( KIAN )
JUDUL :
OLEH:
YULIANA LAMBAN
NIM : P07120920056
OLEH :
YULIANA LAMBAN
NIM : P07120920056
OLEH :
YULIANA LAMBAN
NIM : P07120920056
Pembimbing :
Mengetahui,
Ketua Prodi Profesi Ners
Dengan memanjatkan Puji dan syukur kepada yang Maha Maha Kuasa karena telah
memberikan segala kesempatan, kemampuan, kekuatan dan kelancaran serta petunjuk
dalam setiap usaha yang saya lakukan, sehingga saya mampu menyelesaikan kasus
karya ilmiah ners yang berjudul “Asuhan Keperawatan Hipertensi Pada Ny. N Dengan
Tenik Relaksasi Nafas Dalam Di Puskesmas Kelapa Lima Merauke Tahun 2021.
Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Agatha Futunanembun, AMP selaku kepala Puskesmas Kelapa Lima
2 Bapak Dr. Arwam Hermanus M.Z , S.E., M.Kes., D.Min Direktur Politeknik
kesehatan Kemenkes Jayapura.
3. Ibu Dr. Nouvy Helda Waroi, S.Kep.,Ns., MPH selaku Ketua Jurusan Keperawatan
4. Ibu Blestina Maryorita, S.Kep., Ns., MSN., M.Si selaku Ketua Program Studi Ners
dan pembimbing saya dalam menyelesaikan KIAN ini.
5. Semua Dosen Poltekkes Kemenkes Jayapura Prodi Ners Yang tidak dapat saya
sebutkan namanya satu per satu.
6.Suami dan anak anakku yang tercinta yang selalu ada memberikan bantuan
semangat dalam menyelesaikan pendidikan saya.
7.Terimakasih untuk adekku Purwaningsih,S.Kep, Vina Erviana,S. Kep Atas bantuan
dan kerjasamanya selama dalam proses pendidikan dan Rekan Sejawat di
Puskesmas Kelapa Lima atas pengetian dan kerjasamanya.
Semua ini tidak bisa saya selesaikan tanpa dukungan, motivasi dari kalian, Kiranya
Tuhan Selalu membalas Semua kebaikan Kalian.
Saya penyusun menyadari bahwa laporan kasus karya ilmiah akhir ners ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca. Semoga Tuhan Selalu menyertai kita semua.
( Yuliana Lamban,S.Kep )
i
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
TAHUN AJARAN 2021
ABSTRAK
ii
NERS PROFESSIONAL EDUCATION STUDY PROGRAM
KEMENKES JAYAPURA HEALTH SCIENCE
essay, August 2021
ABSRACT
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
Abstrak.....................................................................................................................ii
BAB I
Latar belakang...........................................................................................................1
Rumusan masalah......................................................................................................2
Tujuan........................................................................................................................2
Manfaat......................................................................................................................3
BAB II
Konsep Teori.............................................................................................................5
BAB III
Klarifikasi Data........................................................................................................29
Analis Data...............................................................................................................29
Rencana keperawatan...............................................................................................30
Implementasi keperawatan........................................................................................33
Catatan keperawatan.................................................................................................39
BAB IV
BAB V
Penutup.......................................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................52
Lampiran...................................................................................................................53
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar belakang
1
Berdasarkan data rekam medis dari Puskesmas Kelapa Lima untuk bulan Januari-Mei
2021 terdapat 174 pasien yang mengalami hipertensi. Oleh karena itu tingginya angka
jkkhipertensi maka karya ilmiah ners ini di tulis untuk menerapkan asuhan keperawatan
pada pasien Hipertensi Dengan Teknik Relaksasi Nafas Dalam di Puskesmas Kelapa
Lima Merauke tahun 2021. Dan juga sebagai salah satu pembagian tugas KIAN (Karya
Ilmiah Akhir Ners) di matakuliah Medical Bedah.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rini Tri Hastuti (2016) penurunan
tekanan darah dengan menggunakan teknik relaksasi nafas dalam (Deef Breathing) pada
pasien hipertensi di Puskesmas Bendosari Kabupaten Sukoharjo, hipertensi sering kali
disebut sebagai pembunuh gelap (Sillent Killer), karena termasuk penyakit yang
mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagaiperingatan bagi
peneitanya (Wolf, 2016). Dari semua penelitian ini dengan melakukn penatalaksanaan
nonfarmakologi merupakan salah satu cara dengan menuggunakan tenik relaksasi nafas
dalam agar dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi rasa nyeri.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2013) di Desa Pondok
Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo, menyatakan bahwa faktor yang berhubungan
dengan kejadian hipertensi adalah aktifitas fisik dan konsumsi garam yang berlebihan.
