Anda di halaman 1dari 21

lOMoARcPSD|31561594

Laporan-kalorimeter 024646

Praktikum Kimia Dasar (Universitas Jember)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Rafli (r9063465@gmail.com)
lOMoARcPSD|31561594
lOMoAR cPSD| 18469083

KALORI METER

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Oleh:

Nama Praktikan : Puguh Duwi Rianto


NIM : 191910201020
Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Elektro
Kelompok :2
Nama Asisten : Nathania Agustina Firdaus
Koordinator Asisten : Adhimatur Rohma Salsabila
Hari/Tanggal : Sabtu, 12 November 2022

LABORATORIUM FISIKA DASAR


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2022

Downloaded by Rafli (r9063465@gmail.com)


lOMoARcPSD|31561594
lOMoAR cPSD| 18469083

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii


BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan ...............................................................................................................2
1.4 Manfaat .............................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................3
2.1 Sejarah ..............................................................................................................3
2.2 Definisi .............................................................................................................3
2.3 Formula.............................................................................................................6
BAB 3. METODE PRAKTIKUM ...........................................................................8
3.1 Alat dan Bahan .................................................................................................8
3.2 Desain Eksperimen ...........................................................................................8
3.3 Metode Analisis Data .....................................................................................12
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................13
4.1 Hasil ................................................................................................................13
4.2 Pembahasan ....................................................................................................13
BAB 5. PENUTUP ................................................................................................15
5.1 Kesimpulan .....................................................................................................15
5.2 Saran ...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................16
LAMPIRAN ...........................................................................................................17

ii

Downloaded by Rafli (r9063465@gmail.com)


lOMoARcPSD|31561594
lOMoAR cPSD| 18469083

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kalorimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kalor jenis
padasuatu zat. Pertukaran energi kalor merupakan teknik dasar pada kalorimeter
yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pengukuran kalor jenis.. Salah satu
bentuk kalorimeter adalah kalorimeter campuran. Kalorimeter tersebut terdiri dari
sebuah bejana logam yang kalor jenisnya diketahui. Bejana biasanya ditempatkan
di dalam bejana lain denan ukuran yang lebih besar. Kedua bejana dipisahkan oleh
bahan penyekat seperti gabus maupun wol. Bejana luar digunakan sebagai isolator
agar pertukarankalor dengan sekitar kalorimeter dapat dikurangi (Keenan, 1980).
Pada kehidupan sehari-hari sering ditemukan beberapa kejadian yang
melibatkan perpindahan kalor. Untuk contohnya sendiri yaitu ketika satu gelas air
dingin, maka air panas akan melepaskan kalor sedangkan air dingin akan
menerima kalor. Sehingga akan didapatkan suhu campuran yang seimbang.
Berdasarkan prinsip perpindahan kalor, terdapat banyak sekali manfaat di dalam
bidang pangan diaplikasikan sebagai pengering suatu bahan makanan karena
dengan pengeringan mikroba pada makanan akan mati dan tidak tumbuh dan
sebagai penggoreng bahan makanan.(Giancolli, 1997).
Menerapkan pembelajaran praktikum dengan alat dan bahan yang
mendukung berlangsungnya praktikum kalorimeter yan berprinsip pada hukum
perpindahan kalor,maka akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara
objektif dan rasional. Konsep tersebut merupakan pendekatan pembelajaran yang
memperkenalkan masalah nyata sebagai sarana melatih berpikir kritis dan melatih
keterampilan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu
percobaan perpindahan kalor sangat penting untuk dipahami, sehingga dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari- hari.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum kalorimeter berdasarkan latar belakang
di atas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara menentukan kalor jenis bahan?

Downloaded by Rafli (r9063465@gmail.com)


lOMoARcPSD|31561594
lOMoAR cPSD| 18469083

2. Bagaimana cara menentukan kalor lebur es?


1.3 Tujuan
Tujuan pada praktikum kalorimeter berdasarkan rumusan masalah di atas
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui cara menentukan kalor jenis bahan
2. Mengetahui cara menentukan kalor lebur es
1.4 Manfaat
Manfaat dari laporan hasil praktikum ini adalah dapat membantu
praktikan dan pembaca dalam menyelesaikan masalah di kehidupan sehari hari
yang berhubungan dengan prinsip kerja alat kalorimeter. Aplikasi energi kalor
dalam kehidupan sehari-hari misalnya setrika listrik dan rice cooker, alat tersebut
mempunyai prinsip kerjayaitu energi listrik diubah menjadi kalor.

Downloaded by Rafli (r9063465@gmail.com)


lOMoARcPSD|31561594
lOMoAR cPSD| 18469083

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah
Pada tahun 1780, A. L. Lavoisier, ahli kimia asal Perancis yang telah
dianggap sebagai salah satu bapak kimia. Beliau melakukan percobaan dengan
menggunakan kelinci percobaan untuk mengukur produksi panas melalui
pernapasannya. Para peneliti P. S. Laplace (1749-1827) dan A. L. Lavoisier
(1743-1794) telah mengembangkan kalorimeter yang dengannya panas spesifik
benda dapat diukur dengan mencairnya es. Kalorimeter terbuat dari kaca silinder,
dicat, dibawa pada tripod dan diakhiri dengan corong di bagian dalam. Di
dalamnya terdapat gelas lain yang mirip dengan sebelumnya dengan tabung di
seberang ruangan dan kunci. Ada kotak di sisi kedua. Dalam kisi-kisi ini
ditempatkan makhluk atau objek yang spesifik pansanya ingin ditentukan. Es
ditempatkan di dalam bejana konsentris seperti di keranjang. Panas yang
dihasilkan oleh tubuh diserap oleh es, menyebabkan fusi. Dan produk air dari
pencarian es dikumpulkan, membuka kunci bagian dalam. Akhirnya air ditimbang
untuk mengetahui massa es cair tersebut.
2.2 Definisi
Kalorimeter merupakan sebuah alat yang didesain bisa mengisolasi
sistem di dalamnya sebagai akibatnya panas yg keluar berasal benda sama dengan
panas ygmasuk ke air dan wadahnya. ada dua jenis kalorimeter, yaitu kalorimeter
larutan dan kalorimeter bom. Kalorimeter larutan merupakan alat yg
dipergunakan untuk mengukur jumlah kalor yg terlibat di reaksi kimia dalam
sistem larutan (Keenan,1988).

Downloaded by Rafli (r9063465@gmail.com)


lOMoARcPSD|31561594
lOMoAR cPSD| 18469083

Gambar 2.1 Kalorimeter Larutan


(sumber : dosenpendidikan)
Kalorimeter bom menurut adalah alat yang digunakan untuk mengukur
jumlahkalor yang dibebaskan pada pembakaran sempurna dalam oksigen berlebih
suatu materi atau sampel tertentu. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung
beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan
sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat logam yang terpasang dalam
tabung. Kalorimeter jenis ini masih sulit dijumpai, bahkan di universitas
disebabkan harganya yang relatif mahal (Chang, 2004).

Gambar 2.2 Kalorimeter Bom


(sumber : Indigo Morie)

Downloaded by Rafli (r9063465@gmail.com)


lOMoARcPSD|31561594
lOMoAR cPSD| 18469083

Pada proses pertukaran kalor dalam suatu sistem yang tersekat berlaku
Azas Black. Azas Black menyatakan “Jika dua benda dengan suhu yang
berbeda dicampur, maka benda yang suhunya lebih tinggi akan memberikan kalor
pada benda yang suhunya lebih rendah sehingga suhu akhir keduanya menjadi
sama”. Hal ini terjadi, karena jumlah kalor yang diserap (𝑄𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝) oleh benda
yang suhunya lebih rendah sama dengan jumlah kalor yang dilepaskan (𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠)
benda bersuhu lebih tinggi , sehingga
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠=𝑄𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝 (2.1)
Kalor yang berkaitan dengan perubahan suhu, besarnya adalah
𝑄=𝑚 𝑐 Δ𝑇 (2.2)
dengan m adalah massa benda, c adalah kalor jenis benda, dan ΔT adalah
perubahan suhu yang terjadi. Pernyataan suhu lebih tinggi atau lebih rendah
menyiratkan pengertian besar atau kecilnya kandungan energi di dalam benda,
sekaligus mengandung pengertian wujud benda gas, cair, atau padat. Pada titik
suhu dan tekanan perubahan wujud, kalor yang diserap atau dilepaskan akan
digunakan untuk mengubah wujud benda. Besarnya kalor yang berhubungan
dengan perubahan wujud bergantung pada massa benda (𝑚𝑒) dan nilai kalor
transformasi atau kalor laten:
𝑄=𝑚𝑒𝐿 (2.3)
dengan 𝐿 menyatakan kalor laten yang dapat berupa kalor peleburan,
kalor penguapan, atau kalor sublimasi.
Untuk memahami konsep konversi energi secara utuh, maka perlu
dilakukan pengujian percobaan, baik untuk menentukan besarnya kalor yang
diserap maupun yang dilepaskan. Pada saat menentukan besar kalor, perlu
dihitung secara pasti, besar perubahan suhu benda. Perubahan suhu benda yang
dimaksud bukan hanya perubahan suhu yang terukur, karena suhu benda berbeda
dengan suhu lingkungan. Suhu yang terukur tidak otomatis menyatakan suhu
fisik kalorimeter, karena suhu terukur merupakan resultan suhu kalorimeter
dengan pengaruh laju pendinginan atau pemanasan oleh lingkungan yang
suhunya lebih rendah atau lebih tinggi dari pada suhu kalorimeter (Yuningsih
dkk., 2021).

Downloaded by Rafli (r9063465@gmail.com)


lOMoARcPSD|31561594
lOMoAR cPSD| 18469083

2.3 Formula
Kenaikan suhu benda dapat digunakan untuk menentukan banyaknya
kalor yang diserap oleh benda. Jika sejumlah kalor [∆Q] menghasilkan
perubahan suhubenda sebesar [∆T], kapasitas kalor [C] didefinisikan sebagai :
∆0
𝐶= (2.3)
∆𝑇

Satuan kapasitas kalor adalah J/K Banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menghasilkan perubahan suhu [∆T] ternyata sebanding dengan massa benda [m]
dan perubahan suhunya, banyaknya kalor tergantung pada jenis benda yang
dipanaskan atau didinginkan.
𝑄 = 𝑚𝑐∆𝑇 (2.4)
dimana besaran [c] adalah kalor jenis benda. Kalor jenis benda
merupakan karakteristik termal suatu benda yaitu kapasitas kalor per satuan
massa dengan satuan J/kg.K

(2.5)
Joseph Black mengukur kalor jenis suatu benda dengan meletakkan
sebuah benda pada keadaan kontak termal dengan benda lain yang kalor jenisnya
sudah diketahui. Misalnya benda yang akan diukur kalor jenisnya bermassa m1
dan memilkik suhu awal T1. Suatu zat cair yang bermassa m2 yang suhu
awalnya T2 ditempatkan dalam sebuah gelas, dan ditempatkan dalam suatu
sistem tertutup yaitu kalorimeter. Benda m1 dicelupkan ke dalam zat cair dan
suhu campuran Tf keduanya dicatat. Kalorimeter merupakan sistem tertutup.
Tidak ada kalor yang masuk maupun yang keluar dari dan ke dalam sistem .
Banyaknya kalor yang diserap oleh benda yang dingin yaitu benda m1 sama
dengan banyaknya kalor yang dilepas oleh benda yang panas m2 diperoleh
persamaan
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑢 ∆𝑄1 = ∆𝑄2 (2.6)
Persamaan (4) disebut hukum kekelalan energi kalor atau azaz black yang
menyatakan bahwa kalor yang diterima sama dengan kalor yang dilepaskan
dengan persamaan;

Downloaded by Rafli (r9063465@gmail.com)


lOMoARcPSD|31561594
lOMoAR cPSD| 18469083

𝑚2𝑐2∆𝑇2 = 𝑚1𝑐1∆𝑇1 (2.7)


𝑚2𝑐2(𝑇2 − 𝑇𝑓) = 𝑚1𝑐1(𝑇𝑓 − 𝑇1)
Pada gambar 1 digambarkan grafik hubungan antara kalor [Q] dengan suhu [t],
jika suatu zat es pada suhu – diberi kalor akan mengalami kenaikan suhu (A),
kemudian mengalami perubahan wujud melebur (B), mengalami kenaikan suhu
pada bentuk air (C), mengalami perubahan wujud menguap (D), mengalami
kenaikan suhu pada uap air (E) (Banawi, 2013). Nilai kapasitas panasnya/kalor
kalorimeter dapat dihitung sebagai:
𝐻𝑘 = (𝑚𝑘𝑐𝑘 − 𝑚𝑝𝑐𝑝) (2.8)
Menurut Yuningsih dkk.,( 2021) bahwa Ketika panas ditambahkan pada
suatu zat, atau diambil dari zat tersebut, terdapat dua kemungkinan yang terjadi
pada zat tersebut. Pertama terjadi perubahan suhu, dan kedua terjadi perubahan
wujud. Pada saat terjadi perubahan wujud, suhu zat akan konstan. Dalam
penelitian ini, es dengan massa e, yang diasumsikan berada pada suhu leburnya
yakni 0 oC (tekanan 70 cmHg) dicampurkan dengan air cair yang bermassa m
dan bersuhu 𝑇0 . Pencampuran terjadi dalam kalorimeter seperti yang disebutkan
di atas. Setelah semua es melebur menjadi air, suhu sistem menjadi 𝑇𝐴, yang
dalam pengamatan suhu 𝑇𝐴 ini merupakan suhu terendah selama proses
percobaan. Kalor yang dilepaskan oleh air dan kalorimeter adalah
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑚𝑐(𝑇𝑜 − 𝑇𝑎) + 𝐻𝑘 (𝑇𝑜 − 𝑇𝑎) (2.9)
Sedang, kalor yang diterima oleh es adalah
𝑄𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝 = 𝑒𝐿 + 𝑒𝑐(𝑇𝐴 − 0) = 𝑒𝐿 + 𝑒𝑐𝑇𝐴 (2.10)
dan jika persamaan (2.7) dan (2.8) disamakan, maka diperoleh kalor peleburanes
besarnya
𝐿 = {(𝑚𝑐 + 𝐻𝑘)(𝑇𝑜 − 𝑇𝑎)/𝑒} − 𝑐𝑇𝐴 (2.11)

Downloaded by Rafli (r9063465@gmail.com)


lOMoARcPSD|31561594
lOMoAR cPSD| 18469083

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan Pada Praktikum Kalorimeter adalah sebagai
berikut:
1. Kalorimeter dan pengaduknya 1 buah, berfungsi untuk mengukur kalor jenis
bahan dan kalor lebur es
2. Termometer 1000C 1 buah, berfungsi untuk mengukur perubahan suhu yang
terjadi
3. Pemanas listrik 1 buah, berfungsi untuk memanaskan bahan yang akan
dimasukkan kekalorimeter.
4. Kubus logam 1 buah, berfungsi sebagai bahan yang diukur untuk menentukan
kalor jenisbahan
5. Neraca 1 buah, berfungsi untuk menghitung berat bahan yang dipakai
6. Es 1 buah, berfungsi sebagai bahan yang diukur untuk menentukan kalor lebur
7. Air 1 buah, Berfungsi sebagai media
3.2 Desain Eksperimen
Desain eksperimen pada praktikum Praktikum Getaran Selaras Pada Pegas
Dan Ayunan Sederhana adalah sebagai berikut:
1. Diagram Alir
a. Menentukan Kalor Jenis Bahan

Downloaded by Rafli (r9063465@gmail.com)


lOMoARcPSD|31561594
lOMoAR cPSD| 18469083

Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Kalor Jenis Bahan.

Downloaded by Rafli (r9063465@gmail.com)


lOMoARcPSD|31561594
lOMoAR cPSD| 18469083

b. Menentukan Kalor Lebur Es

Gambar 3.2 Diagram Alir Percobaan Kalor Lebur Es.

10

Downloaded by Rafli (r9063465@gmail.com)


lOMoARcPSD|31561594
lOMoAR cPSD| 18469083

2. Prosedur Percobaan
Berikut adalah prosedur percobaan pada Kalorimeter :
a. Menentukan Kalor Jenis Bahan
Ditimbang kalorimeter dan pengaduk secara bersama-sama, catat
sebagai mk. Diisi kalorimeter dengan air, kemudian timbang dan catat sebagai
mak maka ma= mak-mk.Dimasukkan kalorimeter ke dalam bejana pelindung,
kemudian tutuplah. Pasang termometer dan bacalah suhu awal air sebagai
Ta.Ditimbanglah bahan (balok tembaga) yang akan ditentukan kalor jenisnya
sebagai mb. Dipanaskan bahan tersebut di dalam pemanas hingga mencapai
suhu tertentu (minimal 750C). Dicatat suhu benda sebagai Tb, kemudian
dengan cepat masukkan ke dalam kalorimeter dan ditutup rapat- rapat. Melalui
pengaduk yang telah diberi isolasi, aduklah perlahan-lahan. Suhu air perlahan-
lahan akan naik kemudian turun lagi. Catat suhu tertinggi yang diperoleh (Tc).
Diulangi percobaan di atas sebanyak 3 kali.Diulangi untuk jenis bahan yang
berbeda (balok kuningan).
b. Menentukan Kalor Lebur Es
Ditimbang kalorimeter dan pengaduk secara bersama-sama, catat
sebagai mk. Diisi kalorimeter dengan sejumlah air (± 2/3 volume
kalorimeter), kemudian timbang dan catat sebagai mak, maka ma = mak – mk.
Dipanaskan air bersama kalorimeter tsb. Hingga suhunya sekitar 700C. Catat
sebagai Ta. Diangkat kalorimeter dengan cepat dan masukkan ke dalam bejana
pelindung Dimasukkan sepotong es yang telah disiapkanke dalam kalorimeter,
tutup rapat-rapat dan aduk pelan-pelan. Dicatat suhu seimbang yang diperoleh
sebagai Tc. Ditimbang massa air, kalorimeter dan es tersebut (mc) sehingga
diperoleh massa es mes= mc – mak. Diulangi langkah di atas untuk
mendapatkan 3 kali pengulangan.
3. Variabel Eksperimen
Berikut adalah variabel eksperimen yang terdapat pada praktikum kalori
meter :
a. Variabel bebas

11

Downloaded by Rafli (r9063465@gmail.com)


lOMoARcPSD|31561594
lOMoAR cPSD| 18469083

Variable bebas merupakan variable yang memengaruhi, menjelaskan dan


menerangkan variabel lainnya. Pada praktikum ini yang termasuk variable bebas
adalah massa bahan, massa air, dan massa es
b. Variabel terikat
Variabel Terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variable lainnya
namun tidak memiliki kemampuan untuk mempengaruhi variabel lain. Pada
praktikum ini yang termasuk dalam variabel terikat adalah kalor jenis air dan
Kalorimeter, kalor lebur es, massa benda dan campuran
c. Variabel kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan sehingga dapat
mempengaruhi variabel lainnya. Pada praktikum kali ini yang termasuk dalam
variabel kontrol adalah suhu air panas dan dingin serta suhu campuran
3.3 Metode Analisis Data
Metode analisis data pada percobaan pengukuran dasar adalah sebagai
berikut :
1. Massa air dalam kalorimeter pada praktikum 1
𝑚𝑎 = 𝑚𝑎𝑘 − 𝑚𝑘 (3.1)
2. Massa es yang telah lebur pada praktikum 2 :
𝑚𝑒𝑠 = 𝑚𝑘 − 𝑚𝑎𝑘 (3.2)
3. Menentukan kalor jenis bahan (logam) :

(3.3)

4. Menentukan kalor lebur es dan ralatnya :

(3.4)

5. Untuk merumuskan I, K dan AP gunakan persamaan berikut :

(3.5)

12

Downloaded by Rafli (r9063465@gmail.com)


lOMoARcPSD|31561594
lOMoAR cPSD| 18469083

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh pada praktikum modulus elastisitas adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Kalor jenis logam
1. MENENTUKAN KALOR JENIS BAHAN
BAHAN Cb¯ ± Cb Ma¯ ±  Ma

TEMBAGA 0.214 ± 0.128 456.9 ± 0

KUNINGAN 0.267 ± 0.175 456.9 ± 0

BESI 0.167 ± 0.014 456.9 ± 0

Tabel 4.2 Kalor Lebur Es


2. MENENTUKAN KALOR LEBUR ES
L¯ ± L Mes¯ ±  Mes

(-67) ± 0.24806 171.3 ± 3.48E-14

4.2 Pembahasan
Kalorimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kalor jenis
pada suatu zat. Pertukaran energi kalor merupakan teknik dasar pada kalorimeter
yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pengukuran kalor jenis.. Salah satu
bentuk kalorimeter adalah kalorimeter campuran. Kalorimeter campuran terdiri
dari sebuah bejana logam yang kalor jenisnya diketahui. Bejana biasanya
ditempatkan di dalam bejana lain dengan ukuran yang lebih besar. Kedua bejana
dipisahkan oleh bahan penyekat seperti gabus maupun wol. Bejana luar
digunakan sebagai isolator agar pertukaran kalor dengan sekitar kalorimeter dapat
dikurangi. Tujuan praktikum kali ini yaitu untuk menentukan kalor jenis bahan
dan kalor lebur es. Manfaat melakukan praktikum kalorimeter diantaranya dapat
mengetahui penerapan kalorimeter di kehidupan sehari – hari, dan juga dapat

13

Downloaded by Rafli (r9063465@gmail.com)


lOMoARcPSD|31561594
lOMoAR cPSD| 18469083

menentukan kalor jenis pada suatu bahan dan kalor lebur es. Contoh pada
praktikum kali ini melakukan percobaan dengan menggunakan prinsip hukum
perpindahan kalor.
Kalorimeter juga dilengkapi dengan batang pengaduk. Pada waktu zat
dicampurkan ke dalam kalorimeter, maka air dalam kalorimeter perlu diaduk
supaya didapatkan suhu merata sebagai akibat percampuran dua zat yang suhunya
berbeda. Asas penggunaan kalorimeter adalah asas black yang menatakan setiap
dua benda atau lebih dengan suhu berbeda dicampurkan maka benda yang
bersuhu lebih tinggi akan melepaskan kalornya, sedangkan benda yang bersuhu
lebih rendah akan menyerap kalor hingga mencapai keseimbangan, yaitu suhunya
sama. Pelepasan dan penyerapan kalor ini besarnya harus imbang, kalor yang
dilepaskan sama dengan kalor yang diserap sehingga berlaku hukum kekekalan
energi.
Percobaan pertama pada praktikum kali ini yaitu melakukan percobaan
padakalor jenis bahan. Percobaan dilakukan menggunakan tiga variasi bahan yang
berbeda-beda yaitu tembaga, kuningan, dan besi. Pengamatan dilakukan
menggunakan alat ukur kalorimeter dengan cara memanaskan air dan benda yang
kemudian di masukkan ke dalam air yang telah didinginkan sehingga terjadi
pertukaran atau pelepasan kalor dari benda ke air sehingga terjadi kesimbangan.
Berdasarkan tabel data 4.1 hasil pengamatan didapatkan data bahwa kuningan
memiliki nilai kalor jenis paling besar yaitu 0,267 ± 0.175, sedangkanbesi memiliki
nilai kalor jenis paling kecil yaitu 0.167 ± 0.014, maka hal tersebut sesuai dengan
tabel analisis data yang dapat dianalisis bahwa kuninhgan merupakan bahan yang
memiliki nilai kalor jenis yang lebih besar dibandingkan dengan tembaga dan besi.
Pada percobaan kedua yaitu menentukan kalor lebur es, dilakukan dengan cara
memanaskan air hingga suhu 70 ° celcius, kemudian dimasukkan es dan diukur titik suhu
keduanya seimbang. Faktor yang mempengaruhi nilai hasil dari suhu campuran yaitu
massa benda, apabila massa air panas lebih besar maka suhu seimbangnya akan
semakin tinggi, sebaliknya jika massa es lebih besar maka suhu seimbangnya
akan semakin rendah. Hasil praktikum ini sesuai dengan konsep asas black yang
menyatakan bahwa kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang diterima.

14

Downloaded by Rafli (r9063465@gmail.com)


lOMoARcPSD|31561594
lOMoAR cPSD| 18469083

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil praktikum kali ini adalah
sebagai berikut :
1. Kalor jenis bahan ditentukan menggunakan alat kalorimeter dengan cara
mengamati perubahan suhu air di dalamnya
2. Kalor jenis es ditentukan menggunakan alat kalorimeter dengan cara
mengamati penurunan suhu pada sistem.
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, sebaiknya mahasiswa
menguasai materi mengenai kalorimeter serta memahami alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum. Kaidah penulisan laporan yang baik dan benar juga
harus dipelajari untuk meminimalisir terjadinya kesalahan penulisan laporan.

15

Downloaded by Rafli (r9063465@gmail.com)


lOMoARcPSD|31561594
lOMoAR cPSD| 18469083

DAFTAR PUSTAKA

Banawi, A. 2013. BUKU Fisika dasar 1.Makassar : DUA SATU PRESS


Chang, R. 2004. Kimia Dasar Jilid 2. edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
Giancoli dan C. Douglas.1997. Fisika Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Keenan. 1980.Fisika untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Kholifudin, M. Y. 2017. Metode grafik; solusi problematika azaz black. Jurnal
Riset dan Kajian Pendidikan Fisika. 4(2):54.
Muhsin, M. 2019. Application of talking stick learning model to improve
students’ positive attitude and learning achievement in the subject of heat.
Jurnal Pendidikan Fisika. 7(1):32–48.
Pudjaatmaka, A.H., 2002. Kamus kimia. PT Balai Pustaka.
Yuningsih, N., T. Refrigerasi, dan P. N. Bandung. 2021. Aplikasi koreksi
newton pada kondisi suhu lingkungan lebih besar daripada suhu
kalorimeter ( kasuspenentuan kalor lebur es ). 4–5.

16

Downloaded by Rafli (r9063465@gmail.com)


lOMoARcPSD|31561594
lOMoAR cPSD| 18469083

LAMPIRAN

Gambar 1 Tabel analisis data pada excel

17

Downloaded by Rafli (r9063465@gmail.com)


lOMoARcPSD|31561594
lOMoAR cPSD| 18469083

Gambar 2 Dokumentasi paktikum

18

Downloaded by Rafli (r9063465@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai