Laporan-kalorimeter 024646
KALORI METER
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
DAFTAR ISI
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
2.1 Sejarah
Pada tahun 1780, A. L. Lavoisier, ahli kimia asal Perancis yang telah
dianggap sebagai salah satu bapak kimia. Beliau melakukan percobaan dengan
menggunakan kelinci percobaan untuk mengukur produksi panas melalui
pernapasannya. Para peneliti P. S. Laplace (1749-1827) dan A. L. Lavoisier
(1743-1794) telah mengembangkan kalorimeter yang dengannya panas spesifik
benda dapat diukur dengan mencairnya es. Kalorimeter terbuat dari kaca silinder,
dicat, dibawa pada tripod dan diakhiri dengan corong di bagian dalam. Di
dalamnya terdapat gelas lain yang mirip dengan sebelumnya dengan tabung di
seberang ruangan dan kunci. Ada kotak di sisi kedua. Dalam kisi-kisi ini
ditempatkan makhluk atau objek yang spesifik pansanya ingin ditentukan. Es
ditempatkan di dalam bejana konsentris seperti di keranjang. Panas yang
dihasilkan oleh tubuh diserap oleh es, menyebabkan fusi. Dan produk air dari
pencarian es dikumpulkan, membuka kunci bagian dalam. Akhirnya air ditimbang
untuk mengetahui massa es cair tersebut.
2.2 Definisi
Kalorimeter merupakan sebuah alat yang didesain bisa mengisolasi
sistem di dalamnya sebagai akibatnya panas yg keluar berasal benda sama dengan
panas ygmasuk ke air dan wadahnya. ada dua jenis kalorimeter, yaitu kalorimeter
larutan dan kalorimeter bom. Kalorimeter larutan merupakan alat yg
dipergunakan untuk mengukur jumlah kalor yg terlibat di reaksi kimia dalam
sistem larutan (Keenan,1988).
Pada proses pertukaran kalor dalam suatu sistem yang tersekat berlaku
Azas Black. Azas Black menyatakan “Jika dua benda dengan suhu yang
berbeda dicampur, maka benda yang suhunya lebih tinggi akan memberikan kalor
pada benda yang suhunya lebih rendah sehingga suhu akhir keduanya menjadi
sama”. Hal ini terjadi, karena jumlah kalor yang diserap (𝑄𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝) oleh benda
yang suhunya lebih rendah sama dengan jumlah kalor yang dilepaskan (𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠)
benda bersuhu lebih tinggi , sehingga
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠=𝑄𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝 (2.1)
Kalor yang berkaitan dengan perubahan suhu, besarnya adalah
𝑄=𝑚 𝑐 Δ𝑇 (2.2)
dengan m adalah massa benda, c adalah kalor jenis benda, dan ΔT adalah
perubahan suhu yang terjadi. Pernyataan suhu lebih tinggi atau lebih rendah
menyiratkan pengertian besar atau kecilnya kandungan energi di dalam benda,
sekaligus mengandung pengertian wujud benda gas, cair, atau padat. Pada titik
suhu dan tekanan perubahan wujud, kalor yang diserap atau dilepaskan akan
digunakan untuk mengubah wujud benda. Besarnya kalor yang berhubungan
dengan perubahan wujud bergantung pada massa benda (𝑚𝑒) dan nilai kalor
transformasi atau kalor laten:
𝑄=𝑚𝑒𝐿 (2.3)
dengan 𝐿 menyatakan kalor laten yang dapat berupa kalor peleburan,
kalor penguapan, atau kalor sublimasi.
Untuk memahami konsep konversi energi secara utuh, maka perlu
dilakukan pengujian percobaan, baik untuk menentukan besarnya kalor yang
diserap maupun yang dilepaskan. Pada saat menentukan besar kalor, perlu
dihitung secara pasti, besar perubahan suhu benda. Perubahan suhu benda yang
dimaksud bukan hanya perubahan suhu yang terukur, karena suhu benda berbeda
dengan suhu lingkungan. Suhu yang terukur tidak otomatis menyatakan suhu
fisik kalorimeter, karena suhu terukur merupakan resultan suhu kalorimeter
dengan pengaruh laju pendinginan atau pemanasan oleh lingkungan yang
suhunya lebih rendah atau lebih tinggi dari pada suhu kalorimeter (Yuningsih
dkk., 2021).
2.3 Formula
Kenaikan suhu benda dapat digunakan untuk menentukan banyaknya
kalor yang diserap oleh benda. Jika sejumlah kalor [∆Q] menghasilkan
perubahan suhubenda sebesar [∆T], kapasitas kalor [C] didefinisikan sebagai :
∆0
𝐶= (2.3)
∆𝑇
Satuan kapasitas kalor adalah J/K Banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menghasilkan perubahan suhu [∆T] ternyata sebanding dengan massa benda [m]
dan perubahan suhunya, banyaknya kalor tergantung pada jenis benda yang
dipanaskan atau didinginkan.
𝑄 = 𝑚𝑐∆𝑇 (2.4)
dimana besaran [c] adalah kalor jenis benda. Kalor jenis benda
merupakan karakteristik termal suatu benda yaitu kapasitas kalor per satuan
massa dengan satuan J/kg.K
(2.5)
Joseph Black mengukur kalor jenis suatu benda dengan meletakkan
sebuah benda pada keadaan kontak termal dengan benda lain yang kalor jenisnya
sudah diketahui. Misalnya benda yang akan diukur kalor jenisnya bermassa m1
dan memilkik suhu awal T1. Suatu zat cair yang bermassa m2 yang suhu
awalnya T2 ditempatkan dalam sebuah gelas, dan ditempatkan dalam suatu
sistem tertutup yaitu kalorimeter. Benda m1 dicelupkan ke dalam zat cair dan
suhu campuran Tf keduanya dicatat. Kalorimeter merupakan sistem tertutup.
Tidak ada kalor yang masuk maupun yang keluar dari dan ke dalam sistem .
Banyaknya kalor yang diserap oleh benda yang dingin yaitu benda m1 sama
dengan banyaknya kalor yang dilepas oleh benda yang panas m2 diperoleh
persamaan
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑢 ∆𝑄1 = ∆𝑄2 (2.6)
Persamaan (4) disebut hukum kekelalan energi kalor atau azaz black yang
menyatakan bahwa kalor yang diterima sama dengan kalor yang dilepaskan
dengan persamaan;
10
2. Prosedur Percobaan
Berikut adalah prosedur percobaan pada Kalorimeter :
a. Menentukan Kalor Jenis Bahan
Ditimbang kalorimeter dan pengaduk secara bersama-sama, catat
sebagai mk. Diisi kalorimeter dengan air, kemudian timbang dan catat sebagai
mak maka ma= mak-mk.Dimasukkan kalorimeter ke dalam bejana pelindung,
kemudian tutuplah. Pasang termometer dan bacalah suhu awal air sebagai
Ta.Ditimbanglah bahan (balok tembaga) yang akan ditentukan kalor jenisnya
sebagai mb. Dipanaskan bahan tersebut di dalam pemanas hingga mencapai
suhu tertentu (minimal 750C). Dicatat suhu benda sebagai Tb, kemudian
dengan cepat masukkan ke dalam kalorimeter dan ditutup rapat- rapat. Melalui
pengaduk yang telah diberi isolasi, aduklah perlahan-lahan. Suhu air perlahan-
lahan akan naik kemudian turun lagi. Catat suhu tertinggi yang diperoleh (Tc).
Diulangi percobaan di atas sebanyak 3 kali.Diulangi untuk jenis bahan yang
berbeda (balok kuningan).
b. Menentukan Kalor Lebur Es
Ditimbang kalorimeter dan pengaduk secara bersama-sama, catat
sebagai mk. Diisi kalorimeter dengan sejumlah air (± 2/3 volume
kalorimeter), kemudian timbang dan catat sebagai mak, maka ma = mak – mk.
Dipanaskan air bersama kalorimeter tsb. Hingga suhunya sekitar 700C. Catat
sebagai Ta. Diangkat kalorimeter dengan cepat dan masukkan ke dalam bejana
pelindung Dimasukkan sepotong es yang telah disiapkanke dalam kalorimeter,
tutup rapat-rapat dan aduk pelan-pelan. Dicatat suhu seimbang yang diperoleh
sebagai Tc. Ditimbang massa air, kalorimeter dan es tersebut (mc) sehingga
diperoleh massa es mes= mc – mak. Diulangi langkah di atas untuk
mendapatkan 3 kali pengulangan.
3. Variabel Eksperimen
Berikut adalah variabel eksperimen yang terdapat pada praktikum kalori
meter :
a. Variabel bebas
11
(3.3)
(3.4)
(3.5)
12
4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh pada praktikum modulus elastisitas adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Kalor jenis logam
1. MENENTUKAN KALOR JENIS BAHAN
BAHAN Cb¯ ± Cb Ma¯ ± Ma
4.2 Pembahasan
Kalorimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kalor jenis
pada suatu zat. Pertukaran energi kalor merupakan teknik dasar pada kalorimeter
yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pengukuran kalor jenis.. Salah satu
bentuk kalorimeter adalah kalorimeter campuran. Kalorimeter campuran terdiri
dari sebuah bejana logam yang kalor jenisnya diketahui. Bejana biasanya
ditempatkan di dalam bejana lain dengan ukuran yang lebih besar. Kedua bejana
dipisahkan oleh bahan penyekat seperti gabus maupun wol. Bejana luar
digunakan sebagai isolator agar pertukaran kalor dengan sekitar kalorimeter dapat
dikurangi. Tujuan praktikum kali ini yaitu untuk menentukan kalor jenis bahan
dan kalor lebur es. Manfaat melakukan praktikum kalorimeter diantaranya dapat
mengetahui penerapan kalorimeter di kehidupan sehari – hari, dan juga dapat
13
menentukan kalor jenis pada suatu bahan dan kalor lebur es. Contoh pada
praktikum kali ini melakukan percobaan dengan menggunakan prinsip hukum
perpindahan kalor.
Kalorimeter juga dilengkapi dengan batang pengaduk. Pada waktu zat
dicampurkan ke dalam kalorimeter, maka air dalam kalorimeter perlu diaduk
supaya didapatkan suhu merata sebagai akibat percampuran dua zat yang suhunya
berbeda. Asas penggunaan kalorimeter adalah asas black yang menatakan setiap
dua benda atau lebih dengan suhu berbeda dicampurkan maka benda yang
bersuhu lebih tinggi akan melepaskan kalornya, sedangkan benda yang bersuhu
lebih rendah akan menyerap kalor hingga mencapai keseimbangan, yaitu suhunya
sama. Pelepasan dan penyerapan kalor ini besarnya harus imbang, kalor yang
dilepaskan sama dengan kalor yang diserap sehingga berlaku hukum kekekalan
energi.
Percobaan pertama pada praktikum kali ini yaitu melakukan percobaan
padakalor jenis bahan. Percobaan dilakukan menggunakan tiga variasi bahan yang
berbeda-beda yaitu tembaga, kuningan, dan besi. Pengamatan dilakukan
menggunakan alat ukur kalorimeter dengan cara memanaskan air dan benda yang
kemudian di masukkan ke dalam air yang telah didinginkan sehingga terjadi
pertukaran atau pelepasan kalor dari benda ke air sehingga terjadi kesimbangan.
Berdasarkan tabel data 4.1 hasil pengamatan didapatkan data bahwa kuningan
memiliki nilai kalor jenis paling besar yaitu 0,267 ± 0.175, sedangkanbesi memiliki
nilai kalor jenis paling kecil yaitu 0.167 ± 0.014, maka hal tersebut sesuai dengan
tabel analisis data yang dapat dianalisis bahwa kuninhgan merupakan bahan yang
memiliki nilai kalor jenis yang lebih besar dibandingkan dengan tembaga dan besi.
Pada percobaan kedua yaitu menentukan kalor lebur es, dilakukan dengan cara
memanaskan air hingga suhu 70 ° celcius, kemudian dimasukkan es dan diukur titik suhu
keduanya seimbang. Faktor yang mempengaruhi nilai hasil dari suhu campuran yaitu
massa benda, apabila massa air panas lebih besar maka suhu seimbangnya akan
semakin tinggi, sebaliknya jika massa es lebih besar maka suhu seimbangnya
akan semakin rendah. Hasil praktikum ini sesuai dengan konsep asas black yang
menyatakan bahwa kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang diterima.
14
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil praktikum kali ini adalah
sebagai berikut :
1. Kalor jenis bahan ditentukan menggunakan alat kalorimeter dengan cara
mengamati perubahan suhu air di dalamnya
2. Kalor jenis es ditentukan menggunakan alat kalorimeter dengan cara
mengamati penurunan suhu pada sistem.
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, sebaiknya mahasiswa
menguasai materi mengenai kalorimeter serta memahami alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum. Kaidah penulisan laporan yang baik dan benar juga
harus dipelajari untuk meminimalisir terjadinya kesalahan penulisan laporan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
17
18