendidikan mengenai sampah dan cara membuang sampah yang baik dan benar.
Pemerintah pun perlu memberi sanksi tegas supaya masyarakat patuh dan disiplin
dalam membuang sampah”.
d) Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang bertujuan untuk membujuk orang lain
melakukan sesuatu sesuai yang diinginkan penulis. Namun, syaratnya, penulis harus
mampu membuat si pembaca percaya dan yakin.
“Pencemaran Sungai Ciliwung sudah sangat parah dan dapat dikategorikan sebagai
pencemaran tingkat berat. Rumah tangga merupakan penyumbang terbesar sampah di
Sungai Ciliwung. Jika kondisi ini terus berlanjut, sejumlah daerah yang
menggantungkan sumber air dari Sungai Ciliwung dikhawatirkan akan mengalami
krisis. Oleh karena itu, kesadaran untuk menjaga lingkungan perlu ditanamkan secara
kuat kepada masyarakat. Jika lingkungan terjaga, kita jugalah yang akan
diuntungkan”.
A. Kutipan
1. Pengertian Kutipan
3. Prinsip-Prinsip Mengutip
a) Kutipan langsung
Adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap atau persis kata
demi kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli. Cara penulisannya
sebagai berikut :
Kutipan yang panjangnya kurang dari 4 baris :
2) Diketik seperti ketikan teks.
3) Diawali dan diakhiri dengan tanda petik (“ “).
4) Jarak antar baris kutipan dua spasi.
Sesudah kutipan selesai, langsung ditulis di belakang yang dikutip dalam tanda
kurung ditulis sumber dari mana kutipan itu diambil, dengan menulis nama
singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat
kutipan itu diambil (Penulis, Tahun:Halaman).
D. Daftar Pustaka
a) Pengertian Daftar Pustaka
Definisi daftar pustaka atau bibliografi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit
dan sebagainya yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku dan
disusun berdasarkan abjad. Daftar sendiri didefinisikan sebagai catatan sejumlah
nama atau hal yang disusun berderet dari atas ke bawah. Menurut Gorys Keraf
(1997 :213) yang dimaksud dengan daftar kepustakaan atau bibliografi adalah
sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan
penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang
tengah digarap. Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para
pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya. Daftar pustaka disusun
menurut urutan abjad nama belakang penulis pertama. Daftar pustaka ditulis dalam
spasi tunggal. Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu
setengah spasi. Baris pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam.
b) Fungsi Daftar Pustaka
a) Daftar pustaka memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
Untuk memberikan informasi bahwa pernyataan dalam karangan itu bukan
hasil pemikiran penulis sendiri, tapi hasil pemikiran orang lain yang penulis.
b) Untuk memberikan arah bagi para pembaca buku atau karya tulis yang ingin
meneruskan kajian atau untuk melakukan pengecekan ulang terhadap sumber
aslinya.
c) Untuk memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku atau
karya tulis yang dirujuk terhadap hasil karyanya yang turut menyumbang
peranan dalam penulisan karya tulis yang kita tulis.
d) Menjaga profesionalitas kita (jika kita sebagai seorang penulis karya tulis)
terhadap tulisan yang kita buat.
e) Untuk melihat kebenaran bahan yang dikutip.
Tentu saja penyusunan sebuah daftar pustaka harus mengedepankan asas
kemudahan. Oleh karena itu, diterbitkanlah sebuah format atau cara
penulisan daftar pustaka.
a) Semua huruf pertama dari tiap kata ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata
tugas.
b) Jika daftar pustaka diketik dengan komputer, maka judul ditulis dengan huruf
miring. Jika ditulis tangan, maka diberi garis bawah.
c) Pemisahan antara judul buku dengan tahun terbit menggunakan tanda titik.
3) Data publikasi seperti tahun terbit, tempat terbit, nama penerbit, cetakkan ke-
berapa, nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
1) Tahun terbit
Apabila ada 2 buku atau lebih yang ditulis oleh penulis yang sama, maka yang
dituliskan lebih dulu adalah yang tahun terbitnya paling dulu.
Apabila buku tersebut tidak diketahui tahun terbitnya, maka cukup ditulis
dengan t.t. (tanpa tahun).
2) Tempat terbit
Cukup menyebutkan kota lokasi penerbit buku.
Pemisahan antara unsur tempat terbit dengan nama penerbit menggunaka titik
dua (:).
3) Nama penerbit
Cukup menuliskan nama perusahaan penerbitnya.
Setelah unsur nama penerbit diakhiri tanda titik(.).
4. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama
majalah, jilid, nomor dan tahun.
Berikut ini contoh pembuatan tahun dalam daftar pustaka
Informasi dari sebuah buku :
Tahun Penerbitan : 1988
Judul Buku : Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia
Penulis : Sabarti Akhadiah
Kota diterbitkan : Jakarta
Penerbit : PT. Gelora Aksara Permata
Penyusunan daftar pustaka dan penunjukannya pada naskah mengikuti salah satu dari
tiga sistem berikut :
a) Nama dan Tahun (Name and Year System). Daftar pustaka disusun secara abjad
berdasarkan nama akhir penulis dan tidak dinomori. Penunjukan pada naskah
dengan nama akhir penulis diikuti tahun penerbitan. Contohnya : Sistem Harvard
(author-date style)
Buller H, Hoggart K. 1994a. New drugs for acute respiratory distress
syndrome.New England J Med 337(6): 435-439.
