Anda di halaman 1dari 20

PAKAIAN DAN PERHIASAN

Makalah ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Hadis Maudhu’i

Disusun Oleh :

Kelompok 9

Minnatin Rofi’ah (21211709)

Naura Maisyura’ (21211725)

Nofiatun Wasi’ah (21211734)

Nurul Hasanah (21211746)

Dosen Pengampu :

Dr. Sofian Effendy, S. Th.I, MA

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA

2023 M/1445 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah Swt. Atas Rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Pakaian dan Perhiasan”. Shalawat
dan salam tak lupa pula selalu terlimpahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw. Keluarga
dan para sahabatnya, yang syafaatnya senantiasa dinantikan di hari perhitungan kelak.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadis Maudhu’i
maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. Sofian Effendy, S. Th.I, MA selaku
dosen pengampu mata kuliah ini yang telah memberikan dorongan dan kesempatan untuk
menulis makalah ini sehingga dapat menambah wawasan dan informasi bagi penulis.

Penulisan makalah semaksimal mungkin telah diupayakan. Namun, penulis menyadari


bahwa dalam penulisan makalah masih terdapat kekurangan, baik dari segi materi, penyusunan
bahasa, tulisan dan aspek-aspek lainnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
untuk penulis dan para pembaca. Amin Ya Rabbal’alamin

Ciputat, 22 Oktober 2023

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 1
C. Tujuan dan Manfaat ........................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
A. Pengertian Adab Berpakaian ............................................................................................. 2
B. Hadis Tentang Pakaian laki-laki dan Perempuan ............................................................. 4
C. Hadis tentang berhias dan perhiasan yang di larang......................................................... 8
D. Hukum memakai pakaian sutra dan perhiasan emas ......................................................... 9
E. Kesimpulan Hadis-hadis tentang Pakaian dan Perhiasan ................................................ 15
BAB III .................................................................................................................................... 16
PENUTUP................................................................................................................................ 16
Kesimpulan........................................................................................................................... 16
Saran ..................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sangat memuliakan dan menghormati wanita, salah satu
bentuk penghormatan dan pemuliaan Islam terhadap wanita adalah disyariatkannya perintah
untuk menutup aurat bagi wanita yang batasannya berbeda dengan laki-laki. Jika seorang laki-
laki muslim hanya cukup menutupi bagian tubuhnya sebatas lutut dan pusat (perut), maka Islam
mewajibkan seorang muslimah yang telah baligh untuk menutupi seluruh bagian tubuhnya
kecuali muka dan telapak tangan.

Perintah ini bertujuan untuk menjaga harkat dan martabat wanita agar tetap terlindungi
dan terpandang sebagai wanita baik-baik. Akan tetapi banyak dari kaum wanita yang masih
belum memahami hakikat dari tujuan disyariatkannya perintah menutup aurat ini, sehingga
tidak sedikit dari mereka yang enggan melaksanakan perintah Allah untuk menutup aurat,
dengan kata lain kesadaran menutup aurat masih sangat rendah di kalangan wanita muslimah

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini diantaranya:
1. Apa yang dimaksud adab berpakaian?
2. Bagaimana ketentuan pakaian laki-laki dan perempuan?
3. Berhias dan Perhiasan apa saja yang dilarang dalam Agama Islam?
4. Bagaimana hukum memakai emas dan sutera bagi laki-laki dan perempuan?

C. Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat makalah ini yaitu:
1. Menjelaskan bagaimana adab berpakaian yang benar
2. Mengidentifikasi dan menjelaskan ketentuan pakaian laki-laki dan perempuan
3. Menjelaskan terkait berhias dan perhiasan apa saja yang dilarang dalam Agama Islam
4. Mengidentifikasi dan menjelaskan terkait hukum memakai emas dan sutra

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Adab Berpakaian
M. Quraish Shihab dalam bukunya mengatakan bahwa syariat Islam mewajibkan kaum
muslimin memakai busana yang menutup aurat dan sopan, baik laki-laki maupun perempuan.
Terdapat perbedaan yang sangat jelas antara aurat laki-laki (muslim) dengan aurat wanita
(muslimah) dalam hukum Islam, aurat laki-laki cukup sederhana, berdasarkan ijma ulama,
auratnya sebatas antara di atas pusar dan kedua lutut (bayn alsurrat wa al-ruqbatayn). Sedang
aurat wanita adalah segenap tubuhnya kecuali muka, telapak tangan dan telapak kakinya.
Bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa seluruh tubuh wanita tanpa kecuali adalah aurat.
Perintah menutup aurat ini khususnya bagi seorang muslimah yang sudah dewasa (baligh)
tersurat dalam firman Allah yang tertuang dalam QS. Al-Ahzab (33) ayat 59 berikut ini:

َ َ َ ْ ْ ُ َ َ ْ َ َ ََٰ َّ ََٰ َ َّ‫ين َع َل ْيه‬ َ ُْ َ ْ ُْ َ َ َ َ َ ََٰ ْ َ ُ ُّ َّ َ ُّ َ ََٰٓ


‫ن فلا‬ ُّ ‫ك أدن َُّٰٓى أن يع َرف‬
ُّ ‫نُّ ذ ِل‬
ُّ ‫يب ِه‬‫ب‬ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫ن‬ ‫م‬ ُّ
‫ن‬ ُّ ‫ن‬ ‫د‬‫ي‬ ُّ
‫ين‬ ‫ن‬ ِ‫م‬‫ؤ‬ ‫م‬ ‫ل‬ ُّ
‫ٓء‬ ‫ا‬ ‫س‬َ ‫ك َون‬
ُّ ‫ات‬‫ن‬ ‫ب‬ ‫و‬ ُّ
‫ك‬ ‫ج‬ ‫و‬ ‫ز‬ ‫أ‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ق‬ ‫يأيها ٱلنب ُّى‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ٱ‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ً َّ ً ُ َ ُ َّ َ َ َ َ ْ َ ْ ُ
‫ّلل غفورا ُّر ِحيما‬ ُّ ‫ان ٱ‬
ُّ ‫نُّ وك‬ ُّ ‫يؤذي‬

Artinya: “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-
isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka".
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di
ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Ketika kita berbicara tentang aurat, maka permasalahannya akan melebar kepada
pembahasan pakaian, karena aurat adalah tubuh manusia yang harus ditutupi, sementara alat
yang digunakan untuk menutupnya adalah pakaian. Sebab itulah Islam juga sangat
memperhatikan tentang bagaimana seharusnya seorang muslim atau muslimah berpakaian dan
berhias, hal ini juga dijelaskan secara rinci dalam syariat Islam melalui firman-firman Allah
dalam Al-Quran yang diperjelas lagi dengan sabda-sabda rasulullah SAW. Perintah untuk
berbusana muslimah yang sesuai dengan ketentuan syariat Islam dikhususkan kepada kaum
wanita dengan pertimbangan karena wanita akan selalu menjadi pusat perhatian. Oleh karena
itu, di saat wanita yang sudah baligh berpergian keluar rumah maka wajib baginya untuk
mengenakan busana yang sesuai dengan ketentuan syariat Islam, yakni pakaian yang menutup
aurat. Sementara itu berpakaian sesuai dengan ketentuan syariat Islam harus memenuhi
beberapa syarat tertentu.

2
Adapun syarat-syarat berpakaian khususnya bagi wanita muslimah sesuai dengan
syariat Islam menurut Syeikh Nashirudin Al-bani yang dijelaskan dalam buku risalah fiqih
wanita yng ditulis oleh Maftuh Ahnan adalah sebagai berikut:

1) Menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.


2) Berbahan tebal tidak tembus pandang (transparan) sehingga dapat memperlihatkan
warna kulit.
3) Longgar dan tidak sempit (ketat) sehingga tidak menampakkan lekuk-lekuk tubuh
4) Tidak menyerupai pakaian laki-laki (Larangan menyerupai di sini adalah keserupaan
karena ingin berlagak seperti laki-laki pada umumnya atau menampakkan diri seperti
laki-laki.
5) Tidak menyerupai pakaian wanita kafir dan wanita jahiliyah. Para wanita jahiliyah
memakai kerudung tapi leher dan dada mereka tetap terlihat.
6) Tidak terlalu mencolok sehingga menarik perhatian orang yang melihatnya (syuhroh).
Pakaian syuhroh adalah pakaian yang sengaja digunakan untuk memamerkan
kebesaran dan kemasyhuran di tengah-tengah masyarakat.
7) Tidak diberi hiasan yang berlebihan, seperti warna warni yang berlebihan,
menampakkan perhiasan dan menggunakan wewangian yang mencolok wanginya.

Berdasarkan penjelasan mengenai adab berpakaian bagi wanita muslimah tersebut,


maka seorang wanita muslimah yang mengaku dirinya beriman, hendaklah memperhatikan
adab-adab tersebut ketika ia akan tampil di hadapan orang lain (laki-laki yang bukan mahram)
dan ketika ia keluar rumah.

Hendaklah para wanita muslimah menjaga kehormatan dirinya dari fitnah dan
gangguan laki-laki dengan cara tampil dengan menggunakan pakaian yang syar’i (sesuai
dengan ketentuan syariat Islam). Dengan kata lain, wanita muslimah yang sudah mencapai usia
baligh (dewasa), jika ia keluar rumah dan berhadapan dengan laki-laki yang bukan mahramnya
dan berpakaian yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut di atas, maka menurut hukum Islam
perbuatan itu termasuk dosa dan melanggar perintah Allah untuk menutup aurat dengan jilbab
sesuai firman-Nya dalam QS. al-Ahzab ayat 59. Hal ini dapat terwujud dalam bentuk perilaku
yang benar dari seorang muslimah jika ia memiliki kesadaran beragama yang cukup dalam

3
menutup aurat, tentunya hal ini sangat dipengaruhi dengan tingkat pemahaman terhadap hukum
islam tentang aurat, kewajiban menutupnya dan adab berpakaian sesuai dengan ajaran Islam. 1

B. Hadis Tentang Pakaian laki-laki dan Perempuan


Pakaian merupakan produk budaya, sekaligus merupakan tuntutan agama dan moral.
Memakai pakain tertutup bukanlah monopoli masyarakat Arab sebelum datangnya Islam,
pakaian penutup bagi seluruh badan wanita telah dikenal dikalangan bangsa-bangsa kuno dan
lebih melekat pada orang-orang Iran, dibanding dengan tempat lain. Setelah Islam datang, Al-
Qur’an maupun hadis berbicara tentang pakaian dan memberi tuntunan menyangkut ketentuan
nya maupun cara memakai nya, baik bagi laki-laki maupun bagi perempuan.2
a. Tentang pakaian
َ َ ْ ُْ َََ ْ َ ْ َ ُْ
َ َ َ َ ْ ُْ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ ُْ ْ َ َ َ َ َ َ َّ َ
‫يد الخد ِري قال كان‬ ٍ ‫ر ِري عن أ ِبي نضرة عن أ ِبي س ِع‬ ‫حدثنا ع ْم ُرو بن عو ٍن أخبرنا ابن المبار ِك عن الج ي‬
َ ُ
ِ ِ
َ
ُ ْ َ ْ َ َ َُّ َّ ُ ُ َ َُّ ً َ َ ْ ً َ َّ َّ َ َّ َ َ َ َّ َ َ ُ َّ َّ َ َّ ُ ُ َ
‫اَّلل عل ْيهِ َو َسل َم ِإذا ْاستجد ث ْوبًا َسم ُاه ِباس ِمهِ ِإما ق ِميصا أو ِعمامة ثم يقول هَّللا لك الحمد‬
ْ ‫اَّلل صلى‬ ِ ‫رسول‬
َ َ َ َ َ َ َ
َ َ َ َ َ ْ َ ُ َ َ ُ َ ُ َ َ َ َ ْ َ ُ ُ َ ُ َ ُ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َْ َ َ َ ْ
‫أنت كسوت ِنيهِ أسألك ِمن خي ِرهِ وخي ِر ما ص ِنع له وأعوذ ِبك ِمن ش ِر ِه وش ِر ما ص ِنع له قال أبو نضرة فكان‬
َ َ َّ َ َ َ َ ُ َّ ُ ْ ُ َ َ ْ ُ ُ َ َ ً َ َ ُ ُ َ َ َ َ َّ َ َ ُ َّ َّ َ َّ ُ َ ْ
َ
‫اَّلل تعالى حدثنا‬ ‫اَّلل عل ْيهِ َو َسل َم ِإذا ل ِب َس أحده ْم ث ْوبًا ج ِديدا ِقيل له تبلى ويخ ِلف‬ ‫اب النبي صلى‬ ‫أصح‬
ِ ِ
َ ُ َ ُ َ َ َّ َ َ َّ ْ َ َ ُ ْ َ ُ َ َ َّ َ ٌ َّ َ ُ
َ َ َ َُ
‫يم حدثنا محَّمد ْب ُن ِدين ٍار‬ ‫اه‬ َْ ُْ ُ ْ ُ ْ
ِ ‫مسدد حدثنا ِعيسى بن يونس عن الجري ِر ِي ِب ِإسن ِاد ِه نحوه حدثنا مس ِلم بن ِإبر‬
َْ ْ َ ُ ُْ َ
َ ُ ْ َ َ ْ
َ َ َ َ ُ ْ ُ َّ َ َ َ َ ْ َ ْ ُّ َ َّ َّ َ ْ ُ ْ َ ُ َ ُ َ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ ْ‫َع ْن الج ُ َر‬
‫يد وحماد ابن سلمة‬ ٍ ‫اب الثق ِفي لم يذكر ِفيهِ أبا س ِع‬ ِ ‫ه‬ ‫و‬ ‫ال‬ ‫د‬ ‫ب‬‫ع‬ ‫د‬ ‫او‬ ‫د‬ ‫و‬ ‫ب‬ ‫أ‬ ‫ال‬ ‫ق‬ ‫اه‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ه‬
ِ ‫اد‬
ِ ‫ن‬ ‫س‬ ‫إ‬ ‫ب‬ ‫ي‬
ِِ ِ ِ ‫ر‬ ‫ي‬
َ َ
َ َّ َ َ ُ َ ُ َ ُ َ َ َّ َ َ ُ َّ َّ َ َّ َ َ َ ْ َ ُْ َ َ َ
‫اود حَّماد ْب ُن َسل َمة َوالثق ِف ُّي‬ ‫اَّلل عل ْيهِ َو َسل َم قال أبو د‬ ‫قال ع ْن الج َرْي ِري ع ْن أ ِبي العل ِاء ع ْن النبي صلى‬
ِِ ِ
ٌ َ َ ُ ُ َ َ
‫احد‬ ِ ‫سماعهما و‬

Telah menceritakan kepada kami Amru bin Aun, ia berkata, telah mengabarkan kepada
kami Ibnul Mubarak dari Al Jurairi dari Abu Nadhrah dari Abu Sa'id Al Khudri, ia
berkata, "Kerapkali Rasulullah ‫ ﷺ‬bila mengenakan pakaian baru, beliau memulai
dengan menyebutkan namanya (pakaian tersebut), baik itu gamis atau serban, kemudian
beliau membaca doa: “Allahumma Lakal Hamdu Anta Kasautanihi as-aluka min
khairihi wa khairi maa shuni’a lahu, wa a'udzubika min syarrihi wa syarri maa shuni’a
lahu” (Ya Allah, hanya milik-Mu segala puji. Engkaulah yang memberikan pakaian ini
kepadaku. Aku memohon kepada-Mu untuk memperoleh kebaikannya dan kebaikan yang
terbuat karenanya (untuk beribadah dan ketaatan kepada Allah). Aku berlindung
kepada-Mu dari keburukan dan keburukan yang terbuat karenanya (untuk bermaksiat
kepada Allah). ' Abu Nadhrah berkata, "Dan biasanya para sahabat Nabi ‫ﷺ‬, jika salah
seorang dari mereka memakai baju baru, dikatakatan kepadanya, "Semoga engkau
panjang umur, sehingga Allah menggantinya dengan (pakaian) yang baru." Telah
menceritakan kepada kami Musaddad, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Isa

Syarifah Alawiyah, Budi Hendrianto, dan Imas Kania Rahman, “Adab Berpakaian Wanita Muslimah
1

Sesuai Tuntunan Syari’at Islam,” Rayah al-Islam 4, no. 2 (2020): hal. 221-225.
2
Bahrun Ali Murtopo, “Etika Berpakaian dalam Islam: Tinjauan Busana Wanita Sesuai Ketentuan
Islam,” Tajdid 1, no. 2 (Oktober 2017): hal. 245.

4
bin Yunus dari Al Jurairi dengan sanad yang sama. Telah menceritakan kepada kami
Muslim bin Ibrahim, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Dinar
dari Al Jurairi dengan sanad dan makna hadis yang sama. Abu Daud berkata, "Abdul
Wahhab Ats Tsaqafi tidak menyebutkan dalam sanadnya nama Abu Sa'id dan Hammad
bin Salamah. Ia menyebutkan dari Al Jurairi, dari Abul 'Ala, dari Nabi ‫ﷺ‬." AAbu daud
berkata, "hammad bin salamah dan ats tsaqafi sumber periwayatan keduanya adalah
satu".3

b. Pakaian wol dan berbulu


َ
َ َ َ َ َ َّ َ َ َ َ ُ ُ َّ ْ َ ْ َ َ ْ
َّ ‫اَّلل ْبن َم ْو َهب‬ َ ُ ْ ُ َ َ َ َّ َ
‫الر ْم ِل ُّي َوح َس ْين ْب ُن ع ِلي قالا حدثنا ْاب ُن أ ِبي ز ِائدة‬ ٍ ِ ِ ‫د‬ ِ ‫ب‬‫ع‬ ‫ن‬ ِ ‫ب‬ ‫يد‬‫ز‬ ‫ي‬
ِ ِ ‫ن‬‫ب‬ ‫د‬
ِ ‫ل‬
ِ ‫ا‬ ‫خ‬ ‫حدثنا ي ِزيد بن‬
ٍ َ
َّ ُ َ
َ َ ْ َ ْ َ ُ َّ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َّ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ
ِ ‫اَّلل عن َها قالت خ َرج َر ُسول‬
‫اَّلل‬ ‫ع ْن أ ِبيهِ ع ْن ُمصع ِب ب ِن شيبة عن ص ِفية ِبن ِت شيبة عن ع ِائشة ر ِضي‬
َ َ َ
ْ َ َ َ َّ َ ٌ ْ َ ُ َ َ َ َ ْ َ َ ٌ َّ ٌ َ َ َّ َ َ ُ َّ َّ َ
‫اَّلل عل ْيهِ َو َسل َم َوعل ْيهِ ِم ْرط ُم َرحل ِم ْن شع ٍر أسود و قال حسين حدثنا يحيى بن زك ِريا‬
َّ ُ ْ َ ‫صلى‬

Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Khalid bin Yazid bin Abdullah bin
Mauhab Ar Ramli dan Husain bin Ali keduanya berkata, telah menceritakan kepada
kami Ibnu Abu Zaidah dari Bapaknya dari Mush'ab bin Syaibah dari Shafiyah binti
Syaibah dari 'Aisyah radhiallahu'anha ia berkata, "Rasulullah ‫ ﷺ‬keluar dengan
mengenakan kain wol bergambar dari bulu berwarna hitam." Husain berkata, "Yahya
bin Zakariya telah menceritakan kepada kami."(HR. Abu Daud no. 3513)4

c. Batas ujung kain wanita


َ َ َ ْ َ ْ َ
ُ ْ َ ْ َّ َ ُ َ َ َ َ َ
‫ك ع ْن أ ِبي َبك ِر ْب ِن ن ِاف ٍع ع ْن أ ِبيهِ ع ْن ص ِفَّية ِبن ِت أ ِبي عب ْي ٍد أن َها أخب َرته‬
َ َ ‫اَّلل ْب ُن َم ْس َل َم َة َع ْن‬
َّ ُ َ َ َ َّ َ
ٍ ‫ل‬
ِ ‫ا‬ ‫م‬ ِ ‫حدثنا ع ْبد‬
َ َ ُ َ
َ‫ين َذك َر ْالإ َزار‬ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ َّ ُ َ ْ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ َّ َ ْ َ َ َ َ َ َّ َّ
ِ ‫اَّلل صلى اَّلل عليهِ وسلم ِح‬ ِ ‫ول‬ ِ ‫أن أم سلمة زوج الن ِب ِي صلى اَّلل عليهِ وسلم قالت ِلرس‬
ُ َ
َ َ َّ َ ْ َ َ ُ َ َ ً َ َ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ ً َ َ َ َ ُّ ْ َ َ ً ْ ْ ُ َ َ َّ َ ُ َ َ ُ ْ َ ْ َ
‫اَّلل قال تر ِخي ِشبرا قالت أم سلمة ِإذا ينك ِشف عنها قال ف ِذراعا لا ت ِزيد عليهِ حدثنا‬ ِ ‫فالمرأة يا رسول‬
ُ َ
َّ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َْ ُ ْ َ َ ْ َ َّ ْ َ ُ ْ َ َ َََ ْ َ
َ
‫اَّلل عن ن ِاف ٍع عن سليمان ب ِن يس ٍار عن أ ِم سلمة عن النبي‬ ِ ‫يم ْب ُن ُموسى أخبرنا ِعيسى عن عبي ِد‬ ُ ‫إ ْب َراه‬
ِ ِ
ِِ
َ َ َ َ ْ
َ َ َ َ َ َ
‫وب ْب ُن ُموسى ع ْن ن ِاف ٍع ع ْن ص ِفَّية‬ ُ ‫اود َر َو ُاه ْاب ُن إ ْس َح َق َوأ ُّي‬ُ ‫اَّلل َع َل ْيهِ َو َسَّل َم ب َه َذا ال َحديث قال أ ُبو َد‬
ُ َّ ‫َصَّلى‬
ِ ِ ِ ِ

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Abu Bakr
bin Nafi' dari bapaknya bahwasanya Shafiyah binti Abu Ubaid mengabarkan
kepadanya, bahwa Ummu Salamah istri Nabi ‫ ﷺ‬berkata kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬ketika
beliau menyebutkan tentang kain sarung, "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan
wanita?" beliau menjawab, "Lebihkanlah satu jengkal." Ummu Salamah berkata lagi,
"Bagaimana jika masih terlihat?" beliau menjawab, "Lebihkanlah satu hasta dan
jangan lebih." Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa berkata, telah
mengabarkan kepada kami Isa dari Ubaidullah dari Nafi' dari Sulaiman bin Yasar dari

4
Abu Daud, Sunan Abu Dawud (Ensiklopedia Hadis, 2005), 3513.

5
Ummu Salamah dari Nabi ‫ ﷺ‬dengan hadits ini." Abu Daud berkata, "Ibnu Ishaq dan
Ayyub bin Musa juga menceritakan dari Nafi' dari Shafiyah."
d. Memakai pakaian yang berwarna putih

َّ‫ان ْبن ُخ َث ْيم َع ْن َسعيد ْبن ُج َب ْير َع ْن ْابن َع‬ َ َ ْ ُ ُ ْ َّ ُ ْ َ َ َ َّ َ ٌ ْ َ ُ َ َ َّ َ َ ُ ُ ُ ْ ُ َ ْ َ َ َ َّ َ


‫اس‬
ٍ ‫ب‬ ِ ٍ ِ ِ ِ ٍ ِ ‫اَّلل بن عثم‬
ِ ‫حدثنا أحمد بن يونس حدثنا زهير حدثنا عبد‬
َ
‫يها‬َ ‫اض َفإَّن َها م ْن َخ ْير ث َياب ُك ْم َوكف ُنوا ف‬
َ ََْ ْ ُ َ ْ
‫ي‬‫ب‬‫ال‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫اب‬ ‫ي‬ ‫ث‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫وا‬‫س‬
ْ
ُ ‫اَّلل َع َل ْيهِ َو َسَّل َم ال َب‬ َّ ُ ُ َ َ َ َ َ
ُ َّ ‫اَّلل َصَّلى‬ ‫قال قال رسول‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ
ْ َّ ُ ْ َ ْ ُ َْ ُ ْ ْ ُ َ ْ َ َّ ُ َ
‫َم ْوتاك ْم َو ِإن خ ْي َر أكحا ِلك ُم ال ِإث ِمد يجلو ال َبص َر َو ُين ِبت الشع َر‬

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus berkata, telah menceritakan kepada
kami Zuhair berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Utsman bin
Khustaim dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas ia berkata, "Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
"Pakailah warna putih untuk pakaian kalian, sebab ia sebaik-baik pakaian untuk
kalian. Dan kafanilah orang-orang yang meninggal dari kalian dengannya. Dan
sebaik-baik celak kalian adalah Al Itsmid, ia dapat mempertajam pandangan dan
menumbuhkan rambut."

e. Menutup Seluruh Bagian Tubuh Wanita kecuali Wajah dan Telapak Tangan
َ َ ْ ُ َ ْ َ َ َّ َ َ َ ُّ ََّ ْ
َ ‫يد َع ْن‬ ْ َ ْ ُ ْ ُ َّ َ ُ َ ُّ َ ْ َ ْ ْ َ ُ ْ ُ ُ ْ َ َ َ َّ َ
‫ير ع ْن‬ ٍ ‫ش‬ِ ‫ب‬ ‫ن‬ِ ‫ب‬ ‫يد‬
ِ ‫ع‬ ِ ‫س‬ ‫ل‬ ِ ‫و‬‫ال‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ث‬‫د‬ ‫ح‬ ‫ا‬ ‫ال‬ ‫ق‬ ‫ي‬ ‫ان‬
ِ ‫ر‬ ‫ح‬‫ال‬ ‫ل‬ِ ‫ض‬ ‫ف‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫ب‬ ‫ل‬ ‫م‬‫ؤ‬ ‫م‬‫و‬ ‫ي‬‫اك‬
ِ ‫ط‬ ‫ن‬ ‫أ‬‫ال‬ ‫ب‬ ٍ ‫حدثنا يعقوب بن ك‬
‫ع‬
ْ َ َ َ
‫ول‬ ‫س‬ ُ ‫اء ب ْن َت أبي َبكر َد َخ َل ْت َع َلى َر‬ ُ َّ ‫وب ْاب ُن ُد َر ْيك َع ْن َعائ َش َة َرض َي‬
َ ‫اَّلل َع ْن َها أَّن أ ْس َم‬ ُ ‫َق َت َاد َة َع ْن َخالد َق َال َي ْع ُق‬
ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ٍ ٍِ
َ َ َّ َ
َ ُ َّ َّ َ َّ ُ ُ َ َ ْ َ َ ْ َ ٌ َ ٌ َ َ ْ َ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ َّ
ُ ‫اَّلل َعل ْيهِ َو َسل َم َو َقال َيا أ ْس َم‬
‫اء‬ ‫اَّلل صلى‬ ِ ‫اَّلل صلى اَّلل عليهِ وسلم وعليها ثِياب ِرقاق فأع َرض عنها رسول‬ ِ
َ َ َ ََّ َ َ َ َ َ ْ َ ْ
ُ ‫يض ل ْم َت ْص ُل ْح أ ْن ُي َرى م ْن َها إَّلا َه َذا َو َهذا َوأ َش َار إلى َو ْجههِ َوكف ْيهِ قال أ ُبو َد‬
‫اود‬
َ ْ ََ َ َ
‫ِإن ال َم ْرأة ِإذا َبلغت ال َم ِح‬
َّ
ِ ِ ِ ِ
ْ َ ُ َّ َ َ َ َ َ ْ ْ ُ ْ َ ْ َ ُ ُ ْ ُ َ ٌ َ ْ ُ َ َ
‫اَّلل عن َها‬ ‫ك لم يد ِرك ع ِائشة ر ِضي‬ ٍ ‫هذا مرسل خا ِلد بن دري‬

Telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Ka'b Al Anthaki dan Muammal Ibnul Fadhl
Al Harrani keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Al Walid dari Sa'id bin
Basyir dari Qatadah dari Khalid berkata, Ya'qub bin Duraik berkata dari 'Aisyah
radhiallahu'anha, bahwa Asma binti Abu Bakr masuk menemui Rasulullah ‫ ﷺ‬dengan
mengenakan kain yang tipis, maka Rasulullah ‫ ﷺ‬pun berpaling darinya. Beliau
bersabda, "Wahai Asma`, sesungguhnya seorang wanita jika telah baligh tidak boleh
terlihat darinya kecuali ini dan ini -beliau menunjuk wajah dan kedua telapak
tangannya-." Abu Daud berkata, "Ini hadits mursal. Khalid bin Duraik belum pernah
bertemu dengan 'Aisyah radhiallahu'anha." (HR. Abu Daud)
f. Wanita-wanita yang berpakaian namun bertelanjang
َّ َّ َ َّ ُ ُ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ
ْ‫اَّلل َع َلي‬
َ
َ َ َ َ َ َّ َ َ َ ُ َ َّ َ
ِ‫ه‬ ُ ‫اَّلل صلى‬
ِ ‫ررة قال قال رسول‬ ‫حدث ِني زه ْي ُر ْب ُن ح ْر ٍب حدثنا ج ِر ٌير ع ْن ُس َه ْي ٍل ع ْن أ ِبيهِ عن أ ِبي ه ي‬
َ َ
ٌ َ َ ٌ َ َ َ َّ َ َ ُ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ٌ َ ْ ُ َ َ ٌ ْ َ َ ُ َ ْ َ َّ ْ ْ َ ْ َ َّ َ َ
‫اب البق ِر يض ِربون ِبها الناس و ِنساء ك ِاسيات‬ ِ ‫ان ِمن أه ِل الن ِار لم أرهما قوم معهم ِسياط كأذن‬ ِ ‫وسلم ِصنف‬

6
َ ْ َ َ َ ََّ ْ ْ ُ ْ َ َ َ ْ ْ ْ ََ
َ َّ َ ٌ َ َ ٌ َ ُ ٌ َ َ
‫وس ُهَّن كأ ْس ِن َم ِة ال ُبخ ِت الم ِائل ِة لا َيدخل َن الجنة َولا ِيجدن ِريح َها َو ِإن ِريح َها‬
ُ ‫ات ُر ُء‬‫ع ِاريات ُِميلات م ِائل‬
ََ َ َ َ َ ْ ُ َ َُ
‫يرةِ كذا َوكذا‬ ‫ليوجد ِمن م ِس‬

Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb, ia berkata: Telah menceritakan kepada
kami Jarir, dari Suhail, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda: "Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah kulihat, yaitu suatu
kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi, di mana mereka memukuli orang-orang
(tanpa hak); dan wanita-wanita yang berpakaian, namun telanjang, mereka berlenggak-
lenggok saat berjalan dan menyimpang dari kebenaran, dandanan rambut mereka seperti
punuk unta yang berat sebelah. Mereka ini tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan
mencium wanginya, padahal wanginya surga itu tercium dari jarak perjalanan sejauh
sekian dan sekian." (HR.Muslim No. 5098)5

ٌ َ َ َ ُ َ َ َّ ْ َ َ ْ ‫ول اَّلل صلى اَّلل َع َل ْيهِ َو َسَّل‬ُ ُ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ


‫ ق ْو ٌم َمع ُه ْم ِم َياط‬،‫ان ِم ْن أه ِل الن ِار ل ْم أ َرهما‬
ِ ‫لف‬ ‫ص‬ِ : ‫م‬ ‫ قال رس‬:‫ قال‬،‫ر َرة‬ ‫عن أ ِبي ه َي‬
ٌ َ ً َ َ َ َّ َ َ ُ ْ َ َ َ ْ َََْ
‫ لا‬،‫اء ك ِاس َيات غاريات ُميلات مائلات زئوسهن كيمة البخت المائلة‬ ‫ و ِنس‬،‫اب البقر يض ِربون ِبها النام‬ ِ ‫كأ ذ‬
‫ن‬
َ َ َ َ َ َ ْ ُ َ ُ ََ َّ َ ََّ ْ َ ُ ْ َ
)‫يرة كذا َوكذا (رواه مسلم‬ ‫ َو ِإن ِريحها يوجد ِمن م ِس‬،‫ َولا يجدن ريخها‬،‫لن الجنة‬ ‫يدخ‬

Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada
dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat. (1) Kaum yang
memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk memukul orang. (2)
Wanita-wanita berpakaian, tetapi sama juga dengan bertelanjang (karena pakaiannya
terlalu minim, terlalu tipis atau tembus pandang, terlalu ketat.
Hadis di atas mengandung penjelasan tentang gambaran dua golongan penghuni
neraka. Pertama, para penegak hukum yang dengan sengaja memanfaatkan kedudukannya
bukan untuk menghukum sesuai kesalahan, tetapi menghukum sesuatu karena unsur lain,
bahkan al-Imam al-Qurtubi berkata bahwa mereka itu adalah orang-orang yang dimurkai
Allah. Kedua, mereka para wanita yang berpakaian tipis, suka mempertontonkan sesuatu
dari dirinya yang tidak boleh dipertontonkan, suka berdandan secara berlebihan atau
berjalan dengan melenggok-lenggokan badannya mencari perhatian dari para lelaki.6
g. Larangan bagi Laki-laki dan Perempuan yang Memakai Baju Mewah karena Ingin di
Puji
َ
ْ َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ ْ َ ٌ ََّ ُ َ َ َّ َ َ َ َ َ ُ َ َ َّ َ َ ُ ْ ُ ََّ ُ َ َ َّ َ
‫يك عن عثمان ب ِن‬ ٍ ‫حدثنا محمد بن ِعيسى حدثنا أبو عوانة ح و حدثنا محمد يع ِني ابن ِعيسى عن ش ِر‬
َ َ َ ْ ْ َ َ َ ُ َ
ٍَ‫الش ِامي َع ْن ْابن ُع َم َر َقال في َح ِديث َشريك َي ْر َف ُع ُه َقال َم ْن لب َس َث ْو َب ُش ْهرة‬
َّ
‫اج ِر‬ َ ُ ْ
ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫أ ِبي زرعة عن المه‬

5
Imam Muslim, Kitab Shahih Muslim (Ensiklopedia Hadis, 2005), 5098.
Ansharullah, “Pakaian Muslimah dalam Persepektif Hadis dan Hukum Islam,” Diktum 17, no. 1 (Juli
6

2019): hal. 73.

7
َ َ َ َ َ َ َ َ َّ َ ٌ َّ َ َ َّ َ َّ َُ ُ ََ َ َ َ َ َ َُْ َ ْ َْ
ُ َّ ‫أل َب َس ُه‬
‫اَّلل َي ْو َم ال ِق َي َام ِة ث ْوبًا ِمثله زاد ع ْن أ ِبي ع َوانة ثَّم تلَّه ُب ِفيهِ الن ُار حدثنا ُم َسدد حدثنا أ ُبو ع َوانة قال‬
ََّ َ
‫ث ْو َب َمذل ٍة‬

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isa] berkata, telah menceritakan
kepada kami [Abu Awanah]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada
kami [Muhammad] -yaitu Ibnu Isa- dari [Syarik] dari [Utsman bin Abu Zur'ah] dari [Al
Muhajir Asy Syami] dari [Ibnu Umar] perawi berkata: dalam hadits Syarik yang ia
marfu'kan ia berkata, "Barangsiapa memakai baju kemewahan (karena ingin dipuji),
maka pada hari kiamat Allah akan mengenakan untuknya baju semisal. Ia menambahkan
dari Abu Awanah, "lalu akan dilahab oleh api neraka." Telah menceritakan kepada kami
[Musaddad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] ia berkata, "Yaitu
baju kehinaan”. [Abu Daud no. 3511]
C. Hadis tentang berhias dan perhiasan yang di larang
a. Haramnya cincin emas untuk laki laki
َ َ َ
ْ‫ضر ْبن أنَس َع ْن َبشير ْبن َنهيك َعن‬ ْ َّ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ ُ َ َ َّ َ َ َّ َ َ ُ ُ ْ َّ ُ ْ َ ُ َ َ َّ َ
ٍ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ‫اَّلل بن مع ٍاذ حدثنا أ ِبي حدثنا شعبة عن قتادة عن الن‬ ِ ‫حدثنا عبيد‬
ْ َ َ
ََّ ََّ ُ َ ُ َ َ َّ َ َ َّ َ َ َ َ َ ُ َّ َّ َ َ ُ َّ َّ َ َّ َ َ ْ َ ُ
‫اَّلل عل ْيهِ َو َسل َم أنه نهى ع ْن خات ِم الذه ِب و حدثناه محَّمد ْب ُن ال ُمثنى َو ْاب ُن بش ٍار‬ ‫ر َرة ع ْن النبي صلى‬ ‫أ ِبي ه ي‬
ِ ِ
َ ْ
ْ َّ ُ ْ َ ََّ
‫يث ْاب ِن ال ُمثنى قال َس ِمعت النض َر ْب َن‬ ‫د‬ ‫ح‬
َ َ
‫ي‬ ‫ف‬‫و‬ ‫اد‬
َ
‫ن‬ ‫س‬ْ ‫َق َالا َحَّدثَ َنا ُم َحَّم ُد ْب ُن ج ْعفر َحدثنا ش ْع َبة ب َهذا الإ‬
ْ َ ُ ُ َ َ َّ َ َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ٍ
ََ
‫أن ٍس‬

Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Mu'adz, telah menceritakan kepada
kami Bapakku, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Qatadah dari An Nadhr
bin Anas dari Basyir bin Nahik dari Abu Hurairah dari Nabi ‫ ﷺ‬bahwa beliau melarang
memakai cincin emas. Dan telah menceritakannya kepada kami Muhammad bin Al
Mutsanna dan Ibnu Basyar mereka berkata, telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dengan sanad ini. Dan
disebutkan pada Hadits Ibnu Al Mutsanna dia berkata, 'Aku mendengar An Nadhr bin
Anas.
b. Larangan Mengenakan cincin pada jari tengah dan sebelahnya

ْ ُ ْ َ َ َّ َ ُ َ ُ ْ َّ ْ ْ ْ َ ً َ ُ َ ُ َّ َ ُ َ ُ َ َّ َ
‫اَّلل ْب ِن ن َم ْي ٍر َوأ ُبو كري ٍب ج ِميعا عن اب ِن ِإد ِريس واللفظ ِلأ ِبي كري ٍب حدثنا ابن ِإد ِريس‬
َ ْ َ َ َ ْ َ ِ ‫حدث ِني محَّمد ْب ُن ع ْب ِد‬
َ َ َ َ ََ َ َ َ
َ َُْ َ ُ ْ َ َ َ َ َ ْ ْ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ َّ َّ ْ َ
‫اص َم ْب َن كلي ٍب ع ْن أ ِبي ُب ْردة ع ْن ع ِلي قال‬ ِ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫ع‬ ‫م‬ ِ ‫س‬ ‫ال‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ج‬ ‫أ‬ ‫ن َه ِاني َيع ِني النبي صلى اَّلل عليهِ وسلم أن‬
ٍ ِ
َ َ ْ َ َ ُ َ ْ ُ ْ َ َ َّ َ
ُ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ َْ َ َ ْ َ ‫َخ َاتمي في َهذه أ ْو التي تل‬
َ
‫وس على ال َم َي ِاث ِر قال‬ ٍ ‫الثنتي ِن ونه ِاني عن لب ِس الق ِس ِي وعن جل‬ ِ ‫اصم ِفي أ ِي‬
ٌ ‫يها ل ْم َيدر ع‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ُ َ َ ْ َ َ َ َّ َ ْ ََّ َ
ُ ‫تج َعل ُه الن َس‬ ْ ْ َ ٌ ْ َ َ ُ َ َ َّ َ ُ ْ َ ‫الشام ف‬ َّ َ َ ْ ْ َ َ ْ ُ ٌ َ َ ُ ٌ َ َ
‫اء‬ ِ ‫ت‬ ‫ان‬ ‫ك‬ ‫ء‬ ‫ي‬ ‫ش‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫اث‬
ِ ‫ي‬‫م‬ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫م‬‫أ‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ذ‬ ‫ك‬ ‫ه‬ ‫ب‬ ‫ش‬ ِ ‫ا‬ ‫يه‬ ِ ِ ‫و‬ ‫ر‬ ‫ص‬ ‫م‬ ِ ‫ن‬ ‫م‬ ِ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ب‬ِ ‫ى‬‫ت‬ ‫ؤ‬ ‫ي‬ ‫ة‬ ‫ع‬ ‫ل‬ ‫ض‬ ‫م‬ ‫اب‬ ‫ي‬ ‫ث‬
ِ ِ ِ ‫فأما ال‬
‫ف‬ ‫ي‬ ‫س‬ ‫ق‬
َ
َ ُ ُْ ْ َ َ ْ َ ْ َّ َ َ َّ َ ُ ُ ْ ْ َ َُْ ْ َ ْ َ ُ َ ْ ُ َ َ َّ َ َ َ ُ ُ ‫و َحَّدثَ َنا ْاب‬
‫ان‬ِ ‫و‬ ‫ج‬ ‫ر‬ ‫أ‬ ‫ال‬ ‫ف‬ ِ ‫ائ‬
ِ ‫ط‬ ‫ق‬ ‫ال‬‫ك‬ ‫ل‬ِ ‫ح‬ ‫الر‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫ه‬ِ ‫ت‬
ِ ‫ول‬ ‫ع‬ ‫ب‬‫ل‬ ِ ‫ن‬ ٍ ‫اب‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ٍ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ك‬ ‫ن‬ِ ‫ب‬ ‫م‬ِ ‫اص‬
ِ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ان‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫س‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ث‬‫د‬ ‫ح‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫ب‬ِ ‫أ‬ ‫ن‬

8
ََّ ْ َ َ َّ َ ْ َ َّ َ َ ُ َّ َّ َ َّ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ َ َ َ
‫اَّلل عل ْيهِ َو َسل َم ِبنح ِوهِ و حدثنا ْاب ُن ال ُمثنى‬ ‫لأ ِبي ُموسى قال َس ِمعت ع ِل ًّيا فذك َر هذا الح ِديث ع ْن النبي صلى‬
َ ِ ِ
َ ُ ْ َ َ َ َ ُ ْ َ َ ْ َ ُ َ ْ ‫َو ْاب ُن َبَّشار َق َالا َحَّدثَ َنا ُم َحَّم ُد ْب ُن َج ْع َفر َحَّدثَ َنا ُش ْع َب ُة َع‬
‫اص ِم ْب ِن كلي ٍب قال َس ِمعت أ َبا ُب ْردة قال َس ِمعت ع ِلَّي‬ ِ ‫ع‬ ‫ن‬ ٍ ٍ
َ َ َ َّ َ َّ َّ َ َ َ
ُ‫نح َوه‬ْ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َ َّ َّ َْ َ ْ ََ َ َ
‫ْب َن أ ِبي طا ِل ٍب قال نهى أو نه ِاني يع ِني النبي صلى اَّلل عليهِ وسلم فذكر‬
َ
ِ
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin 'Abdullah bin Numair dan Abu Kuraib
seluruhnya dari Ibnu Idris dan lafazh ini miliknya Abu Kuraib; telah menceritakan
kepada kami Ibnu Idris ia berkata, Aku telah mendengar 'Ashim bin Kulaib dari Abu
Burdah dari 'Ali ia berkata, Nabi ‫ ﷺ‬melarangku memakai cincinku di tempat ini atau
sebelahnya lagi.-'Ashim tidak mengerti secara pasti tentang kedua jari tersebut.- dan
beliau melarangku juga untuk memakai pakaian Qasiy serta duduk di atas kain Mayasir.
Ali berkata, Adapun Qasiy adalah pakaian bersulam sutra yang di kirim dari Mesir dan
Syam, bentuknya seperti ini. Sedangkan Mayasir adalah kain yang biasa dipakai oleh
para wanita untuk tempat duduk mereka di atas hewan kendaraannya seperti kain tebal
yang berbulu warnanya sangat merah dan terbuat dari sutra. Dan telah menceritakan
kepada kami Ibnu Abu 'Umar, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari 'Ashim bin
Kulaib dari anaknya Abi Musa ia berkata, aku Ali kemudian dia menyebutkan Hadits
yang serupa, dari Nabi ‫ﷺ‬. Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Al Mutsanna dan
Ibnu Basysyar keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin
Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Ashim bin Kulaib ia berkata, Aku
telah mendengar Abu Burdah berkata, Aku mendengar 'Ali bin Abi Thalib berkata, Nabi
‫ ﷺ‬melarangku -kemudian dia menyebutkan Hadits yang serupa.
c. mengenakan cincin di jari kelingking pada tangan kiri

ََ َ َ َ َ َ ُ َ َ َ َّ َ ْ َّ ُ ْ َ َ َ َّ َ ُّ
َ
َ ‫و َحَّد َثني أ ُبو َب ْكر ْب ُن َخَّلاد ْال‬
‫الرح َم ِن ْب ُن َم ْه ِدي حدثنا حَّماد ْب ُن َسل َمة ع ْن ث ِاب ٍت ع ْن أن ٍس‬ ‫اه ِلي حدثنا عبد‬ ِ ‫ب‬ ٍ ِ ِ
ٍ
ْ ْ َ َ َّ َ
ُْ ْ ُ َّ ‫النبي َصَّلى‬
َ ‫اَّلل َعل ْيهِ َو َسل َم في َهذه َوأ َش‬ َّ ُ َ َ َ َ َ َ
‫ص ِر ِم ْن َي ِد ِه اليس َر‬
ِ ‫ن‬ ‫ال‬
ِ‫خ‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫إ‬ِ ‫ار‬ ِ ِ ِ ‫قال كان خاتم‬
ِِ
Dan telah menceritakan kepadaku Abu Bakr bin Khallad Al Bahili, telah menceritakan
kepada kami 'Abdurrahman bin Mahdi, telah menceritakan kepada kami Hammad bin
Salamah dari Tsabit dari Anas ia berkata, Nabi ‫ ﷺ‬memakai cincinnya di sebelah sini.
(sambil menunjukkan ke jari kelingking tangan sebelah kirinya).
d. Larangan menyerupai lawan jenis
َ َ ْ ُ ْ ُ َ َ َ َّ َ
ْ َ َ ُ َّ ‫النبَّي َصَّلى‬
َّ َّ َ َ ُ ْ َ َ ُ ْ َ ٌ ْ َ ُ َ َ َّ َ ُ َ ْ َ َ َّ َ
ِ‫اَّلل عليه‬ ِ
‫اه ٍد ع ِن اب ِن عمر أن‬
ِ ‫ج‬‫م‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ر‬ ‫ي‬‫و‬ ‫ث‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ث‬‫د‬ ‫ح‬ ‫يل‬‫ائ‬
ِ ‫ر‬ ‫س‬ ‫إ‬ِ ‫ا‬ ‫ن‬‫ث‬‫د‬‫ح‬ ‫م‬ِ ِ ‫اشم بن ال‬
‫اس‬ ‫ق‬ ِ ‫حدثنا ه‬

‫الن َس ِاء‬ ‫ن‬ ْ ‫ين م ْن الر َجال َو ْال ُم َت َرج َلات م‬


َ َّ َ ُ ْ َ َ َ َ َّ َ َ
‫وسلم لعن المخن ِث‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ

Telah menceritakan kepada kami Hasyim bin Qasim, telah menceritakan kepada kami
Israil, telah menceritakan kepada kami Tsuwair dari Mujahid dari Ibnu Umar Nabi ‫ﷺ‬
melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-
laki. (HR. Ahmad No.5391)

D. Hukum memakai pakaian sutra dan perhiasan emas

9
Fenomena yang terjadi belakangan ini, banyak orang yang tidak mempedulikan hukum
atau syari’at-syari’at yang dilarang oleh agama. Terutama dalam masalah perhiasan yang
berupa emas. Emas merupakan barang yang sangat berharga nilainya, anggun dan indah jika
dipakai. Setiap orang menyukai keindahan, dengan keindahan itu orang merasa lebih percaya
diri. Untuk itu manusia berupaya menghias dirinya sesuai dengan pandangan dan seleranya.
Demikian pula wanita sebagai sosok yang gemar menampilkan keindahan adalah masalah yang
manusiawi. Tetapi keindahan itu bukan hanya milik kaum hawa, laki-laki pun tidak sedikit
yang menyukai keindahan. Salah satu keindahan yang digemari kaum wanita adalah perhiasan.

Dengan memakai perhiasan akan merasa dirinya lebih cantik. Salah satu perhiasan yang
banyak dipakai wanita adalah emas. Wanita memakai emas bukan persoalan karena para ulama
sepakat membolehkannya. Seiring dengan itu laki-laki pun tidak sedikit yang menyukai emas
melekat pada anggota tubuhnya, misalnya cincin emas, sebagaimana yang banyak terjadi pada
zaman sekarang ini yaitu proses tukar cincin disebut juga cincin tunangan, yang dilakukan
antara dua calon mempelai, dimana hal tersebut sudah biasa di kalangan kita orang muslim,
padahal hal tersebut tidak ada anjuran dalam syari‟at islam.

Pada asalnya, mengenakan cincin bukanlah sesuatu yang terlarang kecuali jika disertai i'tiqad
(keyakinan) tertentu sebagaimana dilakukan oleh sebagian orang. Seseorang menulis namanya
pada cincin yang dia berikan kepada tunangan wanitanya, dan si wanita juga menulis namanya
pada cincin yang dia berikan kepada si lelaki yang melamarnya, dengan anggapan bahwa hal
ini akan menimbulkan ikatan yang kokoh antara keduanya. Pada kondisi seperti ini, cincin tadi
menjadi haram, karena merupakan perbuatan bergantung dengan sesuatu yang tidak ada
landasannya secara syariat maupun inderawi (tidak ada hubungan sebab akibat). Demikian
pula, lelaki pelamar tidak boleh memakaikannya di tangan wanita tunangannya karena wanita
tersebut baru sebatas tunangan dan belum menjadi istrinya setelah lamaran tersebut. Maka
wanita itu tetaplah wanita ajnabiyyah (bukan mahram) baginya, karena tidaklah resmi menjadi
istri kecuali dengan akad nikah. Meskipun emas bagi perempuan diperbolehkan namun
dilarang bagi kaum laki-laki, sebagaimana dalam hadis Nabi

a. Larangan memakai emas dan sutra bagi laki-laki


ُ ُ
َ ُ ُ َ َ َ ُ َ ْ َّ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ُ َ َّ َّ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ َّ َّ ََّ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ
( ‫اث من أم ِتي وح ِرم على ذك ِرها‬
ِ ‫وعن ا ِبى موسى ان اللن ِبي صلى اَّلل عليهِ وسلم قال أ ِحل الذهب والح ِرير ِل ِلإن‬

)‫رواه احمد والنسائ والترمذي وصححه‬

10
“Dan dari Abu Musa, bahwa Nabi saw. Bersabda: dihalalkan emas dan sutera bagi
perempuan-perempuan dari umatku; dan diharamkannya atas laki-laki dari umatku”. (HR.
Ahmad, Nasa‟i, dan Tirmidzi)
Hadis di atas sudah jelas bahwa kaum laki-laki dilarang memakai emas dan sutra,
namun boleh bagi perempuan memakai emas dan sutra. Hadis di atas diperkuat dalam suatu
hadis Rasulullah SAW:

َ َ َ َّ َ ُ ْ َ َّ َ َ َ َ ْ َ ْ َّ ُ ْ َ َ َ ََّ ُ ْ ْ
ْ َ ْ َ َ ْ َ ُ ْ َ ْ ْ َّ ْ َ ُ ْ ُ َ
َّ ْ َ َ
‫ث اب ِن المثنى قال س ِمعت النضر بن أن ٍس حدث ِني محمد بن سه ِل الت ِمي ِمي حدثنا ِابن أ ِبي مريم أخب ِرن ْي‬ ٍ ‫و ِف ْي ح ِدي‬
َّ َ ُّ َ ْ ُ َ َّ َ َّ َ ْ ْ َ ْ َ َّ َ َْ َْ َ َْ ُ ْ َ َ ْ ُ ْ ُ ْ َْ ْ َ ْ
َ َ
ْ َ َ ْ ََّ ُ
‫ أن رسول اَّلل صلى‬:‫اس‬ ِ ‫اَّلل ب ِن عب‬ ِ ‫اس عن عب ِد‬ ِ ‫اهيم ب ِن عقبة عن كري ٍب مولى ابن عب‬ ِ ‫محمد بن جعف ِر أخب ِرني ِإبر‬
ُ َ َ
َ‫اَّلل َع َل ْي َو َسَّل َم َرأى َخ َات ًما من ْ َذ َهب في َيد َر ُجل َف َن َز َع ُه َف َط َر َح ُه َو َق َال ( َي ْعم ُد أ َح ُدك ْم إلَى َج ْم َر م ْن َنار َف َي ْج َع ُلها‬ ُّ
ٍ ِ ٍ‫ة‬ ِ ِ ٍ ِ ِ ٍ ِ ِ‫ه‬
َ ُ َ َّ َ ُ
ً ُ َ َ َ َ َْ َ َ َ ْ ُ َ َّ َ ُّ َ َ َ ْ ُ َّ َ ْ َ
‫اَّلل لا آخذ ُه أ َبدا‬ ِ ‫لرج ِل َبعد َما ذه َب َر ُس ْول اَّلل صلى اَّلل عل ْيهِ َو َسل َم خذ خات َمك انت ِف ْع َبه قال لا َو‬ ‫ِف ْي َي ِد ِه ) ف ِقيل ِل‬
َّ ََ َّ َ ُّ ُ ُ َ َ ْ َ
‫ رواه مسلم‬. ‫َوقد ط َرحه َر ُس ْول اَّلل صلى اَّلل عل ْيهِ َو َسل َم‬

“Dan disebutkan pada hadis Ibnu Al Mutsanna, dia berkata: Aku mendengar An-Nadhr bin
Anas: bahwasannya Muhammad bin Sahl at-Tamami telah mengabarkan kepadaku dari Ibnu
Abi Maryam dari Muhammad bin Ja'far dari Ibrahim bin 'Uqbah dari Kuraib Maula bin Abbas
dari Abdullah bin Abbas, bahwa Rasulullah saw. melihat cincin emas pada tangan seorang
lelaki. Lalu beliau mencopot dan membuangnya, seraya bersabda: "Salah seorang di antara
kalian menginginkan bara api neraka, lalu meletakkan bara itu pada tangannya." Sesudah
Rasulullah saw. pergi, ada yang mengatakan kepada lelaki tersebut: "Ambillah cincinmu,
engkau bisa memanfaatkannya!" Orang itu menjawab: "Tidak, demi Allah Aku tidak bakal
mengambilnya selamanya. Karena cincin itu telah dibuang oleh Rasulullah saw." (H.R.
Muslim)
Hadis di atas merupakan salah satu dalil yang digunakan jumhur ulama tentang
larangan cincin emas bagi laki-laki. Sebagaimana An-Nawawi berkata: demikian pula apabila
cincin itu sebagian emas dan sebagian lagi perak, maka haram bagi lakilaki memakainya,

Namun, sekumpulan ulama ada yang berpendapat tentang dimakruhkannya memakai


cincin emas bagi kaum lelaki dengan makruh tanzih, sebab sekumpulan sahabat pun telah
memakainya, diantaranya adalah Sa‟d bin Abu Waqash, Thalhah bin „Ubaidillah, Shuhaib,
Hudzaifah, Zabir bin Samurah dan al-Barra bin „Azib. Mungkin mereka mengira bahwa
larangan itu menunjukkan makruh tanzih. 8 Sebagaimana Rasulullah pernah memakainya,
yang terdapat dalam hadits:

َّ َ َ ْ َ ُّ ُ َ َ َ َ ُ َ َ َّ َ َ َ َ ُ َ َ
َ َّ َ َ َ َ ُ َ َ َّ َ
‫اَّلل ع ْن ن ِاف ٍع ع ْن ْاب ِن ع َم َر َر ِض َي اَّلل عن ُهما أن‬
ِ ‫ حدثنا عب ْي ِد‬: ‫ حدثنا أ ُب ْو أ َس َامة قال‬: ‫حدثنا ُي ْو ُسف ْب ُن ُم ْوسى قال‬
ُ ْ ُ َ ٌ َ ُ ْ َ َ َ ُ ََّ َ
َّ ُ َّ َ َ َ َ َ َّ ْ َ َ ً َ َ َ َّ َّ َ َ ُّ َّ َ ُّ َ
‫َر ُس ْول اَّلل صلى اَّلل عل ْيهِ َو َسل َم اتخذ خ ِاتما ِم ْن ذه ٍب أو ِفض ٍة وجعل فصه ُِما ي ِلي كفه ونقش ِفيهِ محمد رسول‬
َّ ْ َ
َ َ
َّ َ َ َّ َ َّ ْ ً َ َ َ َّ َُّ ً َ ُ ُ َ ْ َ َ َ َ َ َ ُ َ َّ َ ُ َّ َ َ ُ َ ْ َّ َ َ َّ َ
‫ لا ألبسه أبدا ثم اتخذ خ ِاتما ِمن ِفض ٍة فاتخذ الناس‬: ‫اس ِمثله فلما َرآه ْم ق ِد اتخذ ْوها َرمى ِبهِ وقال‬
ُ ُ ‫الن‬ ‫اَّلل فاتخذ‬
ِ

11
َ َّ
َ َّ َ َ َ ْ ُ ُ ُ ُ ْ َ َ ُّ َّ َ َّ َ ْ َْ َ َ ُ َ َ َّ ْ َ
‫ فل ِب َس الخ ِت َم َبعد النبي صلى اَّلل عل ْيهِ َو َسل َم أ ُب ْو َبك ٍر ثَّم ع َم َر ثَّم عثمان حتى َوق َع‬: ‫خ َو ِات ْي َم ا ِلفض ِة قال ْاب ُن ع َم َر‬
ِ
َ َ َ ْ ُ
ْ ْ
‫ رواه هالبخاري‬. ‫ِم ْن عثمان ِف ْي ِبئ ٍر أ ِري ٍس‬

Ibnu Umar ra. Berkata: Rasulullah saw. Membuat cincin emas, dan ketika memakainya
meletakkan matanya dibagian dalam tapak tangan, maka orang-orang juga membuat cincin
emas itu, dan ketika Nabi saw duduk di atas mimbar tiba-tiba ia mencabut cincinnya sambil
berkata: “sungguh aku telah memakai cincin ini dan aku meletakkan matanya di dalam perut
telapak tangan”. Kemudian melemparkan (membuang) cincin itu dan bersabda: “Demi Allah
aku tidak akan memakainya lagi untuk selamanya”. Maka orang-orang juga membuang cincin
mereka. Kemudian Nabi Muhammad membuat cincin dari perak, maka orang-orang juga
membuat cincin perak. Umar berkata: maka pemakaian setelah Nabi, Abu Bakar, Umar
kemudian Utsman juga memakainya. Dan ketika Ustman memakai cincin tersebut, cincinnya
jatuh ke sungai Aris”. (H.R.Bukhari)
Hadis di atas merupakan nash tentang pelarangan pemakaian cincin emas, khususnya
cincin emas bagi kaum laki-laki. Meskipun Nabi pernah memakai cincin emas namun akhirnya
Nabi melarang pemakaian emas bagi kaum laki-laki dengan cara membuang cincin tersebut,
adapun hadits yang mencantumkan bahwa Nabi SAW memakai cincin emas adalah hadits yang
mansukh. Dalam konteks ini Imam al-Jaziri menerangkan: “Haram atas orang laki-laki dan
perempuan mempergunakan emas dan perak. sebagai bejana misalnya.” Alasan dilarang
mempergunakan emas dan perak itu sudah jelas, yaitu karena dengan mempergunakannya itu
di samping sangat sedikit manusia berlaku demikian juga dapat menyebabkan iri hati bagi
orangorang fakir yang tak mampu mendapatkannya kecuali dengan cara bersusah payah,
sementara mereka lihat yang lain memakainya dengan berebih-lebihan di kalangannya
sehingga perilaku tersebut hanya akan mengusik perasaan orang-orang fakir dan meninggalkan
pengaruh yang sangat buruk di dalam hati mereka.

b. Larangan pemakaian bejana emas maupun perak bagi laki-laki dan perempuan,

ُ َ َ َ َ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ َّ َ َّ ََّ َ َ َ َ َ ُ
‫اج َوالش ْر ِب في آ ِن َي ِة‬
ِ ‫الديب‬
ِ ‫عن الح ِري ِر و‬
ِ ‫انا‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫س‬‫و‬ ِ‫ه‬‫ي‬‫ل‬ ‫ع‬ ‫اَّلل‬ ‫ى‬‫ل‬ ‫ص‬ َ ‫النب‬
‫ي‬ ‫ن‬ ‫ا‬ :‫ال‬ ‫ق‬ ‫عنه‬ ‫اَّلل‬ ‫رضي‬ ‫ة‬ ‫عن حذيف‬
ِ
ُ َ َ
‫ رواه مسلم‬. ِ‫الآخ َرة‬ ْ َ َُْ ْ ُ َ ُ َ َ َ َ َ
ِ ‫ و ِه َي لكم ِفي‬،‫ هن لهم في الدنيا‬:‫ وقال‬،‫الفض ِة‬ ِ ‫الذه ِب و‬.

“Dari Hudzaifah ra, ia berkata: "Nabi Saw. melarang kami memakai sutra lembut maupun
sutra kasar, minum dengan bejana emas dan perak, dan beliau bersabda: "Barang-barang itu
adalah untuk mereka (orang-orang kafir) selama di dunia, dan untuk kalian di akhirat nanti."
(HR. Muslim)
Hadis di atas telah mengisyaratkan dengan jelas tentang pengharaman pemakaian
bejana dari emas dan perak. Sebagaimana pendapat Imam Nawawi rahimahullah sesungguhnya
mereka orang kafir bisa menggunakan emas dan perak di dunia. Adapun di akhirat, mereka
tidak akan mendapatkan bagian apa-apa. Sedangkan orang muslim, mereka akan mengenakan

12
emas dan perak di surga. Dan mereka akan mendapat kenikmatan yang lain yang tidak pernah
dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terbetik dalam hati.
Adapun pelarangan perhiasan cincin emas itu diperuntukkan untuk kaum laki-laki, tidak untuk
kaum perempuan. Hal tersebut dikarenakan menyerupai tindakan dan perilaku kaum wanita
serta menghilangkan kejantanan dan karisma bagi kaum laki-laki.7

Hadis Rasulullah tentang aturan pemakaian perhiasan emas dan sutera sangat beragam,
dari adanya riwayat yang menerangkan Rasulullah pernah memakainya, namun di lain waktu
Rasulullah melarangnya, dan ada juga hadis yang menggambarkan fungsinya yang bisa
digunakan sebagai obat dan lainnya. Namun hadis yang sering menjadi problem kontroversi di
tengah masyarakat yakni tentang aturan yang membatasi penggunaan tersebut. Hal itu
berdasarkan dalil hadis-hadis yang menjelaskan pelarangan emas dan sutera, antara lain dalam
hadis berikut:
َ
َ ْ َ َ َ ُ َ ُ َ َ َّ َ ُ ُ َ َ َ َّ َ ُ ْ ُ َ َ َ َّ َ
‫اَّلل ْب ُن ع َم َر ع ْن ن ِاف ٍع ع ْن َس ِع ْي ِد ْب ِن أ ِبي ِهن ٍد ع ْن‬
ِ ‫اَّلل ْب ُن ن َم ْي ٍر حدثنا عب ْي ِد‬
ِ ‫حدثنا ِإ ْسحق ْب ُن َمنص ْو ٍر حدثنا ع ْبد‬
ْ
ُ ُ َ َ َ َّ َ ْ َ ْ َ َ ُ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُّ َّ َ َ ْ ُ َ َّ َ َ َْ ْ َ ْ ُ
َ
ُ
‫اَّلل صلى اَّلل عليهِ وسلم قال ح ِرم ِلباس الح ِري ِر والذه ِب على ذكو ِر‬ ِ ‫أ ِبي موسى الأشع ِري أن رسول‬
ُ ُ
ْ‫أَّمتي َوأحَّل لإ َناثهم‬
ِِ ِِ ِ ِ

"Ishaq bin Mansur telah menceritakan kepada kami, ia berkata: telah bercerita kepada kami
Abdullah bin Numair, ia berkata: telah bercerita kepada kami Ubaidullah bin Umar dari
Nafi‟, dari Sa‟id bin Abi Hindin, dari Abi Musa al-„Asy‟ary, Sesungguhnya Rasulullah Saw
bersabda: "Diharamkan pakaian sutera dan emas untuk umatku laki-laki dan dihalalkan untuk
para Perempuan"
Secara sepintas batasan dalam aturan tersebut tampak diskriminatif dan non toleran.
Kain sutera yang halus dan beragam motif yang cantik, tentunya sangat menarik untuk dipakai
semua orang. Dengan beragam alasan, dari kenyamanan bahan, keunikan, dan kelembutannya.
sehingga aturan pembatasan memakai emas dan sutera tersebut, seolah membatasi laki-laki.
Sedangkan dalam teks hadis lainnya, batasan dengan pelarangan emas dan sutera ditujukan
secara umum, tidak secara jelas dikhususkan bagi laki-laki maupun perempuan, seperti hadis-
hadis berikut ini:
َ
َ ْ َ َْ ْ َ َ ُ ْ ْ َ ُ َْ ََ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ ْ َ ُ َ ْ ُ َ َ َّ َ َ ‫َحَّدثَ َنا أ ُبو ْال‬
‫از ٍب َر ِض َي‬ ‫ع‬ ‫ن‬
ِ ِ ِ ‫ب‬ ‫اء‬‫ر‬ ‫ب‬ ‫ال‬ ‫ن‬‫ع‬ ‫ن‬ ٍ ِ‫ر‬‫ق‬ ‫م‬ ‫ن‬ِ ‫ب‬ ‫د‬ِ ‫ي‬‫و‬ ‫س‬ ‫ن‬ ‫ب‬ ‫ة‬‫ي‬‫او‬
ِ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ت‬ ‫ع‬ ‫م‬ِ ‫س‬ ‫ال‬ ‫ق‬ ‫ث‬ ِ ‫ع‬ ‫ش‬ ‫أ‬‫ال‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ة‬‫ب‬‫ع‬ ‫ش‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ث‬‫د‬ ‫ح‬ ‫يد‬
ِ ‫ل‬ِ ‫و‬
ْ ْ َ َّ َ َ
َ‫اَّلل َعل ْي َو َسل َم ب َس ْبع َو َن َه َانا َع ْن َس ْبع أ َم َر َنا بات َب ِاع ال َج َنائز َوع َي َادة ال َمريض َوإ َجابة‬
ُ َّ َّ َ ُّ َّ َ َ َ َ َ ُ ْ َ ُ َّ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ٍ ٍ ِ ِ‫ه‬ ‫اَّلل عنه قال أمرنا النبي صلى‬
ِ

7
Lailatul Maghfiroh, Skripsi: Studi Analisis Hadis Tentang Larangan Laki-laki Memakai Cincin Emas,
2015, hal. 3-9.

13
َْ َ َّ َ َ َّ ْ َ َ َ َْ ََْ َ َّ َ َ َ َ ْ ْ ‫صر ْال َم ْظ ُلوم َوإ‬ ْ ََ َّ
‫اط ِس َون َهانا ع ْن آ ِن َي ِة ال ِفض ِة َوخات ِم الذه ِب َوالح ِر ِير‬
ِ ‫ع‬‫ال‬ ‫يت‬‫م‬
ِ ِ ‫ش‬ ‫ت‬‫و‬ ‫ام‬
ِ ‫ل‬ ‫الس‬ ‫د‬
ِ ‫ر‬ ‫و‬ ‫م‬ِ ‫س‬‫ق‬ ‫ال‬ ‫ار‬
ِ
َ
‫ر‬ ‫ب‬ ِ ِ ِ ‫ن‬‫و‬ ‫ي‬ ‫اع‬
ِ ‫الد‬
َْ ْ َْ َ
‫ رواه البخاري‬.‫اج َوالق ِسي َوال ِإ ْستب َر ِق‬ ِ ‫الديب‬ ِ ‫و‬
َ
ِ
“Telah bercerita kepada kami Abu al Walid, telah bercerita kepada kami Syu‟bah dari al
Asy‟ats berkata: saya telah mendengar dari Mu‟awiyah bin Suwaid bin Muqarrin, dari al
Barra‟ R.A. berkata: Nabi Saw. telah memerintahkan kepada kami tujuh hal dan melarang
kami dari tujuh hal. Memerintahkan kami untuk mengiringi jenazah, menengok orang sakit,
menjawab panggilan, membantu orang yang dhalim, memenuhi sumpah, menjawab salam, dan
memberi minum orang yang haus. Dan melarang kami dari memakai tempat atau wadah perak,
memakai cincin emas, sutera, dibaj, qasiyyi, dan istabraq.” (H.R. Bukhori)

َّ َ َ ُ ْ َ َ ُ ََّ َْ َ َ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ
َ ‫ َحَّدثَ َنا ُع َب ْي ُد ْب ُن‬: ‫ َق َال‬، ‫َحَّدثَ َنا أ ُبو َبكر‬
‫اَّلل ْب َن‬
ِ ‫ َس ِمعت ع ْبد‬: ‫ أنه قال‬، ‫ ع ْن خ ِليفة ْب ِن كع ٍب‬، ‫ ع ْن شع َبة‬، ‫يد‬ ‫ع‬
ٍ ِ ‫س‬ ٍ
ُ ُ َ َ َ ُ َُ ْ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ
‫ قال رسول‬: ‫ يقول‬، ‫اب‬
ََّ َ ْ َ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ ُ َ َ ُ ُ ُ ُْ َ ْ َ ُّ
ِ ‫ ف ِ ِإني س ِمعت عمر بن الخط‬، ‫ ألا لا تل ِبسوا ِنساءكم الح ِرير‬: ‫ قال‬: ‫ يخطب قال‬، ‫الزبي ِر‬
ْ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َ ْ ُّ ُ َ َ ْ َ ُ َّ َ َ َ ْ ُ ‫ لا َت ْل َب‬: ‫اَّلل َع َل ْيهِ َو َسَّل َم‬
ُ َّ ‫اَّلل َصَّلى‬
َّ
ِ‫آخ َرة‬
ِ ‫ال‬ ‫ي‬‫ف‬ِ ‫ه‬‫س‬ ‫ب‬ ‫ل‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ن‬‫الد‬ ‫ي‬‫ف‬ِ ‫ه‬ ‫س‬‫ب‬ِ ‫ل‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ه‬‫ن‬‫إ‬ِ ‫ف‬ ، ‫ير‬
‫ر‬ِ ‫ح‬‫ال‬ ‫وا‬ ‫س‬ ِ "

“Telah bercerita kepada kami Abu Bakar, telah bercerita kepada kami Ubaid bin Sa’id, dari
Syu’bah, dari Khalifah bin Ka’ab, sesungguhnya dia berkata: saya mendengar Abdullah bin
Zubair berkata: apakah kamu tidak memakaikan pakaian sutera untuk isterimu?,
sesungguhnya saya pernah mendengar Umar bin Khattab berkata: Rasulullah Saw. Bersabda:
“Janganlah kamu sekalian memakai kain sutera, karena sesungguhnya orang yang telah
memakainya di dunia maka nanti di akhirat tidak akan memakainya lagi.”
Berdasarkan perbedaan hadis tersebut kemudian menimbulkan beragam pemaknaan
dan pendapat tentang aturan memakai emas dan sutera. Namun pada dasarnya pelarangan atau
ditetapkannya aturan memakai emas dan sutera tersebut, terkait dengan tata sosial terhadap
gaya hidup umat manusia. Larangan tersebut mengandung anjuran tidak menyerupai sikap
kaum Jahiliyyah dan berlebihan. Karena budaya menggunakan perhiasan, bermegah-megahan
dengan emas dan lainnya adalah fenomena masyarakat Jahiliyyah saat itu. Dengan gaya
hedonisme, dimana yang dijunjung adalah nilai kesenangan, keagungan, kebanggan dan hidup
berlebihan . Kondisi tersebut dikhawatirkan akan timbul kebiasaan hidup secara berlebihan dan
muncul kesombongan.

Alasan dan spirit agar terhindar dari kesombongan dan tasyabuh tersebut yang sering
dikemukakan para ahli hadis. Lalu bagaimana bila tasyabuh sudah bukan menjadi persoalan
penting pada masa kini. Dimana persamaan manusia dan hak sudah mengalami perubahan. Dan
bila emas dan sutera yang dianggap sebagai barang istimewa, berharga, sulit dijumpai, juga
mengalami pergeseran menjadi barang yang sering digunakan setiap manusia. Pergeseran nilai
atau value tersebut muncul karena perubahan budaya, perkembangan teknologi dan zaman. Di

14
sisi lain, budaya konsumtif dimana manusia selalu mengedepankan gaya hidup dengan
mengejar gengsi, trend, dan mitos life style selalu terjadi dan terus berkembang. Hal ini
kemudian menjadi problem sosial yang berdampak pada adanya kesenjangan sosial.
Kebutuhan meningkat, tetapi penghasilan atau produktifitas sebagian manusia berkurang dan
menurun.8

E. Kesimpulan Hadis-hadis tentang Pakaian dan Perhiasan

1. Apabila memakai pakaian yang baru dibeli, ucapkanlah kalimat pujian kepada Allah
seperti “Ya allah, segala puji bagimu, engkau yang memakainya kepadaku, aku memohon
kebaikannya dan kebaikan apa-apa yang dibuat baginya, aku mohon perlindungan
kepada-Mu dari pada kejahatannya dan kejahatan apa-apa yang diperbuat untuknya.”
Demikian pula ketika menanggalkan pakaian, hendaklah melafazkankan pujian kepada
Allah.
2. Sebagai seorang Islam, sewajarnya kita memakai pakaian yang sesuai menurut
tuntunan agama. Karena sesungguhnya pakaian yang sopan dan menutup aurat adalah
cermin seorang Muslim yang sebenarnya.
3. Di bolehkannya emas dan sutra bagi perempuan namun,di haramkan bagi kaum laki-
laki
4. Larangan pemakaian bejana emas maupun perak bagi laki-laki dan perempuan,
5. Pakaian yang sunah dipakai ialah warna-warna yang lembut, termasuk putih, karena ia
nampak bersih dan warna ini sangat disenangi dan sering menjadi pilihan Rasulullah
SAW.
6. Islam melarang laki-laki yang memakai pakaian (menyerupai) wanita begitu juga
sebaliknya.
7. Apabila memakai baju, celana, sendal dan sebagainya mulailah dengan yang kanan, dan
apabila ingin menanggalkannya mulalah dengan yang kiri.

8
Azzah Nor Laila, Skripsi: Spirit aturan memakai emas dan sutera dalam hadits, (Semarang: UIN,
2017), hal. 5-8.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syariat Islam mewajibkan kaum muslimin memakai busana yang menutup aurat dan
sopan, baik laki-laki maupun perempuan. Terdapat perbedaan yang sangat jelas antara
aurat laki-laki (muslim) dengan aurat wanita (muslimah) dalam hukum Islam, aurat
laki-laki cukup sederhana, berdasarkan ijma ulama, auratnya sebatas antara di atas
pusar dan kedua lutut (bayn alsurrat wa al-ruqbatayn). Sedang aurat wanita adalah
segenap tubuhnya kecuali muka, telapak tangan dan telapak kakinya. Bahkan ada
pendapat yang mengatakan bahwa seluruh tubuh wanita tanpa kecuali adalah aurat.
Sementara itu adab berpakaian bagi perempuan bukan hanya sekedar menutup aurat
saja, tapi juga tidak membentuk lekuk tubuh serta rambut yang tidak menyerupai punuk
unta.
Bagi laki-laki dalam berhias diharamkan menggunakan emas dan pakaian
sutera, karena keduanya merupakan merupakan atribut yang di peruntukkan untuk
wanita. Larangan memakai bejana emas dan perak hal ini di peruntukkan baik bagi
perempuan maupun laki-laki, sebagaimana hadis nya yaitu “sesungguhnya mereka
orang kafir bisa menggunakan emas dan perak di dunia. Adapun di akhirat, mereka
tidak akan mendapatkan bagian apa-apa. Sedangkan orang muslim, mereka akan
mengenakan emas dan perak di surga”.

B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu pada sumber yang dapat di pertanggung jawabkan nantinya. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah
diatas. Agar penulis dapat memperbaiki makalah yang selanjutnya.

16
DAFTAR PUSTAKA
Alawiyah, Syarifah, Budi Hendrianto, dan Imas Kania Rahman. “Adab Berpakaian Wanita
Muslimah Sesuai Tuntunan Syari’at Islam.” Rayah al-Islam 4, no. 2 (2020).
Ansharullah. “Pakaian Muslimah dalam Persepektif Hadis dan Hukum Islam.” Diktum 17,
no. 1 (Juli 2019).
Daud, Abu. Sunan Abu Dawud. Ensiklopedia Hadis, 2005.
Imam Muslim. Kitab Shahih Muslim. Ensiklopedia Hadis, 2005.
Maghfiroh, Lailatul. Skripsi: Studi Analisis Hadis Tentang Larangan Laki-laki Memakai
Cincin Emas, 2015.
Murtopo, Bahrun Ali. “Etika Berpakaian dalam Islam: Tinjauan Busana Wanita Sesuai
Ketentuan Islam.” Tajdid 1, no. 2 (Oktober 2017).

17

Anda mungkin juga menyukai