Anda di halaman 1dari 61

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

( KIAN )

JUDUL :

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI PADA NY. N DENGAN TEKNIK


RELAKSASI NAFAS DALAM DI PUSKESMAS
KELAPA LIMA MERAUKE TAHUN 2021

OLEH:

YULIANA LAMBAN
NIM : P07120920056

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
TAHUN AJARAN 2021
KARYA ILMIAH AKHIR NERS (KIAN)

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI PADA NY. N DENGAN


TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI PUSKESMAS KELAPA
LIMA MERAUKE TAHUN 2021

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam


Menyelesaikan Pendidikan Profesi Ners Politeknik kesehatan
kemenkes Jayapura

OLEH :

YULIANA LAMBAN
NIM : P07120920056

PROGRAM STUDI PROFESI NERS POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
TAHUN AJARAN 2021
HALAMAN PENGESAHAN (KIAN)

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI PADA NY. N DENGAN


TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI PUSKESMAS KELAPA
LIMA MERAUKE TAHUN 2021

OLEH :

YULIANA LAMBAN
NIM : P07120920056

Pada : Hari/Tanggal : Jumat 14 Agustus

Pembimbing :

(Blestina Maryorita, S.Kep, Ns, MSN)


NIP : 196705201986012001

Mengetahui,
Ketua Prodi Profesi Ners

(Blestina Maryorita, S.Kep., Ns., MSN)


NIP. 196705201986012001
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan syukur kepada yang Maha Maha Kuasa karena telah
memberikan segala kesempatan, kemampuan, kekuatan dan kelancaran serta petunjuk
dalam setiap usaha yang saya lakukan, sehingga saya mampu menyelesaikan kasus
karya ilmiah ners yang berjudul “Asuhan Keperawatan Hipertensi Pada Ny. N Dengan
Tenik Relaksasi Nafas Dalam Di Puskesmas Kelapa Lima Merauke Tahun 2021.
Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Agatha Futunanembun, AMP selaku kepala Puskesmas Kelapa Lima

2 Bapak Dr. Arwam Hermanus M.Z , S.E., M.Kes., D.Min Direktur Politeknik
kesehatan Kemenkes Jayapura.

3. Ibu Dr. Nouvy Helda Waroi, S.Kep.,Ns., MPH selaku Ketua Jurusan Keperawatan

4. Ibu Blestina Maryorita, S.Kep., Ns., MSN., M.Si selaku Ketua Program Studi Ners
dan pembimbing saya dalam menyelesaikan KIAN ini.
5. Semua Dosen Poltekkes Kemenkes Jayapura Prodi Ners Yang tidak dapat saya
sebutkan namanya satu per satu.
6.Suami dan anak anakku yang tercinta yang selalu ada memberikan bantuan
semangat dalam menyelesaikan pendidikan saya.
7.Terimakasih untuk adekku Purwaningsih,S.Kep, Vina Erviana,S. Kep Atas bantuan
dan kerjasamanya selama dalam proses pendidikan dan Rekan Sejawat di
Puskesmas Kelapa Lima atas pengetian dan kerjasamanya.

Semua ini tidak bisa saya selesaikan tanpa dukungan, motivasi dari kalian, Kiranya
Tuhan Selalu membalas Semua kebaikan Kalian.
Saya penyusun menyadari bahwa laporan kasus karya ilmiah akhir ners ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca. Semoga Tuhan Selalu menyertai kita semua.

Merauke, Agustus 2021

( Yuliana Lamban,S.Kep )

i
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
TAHUN AJARAN 2021

YULIANA LAMBAN, S.kep

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI PADA NY.N DENGAN TEKNIK RELAKSASI


NAFAS DALAM DI PUSKESMAS KELAPA LIMA MERAUKE

ABSTRAK

Secara global WHO (World Health Organization) memperkirakan penyakit tidak


menular menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan di seluruh dunia.
Berdasarkan data dari propinsi Papua (2018) hipertensi merupakan masalah kesehatan
yang tinggi di Papua berkisaran 25,9% - 49,6%. Berdasarkan data rekam medis dari
Puskesmas kelapa Lima Merauke 2021 bulan Juli 2021 terdapat 174 pasien yang
mengalami hipertensi. Tujuan dari karya ilmiah ini untuk memahami dan mendalami
asuhan keperawatan Hipertensi pada Ny.N dengan Teknik Relaksasi Nafas Dalam di
Puskesmas kelapa Lima Merauke 2021. Metode penulisan ini adalah studi kasus dengan
quasy eksperimen. Intervensi spherical Grip ini dilakukan pada pasien Hipertensi.
Intervensi diberikan sebanyak 2 kali sehari selama 3 hari. Dari analisa kasus pada
pasien Hipertensi didapatkan adanya penurusan tekanan darah dan dapat mengurangi
nyeri pada pasien tetapi belum mendapatkan asuhan keperawatan yang optimal.
Sehingga perlu disana peran tenaga kesehatan khususnya perawat untuk memberikan
intervensi lebih intensif sehingga mendapatkan hasil yang optimal untuk waktu
pemberiannya. Karya ilmiah ini dapat menjadi masukan bagi perawat untuk
menurunkan tekanan darah dan menguragi rasa nyeri pada pasien Hipertensi sebagai
salah satu intervensi keperawatan di Puskesmas kelapa Lima Merauke 2021.

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Hipertensi, Teknik Relaksasi Nafas Dalam

ii
NERS PROFESSIONAL EDUCATION STUDY PROGRAM
KEMENKES JAYAPURA HEALTH SCIENCE
essay, August 2021

YULIANA LAMBAN, S.kep

HIPERTENS NURSING IN NY.N WITH BREATHING RELAXATION


TECHNIQUE IN THE PUBLIC HEALTH CENTER 2021.

ABSRACT

Globally, WHO (World Health Organization) estimates that non-communicable diseases


cause around 60% of deaths and 43% of illness worldwide. Based on data from Papua
province (2018) hypertension is the highest health problem in Papua ranging from 25.9% -
49.6%. Based on medical records from the Puskesmas Kelapa Lima for January-May 2021
there were 174 patients with hypertension.The purpose of this scientific work is to
understand and deepen the nursing care of hypertension in Mrs. N with Deep Breath
Relaxation Techniques in Puskesmas Kelapa Lima Merauke in 2021. This writing method
is a case study with quasy experiment. Spherical Grip intervention is carried out in
hypertensive patients. Interventions were given 2 times a day for 3 days. From the analysis
of cases in hypertensive patients, it can be found that there is a management of blood
pressure and can reduce pain in patients but have not received optimal nursing care So there
needs to be a role of health workers, especially nurses to provide more intensive
interventions so as to get optimal results for the time of administration. This scientific work
can be input for nurses to reduce blood pressure and reduce pain in hypertensive patients as
one of the nursing interventions in Puskesmas Kelapa Lima Merauke in 2021.

Keywords ; Nursing Care, Hypertension, Deep Breath Relaxation Techniques

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
Abstrak.....................................................................................................................ii

BAB I

Latar belakang...........................................................................................................1
Rumusan masalah......................................................................................................2
Tujuan........................................................................................................................2
Manfaat......................................................................................................................3

BAB II

Konsep Teori.............................................................................................................5

BAB III

Klarifikasi Data........................................................................................................29
Analis Data...............................................................................................................29
Rencana keperawatan...............................................................................................30
Implementasi keperawatan........................................................................................33
Catatan keperawatan.................................................................................................39

BAB IV

Analis kasus terkait teori..........................................................................................46


Analis kasus sesuai dengan kelolaan........................................................................46
Alternatif pemecahan masalah.................................................................................48

BAB V

Penutup.......................................................................................................................49

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................52

Lampiran...................................................................................................................53

