Anda di halaman 1dari 16

REPORT SHEET TOPIK VII

Karakterisasi Biokimia Bakteri

Nama : Faridhotul Amal Kawulusan


NIM : 205090100111057
Kelompok :4

1. Uji Katalase
No Isolat Hasil Intrepretasi Hasil
1. E. coli Pengamatan: Berdasarkan hasil pengamatan
didapatkan E. coli memiliki hasil positif yang
ditandai dengan adanya gelembung udara
seperti busa (gambar a). Hal ini menunjukan
adanya pelepasan oksigen dan air pada reaksi
hidrogen peroksida.
’ Literatur: Menurut Menurut Iwase (2013)
(Iwase dkk., 2013) ketika dilakukan uji katalase pada E. coli
a) b) didapatkan hasil positif. Hal ini dikarenakan
Gambar 1. Hasil uji katalase, a) pengamatan pada uji katalase hidrogen peroksida dipecah
b) literature menjadi air dan oksigen. Hasil pemecahan
berupa oksigen ditandai dengan adanya
gelembung seperti busa (Gambar b), sementara
pada isolate negatif tidak memiliki busa. Oleh
karena itu hasil pengamatan dengan literatur
memiliki kecocokan.

2. S. aureus Pengamatan: Berdasarkan hasil pengamatan


didapatkan S. aureus memiliki hasil positif yang
ditandai dengan adanya gelembung udara seperi
busa (gambar a). Hal ini menunjukan adanya
pelepasan oksigen dan air pada reaksi hidrogen
(Jahan, 2015) peroksida.
a) b) Literatur: Menurut Jahan (2015) ketika
Gambar 2. Hasil Uji katalase, a) Pengamatan dilakukan uji katalase pada S, aureus didapatkan
b) Literature hasil positif. Hal ini dikarenakan pada uji
katalase hidrogen peroksida dipecah menjadi air
dan oksigen. Hasil pemecahan berupa oksigen
ditandai dengan adanya gelembung seperti busa
(Gambar b), sementara pada isolate negatif tidak
memiliki busa. Oleh karena itu hasil
pengamatan dengan literatur memiliki
kecocokan.
3. Bacillus Pengamatan: Berdasarkan hasil pengamatan
subtilis didapatkan B. subtilis memiliki hasil positif
yang ditandai dengan adanya gelembung udara
seperti busa (gambar a). Hal ini menunjukan
adanya pelepasan oksigen dan air pada reaksi
hidrogen peroksida.
Literatur: Menurut Puspita dkk (2017) B.
(Puspita dkk., 2017) subtilis memiliki hasil positif pada uji katalase.
a) b) Hal ini terlihat pada gambar b yang menunjukan
Gambar 3. Hasil Uji katalase, a) Pengamatan
adanya busa gelembung sebagai hasil dari
b) Literature
perombakan hidrogen peroksida menjadi air dan
oksigen ketika diberi hydrogen peroxide kit
dengan persentase tertentu. Oleh karena itu,
hasil pengamatan dan literatur tidak memiliki
perbedaan.
4. L. Pengamatan: Berdasarkan hasil pengamatan
plantarum didapatkan L. plantarum memiliki hasil
negative. Hal ini ditandai dengan tidak adanya
gelembung udara yang terbentuk (gambar a),
yang mengindikasikan tidak ada pelepasan
oksigen pada reaksi hidrogen peroksida.
a) b)
Gambar 3. Hasil Uji katalase, a) Pengamatan Literatur: Menurut Reyes (2018), diketahui
b) Literature bahwa uji katalase pada L. plantarum memiliki
nilai negatif. Hal ini dikarenakan ketika diberi
H2O2 3%, isolate tidak berubah menjadi busa
gelembung (gambar b) yang menyatakan tidak
adanya perombakan hidrogen peroksida
menjadi oksigen dan air, sehingga dikatakan
sebagai negatif. Oleh karena itu, hal ini sesuai
antara pengamatan dan literatur.
5. Salmonella Literatur: Menurut Rahman dkk., (2019),
sp. diketahui bahwa uji katalase pada Salmonella
memiliki nilai positif, hal ini menandakan
bahwa terjadinya proses pemecahan H2O2
dengan adanya gelembung-gelembung.

(Rahman dkk., 2019)


Gambar 5. Hasil uji katalase

2. Uji Oksidase
No Isolat Hasil Intrepretasi Hasil
1. E. coli Pengamatan: Berdasarkan hasil pengamatan,
E. coli memiliki hasil negatif. Hal ini ditandai
dengan adanya perubahan warna menjadi merah
hingga hitam kebiru biruan mengunakan
oksidase kit (gambar a).
(Shields dan Cathcart., 2016) Literatur: Menurut Shields dan Catchcart
(2016), bakteri E. coli memiliki hasil negatif
a) b) setelah diberi reagen Kovacs Oxidase Kit. Hasil
Gambar 1. Hasil uji oksidase, a) pengamatan negatif didapatkan setelah diberi reagen dan
b) literatur dikeringkan, tidak ada perubahan pada kertas
filter (gambar b). Hal ini menunjukan tidak
adanya sitokrom C pada isolate. Hal ini berbeda
dengan hasil prakikum dikarenakan penggunaan
reagen yang berbeda. Praktikum menggunakan
oxidase kit strips, sedangkan literatur
menggunakan reagen Kovacs yang diteteskan
pada kertas filtrate. Selain itu hal ini juga
disebabkan oleh nutrisi dari media yang ada.
Beberapa bakteria dan yeast akan menunjukan
inhibited oxidase activity, sehingga hal ini bisa
menunjukan nilai yang positif.
2. S. aureus Pengamatan: Berdasarkan hasil pengamatan,
S. aureus memiliki hasil positif. Hal ini ditandai
dengan adanya perubahan warna menjadi merah
hingga hitam kebiru biruan mengunakan
(Toelle dan Lenda., 2014) oksidase kit (gambar a).
a) b) Literatur: Menurut Toelle dan Lenda (2014)
Gambar 1. Hasil uji oksidase, a) pengamatan hasil uji oksidase pada S. aureus menunjukan
b) literatur warna biru hingga hitam pada kertas filter, yang
menunjukan hasil positif (gambar b). Hal ini
mengindikasikan adanya sitokrom C pada
isolate tersebut yang terdeteksi oleh reagen.
Oleh karena itu, hasil pengamatan dan literatur
memiliki kesamaan.

3. Bacillus Pengamatan: Berdasarkan hasil pengamatan,


subtilis B. subtilis memiliki hasil positif. Hal ini ditandai
dengan adanya perubahan warna menjadi merah
hingga hitam kebiru biruan mengunakan
oksidase kit (gambar a).
(Puspita dkk., 2017) Literatur: Menurut Puspita dkk (2017) bakteri
a) b) B. subtilis memiliki nilai positif pada uji
Gambar 1. Hasil uji oksidase, a) pengamatan oksidase yang terlihat dengan adanya perubahan
b) literatur warna pada kertas filtrate menjadi ungu
kebiruan (gambar b) setelah digoreskan isolate
yang berumur 48 jam pada larutan Kovacs
Oxidase 1%. Hal ini menunjukan bahwa isolate
ini memiliki sitokrom C. Oleh karena itu, hasil
dari praktikum

4. L. Pengamatan: Berdasarkan hasil pengamatan,


plantarum L. plantarum memiliki hasil negatif. Hal ini
ditandai dengan tidak adanya perubahan warna
(gambar a).

(Mustaqim dkk., 2014) Literatur: Menurut Mustaqim dkk (2014)


a) b) bakteri L. plantarum memiliki hasil negatif
Gambar 1. Hasil uji oksidase, a) pengamatan setelah diberi reagen phenyldiamin dan naptol.
b) literatur Hasil negatif didapatkan setelah diberi reagen
dan dikeringkan, tidak ada perubahan pada
kertas filter (gambar b). Hal ini menunjukan
tidak adanya sitokrom C pada isolate. Meskipun
literatur menggunakan reagen yang berbeda
dengan praktikum ,hasil yang ditunjukan tetap
sama.

5. Salmonella Literatur:
sp. Menurut Rahman dkk., (2019) Salmonella sp.
menunjukkan hasil negative karena tidak terjadi
perubahan warna menjadi merah sampai hitam
kebiruan pada paper oksidase dengan oksidase
kit yang tidak menghasilkan sitokrom C untuk
oksidasi
(Rahman dkk., 2019)
Gambar 5. Hasil uji oksidase

3. Uji Hidrolisis Pati


No Isolat Hasil Intrepretasi Hasil
1. E. coli Pengamatan: Berdasarkan hasil pengamatan,
E. coli memiliki hasil negatif. Hal ini ditandai
dengan tidak adanya perubahan warna dan zona
bening pada medium kultur (gambar a). Medium
yang masih berwarna ungu menunjukan larutan
Iodium tidak dihidrolisis oleh pati.
Literatur: Menurut Kumar dkk (2019) bakteri
(Kumar dkk., 2019) E. coli memiliki hasil negatif ketika dilakukan
a) b) uji hidrolisis pati. Hal ini dikarenakan pada
Gambar 1. Hasil uji hidrolisis pati, a) medium pertumbuhan tidak terdapat perubahan
pengamatan b) literatur
warna dan tidak adanys zona bening pada sekitar
goresan bakteri (gambar b). Hal ini menunjukan
tidak adanya rekasi hidrolisis pati dengan enzim
maupun larutan iodium, sehingga tidak
terbentuk zona bening pada isolat. Warna media
yang tidak berubah karena tidak adanya medium
pati. Oleh karena itu, hasil pengamatan sesuai
dengan literatur.
2. S. aureus Pengamatan: Berdasarkan hasil pengamatan,
S. aureus memiliki hasil negatif. Hal ini ditandai
dengan tidak adanya perubahan warna dan zona
bening pada medium kultur (gambar a). Medium
yang masih berwarna ungu menunjukan larutan
Iodium tidak dihidrolisis oleh pati.
(Kumar dkk., 2019) Literatur: Menurut Kumar dkk (2019) bakteri
S. aureus memiliki hasil negatif ketika
a) b) dilakukan uji hidrolisis pati. Hal ini
Gambar 1. Hasil uji hidrolisis pati, a) dikarenakan pada medium pertumbuhan tidak
pengamatan b) literatur terdapat perubahan warna dan tidak adanys
zona bening pada sekitar goresan bakteri
(gambar b). Hal ini menunjukan tidak adanya
rekasi hidrolisis pati dengan enzim maupun
larutan iodium, sehingga tidak terbentuk zona
bening pada isolat. Warna media yang tidak
berubah karena tidak adanya medium pati.
Oleh karena itu, hasil pengamatan sesuai
dengan literatur.
3. Bacillus Pengamatan: Berdasarkan hasil pengamatan,
subtilis B. subtilis memiliki hasil positif. Hal ini ditandai
dengan adanya perubahan warna pada garis
goresan menjadi kuning, disekitar koloni warna
media berubah menjadi zona bening (gambar a).
Zona bening terjadi karena pati bereaksi dengan
(Aziz dkk., 2014) larutan Iodium dan pati terhidrolisis.
a) b) Literatur: Menurut Aziz dkk (2014) hasil uji
Gambar 1. Hasil uji hidrolisis pati, a) katalase yang dilakukan pada bakteri B. subtilis
pengamatan b) literatur
adalah positif yang ditandai dengan adanya
zona bening disekitar isolate dan media isolate
yang berwarna kemerahan (gambar b). Hal ini
terjadi karena pati pada bakteri ini telah
terhidrolisis oleh larutan Iodine. Perubahan
warna medium dikarenakan adanya pati pada
isolate. Oleh karena itu hasil pengamatan dan
literatur memiliki kesamaan.
4. L. Pengamatan: Berdasarkan hasil pengamatan,
plantarum L. plantarum, memiliki hasil negatif. Hal ini
ditandai dengan tidak adanya perubahan warna
dan zona bening pada medium kultur (gambar
a). Medium yang masih berwarna ungu
menunjukan larutan Iodium tidak dihidrolisis
(Yusmarini dkk., 2016) oleh pati.
a) b) Literatur: Menurut Yusmarini dkk (2016) hasil
Gambar 1. Hasil uji hidrolisis pati, a) uji katalase yang dilakukan pada bakteri
pengamatan b) literatur L.plantarum adalah positif yang ditandai dengan
adanya zona bening disekitar isolate (gambar b).
Hal ini terjadi karena pati pada bakteri ini telah
terhidrolisis oleh larutan kalsium karbonat.
Reagen yang dilakukan pada uji hidrolisis pati
pada literatur ini adalah kalsium karbonat yang
menghasilkan zona bening Oleh karena itu hasil
pengamatan tidak sesuai dengan literatur.

5. Salmonella Literatur: Menurut Aktar dkk., (2016)


sp. Salmonella sp. menununjukkan hasil negative
karena pada medium tidak menghasilkan
perubahan warna dan tidak adanya zona bening
pada goresan bakteri. Maka dapat disimpulkan
tidak terjadi reaksi hidrolisispat
(Aktar dkk., 2016)
Gambar 5. Hasil uji hidrolisis pati

4. Uji Hidrolisis Protein


No Isolat Hasil Intrepretasi Hasil
1. E. coli Pengamatan: Berdasarkan hasil praktikum, E.
coli memiliki hasil positif. Hal ini ditandai
dengan adanya zona bening disekitar isolate
dikarenakan hidrolisis protein (gambar a).
Literatur: Menurut M dkk (2019) hasil uji
hidrolisis protein pada E. coli adalah positif. Hal
ini ditandai dengan adanya zona bening pada
(M dkk., 2019) isolate (gambar b). Zona bening terbentuk
a) b) karena adanya hidrolisis protein menjadi asam
Gambar 1. Hasil uji hidrolisis protein, a) amino yang dilakukan oleh isolate. Media pada
pengamatan b) literatur uji ini memiliki kaya protein. Oleh karena itu
hasil pengamatan dengan hasil pada literatur
sama.
2. S. aureus Pengamatan: Berdasarkan hasil praktikum, S.
aureus memiliki hasil positif. Hal ini ditandai
dengan adanya zona bening disekitar isolate
dikarenakan hidrolisis protein (gambar a).
Literatur: Menurut Borah dkk (2016) uji
hidrolisis protein pada S. aureus menunjukan
(Borah dkk., 2016) adanya zona bening pada isolate (gambar b). Hal
a) b) ini dikarenakan medium agar yang berisi dengan
Gambar 1. Hasil uji hidrolisis protein, a) bermacam jenis asam amino ketika diberi isolate
pengamatan b) literatur yang dapat menghidrolisis protein akan
menimbulkan zona jernih disekitar tumbuh
koloni. Zona bening terjadi karena beberapa
bakteri dapat menghidrolisis protein menjadi
peptide kemudian menjadi asam amino. Oleh
karena itu hasil praktikum sama dengan hasil
yang terdapat pada literatur.
3. Bacillus Pengamatan: Berdasarkan hasil praktikum, B.
subtilis subtilis memiliki hasil negatif. Hal ini ditandai
dengan adanya tidak adanya zona bening
disekitar isolate dikarenakan tidak adanya
hidrolisis protein (gambar a).
Literatur: Menurut Kumar dkk (2013) bakteri
(Kumar dkk., 2013) B. subtilis memiliki hasil uji hidrolisis protein
a) b) yang positif. Hal ini dapat dilihat bahwa adanya
Gambar 1. Hasil uji hidrolisis protein, a) zona bening yang terbentuk disekitar isolate
pengamatan b) literatur (gambar b). Zona bening yang terbentuk
disekitar isolate adalah ciri dari terjadinya
hidrolisis protein. Hasil uji literatur berbeda
dengan praktikum dikarenakan kemungkinan
berupa human error seperti prosedur uji yang
ceroboh, terjadinya kontaminasi, agar medium
yang tidak baik maupun kandungan asam amino
yang kurang memenuhi, dan isolate yang tidak
memenuhi syarat.
4. L. Pengamatan: Berdasarkan hasil praktikum, L.
plantarum plantarum memiliki hasil negatif. Hal ini
ditandai dengan adanya tidak adanya zona
bening disekitar isolate dikarenakan tidak
adanya hidrolisis protein (gambar a).
Literatur: Menurut Lim dkk (2019) hasil uji
(Lim dkk., 2019) hidrolisis protein dari L. plantarum adalah
a) b) terdapat zona bening disekitar isolate (gambar
Gambar 1. Hasil uji hidrolisis protein, a) b). Hal ini menunjukan isolate ini mampu
pengamatan b) literatur mensekresi enzim proteolitik ekstracelular, yang
mampu menghidrolisis molekul kasein menjadi
fragmen peptide yang tidak memiliki warna.
Hasil praktikum dengan hasil literatur memiliki
perbedaan dikarenakan medium yang tidak
memiliki cukup nutrisi, isolate yang
kontaminan, human error, pH yang kurang
optimum akan mempengaruhi hasil uji.
Diketahui pH yang baik adalah berkisar 6.5
hingga 7.
5. Salmonella Literatur: Menurut Ashikuzzaman dkk., (2015)
sp. Salmonella sp. menghasilkan zona bening di
sekitar koloni dan semakin besar ketika dalam
kondisi asam (positif). Hal tersebut karena
protein terhidrolisis menjadi peptide

(Ashikuzzaman Dkk., 2015)


Gambar 5. Hasil uji hidrolisis protein

5. Uji Fermentasi Glukosa


No Isolat Hasil Intrepretasi Hasil
1. E. coli Pengamatan: Berdasarkan hasil pengamatan,
E. coli memiliki hasil positif. Hal ini ditandai
dari larutan yang berwarna kuning yang
menunjukan pH dibawah 7 dan terdapat
gelembung gas (gambar a).

Literatur: Menurut Reiner (2012) isolate E.


(Reiner, 2012) coli memiliki hasil uji fermentasi karbohidrat
a) b) yang positif. Hal ini ditandai dengan perubahan
Gambar 1. Hasil uji fermentasi glukosa, a) warna phenol red menjadi kuning (gambar b).
pengamatan b) literatur Perubahan warna terjadi karena kondisi menjadi
asam (<7) yang menandakan mampu
menfermentasi karbohidrat. Hasil uji juga
menunjukan adanya gelembung udara pada
tabung Durham yang dibalik. Oleh karena itu
hasil praktikum sama dengan hasil pada
literatur.

2. S. aureus Pengamatan: Berdasarkan hasil pengamatan, S.


aureus memiliki hasil positif. Hal ini ditandai
dari larutan yang berwarna kuning keorangean
yang menunjukan pH dibawah 7 dan terdapat
gelembung gas (gambar a).
a) b) Literatur: Menurut Sutejo dkk (2017) hasil dari
Gambar 1. Hasil uji fermentasi glukosa, a) uji fermentasi karbohidrat pada S. aureus adalah
pengamatan b) literatur perubahan warna pada phenol red menjadi
kuning (gambar b). Hal ini menunjukan isolate
tersebut dapat memfermentasi karbohidrat dan
terdapat kondisi asam (<7). Selain itu juga
terdapat gelembung pada tabung Durham
dengan posisi terbalik yang menunjukan adanya
pembentukan gas. Oleh karena itu, literatur
sesuai dengan praktikum.

3. Bacillus Pengamatan: Berdasarkan hasil pengamatan,


subtilis B. subtilis memiliki hasil positif. Hal ini
ditandai dari larutan yang berwarna kuning
yang menunjukan pH dibawah 7 dan terdapat
gelembung gas (gambar a).
(Mikkili dkk., 2015) Literatur: Menurut Mikkili dkk (2015) hasil uji
a) b) fermentasi karbohidrat memiliki warna kuning
Gambar 1. Hasil uji fermentasi glukosa, a) setelah diberi phenol red dan terbentuk
pengamatan b) literatur
gelembung pada tabung Durham (gambar b). hal
ini mengindikasikan bahwa pH berada kurang
dari 7 dan isolate tersebut dapat melakukan
fermentasi karbohidrat. Adanya gas pada tabung
Durham menunjukan pembentukan gelembung
gas. Oleh karena itu, literatur sesuai dengan
praktikum.
4. L. Pengamatan: Berdasarkan hasil pengamatan,
plantarum L. plantarum memiliki hasil positif. Hal ini
ditandai dari larutan yang berwarna kuning yang
menunjukan pH dibawah 7 dan terdapat
gelembung gas (gambar a).
Literatur: Menurut Yusmarini dkk (2016) hasil
uji fermentasi karbohidrat memiliki warna
kuning setelah diberi phenol red dan terbentuk
gelembung pada tabung Durham (gambar b).
Hal ini mengindikasikan bahwa pH berada
(Yusmarini dkk., 2016) kurang dari 7 dan isolate tersebut dapat
a) b) melakukan fermentasi karbohidrat. Adanya gas
Gambar 1. Hasil uji fermentasi glukosa, a) pada tabung Durham menunjukan pembentukan
pengamatan b) literatur
gelembung gas. Oleh karena itu, literatur sesuai
dengan praktikum.
5. Salmonella Literatur: Menurut Aktar dkk., (2016) pada
sp. hasil uji fermentasi glukosa pada isolate
Salmonella sp didapatkan hasil positif yang
artinya Salmonella sp dapat mampu
memfermentasikan glukosa ditandai dengan
perubahan warna media dari biru menjadi
kuning. Hal ini menandakan Salmonella sp
dapat membentuk asam dari fermentasi
glukosa. Namun Salmonella sp haya dapat
(Aktar dkk., 2016) memfermentasi glokusa, tidak dengan laktosa.
Jika warna kuning yang terbentuk pada bagian
Gambar 5. Hasil uji fermentasi glukosa permukaan dan bawah tabung mengindikasi
terjadinya fermentasi glukosa, laktosa, dan
sukrosa. Namun jika warna kuning pada bagian
permukaan dan warna merah pada bagian dasar
mengindikasi terjadi fermentasi laktosa dan
sukrosa, sedangkan jika warna merah pada
bagian pemrmukaan dan dasar menunjukan
tidak terjadi fermentasi oleh ketiga gula
tersebut.

6. Uji Produksi Hidrogen Sulfida (H2S)


No Isolat Hasil Intrepretasi Hasil
1. E. coli Literatur: Pada hasil uji produksi hidrogen
sulfide (H2S) pada isolate E. coli didapatkan
hasil negatif yang ditandai dengan pada medium
tidak ditemukan adanya endapan hitam yang
terbentuk sehingga bakteri ini tidak dapat atau
tidak memiliki kemampuan dalam mereduksi
tiosulfat dalam endaparn maupun dengan
pemecahan sistein dalam pepton yang
(Mohamed dkk., 2020) menghasilkan H2S (Puspita dkk., 2020).
Gambar 1. Hasil uji hidrogen sulfida
2. S. aureus Literatur: Pada hasil uji produksi hidrogen
sulfide (H2S) pada isolate S. aureus didapatkan
hasil negative hal ini ditandai tidak terbentuknya
endapan berwarna hitam sehingga dikatakan
bahwa bakteri ini tidak dapat menghasilkan
hidrogen sulfide (Kursia dkk., 2016).

(Al-Fatwaly & Al-Hadrawi, 2020)


3. Bacillus Literatur: Pada hasil uji produksi hidrogen
subtilis sulfide (H2S) pada isolate Bacillus subtilis
didapatkan hasil negative yang ditandai dengan
pada bagian lereng media berwarna merah serta
di abgian dasar media berwarna kuning, namun
tidak menghasilkan endapan berwarna hitam
yang artinya bakteri ini tidak mampu
memproduksi gas hidrogen sulfide (H2S)
(Amelia dkk., 2016)

(Joonu & Divya, 2017)


4. L. Literatur: Pada hasil uji produksi hidrogen
plantarum sulfide (H2S) pada isolate L. plantarum
didapatkan hasil negative yang tidak
terbentuknya endapan hitam pada medium yang
digunakan sehingga bakteri ini tidak dapat
menghasilkan gas hidrogen sulfide (Giyatno &
Retnaningrum, 2020).
(Hamiduzzaman dkk., 2018)

5. Salmonella Literatur: Pada hasil uji produksi hidrogen


sp. sulfide (H2S) pada isolate Salmonella sp
didapatkan hasil positif yang artinya Salmonella
sp dapat menghasilkan H2S dengan ditandai
terjadinya perubahan warna pada bagian slant
(miring) yang berwarna merah/alkaline (reaksi
(Rahman dkk., 2019) basa) serta memproduksi H2S yang muncul
warna kehitaman pada agar hingga menutupi
bagian dasar agar. Munculnya zona kuning
diantara koloni hitam juga sebagai indikasi
bahwa uji yang dilakukan bernilai positif.
Salmonella sp melakukan reduksi tiosulfat
menjadi sulfat sehingga koloni yang berwarna
hitam. Seringkali Salmonella sp menghasilkan
bulatan hitam di tengah sebagai bentuk hal dari
produksi gas H2S (Sari dkk., 2018; Wahyuni
dkk., 2018).

7. Uji Indole
No Isolat Hasil Intrepretasi Hasil
1. E. coli Literatur: Pada hasil uji indol pada isolate
E.coli didapatkan hasil positif yang ditandai
dengan terbentuknya cicin yang berwarna merah
ceri setelah diberikan penambahan reagen
Kovac. Hal ini menunjukan bahwa E.coli dapat
mendegradasi tryptophan asam amino dan
menghasilkan indol atau dapat dikatakan bahwa
memproduksi enzim tryptophan (Puspita dkk.,
2020).

(Dimri dkk., 2020)


Gambar 1. Hasil uji indole
2. S. aureus Literatur: Pada hasil uji indol pada isolate S.
aureus didapatkan hasil negatif yang diindikasi
tidak terbentuknya cincin atau lapisan berwarna
merah pada bagian permukaan agar. Hal ini
menandakan bahwa bakteri ini tidak memiliki
kemampuan untuk menggunakan asam amino
triptofan sebagai energy untuk selnya (Kursia
dkk., 2020).

(Reyes, 2018)
3. Bacillus Literatur: Pada hasil uji indol pada isolate
subtilis Bacillus subtilis didapatkan hasil negative yang
artinya bakteri ini tidak dapat mendegradasi
asam amino triptofan karena tidam memiliki
enzim triptonase yang mampu menghidrolisis
asam amino menjadi indol. Hal ini ditandai
dengan tidak terbentuknya cincin berwarna
merah (Amelia dkk., 2016).

(Reyes, 2018)
4. L. Literatur: Pada hasil uji indol pada isolate L.
plantarum plantarum didapatkan hasil negatif yang
diindikasi tidak terbentuknya cincin atau lapisan
berwarna merah pada bagian permukaan agar.
Hal ini menandakan bahwa bakteri ini tidak
memiliki kemampuan untuk menggunakan
asam amino triptofan sebagai energy untuk
selnya (Kursia dkk., 2020).

(Andiani, 2012)
5. Salmonella Literatur: Pada hasil uji indol pada isolate
sp. Salmonella sp didapatkan hasil negatif yang
diindikasi tidak terbentuknya cincin atau lapisan
berwarna merah pada bagian permukaan setelah
diberikan reagen Kovac’s sebanyak 5-10 tetes.
Hal ini menunjukan bahwa Salmonella sp tidak
memiliki enzim triptofanase sehingga tidak
dapat menghidrolisis asam amino triptofan
menjadi indol dan asam piruvat (Sari dkk,
2018).

(Rahman dkk., 2019)


Interpretasi Data (Pembahasan) :
1. Jelaskan manfaat dari dilakukannya uji biokimia pada bakteri?
2. Mengapa antar isolate bakteri yang berbeda dapat menunjukkan hasil uji biokimia yang berbeda?
Jawaban
1. Manfaat dilakukannya uji biokimia pada bakteri adalah untuk mempermudah dalam pengklasifikasi suatu
genus bakteri dari struktur fisiologisnya. Dasar pengkalsifikasian bakteri tidak cukup hanya dilakukan dengan
mengamati morfologi, tetapi bisa juga dengan struktur fisiologisnya. Selain itu digunakan dalam determinasi
pathogen pada penyakit tertentu, seleksi dan isolasi dari untaian mikroorganisme dalam organisme
fermentative untuk kebutuhan industri seperi antibiotic, asam organis, vitamin, dan enzim. Manfaat lainnya
adalah untuk isolasi dan pengembangan dari materi genetic mikroorganisme dalam penambahan rasa pada
industri makanan (Lim dkk., 2019).
2. Antar isolate bakteri dapat menunjukan hasil yang berbeda dikarenakan setiap isolate memiliki struktur
fisiologis yang berbeda. Setiap isolate memiliki karakteristik khusus yang tergantung pada aktivitas metabolit,
habitat, struktur tubuh. Faktor eksternal seperti perlakuan isolat yang salah, pemurnian yang berbeda,
menganggap semua sama perlakuan pada isolate juga akan menunjukan hasil uji biokimia yang berbeda
(human error) (Lim dkk., 2019).
DAFTAR PUSTAKA
Aktar, N., Bilkis, R., & Ilias, M. 2016. Isolation and identification of Salmonella sp. from different food. Intl J
Biosci, 8(2), 16-24.
Al-Fatlawy, H. N. K. & Al-Hadrawi, H. Z. N. 2020. Genotypic Characterizes of qac, Integron Class I intI and 16SrRNA
genes in MDR Staphylococcus aureus. International Journal of Phamaceutical Research. (1):1583-1590.
Amelia, T. F., A. Baehaki & Herpandi. 2016. Aktivitas Reduksi Merkuri pada Bakteri yang Diisolasi dari Air dan
Sedimen di Sungai Musi. Jurnal Teknologi Hasil Perikanan. 5(1): 94-106.
Andiani, W. 2012. Isolasi & Identifikasi Bankteri Asam Laktat dari Susu Kerbau Asal Kabupaten Enrekang.
Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar. Skripsi.
Ashikuzzaman, M., S. Shahriyar, M. B. Lijon, M. A. Rahman, M. M. Hassan & A. Al-asif. 2015. An investigation on
heavy metal tolerance properties of bacteria isolated from textile effluent. Journal of Biodiversity and
Environmental Sciences. 7(6): 62-71.
Aziz, M., Sabit H dan Tawakkol, W. 2014. Biodegradation of Malathionby Pseudomonas Spp. and Bacillus Spp.
Isolated Frompolluted Sites in Egypt. 1(1). 3-12.
Borah, D., Gogoi, O., Adhikari, C dan Kakoti, B. 2016. Isolation and Characterization of The New Indigenous
Staphylococcus sp. DBOCP06as a Probiotic Bacterium from Traditionally Fermented Fish and Meat Products
pf Assam State. Egyptian Journal of Basic and Applied Sciences. 3(1) 232–240.
Dimri, A. G., S. Chaudhary, D. Singh, A. Chauhan & M. L. Aggarwal. 2020. Morphological and biochemical
characterization of food borne Grampositive and Gram-negative bacteria. Science Archives. 1(1): 16-23.
Giyatno, D. C & R. Retnaningrum. 2020. Isolasi dan Karakterisasi Bkateri Asam Laktat Penghasil Eksopolisakarida
dari Buah Kersen (Muntingia calabura L.). Jurnal Sains Dasar. 9(2): 42-29.
Hamiduzzaman, M., Salam, F. B. A., Hasan, A. H. M. & Santa, S. A. 2018. Qualitative Analysis of Lactobacillus
Strains in Milk Probiotics. International Journal of Advanced Research. 6(10):154-164.
Iwase, T., Tajima, A., Sugimoto, S. 2013. A Simple Assay for Measuring Catalase Activity: A Visual Approach. Sci
Rep. 2(1). 3081-3086.
Jahan, M., Rahman, M., parvej, S., Chowdhury, S., Haque, E., Talukder, A dan Ahmed, S. 2015. Isolation and
Characterization of Staphylococcus aureus from Raw Cow Milk in Bangladesh. J. Adv. Vet. Anim. Res. 2(1).
49-55.
Joonu, J. & Divya, P. 2017. Heavy Metal Induced Resistance of Bacteria Isolated from Tamilnadu Metal Industry.
SDRP Journal of Earth Sciemces & Environmental Studies. 2(2):193-200.
Kumar, R., G.Adarsh, & Malothu, R. (2013). Purification and characterization of protease enzyme from native isolate
Bacillus subtilis and its compatability with commercial detergents. 2(1). 34-51.
Kursia, S., Imrawati, Ismail, A. Halim, N. Ramadhani, F. Ramadhani, F. Priska & F. Hanifah. 2020. Identifikasi
Biokimia dan Aktivitas Antibakteri Isolat Bakteri Asam Laktat Limbah Sayur Bayam. Media Farmasi. 16(1):
27-32.
Lim, Y., H. Foo, T. Loh,, R. Mohamadm & N. Abdullah. 2019. Comparative Studies of Versatile Extracellular
Proteolytic Activities of Lactic Acid Bacteria and Their Potential for Extracellular Amino Acid Productions as
Feed Supplements. Journal of animal science and biotechnology. 10(150. 1-13.
M, A. K.K., C. S., dan S. H. Puttaiah. 2019. Potential Antimicrobial and Antioxidant of Saraca Indica and
Clerodendrum Paniculatum from Western Ghats, Shimoga, India. Enviromental Health and Technology. 1(3):4-
5.
Mikkili, I., D, J.B., M, C., Kodali, V.P. 2015. Isolation and Characterization of Bacteriocin Producing Lactic Acid
Bacteria from Curd. International Journal of ChemTech Research. 8(1). 388-396
Mohamed, S.A., Y. A. Almofti, E.A. Mustafa, & S.S.A.O. Fagirii. 2020. Antibiotics Resistance Profile of Bacterial
Isolates from Dairy Farms Manure in Bahri Locality, Sudan. IJMPR. 4(5):1-12.
Mustaqim, Roza, R danLeni, B. 2014. Isolasi dan Katakterisasi Bakteri Probiotik pada Saluran Pencernaan Ikan Lais
(Kryptopterus sp.). JOM FMIPA. 1(2). 248-258.
Puspita, I., N. Q. A’yun, Anita, T. Sumarsono & A. Andini. 2020. Uji Sensitivitas Escherichia coli yang Diisolasi dari
Air Sumur Galian Dekat dengan Septic Tank Terhadap Ciprofloxacin. National Conference for Ummah (NCU).
1(1).
Puspita. F. Ali, M dan Pratama, R. 2017. Isolasi dan Karakterisasi Morfologi dan Fisiologi Bakteri Bacillus sp.
Endofitik dari Tanaman Kelapa Sawit 9Elaeis guineensis Jacq.). J Agrotek. Trop. 6(2). 44-49.
Rahman, M. A., Ahmad, T., Mahmud, S., Barman, N. C., Haque, M. S., Uddin, M. E., & Ahmed, R. 2019. Isolation,
identification and antibiotic sensitivity pattern of Salmonella spp. from locally isolated egg samples. Am. J.
Pure Appl. Sci, 1(1), 1-11.
Reiner, K. 2012. Carbohydrate Fermentation Protocol. American Society for Microbiology. 2(1). 1-9.
Reyes, A. T. 2018. Morpho-Biochemical Aided Identification of Bacterial Isolates from Phillippine Native Pig.
Advances in Pharmacology and clinical Trials. 3(5):1-11.
Reyes, Alvin T. 2018. Morpho-Biochemical Aided Identification of Bacterial isolates from Phillipine Native Pig.
Advances id Pharmacology and Clinical Trials. 1(1). 1-11.
Sari, N., Erina, M. Abrar, E. Wardani, Fakhrurrazi & R. Daud. 2018. Isolasi dan Idenifikasi Salmonella sp dan Shigella
sp pada Feses Kuda Bendi di Bukitingi Sumatera Barat. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner. 2(3): 402-410.
Shields, T dan Cathcart, L. 2016. Oxidase Test Protocol. American Society for Microbiology. 1(1). 1-9.
Sutejo, Stephani V., Amarantini, C., dan Budiarso, T. 2017. Molecular Detection of Staphylococcus aureus Resistant
to Temperature in Milk and its Products. AIP Conference. 1(1). 32-42.
Toelle, N dan Lenda V. 2014. Identifikasi dan Karakteristik Staphylococcus Sp. dan Streptococcus sp. dari Infeksi
Ovarium Pada Ayam Petelur Komersial (Identification and Characteristics of Staphylococcus sp. and
Streptococcus sp. Infection of Ovary in Commercial Layers). Jurnal Ilmu Ternak. 1(7). 32-37.
Wahyuni, R. M., A. Sayuti, M. Abrar, Erina, M. Hasan & Zainuddin. 2018. Isolasi Identifikasi Bakteri Enterik Patogen
pada Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) di Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way
Kambas (TNWK), Lampung. Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran. 2(4): 474-487.
Yusmarini, Y., Pato, U., Johan, VS, Ali, A dan Kusumaningrum, K. 2016. Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Amilolitik
dari Industri Pengolahan Pati Sagu. Agritech. 37(1). 95-101.

Anda mungkin juga menyukai