1. padatan yang terikat oleh ikatan logam seperti yang terdapat pada padatan logam, baik
logam murni seperti padatan emas murni maupun campuran seperti stainless steel.
2. padatan yang terikat oleh ikatan kovalen.
Padatan yang tersusun dari atom-atom yang terikat oleh ikatan kovalen umumnya adalah
padatan yang tersusun oleh atom-atom nonlogam seperti C, H, O pada polimer, Si pada
silikat/gelas. Padatan yang terikat oleh ikatan kovalen memiliki pula ikatan antar-
molekul seperti ikatan van der waals dan hidrogen yang terdapat pada bahan polimer.
3. padatan yang terikat oleh ikatan ionik
Padatan yang terikat oleh ikatan ionik tersusun oleh atom-atom logam dan nonlogam.
Padatan ini dapat ditemukan pada padatan jenis keramik seperti BaTiO3 yang terdiri atas
atom logam alkali tanah, Ba, logam transisi Ti, dan oksigen (nonlogam). Pada
perkembangan beberapa tahun terakhir ini, jenis padatan ini dikembangkan sebagai sel
bahan bakar (fuel cel), dan bahan semikonduktor.
Dalam penggunaannya, padatan sering digunakan secara bersama dengan cara dicampur atau
blending. Bahan padat yang terdiri atas campuran bahan, seperti bahan yang terdiri atas logam
dan polimer atau polimer dengan keramik atau logam dengan keramik maupun campuran ketiga
bahan tersebut, disebut komposit.
Sifat bahan padat sangat ditentukan oleh struktur internal bahan padat. Struktur internal
mencakup atom-atom dan susunannya atau disebut juga struktur mikro. Di samping struktur
mikro, sifat padatan juga bergantung pada proses pembentukannya. Contoh adalah kawat, yang
proses pembentukannya melalui penarikan akan menyebabkan bahan menjadi semakin kuat dan
keras. Untuk kawat tembaga sebagai penghantar listrik, penambahan sifat ini tidak berarti, tapi
bila dilakukan penarikan terhadap bahan baja yang terdiri atas logam Fe dan C, penarikan dapat
memperkuat dan memperkeras bahan.
T
e
m Kristalisasi Kristalisasi
p dimulai berakhir
e Padat
r
a
t
u
r
Waktu
Bila inti atom yang bertetangga dalam keadaan padat (lihat gambar di bawah ini)
dihubungkan, akan terbentuk satu keteraturan (gambar di atas adalah dua dimensi) dalam tiga
dimensi. Pengulangan keteraturan ini disebut dengan kisi ruang. Jarak yang selalu berulang
disebut konstanta kisi dan satu pengulangan dalam kisi ruang disebut sel satuan.
z
y
β
α μ
Lapisan ketiga
Lapisan kedua
Lapisan pertama
2. urutan lapisan ABAB, atom pada lapisan kedua berada di antara atom pada lapisan
pertama dan atom pada lapisan ketiga mengambil posisi sepeti atom pada lapisan
pertama. Urutan seperti ini biasa disebut hexagonal closed packing (hcp) atau heksagonal
terjejal (htp)
3. urutan lapisan ABCABC, atom pada lapisan kedua menempati posisi di antara atom
lapisan pertama dan atom lapisan ketiga menempati posisi di antara atom lapisan kedua.
Urutan lapisan berulang dalam ruang.
Penyusunan ini terjadi dalam tiga dimensi. Jika panjang konstanta kisi pada sumbu x
adalah a, sumbu y adalah b, dan sumbu z adalah c serta sudut sudut antara bidang xoz dan xoy
adalah α, zoy dan xoy adalah β dan zox dan yoz adalah μ, sistem kristal dapat dibedakan atas
beberapa sistem kristal (lihat tabel di bawah ini).
a=2r
Jumlah atom per sel satuan kubus sederhana adalah 1, dengan setiap atom dimiliki oleh 8
sel satuan yang bersebelahan dalam tiga dimensi sehingga 1 sel satuan memiliki 1/8 atom
dan karena ada 8 sudut kubus yang ditempati oleh satu atom, jumlah atom per sel satuan
adalah 8 x 1/8,
Atom dimodelkan berbentuk bola sehingga volume atom adalah 4/3πr3 sedangkan kubus
memiliki volume a3, Pada kubus sederhana, atom dengan jari-jari r saling bersinggungan
sehingga a=2r. Faktor tumpukan atau % ruang yang terisi oleh atom;
Faktor tumpukan = volume atom/volume kubus x 100%
= 1 x 4/3πr3/(2r)3 x 100%
= 100/6π = 52%
2a2=(4r)2, a=4r/
Jumlah atom per sel satuan dalam fcc adalah 1/8 x 8 + (1/2 x 6) = 4
Sama halnya dengan kubus sederhana, ada delapan atom yang menempati delapan sudut
kubus dan 1 sel satuan hanya memiliki 1/8 atom. Pada sisi kubus, ditempati oleh atom
yang dimiliki oleh dua sel satuan yang bersebelahan sehingga jumlah atom per sel satuan
adalah ½ dan jumlah sisi kubus ada enam.
Latihan
Berat jenis (ρ) nikel adalah 8,9 gr/cm3, massa atom relatif Ni 58,71 gr/mol
Hitunglah
a. volume selsatuan berdasarkan data yang diberikan.
b. dari jawaban a, hitunglah jari jari atom Ni.
Jawab
a. Struktur kristal Ni adalah fcc dengan 4 atom/sel satuan. 4 atom memiliki massa =
4/6,02 x1023 (mol) x 58,71 (gr/mol)
Volume sel satuan = massa/ρ = 4/6,02 x 1023 (mol) x 58,71 (gr/mol)
8,9 gr/ cm3
= 4,383 x 10-23 cm3
b. V = a3, a = (4,383 x 10-23 cm3)1/3 = 1,6365 10-8cm
a = 4r/ → r = a/4/ = 1,6365 10-8cm/4/ = 0,579 10-8cm
a
4r
a
a
3a2=(4r)2, a =4r/
Contoh logam yang memiliki struktur kristal jenis ini di antaranya adalah K, Au, Cr, Ti.
Latihan
Pada suhu tinggi titanium memiliki struktur kristal bcc dengan jari-jari atom 0,145 nm
dan massa atom relatif 47 gr/mol.
a. Hitunglah sisi sel satuan b. hitunglah berat jenis titanium
Jawab
a. a = 4r/ ) = 4 x 0,145/ ) nm = 0,335 nm
b. Massa jenis = massa/volume (sel satuan) = 2/6,02 1023 (mol) x 47 gr/mol
(0,335 nm)3
3
= 4,158 gr/cm
4. 2. 2 Sistem Heksagonal
Kristal berbentuk heksagonal terdiri atas
1. Heksagonal sederhana
Kristal heksagonal sederhana memiliki jumlah atom/sel satuan = 1/6 x 12 + ½ x 2 = 3,
Latihan
Faktor tumpukan atom magnesium yang memiliki struktur htp adalah 0,74, bila massa
jenis Mg adalah 1,74 gr/cm3 dan Ar Mg = 24,31 gr/mol, berapakah volume sel satuan
Mg?
Jawab
Mg dengan volume 1 cm3 memiliki massa = 1,74 gr/cm3 x 1 cm3 = 1,74 gr
Jumlah atom dalam 1 cm3 = 1,74 gr/24,31 gr/mol x 6,02 1023 atom/mol = 4,31 1022 atom.
Dalam htp jumlah atom = 6 atom/sel satuan, sehingga jumlah sel satuan =
4,31 1022 atom/6 atom/sel satuan = 0,72 1022 sel satuan.
Maka volume sel satuan = 1 cm3/0,72 1022 sel satuan
= 1,4 10-22 cm3 = 0,14 nm3/sel satuan
4. 2. 3 Tetragonal
Padatan yang memiliki struktur tetragonal di antaranya adalah karbon dalam bentuk intan,
germanium (Ge), dan silikon (Si). Struktur krisal tetragonal dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.
4. 2. 4 Polimorfi
Polimorfi adalah unsur yang memiliki lebih dari satu sistem kristal. Contoh, Fe memiliki dua
jenis kristal yaitu bcc pada suhu ruang dan fcc pada suhu 912oC, karbon yang memiliki struktur
intan/tetragonal dan grafit (lihat gambar di bawah ini), dan SiC yang memiliki sekitar 20 bentuk
kristal. Umumnya, bentuk kristal yang berbeda menghasilkan sifat yang berbeda pula.
Bila campuran logam ini bersifat homogen, campuran disebut larutan padat atau istilah
umumnya adalah paduan.
Beberapa paduan yang dikenal secara umum adalah sebagai berikut
1. besi
Campuran besi, disebut baja, terdiri atas karbon (sampai 1,7%), Mangan (sampai 1%)
yang berfungsi mengurangi kadar sulfur dalam baja dan meningkatkan kekerasan dan
kekuatan baja. Pospor dan sulfur tidak boleh lebih dari 0,06% dan baja berkualitas tinggi
memiliki kadar sulfur dan pospor maksimal 0,04%.
Beberapa jenis baja paduan berdasarkan penggunaannya adalah
a. baja konstruksi, biasanya ditambahkan Nikel (Ni) sampai 5% dapat meningkatkan
kekuatan (strength). Sayangnya, nikel tidak dapat bercampur dengan baik dengan
karbon sehingga pemakai Ni haruslah pada baja dengan konsentrasi karbon yang
rendah. Di samping Ni, dapat pula ditambahkan Cromium (Cr) sampai 1%.
Keuntungan penambahan Cr adalah Cr dapat bercampur dengan baik dengan karbon
sehingga dapat ditambahkan pada baja dengan konsentrasi karbon yang lebih tinggi.
Logam lain yang dapat ditambahkan pada paduan besi ini adalah Molybdenum (Mo)
dan mangan (Mn).
b. baja untuk peralatan
Baja (campuran besi dan karbon) dicampur dengan Cr, tungsten (W), Mo dan
vanadium (V).
c. baja spesial; stainless steel dan heat resistance steel
Pada stainless steel, konsentrasi Cr sangat tinggi (sampai 18%), C (0,01-0,05%), Mn
(0,45-0,8%), Ni (8,5-10%)
2. tembaga
Monel; larutan tembaga dan nikel, logam lain sebagai campuran adalah Fe,Mn, Al, Pb,
Zn
Kuningan; larutan tembaga dan seng (Zn), bisa juga dicampurkan Pb, Mn, Fe, aluminium
(Al), Ni, Sn
Perunggu; larutan tembaga dan timah putih (Sn)
Paduan logam lain dengan Cu adalah berrylium (Cu-Be), Cu-Cr (0,5%), Cu-Cd (1%),
Cu-tellurium, Cu-Te (metaloid, 0,5%), dan Cu-As (Arsenic, 0,4%).
3. aluminium
Aluminium adalah logam yang sangat mudah teroksidasi. Bagian permukaan aluminium
teroksidasi membentuk lapisan Al2O3 yang sangat keras sehingga dapat melindungi
bagian dalam padatan Al dari oksidasi dan awet dalam pemakaian (wear resisstance).
Paduan Al biasanya adalah Mn (s.d 1,3%), Si (s.d 12%), Mg (s.d 5%), Cu (s.d 3%) dan
Contoh campuran Ni-Cr-Fe dan pemakaiannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Latihan
Perunggu yang merupakan campuran Cu dan Sn mempunyai komposisi 3% Sn, dengan struktur
kristal murni Cu adalah fcc dan struktur ini dipertahankan dalam paduan.
a. Hitunglah %(berat) bila terdapat 3%(atom) Sn dalam perunggu.
b. Bila konstanta kisi meningkat secara proporsional dengan bertambahnya fraksi atomSn,
hitunglah massa jenis perunggu. Jari jari Cu dan Sn berturut turut 0,1278 dan 0,151 nm
dan Ar Cu 63,54 dan Sn 118,69 gr/mol
Jawab
a. Gunakan basis 100 atom. Karena strukturnya adalah fcc, berarti ada 100/4 sel satuan = 25
sel satuan per 100 atom. Dan karena % atom Sn adalah 3% maka jumlah atom Sn= 3% x
100 atom = 3 atom dan Cu = 97 atom.
Massa Cu = 97atom x 63,54 gr/mol = 1023,8 10-23 gr
6,02 1023 atom/mol
Massa Sn = 3 atom x 118,69 gr/mol = 59,15 10-23 gr
6,02,1023 atom/mol
% (berat) Cu = 1023,8 10-23 x 100% = 94,5 %
-23 -23
(1023,8 10 + 59,15 10
%(berat) Sn = 100%- 94,5% = 5,5 %
b. Jari jari rata rata = 97% x 0,1278 nm + 3% x 0,151 nm = 0,1285 nm
a = 4r/ = 4 x 0,1285/ = 0,3634 nm = 0,3634 10-9 m
massa jenis = massa/volume = 1023,8 10-23 gr + 59,15 10-23gr = 9,0 gr/cm3
25x (0,3634 10-9 m)3
2. Cacat garis/dislokasi
Beberapa cacat titik yang terjadi berdekatan dan ganda dapat menyebabkan terjadinya
cacat garis. Sisipan atom/kekosongan yang berdekatan ini akan membentuk
sisipan/kekosongan garis. Disekitar dislokasi garis, atom-atom akan mengalami tegangan
dan tekanan.
4. Cacat permukaan
Pada permukaan luar, atom hanya memiliki tetangga pada sisi dalam sehingga akan
mengalami ketidakseimbangan gaya. Akibatnya atom pada permukaan luar memiliki
energi yang lebih tinggi dan ikatan yang kurang kuat. Kelebihan energi pada permukaan
ini menyebabkan permukaan mudah mengadsorpsi zat lain.
5. Cacat antarbutir
Meskipun suatu benda kerja, misal besi, memiliki hanya satu struktur kristal pada
temperatur tertentu, orientasi masing-masing butir berbeda. Ketidakseragaman orientasi
ini menyebabkan adanya tumpukan atom yang tidak efisien sepanjang batas butir.
Perhatikan gambar di bawah ini. Pada jarak tertentu dari batas/boundry, terdapat
ketidakteraturan pada kedua butir.
Bila temperatur padatan dinaikkan, difusi atom-atom dapat terjadi karena adanya kekosongan
atau sisipan. Adanya kekosongan menyebabkan atom lain, yang mendapat tambahan energi
Latihan
Massa jenis aluminium yang ditentukan di laboratorium setelah didinginkan dengan cepat
menjadi 650oC adalah 2,698 gr/cm3, Jika panjang sisi sel satuan Al yang berstruktur fcc ini
ditentukan dengan difraksi sinar X, diperoleh panjang sisi 0,4049 nm. Perkirakanlah jumlah
kekosongan yang terjadi karena pendinginan cepat pada Al. Ar Al = 26,98 gr/mol.
Jawab
Jumlah atom pada fcc = 4 atom/sel satuan = 4 atom/sel satuan/6,02 1023atom/mol
= 0,66 10-23 mol/sel satuan = 0,66 10-23 mol/sel satuan x 26,98 gr/mol = 17,93 10-23 gr/sel satuan
Volume = (0,4049 nm)3/sel satuan = 0,066 nm3/sel satuan, sehingga
ρ perhitungan = 17,93 10-23gr/sel satuan/0,066 nm3/sel satuan
= 17,93 10-23gr/sel satuan/0,066 10-21 cm3/sel satuan = 2,7 gr/ cm3
Bila tidak ada kekosongan ρ percobaan = ρ perhitungan. Perhitungan di atas didapat ρ percobaan
< ρ perhitungan, hal ini terjadi karena adanya kekosongan.
ρ percobaan /ρ perhitungan = 2,698 gr/cm3/2,7 gr/ cm3 = 0,999, untuk 1000 atom
ρ percobaan /ρ perhitungan = 999, sehingga ada 1 kekosongan dalam 1000 atom Al.
4. 4 Polimer
4. 4. 1 Difinisi, Struktur dan Jenis
Polimer adalah molekul besar yang umumnya berupa padatan dan terdiri atas unsur di
antaranya C, H, N, O, dan Cl. Contoh polimer dengan nama komersilnya adalah plastik stearyl
foam, dan PVC. Polimer merupakan pengulangan unit monomer, pengulangan unit monomer
dalam polimer bervariasi, dengan istilah sebagai berikut
1. satu unit disebut monomer
2. dua unit disebut dimer
3. lebih dari 2 unit disebut oligomer
Secara umum, reaksi pembentukan polimer dapat dilihat pada persamaan reaksi pembentukan
polistiren di bawah ini
monomer: monostiren
Polimer: Polistiren
n= derajat polimerisasi
Karena kopolimer terdiri atas beberapa jenis monomer, pengulangan unit monomer dapat
terjadi secara acak. Pengulangan ini masih dapat diatur dengan menggunakan katalis dan
teknologi tertentu. Bila jenis monomer adalah A dan B, berdasarkan keteraturan pengulangan
unit monomer, kopolimer dapat dibedakan atas
1. susunan acak/random
2. susunan –ABABABAB-
Susunan ini disebut juga susunan bergantian atau kopolimer bergantian/selang seling.
3. susunan –AAAAAA-BBBBB-
Kopolimer dengan susunan seperti ini disebut kopolimer blok.
4. Susunan AAAAAAAAAAAAA
B
B
B
B
Kopolimer dengan susunan seperti ini disebut kopolimer graft.
Berdasarkan keteraturan susunan molekul, umumnya polimer berbentuk amorf, semi kristal, dan
kristal (jarang). Umumnya, polimer berukuran besar masih memiliki kemungkinan membentuk
kristal pada bagian tertentu dan amorf pada bagian lain. Struktur ini mempengaruhi sifat bahan
polimer. Contoh dapat dilihat perbedaan sifat polietilen bermassa jenis besar yang memiliki
derajat kristalinitas besar dan polietilen ber massa jenis kecil seperti pada tabel berikut ini.
2. polimer bercabang
Polimer bercabang dapat terjadi bila monomer memiliki gugus fungsi ≥ 2,
4. 4. 2 Reaksi Polimerisasi
HO OH HO
Setelah ukuran polimer sesuai dengan yang dirancang, propagasi ini berhenti (tahap
terminasi). Polimer radikal bereaksi dengan polimer radikal lainnya atau radikal peroksida
membentuk ikatan kovalen baru. Reaksi mekanisme radikal ini akan menghasilkan struktur
polimer linier.
2. Mekanisme kondensasi
Mekanisme kondensasi umum nya terjadi baik pada polimer maupun pada kopolimer
dengan syarat setiap monomer memiliki ≥ 2 gugus fungsi. Contoh gugus fungsi adalah amina
(-NHR), hidroksil (-OH), asam (-COOH), amida (-CO-NH2), eter (-OR), ester COOR.
Reaksi kondensasi menghasilkan molekul kecil seperti H2O. Reaksi kondensasi ini dapat
dilihat pada persamaan reaksi pembentukan polimer nilon di bawah ini. Pada reaksi ini, OH
dari satu monomer bergabung dengan H dari monomer yang lain mengeluarkan H2O.
O O
H NH CH 2
5
CH 2 C OH + H NH CH 2
5
CH 2 C OH
O O
H NH CH 2 CH 2 C NH CH 2 CH 2 C OH
5 5
O
H NH CH 2 CH 2 C OH
5
O O O
H NH CH 2 CH 2 C NH CH 2 CH 2 C NH CH 2 CH 2 C OH
5 5 5
O
H NH CH 2 CH 2 C OH
5
O O O
H NH CH 2 O
CH 2 C NH CH 2 CH 2 C NH CH 2 CH 2 C NH
5 5 CH 2 CH 2 C OH
5 5
Setelah mencapai derajat polimerisasi tertentu, reaksi akan berhenti. Dengan menambahkan
cross linker di antaranya formaldehi, dan fenol, struktur polimer bisa menjadi bercabang atau
tiga dimensi.
CH 2
+ CH 2O
+ H2O
OH OH OH
n
CH 2
OH OH
n
CH 2
OH
OH O
n
CH 2
n
2. resin poliester tidak jenuh
Sifat poliester tidak jenuh ini adalah mudah ditangani, proses curing yang cepat dan tidak
menghasilkan bahan yang mudah menguap, memiliki sifat listrik dan fisika yang baik,
stabil, dan tidak berwarna. Resin poliester yang di-reinforced dengan gelas sering
digunakan pada industri kapal dan transportasi.
3. resin epoksi dan poliurethan
Penggunaan resin epoksi adalah sebagai pelapis permukaan, dan sebagai bahan perekat
pada gelas berbentuk fiber sehingga dapat memperkuat sifat bahan gelas. Resin epoksi
banyak digunakan sebagai bahan pelapis pada industri peralatan, dan elektronik.
4. 4. 4 Deformasi Polimer
Polimer dapat mengalami deformasi elastik (defermasi yang reversibel, atom/molekul tidak
mengalami perpindahan permanen) dan plastik (deformasi tetap). Misalnya, karet yang ditarik
(diberi gaya) akan kembali kekeadaan semula begitu gaya tarik dihentikan, dikatakan karet
mengalami deformasi elastik. Bila gaya tarik dihentikan dan bahan tidak kembali ke keadaan
semula, deformasi ini disebut dengan deformasi plastik. Polimer yang memiliki deformasi elastik
yang besar disebut elastomer.
4. 4. 6 Stabilitas Polimer
Polimer adalah bahan yang mudah mengalami degradasi. Beberapa hal yang dapat merusak
polimer, sampai memutus ikatan kovalen pada rantai utama/backbone polimer adalah
1. oksidasi
Bahan polimer dapat mengalami oksidasi dengan oksigen. Beberapa faktor yang
mempercepat oksidasi adalah;
a. adanya ozon, ozon (O3) lebih reaktif dalam mengoksidasi dibandingkan oksigen (O2)
b. radiasi sinar UV yang memberikan energi sehingga oksidasi dapat berlangsung terus
menerus.
c. adanya ikatan rangkap di dalam struktur polimer yang mudah teroksidasi.
2. pemutusan ikatan kovalen. Radiasi sinar UV dapat memutuskan ikatan kovalen dalam
backbone polimer sehingga polimer mengadi berukuran lebih kecil yang tentu saja
mengubah sifat polimer. Pemutusan ikatan kovalen ini dapat menghasilkan radikal
polimer yang dapat pula bereaksi dengan radikal lain sehingga mengubah sifat polimer.
Di samping sinar UV, penyebab terjadinya degradasi adalah lingkungan biologi polimer
seperti adanya mikroba dan jamur yang dapat memutuskan ikatan dalam polimer, lingkungan
kimia seperti pH lingkungan, dan degradasi karena mekanik.
4. 4. 7 Polimer Komersil
Beberapa polimer komersil dapat dilihat pada tabel berikut ini
Polimer Sifat Penggunaan
Polietilen (PE) Umumnya linear, bercabang Kemasan
dengan menambahkan cross linker
seperti peroksida dan turunan
Polipropilen (PP) Otomotif
Karet alam Setelah divulkanisasi bersifat otomotif
sebagai elastomer
Karet sintetik (dari butadiena) Mirip dengan karet alam
Karet nitril (butadiena + Tahan (tidak ‘larut” terhadap Tangki bahan bakar,
4. 5 Keramik
Beberapa contoh penggunaan keramik adalah sebagai cetakan, penyangga katalisator yang
ditempatkan pada sistem pembuangan kendaraan bermotor, panel matahari, serat gelas, isolator
dielektrik, batu tahan api. Contoh keramik yang digunakan sebagai batu tahan api dan biasanya
digunakan sebagai tungku di indusrti adalah MgO. MgO terdiri atas Mg sebanyak 50%, terikat
oleh ikatan ion dengan O dan memiliki ketahanan terhadap temperatur sampai 25000C tanpa
mengalami penguraian dan pelelehan. Ikatan yang terjadi dalam keramik adalah ikatan ion antara
logam dengan nonlogam. Umumnya keramik berbentuk kristal dengan struktur yang lebih rumit
dibandingkan dengan logam.
4. 6 Rangkuman
Berdasarkan unsur penyusun bahan padat, padatan dibedakan atas logam (logam transisi, alkali
dan alkali tanah), dan nonlogam. Berdasarkan jenis ikatan dalam padatan, bahan padat dibedakan
atas logam yang terikat oleh ikatan logam, polimer yang terikat oleh ikatan kovalen, dan keramik
yang terikat oleh ikatan ion. Berdasarkan keteraturan susunan atom/molekul dalam padatan,
padatan dapat berbentuk krisal (umumnya logam dan keramik), amorf (umumnya polimer) dan
semi kristal (dapat terjadi pada polimer). Sistem kristal yang terdapat pada logam adalah kubus
dan heksagonal, pada keramik adalah kubus dan pada nonlogam adalah tetragonal. Sifat padatan
ditrntukan oleh sistem kristal dan proses pembuatannya.
1. Suatu paduan mengandung 85% (berat) tembaga dan 15% (berat) timah putih. Hitunglah
persen mol kedua unsur dalam paduan.
2. Dalam paduan Al-Mg terdapat 7% (mol) Al, tentukanlah % (berat) Al dan Mg dalam
paduan.
3. Suatu paduan yang terdiri atas emas 25% (mol) dan tembaga membentuk larutan fcc yang
acak di atas 380oC. Di bawah temperatur tersebut atom emas tertata pada sudut sel satuan
dan tembaga di tengah permukaan.
a. Hitunglah % (berat) emas.
b. Bagaimana bentuk sel satuan pada temperatur di bawah 380oC?
c. Hitunglah konstanta kisi.
d. Hitunglah massa jenis sel satuan.
4. Jumlah kekosongan meningkat dengan naiknya temperatur. Temperatur dinaikkan dari
20oC menjadi 1020oC panjang konstatnta kisi logam berstruktur bcc naik sebanyak 0,5%
akibat muai termal, sedangkan massa jenis turun 2%. Bila pada 20oC terdapat 1
kekosongan dalam 1000 sel satuan, hitunglah kekosongan yang terjadi dalam 1000 sel
satuan bila temperatur dinaikkan menjadi 1020oC.
5. Dalam setiap 1 gr polivinil klorida terdapat 1020 molekul polivinilklorida.
a. Berapa ukuran molekul polivinilklorida rata-rata?
b. Berapa tingkat polimerisasi?
6. Polietilen mengandung molekul molekul yang memiliki 150, 200, 250 dan 300, 400 dan
500 mer. Berapa massa molekul rata rata polietilen?
4. 8 Referensi
1. Humilton, Brady,1982, General Chemistry, Principles and Structure, willey international
edition
2. Van Vlack , Lawrence H, 1983, Ilmu dan Teknologi Bahan, Erlangga
3. West, R., Anthony Anthony, 1984, Solid state chemistry and its application, John willey
and son
4. Billmeyer, Jr, W., Fred, 1984, Textbook of polymer science, John willey and son