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar belakang

Pembagunan kesehatan bertujuan agar terjadinya peningkatan kesehatan


masyarakat yang lebih berkualitas, cerdas, dan juga sejahtera (Rahmawati & Ningsih,
2016). Secara global WHO (World Health Organization) menurutnya penyakit tidak
menular ini menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan di seluruh dunia.
Terjadinya hiertensi diesebabkan oleh banyak factor seperti gaya pola hidup yang kurng
baik, merokok, stress, dan sebagainya (Depkes RI, 2003).
Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang berusia
diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa, namun
hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya (Kemenkes RI, 2014).
Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama terjadi di negara
berkembang pada tahun 2025, dari jumlah 639 juta kasus di tahun 2000. Jumlah ini
diperkirakan meningkat menjadi 1,15 miliar kasus di tahun 2025 (Ardiansyah, 2012).
Tujuan dari proses secara umum membuat suatu kerangka konsep agar kebutuhan dari
individu, pasien, dan keluarga serta masyarakat terpenuhi dengan baik (Nursalam,
2013).
Kejadian hipertensi sejalan dengan perubahan gaya hidup yang tidak baik
Pengendalian hipertensi, bahkan di negara maju pun, belum memuaskan. (Depkes RI,
2007).
Berdasarkan data dari Riskesdas Litbang Depkes (2018), hipertensi di
Indonesia merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi yaitu sebesar
25,8%. Prevalensi tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan
(30,8%), Kalimantan Timur (29,6%), Jawa Barat (29,4%), dan Gorontalo (29,4%) (
Kemenkes RI, 2014 ). Berdasarkan data dari propinsi Papua (2018) hipertensi
merupakan masalah kesehatan tertinggi di Papua berkisaran 25,9% - 49,6%.

1
Berdasarkan data rekam medis dari Puskesmas Kelapa Lima untuk bulan Januari-Mei
2021 terdapat 174 pasien yang mengalami hipertensi. Oleh karena itu tingginya angka
jkkhipertensi maka karya ilmiah ners ini di tulis untuk menerapkan asuhan keperawatan
pada pasien Hipertensi Dengan Teknik Relaksasi Nafas Dalam di Puskesmas Kelapa
Lima Merauke tahun 2021. Dan juga sebagai salah satu pembagian tugas KIAN (Karya
Ilmiah Akhir Ners) di matakuliah Medical Bedah.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rini Tri Hastuti (2016) penurunan
tekanan darah dengan menggunakan teknik relaksasi nafas dalam (Deef Breathing) pada
pasien hipertensi di Puskesmas Bendosari Kabupaten Sukoharjo, hipertensi sering kali
disebut sebagai pembunuh gelap (Sillent Killer), karena termasuk penyakit yang
mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagaiperingatan bagi
peneitanya (Wolf, 2016). Dari semua penelitian ini dengan melakukn penatalaksanaan
nonfarmakologi merupakan salah satu cara dengan menuggunakan tenik relaksasi nafas
dalam agar dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi rasa nyeri.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2013) di Desa Pondok
Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo, menyatakan bahwa faktor yang berhubungan
dengan kejadian hipertensi adalah aktifitas fisik dan konsumsi garam yang berlebihan.
(Depkes RI, 2007).
Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk memahami dan lebih mendalami
kasus Hipertensi sebagai tindakan lanjutan KIAN (karya ilmiah akhir ners), sehingga
dapat menerapkan asuhan keperawatan pada pasien Hipertensi Dengan Teknik
Relaksasi Nafas Dalam di Puskesmas Kelapa Lima Merauke Tahun 2021.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah bagaimanakah “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dengan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Di
Puskesmas Kelapa Lima Merauke tahun 2021.
1.1.3. Tujuan
Tujuan umum
Tujuan penulisan karya ilmiah akhir Ners adalah memberikan gambaran
tentang hasil praktek profesi dengan menngaplikasikan Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah pada Pasien Hipertensi Dengan Teknik Relaksasi Nafas Dalam di
Puskesmas Kelapa Lima Merauke tahun 2021.
2
Tujuan khusus
Tujuan khusus dari kaya ilmiah akhir Ners adalah :
1. Mahasiswa mampu memahami konsep secara teoritis pada pasien Hipertensi
Dengan Teknik Relaksasi Nafas Dalam di Puskesmas Kelapa Lima Merauke
tahun 2021.

2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien Hipertensi Dengan


Teknik Relaksasi Nafas Dalam di Puskesmas Kelapa Lima Merauke tahun
2021.

3. Mahasiswa mampu membuat diagnosa pada pasien Hipertensi Dengan Teknik


Relaksasi Nafas Dalam di Puskesmas Kelapa Lima Merauke tahun 2021.

4. Mahasiswa mampu melakukan intervensi pada pasien Hipertensi Dengan


Teknik Relaksasi Nafas Dalam di Puskesmas Kelapa Lima Merauke tahun
2021.

5. Mahasiswa mampu melakukan implementasi pada pasien Hipertensi Dengan


Teknik Relaksasi Nafas Dalam di Puskesmas Kelapa Lima Merauke Tahun
2021
6. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada pasien Hipertensi Dengan Teknik
Relaksasi Nafas Dalam di Puskesmas Kelapa Lima Merauke tahun 2021.

7. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian pada pasien Hipertensi


Dengan Teknik Relaksasi Nafas Dalam di Puskesmas Kelapa Lima Merauke
tahun 2021

1.1.4 Manfaat Penulisan


Bagi Puskesmas Lelapa Lima
Hasil penulisan karya ilmiah akhir ners ini diharapkan dapat digunakan
sebagai dasar pengembangan manajemen asuhan keperawatan dan membantu
pelayanan asuhan keperawatan.

3
4
Bagi Pasien Hipertensi
Sebagai tambahan informasi dan dapat menambah pengetahuan tentang
penyakit Hipertensi, serta dapat menyikapi dan mengatasi penderita dengan
penyakit Hipertensi.

Bagi Pendidikan
Hasil penulisan karya ilmiah akhir ners ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan khusunya dibidang keperawatan medical bedah
pada pasien Ny. J dengan Hipertensi di Puskesmas Kelapa Lima.

Bagi Penulis
Hasil penulisan karya ilmiah akhir ners ini diharapakan memberikan
pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis dalam memberikan dan
menyusun asuhan keperawatan pada pasien Hipertensi sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan Program Profesi Ners Poltekkes Kemenkes
Jayapura.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Teori
Hipertensi merupakan meningkatnya tekanan darah secara abnormal sehingga
menjadi berbahaya bagi kesehatan yang dimana hipertensi dapat didefenisiskan
sebagai tekanan darah yang tekanan siastoliknya lebih tinggi dari tekanan
diastoik(Kodim Nasrin, 2003 ).
(Smeltzer, 2001). Hipertensi adalah suatu kondisi saat nilai tekanan sistolik ≥140
mmHg atau tekanan diastolic ≥90 mmHg (Dr. yudi garnadi,2012).
Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90
mmHg, sedangkan tekanan darah ≤160/65 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
Tekanan darah diantara normonensi dan hipertensi disebut boordeline hypertension
(garis batas hpertensi). Batasan WHO tersebut tidak membedakan usia dan jenis
kelamin (ns. Wajan juni udjiantti,s.kep.ETN,2010).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalahmeningkatnya tekanan arah secara
abnormal. Hal ini terjai bila arteriole-arteriole kontriksi. Kontriksi ateriole sehingga
mengakibatkan darah terhambat mengalir dan meningkatkan dan melawan dinding
atrei. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan ateri bila berlanjut dapat
menimbulkan kerusakan jantung dn pembuluh dara (Ns. Wajan juni
udjiantti,s.kep.ETN,2010).

Anatomi dan fisiologi jantung


1. Posisi jantung
Jantung adalah sebuah organ beroot dengan empat ruang yang terletak rongga
dada, dibwah perlindungan tulang cosae, sedikitdisebelah kiri sternum. Jantun
manusia terletak didalam rogga toraks pada bagian kiri gak tengah tepatnya diata
sekat diafragma yang memisahkan rongga dada dengan rongga perut. Dibawh
kantung jantung, akan tetapi terletk di daam rngga perut, terdapat kantong gaster,
lambung.disebelah kiri dan kanan terdapat pru-paru (Ns. Kasron.s.kep) Jantung

6
terletak di dalam rongga dada/cavum thoraxis, dimana rongga dada sendiri dibagi tiga
rongga utama yaitu :
a. Rongga dada kanan (cavum pleura dextra)

b. Rongga dada kiri (cavum pleura sinistra), rongga pleura kiri dan kanan berisi paru-
paru, rongga ini dibatasi oleh pleura visceralis dan parietalis.
c. Rongga dada tengah (mediatinum), rongga mediastinum dan isinya terletakditengah
dada antara rongga dada kanan dan rongga dada kiri,mediastinum dibagi menjadi
bagian anterior, medius, posterior, dan superior.