(Depkes RI, 2007).
Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk memahami dan lebih mendalami
kasus Hipertensi sebagai tindakan lanjutan KIAN (karya ilmiah akhir ners), sehingga
dapat menerapkan asuhan keperawatan pada pasien Hipertensi Dengan Teknik
Relaksasi Nafas Dalam di Puskesmas Kelapa Lima Merauke Tahun 2021.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah bagaimanakah “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dengan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Di
Puskesmas Kelapa Lima Merauke tahun 2021.
1.1.3. Tujuan
Tujuan umum
Tujuan penulisan karya ilmiah akhir Ners adalah memberikan gambaran
tentang hasil praktek profesi dengan menngaplikasikan Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah pada Pasien Hipertensi Dengan Teknik Relaksasi Nafas Dalam di
Puskesmas Kelapa Lima Merauke tahun 2021.
2
Tujuan khusus
Tujuan khusus dari kaya ilmiah akhir Ners adalah :
1. Mahasiswa mampu memahami konsep secara teoritis pada pasien Hipertensi
Dengan Teknik Relaksasi Nafas Dalam di Puskesmas Kelapa Lima Merauke
tahun 2021.
3
4
Bagi Pasien Hipertensi
Sebagai tambahan informasi dan dapat menambah pengetahuan tentang
penyakit Hipertensi, serta dapat menyikapi dan mengatasi penderita dengan
penyakit Hipertensi.
Bagi Pendidikan
Hasil penulisan karya ilmiah akhir ners ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan khusunya dibidang keperawatan medical bedah
pada pasien Ny. J dengan Hipertensi di Puskesmas Kelapa Lima.
Bagi Penulis
Hasil penulisan karya ilmiah akhir ners ini diharapakan memberikan
pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis dalam memberikan dan
menyusun asuhan keperawatan pada pasien Hipertensi sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan Program Profesi Ners Poltekkes Kemenkes
Jayapura.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Teori
Hipertensi merupakan meningkatnya tekanan darah secara abnormal sehingga
menjadi berbahaya bagi kesehatan yang dimana hipertensi dapat didefenisiskan
sebagai tekanan darah yang tekanan siastoliknya lebih tinggi dari tekanan
diastoik(Kodim Nasrin, 2003 ).
(Smeltzer, 2001). Hipertensi adalah suatu kondisi saat nilai tekanan sistolik ≥140
mmHg atau tekanan diastolic ≥90 mmHg (Dr. yudi garnadi,2012).
Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90
mmHg, sedangkan tekanan darah ≤160/65 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
Tekanan darah diantara normonensi dan hipertensi disebut boordeline hypertension
(garis batas hpertensi). Batasan WHO tersebut tidak membedakan usia dan jenis
kelamin (ns. Wajan juni udjiantti,s.kep.ETN,2010).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalahmeningkatnya tekanan arah secara
abnormal. Hal ini terjai bila arteriole-arteriole kontriksi. Kontriksi ateriole sehingga
mengakibatkan darah terhambat mengalir dan meningkatkan dan melawan dinding
atrei. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan ateri bila berlanjut dapat
menimbulkan kerusakan jantung dn pembuluh dara (Ns. Wajan juni
udjiantti,s.kep.ETN,2010).
6
terletak di dalam rongga dada/cavum thoraxis, dimana rongga dada sendiri dibagi tiga
rongga utama yaitu :
a. Rongga dada kanan (cavum pleura dextra)
b. Rongga dada kiri (cavum pleura sinistra), rongga pleura kiri dan kanan berisi paru-
paru, rongga ini dibatasi oleh pleura visceralis dan parietalis.
c. Rongga dada tengah (mediatinum), rongga mediastinum dan isinya terletakditengah
dada antara rongga dada kanan dan rongga dada kiri,mediastinum dibagi menjadi
bagian anterior, medius, posterior, dan superior.
7
a. Pericardium
Adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil,
membungkus jantung dan pembuluh darah besar.
b. Myocardium
Adalah jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab atas kemampuan
kontraksi jantung.
c. Endocardium
Merupakan lapisan terakhir atau lapisan paling dalam pada jantung.
Klasifikasi
Berdasarkan klasifikasi hipertensi menurut WHO
a. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg
dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg
b. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan
diastolik 91-94 mmHg
c. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan
160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.
Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection and Treatment of
Hipertension adalah :
1. Diastolik
a. < 85 mmHg : Tekanan darah normal
b. 85 – 99 : Tekanan darah normal tinggi
c. 90 -104 : Hipertensi ringan
d. 105 – 114 : Hipertensi sedang
e. >115 : Hipertensi berat
Sistolik (dengan tekanan diastolik 90 mmHg)
f. < 140 mmHg : Tekanan darah normal
g. 140 – 159 : Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi
h. > 160 : Hipertensi sistolik teriisolasi
Krisis hipertensi adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang
mendadak (sistole ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg), pada penderita
hipertensi, yg membutuhkan penanggulangan segera yang ditandai oleh tekanan
8
darah yang sangat tinggi dengan kemungkinan timbulnya atau telah terjadi
kelainan organ target (otak, mata (retina), ginjal, jantung, dan pembuluh darah).
Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat naiknya
tekanan darah. Dibagi menjadi dua:
1. Hipertensi Emergensi
Suatu kondisi dimana untuk segera penurunan tekanan darah deengan
pemberian obat antihipertensi parenteral.
2. Hipertensi urgensi
Suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan darah secara bertahap
tanpa menunjukkan gejala yang khas dan tekanan darah bisa diturunkan dalam
jangka beberapa jam.
Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik
(idiopatik). Hipertensi terjadi karena adanya peningkatan cardiac output atau
peningkatan tekanan perifer. Ada beberapa hal yang dapat
mempengaruhihipertensi:
1. Genetik: Respon neurologi seperti terjadinya stress.
3. Stress Lingkungan.
6. diet :konsumsi diet tinggi garam dan lemak secara langsung berhbungan
dengan berkembangnya hipertensi.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
a. Hipertensi Esensial (Primer)
suatu kondisi dimana tidak diketahui tetapi ada beberapafaktor yang dapat
memepengaruhi seperti gen, stress pikiran, ligkungan, obesitas, dan
merokok.
9
b. Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal. Penggunaan
kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
1.2.5 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi (smelzert,2001). Pada saat bersamaan sistem saraf
simpatis merangsang resvon emosi yang menyebbkanvasokontriski.
Vasokonstriksi dapat menyebabkan terjadinya pelepasan renin, dan renin
berubah menjadi angiotensin yang pada gilirannya merangsang aldosteron
10
oleh kontriksi adrenal (smelzert, 2001). Sebagaimana pertimbangan terjadinya
perubahan tekanan darah yang tejadi pada usia lanjut. Perubahan ini meliputi
hialngnya elastisistas jaringan dan dapat menurunkan kemampuan daya
regangpembuluh darah.(Smeltzer, 2001).
Pathway
Etiologi
hiperinsulirenia
Vasokontriksi arteri
e
Angiotensin 1 angiontensin II
n
Vasokontriksi perifer pelepasan hidrosfenin
y
12
potensial Na + H2O pe
volume IV
vasokontriksi pembuluh
darah
HIPERTENSI
HIPERTENSI
sirkulasi paru
13
suplai darah Peningkatan retraksi ventrikel kiri dispnea
ke otak menurun
Gangguan pola nafas
hipoksia jaringan otak Peningkatan kekuatan kontri k
Gangguan Gangguan
nyaman nyeri; perfusi jaringan
14
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
1) Pemeriksaan yang segera seperti :
2) Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang
pertama ) :
a. IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal / ureter.
b. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal, perbaikan
ginjal.
d. (USG) untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien.
15
Komplikasi
Efek pada organ :
2. Otak
a) Pemekaran pembuluh darah
b) Perdarahan
c) Kematian sel otak : stroke
3. Ginjal
a) Malam banyak kencing
b) Kerusakan sel ginjal
c) Gagal ginjal
4. Jantung
a) Membesar
b) Sesak nafas (dyspnoe)
c) Cepat lelah
Penatalaksanaan
1. Terapi farmakologis.
a. Captopril
b. Amlodipine
c. Nicardipine
d. nifedipine
16
sebanyak 23 kali dalam sehari selama 3 hari.
Pengkajian Keperawatan
a. Aktivitas / istirahat
Gejala :
- Kelemahan
- Letih
- Napas pendek
Tanda :
- Takipnea
b. Sirkulasi
Gejala :- Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup
penyakit serebrovaskuler
Tanda :
- Kenaikan TD
c. Integritas Ego
17
- Letupan suasana hati
- Gelisah
- Mual
- Muntah
- Edema
- Kongesti vena
- Peningkatan JVP
- glikosuria
f. Neurosensori
Gejala :
- Keluhan pusing / pening, sakit kepala
- Episode kebas
18
- Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )
- Episode epistaksis
Tanda :
- Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau
memori ( ingatan )
g. Nyeri/
ketidaknyamanan
Gejala :
- nyeri hilang timbul pada tungkai
Gejala :
- Takipnea
- Ortopnea
- Riwayat merokok
Tanda :
- Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan
19
j. Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala :
- Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,
DM , penyakit serebrovaskuler, ginjal
2.1.12. Intervensi
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Perencanaan Keperawatan
Keperawatan SLKI SIKI
1 2 3
20
Nyeri akut ( D. Tingkat nyeri menurun ( Manajemen Nyeri ( I.08238 )
0077) L.08066) Observasi
Penyebab : dengan kriteri hasil : a.Identifikasi
1.Agen Pencedera a.Tidak mengeluh nyeri lokasi,karakteristik,durasi,fre
Fisiologis. b. Tidak meringis kuensi,kualitas,intensitas
2. Agen c. Tidak nyeri
Pencedera bersikap b.Identifikasi skala nyeri
Kimiawi. protektif c.Identifikasi respon nyeri non
3. Agen pencedera d. Tidak gelisah verbal.
Fisik e.Kesulitan tidur d. Identifikasi faktor yang
Gejala Dan menurun memperat dan memperingan
Tanda Mayor : f.Frekuensi nadi nyeri
1. Mengeluh membaik e. Identifikasi pengetahuan
Nyeri g.Melaporkan nyeri dan keyakinan tentang nyeri
2. Tampak terkontrol f. Identifikasi pengaruh budaya
Meringis h.Kemampuan terhadap respon nyeri.
3. Bersikap mengenali onset nyeri g. Identifikasi pengaruh
[rptektif meningkat nyeri terhadap kualitas
4. Gelisah hidup
5. Frekuensi h.Monitor keberhasilan terapi
nadi komplementer yang sudah
meningkat diberikan
i.Monitor efek samping
penggunaan analgetik.
Terapeutik
a.Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(mis: tens, hipnosis, akupresure,
terapi musik, terapi pijat, aroma
terapi, relaksasi, kompres
hangat/dingin, terapi bermain.
b.kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (suhu
ruangan, pencahayaan,
21
kebisingan.)
c.fasilitasi istirahat dan tidur
d.pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredahkan nyerinya
Edukasi
n.Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
o.Jelaskan strategi meredakan
nyeri
p.Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
q.Anjurkan menggunakan
analgetiksecara tepat
r.Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
k.Kolaborasi pemberian dosis
dan jenis analgesik, sesuai
indikasi
j.Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat dingin, terapi
bermain
k.Kontrol lingkungan yang
22
memperberat rasa nyeri (mis.
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
l.Fasilitasiistirahat dan tidur
m.Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
n.Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
o.Jelaskan strategi meredakan
nyeri
p.Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
q.Anjurkan menggunakan
analgetiksecara tepat
r.Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
s.Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
23
jantung. 4.Takikardia menurun 2.Monitor tekanan darah
3. Perubahan 5.Gambaran EKG aritmia 3.Monitor saturasi oksigen
kontraktili menurun 4.Monitor keluhan nyeri dada
tas 6.Lelah menurun 5.Monitor EKG 12 sadapan
4. Perubahan 6.Monitor aritmia
preload 7.Edema menurun
Terapeutik
5. Perubahan 8.Dipsnea menurun
afterload 9.Oliguria menurun 1. Posisikan pasien semi-fowler
atau fowler dengan kaki
kebawah atau posisi nyaman
6. Berikan dukungan
emosional dan spiritual
24
atau pneumatik intermiten,
sesuai indikasi
9. Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk modifikasi
hidup sehat
10. Berikan terapi relaksasi
13.Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
14.Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap
Kolaborasi
18.Kolaborasi pemberian
25
antiaritmia, jika perlu
19.Rujuk ke program
26
Intoleransi Toleransi aktifitas Manajemen nyeri (I. 05178)
Aktifitas ( D. meningkat (L.05047)
Observasi
0056 )
Kriteria hasil :
Penyebab
1. Keluhan lelah 1. Identifkasi gangguan fungsi
1.Tirah baring
meningkat tubuh yang mengakibatkan
2.Kelemahan
2. Dispnea saat aktivitas kelelahan.
3.Imobilitas
menurun
4.Gaya hidup 2.Monitor kelelahan fisik dan
3. Dispnea setelah
monoton emosional
aktifitas menurun.
Tanda Mayor
4. Kemudahan
3.Monitor pola dan jam tidur
Subjektif
melakukan aktifitas
1.Mengeluh lelah sehari hari meningkat. 4.Monitor lokasi dan
Objektif 5. Tekanan darah ketidaknyamanan selama
1.frekuensi menbaik melakukan aktivitas
jantung
meningkat >20% Terapeutik
dari kondisi sehat
5.Sediakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus (mis.
cahaya, suara, kunjungan)
7.Berikan aktivitas
distraksi yang
menyenangkan
27
Defisit Tingkat pengetahuan Edukasi Kesehatan ( I.12383 )
Pengetahuan ( meningkat( L.12111 ) Observasi
D.0111 ) Kriteria Hasil : 1. Identifikasi kesiapan dan
Penyebab : 1.Perilaku sesuai anjuran kemampuan menerima informasi
1.Keterstasan meningkat 2.Identifikasi faktor faktor yang
kognitif 2. Kemampuan dapat meningkatkan dan
2.Gangguan menjelaskan pengetahuan menurunkan motivasi perilaku
fungsi kognitif tentang penyakit hidup bersih dan sehat.
3.Kekeliruan yang di derita meningkat Teraupetik
mengikuti anjuran 3. Pertanyaan tentang 1. Sediakan materi dan
4.Kurang terpapar masalah media pendidikan tentang
informasi penyakit Hipertensi
5.Kurang minat 2.Jadwalkan pendidikan
dalam belajar kesehatan sesuai kesepakatan
5. Kurang mampu 3.Berikan kesempatan untuk
mengingat. bertanya
Ketidaktahuan Edukasi
menemukan 1.Jelaskan faktor resiko yang
sumber informasi. dapat mempengaruhi kesehatan.
2.Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
3.Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
28
Implementasi
Evaluasi
29
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny N
Tempat/tgl lahir : Merauke, 08 Mei 1968
Umur : 53 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Sudah Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jln Cikombong
Tanggal Masuk : 26 Juli 2021
Sumber Informasi : Pasien Sendiri dan keluarga
Keluarga terdekat yang dapat dihubungi ( Orang tua/wali, DLL)
Nama : Tn. D
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jln Cikombong
Diagnosa Medis : Hipertensi
Tanggal Pengkajian : 26 Juli 2021
30
dengan sakitnya, pasien bertanya-tanya dengan sakitnya, klien mengatakan
tidurya terganggu, tidur Pasien tampak terganggu.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
GENOGRAM
Pasien
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: Pasien
X : meninggal
31
5. Pola Aktivitas Sehari-hari
a. BAB
a. BAB
° Frekuensi: 2 x sehari
° Frekuensi : 2x sehari
° Waktu : Pagi dan sore
°Waktu: Pagi dan sore
° Warna : Kuning
° Warna: Kuning
° Konsistensi: Lunak
° Konsisntensi: Lunak
b. BAK
b. BAK
° Frekuensi: 3 x sehari
° Frekuensi : 3x sehari
° Waktu : pagi, siang dan
° Waktu: Pagi,siang, dan
1.Pola Tidur malam
dan malam
Istirahat
° Waktu tidur ( jam ): 8 jam
° Waktu tidur ( jam ): 5-6 j
° Kebiasaan pengantar tidur
° kebiasaan sebelum tidur
: Berdoa
: Berdoa
°Kesulitan dalam hal tidur:
° Kesulitan dalam hal
Tidak ada
32
°Sering/ terbangun : Tidak tidur:
ada Agak gelisah
° Merasa tidak puas setelah ° Sering/ terbangun : iya
bangun tidur : Puas ° Merasa tidak puas
2. Pola Latihan
setelah bangun tidur :
Dan Aktivitas
kurang puas
° Olahraga
Jenis : Tidak Ada
° Olahraga
Frekuensi : Tidak ada
Jenis : Tidak Ada
° Kegiatan diwaktu luang :
Frekuensi : Tidak ada
Berjualan dikios
° Kegiatan diwaktu luang :
° Kesulitan / keluhan dalam
hal Tidak ada
Pergerakan tubuh : Tidak ° Kesulitan / keluhan dalam
ada hal Pergerakan tubuh :
Tidak ada
° Mandi : Mandiri
° Mandi : Mandiri
°Mengenakan pakaian :
Mandiri °Mengenakan pakaian :
Mandiri
° Kebersihan : Lingkungan
tempat tinggalnya bersih ° Kebersihan :
4. Data
Psikososial ° Bahaya : Tidak ada bahaya Lingkungan tempat
° Polusi : Tidak ada polusi tinggalnya bersih
° Bahaya : Tidak ada
bahaya
° Polusi : Tidak ada polusi
° Hal yang dipikirkan saat
33
ini :
° Suasana hati
Pasien mengatakan
° Suasana hati
cemas dengan kondisi
Sering marah marah
sakitnya.
karena
Kelakuan anaknya
° Rentang perhatian :
° Rentang perhatian : Pasien
Pasien cukup perhatian
kurang memperhatikan
terhadap kondisi
kesehatannya
kesehatannya saat ini.
° Hubungan / komunikasi
Baik
° Hubungan / komunikasi
Baik
° Kesulitan dalam keluarga
34
baik keluarga : baik
Hubungan perkawinan :
baik Hubungan perkawinan :
baik
° Siapa atau apa sumber ° Siapa atau apa sumber
kekuatan : Keluarga kekuatan : Keluarga dan
Yang Maha Kuasa
dan Yang Maha Kuasa
6. Pemeriksaan Fisik
b. Mata : Mata kanan dan kiri tampak simetris, reaksi terhadap cahaya baik,
conjunctiva merah muda, sclera putih, fungsi penglihatan normal, operasi
tidak pernah, alat bantuan yang digunakan tidak ada, kelainan yang
ditemui tidak ada
c.Hidung : Reaksi alergi tidak ada, reaksi terhadap alergi tidak ada, sinus tidak
ada, tidakada pembengkakan, tidak ada perdarahan. .
35
d. Mulut/ tenggorokan : bibir lembab dan berwarna merah muda, mukosa mulut
lembab, tidak ada stomatitis, tonsil tidak ada, palatum ada, kesulitan /
gangguan bersuara tidak ada, kesulitan menelan tidak ada.
f.Dada / pernafasan
Inspeksi : Bentuk dada norrmocest
Palpasi : Traktil fremitus ada
Perkusi : Lapang paru sonor
Auskultasi : Irama teratur, napas vesikuler, tidak ada suara tambahan
g.Abdomen
Inspeksi : Bentuk perut datar, tidak ada bekas operasi, tidak ada benjolan,
warna kulit sawo matang
Auskultasi : Bising usus 12x/menit
36
8. Terapi
1. Amlodipin 10 mg Dosis : 1 x 1
2. Paracetamol 500 mg Dosis 3 x 1
3. Simvastatin 10 mg Dosis : 1 x 1
B. Klasifikasi Data
37
yang dibeli dikios kalau sakit kepala
C. Analisa Data
Do :
- Pasien tampak meringgis
38
- Pasien tampak memegangi
kepalanya
- Pasien tampak gelisah.
- skala nyeri 8
- TD : 170/120 mmHg
- N : 110x/menit
- RR : 21 x/menit
- S :37, 5 C
D. Rencana Keperawatan
Nama Pasien : Ny N
39
1 Nyeri akut Tingkat Nyeri ( Manajemen nyeri
berhubungan L.08066) (I.08338 )
dengan Agen Setelah dilakukan
Pencedera intervensi a. Identifikasi lokasi,
ditandai dengan : keperawatan selama karakteristik durasi,
DS 3 x 24 jam, frekuensi, kualitas,
- Klien diharapkan tingkat intensitas
mengeluh nyeri menurun b. Identifikasi respon
nyeri dengan kriteri hasil : nyeri non verbal
- Klien a.mengeluh nyeri c. Identifikasi faktor
mengeluh menurun yang memperberat dan
tadi malam b. Meringis menurun memperingan nyeri
susah tidur c. Gelisah d..Monitor.keberhasilan
DO menurun terapi komplementer
- Klien d.Kesulitan tidur yang sudah diberikan.
nampak menurun e.. Berikan Tehnik non
meringis e. Frekwensi nadi farmakologis yaitu
- Klien menurun. tehnik relaksasi napas
nampak dalam untuk
gelisah mengurangi nyeri.
- TD : f. jelaskan penyebab
170/100m rasa nyeri
mHg g.Ajarkan tehnik non
- Nadi : 110 farmakologis relaksasi
x/menit napas dalam
h. Anjurkan gunakan
obat analgetik secara
tepat.
2 Defisit
Tingkat Pengetahuan Edukasi Kesehatan (
Pengetahuan b.d
( L.12111 ) I.12383 0
kurang
Setelah dilakukan 1. Identifikasi kesiapan
terpapar informasi
intervensi selama 3 x dan kemampuan
40
24 menerima informasi
jam , maka tingkat 2.Sediakan materi dan
pengetahuan media pendidikan
meningkat, tentang penyakit
Kriteria Hasil : hipertensi
1.Perilaku sesuai 3.Jadwalkan
anjuran pendidikan kesehatan
meningkat sesuai kesepakatan
2. Verbalisasi 4. Berikan kesempatan
minat dalam belajar untuk bertanya
meningkat 5.Jelaskan Faktor
3. Kemampuan resiko Yang dapat
menggambarkan mempengaruhi
pengalaman kesehatan.
sebelumnya yang 6.Ajarkan perilaku
sesuai dengan topik hidup bersih dan sehat.
meningkat
4. Pertanyaan .
tentang masalah
yang dihadapi
menurun
5. Perilaku sesuai
mengetahuan
meningkat
E. Implementasi Keperawatan
41
Hasil : Nyeri dikepala tidur
dan tengkuk
10. 05 Wit O:
b. Mengidentifikasi -Meringis
terlihak
respon nyeri non
berkurang
verbal - Gelisah
Berkurang
Hasil : Klien nampak
10.07 Wit - TD :
meringis 160/100mmHg
- Nadi : 98 x
c. Mengidentifikasi
/menit
faktor yang A:
- Masalah belum
memperberat dan
teratasi
memperingan nyeri P:
- Intervensi
Hasil : Klien rasa
dilanjutkan
10. 10 Wit nyeri kepala saat
duduk dan rasa ringan
saat tiduran.
d.Mengajarkan dan
menjelaskan mamfaat
tehnik non
farmakologis yaitu
tehnik relaksasi napas
dalam
10. 15 Wit Hasil : Klien mau
mengikuti Gerakan
tehnik napas dalam
yang diajarkan dan
memahami mamfaat
tehnik relassasi napas
dalam
e. Menganjurkan
gunakan obat
analgetik secara tepat.
Hasil : Meganjurkan
42
klien minum obat
paracetamol sesuai
dosis saat nyeri dan
dihentikan saat nyeri
sudah hilang.
2 27 / 07 / 2021
43
hipertensi tampak
Hasil : Klien mau berkurang
melakukan hidup A: - Masalah
10.35 Wit
bersih dan sehat teratasi
P : - Intervensi
10.40 Wit
Dilanjutkan.
6.Memberikan
kesempatan
untuk bertanya
Hasil : Klien bertanya
tentang penyakitnya.
F. Catatan Perkembangan
A:
c. Mengidentifikasi faktor
- Masalah belum
yang memperberat dan teratasi
memperingan nyeri
P :
Hasil : Klien mengatakan - Intervensi
10. 10 Wit dilanjutkan
44
nyeri kepala saat duduk
berkurang.
45
Hasil : Klien mengatakan
10. 10 Wit
tidak nyeri kepala lagi saat
duduk
46
BAB IV
PEMBAHASAN
dikeluarkan melalui mulut untuk mengurang rasa nyeri dan menurunkan tekanan
darah menurut jurnal (Rini Tri Hastuti, 2016).
Penyakit hipertensi merupakan gejala peningkatan tekanan darah yang
kemudian berpengaruh pada organ yang lain, seperti stroke untuk otak atau
penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah untuk pembuluh darah jantung
dan otot jantung. Penyakit ini menjadi salah satu masalah utama dalam ranah
kesehatan masyarakat di Indonesia maupun di dunia (Ardiansyah, 2012).
