Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

WUJUD ZAT PADAT

Tujuan Instruksional Umum


Setelah mempelajari topik ini, Anda diharapkan dapat memahami jenis padatan, istilah butir, kisi
ruang dan sel satuan dalam kristal logam, struktur intan, dan grafit, larutan dan mekanisme
pelarutan dalam logam, cacat yang terjadi dalam kristal dan korosi pada logam, jenis polimer,
reaksi polimerisasi, polimer termoplastik dan termoset, deformasi polimer, aditif serta degradasi
polimer, dan jenis keramik.

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari topik ini, Anda diharapkan dapat
1. menjelaskan jenis padatan
2. memahami struktur intan dan grafit
3. dapat menjelaskan makna butir, kisi ruang, sel satuan pada kristal logam dan polimorfi
4. menentukan jumlah atom dan derajat tumpukan/persentase ruang yang terisi atom pada
sel satuan berbentuk kubus, dan hexagonal
5. menjelaskan larutan padatan, komposisi padatan dan mekanisme pembentukan larutan
padatan pada logam
6. menjelaskan terbentuknya cacat pada kristal logam
7. menjelaskan jenis polimer, polimerisasi dan derajatnya
8. menjelaskan dan menyebutkan polimer termoplastik dan termoset
9. menjelaskan deformasi polimer
10. menjelaskan aditif pada polimer
11. menjelaskan degradasi pada polimerdan penyebabnya
12. menjelaskan jenis-jenis keramik

4. 1 Jenis Bahan/Materi Padat


Materi adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Dalam keadaan
tekanan dan temperatur ruang, materi ini dapat berupa padat, cair dan gas. Dalam keadaan padat
(solid state) materi dapat dimanfaatkan dalam bidang sain dan teknik. Umumnya, bahan padat
terdiri atas
1. logam
Bahan bahan logam adalah bahan yang tersusun dari logam baik logam alkali dan alkali
tanah maupun logam transisi. Contoh, padatan besi yang tersusun dari atom Fe, padatan
tembaga tersusun dari atom Cu, padatan natrium tersusun dari latom Na.
2. nonlogam
Padatan yang disusun oleh atom-atom nonlogam termasuk pada padatan nonlogam
seperti padatan gelas/kaca yang terdiri atas atom Si dan O, dan polimer yang disusun oleh
atom di antaranya C, H, dan O.

Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 59


Berdasarkan ikatan antaratom dalam padatan, padatan terdiri atas

1. padatan yang terikat oleh ikatan logam seperti yang terdapat pada padatan logam, baik
logam murni seperti padatan emas murni maupun campuran seperti stainless steel.
2. padatan yang terikat oleh ikatan kovalen.
Padatan yang tersusun dari atom-atom yang terikat oleh ikatan kovalen umumnya adalah
padatan yang tersusun oleh atom-atom nonlogam seperti C, H, O pada polimer, Si pada
silikat/gelas. Padatan yang terikat oleh ikatan kovalen memiliki pula ikatan antar-
molekul seperti ikatan van der waals dan hidrogen yang terdapat pada bahan polimer.
3. padatan yang terikat oleh ikatan ionik
Padatan yang terikat oleh ikatan ionik tersusun oleh atom-atom logam dan nonlogam.
Padatan ini dapat ditemukan pada padatan jenis keramik seperti BaTiO3 yang terdiri atas
atom logam alkali tanah, Ba, logam transisi Ti, dan oksigen (nonlogam). Pada
perkembangan beberapa tahun terakhir ini, jenis padatan ini dikembangkan sebagai sel
bahan bakar (fuel cel), dan bahan semikonduktor.

Berdasarkan keteraturan susunan atom atau melekulnya, padatan terdiri atas


1. padatan kristal
Logam dan keramik umumnya adalah padatan berbentuk kristal, atom-atom dan ion
dalam padatan tersusun dengan baik dan membentuk pola tertentu.
2. padatan amorf
Padatan amorf menunjukkan ketidakteraturan susunan dalam padatan atau bisa juga
disebut atom tanpa tata/tidak tertata dengan baik. Padatan polimer umumnya adalah
padatan amorf
3. padatan semi kristal
Padatan jenis ini merupakan gabungan dari tersusun (kristal) dan tidak tersusun (amof).
Ada bagian daripadatan yang bersifat amorf dan ada yang bersifat kristal. Pada padatan
polimer, ada bagian yang bersifat kristalin dan ada bagian yang bersifat amorf sehingga
pada polimer muncul istilah derajat kristanilitas.

Dalam penggunaannya, padatan sering digunakan secara bersama dengan cara dicampur atau
blending. Bahan padat yang terdiri atas campuran bahan, seperti bahan yang terdiri atas logam
dan polimer atau polimer dengan keramik atau logam dengan keramik maupun campuran ketiga
bahan tersebut, disebut komposit.
Sifat bahan padat sangat ditentukan oleh struktur internal bahan padat. Struktur internal
mencakup atom-atom dan susunannya atau disebut juga struktur mikro. Di samping struktur
mikro, sifat padatan juga bergantung pada proses pembentukannya. Contoh adalah kawat, yang
proses pembentukannya melalui penarikan akan menyebabkan bahan menjadi semakin kuat dan
keras. Untuk kawat tembaga sebagai penghantar listrik, penambahan sifat ini tidak berarti, tapi
bila dilakukan penarikan terhadap bahan baja yang terdiri atas logam Fe dan C, penarikan dapat
memperkuat dan memperkeras bahan.

4. 2 Susunan Atom dalam Keadaan Padat


Dengan kemajuan teknologi, bahan padat dapat diamati permukaannya menggunakan alat
atau mikroskop elektron, seperti SEM (Scanning Electron Microscope), TEM (Transmission
Electron Microscope), AFM (Atomic Force Microscope. Untuk melihat susunan atom di dalam

Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 60


padatan digunakan data-data difraksi sinar X. Berdasarkan bantuan data-data menggunakan alat
di atas, padatan dapat dipelajari keteraturan susunan atomnya.
Bahan padat terdiri atas banyak butir/kristal dan setiap butir terdiri atas atom-atom. Atom-
atom dalam padatan akan mengatur diri mereka sendiri dalam pola tiga dimensi dan secara
berulang ketika temperatur berubah secara berlahan dari temperatur tinggi ke temperatur
rendah/ruang (lihat gambar di bawah ini).
Cair

T
e
m Kristalisasi Kristalisasi
p dimulai berakhir
e Padat
r
a
t
u
r

Waktu

Bila inti atom yang bertetangga dalam keadaan padat (lihat gambar di bawah ini)
dihubungkan, akan terbentuk satu keteraturan (gambar di atas adalah dua dimensi) dalam tiga
dimensi. Pengulangan keteraturan ini disebut dengan kisi ruang. Jarak yang selalu berulang
disebut konstanta kisi dan satu pengulangan dalam kisi ruang disebut sel satuan.

z
y

β
α μ

Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 61


Atom-atom menyusun diri mereka sendiri untuk mencapai keadaan yang paling stabil. Jika
dilihat penyusunan ini dalam beberapa lapis, bentuk susunan ini dapat dibedakan atas
1. urutan lapisan AAAA atau atom menyusun dirinya persis di atas atom lainnya seperti
gambar berikut

Lapisan ketiga

Lapisan kedua

Lapisan pertama

2. urutan lapisan ABAB, atom pada lapisan kedua berada di antara atom pada lapisan
pertama dan atom pada lapisan ketiga mengambil posisi sepeti atom pada lapisan
pertama. Urutan seperti ini biasa disebut hexagonal closed packing (hcp) atau heksagonal
terjejal (htp)

3. urutan lapisan ABCABC, atom pada lapisan kedua menempati posisi di antara atom
lapisan pertama dan atom lapisan ketiga menempati posisi di antara atom lapisan kedua.
Urutan lapisan berulang dalam ruang.

Penyusunan ini terjadi dalam tiga dimensi. Jika panjang konstanta kisi pada sumbu x
adalah a, sumbu y adalah b, dan sumbu z adalah c serta sudut sudut antara bidang xoz dan xoy
adalah α, zoy dan xoy adalah β dan zox dan yoz adalah μ, sistem kristal dapat dibedakan atas
beberapa sistem kristal (lihat tabel di bawah ini).

Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 62


Sistem Panjang konstanta kisi Sudut antar bidang
Kubus a=b=c α=β=μ=90
Heksagonal a=b≠c α=β=90, μ=120
Tetragonal a=b≠c α=β=μ=90
Ortorombik a≠b≠c α=β=μ=90
Monoklin a≠b≠c α=β=90, μ≠90
Triklin a≠b≠c α≠β≠μ≠90
Rombohedral a=b=c α=β=μ≠90

4. 2. 1 Sistem Kristal Kubus


Sistem kristal kubus terdiri atas
1. kubus sederhana (simple cubic)

a=2r

Jumlah atom per sel satuan kubus sederhana adalah 1, dengan setiap atom dimiliki oleh 8
sel satuan yang bersebelahan dalam tiga dimensi sehingga 1 sel satuan memiliki 1/8 atom
dan karena ada 8 sudut kubus yang ditempati oleh satu atom, jumlah atom per sel satuan
adalah 8 x 1/8,
Atom dimodelkan berbentuk bola sehingga volume atom adalah 4/3πr3 sedangkan kubus
memiliki volume a3, Pada kubus sederhana, atom dengan jari-jari r saling bersinggungan
sehingga a=2r. Faktor tumpukan atau % ruang yang terisi oleh atom;
Faktor tumpukan = volume atom/volume kubus x 100%
= 1 x 4/3πr3/(2r)3 x 100%
= 100/6π = 52%

2. kubus berpusat muka (face center cubic, fcc)

Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 63


4r

2a2=(4r)2, a=4r/
Jumlah atom per sel satuan dalam fcc adalah 1/8 x 8 + (1/2 x 6) = 4
Sama halnya dengan kubus sederhana, ada delapan atom yang menempati delapan sudut
kubus dan 1 sel satuan hanya memiliki 1/8 atom. Pada sisi kubus, ditempati oleh atom
yang dimiliki oleh dua sel satuan yang bersebelahan sehingga jumlah atom per sel satuan
adalah ½ dan jumlah sisi kubus ada enam.

Faktor tumpukan = (4 x 4/3πr3)/(a)3 x 100%


= (4 x 4/3πr3)/(4r/ )3x 100% = 74%
Contoh logam yang memiliki struktur kristal jenis ini adalah Fe, Cu, Ag, Cs, W, Pb, dan
Ni.

Latihan
Berat jenis (ρ) nikel adalah 8,9 gr/cm3, massa atom relatif Ni 58,71 gr/mol
Hitunglah
a. volume selsatuan berdasarkan data yang diberikan.
b. dari jawaban a, hitunglah jari jari atom Ni.
Jawab
a. Struktur kristal Ni adalah fcc dengan 4 atom/sel satuan. 4 atom memiliki massa =
4/6,02 x1023 (mol) x 58,71 (gr/mol)
Volume sel satuan = massa/ρ = 4/6,02 x 1023 (mol) x 58,71 (gr/mol)
8,9 gr/ cm3
= 4,383 x 10-23 cm3
b. V = a3, a = (4,383 x 10-23 cm3)1/3 = 1,6365 10-8cm
a = 4r/ → r = a/4/ = 1,6365 10-8cm/4/ = 0,579 10-8cm

3. kubus berpusat badan (body center cubic,bcc)

a
4r

a
a
3a2=(4r)2, a =4r/

Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 64


Jumlah atom per sel satuan dalam bcc adalah 1/8 x 8 + (1 x 1) = 2
Sama halnya dengan kubus sederhana, ada delapan atom yang menempati delapan sudut
kubus dan 1 sel satuan hanya memiliki 1/8 atom. Pada tengah kubus terdapat satu atom
yang dimiliki sendiri oleh sel satuan.
Faktor tumpukan = (2 x 4/3πr3)/(2a)3 x 100%
= (2 x 4/3πr3)/(4r/ )3x 100% = 68%

Contoh logam yang memiliki struktur kristal jenis ini di antaranya adalah K, Au, Cr, Ti.

Latihan
Pada suhu tinggi titanium memiliki struktur kristal bcc dengan jari-jari atom 0,145 nm
dan massa atom relatif 47 gr/mol.
a. Hitunglah sisi sel satuan b. hitunglah berat jenis titanium
Jawab
a. a = 4r/ ) = 4 x 0,145/ ) nm = 0,335 nm
b. Massa jenis = massa/volume (sel satuan) = 2/6,02 1023 (mol) x 47 gr/mol
(0,335 nm)3
3
= 4,158 gr/cm

4. 2. 2 Sistem Heksagonal
Kristal berbentuk heksagonal terdiri atas
1. Heksagonal sederhana
Kristal heksagonal sederhana memiliki jumlah atom/sel satuan = 1/6 x 12 + ½ x 2 = 3,

2. Heksagonal terjejal (tumpukan padat atau htp)


Contoh logam yang memiliki struktur kristal jenis ini di antaranya adalah Zn, Co, Ti

Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 65


Jumlah atom/sel satuan = 1/6 x 12 + ½ x 2 + 3 = 6 (jelaskan bagaimana cara menentukan
jumlah atom/sel satuan dalam htp)
Faktor tumpukan struktur htp adalah 0,74 atau 74%.

Latihan
Faktor tumpukan atom magnesium yang memiliki struktur htp adalah 0,74, bila massa
jenis Mg adalah 1,74 gr/cm3 dan Ar Mg = 24,31 gr/mol, berapakah volume sel satuan
Mg?
Jawab
Mg dengan volume 1 cm3 memiliki massa = 1,74 gr/cm3 x 1 cm3 = 1,74 gr
Jumlah atom dalam 1 cm3 = 1,74 gr/24,31 gr/mol x 6,02 1023 atom/mol = 4,31 1022 atom.
Dalam htp jumlah atom = 6 atom/sel satuan, sehingga jumlah sel satuan =
4,31 1022 atom/6 atom/sel satuan = 0,72 1022 sel satuan.
Maka volume sel satuan = 1 cm3/0,72 1022 sel satuan
= 1,4 10-22 cm3 = 0,14 nm3/sel satuan

4. 2. 3 Tetragonal
Padatan yang memiliki struktur tetragonal di antaranya adalah karbon dalam bentuk intan,
germanium (Ge), dan silikon (Si). Struktur krisal tetragonal dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.

4. 2. 4 Polimorfi
Polimorfi adalah unsur yang memiliki lebih dari satu sistem kristal. Contoh, Fe memiliki dua
jenis kristal yaitu bcc pada suhu ruang dan fcc pada suhu 912oC, karbon yang memiliki struktur
intan/tetragonal dan grafit (lihat gambar di bawah ini), dan SiC yang memiliki sekitar 20 bentuk
kristal. Umumnya, bentuk kristal yang berbeda menghasilkan sifat yang berbeda pula.

Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 66


4. 3 Campuran Logam
Umumnya, logam digunakan berupa campuran karena berbagai alasan, di antaranya karena
dalam keadaan murni harganya terlalu mahal, diperlukan keadaan atau sifat tertentu yang dapat
dipenuhi bila logam berada dalam keadaan campuran. Contoh, perak stearling terdiri atas 7,5%
Cu dan 92,5% Ag/perak. Adanya campuran tembaga dalam perak menyebabkan sifat logam
menjadi lebih kuat, keras, dan awet dengan harga yang lebih murah. Contoh lain, seng yang
dicampur dengan tembaga dalam kuningan. Kuningan memiliki harga yang lebih murah, kuat,
keras, dan ulet daripada tembaga. Namun, kuningan mempunyai konduktivitas yang jauh lebih
rendah daripada tembaga sehingga untuk menghantarkan listrik, tembaga murni jauh lebih baik.

Bila campuran logam ini bersifat homogen, campuran disebut larutan padat atau istilah
umumnya adalah paduan.
Beberapa paduan yang dikenal secara umum adalah sebagai berikut
1. besi
Campuran besi, disebut baja, terdiri atas karbon (sampai 1,7%), Mangan (sampai 1%)
yang berfungsi mengurangi kadar sulfur dalam baja dan meningkatkan kekerasan dan
kekuatan baja. Pospor dan sulfur tidak boleh lebih dari 0,06% dan baja berkualitas tinggi
memiliki kadar sulfur dan pospor maksimal 0,04%.
Beberapa jenis baja paduan berdasarkan penggunaannya adalah
a. baja konstruksi, biasanya ditambahkan Nikel (Ni) sampai 5% dapat meningkatkan
kekuatan (strength). Sayangnya, nikel tidak dapat bercampur dengan baik dengan
karbon sehingga pemakai Ni haruslah pada baja dengan konsentrasi karbon yang
rendah. Di samping Ni, dapat pula ditambahkan Cromium (Cr) sampai 1%.
Keuntungan penambahan Cr adalah Cr dapat bercampur dengan baik dengan karbon
sehingga dapat ditambahkan pada baja dengan konsentrasi karbon yang lebih tinggi.
Logam lain yang dapat ditambahkan pada paduan besi ini adalah Molybdenum (Mo)
dan mangan (Mn).
b. baja untuk peralatan
Baja (campuran besi dan karbon) dicampur dengan Cr, tungsten (W), Mo dan
vanadium (V).
c. baja spesial; stainless steel dan heat resistance steel
Pada stainless steel, konsentrasi Cr sangat tinggi (sampai 18%), C (0,01-0,05%), Mn
(0,45-0,8%), Ni (8,5-10%)
2. tembaga
Monel; larutan tembaga dan nikel, logam lain sebagai campuran adalah Fe,Mn, Al, Pb,
Zn
Kuningan; larutan tembaga dan seng (Zn), bisa juga dicampurkan Pb, Mn, Fe, aluminium
(Al), Ni, Sn
Perunggu; larutan tembaga dan timah putih (Sn)
Paduan logam lain dengan Cu adalah berrylium (Cu-Be), Cu-Cr (0,5%), Cu-Cd (1%),
Cu-tellurium, Cu-Te (metaloid, 0,5%), dan Cu-As (Arsenic, 0,4%).
3. aluminium
Aluminium adalah logam yang sangat mudah teroksidasi. Bagian permukaan aluminium
teroksidasi membentuk lapisan Al2O3 yang sangat keras sehingga dapat melindungi
bagian dalam padatan Al dari oksidasi dan awet dalam pemakaian (wear resisstance).
Paduan Al biasanya adalah Mn (s.d 1,3%), Si (s.d 12%), Mg (s.d 5%), Cu (s.d 3%) dan

Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 67


beberapa logam (Ni, Fe, Ti) dalam jumlah total sampai dengan 2%.
4. nikel
Nikel dapat ditambahkan dengan Cr atau Ni-Cr-Fe yang memiliki keuntungan seperti:
a. tahan terhadap oksidasi pada temperatur tinggi
b. kisaran titik leleh yang tinggi
c. tahanan listrik yang tinggi

Contoh campuran Ni-Cr-Fe dan pemakaiannya dapat dilihat pada tabel berikut.

Komposisi (%) Temperatur


Tahanan (10-8
kerja Penggunaan
Ni Cr Fe m)
maksimam
80 20 - 103 1150 Pemanas, oven
65 15 20 106 950 Idem, kualitas lebih rendah
34 4 62 91 700 Pemanas paling murah,

4. 3. 1 Mekanisme Larutan Padat


Larutan padat (misal dua komponen) akan mudah terbentuk bila kedua komponen memiliki jari-
jari dan struktur atom yang hampir sama. Contoh, kuningan yang terdiri atas Cu dan Zn dengan
nomor atom berturut-turut 29 dan 30, sistem kristal berturut-turut fcc dan htp, dan jari-jari
berturu-turut 0,1278 dan 0,139 nm. Zn dapat menempati posisi Cu dalam larutan padat sampai
40%.
Dalam pembentukan larutan terdapat dua mekanisme
1. substitusi
Contoh, larutan Ni dalam Cu. Komposisi kedua logam berkisar dari 0 sampai 100%.
Atom Ni dapat menggantikan posisi Cu sampai 100% dan begitu pula sebaliknya. Kedua
logam memiliki struktur kristal yang sama (fcc), nomor atom berturut-turut 28 dan 29
sehingga memiliki struktur atom yang hampir sama (coba buat konfigurasi elektronnya),
dan jari-jari atom rata-rata adalah 0,1246 dan 0,1278 nm. Dari data ini, terlihat bahwa
kedua logam memiliki sifat yang nyaris sama sehingga dapat membentuk larutan dengan
berbagai komposisi.
Peningkatan perbedaan ukuran jari-jari dapat menurunkan kemampuan substitusi. Al
memiliki jari-jari 0,1431 nm sehingga dapat larut sampai 20% dalam tembaga (jari-jari
0,1278 nm). Dalam kuningan, Zn (jari-jari 0,139 nm) dapat larut dalam tembaga dengan
maksimum komposisi 40%, karena jari-jari kedua jenis atom cukup berbeda.
Di samping jari-jari, struktur kristal juga memengaruhi kemampuan suatu atom untuk
menyubstitusi atom lain. Contoh, kuningan, struktur kristal yang berbeda antara Cu (fcc)
dan Zn (htp) menyebabkan maksimum Zn dalam Cu adalah 40%. Dalam campuran
logam, dengan struktur kristal yang berbeda, struktur kristal campuran sesuai dengan
komposisi terbanyak/pelarut. Jadi dalam kuningan struktur kristalnya adalah fcc sesuai
dengan struktur Cu.
Substitusi dalam larutan padat dapat terjadi dengan teratur, dan dapat pula terjadi secara
acak.

Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 68


2. sisipan/interstisi
Untuk atom yang ukurannya jauh lebih kecil daripada atom logam pelarut, mekanisme
yang sering terjadi adalah mekanisme sisipan/interstisi. Atom yang lebih kecil mengisi
ruang kosong di antara atom pelarut. Contoh dapat dilihat pada baja, Fe memiliki jari-jari
0,1241 dan jari-jari C 0,077 nm. Jari jari C yang sangat kecil dibandingkan dengan Fe
yang menyebabkan C bisa tersisipi di antara Fe. Pada temperatur tinggi, Fe memiliki
struktur fcc, di tengah ruang sel satuan terdapat ruang yang lebih besar sehingga C bisa
tersisipi. Pada temperatur lebih rendah, struktur kristal Fe adalah bcc, ada atom Fe di
pusat sel satuan sehingga C sulit tersisipi di tengah sel satuan. Itulah sebabnya mengapa
dalam temperatur ruang kelarutan C dalam Fe pada baja lebih rendah daripada
temperatur tinggi.

Latihan
Perunggu yang merupakan campuran Cu dan Sn mempunyai komposisi 3% Sn, dengan struktur
kristal murni Cu adalah fcc dan struktur ini dipertahankan dalam paduan.
a. Hitunglah %(berat) bila terdapat 3%(atom) Sn dalam perunggu.
b. Bila konstanta kisi meningkat secara proporsional dengan bertambahnya fraksi atomSn,
hitunglah massa jenis perunggu. Jari jari Cu dan Sn berturut turut 0,1278 dan 0,151 nm
dan Ar Cu 63,54 dan Sn 118,69 gr/mol
Jawab
a. Gunakan basis 100 atom. Karena strukturnya adalah fcc, berarti ada 100/4 sel satuan = 25
sel satuan per 100 atom. Dan karena % atom Sn adalah 3% maka jumlah atom Sn= 3% x
100 atom = 3 atom dan Cu = 97 atom.
Massa Cu = 97atom x 63,54 gr/mol = 1023,8 10-23 gr
6,02 1023 atom/mol
Massa Sn = 3 atom x 118,69 gr/mol = 59,15 10-23 gr
6,02,1023 atom/mol
% (berat) Cu = 1023,8 10-23 x 100% = 94,5 %
-23 -23
(1023,8 10 + 59,15 10
%(berat) Sn = 100%- 94,5% = 5,5 %
b. Jari jari rata rata = 97% x 0,1278 nm + 3% x 0,151 nm = 0,1285 nm
a = 4r/ = 4 x 0,1285/ = 0,3634 nm = 0,3634 10-9 m
massa jenis = massa/volume = 1023,8 10-23 gr + 59,15 10-23gr = 9,0 gr/cm3
25x (0,3634 10-9 m)3

4. 3. 2 Ketidaksempurnaan dalam Kristal


Ketidaksempurnaan yang mungkin terjadi dalam padatan adalah
1. cacat titik
Cacat titik dapat terjadi bila ada kekosongan dan ada sisipan atom seperti gambar di
bawah ini
a. adanya kekosongan karena atom tidak menempati posisi seharusnya sehingga
menghasilkan ruang kosong dalam padatan. Kekosongan lebih dari satu atau ganda
dapat terjadi pada tempat yang berdekatan/bersebelahan bisa pula berjauhan. Cacat
ini merupakan hasil dari penumpukan yang salah ketika proses kristalisasi
(pendinginan) dan bisa juga terjadi karena pemakaian pada suhu tinggi sehingga atom
memiliki energi tambahan untuk dapat bergerak.

Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 69


b. Adanya sisipan baik karena impurities/ketidakmurnian maupun atom itu sendiri yang
tersisipi atau menempati tempat yang salah sehingga menghasilkan ketidakteraturan
pada tempat tertentu dalam padatan. Seperti halnya kekosongan, sisipan dapat pula
berbentuk ganda, berdekatan atau berjauhan

c. Adanya substitusi atom lain/impurities yang menyebabkan kedudukan atom bergeser.


Substitusi ini bisa terjadi secara ganda baik bersebelahan, maupun berjauhan.

d. Adanya kekosongan sekaligus sisipan baik dirinya sendiri maupun impurities.

2. Cacat garis/dislokasi
Beberapa cacat titik yang terjadi berdekatan dan ganda dapat menyebabkan terjadinya
cacat garis. Sisipan atom/kekosongan yang berdekatan ini akan membentuk
sisipan/kekosongan garis. Disekitar dislokasi garis, atom-atom akan mengalami tegangan
dan tekanan.

Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 70


3. Dislokasi ulir
Dislokasi ini menyerupai spiral dengan cacat garis sepanjang sumbu ulir. Sama dengan
dislokasi garis, cacat ini terjadi karena adanya sisipan atau kekosongan ganda yang
berdekatan pada waktu kristalisasi/pendinginan. Sama dengan dislokasi garis, atom di
sekitar dislokasi akan mengalami tegangan dan tekanan.

4. Cacat permukaan
Pada permukaan luar, atom hanya memiliki tetangga pada sisi dalam sehingga akan
mengalami ketidakseimbangan gaya. Akibatnya atom pada permukaan luar memiliki
energi yang lebih tinggi dan ikatan yang kurang kuat. Kelebihan energi pada permukaan
ini menyebabkan permukaan mudah mengadsorpsi zat lain.
5. Cacat antarbutir
Meskipun suatu benda kerja, misal besi, memiliki hanya satu struktur kristal pada
temperatur tertentu, orientasi masing-masing butir berbeda. Ketidakseragaman orientasi
ini menyebabkan adanya tumpukan atom yang tidak efisien sepanjang batas butir.
Perhatikan gambar di bawah ini. Pada jarak tertentu dari batas/boundry, terdapat
ketidakteraturan pada kedua butir.

Bila temperatur padatan dinaikkan, difusi atom-atom dapat terjadi karena adanya kekosongan
atau sisipan. Adanya kekosongan menyebabkan atom lain, yang mendapat tambahan energi

Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 71


dengan naiknya temperatur, akan bergerak menuju tempat kosong dan menghasilkan kekosongan
baru. Demikian pula atom yang tersisipi, akan dapat bergerak mencari posisi lain karena adanya
tambahan energi. Adanya gerakan ini, disebut difusi, menyebabkan adanya gradien konsentrasi
dalam padatan.

Latihan
Massa jenis aluminium yang ditentukan di laboratorium setelah didinginkan dengan cepat
menjadi 650oC adalah 2,698 gr/cm3, Jika panjang sisi sel satuan Al yang berstruktur fcc ini
ditentukan dengan difraksi sinar X, diperoleh panjang sisi 0,4049 nm. Perkirakanlah jumlah
kekosongan yang terjadi karena pendinginan cepat pada Al. Ar Al = 26,98 gr/mol.
Jawab
Jumlah atom pada fcc = 4 atom/sel satuan = 4 atom/sel satuan/6,02 1023atom/mol
= 0,66 10-23 mol/sel satuan = 0,66 10-23 mol/sel satuan x 26,98 gr/mol = 17,93 10-23 gr/sel satuan
Volume = (0,4049 nm)3/sel satuan = 0,066 nm3/sel satuan, sehingga
ρ perhitungan = 17,93 10-23gr/sel satuan/0,066 nm3/sel satuan
= 17,93 10-23gr/sel satuan/0,066 10-21 cm3/sel satuan = 2,7 gr/ cm3
Bila tidak ada kekosongan ρ percobaan = ρ perhitungan. Perhitungan di atas didapat ρ percobaan
< ρ perhitungan, hal ini terjadi karena adanya kekosongan.
ρ percobaan /ρ perhitungan = 2,698 gr/cm3/2,7 gr/ cm3 = 0,999, untuk 1000 atom
ρ percobaan /ρ perhitungan = 999, sehingga ada 1 kekosongan dalam 1000 atom Al.

4. 4 Polimer
4. 4. 1 Difinisi, Struktur dan Jenis
Polimer adalah molekul besar yang umumnya berupa padatan dan terdiri atas unsur di
antaranya C, H, N, O, dan Cl. Contoh polimer dengan nama komersilnya adalah plastik stearyl
foam, dan PVC. Polimer merupakan pengulangan unit monomer, pengulangan unit monomer
dalam polimer bervariasi, dengan istilah sebagai berikut
1. satu unit disebut monomer
2. dua unit disebut dimer
3. lebih dari 2 unit disebut oligomer
Secara umum, reaksi pembentukan polimer dapat dilihat pada persamaan reaksi pembentukan
polistiren di bawah ini

H2C CH2 Polimerisasi


H2C CH H2C CH H2C CH H2C CH

monomer: monostiren
Polimer: Polistiren

n= derajat polimerisasi

Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 72


Derajat polimerisasi menunjukkan berapa banyak pengulangan monomer dalam polimer. Makin
besar n, berarti makin besar ukuran molekul dan Mr (massa molekul relatif). Umumnya, ukuran
molekul yang makin besar menyebabkan padatan makin kuat dan lebih tahan terhadap tegangan
dan termal. Mr molekul polimer = n x (Mr monomer-2). Pengurangan 2 menunjukkan
dibebaskannya H2 bila rantai utama (backbone) polimer hanya terdiri atas C dan H. Contoh,
polistiren yang memiliki monomer dengan Mr adalah 105 gr/mol. Bila derajat polimerisasi
adalah 500, Mr rata-rata polistiren adalah 500 x (105-2) = 51 500 gr/mol.

Berdasarkan jenis monomer, polimer dapat dibedakan atas


1. polimer yang terdiri atas satu jenis monomer, dengan contoh polistiren terdiri atas
monomer monostiren, polivinil klorida (PVC) terdiri atas monomer vinilklorida,
polietilen terdiri atas monomer etilen.
2. kopolimer yang terdiri atas dua atau lebih jenis monomer
Contoh kopolimer adalah polivinilklorida-(vinil asetat) yang terdiri atas dua jenis
monomer: vinil klorida dan vinil asetat. Contoh kopolimer yang terdiri atas tiga jenis
monomer adalah ABS (akrilonitil-butadiena-stiren) yang terdiri atas monomer jenis
akrilonitril, butadiene, dan monostiren.

Karena kopolimer terdiri atas beberapa jenis monomer, pengulangan unit monomer dapat
terjadi secara acak. Pengulangan ini masih dapat diatur dengan menggunakan katalis dan
teknologi tertentu. Bila jenis monomer adalah A dan B, berdasarkan keteraturan pengulangan
unit monomer, kopolimer dapat dibedakan atas
1. susunan acak/random
2. susunan –ABABABAB-
Susunan ini disebut juga susunan bergantian atau kopolimer bergantian/selang seling.
3. susunan –AAAAAA-BBBBB-
Kopolimer dengan susunan seperti ini disebut kopolimer blok.
4. Susunan AAAAAAAAAAAAA
B
B
B
B
Kopolimer dengan susunan seperti ini disebut kopolimer graft.

Berdasarkan keteraturan susunan molekul, umumnya polimer berbentuk amorf, semi kristal, dan
kristal (jarang). Umumnya, polimer berukuran besar masih memiliki kemungkinan membentuk
kristal pada bagian tertentu dan amorf pada bagian lain. Struktur ini mempengaruhi sifat bahan
polimer. Contoh dapat dilihat perbedaan sifat polietilen bermassa jenis besar yang memiliki
derajat kristalinitas besar dan polietilen ber massa jenis kecil seperti pada tabel berikut ini.

Sifat Massa jenis kecil Massa jenis


besar
Massa jenis (gr/cm3) 0,92 0,96
Daya hantar panas (watt/m2)(oC/m) 0,34 0,52
Ketahanan panas terhadap pemakaian terus menerus (oC) 55-80 80-120
Daya tahan 10 menit (oC) 80-85 120-125

Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 73


Derajat kristalinitas 0 50
Muai panas (oC)-1 180 x 10-6 120 x 10-6

Struktur polimer dapat dibedakan atas


1. polimer linier
Polimer linear terbentuk bila monomer terdiri atas satu jenis dan melalui mekanisme
radikal bebas atau mekanisme kondensasi dengan monomer memiliki dua gugus fungsi.
Polimer dengan struktur linear umumnya berberat molekul kecil dan berbentuk amorf.

2. polimer bercabang
Polimer bercabang dapat terjadi bila monomer memiliki gugus fungsi ≥ 2,

3. polimer tiga dimensi


Polimer bercabang dapat terjadi bila monomer memiliki gugus fungsi ≥ 2 dan dengan
menambahkan zat pembuat ikatan silang antar polimer/cross linker dalam sistem reaksi.

4. 4. 2 Reaksi Polimerisasi

Reaksi polimerisasi dapat terjadi mengikuti mekanisme berikut


1. mekanisme radikal bebas
Pada mekanisme radikal bebas, inisiator (umumnya adalah senyawa-senyawa peroksida yang
mudah teroksidasi membentuk dua radikal bebas) mengalami pemutusan ikatan kovalen.
Sepasang elektron ini tidak lagi dipakai bersama dan kembali dimiliki oleh masing masing
oksigen pada peroksida (radikal bebas). Radikal peroksida ini menginduksi monomer yang
memiliki ikatan rangkap untuk berubah menjadi radikal, satu ikatan kovalen akan putus dan
elektron kembali kepada masing-masing C. Monomer menjadi bermuatan elektron tidak
berpasangan atau radikal. Radikal peroksida akan membentuk ikatan kovalen baru dengan
radikal monomer sehingga sekarang terbentuk radikal peroksida-monomer, yang disebut
tahap inisiasi.

HO OH HO

H2C CH2 .CH2 CH2.

.CH2 CH2. + HO. HO H2 C CH2.


Radikal baru ini akan menginduksi monomer lain agar membentuk radikal baru dan proses

Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 74


ini berulang sehingga radikal polimer semakin besar. Tahap ini disebut dengan tahap
propagasi.
.CH2 CH 2. .CH2 CH 2.
HO H2C CH 2.
+ H2C CH2 HO H2C CH 2.
n

Setelah ukuran polimer sesuai dengan yang dirancang, propagasi ini berhenti (tahap
terminasi). Polimer radikal bereaksi dengan polimer radikal lainnya atau radikal peroksida
membentuk ikatan kovalen baru. Reaksi mekanisme radikal ini akan menghasilkan struktur
polimer linier.

2. Mekanisme kondensasi
Mekanisme kondensasi umum nya terjadi baik pada polimer maupun pada kopolimer
dengan syarat setiap monomer memiliki ≥ 2 gugus fungsi. Contoh gugus fungsi adalah amina
(-NHR), hidroksil (-OH), asam (-COOH), amida (-CO-NH2), eter (-OR), ester COOR.
Reaksi kondensasi menghasilkan molekul kecil seperti H2O. Reaksi kondensasi ini dapat
dilihat pada persamaan reaksi pembentukan polimer nilon di bawah ini. Pada reaksi ini, OH
dari satu monomer bergabung dengan H dari monomer yang lain mengeluarkan H2O.

O O
H NH CH 2
5
CH 2 C OH + H NH CH 2
5
CH 2 C OH

O O
H NH CH 2 CH 2 C NH CH 2 CH 2 C OH
5 5

O
H NH CH 2 CH 2 C OH
5

O O O
H NH CH 2 CH 2 C NH CH 2 CH 2 C NH CH 2 CH 2 C OH
5 5 5
O
H NH CH 2 CH 2 C OH
5

O O O
H NH CH 2 O
CH 2 C NH CH 2 CH 2 C NH CH 2 CH 2 C NH
5 5 CH 2 CH 2 C OH
5 5

Setelah mencapai derajat polimerisasi tertentu, reaksi akan berhenti. Dengan menambahkan
cross linker di antaranya formaldehi, dan fenol, struktur polimer bisa menjadi bercabang atau
tiga dimensi.

Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 75


4. 4.3 Polimer Termoset dan Termoplasik
Polimer termoset adalah polimer dengan struktur tiga dimensi, dibentuk dengan dicetak,
tidak lunak pada temperatur tinggi, dan bersifat kaku. Sebaliknya, polimer termoplastik
berstruktur linier, melunak bila dipanaskan, lebih elastik, dan bila dicetak harus didinginkan
terlebih dahulu baru bisa dikeluarkan dari cetakan karena masih sangat lunak.

Beberapa polimer termoset adalah


1. resin phenol dan amino
Keberadaan aldehid adalah untuk membentuk backbone polimer (rantai utama polimer)
dan polimer ini dapat saling berikatan silang dengan molekul polifenol membentuk
struktur tiga dimensi. Pemakaian terbesar dari polifenol adalah sebagai perekat pada
industri kayu, dan industi elektronik sedangkan poliamino banyak digunakan pada
industri tekstil.

CH 2
+ CH 2O
+ H2O

OH OH OH
n

CH 2

OH OH
n

CH 2

OH
OH O
n

CH 2

n
2. resin poliester tidak jenuh
Sifat poliester tidak jenuh ini adalah mudah ditangani, proses curing yang cepat dan tidak
menghasilkan bahan yang mudah menguap, memiliki sifat listrik dan fisika yang baik,
stabil, dan tidak berwarna. Resin poliester yang di-reinforced dengan gelas sering
digunakan pada industri kapal dan transportasi.
3. resin epoksi dan poliurethan
Penggunaan resin epoksi adalah sebagai pelapis permukaan, dan sebagai bahan perekat
pada gelas berbentuk fiber sehingga dapat memperkuat sifat bahan gelas. Resin epoksi
banyak digunakan sebagai bahan pelapis pada industri peralatan, dan elektronik.

Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 76


Poliurethan dapat bersifat kaku dan fleksibel, tergantung pada jenis cross linker dan
bahan monomernya. Pemakaian poliurethan dapat menggantikan penggunaan karet pada
industi otomotif dan furnitur.
4. Resin silikon
Resin silikon banyak digunakan sebagai insulating varnishes, impregnating dan
encapsulating agent. Bahan lain yang akan dilapisi oleh resin silicon dicelupkan kedalam
larutan resin, dikeringkan dan dimatangkan di dalam oven.

4. 4. 4 Deformasi Polimer
Polimer dapat mengalami deformasi elastik (defermasi yang reversibel, atom/molekul tidak
mengalami perpindahan permanen) dan plastik (deformasi tetap). Misalnya, karet yang ditarik
(diberi gaya) akan kembali kekeadaan semula begitu gaya tarik dihentikan, dikatakan karet
mengalami deformasi elastik. Bila gaya tarik dihentikan dan bahan tidak kembali ke keadaan
semula, deformasi ini disebut dengan deformasi plastik. Polimer yang memiliki deformasi elastik
yang besar disebut elastomer.

4. 4. 5 Aditif pada Polimer


Penggunaan polimer umumnya selalu ditambahkan bahan aditif dengan berbagai tujuan. Aditif
yang biasa ditambahkan pada polimer adalah
1. pengisi/filler
Umumnya polimer akan berubah sifatnya bila di kombinasikan/dicampur dengan bahan
padatan berbentuk butir dan fiber/serat. Contoh, resin fenol akan bertambah sifat
ketahanan terhadap benturan (impact resistance), ketahanan terhadap regangan (tensile
resistance), ketahanan terhadap tekanan, ketahanan terhadap goresan (abrasion
resistance), dan kestabilan termalnya bila campur dengan partikel kayu, selulosa
berbentuk fiber atau mika bubuk. Pencampur ini disebut pengisi/filler. Filler lain yang
dapat digunakan adalah padatan keramik seperti bahan gelas dan silikat berbentuk fiber.
Secara umum filler terdiri atas dua jenis
a. filler berbentuk partikel bulat dengan berbagai ukuran, seperti pasir, kapur,
alumina, seng oksida, silikon karbida, gelas, tepung logam, tepung kayu, dan lain-
lain.
b. filler berbentuk fiber/serat
Serat alam seperti katun, serat logam, serat sintetik seperti nilon, dan mineral
banyak digunakan sebagai filler bahan polimer
2. pemplastis/plasticizer
Plasticizer digunakan untuk meningkatkan kemudahan mengalir (flow ability) agar
memudahkan pembuatan dan pembentukan dan tentunya mengurangi keuletan produk.
Plasticizer harus saling larut dengan polimer. Beberapa plasticizer yang sering
digunakan, di antaranya sulfonamide, turunan glikol, hidrokarbon, ester asam lemak dari
bahan alam, dan epoksi.
3. antioksidan
Antioksidan ditambahkan kedalam campuran bahan polimer untuk melindungi polimer
dari oksidasi dengan mekanisme pengalihan oksidasi, yang mengalami oksidasi adalah
antioksidan itu sendiri. Beberapa antioksidan yang umum digunakan di antaranya adalah
fenol, aromatik, amina, dan garam.

Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 77


4. pewarna
Pewarna digunakan agar bahan menjadi lebih menarik (kebutuhan pasar). Beberapa
pewarna yang digunakan dapat berupa pigmen organik dan anorganik. Contoh pewarna
organik adalah phthalocyanine dan anorganik di antaranya adalah TiO2, barium sulfat
(warna putih), cadmium (merah dan kuning), aluminium untuk memberi efek warna
metalik, molybdate (oranye).
5. bahan tahan api (flame retardant)
Bahan flame retandant yang banyak digunakan adalah antimony trioksida. Bahan ini
dapat mengurangi sifat kemudahan menyala (flame ability) bahan polimer sehingga
polimer lebih aman digunakan.
6. penstabil/stabilizer
Stabilizer ditambahkan kedalam polimer agar polimer tetap stabil dalam usia
pemakaiannya, terutama melindungi dari degradasi karena sinar. Perlindungan ini tidak
hanya terhadap polimernya sendiri, tapi juga terhadap pewarna. Beberapa stabilizer
adalah; karbon hitam yang melindungi polimer dari degradasi karena sinar, hidroksil
benzophenon yang berfungsi menyerap sinar ultraviolet.

4. 4. 6 Stabilitas Polimer
Polimer adalah bahan yang mudah mengalami degradasi. Beberapa hal yang dapat merusak
polimer, sampai memutus ikatan kovalen pada rantai utama/backbone polimer adalah
1. oksidasi
Bahan polimer dapat mengalami oksidasi dengan oksigen. Beberapa faktor yang
mempercepat oksidasi adalah;
a. adanya ozon, ozon (O3) lebih reaktif dalam mengoksidasi dibandingkan oksigen (O2)
b. radiasi sinar UV yang memberikan energi sehingga oksidasi dapat berlangsung terus
menerus.
c. adanya ikatan rangkap di dalam struktur polimer yang mudah teroksidasi.
2. pemutusan ikatan kovalen. Radiasi sinar UV dapat memutuskan ikatan kovalen dalam
backbone polimer sehingga polimer mengadi berukuran lebih kecil yang tentu saja
mengubah sifat polimer. Pemutusan ikatan kovalen ini dapat menghasilkan radikal
polimer yang dapat pula bereaksi dengan radikal lain sehingga mengubah sifat polimer.
Di samping sinar UV, penyebab terjadinya degradasi adalah lingkungan biologi polimer
seperti adanya mikroba dan jamur yang dapat memutuskan ikatan dalam polimer, lingkungan
kimia seperti pH lingkungan, dan degradasi karena mekanik.

4. 4. 7 Polimer Komersil
Beberapa polimer komersil dapat dilihat pada tabel berikut ini
Polimer Sifat Penggunaan
Polietilen (PE) Umumnya linear, bercabang Kemasan
dengan menambahkan cross linker
seperti peroksida dan turunan
Polipropilen (PP) Otomotif
Karet alam Setelah divulkanisasi bersifat otomotif
sebagai elastomer
Karet sintetik (dari butadiena) Mirip dengan karet alam
Karet nitril (butadiena + Tahan (tidak ‘larut” terhadap Tangki bahan bakar,

Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 78


acrilonitril) minyak peralatan
Polistiren Tahan panas untuk beberapa Kemasan
kopolimer
Poliakrilik Sifat mekanik dan termal baik Otomotif, optical,
instrumen dan cover
peralatan

4. 5 Keramik
Beberapa contoh penggunaan keramik adalah sebagai cetakan, penyangga katalisator yang
ditempatkan pada sistem pembuangan kendaraan bermotor, panel matahari, serat gelas, isolator
dielektrik, batu tahan api. Contoh keramik yang digunakan sebagai batu tahan api dan biasanya
digunakan sebagai tungku di indusrti adalah MgO. MgO terdiri atas Mg sebanyak 50%, terikat
oleh ikatan ion dengan O dan memiliki ketahanan terhadap temperatur sampai 25000C tanpa
mengalami penguraian dan pelelehan. Ikatan yang terjadi dalam keramik adalah ikatan ion antara
logam dengan nonlogam. Umumnya keramik berbentuk kristal dengan struktur yang lebih rumit
dibandingkan dengan logam.

Dalam membentuk senyawa, keramik bisa berbentuk


1. AX, A adalah logam dan X adalah nonlogam. Sebagai contoh adalah CsCl, NaCl, NiAs,
ZnO. Kristal yang dibentuk oleh AX dapat berupa kubus sederhana (misalnya CsCl), fcc
(misalnya NaCl, ZnS, MnS), dan htp (contoh; NiAs, ZnO, FeS). Struktur htp ini
menyebabkan FeS sangat keras dan rapuh sedangkan MnS bersifat ulet.
2. AmXp
Dalam AmXp, m≠p, seperti CaF2, Al2O3. Keramik yang paling banyak digunakan adalah
Al2O3, keramik ini digunakan sebagai busi kendaraan bermotor, batu gurinda, dan
sebagai cetakan yang digunakan untuk temperatur tinggi. Struktur kristal Al2O3 adalah
htp dengan sifat memiliki titik leleh > 20000C, keras, dan tahan terhadap bahan kimia.
3. Am Bn Xp
Salah satu contoh bahan keramik yang memiliki struktur Am Bn Xp adalah BaTiO3, yang
digunakan pada catridge dan piringan hitam. Umumnya struktur Am Bn Xp bersifat
magnetik.
4. Silikat
Silikat adalah jenis keramik yang banyak ditemukan dan harganya murah. Pemakaian
keramik silikat ini adalah sebagai bahan semen, isolator listrik, dan serat gelas yang
digunakan sebagai filler bahan polimer. Struktur silikat yang utama adalah tetrahedral
SiO4, Gelas termasuk silikat yang paling banyak ditemukan dan bersifat amorf.

4. 6 Rangkuman
Berdasarkan unsur penyusun bahan padat, padatan dibedakan atas logam (logam transisi, alkali
dan alkali tanah), dan nonlogam. Berdasarkan jenis ikatan dalam padatan, bahan padat dibedakan
atas logam yang terikat oleh ikatan logam, polimer yang terikat oleh ikatan kovalen, dan keramik
yang terikat oleh ikatan ion. Berdasarkan keteraturan susunan atom/molekul dalam padatan,
padatan dapat berbentuk krisal (umumnya logam dan keramik), amorf (umumnya polimer) dan
semi kristal (dapat terjadi pada polimer). Sistem kristal yang terdapat pada logam adalah kubus
dan heksagonal, pada keramik adalah kubus dan pada nonlogam adalah tetragonal. Sifat padatan
ditrntukan oleh sistem kristal dan proses pembuatannya.

Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 79


4. 7 Soal Latihan

1. Suatu paduan mengandung 85% (berat) tembaga dan 15% (berat) timah putih. Hitunglah
persen mol kedua unsur dalam paduan.
2. Dalam paduan Al-Mg terdapat 7% (mol) Al, tentukanlah % (berat) Al dan Mg dalam
paduan.
3. Suatu paduan yang terdiri atas emas 25% (mol) dan tembaga membentuk larutan fcc yang
acak di atas 380oC. Di bawah temperatur tersebut atom emas tertata pada sudut sel satuan
dan tembaga di tengah permukaan.
a. Hitunglah % (berat) emas.
b. Bagaimana bentuk sel satuan pada temperatur di bawah 380oC?
c. Hitunglah konstanta kisi.
d. Hitunglah massa jenis sel satuan.
4. Jumlah kekosongan meningkat dengan naiknya temperatur. Temperatur dinaikkan dari
20oC menjadi 1020oC panjang konstatnta kisi logam berstruktur bcc naik sebanyak 0,5%
akibat muai termal, sedangkan massa jenis turun 2%. Bila pada 20oC terdapat 1
kekosongan dalam 1000 sel satuan, hitunglah kekosongan yang terjadi dalam 1000 sel
satuan bila temperatur dinaikkan menjadi 1020oC.
5. Dalam setiap 1 gr polivinil klorida terdapat 1020 molekul polivinilklorida.
a. Berapa ukuran molekul polivinilklorida rata-rata?
b. Berapa tingkat polimerisasi?
6. Polietilen mengandung molekul molekul yang memiliki 150, 200, 250 dan 300, 400 dan
500 mer. Berapa massa molekul rata rata polietilen?

4. 8 Referensi
1. Humilton, Brady,1982, General Chemistry, Principles and Structure, willey international
edition
2. Van Vlack , Lawrence H, 1983, Ilmu dan Teknologi Bahan, Erlangga
3. West, R., Anthony Anthony, 1984, Solid state chemistry and its application, John willey
and son
4. Billmeyer, Jr, W., Fred, 1984, Textbook of polymer science, John willey and son

Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 80

Anda mungkin juga menyukai