2. Pericardium Dan Aliran Darah


Ruangan jantung terdiri atas beberapa bagian yaitu atrium dan pembuluh darah
besar membentuk dasar jantung dan bagian dari bawah jantung disebut vetrikal.
Secara fungsional jantung di bagi menjadi pompa sii kanan dan sisi kiri yang
memompa darah vena kesisi paru, dan darah bersih ke peredaran darah sistemik.
Pembagian fungsi ini mempermudah aseptualisasi urutan aliran darah secara anatomi :
vena kava, atrium dextra, ventrikel dextra, arteria pulmonaris, paru, vena pulmonalis,
atrium sinistra, ventrikel sinistra, aorta, arteria, arteriola, kapiler, venula, dan vena
3. Ruang Jantung
Ruang jantung dibagi menjadi dua bagian yaitu atrium dan ventrike
dimana atrium dan ventrikel di bagi lagi menjadi dextra dan sinistra, sehingga jantung
memiliki 4 ruang yaitu : atrium dexttra, atrium sinistra, ventrikel dextra dan ventrikel
sinistra.
a. Atrium dextra
Atrium dextra berdinding tipis, sebagai tempat penyimpanan danpeyalur darah
keseluruh tubuh.
b. Atrium sinsitra
Atrium sinistra menerima darah teroksigenasi dan paru-paru melalui keempat
vena pulmonalis.
c. Ventrikel dextra
Untuk dapat memompa darah dengan kekuatan yang cukup besar yang diterima
dari atrium dan sirkulasi.
4. Lapisan jantung
Terdapat tiga lapisan jantung yaitu :

7
a. Pericardium
Adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil,
membungkus jantung dan pembuluh darah besar.
b. Myocardium
Adalah jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab atas kemampuan
kontraksi jantung.
c. Endocardium
Merupakan lapisan terakhir atau lapisan paling dalam pada jantung.

Klasifikasi
Berdasarkan klasifikasi hipertensi menurut WHO
a. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg
dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg

b. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan
diastolik 91-94 mmHg

c. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan
160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.
Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection and Treatment of
Hipertension adalah :
1. Diastolik
a. < 85 mmHg : Tekanan darah normal
b. 85 – 99 : Tekanan darah normal tinggi
c. 90 -104 : Hipertensi ringan
d. 105 – 114 : Hipertensi sedang
e. >115 : Hipertensi berat
Sistolik (dengan tekanan diastolik 90 mmHg)
f. < 140 mmHg : Tekanan darah normal
g. 140 – 159 : Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi
h. > 160 : Hipertensi sistolik teriisolasi
Krisis hipertensi adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang
mendadak (sistole ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg), pada penderita
hipertensi, yg membutuhkan penanggulangan segera yang ditandai oleh tekanan

8
darah yang sangat tinggi dengan kemungkinan timbulnya atau telah terjadi
kelainan organ target (otak, mata (retina), ginjal, jantung, dan pembuluh darah).
Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat naiknya
tekanan darah. Dibagi menjadi dua:
1. Hipertensi Emergensi
Suatu kondisi dimana untuk segera penurunan tekanan darah deengan
pemberian obat antihipertensi parenteral.
2. Hipertensi urgensi
Suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan darah secara bertahap
tanpa menunjukkan gejala yang khas dan tekanan darah bisa diturunkan dalam
jangka beberapa jam.

Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik
(idiopatik). Hipertensi terjadi karena adanya peningkatan cardiac output atau
peningkatan tekanan perifer. Ada beberapa hal yang dapat
mempengaruhihipertensi:
1. Genetik: Respon neurologi seperti terjadinya stress.

2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan .

3. Stress Lingkungan.

4.Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta


pelebaran pembuluh darah.
5. jenis kelamin dan usia : laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita pasca
menopause beresiko tinggi untuk mengalami hiperensi.

6. diet :konsumsi diet tinggi garam dan lemak secara langsung berhbungan
dengan berkembangnya hipertensi.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
a. Hipertensi Esensial (Primer)
suatu kondisi dimana tidak diketahui tetapi ada beberapafaktor yang dapat
memepengaruhi seperti gen, stress pikiran, ligkungan, obesitas, dan
merokok.

9
b. Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal. Penggunaan
kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.

Penyebab hipertensi yang terjadi pada lansia adalah terjadinya perubahan


seperti :
1) terjadinya penurunan elastisistas dinding aorta

2) katub jantung menjadi tebal dan kaku

3) terjadinya penurunan pada jantung saat memompa darah biasanya 1% setiap


sesudah berumur 20 tahun sehingga berkurangnya atau menurunnya
kontraksi dan volumenyapada jantung.

4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah


Terjadi karena kurangnya efektivitas pebuluh darah untuk mengantarkan
oksigen keseluruh tubuh.

1.2.5 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi (smelzert,2001). Pada saat bersamaan sistem saraf
simpatis merangsang resvon emosi yang menyebbkanvasokontriski.
Vasokonstriksi dapat menyebabkan terjadinya pelepasan renin, dan renin
berubah menjadi angiotensin yang pada gilirannya merangsang aldosteron

10
oleh kontriksi adrenal (smelzert, 2001). Sebagaimana pertimbangan terjadinya
perubahan tekanan darah yang tejadi pada usia lanjut. Perubahan ini meliputi
hialngnya elastisistas jaringan dan dapat menurunkan kemampuan daya
regangpembuluh darah.(Smeltzer, 2001).

Pathway

Etiologi

Merokok, alcohol stress dan emosional obesitas

Merangsang heterokelamin merangsang saraf impuls

hiperinsulirenia

Vasokonstriksi arteri pelepasan asetil kolin perubahan fungsi


Membrane sel

Sirkulasi darah O2 ke merangsang saraf simpatis kalsium intrasel


me
Jaringan terganggu

Jantung bekerja lebih besar sekresi non epinefin tekanan


perifer Untuk menghasilkan energi
pelepasan monoksida dlm
darah me
ke jantung berkurang
HB dan komponen darah
Terikat pada CO2

Vasokontriksi arteri

Suplai darah dan CO2


11
P FR menurun

e
Angiotensin 1 angiontensin II
n
Vasokontriksi perifer pelepasan hidrosfenin
y

12
potensial Na + H2O pe
volume IV

vasokontriksi pembuluh
darah

HIPERTENSI

HIPERTENSI

Fungsi organ me spasme terjadi refleksi

arteri darah ke paru

Energi rangka otak me diameter pembuluh darah mengecil pe tahanan

sirkulasi paru

Kelemahan fisik hambatan aliran kongesti


darah pulmonar

Komplikasi jantung perembesan ca.


Intoleransi aktivitas
alveol

Ventrikel gagal mempompa darah menghambat


darah O2, CO2 yang berasal dari paru

O2 dan CO2 menurun

13
suplai darah Peningkatan retraksi ventrikel kiri dispnea

ke otak menurun
Gangguan pola nafas
hipoksia jaringan otak Peningkatan kekuatan kontri k

metabolisme anerob Hipertrofi ventrikel kiri

pe asam laktat Penurunan curah jantung

Gangguan Gangguan
nyaman nyeri; perfusi jaringan

Tanda Dan Gejala


Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang khas menunujukkan hipertensi.
2 Gejala yang lazim
Disebut gejaa yang lazim pada hipertensi seperti kepala terasa nyeri dan mudah
mengalami kelelahan.
Menurut Rokhaeni ( 2001 ), menurutnya gejala yang muncul pada penderita
hipertensi seperti : kepalaterasa sakit, kaku kuduk, mudah lelah, gelisah, dan juga
dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kesadaran.
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
a. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg 2.
b. Sakit kepala
c. Pusing / migraine
d. Rasa berat ditengkuk
e. Penyempitan pembuluh darah
f. Sukar tidur
g. Lemah dan lelah
h. Nokturia
i. Azotemia
j. Sulit bernafas saat beraktivitas

14
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
1) Pemeriksaan yang segera seperti :

a.Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengindikasikan terjadinya:


hipokoagulabilitas, anemia.
b. Blood Unit Nitrogen/kreatinin:untuk mengetahui faal ginjal.
c. Glukosa: penyebab terjadinya diabetes militus yang umum terjadi.
d. Kalium serum: mengindikasikan adanya aldosteron.
e. Kalsium serum : untuk melihat kadar kalsium.
f. Kolesterol dan trigliserid serum : untuk melihat adanya plak ateromatosa ( efek
kardiovaskuler )
g.Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan
hipertensi
h.Kadar aldosteron urin/serum : untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab)
i. Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
j. Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
k. Steroid urin : Kenaiakan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
l.EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel
kirataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola regangan, dimana luas,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
m.Foto dada: untuk melihat apakah ada pembengkakan pada jantung dan paru.

2) Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang
pertama ) :
a. IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal / ureter.
b. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal, perbaikan
ginjal.
d. (USG) untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien.

15
Komplikasi
Efek pada organ :
2. Otak
a) Pemekaran pembuluh darah
b) Perdarahan
c) Kematian sel otak : stroke
3. Ginjal
a) Malam banyak kencing
b) Kerusakan sel ginjal
c) Gagal ginjal
4. Jantung
a) Membesar
b) Sesak nafas (dyspnoe)
c) Cepat lelah
Penatalaksanaan
1. Terapi farmakologis.

a. Captopril

b. Amlodipine

c. Nicardipine

d. nifedipine

2. Terapi non farmakologis.


Penatalaksanaan non farmakologis untuk penderita hipertensi meliputi :
a. Tehnik Biofeedback
Penerapan cara ini untuk mengatasi gangguan samtomatik seperti nyeri
kepaladan migren.
b. Tehnik relaksasi nafas dalam
Cara ini agar dapat membuat pasien merasa rilexs dan dapat juga untuk
menurunkan tekanan darah serta dapat mengurangi rasa nyeri. Pemberian
penkes kepada pasien dengan cara menjelaskan dan mengajarkan bagaimnan
teknik relaksasi nafas dalam serta manfaat dan tujuannya untuk dapat
menurunkan tekanan darah dan mengurrangi rasa nyeri tanpa
harusmenggunakan terapi obat farmakologi.Pemberian terapi ini dilakukan

16
sebanyak 23 kali dalam sehari selama 3 hari.
Pengkajian Keperawatan
a. Aktivitas / istirahat
Gejala :
- Kelemahan

- Letih

- Napas pendek

- Gaya hidup monoton

Tanda :

- Frekuensi jantung meningkat

- Perubahan irama jantung

- Takipnea
b. Sirkulasi
Gejala :- Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup
penyakit serebrovaskuler
Tanda :
- Kenaikan TD

- Nadi : denyutan jelas

- Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia

- Bunyi jantung : murmur

- Distensi vena jugularis

- Perubahan warna kulit


- Suhu dingin ( vasokonstriksi perifer )
- Pengisian kapiler mungkin lambat.

c. Integritas Ego

Gejala: - Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah.


Tanda :

17
- Letupan suasana hati

- Gelisah

- Penyempitan kontinue perhatian

- Tangisan yang meledak

- otot muka tegang ( khususnya sekitar mata )

- Peningkatan pola bicara


d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat
penyakit ginjal )
e. Makanan / Cairan
Gejala :
- Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
lemak dan kolesterol

- Mual

- Muntah

- Riwayat penggunaan diuretik


Tanda :
- BB normal atau obesitas

- Edema

- Kongesti vena

- Peningkatan JVP
- glikosuria
f. Neurosensori
Gejala :
- Keluhan pusing / pening, sakit kepala

- Episode kebas

- Kelemahan pada satu sisi tubuh

18
- Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )
- Episode epistaksis
Tanda :
- Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau
memori ( ingatan )

- Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman


- Perubahan retinal optik

g. Nyeri/
ketidaknyamanan
Gejala :
- nyeri hilang timbul pada tungkai

- sakit kepala oksipital berat


- nyeri abdomen
h. Pernapasan

Gejala :

- Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas

- Takipnea

- Ortopnea

- Dispnea nocturnal proksimal

- Batuk dengan atau tanpa sputum

- Riwayat merokok
Tanda :
- Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan

- Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )


- Sianosis
i. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : Episode parestesia unilateral transien

19
j. Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala :
- Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,
DM , penyakit serebrovaskuler, ginjal

- Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain


- Penggunaan obat / alcohol
Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan Agen Pencedera Fisiologis

2.Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,

vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan


kebutuhan oksigen

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses


penyakit

2.1.12. Intervensi

RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Perencanaan Keperawatan
Keperawatan SLKI SIKI

1 2 3

20
Nyeri akut ( D. Tingkat nyeri menurun ( Manajemen Nyeri ( I.08238 )
0077) L.08066) Observasi
Penyebab : dengan kriteri hasil : a.Identifikasi
1.Agen Pencedera a.Tidak mengeluh nyeri lokasi,karakteristik,durasi,fre
Fisiologis. b. Tidak meringis kuensi,kualitas,intensitas
2. Agen c. Tidak nyeri
Pencedera bersikap b.Identifikasi skala nyeri
Kimiawi. protektif c.Identifikasi respon nyeri non
3. Agen pencedera d. Tidak gelisah verbal.
Fisik e.Kesulitan tidur d. Identifikasi faktor yang
Gejala Dan menurun memperat dan memperingan
Tanda Mayor : f.Frekuensi nadi nyeri
1. Mengeluh membaik e. Identifikasi pengetahuan
Nyeri g.Melaporkan nyeri dan keyakinan tentang nyeri
2. Tampak terkontrol f. Identifikasi pengaruh budaya
Meringis h.Kemampuan terhadap respon nyeri.
3. Bersikap mengenali onset nyeri g. Identifikasi pengaruh
[rptektif meningkat nyeri terhadap kualitas
4. Gelisah hidup
5. Frekuensi h.Monitor keberhasilan terapi
nadi komplementer yang sudah
meningkat diberikan
i.Monitor efek samping
penggunaan analgetik.
Terapeutik
a.Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(mis: tens, hipnosis, akupresure,
terapi musik, terapi pijat, aroma
terapi, relaksasi, kompres
hangat/dingin, terapi bermain.
b.kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (suhu
ruangan, pencahayaan,

21
kebisingan.)
c.fasilitasi istirahat dan tidur
d.pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredahkan nyerinya
Edukasi
n.Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
o.Jelaskan strategi meredakan
nyeri
p.Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
q.Anjurkan menggunakan
analgetiksecara tepat
r.Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
k.Kolaborasi pemberian dosis
dan jenis analgesik, sesuai
indikasi
j.Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat dingin, terapi
bermain
k.Kontrol lingkungan yang

22
memperberat rasa nyeri (mis.
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
l.Fasilitasiistirahat dan tidur
m.Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
n.Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
o.Jelaskan strategi meredakan
nyeri
p.Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
q.Anjurkan menggunakan
analgetiksecara tepat
r.Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
s.Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

Penurunan curah Perawatan jantung ( I.02075)


Jantung.(0008) Curah Jantung meningkat ( Observasi
Penyebab L.02008) dengan 1.Identifikasi tanda/gejala
1. Perubahan kriteria hasil : primer penurunan curah
irama 1. Kekuatan nadi jantung (meliputi dipsnea,
jantung. perifer meningkat kelelahan, edema,ortopnea,
2. Perubahan 2. Palpitasi menurun paroxysmal nocturnal
frekuensi 3. Brakikardia menurun dyspnea,peningkatan CVP

23
jantung. 4.Takikardia menurun 2.Monitor tekanan darah
3. Perubahan 5.Gambaran EKG aritmia 3.Monitor saturasi oksigen
kontraktili menurun 4.Monitor keluhan nyeri dada
tas 6.Lelah menurun 5.Monitor EKG 12 sadapan
4. Perubahan 6.Monitor aritmia
preload 7.Edema menurun
Terapeutik
5. Perubahan 8.Dipsnea menurun
afterload 9.Oliguria menurun 1. Posisikan pasien semi-fowler
atau fowler dengan kaki
kebawah atau posisi nyaman

2. Berikan diet jantung yang


sesuai (mis. Batasi asupan
kafein, natrium, kolestrol,
dan makanan tinggi lemak)

3. Gunakan stocking elastis


atau pneumatik intermiten,
sesuai indikasi

4. Fasilitasi pasien dan


keluarga untuk modifikasi
hidup sehat
.
5. Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi stres, jika
perlu

6. Berikan dukungan
emosional dan spiritual

7. Berikan oksigen untuk


memepertahankan saturasi
oksigen >94%

8. Gunakan stocking elastis

24
atau pneumatik intermiten,
sesuai indikasi
9. Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk modifikasi
hidup sehat
10. Berikan terapi relaksasi

untuk mengurangi stres,


jika perlu
11. Berikan dukungan
emosional dan spiritual
12. Berikan oksigen untuk
memepertahankan saturasi
oksigen >94%
Edukasi

13.Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi

14.Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap

15.Anjurkan berhenti merokok

16.Ajarkan pasien dan


keluarga mengukur berat
badan harian

17.Ajarkan pasien dan


keluarga mengukur intake
dan output cairan harian

Kolaborasi

18.Kolaborasi pemberian

25
antiaritmia, jika perlu

19.Rujuk ke program

26
Intoleransi Toleransi aktifitas Manajemen nyeri (I. 05178)
Aktifitas ( D. meningkat (L.05047)
Observasi
0056 )
Kriteria hasil :
Penyebab
1. Keluhan lelah 1. Identifkasi gangguan fungsi
1.Tirah baring
meningkat tubuh yang mengakibatkan
2.Kelemahan
2. Dispnea saat aktivitas kelelahan.
3.Imobilitas
menurun
4.Gaya hidup 2.Monitor kelelahan fisik dan
3. Dispnea setelah
monoton emosional
aktifitas menurun.
Tanda Mayor
4. Kemudahan
3.Monitor pola dan jam tidur
Subjektif
melakukan aktifitas
1.Mengeluh lelah sehari hari meningkat. 4.Monitor lokasi dan
Objektif 5. Tekanan darah ketidaknyamanan selama
1.frekuensi menbaik melakukan aktivitas
jantung
meningkat >20% Terapeutik
dari kondisi sehat
5.Sediakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus (mis.
cahaya, suara, kunjungan)

6.Lakukan rentang gerak


pasif dan/atau aktif

7.Berikan aktivitas
distraksi yang
menyenangkan

27
Defisit Tingkat pengetahuan Edukasi Kesehatan ( I.12383 )
Pengetahuan ( meningkat( L.12111 ) Observasi
D.0111 ) Kriteria Hasil : 1. Identifikasi kesiapan dan
Penyebab : 1.Perilaku sesuai anjuran kemampuan menerima informasi
1.Keterstasan meningkat 2.Identifikasi faktor faktor yang
kognitif 2. Kemampuan dapat meningkatkan dan
2.Gangguan menjelaskan pengetahuan menurunkan motivasi perilaku
fungsi kognitif tentang penyakit hidup bersih dan sehat.
3.Kekeliruan yang di derita meningkat Teraupetik
mengikuti anjuran 3. Pertanyaan tentang 1. Sediakan materi dan
4.Kurang terpapar masalah media pendidikan tentang
informasi penyakit Hipertensi
5.Kurang minat 2.Jadwalkan pendidikan
dalam belajar kesehatan sesuai kesepakatan
5. Kurang mampu 3.Berikan kesempatan untuk
mengingat. bertanya
Ketidaktahuan Edukasi
menemukan 1.Jelaskan faktor resiko yang
sumber informasi. dapat mempengaruhi kesehatan.
2.Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
3.Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat

28
Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah


direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah
tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat dan bukan atas
petunjuk petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan
yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan
lain (Mitayani, 2009)

Evaluasi

Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan,


dimana perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan diri ibu dan
menilai sejauh mana masalah ibu dapat diatasi. Di samping itu, perawat juga
memberikan umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan yang ditetapkan belum
tercapai sehingga proses keperawatan dapat dimodifikasi (Mitayani, 2009)

29
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

1. Identitas Klien

Nama : Ny N
Tempat/tgl lahir : Merauke, 08 Mei 1968
Umur : 53 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Sudah Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jln Cikombong
Tanggal Masuk : 26 Juli 2021
Sumber Informasi : Pasien Sendiri dan keluarga
Keluarga terdekat yang dapat dihubungi ( Orang tua/wali, DLL)
Nama : Tn. D
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jln Cikombong
Diagnosa Medis : Hipertensi
Tanggal Pengkajian : 26 Juli 2021

2. Status Kesehatan Saat Ini


1. Alasan kunjungan/keluhan utama

Sakit kepala dan kaku kuduk sejak tadi malam.

2. Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini


Pasien mengatakan kepalanya terasa sakit dan kaku kuduk seperti di
timpa beban berat sejak tadi malam, skala nyeri 8. Pasien tampak
meringgis, Pasien tampak memengangi kepalanya, Pasien tampak cemas

30
dengan sakitnya, pasien bertanya-tanya dengan sakitnya, klien mengatakan
tidurya terganggu, tidur Pasien tampak terganggu.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien mengatakan mempunyai riwayat sakit darah tinggi sejak


mengandung anak yang bungsu beberapa tahun yang lalu.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

GENOGRAM

Pasien

Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: Pasien
X : meninggal

31
5. Pola Aktivitas Sehari-hari

SEBELUM SAKIT SELAMA SAKIT


1.Pola Nutrisi
dan Cairan º Frekuensi makan porsi/hari º Frekuensi makan : 1-2
: porsi/hari
2 kali sehari º Intake cairan : 5 – 6
° Intake cairan : 8 gelas/hari gelas
º Diet : Tidak ada º Diet : RG (rendah
º Makanan pantangan : tidak garam)
ada ° Makanan pantangan:
º Nafsu makan: Normal Tidak Ada
º Perubahan BB 3 bulan º Nafsu makan: Normal
terakhir Tidak ada º Perubahan BB 3 bulan
º Keluhan yang ter khir tidak ada
dirasakan/kelainan : Tidak °Tidak ada Keluhan yang
ada dirasakan/kelainan :
Tidak ada
2. Pola
Eliminasi

a. BAB
a. BAB
° Frekuensi: 2 x sehari
° Frekuensi : 2x sehari
° Waktu : Pagi dan sore
°Waktu: Pagi dan sore
° Warna : Kuning
° Warna: Kuning
° Konsistensi: Lunak
° Konsisntensi: Lunak
b. BAK
b. BAK
° Frekuensi: 3 x sehari
° Frekuensi : 3x sehari
° Waktu : pagi, siang dan
° Waktu: Pagi,siang, dan
1.Pola Tidur malam
dan malam
Istirahat
° Waktu tidur ( jam ): 8 jam
° Waktu tidur ( jam ): 5-6 j
° Kebiasaan pengantar tidur
° kebiasaan sebelum tidur
: Berdoa
: Berdoa
°Kesulitan dalam hal tidur:
° Kesulitan dalam hal
Tidak ada

32
°Sering/ terbangun : Tidak tidur:
ada Agak gelisah
° Merasa tidak puas setelah ° Sering/ terbangun : iya
bangun tidur : Puas ° Merasa tidak puas
2. Pola Latihan
setelah bangun tidur :
Dan Aktivitas
kurang puas

° Olahraga
Jenis : Tidak Ada
° Olahraga
Frekuensi : Tidak ada
Jenis : Tidak Ada
° Kegiatan diwaktu luang :
Frekuensi : Tidak ada
Berjualan dikios
° Kegiatan diwaktu luang :
° Kesulitan / keluhan dalam
hal Tidak ada
Pergerakan tubuh : Tidak ° Kesulitan / keluhan dalam
ada hal Pergerakan tubuh :
Tidak ada
° Mandi : Mandiri
° Mandi : Mandiri
°Mengenakan pakaian :
Mandiri °Mengenakan pakaian :
Mandiri

3. Data ° Bersolek : Tidak Ada


° Bersolek : Tidak Ada
Lingkungan °Berhajat : Mandiri
° Berhajat : Mandiri

° Kebersihan : Lingkungan
tempat tinggalnya bersih ° Kebersihan :
4. Data
Psikososial ° Bahaya : Tidak ada bahaya Lingkungan tempat
° Polusi : Tidak ada polusi tinggalnya bersih
° Bahaya : Tidak ada
bahaya
° Polusi : Tidak ada polusi
° Hal yang dipikirkan saat

33
ini :

Keadaan selalu baik dan ° Hal yang dipikirkan saat


sehat ini : Pasien mengatakan
saat ini ingin cepat
sembuh dan segera
pulang kerumah

° Harapan setelah menjalani ° Harapan setelah


perawatan : Pasien ingin menjalani perawatan :
sembuh total dan dapat Pasien ingin sembuh
beraktivitas seperti total dan dapat
biasanya beraktivitas seperti
biasanya

° Kesan terhadap perawat :


° Kesan terhadap perawat :
Pasien percaya kepada
Perawat adalah penolong.
perawat tentang
kesembuhannya

° Suasana hati
Pasien mengatakan
° Suasana hati
cemas dengan kondisi
Sering marah marah
sakitnya.
karena
Kelakuan anaknya
° Rentang perhatian :
° Rentang perhatian : Pasien
Pasien cukup perhatian
kurang memperhatikan
terhadap kondisi
kesehatannya
kesehatannya saat ini.
° Hubungan / komunikasi
Baik
° Hubungan / komunikasi
Baik
° Kesulitan dalam keluarga

° Kesulitan dalam keluarga Hubungan orang tua :


baik
Hubungan orang tua : baik
Hubungan sanak
Hubungan sanak keluarga :

34
baik keluarga : baik

Hubungan perkawinan :
baik Hubungan perkawinan :
baik
° Siapa atau apa sumber ° Siapa atau apa sumber
kekuatan : Keluarga kekuatan : Keluarga dan
Yang Maha Kuasa
dan Yang Maha Kuasa

6. Pemeriksaan Fisik

1. Pengkajian Fisik Umum


a. Tingkat Kesadaran : Composmentis GCS; 15 E; 4, M; 6, V; 5
b. Keadaan Umum : Lemah
c. Tanda – Tanda Vital :
TD : 170/100 mmHg
N: 110 x/menit
S: 37 C̊
RR: 21x/menit
d. BB : BB :60 Kg
TB : 150 CM
2. Pemeriksaan Head To Toe
a. Kepala : Bentuk bulat, rambut hitam ubanan, kulit kepala bersih, rambut
tebal dan merata.

b. Mata : Mata kanan dan kiri tampak simetris, reaksi terhadap cahaya baik,
conjunctiva merah muda, sclera putih, fungsi penglihatan normal, operasi
tidak pernah, alat bantuan yang digunakan tidak ada, kelainan yang
ditemui tidak ada

c.Hidung : Reaksi alergi tidak ada, reaksi terhadap alergi tidak ada, sinus tidak
ada, tidakada pembengkakan, tidak ada perdarahan. .

35
d. Mulut/ tenggorokan : bibir lembab dan berwarna merah muda, mukosa mulut
lembab, tidak ada stomatitis, tonsil tidak ada, palatum ada, kesulitan /
gangguan bersuara tidak ada, kesulitan menelan tidak ada.

e.Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar getih bening

f.Dada / pernafasan
Inspeksi : Bentuk dada norrmocest
Palpasi : Traktil fremitus ada
Perkusi : Lapang paru sonor
Auskultasi : Irama teratur, napas vesikuler, tidak ada suara tambahan
g.Abdomen

Inspeksi : Bentuk perut datar, tidak ada bekas operasi, tidak ada benjolan,
warna kulit sawo matang
Auskultasi : Bising usus 12x/menit

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan


Perkusi : Timpany
h.Genitourinaria : pasien tidak terpasang kateter dan bersih.
i.Ekstremitas : Ekstremitas atas dan bawah kiri dan kanan tampak simetris
j.Kulit : Warna sawo matang, turgor kulit baik kembali ≤ dalam 2 detik,
temperatur normal

7. Hasil Pemeriksaan Penunjang.

Data Hasil Nilai Keterangan


Laboratori NormalNormal
m ; 26/7/
2021/ No
1 Hemoglobin : 11 Hemoglobin : 12,8 Normal
gr/dL gr/dl
2 Cholesterol : 231 ≤ 200 mg/dl Tinggi
mg/dl
3 Asam Urat : 5.8 Perempuan : 6 Normal
mg/dl Laki laki : 7
4 GDS : 130 mg/dL GDS : 70-130 Normal
mg/dL

36
8. Terapi

1. Amlodipin 10 mg Dosis : 1 x 1
2. Paracetamol 500 mg Dosis 3 x 1
3. Simvastatin 10 mg Dosis : 1 x 1

B. Klasifikasi Data

Data Subyektif Data Obyektif

-Pasien mengatakan kepalanya terasa sakit


- Pasien tampak meringgis
- Pasien mengatakan kaku kuduk.
- Pasien tampak memegangi kepalanya
- Pasien mengatakan nyerinya seperti
- Klien nampak bertanya tanya
ditimpa beban berat.
- skala nyeri 8
- Pasien mengatakan nyeri dirasakan
- TD : 170/100 mmHg
sejak tadi malam
- N : 110 x/menit
- Pasien mengatakan tidurnya agak
- S : 37°c
terganggu karena nyeri
- RR : 21 x / menit
- Pasien mengatakan tidak puas dengan
tidurnya

- Klien mengatakan selama ini tidak


pernah ke puskesmas kerena biasanya
sakit kepalanya tidak seperti saat ini

- Klien mengatakan biasannya minum obat

37
yang dibeli dikios kalau sakit kepala

C. Analisa Data

NO Data Masalah Penyebab

1 Ds : Nyeri Akut Agen Pencedera


- Pasien mengatakan
kepalanya terasa sakit sejak
tadi malam
- Pasien mengatakan kaku
kuduk.
- Pasien mengatakan nyerinya
seperti ditimpa beban berat.
- Pasien mengatakan nyeri
dirasakan sejak tadi malam.

Do :
- Pasien tampak meringgis

38
- Pasien tampak memegangi
kepalanya
- Pasien tampak gelisah.
- skala nyeri 8
- TD : 170/120 mmHg
- N : 110x/menit
- RR : 21 x/menit
- S :37, 5 C

Ds : Defisit Kurang Informasi


Pengetahuan
- Pasien mengatakan cemas
dengan
Penyakitnya
DO
- Pasien tampak cemas
- Pasien tampak bertanya-
tanya tengang sakitnya
- Klien mengatakan selama ini
tidak pernah ke puskesmas
kerena biasanya sakit
kepalanya tidak seperti saat
ini

- Klien mengatakan biasannya


minum obat yang dibeli
dikios kalau sakit kepala
- TD : 170/120 mmHg
-N : 110x/menit

D. Rencana Keperawatan
Nama Pasien : Ny N

NO Diagnosa Tujuan Intervensi


keperawatan

39
1 Nyeri akut Tingkat Nyeri ( Manajemen nyeri
berhubungan L.08066) (I.08338 )
dengan Agen Setelah dilakukan
Pencedera intervensi a. Identifikasi lokasi,
ditandai dengan : keperawatan selama karakteristik durasi,
DS 3 x 24 jam, frekuensi, kualitas,
- Klien diharapkan tingkat intensitas
mengeluh nyeri menurun b. Identifikasi respon
nyeri dengan kriteri hasil : nyeri non verbal
- Klien a.mengeluh nyeri c. Identifikasi faktor
mengeluh menurun yang memperberat dan
tadi malam b. Meringis menurun memperingan nyeri
susah tidur c. Gelisah d..Monitor.keberhasilan
DO menurun terapi komplementer
- Klien d.Kesulitan tidur yang sudah diberikan.
nampak menurun e.. Berikan Tehnik non
meringis e. Frekwensi nadi farmakologis yaitu
- Klien menurun. tehnik relaksasi napas
nampak dalam untuk
gelisah mengurangi nyeri.
- TD : f. jelaskan penyebab
170/100m rasa nyeri
mHg g.Ajarkan tehnik non
- Nadi : 110 farmakologis relaksasi
x/menit napas dalam
h. Anjurkan gunakan
obat analgetik secara
tepat.

2 Defisit
Tingkat Pengetahuan Edukasi Kesehatan (
Pengetahuan b.d
( L.12111 ) I.12383 0
kurang
Setelah dilakukan 1. Identifikasi kesiapan
terpapar informasi
intervensi selama 3 x dan kemampuan

40
24 menerima informasi
jam , maka tingkat 2.Sediakan materi dan
pengetahuan media pendidikan
meningkat, tentang penyakit
Kriteria Hasil : hipertensi
1.Perilaku sesuai 3.Jadwalkan
anjuran pendidikan kesehatan
meningkat sesuai kesepakatan
2. Verbalisasi 4. Berikan kesempatan
minat dalam belajar untuk bertanya
meningkat 5.Jelaskan Faktor
3. Kemampuan resiko Yang dapat
menggambarkan mempengaruhi
pengalaman kesehatan.
sebelumnya yang 6.Ajarkan perilaku
sesuai dengan topik hidup bersih dan sehat.
meningkat
4. Pertanyaan .
tentang masalah
yang dihadapi
menurun
5. Perilaku sesuai
mengetahuan
meningkat

E. Implementasi Keperawatan

No DX Tgl / Jam Implementasi Evaluasi


1 27 /07 / 2021
S:
10.00 wit - Klien
a.Mengidentifikasi mengatakan
kepala masih
lokasi, karakteristik
rasa nyeri
durasi, frekuensi, - Klien
mengatakan
kualitas, intensitas
masih susah

41
Hasil : Nyeri dikepala tidur
dan tengkuk
10. 05 Wit O:
b. Mengidentifikasi -Meringis
terlihak
respon nyeri non
berkurang
verbal - Gelisah
Berkurang
Hasil : Klien nampak
10.07 Wit - TD :
meringis 160/100mmHg
- Nadi : 98 x
c. Mengidentifikasi
/menit
faktor yang A:
- Masalah belum
memperberat dan
teratasi
memperingan nyeri P:
- Intervensi
Hasil : Klien rasa
dilanjutkan
10. 10 Wit nyeri kepala saat
duduk dan rasa ringan
saat tiduran.

d.Mengajarkan dan
menjelaskan mamfaat
tehnik non
farmakologis yaitu
tehnik relaksasi napas
dalam
10. 15 Wit Hasil : Klien mau
mengikuti Gerakan
tehnik napas dalam
yang diajarkan dan
memahami mamfaat
tehnik relassasi napas
dalam
e. Menganjurkan
gunakan obat
analgetik secara tepat.
Hasil : Meganjurkan

42
klien minum obat
paracetamol sesuai
dosis saat nyeri dan
dihentikan saat nyeri
sudah hilang.

2 27 / 07 / 2021

10.20 Wit 1.Menjadwalkan


S:
pendidikan kesehatan - Klien
sesuai kesepakatan mengatakan
Hasil : Jam 10.00 WIT Cemasnya
tgl 27/07/2021 sudah
10.22 Wit 2.Sediakan materi dan berkurang
media pendidikan - Klien
tentang penyakit mengatakan
Hasil : Menjelaskan akan berobat
dengan media leafled
ke puskesmas
10.25 Wit
3.Mengidentifikasi bila sakit
kesiapan dan
- Klien
kemampuan menerima
mengatan akan
informasi
mengikuti
10.27 Wit pendidikan
4.Menjelaskan Faktor
kesehatan yang
resiko Yang dapat
sudah
mempengaruhi
diberikan
kesehatan.
O:
Hasil : Klien
- Klien nampak
memahami penjelasan
senang dan
10.30 Wit faktor resiko
puas dengan
Hipertensi
penkes yang
5.Mengajarkan perilaku
diberikan
hidup bersih dan sehat
- Rasa cemas

43
hipertensi tampak
Hasil : Klien mau berkurang
melakukan hidup A: - Masalah
10.35 Wit
bersih dan sehat teratasi
P : - Intervensi
10.40 Wit
Dilanjutkan.
6.Memberikan
kesempatan
untuk bertanya
Hasil : Klien bertanya
tentang penyakitnya.

F. Catatan Perkembangan

No Tgl / Jam Implementasi Evaluasi


DX
1 28/07 / 2021 S:
- Klien
10.00 wit mengatakan
a.Mengidentifikasi lokasi, nyeri sudah
berkurang.
karakteristik durasi,
- Klien
frekuensi, kualitas, mengatakan
tidur kurang
intensitas
gelisah
Hasil : Nyeri dikepala dan O:
10. 05 Wit - Klien nampak
tengkuk
tidak meringis
b. Mengidentifikasi respon - Klien Tidak
gelisah
nyeri non verbal
- TD : 140/90
Hasil : Klien nampak tidak mmHg
- Nadi : 80x /
meringis
10.07 Wit menit

A:
c. Mengidentifikasi faktor
- Masalah belum
yang memperberat dan teratasi
memperingan nyeri
P :
Hasil : Klien mengatakan - Intervensi
10. 10 Wit dilanjutkan

44
nyeri kepala saat duduk
berkurang.

d.Mengontol tehnik non


farmakologis yaitu tehnik
relaksasi napas dalam yang
s
10. 15 Wit disarankan.
Hasil : Klien melakukan
tehnik napas dalam yang
diajarkan
e. Menganjurkan gunakan
obat analgetik secara tepat.
Hasil : Meganjurkan klien
minum obat paracetamol
sesuai dosis saat nyeri dan
dihentikan
29 /07 / 2021 S:
- Klien
10.00 wit mengatakan
a.Mengidentifikasi lokasi, nyeri sudah
berkurang
karakteristik durasi, - Klien
frekuensi, kualitas, mengatakan
tidur tidak
intensitas gelisah
Hasil : Nyeri dikepala dan O:
- Klien nampak
tengkuk sudah hilang.
10. 05 Wit tidak meringis
- Klien Tidak
gelisah
b. Mengidentifikasi respon - TD : 140/90
nyeri non verbal mmHg
- Nadi : 88 x /
Hasil : Klien nampak menit
10.07 Wit tidak meringis.
A:
- Masalah
c. Mengidentifikasi faktor teratasi
yang memperberat dan P :
memperingan nyeri - Intervensi
dihentikan

45
Hasil : Klien mengatakan
10. 10 Wit
tidak nyeri kepala lagi saat
duduk

d.Menyarankan untuk tetap


melakukan tehnik non
farmakologis yaitu tehnik
relaksasi napas dalam dua
kali sehari secara rutin saat
mau tidur malam dan saat
10. 15 Wit bangun pagi.
Hasil : Klien mau
mengikuti saran yang
diberikan.
e. Menganjurkan gunakan
obat analgetik secara tepat.
Hasil : Meganjurkan klien
minum obat paracetamol
sesuai dosis saat nyeri dan
dihentikan

46
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Analisa Kasus Terkait Teori


Asuhan keperawatan pada Ny.N dengan diagnosa Hipertesi, dilakukan sejak
tanggal 26-29 Juli 2021. Pasien datang ke Puskesmas Kelapa Lima pada tanggal
26 Juli 2021, pada saat pengkajian pada tanggal 26 Juli 2021 keluhan utama
pasien mengatakan kepalanya terasa sakit, kaku pada kuduk seperti ditimpa beban
berat.
Masalah keperawatan yang pertama adalah Nyeri akut berhubungan dengan
Agen pencederaa. Dari hasil pengkajian pasien mengatakan kepalanya terasa sakit
dan kaku kuduk seperti di timpa beban berat , nyeri dirasakan sejak tadi malam,
skala nyeri 8. Sehubungan dengan masalah keperwatan Nyeri akut penulis tertarik
melakukan teknik relaksasi nafas dalam dengan menghirup udara dari hidung dan

dikeluarkan melalui mulut untuk mengurang rasa nyeri dan menurunkan tekanan
darah menurut jurnal (Rini Tri Hastuti, 2016).
Penyakit hipertensi merupakan gejala peningkatan tekanan darah yang
kemudian berpengaruh pada organ yang lain, seperti stroke untuk otak atau
penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah untuk pembuluh darah jantung
dan otot jantung. Penyakit ini menjadi salah satu masalah utama dalam ranah
kesehatan masyarakat di Indonesia maupun di dunia (Ardiansyah, 2012).
Masalah Masalah keperawatan kedua yaitu : Defisit pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, pasien mengatakan cemas
dengan kondisi sakitnya dan menanyakan tentang penyakitnya.
Dari hasil penelitian Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rini Tri
Hastuti (2016) penurunan tekanan darah dengan menggunakan teknik relaksasi
nafas dalam (Deef Breathing) pada pasien hipertensi di Puskesmas Bendosari
Kabupaten Sukoharjo, hiperten si sering kali disebut sebagai pembunuh gelap
(Sillent Killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan
gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi peneitanya (Wolf, 2016).
Dari hasil penelitian melakukan penatalaksanaan nonfarmakologi salah satu
tindakan yang dapat diberikan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi adalah teknik relaksasi nafas dalam, dimana terapi relaksa si ini dapat
dilakukan secara aman , relative mudah dilakukan dan tidak membutuhkan waktu
47
lama dan dapat juga mengurangi dampak buruk dari terapi farmakologis bagi
penderita hipertensi. Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk
asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara
maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat
menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzerdan
Bare, 2002).
Menurut National Safety Council Bahwa teknik relaksasi nafas dalam saat ini
masih menjadi metode relaksasi yang termudah. Metode ini mudah dilakukan
karena pernafasan itu sendiri merupakan tindakan yang dapat dilakukan secara
normal tanpa perlu berfikir atau merasa ragu. Sementara Smeltzer dan Bare
(2002) menyatakan bahwa tujuan dari teknik relaksasi nafas dalam adalah untuk

meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi


paru, meningkatkan efisiensi batuk mengurangi stress baik stress fisik maupun
emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.
Sedangkan manfaat yang dapat dirasakan oleh klien setelah melakukan teknik
relaksasi nafas dalam adalah dapat menghilangkan nyeri, ketenteraman hati, dan
berkurangnya rasa cemas.

B. Analisis Kasus Sesuai dengan Kelolaan


Tingginya penderita hipertensi di Provinsi Papua khususnya di Puskesmaa
Kelapa Lima. Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia,
Dalam beberapa decade terakhir, risiko tekanan darah tinggi telah meningkat
karena penurunan gaya hidup sehat. Manajemen nyeri merupakan salah satu cara
yang digunakan dibidang kesehatan sebagai salah satu mengurangi nyeri seperti
yang telah di terapkan oleh mahasiswa dengan melakukan teknik relaksasi nafas
dalam dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi rasa nyeri menurut
jurnal (Rini Tri Hastuti, 2016). Jika penatalaksanaan nonfarmakologis tidak
berhasil maka dilanjutkan denngan terapi farmakologi untuk mengurangi rasa
nyeri dan menurunkan tekanan darah. Setelah dilakukan penelitian selama 3 hari
bahwa teknik relaksasi nafas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan menurunkan
tekanan darah pada pasien.

48
C. Alternatif Pemecahan Masalah
Kolaborasi antara pasien dengan tenaga kesehatan khususnya perawat dalam
memberikan pelayanan kesehatan akan meminimalkan masalah keperawatan yang
muncul pada pasien degan Hipertensi. Sosialisasi oleh perawat tentang terapi
nonfarmakologi dengan menggunakan teknik relaksasi nafas dalam untuk
menurunkan tekanan darah dan dapat mengurangi rasa nyeri sangat diperlukan karena
berhubungan dengan kenyamanan pasien, sehingga dapat di terapkan oleh perawat
secara langsung kepada pasien untuk meningkatkan asuhan keperawatan yang lebih
efektif dan efisisen.

49
BAB V
PENUTUP

Penutup

Setelah penulis melakukan Pengkajian, Pemeriksaan fisik, Penentuan


diagnosa, Perencanaan, Implementasi, Evaluasi dan Dokumentasi tentang Asuhan
Keperawatan hipertensi pada Ny. N dengan tehnik relaksasi nafas di Puskesmas
Kelapa Lima Merauke, maka penulis menarik kesimpulan dan memberikan saran
sebagai berikut :

1. Kesimpulan

Pada hasil pengkajian pada Ny.N dengan hipertensi sama dengan yang
terdapat dikonsep teori. Hasil pengakajiannya yaitu : pasien ke Puskesmas diantar
oleh keluarga dengan keluahan kepala terasa sakit, kaku pada kuduk seperti di
timpa beban berat di sertai dada yang berdebar-debar, TD: 170/110 mmHg, N:
110x/menit, S: 37 C, R: 21 x/menit. Dalam menegakkan diagnosa didasarkan
pada masalah yang muncul pada kasus,maka dua diagnosa yang muncul yaitu :

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera Fisiologis

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi


Diagnosa yang diprioritaskan pada Ny. N dengan hipertensi yaitu: Nyeri akut
berhubungan dengan Agen pencedera.. Rencana Asuhan Keperawatan yang
dilakukan pada Ny. N.dengan kasus Hipertensi dengan tehknik relaksasi nafas
dalam berdasarkan diagnosa utama yaitu :
a) Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktorpresipitasi.

b) Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.

c) Mengunakan teknik relaksasi nafas dalam seperti menganjurkan pasien untuk


menarik nafas melalui hidung dan mengeluarkannya lewat mulutdan di lakukan
berulang hingga mengurangi rasa nyeri.

d) Mengkaji faktor yang memperberat dan memperingan rasa nyeri.

50
e) Menyarankan klien untuk pengguanaan analgetik secara tepat.

Dalam melakukan Implementasi yang dilakukan pada Ny. N dengan kasus


Hipertensi tidak ditemukan kesulitan, implentasi utama yaitu Melakukan
pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi. Menggunakan teknik relaksasi nafas
dalam seperti : menganjurkan pasien untuk menarik nafas melalui hidung dan
mengeluarkannya lewat mulut dan di lakukan berulang hingga mengurangi rasa
nyeri.

Dalam melakukan Evaluasi yang dilakukan pada Ny. N dengan kasus Hipertensi
teratasi pada hari ketiga perawatan. Yang dimana ada 3 evaluasi di setiap
diagnosa keperawatan yaitu:

a) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral,


berdasarkan evaluasi pada hari ketiga yaitu: pasien mengatakan kepalanya
tidak terasa sakit lagi, pasien tapak rilexs, TD: 140/90 mmHg, N : 88
x/menit, S: 37, C.

c) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang


proses penyakit berdasarkan evaluasi pada hari ke tiga yaitu: pasien
mengatakan sudah mengerti dengan sakitnya, pasien sudah tidak bingung
dan cemas lagi.
2. Saran
Diharapkan digunakan sebagai dasar pengembagan manajemen asuhan
keperawatan
dan membantu pelayanan asuhan keperawatan.
1.Bagi Pasien
Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang proses Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dengan Teknik Relaksasi Nafas
Dalam.

51
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapakan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya
dibidang Keperawatan Medikal Bedah .
3. Bagi penulis.
Diharapkan memberikan pengetahuan dan memperkaya pengetahuan bagi
penulis dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada pasien
Hipertensi sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Program
Profesi Ners Di Poltekkes Kemenkes Jayapura.

52
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta,
EGC, Hamzah, www.wikicek.com : Ensiklopedia Artikel Indonesia, Surabaya
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC,
Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford:
Oxford University Press
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Edisi 1
Tahun 2017.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1
cetakan keII tahun 2018.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standat Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan
II tahun 2019
Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta
Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,

53
Lampiran 1

n Tanggal kegiata p
o /jam n a
r
a
f
1 24 Juni 2021
Jam : 13.58 Konsultasi judul Kian
wit
2 26 Juni 2021 Konsulta
Jam : 14.47 si Bab 1
wit Kian
3 30 Juli 2022 Konsulta
Jam : 20. 40 si Bab 2
wit kian
4 9 Agustus Konsulta
2022 wit si Bab 3,
Bab 4
dan Bab
5 Kian
5 13 Agustus Konsunt
2022 asi Kian
Jam : 17.31 Lengkap
wit

54

Anda mungkin juga menyukai