Masalah Masalah keperawatan kedua yaitu : Defisit pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, pasien mengatakan cemas
dengan kondisi sakitnya dan menanyakan tentang penyakitnya.
Dari hasil penelitian Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rini Tri
Hastuti (2016) penurunan tekanan darah dengan menggunakan teknik relaksasi
nafas dalam (Deef Breathing) pada pasien hipertensi di Puskesmas Bendosari
Kabupaten Sukoharjo, hiperten si sering kali disebut sebagai pembunuh gelap
(Sillent Killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan
gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi peneitanya (Wolf, 2016).
Dari hasil penelitian melakukan penatalaksanaan nonfarmakologi salah satu
tindakan yang dapat diberikan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi adalah teknik relaksasi nafas dalam, dimana terapi relaksa si ini dapat
dilakukan secara aman , relative mudah dilakukan dan tidak membutuhkan waktu
47
lama dan dapat juga mengurangi dampak buruk dari terapi farmakologis bagi
penderita hipertensi. Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk
asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara
maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat
menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzerdan
Bare, 2002).
Menurut National Safety Council Bahwa teknik relaksasi nafas dalam saat ini
masih menjadi metode relaksasi yang termudah. Metode ini mudah dilakukan
karena pernafasan itu sendiri merupakan tindakan yang dapat dilakukan secara
normal tanpa perlu berfikir atau merasa ragu. Sementara Smeltzer dan Bare
(2002) menyatakan bahwa tujuan dari teknik relaksasi nafas dalam adalah untuk
48
C. Alternatif Pemecahan Masalah
Kolaborasi antara pasien dengan tenaga kesehatan khususnya perawat dalam
memberikan pelayanan kesehatan akan meminimalkan masalah keperawatan yang
muncul pada pasien degan Hipertensi. Sosialisasi oleh perawat tentang terapi
nonfarmakologi dengan menggunakan teknik relaksasi nafas dalam untuk
menurunkan tekanan darah dan dapat mengurangi rasa nyeri sangat diperlukan karena
berhubungan dengan kenyamanan pasien, sehingga dapat di terapkan oleh perawat
secara langsung kepada pasien untuk meningkatkan asuhan keperawatan yang lebih
efektif dan efisisen.
49
BAB V
PENUTUP
Penutup
1. Kesimpulan
Pada hasil pengkajian pada Ny.N dengan hipertensi sama dengan yang
terdapat dikonsep teori. Hasil pengakajiannya yaitu : pasien ke Puskesmas diantar
oleh keluarga dengan keluahan kepala terasa sakit, kaku pada kuduk seperti di
timpa beban berat di sertai dada yang berdebar-debar, TD: 170/110 mmHg, N:
110x/menit, S: 37 C, R: 21 x/menit. Dalam menegakkan diagnosa didasarkan
pada masalah yang muncul pada kasus,maka dua diagnosa yang muncul yaitu :
50
e) Menyarankan klien untuk pengguanaan analgetik secara tepat.
Dalam melakukan Evaluasi yang dilakukan pada Ny. N dengan kasus Hipertensi
teratasi pada hari ketiga perawatan. Yang dimana ada 3 evaluasi di setiap
diagnosa keperawatan yaitu:
51
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapakan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya
dibidang Keperawatan Medikal Bedah .
3. Bagi penulis.
Diharapkan memberikan pengetahuan dan memperkaya pengetahuan bagi
penulis dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada pasien
Hipertensi sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Program
Profesi Ners Di Poltekkes Kemenkes Jayapura.
52
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta,
EGC, Hamzah, www.wikicek.com : Ensiklopedia Artikel Indonesia, Surabaya
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC,
Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford:
Oxford University Press
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Edisi 1
Tahun 2017.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1
cetakan keII tahun 2018.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standat Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan
II tahun 2019
Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta
Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,
53
Lampiran 1
n Tanggal kegiata p
o /jam n a
r
a
f
1 24 Juni 2021
Jam : 13.58 Konsultasi judul Kian
wit
2 26 Juni 2021 Konsulta
Jam : 14.47 si Bab 1
wit Kian
3 30 Juli 2022 Konsulta
Jam : 20. 40 si Bab 2
wit kian
4 9 Agustus Konsulta
2022 wit si Bab 3,
Bab 4
dan Bab
5 Kian
5 13 Agustus Konsunt
2022 asi Kian
Jam : 17.31 Lengkap
wit
54