LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN LIMBAH KELAPA SAWIT
DI KAMPUNG MANTAR KECAMATAN DAMAI
KABUPATEN KUTAI BARAT
DISUSUN OLEH
HENGKI TARNANDO
030252674
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas berkat rahmat dan
izin-Nya sehingga Laporan Praktikum Pengolahan Limbah Kelapa Sawit dapat penyusun
rampungkan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terimakasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Pemanfaatan Limbah Pertanian atas bimbingan serta
arahannya selama praktikum hingga penyusunan laporan ini selesai.
Penyusun menyadari bahwa susunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan penyusun laporan ini. Oleh karena
itu,penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, demi
kesempurnaan laporan ini. Akan tetapi, penyusun berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat,khususnya bagi penyusun sendiri.
HENGKI TARNANDO
i
lOMoARcPSD|25107552
DAFTAR ISI
ii
lOMoARcPSD|25107552
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam 10 tahun ini pabrik kelapa sawit (PKS) di Indonesia berkembang dengan
sangat pesat. Sebagian besar lahan-lahan perkebunan non kelapa sawit di seluruh
Indonesia berangsur-angsur beralih atau diubah menjadi lahan perkebunan. Laju
pertumbuhan areal perkebunan kelapa sawit ditandai dengan peningkatan kenaikan
produksi Crude Palm Oil (CPO). Konsumsi minyak sawit dunia mencapai 26 % dari
total konsumsi minyak makan dunia. Pada tahun 2006, Indonesia memproduksi 15,9
juta ton CPO, dan 11,6 juta ton diantaranya diekspor. Sampai Oktober 2007,
produksi CPO sudah mencapai 16,9 juta ton. (Kurniawan, 2007).
1
lOMoARcPSD|25107552
atau 65 kg, wet decanter solid (lumpur sawit) 4 % atau 40 kg, serabut (fiber) 13%
atau 130 kg serta limbah cair sebanyak 50% (Mandiri, 2012).
Dari proses pengolahan buah kelapa sawit menjadi crude palm oil oil akan
mengasilkan limbah yang cukup tinggi dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan
dan berdampak pada kegiatan lingkungan hidup. Namun, sebenarnya jika diolah
secara maksimal dengan menggunakan teknologi yang tepat, limbah-limbah tersebut
akan memberikan nilai lebih yang signifikan bagi industri (Parlina, 2013).
Berdasarkan uraian di atas, terkait limbah yang dihasilkan dari industri kelapa
sawit perlu dilakukannya pengolahan dan penanganan limbah agar tidak berdampak
pada pencemaran lingkungan serta menjadi informasi bermanfaat bagi masyarakat
terkhususnya bagi perusahaan pengolahan kelapa sawit yang dapat diaplikasikan
untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
1.3 Tujuan
2
lOMoARcPSD|25107552
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
lOMoARcPSD|25107552
4
lOMoARcPSD|25107552
5
lOMoARcPSD|25107552
uap masuk diturup dan pipa kondensat dan exhaust pipe dibuka hingga tekanan 1
kg/cm' (sekitar 3 menit).
3. Penahanan Tekanan
Setelah melalui satu puncak atau dua puncak awal, pemasakan dapat
dilanjutkan dengan membuka pipa uap masuk dan pipa kondensat "by pass"
untuk membuang air kondensat. Masa penahanan tekanan dihitung setelah
mencapai puncak tertinggi hingga awal pembuangan uap terakhir.
4. Pembuangan Uap Air
Setelah penahanan tekanan uap selesai, uap yang berada dalam sterilizer
dibuang dengan membuka katup pipa kondensat, kemudian setelah tekanan
menjadi 2,5 kg/cm² pipa pembuangan uap yang berada di atas sterilizer dibuka
dengan tiba-tiba. Setelah tekanan sama dengan tekanan atmosfer, pintu rebusan
dibuka.
5. Pengeluaran Lori dari Sterilizer
Buah yang telah masak dikeluarkan dari dalam sterilizer dengan
membuka pintu rebusan secara perlahan-lahan, agar packing door lebih aman.
Setelah itu lori ditarik menggunakan tali, bersamaan dengan pemasukan buah
yang akan direbus.
2.2.3. Penebahan Buah
Buah rebus dari sterilizer diangkat dengan hoisting crane atau melalui tipper
dituangkan ke dalam thresher melalui hopper yang berfungsi untuk menampung buah
rebus, kemudian autofeeder akan mengatur peluncuran buah agar tidak masuk
sekaligus. Penebahan buah dilakukan dengan membanting buah dalam drum berputar
dengan putaran (23-25 rpm). Buah lepas akan masuk melalui kisi-kisi dan ditampung
oleh fruit elevator untuk didistribusikan ke setiap unit digester oleh distributing
conveyor. Selanjutnya, tandan kosong melalui empty bunch conveyor dibawa ke
empty bunch hopper.
6
lOMoARcPSD|25107552
7
lOMoARcPSD|25107552
8
lOMoARcPSD|25107552
9
lOMoARcPSD|25107552
Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) atau Palm Oil Mill Effluent
(POME) merupakan salah satu jenis limbah organik agroindustri berupa air,
minyak dan padatan organik yang berasal dari hasil samping proses pengolahan
tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO). Jumlah
limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit ini cukup besar, berkisar
antara 600 - 700 liter/ton tandan buah segar (TBS) (Nasution, 2004).
10
lOMoARcPSD|25107552
Bila dilihat dari kandungan bahan organik dan unsur hara LCPKS
maka limbah ini dapat digunakan sebagai pupuk organik dan dapat dijadikan
sebagai pupuk pengganti pupuk anorganik. LCPKS tidak dapat secara langsung
dimanfaatkan sebagai pupuk organik karena memiliki bahan-bahan organik yang
belum terdegradasi tinggi, aktivitas mikroorganisme yang tertekan dan jika dibuang
ke badan air penerima akan mengakibatkan penurunan kualitas perairan dan
lingkungan serta tidak dianjurkan untuk diaplikasikan ke lahan.
Proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit menjadi Crude Palm
Oil (CPO) menghasilkan limbah padat, yaitu tandan kosong kelapa sawit (TKKS),
11
lOMoARcPSD|25107552
12
lOMoARcPSD|25107552
13
lOMoARcPSD|25107552
dengan cara seperti ini menimbulkan efek samping berupa kemungkinan areal tanam
menjadi sarang serangga dan menyulitkan saat pemanenan TBS.
TKKS juga dapat diolah menjadi kompos yang akan digunakan untuk
tanaman kelapa sawit, sehingga mnegurangi efek negatif dari pemulsaan. Reaksi
pembusukan mengakibatkan tandan kosong hancur sempurna dan menjadi humus.
Proses pemulsaan memerlukan waktu sekitar sembilan bulan. Menurut Gumbira
(1994), beberapa karakteristik pupuk tandan kelapa sawit adalah sebagai berikut:
a) Secara fisiologis merupakan bahan berbutir kasar dan berfungsi mengurangi
kerapatan isi tanah.
b) nilai pH normal dapat membantu kelarutan unsur-unsur hara yang diperlukan
bagi pertumbuhan tanaman.
c) Bersifat homogen dan dapat mengurangi resiko sebagai pembawa hama
tanaman.
d) Berupa pupuk yang tidak mudah tercuci oleh air yang meresap dalam tanah.
14
lOMoARcPSD|25107552
mengandung arang, baik arang organik maupun anorganik dengan syarat bahan
tersebut mempunyai struktur berpori (Mulia, 2007).
Proses aktivasi pada arang secara umum ada tiga, antara lain proses fisika,
kimia dan kombinasi fisika – kimia. Proses pengaktifan secara fisika dilakukan
dengan cara pembakaran arang (karbonisasi) dalam furnace dengan suhu 900˚C
(Hendra, 2006). Proses pengaktifan secara kimia dilakukan dengan cara
menambahkan senyawa kimia tertentu pada arang. Senyawa kimia yang dapat
digunakan sebagai bahan pengaktifan antara lain H2O, KCL, NaCl, ZnCl2, CaCl2,
MgCl2, H3PO4, Na2CO3 dan garam mineral lainnya (Lestari, 2012).
Syarat briket yang baik adalah briket yang permukaannya halus dan
tidakmeninggalkan bekas hitam di tangan. Selain itu, sebagai bahan bakar, briket
juga harus memenuhi kriteria sebagai berikut: Mudah dinyalakan ; Tidak
mengeluarkan asap; Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun ; Kedap air
dan hasil pembakaran tidak berjamur bila disimpan pada waktu lama; Menunjukkan
upaya pembakaran (waktu, laju pembakaran, dan suhu pembakaran) yang baik.
15
lOMoARcPSD|25107552
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Limbah cair sawit / Palm Oil Mills Effluent (POME) Limbah cair pabrik
kelapa sawit (LCPKS) atau Palm Oil Mill Effluent (POME) merupakan salah satu
jenis limbah organik agroindustri berupa air, minyak dan padatan organik yang
berasal dari hasil samping proses pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit
menjadi Crude Palm Oil (CPO). Limbah cair pabrik kelapa sawit berwarna
kecoklatan, terdiri dari padatan terlarut dan tersuspensi berupa koloid dan residu
minyak dengan kandungan COD dan BOD tinggi 68.000ppm dan 27.000ppm,
bersifat asam (pH nya 3,5 - 4), terdiri dari 95% air, 4-5% bahan-bahan terlarut dan
tersuspensi (selulosa, protein, lemak) dan 0,5-1% residu minyak yang sebagian besar
berupa emulsi.
3.2 Saran
16
lOMoARcPSD|25107552
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015.=Statistik Kelapa Sawit Indonesia. 2014. Jakarta :
Badan Pusat Statistik. Herianto, E.,(2008), Pertumbuhan Produksi
Minyak Sawit Indonesia 1964 – 2007, Jurnal Ekonomi Kelapa Sawit,
Jakarta.
Budianta, D. 2005. Potensi limbah cair pabrik kelapa sawit sebagai sumber hara
untuk tanaman perkebunan. Dinamika Pertanian. 20(3): 273-282.
Darmadji, (1999). <Aktivasi Anti Bakteri Asap Cair yang Diproduksi dari
Bermacam-macam Limbah Pertanian=, Agritech, Vol 16, No.4, 19 –
22.
Gumbira-Sa’id, Endang. 1994. <Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Industri
Kelapa Sawit. Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan=: Bogor.
Hendra, D. 2006. Pembuatan Arang Aktif dari Tempurung Kelapa Sawit dan Serbuk
Kayu Gergajian Campuran. Penelitian Hasil Hutan, 24 (2): 1 - 22.
Kamal, N. (2012).=Karakterisasi dan potensi pemanfaatan limbah sawit. Teknik
Kimia= ITENAS. Bandung.
Kurniawan, W. 2007. <Urgensi Penerapan Sistem Mutu (Kualitas) dan Produktivitas
pada Pabrik Kelapa Sawit. Prosiding Lokakarya Nasional Rapi
V. UMS. Solo.
Lestari, D. 2012. Skripsi: <Pembuatan dan Karakterisasi Karbon Aktif Dari Ban
Bekas Dengan Bahan Pengaktif NaCl Pada Temperatur Pengaktifan
700°C dan 750°C=. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Malang.
Ma, A.N. 2000. Management of palm oil industrial effluent. In. Basiron,Y.,
B.S.Jailani and k.w. Chan. Advances in oil palm research. Vol II.
Malaysian palm oil board, Ministry of primary industrie, Malaysia.
Mandiri, Manual Pelatihan Teknologi Energi Terbarukan, Jakarta, 2012, 61.
Mulia, A. 2007. Tesis: <Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Dan Cangkang
Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang=. Sekolah Pasca Sarjana USU.
Medan.
17
lOMoARcPSD|25107552
Nasution, D.Y. 2004. Pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit yang berasal dari
kolam akhir (final pond) dengan proses koagulasi melalui elektrolisis.
Jurnal Sains Kimia. 8(2): 38-40.
P, Maruli. Harianto, B. (2008). <Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik
Kelapa Sawit=. Jakarta Selatan: PT Agro Media Pustaka.
Padil, Sunanrno, Khairat. 2010. <Pembuatan Arang Aktif dari Arang sisa Pembuatan
Asap Cair. Sains dan Teknologi=, 9(1) 14 - 18.
Pahan I., <Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu
Hingga Hilir=, Bogor, 2006.
Pamin, K, Siahaan.M.M, dan Tobing.P.L. Pemanfaatan limbah cair PKS pada
perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Makalah Lokakarya Nasional
Pemanfaatan Limbah Cair cara Land Application, 26-27 November
1996. Jakarta.
Perkebunan dan Industri Kelapa Sawit di Indonesia. [online] Tersedia di
:https://iinparlina.wordpress.com/ragamteknologi/pusat-teknologi-
lingkungan-bppt/limbah-perkebunan-danindustri-kelapa-sawit-di-
indonesia/
Poku, Kwasi. 2002. Origin of Oil Palm: Small-Scale Palm Oil Processing in Africa.
FAO Agricultural Services Bulletin 148. Food and Agriculture
Organization.http://www.fao.org/docrep/005/Y4355E/y4355e03.
Raharjo, P.N. 2009. Studi banding teknologi pengolahan limbah cair pabrik kelapa
sawit. Jurnal Teknologi Lingkungan. 10(1):9-18.
Rahmawati, E. 2006. Skripsi: <Adsorpsi Senyawa Residu Klorin Pada Karbon Aktif
Termodifikasi Zink Klorida=. FMIPA IPB. Bogor
Simanjuntak, H. 2009. Studi korelasi antara BOD dengan unsur hara N, P dan K dari
Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit. Tesis. Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara Medan.
Yulianti, E., Fasya, A.G. 2010. <Pembuatan Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa
Sawit.Alchemy= Vol. 1 No. 2, hal 53-103. Fakultas Sains dan
Teknologi: UIN Maliki Malang
18
lOMoARcPSD|25107552
DOKUMENTASI
lOMoARcPSD|25107552
lOMoARcPSD|25107552