Buller H, Hoggart K. 1994b. The social integration of British home owners
intorench rural communities. J Rural Studies10(2):197–210.
Dower M. 1977. Planning aspects of second homes. di dalam Coppock JT (ed.),
Second Homes: Curse or Blessing? Oxford: Pergamon Pr. Hlm 210–237.
Grinspoon L, Bakalar JB. 1993. Marijuana: the Forbidden Medicine. London: Yale
Univ Press.
Palmer FR. 1986. Mood and Modality. Cambridge: Cambridge Univ Press.
b) Kombinasi Abjad dan Nomor (Alphabet-Number System). Pada sistem ini cara
penunjukannya dalam naskah adalah dengan memberikan nomor sesuai dengan
nomor pada daftar pustaka yang disusun sesuai abjad.
c) Sistem Nomor (Citation Number System). Kutipan pada naskah diberi nomor
berurutan dan susunan daftar pustaka mengikuti urutan seperti tercantum pada
naskah dan tidak menurut abjad. Contohnya : Sistem Vancouver (author-number
style)
(1) Prabowo GJ, Priyanto E. New drugs for acute respiratory distress syndrome
due to avian virus. N Ind J Med.2005;337:435-9.
(2) Grinspoon L, Bakalar JB. Marijuana: the Forbidden Medicine. London: Yale
Univ Pr; 1993.
(3) Feinberg TE, Farah MJ, editors. Behavioural Neurology and
Neuropsychology. Ed ke2. New York: McGraw-Hill; 1997.
(4) Grimes EW. A use of freeze-dried bone in Endodontics. J Endod 1994; 20:
355-6.
(5) Amerongen AVN, Michels LFE, Roukema PA, Veerman ECI. 1986. Ludah
dan kelenjar ludah arti bagi kesehatan gigi. Rafiah Arbyono dan Sutatmi Suryo.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Pr; 1992. hlm 1-42.
(6) Salim S. Pengaruh humiditas dan waktu penyimpanan serta cara curing
terhadap sifat fisik, kimia dan mekanik akrilik basis gigi tiruan. Disertasi.
Surabaya: Pascasarjana Universitas Airlangga; 1995. hlm 8-21.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paragraf merupakan kumpulan suatu kesatuan kalimat yang mengandunggagasan yang
tersusun secara sistematis untuk menyampaikan makna kalimat. Gagasan yang
dimiliki suatu paragraf hanya memiliki satu pikiran utama atauide pokok. Ide pokok
ini merupakan gagasan utama dari kalimat yang dibuatoleh pengarang. Dengan
demikian, kalimat lain yang disertakan dengan paragraf merupakan kalimat penjelas.
Pikiran utama yang terdapat dalam paragraf dapat diletakkan di awal dan akhir
kalimat.
Kutipan merupakan salah satu kelengkapan dalam penulisan makalah yang dapat
memberikan penegasan bahwa suatu karya baik makalah ataupun karya ilmiah
yang ditulis atau disusun oleh penulis tidak sepenuhnya dari pendapat, gagasan, dan
materi dari pribadi penulis, melainkan meminjam atau mengambil sumber lain baik
dari buku atau media lain untuk mendukung materi dan gagasan dari penulis.
Dari kutipan tersebut maka suatu karya atau tulisan dapat diketahui dan dicari
kebenarannya. Itulah hakikat dari fungsi kutipan dan penulisan kutipan dalam suatu
karya ilmiah. Adapun dalam penulisan kutipan mempunyai prinsip yang harus
diperhatikan agar sesuai dengan EYD dan tidak mengabaikan suatu sumber yang telah
dikutip. Fungsi Daftar Pustaka antara lain:
(a) Untuk memberikan informasi bahwa pernyataan dalam karangan itu bukan
hasil pemikiran penulis sendiri, tapi hasil pemikiran orang lain.
(b) Untuk memeberikan informasi selengkapnya tentang sumber kutipan
sehingga dapat dicek jika perlu.
(c) Apabila pembaca mau lebih mendalami pernyataan yang dikutip, dapat membaca
sendiri buku/majalah yang menjadi sumber kutipan untuk penelusuran
kepustakaan.
(d) Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah
membantu kita dalam penulisan karya tulis yang kita selesaikan.
(e) Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat. Unsur-
unsur yang terdapat dalam daftar Pustaka adalah: Nama pengarang (dibalik). Tahu
terbit. _Judul Buku_. Kota terbit. Penerbit.
Daftar Pustaka di tulis pada halaman tersendiri setelah bab kesimpulan dalam
karangan ilmiah.
B. Saran
Demikian makalah ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat dan menambah
wawasan para pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, kurang dimengerti dan lugas, tentunya
banyak kekurang dan kelemahan karana terbatasnya materi dan referensi yang kami
peroleh. Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalh ini dapat diterima dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA