Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PARAGRAF, KUTIPAN, DAN DAFTAR PUSTAKA


ini disusun untuk memenuhu Makalah tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Arum Gati Ningsih, M.Pd

DISUSUN OLEH:

1. RIZIKKA TAZAKKA (A1C223034)


2. ICIH LIYANI (A1C223065)
3. TRIA (A1C223067)
4. LULU NAVISAH ARDI (A1C223071)
5. WAHDA NASYWA R (A1C223072)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2023
KATA PENGANTAR

Syukur senantiasa Puji kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karuna-Nyasehingga kami dapat menyelesakan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bahasa Indonesia dengan judul Paragraf,
Kutipan, dan Daftar Puataka.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada ppihak yang dengan tulus
memberikan dukungan kepada kami berupa do’a, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat
teselasaikan dengan sangat baik.
Kami juga mengakui bahwasannya makalah yang kami buat jauh dari kata sempurna
dikarenakan kurangnya pengetahuan dan pemgalaman kami. Oleh kerena itukami
mengharapkan segala bentuk saran dan masukan bahkan kritik dari berbagai pihak yang ada.
Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi ilmu pendidikan sekarang maupum di
masa depan.

Jambi, 7 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................
D. Manfaat....................................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................
A. Paragraf....................................................................................................................
B. Kutipan....................................................................................................................
C. Daftar Pustaka..........................................................................................................
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang mempunyai struktur yang baik,
hal tersebut dapat terlihat dari unsur- unsur yang sangat terkait satu sama lain. Unsur-unsur
yang terkait ini memegang peran penting dalam menjaga keutuhan bahasa Indonesia itu
sendiri. Dalam perkembangannya bahasa Indonesia saat ini telah mengalami beberapa
perubahan, seperti dalam penggunaan ejaan, tata bahasa, penambahan kata-kata baru, dan
sebagainya. Dalam hal ini kami membahas beberapa unsur yang terkait, seperti paragraf,
kutipan, dan daftar isi. Pembahasan ini kami latar belakangi karena saat ini hampir sebagian
besar penulis sebuah karya atau karangan ilmiah kurang memahami betul kaidah-kaidah yang
benar dalam penulisan keempat unsur tersebut. Oleh sebab itu, kami rasa penting untuk
mengingatkan kembali kepada penulis dan pembaca agar memperhatikan sebuah aturan dan
kaidah penulisan yang benar.
Penyusun suatu karangan ilmiah, seorang penulis mencari beberapa sumber untuk
melengkapi karangan ilmiah tersebut. Sumber-sumber tersebut perlu dicantumkan ke dalam
sebuah kutipan dan daftar pustaka. Penulisan paragraf, kutipan, dan daftar isi yang baik dan
benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia harus diketahui terlebih dahulu sebelum
melakukan penulisan karangan ilmiah. Sebagian besar orang belum memahami dan
mempelajari tentang paragraf, kutipan,dan daftar pustaka bahkan mengabaikan tata cara
penulisannya karena dianggap tidak begitu penting. Dalam kesempatan kali ini, kami akan
menjelaskan paragraf, kutipan, dan daftar pustaka secara lengkap dan jelas. Di mana
pembahasan ini sangat penting bagi kita semua dalam penulisan suatu karangan ilmiah agar
sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan mengenai paragraf, kutipan, dan daftar pustaka?
2. Bagaimana cara menulis paragraf, kutipan, dan daftar pustaka?

C. Tujuan
1. Untuk memahami apa itu paragraf, kutipan, dan daftar Pustaka.
2. Untuk memahami tata cara penulisan paragraf, kutipan, dan daftar pustaka dengan
baik dan benar, serta penerapannya sebagai penunjang pembelajaran.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Paragraf

1. Pengertian Paragraf

Kata “paragraf ” sering kali disebut “alinea”. Kata “paragraf ” diserap dari bahasa
Inggris paragraph, sedangkan kata “alinea” diserap dari bahasa Belanda dengan ejaan yang
sama. Kata alinea dalam bahasa Belanda itu sendiri berasal dari bahasa Latin a linea yang
berarti mulai dari baris baru. Sementara itu, kata paragraph berasal dari bahasa Yunani, yaitu
dari kata para yang berarti “sebelum” dan grafein yang berarti “menulis; menggores”. Pada
mulanya, paragraf atau aliena tidak dituliskan dengan memulai tulisan pada garis baru seperti
yang kita kenal saat ini, tetapi paragraf atau alinea dituliskan menyatu dengan menggunakan
tanda sebagai ciri awal paragraf (Sakri 1992: 1).
Selanjutnya, pengertian paragraf menurut John Langan (2003: 11) adalah a series of
sentences about one main idea, or a point. A paragraph typically starts with a point and the
rest of the paragraph provides specific details to support and develop that point. Jika
diterjemahkan, Langan mengungkapkan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat yang
membicarakan sebuah ide utama atau suatu masalah. Sebuah paragraf umumnya diawali
dengan ide utama, sedangkan sisa paragraf tersebut menyediakan detail-detail tertentu untuk
mendukung atau mengembangkan permasalahan tersebut. Dari pengertian yang dikemukakan
oleh Langan tersebut, dapat dasarikan bahwa paragraf adalah tulisan yang memungkinkan
untuk dijelaskan, deskripsi yang penuh akan terasa tidak praktis dan secara pragmatik tidak
layak.
Informasi yang berlebihan akan menyebabkan informasi yang tumpang-tindih atau
bahkan tidak relevan. Oleh karena itu, semua informasi yang mungkin (possible information)
harus diseleksi. Hal yang menjadi persoalan adalah apakah batas kelengkapan suatu rincian
deskripsi yang ada di dalam sebuah paragraf. Perincian atau deskripsi memerlukan semacam
pembatas. Dalam hal itu, van Dijk (1986) menjelaskan bahwa suatu batasan bisa saja dibuat
sepanjang informasi di dalam paragraf cukup jelas. Batasan-batasan tersebut berkaitan dengan
derajat kelengkapan (degrees of completeness) dan tingkat kelengkapan (levels of
completeness) serta topik dan maksud atau tujuan komunikasi. Dengan adanya pembatasan
tersebut, diharapkan tidak terjadi paragraf yang kurang lengkap (under-complete) atau pargraf
dengan kelengkapan yang berlebihan (over-complete). Kedua kondisi tersebut menyebabkan
suatu wacana tidak runtut.

1. Fungsi Paragraf
Seperti halnya kegiatan atau aktivitas menulis lainnya, menulis paragraf pun memiliki fungsi
dan arti tertentu. Berikut dikemukakan beberapa fungsi paragraf di dalam penulisan.
a) menandai pembukaan gagasan atau ide baru dan dapat pula berupa pengembangan lebih
lanjut dari ide atau gagasan utama (main idea) sebelumnya;
b) Paragraf menandai hal-hal yang penting dari uraian atau penjelasan pada paragraph
sebelumnya;
c) Paragraf Paragraf mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu
pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis di dalam
suatu kesatuan;
d) Paragraf menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari
beberapa paragraf ganti (ganti pikiran);
e) Paragraf memudahkan pemahaman bagi pembacanya;
f) Paragraf memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unitpikiran
yang lebih kecil;
g) Paragraf memudahkan pengendalian atau pengontrolan gagasan utama (WidjonoH.S,
2008: 174); dan
h) Paragraf memudahkan perujukan atau pengacuan dalam membaca atau pengutipan(Alek,
2009: 127).

2. Syarat Paragraf Yang Baik


Sama halnya dengan konsep, pengertian, dan objek-objek lainnya, terdapat beberapa
syarat yang harus dipenuhi untuk membuat suatu paragraf yang baik dan objektif. Seperti
yang telah dikemukakan sebelumnya, paragraf memuat satu pesan atau pikiran utama
sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
a) Hubungan perbandingan: sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan
itu.
b) Hubungan akibat: oleh sebab itu, jadi, akibatnya, maka.
c) Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud itu.
d) Hubungan singkatan: singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan katalain,
sebagai simpulan.
e) Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian.
f) Hubungan tempat: berdekatan dengan itu. Paragraf di bawah ini memperlihatkan
pemakaian ungkapan pengait antarkalimat yang berupa ungkapan penghubung transisi.
Paragraf di bawah ini memperlihatkan pemakaian ungkapan pengait antarkalimat yang
berupa ungkapan penghubung transisi.

Belum ada isyarat jelas bahwa masyarakat sudah menarik tabungan deposito mereka.
Sementara itu, Bursa Efek Indonesia mulai terguncang saat menampung serbuan para
pemburu saham. Agaknya, para pemilik modal berusaha meraih sebanyak-banyaknya saham
yang dijual di bursa. Oleh karena itu, Bursa Efek Indonesia berusaha menampung minat
pemilik modal yang menggebu-gebu. Akibatnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
dalam tempo cepat melampaui angka 100 persen. Bahkan, kemarin IHSG melonjak ke tingkat
101,828 persen.

Dengan dipasangnya pengait antarkalimat sementara itu, oleh karena itu, akibatnya,
dan bahkan dalam paragraf tersebut, kepaduan paragraf dapat dirasakan dan urutan kalimat-
kalimat dalam paragraf itu logis dan kompak. Untuk membuat para pembaca menikmati dan
memahami isi cerita di dalam paragraf dengan baik dan benar, diperlukan syarat yang disebut
kelengkapan sebab melalui aspek kelengkapan inilah para pembaca dapat memahami isi
paragraf dengan mudah. Masalah kelengkapan wacana (completeness) dibahas antara lain
oleh McCrimmon (1967), van Dijk (1986), serta Syafei (1984). McCrimmon mengemukakan
bahwa salah satu dari syarat yang harus dipenuhi agar sebuah karangan (paragraf) itu baik
adalah adanya aspek kelengkapan. Paragraf dianggap lengkap apabila telah melakukan apa
yang dikehendaki oleh penulisnya. Kelengkapan sebuah paragraf berkaitan dengan seberapa
jauh rincian pendukung (supporting detail) ada dalam sebuah paragraf, atau sejauh mana
rincian keterangan tersebut terdapat di dalam paragraf. Keterangan yang lebih rinci memang
diperlukan dalam suatu paragraf agar pernyataan umum dalam paragraf itu dapat lebih
dipahami. Tidak adanya rincian keterangan menyebabkan pembaca tidak dapat memahami
secara utuh isi sebuah paragraf. Rincian keterangan akan membuat pernyataan umum menjadi
lebih spesifk. Rincian keterangan itu dapat berupa rincian fakta, perbuatan, disebut secara
umum di dalam paragraf pembuka. Paragraf keempat berfungsi untuk menunjukkan secara
singkat apa yang telah diuraikan sebelumnya.

3. Pengembangan Paragraf
Paragraf dapat dikembangkan dengan cara pertentangan, perbandingan, analogi, contoh,
sebab-akibat, defnisi, dan klasifkasi. Untuk lebih memahami cara-cara pengembangan
paragraf, mari kita simak pembahasan berikut ini.
a) Pertentangan
Pengembangan paragraf dengan cara pertentangan biasanya menggunakan
ungkapanungkapan, seperti berbeda dari, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya
dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari. Perhatikan contoh berikut.
“Orde 1998–2006” kini jauh berbeda dari “Orde 1967–1998”. Ini menyebabkan kehidupan
dan penegakan hukum pada kedua periode itu juga sangat berbeda. Orde pemerintahan
Soeharto memiliki kecenderungan yang kuat ke arah sentralistis, otoriter, dan represif.
Kekuasaan politik dengan efsien dan efektif mengendalikan kekuasaan publik, baik legislatif,
eksekutif, maupun yudikatif. Meski peraturan yang membolehkan campur tangan presiden
dalam pengadilan dicabut pada periode tersebut, tetapi pencabutan itu tidak dapat menahan
kekuatan politik Soeharto untuk mencampuri urusan pengadilan. Sejak 1998, orde politik
yang disebut orde reformasi memiliki sifat yang bertolak belakang dengan watak orde
sebelumnya. (Rahardjo, 2007: 29)
b) Perbandingan
Pengembangan paragraf dengan cara perbandingan biasanya menggunakan ungkapan, seperti
serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi,
sedangkan, dan sementara itu. Perhatikan contoh berikut.
Seruan “Kiri” seorang penumpang angkot untuk turun dari mobil yang ditumpanginya,
misalnya di Bandung, mungkin tidak lazim ditemukan di beberapa daerah lain, seperti
Manado, Gorontalo, dan Malaysia, yang membuat para penumpang serempak menengok ke
kiri. Seperti halnya di Bandung, warga Jakarta juga menggunakan seruan “Kiri” untuk
menghentikan angkot. Akan tetapi, di Manado, kata yang diserukan, yaitu “Muka”.
Sementara itu, seruan “Minggir” lazim digunakan di daerah Lampung untuk menandakan
terdapat penumpang yang akan turun. Lain halnya dengan di Padang, meskipun penumpang
yang turun lebih dari satu atau mungkin seluruh penumpangnya, kata seruan yang digunakan
adalah “Siko cieh!” yang berarti “Di sini satu” (Diolah dari berbagai sumber).

c) Analogi

Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang
memiliki kesamaan atau kemiripan, baik itu dari segi sifat maupun aspek lain dari kedua
objek tersebut. Biasanya, pengembangan paragraf dengan cara analogi dilakukan dengan
bantuan kiasan. Kata-kata yang digunakan, yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan. Berikut
contoh pengembangan paragraf dengan cara analogi.

Dalam persoalan Poso, kita memang diingatkan bahwa penanganannya tidaklah mudah.
Ibaratnya, kita diminta untuk memegang telur. Kalau terlalu keras memegangnya, telur itu
akan pecah, tetapi kalau terlalu longgar juga akan pecah karena akan terlepas dari tangan. Kita
harus menanganinya secara tepat dan masalah ini harus menjadi perhatian kita bersama.
Janganlah masalah ini membuat kita pecah sebagai bangsa. Kasihan para pahlawan dan
mereka yang berharap terhadap masa depan. (Kompas, 2006: 6).

d) Contoh-contoh

Kata seperti, misalnya, dan contohnya adalah ungkapan-ungkapan yang lazim digunakan
dalam pengembangan paragraf dengan cara memberi contoh. Perhatikan contoh berikut ini.

Selain tipe kepribadian manusia introver, terdapat tipe kepribadian manusia yang lain, yaitu
ekstrover. Tipe ekstrover adalah orang-orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dari
dirinya, kepada orang lain, dan kepada masyarakat. Orang yang tergolong ke dalam tipe
ekstrover memiliki sifat-sifat tertentu, contohnya berhati terbuka, mudah bergaul, ramah,
penggembira, mudah memengaruhi orang lain, dan mudah dipengaruhi oleh orang lain.
(Diolah dari berbagai sumber).

e) Sebab-akibat

Pengembangan paragraf dengan cara sebab-akibat dilakukan jika menerangkan suatu


kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang biasa digunakan
dalam pola pengembangan paragraf ini, yaitu padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan
karena. Simak kutipan paragraf berikut ini.

Indonesia seharusnya telah memerhatikan kesejahteraan warga negaranya sejak awal


kemerdekaan. Program Jamsostek baru dimulai pada 1976 sehingga Indonesia tertinggal
dalam pembentukan tabungan nasional. Padahal, Malaysia telah memulainya sejak 1959.
Akibatnya, saat krisis melanda Asia pada 1997/1998, Indonesia paling sulit untuk bangkit
dari keterpurukannya. Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan reformasi
penyelenggaraan program jaminan sosial. (Diolah dari berbagai sumber).

4. Jenis-Jenis Paragraf
a) Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah jenis paragraf yang berisi rangkaian kejadian dari awal hingga
akhir kejadian, berdasarkan urutan waktunya. Misal, kamu ingin menulis cerita
kesuksesan kamu mendapat beasiswa study exchange ke Inggris. Nah, kamu dapat
bercerita dari awal ketika menjadi mahasiswa baru, lalu persiapan kamu untuk
mengikuti program study exchange, hingga bagaimana bisa mendapat study exchange
tersebut.

Contoh paragraf narasi:

“Sore itu, kami menyusuri jalanan Jakarta. Bundaran di depan Hotel Indonesia terlalu
megah untuk kami yang baru pertama kali datang ke ibu kota Indonesia ini. Gedung-
gedung menjulang sangat tinggi. Pusat perbelanjaan pun menjamur dan mewah.
Mobil-mobil dari yang paling jelek hingga yang paling bagus ada di sini, yang sedari
tadi menjalar sangat panjang di jalanan, dan hanya bergerak beberapa meter lalu
berhenti lagi”.

b) Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi adalah jenis paragraf yang berisi informasi secara mendetail kepada
pembaca. Memang, tujuan dari paragraf ini adalah memaparkan, menyampaikan
informasi, menjelaskan, dan juga menerangkan suatu topik kepada orang lain.

Misalnya, teks langkah-langkah menjadi pengguna dari Ruangguru. Nah, dalam teks
ini, kamu menjelaskan secara runtut cara mendaftar menjadi pengguna Ruangguru.
Dengan begitu, pembaca paragrafmu akan mendapat informasi cara menjadi pengguna
Ruangguru!

Contoh paragraf eksposisi:

“Cengkeh mempunyai nama latin Sysygium aromatikum (Eugeniacarllophulinta).


Cengkeh merupakan tanaman asli di Kepulauan Maluku. Kuncup bunganya yang
belum terbuka menjadi rempah yang penting. Jika sudah dikeringkan, kuncup cengkeh
dapat dipakai sebagai campuran tembakau. Tidak hanya itu, cengkeh juga dapat
digunakan sebagai pengharum kue, obat-obatan, dan minyak wangi”.

c) Paragraf Argumentasi

Biasanya, paragraf argumentasi dapat kita temui pada artikel opini atau teks lomba-
lomba debat. Siapa nih yang pernah ikut lomba debat? Pasti sudah nggak asing lagi
kan dengan paragraf argumentasi? Paragraf argumentasi adalah paragraf yang
bertujuan untuk meyakinkan orang lain bahwa ide, gagasan, dan pendapat yang
dipaparkan adalah benar adanya dan terbukti nyata.

Contoh paragraf argumentasi:

“Sampah menjadi permasalahan terbesar Indonesia saat ini. Sampah rumah tangga,
terutama plastik, menjadi kendala yang sudah tidak terkontrol lagi. Sampah yang tidak
terkontrol bisa menimbulkan banyak bencana, salah satunya banjir. Perlu adanya
pendidikan mengenai sampah dan cara membuang sampah yang baik dan benar.
Pemerintah pun perlu memberi sanksi tegas supaya masyarakat patuh dan disiplin
dalam membuang sampah”.

d) Paragraf Persuasi

Paragraf persuasi adalah paragraf yang bertujuan untuk membujuk orang lain
melakukan sesuatu sesuai yang diinginkan penulis. Namun, syaratnya, penulis harus
mampu membuat si pembaca percaya dan yakin.

Contoh paragraf persuasi:

“Pencemaran Sungai Ciliwung sudah sangat parah dan dapat dikategorikan sebagai
pencemaran tingkat berat. Rumah tangga merupakan penyumbang terbesar sampah di
Sungai Ciliwung. Jika kondisi ini terus berlanjut, sejumlah daerah yang
menggantungkan sumber air dari Sungai Ciliwung dikhawatirkan akan mengalami
krisis. Oleh karena itu, kesadaran untuk menjaga lingkungan perlu ditanamkan secara
kuat kepada masyarakat. Jika lingkungan terjaga, kita jugalah yang akan
diuntungkan”.

5. Macam-macam Paragraf Berdasarkan Kalimat Utamanya


a) Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah jenis paragraf yang dikelompokkan berdasarkan letak
kalimat utama. Nah, dalam paragraf jenis ini, kalimat utamanya terletak pada awal
paragraf. Kalimat-kalimat penjelasnya akan berada setelah kalimat utama.
Contoh paragraf deduktif:
“Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Ada lebih dari 18.000
pulau di Indonesia, yang di antaranya sekitar 6.000 pulau yang berpenghuni.
Sebagai negara kepulauan dengan wilayah terluas di dunia, Indonesia memiliki
potensi besar menjadi poros maritim dunia. Hal ini memberi keuntungan yang besar
bagi Indonesia dalam hal perdagangan ekonomi dunia”.
b) Paragraf Induktif
Kalau deduktif di awal, maka paragraf induktif memiliki kalimat utama yang
terletak di akhir paragraf. Kalimat penjelasnya tentu saja berada sebelum kalimat
utamanya. Contoh paragraf induktif:
c) Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah perpaduan antara paragraf deduktif dan induktif.
Kalimat utama pada paragraf campuran, berada pada awal paragraf dan diulang
kembali pada akhir paragraf.
Contoh paragraf campuran (deduktif-induktif):
“Menerapkan pola hidup sehat sangat penting bagi setiap orang. Banyak cara
untuk mewujudkan pola hidup sehat, seperti menjaga pola dan asupan makanan,
tidur yang cukup, mandi teratur, rajin cuci tangan, dan sebagainya. Pola hidup
sehat akan membuat hidup kita semakin teratur dan tertata. Maka dari itu, demi
terjaganya keteraturan dan produktivitas hidup, sangat penting bagi setiap orang
untuk menerapkan pola hidup sehat.Secara ekonomi, kota ini sangat kondusif
untuk berbisnis. Secara budaya, kota ini amat kaya akan ragam budaya etnis.
Penduduknya pun relatif terbuka terhadap unsur etnis yang berbeda-beda. Secara
geografis, kota ini terletak di daerah yang relatif sejuk. Itulah tiga hal yang
membuat kerasan tinggal di kota Bandung”.

A. Kutipan
1. Pengertian Kutipan

Kutipan adalah pinjaman sebuah kalimat ataupun pendapat dari seseorang


pengarang atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, kamus, ensiklopedia,
artiket, laporan, majalah, koran, surat kabar atau bentuk tulisan lainnya, maupun dalam
bentuk lisan misal media elektronika seperti TV, radio, internet, dan lain sebagainya.
Tujuannya sebagai pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan.
Bahan-bahan yang dimasukkan dalam sebagai kutipan adalah bahan yang tidak
atau belum menjadi pengetahuan umum, hasil-hasil penelitian terbaru dan pendapat-
pendapat seseorang yang tidak atau belum menjadi pendapat umum. Jadi, pendapat
pribadi tidak perlu dimasukkan sebagai kutipan. Dalam mengutip kita harus
menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan
kepada orang yang pendapatnya dikutip dan sebagai pembuktian akan kebenaran
kutipan tersebut.
2. Fungsi Kutipan

Fungsi kutipan diantaranya :


a) Sebagai landasan teori.
b) Penguat pendapat penulis.
c) Penjelasan suatu uraian.
d) Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu.
Sedangkan fungsi utama kutipan dalam karya ilmiah adalah menegaskan isi uraian
atau membuktikan kebenaran yang diajukan oleh penulis berdasarkan bukti-bukti
yang diperoleh dari literatur, pendapat seseorang atau pakar, bahkan pengalaman
empiris. Peletakan kutipan dilakukan dalam dua cara yakni, pada teks atau menjadi
bagian catatan kaki. Peletakan pada catatan akhir (endnote) umumnya dilakukan
andaikata penulis tidak menginginkan adanya penjelasan yang akan mengganggu
keruntutan uraian pada teks.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengutip, diantaranya :

a. Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu.


b. Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan.
c. Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori.
d. Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung.
e. Penulis mempertimbangkan jenis kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan.

3. Prinsip-Prinsip Mengutip

Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan


sebagai pernyataan penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip, dan
sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut. Ada beberapa prinsip yang
harus diterapkan dalam mengutip, yaitu :

a) Penulis jangan terlalu banyak mengutip sehingga tulisan yang disusun


menjadi suatu himpunan kutipan. Ingat mengutip hanya menjadi bukti
penunjang pendapat penulis.
b) Kutipan dianggap benar jika penulis menunjukkan tempat atau asal
kutipan sehingga pembaca dapat mencocokkan kutipan dengan sumber
aslinya.
c) Kutipan hendaknya diambil seperlunya agar tidak merusak uraian sebenarnya.
d) Kutipan yang panjang sebaiknya dimasukkan dalam lampiran.
e) Menghilangkan bagian kutipan diperkenankan dengan syarat bahwa
penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna.
Cara:
Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea. Bagian yang
dihilangkan diganti dengan titik berspasi.
Menghilangkan bagian kutipan yang lebih dari satu alinea. Bagian yang
dihilangkan diganti dengan titik berspasi sepanjang garis (dari magin kiri
sampai ke margin kanan).

f) Pada kutipan langsung, penulis tidak boleh mengubah apapun dan


andaikata penulis tidak menyetujui apa yang dikutipnya atau menemukan
kesalahan, ia dapat memberi tanda : [. . .. ] atau [ sic].Sic berasal dari kata
latin sicut yang berarti “dengan demikian”, “jadi..”, “ seperti itu”.
g) Pengutip tidak boleh mengadakan perubahan, baik kata-katanya maupun
tekniknya. Bila penulis terpaksa harus membuat perubahan atau tambahan,
maka kata-kata tambahan itu harus dicetak lain – tebal, miring, atau
renggang- dan diberi catatan kaki yang menyatakan bahwa huruf yang dicetak
lain itu adalah dari penulis, bukan teks asli.
Contohnya :
‘Tugas bank antara lain adalah memberi pinjam uang.’
Pengutip tahu bahwa dalam kalimat itu ada kata yang salah, namun pengutip
tidak boleh memperbaikinya.
Cara memperbaikinya:
‘Tugas bank antara lain memberi pinjam [seharusnya, pinjaman, penulis]
uang.’
‘Tugas bank antara lain memberi pinjam [Sic!] uang.’
[Sic!] artinya dikutip sesuai dengan aslinya.

4. Jenis Kutipan dan Cara Mengutip

Menurut jenisnya kutipan dapat dibedakan menjadi :

a) Kutipan langsung
Adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap atau persis kata
demi kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli. Cara penulisannya
sebagai berikut :
Kutipan yang panjangnya kurang dari 4 baris :
2) Diketik seperti ketikan teks.
3) Diawali dan diakhiri dengan tanda petik (“ “).
4) Jarak antar baris kutipan dua spasi.

Sesudah kutipan selesai, langsung ditulis di belakang yang dikutip dalam tanda
kurung ditulis sumber dari mana kutipan itu diambil, dengan menulis nama
singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat
kutipan itu diambil (Penulis, Tahun:Halaman).

Kutipan yang terdiri dari 4 baris atau lebih :

1) Jarak antar baris kutipan satu spasi.


Dimulai 5-7 ketukan dari batas tepi kiri sesuai dengan alinea teks pengarang
atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama
kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
2) Kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi.
3) Sumber rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan.
4) Apabila pengutip memandang perlu untuk menghilangkan beberapa bagian
kalimat, pada bagian itu diberi titik sebanyak tiga buah.
5) Di belakang kutipan diberi sumber kutipan.
6) Kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip.
7) Bila pengutip ingin menghilangkan satu kalimat atau lebih, maka pada
bagian yang dihilangkan tersebut diganti dengan titik-titik sepanjang satu
baris.
8) Apabila pengutip ingin memberi penjelasan atau menggarisbawahi bagian
yang dianggap penting, pengutip harus memberikan keterangan. Keterangan
tersebut berada diantara tanda kurung, misalnya: garis bawah oleh pengutip.
9) Apabila penulis menganggap bahwa ada satu kesalahan dalam kutipan, dapat
dinyatakan dengan menuliskan symbol (sic!) langsung setelah kesalahan
tersebut.
Kutipan langsung ditampilkan untuk mengemukakan konsep atau informasi
sebagai data. Titik-titik sepanjang satu baris menandai penghilangan sebuah
kalimat, titik-titik sebanyak tiga menandai penghilangan kata, dan (sic!)
menandai adanya kesalahan dalam kalimat.
Contoh kutipan langsung
Anderson and Clancy (1991:12) memberi pengertian biaya adalah sebagai
berikut: “Cost is an exchange price, or a sacrifice made obtain a benefit”.
Dalam pendapat tersebut Anderson dan Clancy menyatakan bahwa biaya
adalah nilai tukar atau suatu pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu
keuntungan.
b) Kutipan tidak langsung
Penulis melakukan parafrase atau menggunakan kalimat-kalimat yang
disusunnya sendiri (hanya mengambil pokok pikiran/inti sari dari sumber yang
dikutip) untuk dinyatakan kembali dengan kalimat yang disusun oleh pengutip
menjadi ikhtisar atau intisariberdasarkan apa yang dikutipnya. Adapun cara
peraturan dalam pembuatannya adalah sebagai berikut:
1) Kalimat-kalimat yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan spasi
rangkap sebagaimana teks biasa.
2) Semua kutipan harus dirujuk.
3) Kutipan di integrasikan dengan teks.
4) Kutipan tidak diapit tanda kutip.
5) Sumber rujukan dapat ditulis sebelum atau sesudah kalimat-kalimat yang
mengandung kutipan.
6) Apabila ditulis sebelum teks kutipan, nama akhir sebagaimana tercantum
dalam daftar pustaka masuk ke dalam teks, diikuti dengan tahun terbitan
diantara tanda kurung.
7) Apabila ditulis sesudah teks kutipan, rujukan ditulis di antara tanda kurung,
dimulai dengan nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka, titik
dua, dan diakhiri dengan tahun terbitan.
Contoh kutipan tidak langsung
Anderson and Clancy (1991:12) Dalam pendapat tersebut Anderson dan
Clancy menyatakan bahwa biaya adalah nilai tukar atau suatu pengorbanan
untuk mendapatkan sesuatu keuntungan atau “Cost is an exchange price, or a
sacrifice made obtain a benefit”.
c) Kutipan pada catatan kaki, kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat,
meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti
dalam teks asli.
d) Kutipan atas ucapan lisan, harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau
sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam
teks sebagai kutipan langsung atau tidak langsung.
e) Kutipan dalam kutipan, kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat
kutipan. Dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat
mempergunakan tanda kutip tunggal atau tanda kutip ganda.
2. Bila kutipan asli memakai tanda kutip tunggal, kutipan dalam kutipan
memakai tanda kutip ganda. Sebaliknya bila kutipan asli memakai tanda
kutip ganda, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip tunggal.
3. Kutipan langsung pada materi, kutipan langsung dimulai dengan materi
kutipan hingga penghentian terdekat (dapat berupa koma, titik koma, atau
titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara.
Contoh:
Jelas,” kata Prof. Haryati, “kosa kata bahasa Indonesia banyak mengambil
dari kosa kata bahasa Sansekerta.”
Contoh-contoh kutipan :
Isu Millenium Bug atau yang lebih dikenal dengan istilah Y2K berpengaruh
besar terhadap peningkatan penjualan komputer. Di Indonesia, sejak kwartal
pertama tahun 1999, penjualan komputer mengalamai peningkatan hingga
50-200%. Menurut Ir. Budi Prasetyo, M.Com dari perusahaan distributor
komputer merek Dell, penjualan Personal Computer (PC) Wearnes
meningkat sebesar 55% dibandingkan angka penjualan tahun sebelumnya
(Bisnis Indonesia, 2 Mei 1999: 40).
Peningkatan yang sama juga dialami oleh perusahaan komputer Compaq,
yaitu berkisar 50-57% pada akhir bulan Maret 1999 sebagaimana diutarakan
oleh Direktur PT Compaq Computer Indonesia, B.T. Lim,
“peningkatan penjualan komputer Compaq sebesar 200% selama tiga bulan
pertama tahun 1999 disebabkan oleh kegiatan komputerisasi untuk
menghadapi Y2K dan segmen bisnis layanan” (Atmadi dan Purwito
1999:12).
5. Fungsi Catatan Perut
Catatan perut dalam teks memiliki fungsi sebagai :
a) Menunjukkan sumber kutipan.
b) Catatan penjelas.
c) Gabungan antara penunjukan sumber dan catatan penjelas yang kadang diberi
komentar oleh penulis.
Contoh catatan perut dalam teks yang memuat tiga fungsi di atas :
Dari hasil penelitian yang banyak dilakukan belakangan ini berkaitan dengan
kemunculan teknologi VoIP, Bill Machrone menyatakan “. . . fitur VoIP akan
membuat John Dvorak sangat tertarik: nomor telepon yang akan selalu mengikuti,
selama saya tersambung dengan internet.” (Machrone, 2005: 53)
Untuk penulisan sumber kutipan nomor urut persamaan atau rumus
matematika, reaksi kimia, dan lain-lainnya ditulis dengan angka latin di dalam
tanda kurung [..] dan ditempatkan didekat batas tepi kanan. Penomoran persamaan
angka depan sesuai nomor bab, kemudian diberi titik dan dilanjutkan dengan nomor
berupa angka latin.
Unsur-unsur catatan perut :
Gaya dan urutan dalam menuliskan unsur-unsur dalam catatan kaki ada bermacam-
macam. Akan tetapi yang akan digunakan di sini dan tidak menyimpang dari
pedoman penulisan yang disusun oleh Jurusan Teknik Informatika UKDW serta
telah luas penggunaannya yang terdiri atas :
a) Nama belakang pengarang.
b) Tahun penerbitan.
c) Nomor halaman.

6. Catatan Akhir (Endnote)


Selain menggunakan Catatan Perut, dalam penulisan karya ilmiah juga
dikenal pemakaian Endnote (catatan akhir), yakni keterangan-keterangan atas
artikel ilmiah yang diletakkan pada bagian akhir dari artikel. Endnote juga
merupakan cara untuk memberi penjelasan dari sebuah kutipan yang berbentuk
langsung maupun tidak langsung yang diletakkan dalam artikel ilmiah. Selain itu
ia juga berfungsi sebagai penjelasan dari hal-hal penting dan berkaitan erat dalam
artikel, namun apabila diletakkan dalam teks akan mengganggu struktur
paragraf/alinea yang ada.
Dari petikan artikel di atas, kata atau kalimat yang diberi tanda superscript akan
dibuatkan penjelasannya dengan mengunakan Endnote, tata cara penulisannya
adalah sebagai berikut:
a) Kutipan atau penjelasan yang berasal dari seorang pengarang,
dalam Endnote yang dituliskan cukup: Nama Pengarang, Tahun, dan Halaman
yang dipakai rujukan.
b) Endnote ditulis dalam 1 spasi dan diletakkan pada akhir dari karya ilmiah
sebelum Daftar Pustaka.
Dengan penulisan catatan perut seperti contoh-contoh di atas, maka pada
halaman setelah bab uraian harus diletakkan endnote yakni halaman yang
menyebutkan sumber acuan seperti contoh di bawah ini
Catatan :
[1] “Y2K dan Bisnis Komputer” dalam Bisnis Indonesia, 2 Mei 1999, hlm.4.
[2] Atmadi, Della Tri dan Yulianti Purwito (1999). Tantangan Bisnis
Komputer di Abad XXI. Jakarta : Cipta Kreasi Andalan.
[3] Lightmore, A.H (1998), Concepts of Calculus Vol. 1. New York : Jackand
Witts, hlm. 14.

D. Daftar Pustaka
a) Pengertian Daftar Pustaka
Definisi daftar pustaka atau bibliografi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit
dan sebagainya yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku dan
disusun berdasarkan abjad. Daftar sendiri didefinisikan sebagai catatan sejumlah
nama atau hal yang disusun berderet dari atas ke bawah. Menurut Gorys Keraf
(1997 :213) yang dimaksud dengan daftar kepustakaan atau bibliografi adalah
sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan
penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang
tengah digarap. Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para
pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya. Daftar pustaka disusun
menurut urutan abjad nama belakang penulis pertama. Daftar pustaka ditulis dalam
spasi tunggal. Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu
setengah spasi. Baris pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam.
b) Fungsi Daftar Pustaka
a) Daftar pustaka memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
Untuk memberikan informasi bahwa pernyataan dalam karangan itu bukan
hasil pemikiran penulis sendiri, tapi hasil pemikiran orang lain yang penulis.
b) Untuk memberikan arah bagi para pembaca buku atau karya tulis yang ingin
meneruskan kajian atau untuk melakukan pengecekan ulang terhadap sumber
aslinya.
c) Untuk memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku atau
karya tulis yang dirujuk terhadap hasil karyanya yang turut menyumbang
peranan dalam penulisan karya tulis yang kita tulis.
d) Menjaga profesionalitas kita (jika kita sebagai seorang penulis karya tulis)
terhadap tulisan yang kita buat.
e) Untuk melihat kebenaran bahan yang dikutip.
Tentu saja penyusunan sebuah daftar pustaka harus mengedepankan asas
kemudahan. Oleh karena itu, diterbitkanlah sebuah format atau cara
penulisan daftar pustaka.

c) Unsur – Unsur Daftar Pustaka


Unsur-unsur daftar pustaka agar tidak ada kesulitan dalam penyusunan daftar
pustaka, tiap penulis harus mengetahui pokok-pokok mana yang harus dicatat.
Pokok yang paling penting yang harus dimasukkan dalam sebuah bibliografi
adalah:
1) Nama penulis atau nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
a) Apabila nama penulis terdiri lebih dari satu kata, maka nama yang paling
belakang diletakkan di depan.
Misal : nama penulis Sultan Takdir Alisyahbana maka di tulis dalam daftar
pustaka :
Alisyahbana, Sultan Takdir. 1957. Sejarah Perjuangan dan
Pertumbuhan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Rakyat.
b) Apabila penulisnya ada 2 penulis, maka yang dibalik cukup nama penulis
yang pertama saja.
Misal : nama penulis Madyo Ekosusilo dan Bambang Triyanto maka di tulis
dalam daftar pustaka :
Ekosusilo, Madyo dan Bambang Triyanto. 1995.Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Dahara Prize.
c) Apabila penulisnya lebih dari 2 penulis, maka yang ditulis cukup nama
penulis yang pertama saja dan diberi singkatan dkk. (dan kawan-kawan)
atau et.al.
Misal :
Ghiselli E. et al 1981. Measurement Theory for The
Behavioral Sciences. San Francisco: WH. Freeman and Company
d) Apabila dalam sebuah daftar pustaka terdapat dua atau lebih buku yang
ditulis oleh penulis yang sama, maka pengurutannya berdasarkan tahun
terbitnya, dan nama penulis cukup ditulis sekali dan selanjutnya digantikan
dengan garis.
e) Pemisahan antara nama belakang dan nama depan menggunakan tanda
koma (,).
f) Setelah unsur nama penulis diakhiri tanda titik (.).

2) Judul buku, termasuk judul tambahannya.

a) Semua huruf pertama dari tiap kata ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata
tugas.
b) Jika daftar pustaka diketik dengan komputer, maka judul ditulis dengan huruf
miring. Jika ditulis tangan, maka diberi garis bawah.
c) Pemisahan antara judul buku dengan tahun terbit menggunakan tanda titik.

3) Data publikasi seperti tahun terbit, tempat terbit, nama penerbit, cetakkan ke-
berapa, nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
1) Tahun terbit
Apabila ada 2 buku atau lebih yang ditulis oleh penulis yang sama, maka yang
dituliskan lebih dulu adalah yang tahun terbitnya paling dulu.
Apabila buku tersebut tidak diketahui tahun terbitnya, maka cukup ditulis
dengan t.t. (tanpa tahun).
2) Tempat terbit
Cukup menyebutkan kota lokasi penerbit buku.
Pemisahan antara unsur tempat terbit dengan nama penerbit menggunaka titik
dua (:).
3) Nama penerbit
Cukup menuliskan nama perusahaan penerbitnya.
Setelah unsur nama penerbit diakhiri tanda titik(.).

4. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama
majalah, jilid, nomor dan tahun.
Berikut ini contoh pembuatan tahun dalam daftar pustaka
Informasi dari sebuah buku :
Tahun Penerbitan : 1988
Judul Buku : Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia
Penulis : Sabarti Akhadiah
Kota diterbitkan : Jakarta
Penerbit : PT. Gelora Aksara Permata

Maka dalam daftar pustaka kita tuliskan seperti di bawah ini :


Akhadiah, Sabarti. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT. Gelora Aksara Permata.
4) Sumber Informasi
Dalam penulisan daftar pustaka pasti penulis mendapatkan sumber informasi yang
dapat dijadikan sebagai penulisannya, sumber informasi tersebut biasanya :
1) Sumber informasi yang ditulis adalah sumber yang relevan yang dibaca, diacu
dalam penelitian/laporan.
2) Tidak semua sumber informasi mempunyai dasar ilmiah yang dapat diandalkan dan
dipercaya.
3) Sebaiknya sumber informasi yang dipakai adalah sumber primer, bukan sekunder
4) Jika sumber primer tidak berhasil didapatkan, sumber sekunder dapat digunakan.
Penulisannya sbb : Menurut penulis1 1990 dalam penulis2 1995, pernyataan.
5) Usahakan selalu menggunakan sumber yang terbaru.

Penyusunan daftar pustaka dan penunjukannya pada naskah mengikuti salah satu dari
tiga sistem berikut :

a) Nama dan Tahun (Name and Year System). Daftar pustaka disusun secara abjad
berdasarkan nama akhir penulis dan tidak dinomori. Penunjukan pada naskah
dengan nama akhir penulis diikuti tahun penerbitan. Contohnya : Sistem Harvard
(author-date style)
Buller H, Hoggart K. 1994a. New drugs for acute respiratory distress
syndrome.New England J Med 337(6): 435-439.
Buller H, Hoggart K. 1994b. The social integration of British home owners
intorench rural communities. J Rural Studies10(2):197–210.
Dower M. 1977. Planning aspects of second homes. di dalam Coppock JT (ed.),
Second Homes: Curse or Blessing? Oxford: Pergamon Pr. Hlm 210–237.
Grinspoon L, Bakalar JB. 1993. Marijuana: the Forbidden Medicine. London: Yale
Univ Press.
Palmer FR. 1986. Mood and Modality. Cambridge: Cambridge Univ Press.
b) Kombinasi Abjad dan Nomor (Alphabet-Number System). Pada sistem ini cara
penunjukannya dalam naskah adalah dengan memberikan nomor sesuai dengan
nomor pada daftar pustaka yang disusun sesuai abjad.
c) Sistem Nomor (Citation Number System). Kutipan pada naskah diberi nomor
berurutan dan susunan daftar pustaka mengikuti urutan seperti tercantum pada
naskah dan tidak menurut abjad. Contohnya : Sistem Vancouver (author-number
style)
(1) Prabowo GJ, Priyanto E. New drugs for acute respiratory distress syndrome
due to avian virus. N Ind J Med.2005;337:435-9.
(2) Grinspoon L, Bakalar JB. Marijuana: the Forbidden Medicine. London: Yale
Univ Pr; 1993.
(3) Feinberg TE, Farah MJ, editors. Behavioural Neurology and
Neuropsychology. Ed ke2. New York: McGraw-Hill; 1997.
(4) Grimes EW. A use of freeze-dried bone in Endodontics. J Endod 1994; 20:
355-6.
(5) Amerongen AVN, Michels LFE, Roukema PA, Veerman ECI. 1986. Ludah
dan kelenjar ludah arti bagi kesehatan gigi. Rafiah Arbyono dan Sutatmi Suryo.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Pr; 1992. hlm 1-42.
(6) Salim S. Pengaruh humiditas dan waktu penyimpanan serta cara curing
terhadap sifat fisik, kimia dan mekanik akrilik basis gigi tiruan. Disertasi.
Surabaya: Pascasarjana Universitas Airlangga; 1995. hlm 8-21.

a. Penyusunan bibliografi juga harus memperhatikan syarat-syarat sebagai


berikut :
Nama pengarang diurutkan menurut alfabet, nama yang dipakai dalam
urutan itu adalah nama keluarga.
b. Bila tidak ada pengarang, maka judul buku atau artikel yang dimasukkan
dalam urutan alfabet.
c. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi,
maka untuk referensi yang kedua dan seterusnya , nama pengarang tidak
perlu diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7
ketukan.
d. Jarak antara baris dengan baris untuk satu referensi adalah satu spasi.
Tetapi jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.
e. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari
tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan. (Gorys
Keraf, 1997 : 222)
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Paragraf merupakan kumpulan suatu kesatuan kalimat yang mengandunggagasan yang
tersusun secara sistematis untuk menyampaikan makna kalimat. Gagasan yang
dimiliki suatu paragraf hanya memiliki satu pikiran utama atauide pokok. Ide pokok
ini merupakan gagasan utama dari kalimat yang dibuatoleh pengarang. Dengan
demikian, kalimat lain yang disertakan dengan paragraf merupakan kalimat penjelas.
Pikiran utama yang terdapat dalam paragraf dapat diletakkan di awal dan akhir
kalimat.
Kutipan merupakan salah satu kelengkapan dalam penulisan makalah yang dapat
memberikan penegasan bahwa suatu karya baik makalah ataupun karya ilmiah
yang ditulis atau disusun oleh penulis tidak sepenuhnya dari pendapat, gagasan, dan
materi dari pribadi penulis, melainkan meminjam atau mengambil sumber lain baik
dari buku atau media lain untuk mendukung materi dan gagasan dari penulis.
Dari kutipan tersebut maka suatu karya atau tulisan dapat diketahui dan dicari
kebenarannya. Itulah hakikat dari fungsi kutipan dan penulisan kutipan dalam suatu
karya ilmiah. Adapun dalam penulisan kutipan mempunyai prinsip yang harus
diperhatikan agar sesuai dengan EYD dan tidak mengabaikan suatu sumber yang telah
dikutip. Fungsi Daftar Pustaka antara lain:
(a) Untuk memberikan informasi bahwa pernyataan dalam karangan itu bukan
hasil pemikiran penulis sendiri, tapi hasil pemikiran orang lain.
(b) Untuk memeberikan informasi selengkapnya tentang sumber kutipan
sehingga dapat dicek jika perlu.
(c) Apabila pembaca mau lebih mendalami pernyataan yang dikutip, dapat membaca
sendiri buku/majalah yang menjadi sumber kutipan untuk penelusuran
kepustakaan.
(d) Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah
membantu kita dalam penulisan karya tulis yang kita selesaikan.
(e) Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat. Unsur-
unsur yang terdapat dalam daftar Pustaka adalah: Nama pengarang (dibalik). Tahu
terbit. _Judul Buku_. Kota terbit. Penerbit.
Daftar Pustaka di tulis pada halaman tersendiri setelah bab kesimpulan dalam
karangan ilmiah.

B. Saran
Demikian makalah ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat dan menambah
wawasan para pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, kurang dimengerti dan lugas, tentunya
banyak kekurang dan kelemahan karana terbatasnya materi dan referensi yang kami
peroleh. Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalh ini dapat diterima dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Pramita, Dwitya.2006.Bahasa Kuliah.Jakarta:PT.Macana Jaya

Alek.2019.Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.Jalarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai