Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH KELOMPOK HUKUM INTERNASIONAL

KELOMPOK 3
“ BATAL DAN BERAKHIRNYA SUATU PERJANJIAN INTERNASONAL “
Dosen Pengampu : Intan Permata Sari, S.H., M.H.

Disusun Oleh Kelompok 3 :


Dharmariska 2005111601
Inneke Putri Lestari 2005110450
Nevza Khodijah 2005112769
Siti Asfizura 2005112793
T. Nadifa Septiani 2005112781

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mengikuti Mata Kuliah Hukum
Internasional

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang telah
diberikan kepada kami, sehingga kami Kelompok 3 dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dengan tepat waktu.

Makalah ini berjudul tentang “ Batal dan Berakhirnya Suatu Perjanjian Internasional “.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah Hukum
Internasional.Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Intan Permata Sari, S.H.,
M.H selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum Internasional yang telah mebimbing kami
dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentunya makalah ini tidak
luput dari kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan kata. Maka dari itu dengan
mengharapkan ridho Allah SWT kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca semua demi kesempurnaan makalah yang akan dating. Semoga Allah SWT
meridhoi makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat sesuai dengan fungsinya.

Pekanbaru, 30 April 2023

Kelompok 3

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kerja sama antar negara saat ini sangat penting. Bentuk kehidupan yang kompleks cenderung
bertengkar. Untuk menghindari konflik, masyarakat internasional harus selalu bersandar pada
norma dan aturan. Aturan-aturan ini dirancang tidak hanya untuk menghindari konflik, tetapi
untuk mengatur, mengatur, dan memelihara hubungan antar bangsa. Realisasi kerjasama ini
didokumentasikan dalam bentuk kesepakatan.

Saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa batas-batas wilayah negara-bangsa tidak lagi menjadi
hambatan bagi berbagai kegiatan ekonomi yang berkembang pesat. Demikian pula, bidang di
mana pekerjaan hukum dilakukan menjadi semakin global. Fenomena di atas meliputi
masyarakat modal transnasional, kelas kapitalis transnasional, praktik transnasional, pertukaran
informasi transnasional, borjuis manajemen internasional, norma negara transnasional3 dan lain-
lain. Karena perkembangan simbiosis manusia cenderung semakin tidak terbatas, perjanjian antar
pemerintah, yang didefinisikan dalam bentuk perjanjian internasional untuk menyelesaikan
berbagai masalah, dapat menjadi sumber hukum yang semakin penting. Masalahnya, semakin
banyak isu lintas batas yang membutuhkan regulasi yang hanya bisa dijangkau oleh instrumen
perjanjian internasional. Kesepakatan internasional terus berkembang dalam volume dan
intensitas, dan semakin kompleks dalam materi pelajaran, karena mereka telah berhasil
menciptakan norma hukum baru yang diperlukan untuk mengatur hubungan antar dan antar
negara.

Perjanjian internasional merupakan hasil kesepakatan antar badan hukum internasional yang
berbentuk perjanjian bilateral, regional, dan multilateral.

Perjanjian Bilateral adalah perjanjian yang para pihak adalah dua negara; perjanjian regional
adalah perjanjian yang para pihak adalah negara dalam suatu wilayah; Perjanjian untuk semua
negara dan tidak mengikat. area spesifik. Di sisi lain, menurut Pasal 21969 Konvensi Wina,
perjanjian (perjanjian) internasional didefinisikan sebagai berikut: nama apa pun yang diberikan
kepadanya.

” Definisi ini dikembangkan oleh Pasal 1 (3) Undang-Undang Republik Indonesia No. 37 Tahun
1999 tentang Hubungan Luar Negeri. Tulisan bersama Pemerintah Republik Indonesia dengan
satu atau lebih negara, organisasi internasional atau badan hukum internasional lainnya, serta hak
dan kewajiban yang bersifat hukum publik kepada Pemerintah Republik Indonesia.

” Menurut Pasal 38 (1) Piagam Mahkamah Internasional, perjanjian internasional adalah sumber
hukum internasional. Satu-satunya perjanjian internasional yang diakui oleh Pasal 38(1)
Mahkamah Internasional adalah perjanjian yang dapat membuat undang-undang (perjanjian
legislatif).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di paparkan sebelumnya, maka rumusan
masalah pada penulisan makalah ini adalah :
1. Apa saja hakikat pembatalan perjanjian Internasonal ?
2. Bagaimana Prosedur Pembatalan Perjanjian Internasional Menurut Hukum Indonesia !
3. Bagaimana Proses Pembatalan Perjanjian Internasional Menurut Konvensi Wina !
1.3 Tujuan Penulisan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah :

1. Untuk Mengetahui Hakikat Pembatalan Perjanjian Internasional


2. Untuk Mengetahui Prosedur Pembatalan Perjanjian Internasional
3. Untuk Mengetahui Proses pembatalan perjanjian Internasional Menurut Konvensi Wina

Anda mungkin juga menyukai