Anda di halaman 1dari 43

E-Modul

PERKEMBANGAN KERAJAAN-
KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

Kelas

X
Fase E

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya
sehingga buku Sejarah Indonesia kelas X dapat terselesaikan dengan baik.
Pendidikan merupakan suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan
potensi peserta didik dan suatu usaha masyarakat serta bangsa dalam mempersiapkan generasi
mudanya bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat yang lebih baik di masa depan.
Keberlangsungan tersebut ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter bangsa yang telah
dimiliki masyarakat untuk generasi muda. Selain itu, proses pengembangan budaya dan
karakter bangsa untuk peningkatkan kualitas kehidupan di masa mendatang. berbagai upaya
pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa telah dilakukan di berbagai lembaga
pemerintah, terutama di berbagai unit Kementerian Pendidikan Nasional. Upaya
pengembangan tersebut berkenaan dengan berbagai jenjang dan jalur pendidikan walaupun
sifatnya belum menyeluruh.
Untuk itu, kami menyajikan buku ini sebagai usaha bersama membantu pewarisan dan
proses pengembangan budaya dan karakter bangsa bagi anak didik. Dengan materi yang
tertata, soal-soal yang bervariasi, dan nilai-nilai karakter yang terintegrasi serta aktivitas yang
dapat menumbuhkan kreativitas sehingga diharapkan dapat memotivasi anak didik untuk
lebih aktif dan kreatif.
Jangan lupa tetap rajin belajar dan beribadah, patuh kepada guru dan orang tua, serta
sayang teman.

Penyusun

Tim

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii
CAPAIAN PEMBELAJARAN DAN TUJUAN PEMBELAJARAN ................................. iii
PETA KONSEP ....................................................................................................................... iv
A.Teori Masuknya Agama Islam ke Nusantara .................................................................... 1
B. Proses Penyebaran dan Bentuk Akulturasi Kebudayaan Agama Islam di Nusantara 3
1. Proses Penyebaran Agama Islam di Nusantara ............................................................... 3
2. Akulturasi Peradaban Islam dengan Budaya Hindu Buddha di Nusantara ..................... 5
C. Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia ............................................................................. 9
1. Kerajaan Samudera Pasai ................................................................................................ 9
2. Kerajaan Aceh ............................................................................................................... 11
3. Kerajaan Demak ............................................................................................................ 14
4. Kerajaan Banten ............................................................................................................ 16
5. Kerajaan Mataram Islam ............................................................................................... 20
6. Kerajaan Makasar (Gowa-Tallo) ................................................................................... 23
7. Kerajaan Maluku (Ternate & Tidore) ........................................................................... 27
ULANGAN HARIAN ............................................................................................................ 33

ii
CAPAIAN PEMBELAJARAN DAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran


Peserta didik memahami konsep dasar 1. Siswa dapat menjelaskan teori-teori masuk
kerajaan Islam; menganalisis serta dan berkembangnya budaya Islam di
mengevaluasi manusia dalam kerajaan Indonesia.
Islam; menganalisis serta 2. Siswa menjelaskan proses penyebaran
mengevaluasi kerajaan Islam dalam agama Islam di Indonesia.
ruang lingkup lokal, nasional, dan
3. Siswa dapat mengidentifikasi Akulturasi
global; menganalisis serta
Peradaban Islam dengan Budaya Hindu
mengevaluasi kerajaan Islam dalam
Buddha di Nusantara.
dimensi masa lalu, masa kini, dan
masa depan; menganalisis serta 4. Siswa dapat menguraikan proses
mengevaluasi kerajaan Islam dari pola perkembangan kerajaan kerajaan bercorak
perkembangan, perubahan, Islam di Indonesia dalam bidang
keberlanjutan, dan keberulangan; pemerintahan, ekonomi, sosial dan
menganalisis serta mengevaluasi kebudayaan.
kerajaan Islam secara diakronis 5. Siswa dapat menguraikan proses runtuhnya
(kronologi) dan/atau sinkronis. kerajaan Islam di Indonesia.

iii
PETA KONSEP

PERKEMBANGAN KERAJAAN
ISLAM DI NUSANTARA

Teori Masuknya Proses Penyebaran dan


Agama Islam ke Bentuk Akulturasi Kerajaan-Kerajaan
Nusantara Kebudayaan Agama Islam di Indonesia
Islam di Nusantara

Teori Arab

Jalur-Jalur Bentuk 1. Samudera Pasai


Persebaran Akulturasi
Teori Persia 2. Aceh
Islam di Kebudayaan 3. Demak
Nusantara Islam 4. Banten
5. Mataram Islam
Teori Cina 6. Makasar (Gowa-
1. Perdagangan Tallo)
1. Seni Bangunan 7. Maluku
2. Pernikahan
2. Seni Rupa (Ternate-Tidore)
3. Ajaran
Teori India 3. Seni Sastra
Tasawuf
4. Pemerintahan
4. Pendidikan
5. Sistem
5. Kesenian
Kalender
6. Politik

iv
A.A. Teori
TeoriMasuknya
MasuknyaAgama
AgamaIslam
IslamkekeNusantara
Nusantara

Sebuah ideologi dan kepercayaan tidak datang begitu saja karena selalu ada yang
membawa atau menyebarkan. Begitu juga dengan agama Islam yang ada di Indonesia.
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa Islam muncul pertama kali di Arab yang
diajarkan dan disebarkan secara langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Melihat letak
geografis Indonesia yang jauh dari Arab, lantas bangsa manakah yang membawa Islam ke
Indonesia?

Berkaitan dengan pembawa agama Islam ke Indonesia belum diketahui pasti bangsa
yang membawa ke Nusantara. Meskipun demikian ada beberapa teori yang mencoba
menganalisis tentang bangsa yang membawa Islam ke Nusantara disertai dengan fakta-fakta
sejarah berupa artefak dan kebudayaan pada masa lalu. Pengetahuan tentang teori tersebut
harus diberikan kepada siswa supaya siswa mengetahui dan dapat mengambil kesimpulan
tentang bangsa pembawa Islam ke Nusantara.

1
Tugas
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Awal mula masuknya agama Islam di nusantara ada dua teori sejarawan, yaitu abad ke-7
M dan abad ke-13 M. Sebutkan bukti-bukti sejarawan yang menguatkan dari setiap teori
di atas!
2. Tersebarnya agama Islam ke nusantara, salah satu faktor pendukungnya adalah runtuhnya
dominasi kekuasaan Kerajaan Majapahit. Terangkan secara singkat pernyataan tersebut
sesuai bahasamu sendiri!

2
B. Proses Penyebaran dan Bentuk Akulturasi
B. Proses Penyebaran dan Bentuk Akulturasi
Kebudayaan Agama Islam di Nusantara
C. Kebudayaan Agama Islam di Nusantara
1. Proses Penyebaran Agama Islam di Nusantara
Penyebaran agama Islam di Indonesia berlangsung secara damai tanpa
adanya tekanan dari pihak yang menolak secara berlebihan. Kedamaian yang tercipta
disebabkan oleh kepandaian para penyebar agama dalam menarik minat masyarakat
Nusantara yang sebelumnya telah berkeyakinan. Untuk itu, mari kita pelajari saluran-
saluran Islamisasi di Indonesia yang dilakukan oleh para penyebar agama islam
sehingga menciptakan kedamaian dan dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat
Nusantara.
Saluran-Saluran Islamisasi di Indonesia Agama Hindu Buddha menjadi
agama mayoritas yang ada di Nusantara sebelum kedatangan Islam. Namun, seiring
berjalannya waktu Agama Hindu Buddha perlahan ditinggalkan oleh masyarakat.
Mereka perlahan merubah keyakinan ke Islam dan menjadikan Islam sebagai agama
mayoritas di Nusantara. Salah satunya penyebabnya adalah perbedaan proses
masuknya Islam di kawasan Asia Tenggara berbeda dengan kawasan lainnya melalui
penaklukan Arab dan Turki.
Proses persebaran Islam di Nusantara melalui beberapa jalur. Jalur-jalur
tersebut sesuai dengan budaya timur yang mengedepankan keramahtamahan sehingga
memudahkan Islam untuk masuk dan berkembang di Nusantara.
a. Saluran Perdagangan
Pada teori-teori kedatangan Islam ke Nusantara, yang paling banyak
disebutkan adalah peranan para pedagang. Disimpulkan bahwa proses islamisasi
pertama muncul lewat perdagangan. Nusantara memiliki peranan penting dalam
jalur pelayaran perdagangan, khususnya selat Malaka. Hal ini disebabkan karena
posisi Nusantara yang menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur, Asia
Tenggara, dan Asia Barat. Kesibukan lalu lintas di kawasan Nusantara sejak abad
ke-7 hingga ke-16, membuat pedagang-pedagang Muslim (Arab, Persia, India,
China) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat,
Tenggara dan Timur Benua Asia.
Saluran islamisasi melalui perdagangan menjadi salah satu penyebab
kuatnya keberadaan Islam di Nusantara. Hubungan dalam perdagangan

3
menciptakan sebuah interaksi kuat dengan penduduk asli Nusantara. Interaksi
tersebut memunculkan pengaruh yang kuat dari satu pihak kepada pihak lainnya.
Pengaruh ini menjadikan pergeseran dalam sistem kehidupan bermasyarakat di
Nusantara. Jika sebelumnya mereka menganut kepercayaan Hindu-Budha,
masyarakat Nusantara beralih menganut Islam.
b. Saluran Pernikahan
Pernikahan merupakan salah satu dari saluran islamisasi yang paling
memudahkan. Saluran Islamisasi melalui perkawinan pada awalnya terjadi antara
pedagang asing dengan wanita pribumi. Wanita pribumi yang menikah dengan
pedagang asing sebagian besar berasal dari golongan bangsawan. Hal ini terjadi
karena para pedagang dianggap memiliki status sosial yang lebih tinggi, terlebih
jika dilihat dari segi ekonomi. Sebelum melangsungkan pernikahan wanita pribumi
disyaratkan untuk masuk Islam terlebih dahulu. Saluran islamisasi melalui
pernikahan menjadi sebuah akar yang kuat untuk membentuk sebuah masyarakat
muslim.
c. Ajaran Tasawuf
Islam sampai ke Nusantara dipengaruhi oleh ajaran tasawuf. Pengajar
tasawuf atau para Sufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang
sudah dikenal luas oleh masyarakat Nusantara. Beberapa diantaranya ada yang
mahir dalam soal magis. Ajaran Islam dalam bentuk tasawuf yang diajarkan
kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan ajaran yang telah
merasuk dalam alam pikiran mereka, yaitu Hindu-Budha sehingga ajaran Islam
yang baru masuk mudah dimengerti dan diterima.
d. Saluran Pendidikan
Adanya sebuah pemukiman tentu akan diikuti dengan adanya sebuah tempat
untuk mencari ilmu. Untuk memperdalam ajaran agama Islam, para ulama
membangun pondok-pondok pesantren. Di pesantren, orang-orang belajar agama
dari berbagai kitab. Setelah dianggap mampu oleh sang kyai, mereka disarankan
untuk keluar dari pondok pesantren dan berdakwah menyebarkan agama Islam.
e. Saluran Kesenian
Masyarakat yang telah berkeyakinan tentu memiliki sebuah budaya kesenian
sesuai keyakinan yang dianut. Berkaca dari kondisi tersebut, penyebar agama
Islam mencoba memasukkan ajaran Islam melalui kesenian yang sudah ada.
Misalnya, wayang sebagai seni pertunjukan yang menceritakan tokoh-tokoh
4
Hindu, diimbangi dengan nilai-nilai Islam. Pada kisah Mahabarata, jimat
kalimasodo yang dimiliki oleh Yudhistira merupakan kalimat syahadat.
f. Saluran Politik
Salah satu cara penyebaran agama Hindu-Budha di Nusantara adalah
melalui jalur politik. Ketika seorang raja telah beragama Hindu atau Buddha maka
rakyat akan mengikuti agama yang dianutnya. Politik para ulama yang
menyebarkan agama di kalangan raja diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Menunjukkan peranan penting para pedagang muslim dalam kemajuan
perekonomian sebuah wilayah. Pernikahan para pedagang muslim dengan
bangsawan pribumi juga membantu proses diplomasi ke dalam lingkungan
kerajaan.
2) Menunjukkan peranan para pendakwa yang telah mencapai daerah pedalaman
dan mampu menyebarkan agama Islam tanpa pertumpahan darah, karena Islam
sejalan dengan keyakinan yang sudah ada.
3) Menunjukkan keberadaan Islam yang telah menjadi landasan ideologis
kehidupan masyarakat kerajaan dan turut menjaga ketentraman kehidupan
bermasyarakat.
2. Akulturasi Peradaban Islam dengan Budaya Hindu Buddha di Nusantara
Bangsa Nusantara merupakan sebuah bangsa yang memiliki akar budaya
sangat kuat. Akar budaya merupakan kebudayaan asli Nusantara yang tidak mudah
dihilangkan. Pada masa Hindu Buddha kebudayaan asli Nusantara juga masih terlihat
menonjol, meskipun telah mendapat pengaruh kebudayaan Hindu Buddha. Ketika
Islam berkembang di Nusantara, kebudayaan Islam dari negara pembawa tidak bisa
masuk dan merubah kebudayaan asli bercorak Hindu Buddha. Agar bisa diterima oleh
bangsa Nusantara, kebudayaan Islam berakulturasi dengan kebudayaan bercorak
Hindu Buddha sehingga kebudayaan asli Nusantara menjadi sebuah kebudayaan yang
berlandaskan nilai-nilai Islam. Berikut bentuk-bentuk akulturasi kebudayaan asli
dengan kebudayaan Islam.
a. Seni Bangunan
1) Masjid
Sebelum berkembangnya agama Hindu, Buddha, dan Islam telah
memiliki gaya arsitektur khas berkaitan dengan tempat ibadah/pemujaan,
yaitu berundak-undak (punden berundak). Bangunan tempat pemujaan juga
diatur dalam sistem macapat. Pada saat Islam berkembang, seni bangunan
5
berbentuk masjid. Masjid didirikan dengan menganut gaya arsitektur khas
Nusantara. Terdapat beberapa masjid yang dibangun dengan gaya punden
berundak atau menyerupai tumpeng, yaitu semakin ke atas semakin kecil.
Lokasi masjid didirikan di daerah puncak, bukit, dan di sebelah barat alun-
alun keratin. Misalnya Masjid Agung Demak, Masjid Sunan Gunung Jati,
Masjid Kudus. Bangunan yang bercorak Islam ditambah dengan hiasan
hiasan kaligrafi sebagai pengganti ukiran relief.
2) Makam
Pada masa kerajaan Hindu Buddha, makam raja-raja (abu-jenazah)
diletakkan di dasar candi atau di atas bukit. Untuk menandai kematian
seorang raja atau keluarga kerajaan dibuatlah prasasti yang menerangkan
tentang masa hidup dan waktu kematian. Pada masa berkembangnya Islam,
makam keluarga raja diletakkan dekat masjid atau di atas bukit. Diciptakan
sebuah nisan dengan bertuliskan arab yang menerangkan waktu kematian.
Selain itu, dibentuk bangunan cungkup untuk mengelompokkan makam
keluarga, seperti makam Sendang Dhuwur (Lamongan, Jawa Timur),
makam para wali.
b. Seni Rupa
Pada masa Hindu Buddha terdapat seni pahat berupa relief yang
terdapat di bangunan suci. Relief yang dibuat menceritakan tentang sebuah
peristiwa atau kisah tokoh-tokoh Hindu Buddha yang bersumber dari kitab
suci. Sedangkan pada masa Islam, muncul karya seni berupa kaligrafi.
Kaligrafi merupakan seni yang memadukan antara seni lukis dan seni ukir
menggunakan huruf Arab yang indah. Penulisannya bersumber pada ayat-ayat
suci Al Qur’an dan Hadits. Adapun fungsi seni kaligrafi adalah untuk motif
batik, hiasan pada masjid-masjid, keramik, keris, nisan, dan mimbar.
c. Seni Sastra
Pada masa Hindu Buddha berkembang seni sastra berupa kitab-kitab,
kakawin. Karya sastra pada masa Hindu-Budha berisi tentang kehidupan raja
yang memerintah, kisah-kisah tokoh Hindu Buddha, filsafat agama Hindu
Buddha. Adapun kandungan karya sastra Islam sama dengan karya sastra yang
terdapat pada masa Hindu-Budha, tetapi pada masa Islam berlandaskan Islam.
Karya sastra pada masa Islam diantaranya adalah sebagai berikut:

6
1) Hikayat adalah karya sastra yang berisikan cerita atau dongeng berkaitan
dengan tokoh sejarah yang memiliki peranan dalam penyebaran dan
penegakkan agama Islam di Nusantara. Terdapat pula Hikayat yang
menceritakan tentang balasan dari amalan manusia, seperti Hikayat Raja-
Raja Pasai, Hikayat si Miskin, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Bayan
Budiman, Hikayat Perang Sabi.
2) Suluk adalah karya sastra berisi tentang tasawuf mengenai keesaan dan
keberadaan Allah SWT, misalnya Suluk Sukarsa, Suluk Syarab al Asyiqin,
Suluk Malang Sumirang.
3) Kitab merupakan karya sastra yang berisi tentang cara hidup sebagai
individu dan sebagai umat Islam, contohnya Kitab Manik Maya, Kitab
Sasanasunu, Kitab Nitisastra, Kitab Nitisruti, Kitab Sastra Gending.
4) Babad merupakan cerita sejarah tentang tokoh Islam disertai dengan mitos
dan kepercayaan masyarakat, misalnya Babad Tanah Jawi, Babad Sejarah
Melayu, Babad Raja-raja Riau, Babad Demak, Babad Cirebon, Babad
Giyanti.
d. Pemerintahan
Pada masa Hindu Buddha sistem pemerintahan yang ada adalah
kerajaan dipimpin seorang raja. Raja merupakan titisan dewa yang hidup di
bumi. Pada masa Islam sistem kerajaan diubah menjadi sistem kesultanan yang
dipimpin seorang Sultan. Sultan merupakan wakil Tuhan untuk menegakkan
perintah-perintah di bumi.
e. Sistem Kalender
Pada masa berkembang Hindu Buddha masyarakat Nusantara telah
memiliki sistem kalender, yaitu saka. Perhitungan tahun saka didasarkan pada
peredaran matahari. Dalam agama Islam juga menggunakan sistem kalender,
yaitu Hijriyah yang didasarkan pada perhitungan peredaran bulan. Di Jawa
sistem kalender Hijriyah diadopsi oleh Sultan agung, yaitu menetapkan adanya
tahun Jawa. Tahun Jawa didasarkan pada perhitungan peredaran bulan (sama
dengan Hijriyah), tetapi permulaan tahun tidak didasarkan pada permulaan
Hijriyah karena menggunakan permulaan saka. Nama-nama bulan Hijriyah
dirubah dengan nama Jawa, yaitu Muharam:Sura, Shafar:Sapar,
Rabi’ulawal:Mulud, Rabi’ul Tsani:Bakdamulud, Jumadil Ula:Jumadil awal,
Jumadil Tsani:Jumadil Akhir, Rajab:Rejeb, Sya’ban:Ruwah, Ramdhan:Pasa,
7
Syawal:Sawal, Dzulqa’dah:Selo, Dzulhijjah:Besar.

Tugas
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar dan tepat!
1. Awal masuknya agama Islam di nusantara dapat diketahui dari beberapa bukti sejarah,
salah satunya adalah bukti Chou Ku-Fei. Sebutkan isi dari berita tersebut!
2. Sebutkan para ulama sufi penyebar tasawuf populer yang menyebarkan ajarannya di
Indonesia!
3. Terangkan mengapa ajaran Islam mudah diterima oleh masyarakat Indonesia?
4. Sebutkan agama dan kepercayaan yang diyakini masyarakat sebelum datangnya
agama Islam!
5. Terdapat 5 bentuk akulturasi agama Islam di nusantara. Sebutkan apa saja bentuk
akulturasi tersebut beserta contohnya!

8
C.C.Kerajaan-Kerajaan
Kerajaan-Kerajaan Islam
Islam di di Indonesia
Indonesia

1. Kerajaan Samudera Pasai


a. Letak Kerajaan
Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Nusantara yang didirikan
oleh Sultan Malik As Saleh. Kerajaan ini terletak di pesisir laut Aceh yang
sekarang disebut Kabupaten Lhokseumawe, Aceh Utara. Samudera Pasai didirikan
sekitar awal abad ke-13 M sebagai hasil islamisasi dari penduduk daerah pesisir
pantai yang pernah disinggahi para pedagang muslim sejak abad ke-7 M. Sejarah
munculnya Samudera Pasai dapat dilihat dari temuan para ahli sejarah, yaitu
sebuah makam yang nisannya bertuliskan Sultan Malik As Saleh. Sultan Malik
meninggal bulan Ramadhan tahun 696 H/ 1297 M.

b. Kehidupan Politik
Menurut Marco Polo (Venesia), raja pertama kerajaan ini adalah Marah Silu
yang bergelar Sultan Malik as-Saleh (1285. Bukti adanya Kerajaan Samudera
Pasai diperoleh dari hasil temuan para sejarawan dan arkeolog tentang koin-koin
dirham yang digunakan kerajaan dalam kegiatan ekonomi. Raja sangat dihormati
rakyat dan menjadi pemimpin toko.Koin-koin tersebut bertuliskan nama sultan
yang pernah memerintah kerajaan tersebut beserta tahun pemerintahannya. Raja
berikutnya adalah Sultan Muhammad yang bergelar Sultan Malik at-Tahir I (1297-
1348), Sultan Ahmad yang bergelar Sultan Malik at-Tahir.
Kerajaan Samudera Pasai mempunyai peranan besar dalam penyebaran
agama Islam di Aceh dan daerah-daerah pesisir sekitarnya. Ibnu Batuthah, seorang
sejarawan muslim asal Maroko, yang suka mengembara, pernah berkunjung ke
Samudera Pasai pada pertengahan abad ke-14 M, ia menuturkan bahwa Samudera
Pasai saat itu dipimpin oleh Sultan Malik Az Zahir yang saleh, rendah hati, dan
memiliki semangat keagamaan yang tinggi. Samudera Pasai, kala itu menjadi
pusat studi ilmu keislaman dan juga tempat berkumpulnya para ulama di berbagai
negeri Islam untuk berdiskusi masalah-masalah keislaman dan keduniawian. Pada
tahun 1521, Kerajaan Samudera Pasai ditaklukkan oleh Portugis yang
mendudukinya selama tiga tahun.

9
c. Kehidupan Sosial Budaya
Samudera Pasai menempatkan ajaran agama Islam sebagai nilai kehidupan
sehari-hari. Sultan merupakan figur sentral bagi rakyat bahkan secara berkala
berkeliling ke berbagai wilayah kekuasaanya setelah sholat Jumat. Sultan sering
turun langsung untuk menemui rakyat dan mendengar pendapatnya. Selain itu,
Sultan senantiasa didampingi oleh para ulama dan pemikir Islam yang
membimbing perjalanan kehidupan raja dan rakyat.

d. Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi Samudera Pasai banyak dipengaruhi oleh aktivitas
perdagangan dan kedudukannya sebagai bandar pelabuhan. Apalagi pengaruh
Samudera Pasai yang semakin luas karena didukung oleh armada laut yang kuat.
Komoditas yang diperdagangkan, yaitu lada, kapur barus, dan emas. Selain itu,
kerajaan ini juga telah menggunakan dirham sebagai alat tukar ketika melakukan
transaksi.

e. Keruntuhan
Keruntuhan Kerajaan Samudera Pasai disebabkan perekonomian kerajaan
mengalami kemerosotan pada tahun 1521 M yang disebabkan karena adanya
konflik-konflik intern. Kondisi sosial politik yang tidak menentu dan
perekonomian yang tidak stabil dimanfaatkan oleh Portugis untuk menyerangnya,
sehingga pada tahun 1521 M mengalami keruntuhan.

Tugas
Selesaikan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar dan tepat!
1. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Samudra Pasai
sebagai Kerajaan Islam pertama di wilayah nusantara!
2. Jelaskan apa saja peninggalan Kerajaan Samudera Pasai!

10
2. Kerajaan Aceh
a. Letak Kerajaan
Kesultanan Aceh Darussalam berdiri menjelang keruntuhan dari Samudera
Pasai karena pada tahun 1360 M ditaklukkan oleh Majapahit hingga
kemundurannya di abad ke-14. Aceh awalnya menjadi daerah taklukan Kerajaan
Pedir. Namun, jatuhnya Malaka ke tangan Portugis menyebabkan pedagang yang
semula berlabuh di Pelabuhan Malaka beralih ke pelabuhan milik Aceh.
Kemudian, Aceh segera berkembang dan lepas dari kekuasaan Pedir sehingga
menjadi kerajaan merdeka. Kesultanan Aceh terletak di utara pulau Sumatera
dengan ibu kota Kutaraja (Banda Aceh). Raja pertamanya adalah Sultan Ali
Mughayat Syah yang dinobatkan pada pada Ahad. 1 Jumadil awal 913 H atau pada
tanggal 8 September 1507 M.

b. Kehidupan Politik
Dalam sejarahnya Aceh telah mengukir masa lampaunya dengan begitu
megah dan menakjubkan. Terutama kemampuannya dalam mengembangkan pola
dan sistem pendidikan militer, komitmennya dalam menentang imperialisme
bangsa Eropa, sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik, mewujudkan
pusat-pusat pengkajian, ilmu pengetahuan, serta kemampuannya dalam menjalin
hubungan diplomatik dengan negara lain.
Selain itu, Aceh cepat tumbuh menjadi kerajaan besar didukung oleh
beberapa faktor berikut ini:
1) Letak ibu kota Aceh sangat strategis, yaitu di pintu gerbang pelayaran dari
India dan Timur Tengah yang akan ke Malaka, Tiongkok, atau ke Jawa.
2) Pelabuhan aceh (Olele) memiliki persyaratan yang baik sebagai pelabuhan
dagang. Pelabuhan itu terlindungi oleh Pulau Weh, Pulau Nasi, dan Pulau
Breueh dari ombak besar.
3) Daerah aceh kaya dengan tanaman lada sebagai mata dagangan ekspor yang
penting.
4) Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis menyebabkan pedagang Islam singgah
ke Aceh apalagi setelah jalur pelayaran beralih melalui sepanjang Pantai
Barat Sumatera.
Kesultanan Aceh mengalami masa keemasan pada masa kepemimpinan
Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M). Aceh telah berhasil memukul mundur

11
kekuatan Portugis dari Selat Malaka yang mana kejadian ini dilukiskan dalam La
Grand Encyclopedie bahwa pada tahun 1582 M bangsa Aceh sudah meluaskan
pengaruhnya atas pulau-pulau Sunda (Sumatera, Jawa dan Borneo) serta atas
sebagian tanah Semenanjung Melayu. Selain itu Aceh juga melakukan hubungan
diplomatik dengan semua bangsa yang melayari Lautan Hindia. Pada tahun 1586 M
kesultanan Aceh melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka dengan
armada yang terdiri dari 500 buah kapal perang dan 60.000 tentara laut Serangan
ini dalam upaya memperluas dominasi Aceh atas Selat Malaka dan semenanjung
Melayu. Walaupun Aceh telah berhasil mengepung Malaka dari segala penjuru,
tetapi penyerangan ini gagal karena adanya persekongkolan antara Portugis dengan
kesultanan Pahang.
Corak pemerintahan Aceh terbagi atas pemerintahan sipil dan pemerintahan
atas dasar agama.
1) Pemerintahan sipil dipimpin oleh kaum bangsawan. Setiap kampung
(gampong) dipimpin oleh seorang uleebalang. Beberapa gampong digabung
menjadi sagi yang dipimpin oleh seorang panglima sagi. Dia berkuasa atas
daerahnya dan berhak memilih sultan. Kaum bangsawan yang memegang
kekuasaan sipil disebut teuku.
2) Pemerintahan atas dasar agama dilakukan dengan menyatukan beberapa
gampong dengan sebuah masjid yang disebut mukim. Kepala tiap-tiap mukim
disebut imam. Kaum ulama yang berkuasa dalam bidang keagamaan disebut
teungku.

c. Kehidupan Sosial Budaya


Letak Aceh yang strategis menyebabkan perdagangan maju pesat.
Kebudayaan masyarakat juga bertambah maju karena sering berhubungan dengan
bangsa lain. Misalnya, tersusun hukum adat yang dilandasi ajaran Islam yang
disebut Hukum Adat Makuta Alam. Menurut hukum adat tersebut, pengangkatan
sultan haruslah searah dengan adat. Sultan Iskandar Muda berhasil menanamkan
jiwa keagamaan pada masyarakat Aceh yang mengandung jiwa merdeka,
semangat membangun, rasa persatuan dan kesatuan, serta semangat berjuang anti
penjajahan yang tinggi.

d. Kehidupan Ekonomi
Sultan Ibrahim dapat menaklukan Pedir yang kaya akan lada putih, aceh

12
semakin makmur. Komoditas perdagangan aceh adalah lada, emas, perak, dan
timah. Aceh mampu membangun angkatan bersenjata yang kuat. Pada masa Sultan
Iskandar Muda yang menjadi sumber komoditas utama adalah lada dan emas.

e. Keruntuhan

Masa pemerintahan Sultan Iskandar Thani tidak lama karena tidak


memiliki kepribadian dan kecakapan yang kuat. Pengawasan kepada para
panglima yang mengurusi perdagangan kurang bijaksana sehingga bersikap
sewenang-wenang. Daerah-daerah yang jauh dari pemerintah pusat mulai kurang
loyal terhadap Sultan. Terlebih lagi setelah Nur ar Din al Raniri seorang ahli
tasawuf yang beraliran ortodoks dari Gujarat datang ke Aceh. Sejak Sultan
Iskandar Muda mangkat, Aceh terus-menerus mengalami kemunduran dan
akhirnya pada permulaan abad ke-20 M (1935) dapat dikuasai oleh Belanda
meskipun dengan susah payah. Kemunduran Aceh ketika itu disebabkan oleh :
1) Kekalahan perang Aceh melawan Portugis di Malaka pada tahun 1629
membawa korban jiwa dan harta benda menggunakan kapal-kapal yang cukup
besar.
2) Permusuhan yang hebat antara kaum ulama yang menganut ajaran Syamsudin
As Sumatrani dan penganut ajaran Nur ar Din al Raniri.
3) Pertahanan Aceh lemah sehingga bangsa-bangsa Eropa lainnya berhasil
mendesak dan menggeser daerah perdagangan Aceh yang mengakibatkan
perekonomian melemah.

Tugas
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Pada masa Kerajaan Aceh Darussalam, muncul istilah Teuku dan Tengku.
Jelaskan apa perbedaan dari kedua istilah tersebut!
2. Kesultanan Aceh mengalami masa keemasan pada masa kepemimpinan Sultan
Iskandar Muda. Bagaimana cara Sultan Iskandar Muda memperkuat
kekuasaannya?

13
3. Kerajaan Demak
a. Letak Kerajaan
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam yang terletak di pesisir utara
Pulau Jawa, tepatnya Jawa Tengah dengan ibu kota Bintoro. Wilayah
kekuasaannya mencapai Pasuruan hingga Banten. Posisi Kerajaan Demak dapat
dinyatakan strategis karena masuk dalam jalur lalu lintas pelayaran dan
perdagangan rempah-rempah antara wilayah Indonesia timur dengan Selat Malaka.
b. Kehidupan Politik
Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa adalah Kerajaan Demak. Kerajaan
tersebut didirikan oleh Raden Patah/Raden Fatah (sang Pembuka) sejak tahun
1478 1518 M. Dia bergelar Sultan Alam 3 Sultan Trenggono (1521-1546 M)
Akbar Al Fatah. Wilayah kekuasaannya meliputi 4 kawasan pesisir utara Jawa,
seperti daerah Lasem, Tuban, Sedayu, dan Gresik. Selain itu, ia juga berusaha
menaklukkan Malaka yang dikuasai oleh Portugis. Pada tahun 1513 M sebuah
pasukan ekspedisi Demak di bawah pimpinan Pati Unus menyerang Malaka.
Namun, penyerangannya tidak berhasil karena dikalahkan oleh pihak Portugis.
Penyerangannya ke markas Portugis di Malaka inilah Pati Unus mendapat sebutan
"Pangeran Sabrang Lor.” Di samping itu, Raden Fatah berhasil mengembangkan
Demak menjadi kerajaan maritim. la berhasil membuat Jepara dan Semarang
menjadi pelabuhan transit yang menghubungkan Indonesia bagian timur sebagai
daerah penghasil rempah-rempah dengan Malaka sebagai daerah pemasaran
Indonesia bagian barat.
Penguasa berikutnya adalah Pati Unus, yang menggantikan ayahnya yaitu
Raden Fatah yang wafat pada tahun 1518 M. Di bawah sultan baru tersebut Demak
berhasil memantapkan pengaruhnya di sejumlah wilayah pesisir Jawa barat seperti
Banten dan Cirebon. Pati Unus hanya memerintah selama tiga tahun yaitu dari
tahun 1518 M sampai 1521 M Selama memerintah ia selalu memusuhi Portugis.
Sikap ini sangat merugikan bagi Portugis terutama karena Malaka selalu
mengimpor beras dan garam dari Demak.
Pati Unus meninggal dunia pada tahun 1521 M, tetapi tidak memiliki putra
sehingga digantikan oleh adiknya yang kedua, yaitu Sultan Trenggono. Sultan
Trenggono memerintah selama 25 tahun, yaitu 1521 M - 1546 M. Dia seorang
sultan yang bijaksana dan berhasil menguasai Sunda Kelapa dari tangan Portugis
melalui panglimanya yang bernama Fatahillah. Peristiwa ini terjadi pada tahun
14
1527 M. Selain itu, Sultan Trenggono juga berhasil menguasai Mataram dan
Singhasari. Namun, ekspedisi ke Timur sekitar wilayah Pasuruan pada tahun 1546
menyebabkan Sultan Trenggono meninggal. Setelah itu, Demak dilanda perang
saudara dan pusat kekuasaan berpindah ke Pajang.
c. Kehidupan Sosial Budaya
Kehidupan kebudayaan diwarnai dengan nilai-nilai agama Islam. Demak
merupakan pusat penyebaran dan pengembangan agama Islam dengan tokoh
utama wali songo. Masing-masing wali memiliki cara dan strategi sendiri-sendiri
saat harus menyebarkan agama Islam di kalangan rakyat yang masih terpengaruh
agama dan kebudayaan Hindu Buddha. Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan,
para wali menempati posisi yang penting. Di dalam lingkungan keraton, para wali
menjadi penasehat spiritual raja beserta keluarganya. Sementara itu, para wali
juga membuka pondok pesantren untuk mendidik santri dari berbagai daerah.
d. Kehidupan Ekonomi
Demak menjadi salah satu bandar pelabuhan di Nusantara. Komoditas yang
dipasarkan, yaitu beras yang dihasilkan daerah pedalaman dan rempah-rempah dari
Indonesia Timur. Aktivitas perdagangan maritim menyebabkan kerajaan ini
memperoleh keuntungan yang sangat besar.
e. Keruntuhan
Keruntuhan Kerajaan Demak diawali dengan wafatnya Sultan Trenggono.
Kemudian, terjadi perebutan tahta kerajaan. Pada saat itu Arya Penangsang telah
berhasil membunuh Raden Prawoto (Putra Sultan Trenggono) yang merasa lebih
berhak atas tahta kerajaan. Sedangkan Arya Penangsang sendiri berhasil dibunuh
oleh Hadiwijaya (Joko Tingkir), yaitu seorang Adipati Pajang sekaligus seorang
menantu Sultan Trenggono. Kemudian pusat pemerintahan Demak beserta alat
kebesarannya dipindahkan ke Pajang pada tahun 1568 M. Sejak saat itu Kerajaan
Demak runtuh dan berdirilah Kerajaan Pajang.
Tugas
Selesaikan soal-soal di bawah ini dengan tepat!
1. Kerajaan Demak adalah kerajaan bercorak Islam pertama di tanah Jawa yang terletak
di Kota Demak, Provinsi Jawa Tengah. Kerajaan itu terkenal dengan sembilan ulama
yang disebut sebagai Walisongo. Sebutkan nama-nama Walisongo tersebut!
2. Jelaskan bukti bahwa Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau
Jawa!
15
4. Kerajaan Banten
a. Letak Kerajaan

Kerajaan Banten merupakan kerajaan yang terletak di ujung barat Pulau


Jawa yang pusat kekuasaannya diperkirakan berada dekat dengan Cilegon dan
Pelabuhan Merak saat ini. Puncak kekuasaannya, Kerajaan Banten mampu
melancarkan ekspedisi untuk menaklukkan Sumatera, khususnya daerah
Lampung, Bengkulu dan Tulangbawang.

b. Kehidupan Politik

Awal mula berdirinya Kerajaan Banten diawali pada tahun 1526, Sultan
Trenggono mengutus Syarif Hidayatullah beserta pasukannya untuk menaklukkan
Jawa Barat agar Portugis tidak dapat memasuki wilayah tersebut. Penyerangan
yang dilakukan oleh Fatahillah beserta pasukannya berhasil. Wilayah Banten
akhirnya jatuh ke tangan Kesultanan Demak. Sebagai orang yang memimpin
penaklukan tersebut, Syarif Hidayatullah langsung diberikan wewenang oleh
Sultan Trenggono untuk memimpin wilayah Banten.

Pada tahun 1552, Syarif Hidayatullah diharuskan kembali ke Cirebon.


Cirebon merupakan wilayah yang dipimpin oleh Syarif Hidayatullah sebelum
Banten. Setelah berhasil menaklukkan Banten, Syarif Hidayatullah diperintahkan
oleh Sultan Trenggono untuk mengatur wilayah tersebut sehingga wilayah
Cirebon diserahkan kepada salah seorang putra dari Syarif Hidayatullah yang
bernama Pangeran Pasarean. Namun, putra yang diberikan mandat untuk
memimpin wilayah Cirebon tersebut wafat mendahului ayahnya. Akhirnya, Syarif
Hidayatullah pun hijrah ke Cirebon untuk menggantikan putranya tersebut.
Daerah Banten diserahkan kepada putra lainnya yang bernama Maulana
Hassanudin.

Pada tahun 1546, Sultan Trenggono, Sultan kerajaan Demak gugur dalam
penyerangan Kerajaan Demak ke Pasuruan. Hal ini menyebabkan terjadinya
kekacauan dalam tubuh Kerajaan Demak sendiri. Negara-negara bagian atau
kadipaten berusaha untuk memisahkan diri. Kerajaan Banten yang saat itu
dipimpin oleh Maulana Hassanudin merupakan salah satu kadipaten yang ikut
berusaha melepaskan diri dari kerajaan induknya, Demak. Akhirnya pada tahun
1568, Banten benar-benar terlepas dari kerajaan Demak. Pada tahun tersebut pula,
Kerajaan Banten resmi berdiri dengan Maulana Hassanudin sebagai Sultan
16
pertamanya.

Pada masa kesultanan Maulana Hasanuddin ini, Kerajaan Banten menjadi


maju pesat. Banyak kapal dagang yang singgah di pelabuhan Banten Keadaan ini
sangat menguntungkan bagi Banten Atas kemajuannya itu Banten mampu
meluaskan wilayahnya ke Lampung dan Silebar (Bengkulu). Dua daerah itu
merupakan penghasil lada. Lada dari kedua daerah tersebut diangkut ke Banten.
Dengan demikian Banten merupakan pusat perdagangan lada.

Pada tahun 1570 M Sultan Maulana Hasanuddin wafat, kemudian


digantikan oleh putranya. Maulana Yusuf Masa pemerintahannya berlangsung
dari tahun 1570 M sampai tahun 1580 M. Prestasi yang gemilang pada masa
Maulana Yusuf adalah ditaklukannya Pajajaran dan ibukotanya Pakuan pada
tahun 1579 M. Maulana Yusuf wafat pada tahun 1580 M. Ketika Maulana Yusuf
meninggal, putra mahkotanya yang bernama Maulana Muhammad masih berusia
9 tahun. Pada saat itu, Maulana Muhammad belum cukup umur maka untuk
mengendalikan pemerintahan dibentuk badan perwalian yang terdiri dari jaksa
agung dan empat orang menten. Badan inilah yang menjalankan roda
pemerintahan sampai Maulana Muhammad dianggap dewasa dan mampu
mengendalikan pemerintahan.

Maulana Muhammad meninggal dunia pada tahun 1596 M, ketika


memimpin pasukan menyerbu Palembang. Sebagai penggantinya yaitu seorang
anaknya baru berumur 5 tahun bernama Abu Mufakhir. Karena masing sangat
kecil untuk sebuah urusan yang sangat besar, maka untuk sementara waktu sambil
menunggu anak itu dewasa, pemerintahan Banten dijalankan oleh suatu badan
perwalian. Ketua perwalian dipegang oleh Jayanegara (wali kerajaan) dan Nyai
Emban Rangkung (pengasuh pangeran). Bersamaan dengan masa itu, untuk yang
pertama kali pedagang-pedagang dari negeri Belanda yang dipimpin oleh
Cornelius Houtman datang di Kerajaan Banten. Abu Mufakhir baru resmi
menjalankan pemerintahannya pada tahun 1606 M. Pada tahun 1638 M, Abu
Mufakhir mendapat gelar Sultan dari khalifah Mekkah. Beliau tutup usia pada
tahun 1651 M, kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Abu
Ma'ali Ahmad Rahmatullah, tetapi belum lama ia memimpin meninggal dunia.

Untuk selanjutnya pemerintahan Banten dipegang oleh Sultan Ageng


Tirtayasa. Pada masa kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa, Kerajaan Banten

17
mengalami masa keemasan. Sultan Ageng Tirtayasa terkenal gigih dalam
menghancurkan penjajah. Salah satunya adalah usaha kerasnya mengusir
kekuasaan armada dagang Belanda (VOC) dari Kerajaan Banten. la juga
mendukung dengan upaya dari Kerajaan Mataram yang mengusir penjajah dari
bumi Batavia, meskipun usaha ini tidak berhasil.

Sultan Ageng Tirtayasa mengukuhkan putra mahkotanya yang bernama


Abdul Kahar atau Sultan Haji menjadi Raja Muda. Ini terjadi pada tahun
Sementara itu, Sultan Ageng Tirtayasa hanya sebagai pengawas, pemerintahan
dijalankan oleh Sultan Haji. Sayangnya, dalam menjalankan pemerintahan, Sultan
Haji hubungan dengan VOC. Sultan Ageng Tirtayasa yang anti VOC tentu saja
tidak setuju dan ingin mencabut mandat yang diterima Sultan Haji. Hal inilah
memicu terjadinya persengketaan atau perang saudara yang dipengaruhi oleh
Belanda.

c. Kehidupan Sosial Budaya

Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Banten ini dipengaruhi adanya


aktivitas perdagangan dan pelayaran. Dalam aktivitas perdagangan terjadi
interaksi antar pedagang yang berasal dari berbagai kawasan yang menjadikan
kehidupan masyarakat Banten semakin terbuka dan dinamis. Apalagi banyak para
pedagang luar yang mendirikan perkampungan di sepanjang pantai dan pusat-
pusat perdagangan. Dari sinilah muncullah perkampungan yaitu kampung keling
(India), Pekojan (Arab), dan Pecinan (Cina). Selain itu, juga muncul permukiman
yang berdasarkan kesamaan pekerjaan seperti Kampung Pande (perajin besi),
Kampung Panjunan (pembuat pecah belah), dan Kampung Kauman (para ulama).

d. Kehidupan Ekonomi

Kehidupan perekonomian masyarakat Banten berasal dari perdagangan,


pertanian, dan perkebunan. Wilayah Kerajaan Banten terletak pada posisi sangat
strategis yaitu membentang dari Jawa Barat sampai Lampung. Dengan posisi
tersebut jalur perairan dan perdagangan Selat Sunda masuk dalam kekuasaan
Banten sehingga wilayah kerajaan ini menjadi pilihan tempat untuk transit.
Pelabuhan Banten pada saat itu merupakan pelabuhan ekspor untuk perdagangan
lada.

e. Keruntuhan
Kerajaan Banten mengalami kemunduran setelah VOC merebut kota
18
Jayakarta dan mengubah nama kota tersebut menjadi Batavia VOC berusaha
menghancurkan Kerajaan Banten dengan cara menghambat kegiatan
perdagangannya. Ketika di Kerajaan Banten terjadi perselisihan antara Sultan
Ageng Tirtayasa dan putranya, Sultan Haji, VOC memanfaatkannya untuk
menghancurkan kerajaan tersebut Pada waktu itu VOC ikut campur dalam
perselisihan dengan memihak pada Sultan Haji Akhirnya terjadilah pertempuran
antara Sultan Haji yang dibantu oleh VOC dan Sultan Ageng Tirtayasa yang
dibantu oleh tokoh-tokoh kerajaan dan para ulama. Sultan Haji dengan bantuan
VOC.

Berhasil mengalahkan ayahnya. Sultan Ageng Tirtayasa berhasil ditangkap


oleh pasukan VOC dan kemudian dipenjara. Sultan Haji kemudian naik tahta,
namun ia laksana boneka yang harus menuruti keinginan dan perintah VOC.
Akibatnya Kerajaan Banten pun semakin mundur dan akhirnya hancur.

Tugas
Selesaikan soal-soal berikut ini dengan jawaban yang benar dan tepat!
1. Sebuah kerajaan dipimpin oleh seorang raja, tetapi ketika masa kekuasaanya selesai
tahta kerajaan diwariskan berdasarkan garis keturunan. Sebutkan nama-nama raja
yang pernah memerintah Kerajaan Banten!
2. Dalam kehidupan sosial budaya, berkembangnya Banten sebagai pusat perdagangan
karena banyak para pedagang dalam negeri maupun luar negeri sehingga penguasa
Banten mengatur pemukiman untuk penduduk asing dan lokal. Pemukiman apa saja
yang muncul pada masa kekuasaan Kerajaan Banten?

19
5. Kerajaan Mataram Islam
a. Letak Kerajaan

Letak Kerajaan Mataram Islam berada di bekas wilayah Kerajaan Mataram


Hindu. Pajang yang dahulu menjadi pusat kerajaan, saat ini menjadi wilayah
kekuasaan Mataram Islam dan Pangeran Benawa menjadi Adipati Pajang.

Pada awal kekuasaannya di Mataram, Senopati telah berhasil menguasai


Madiun dan Ponorogo bahkan seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur dapat
dikuasai, kecuali daerah di ujung Timur Jawa Timur, yaitu Blambangan.
Selanjutnya, Senopati berusaha memperluas wilayahnya ke Jawa Barat pada
tahun 1595 M tepatnya di Cirebon. Pada tahun 1601 M Blambangan juga berhasil
dikuasai karena bantuan Bali.

b. Kehidupan Politik
Kerajaan Mataram terletak di Kota Gede, Yogyakarta yang didirikan oleh
Sutawijaya. Setelah naik tahta kerajaan pada tahun 1586 M, Sutawijaya bergelar
Panembahan Senopati ing Alogo Sayyidin Panotogomo. Wilayah kekuasaan
Kerajaan Mataram berkembang mulai dari sebuah kadipaten hingga kawasan
Ponorogo, Madiun, Pasuruan, dan Cirebon.

Setelah Senopati wafat pada tahun 1601 M penggantinya adalah Mas


Jolang yang terkenal dengan nama Panembahan Seda Krapyak artinya Pangeran
yang dimakamkan di Krapyak. Pada masa pemerintahan Mas Jolang (1601-1613
M) sering terjadi pemberontakan dari kota-kota yang ingin melepaskan diri dari
Mataram, seperti Ponorogo, Demak, dan Surabaya. Pemberontakan ini
berlangsung hingga Mas Jolang wafat pada tahun 1613 M. Penggantinya adalah
Adipati Martapura, tetapi dia memerintah tidak lama. Kemudian, digantikan oleh
saudaranya yang bernama Raden Rangsang atau yang lebih terkenal dengan
sebutan Sultan Agung yang memerintah sejak tahun 1613 M sampai 1645 M.
Sebutan tersebut mengandung arti Sultan Besar yang sangat berkuasa karena saat
pemerintahannya Mataram menjadi kesultanan yang paling berkuasa di Pulau
Jawa, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur daerah Mojokerto, Lasem,
Pasuruan, Tuban, Surabaya, dan Madura. Kemudian, Sukadana di Kalimantan
dan Cirebon di Jawa Barat juga berhasil dikuasainya.

Dalam menaklukan seluruh Jawa, Sultan Agung menyerang kedudukan

20
Belanda di Batavia selama dua kali, yaitu 1626 dan 1629. Kedua serangan
mengalami kegagalan karena jauhnya jarak tempuh, dibakarnya lumbung padi
oleh VOC, serangan penyakit, dan kekalahan persenjataan. Kerajaan Mataram
mulai lemah sepeninggal Sultan Agung.

c. Kehidupan Sosial Budaya


Sultan memiliki peran sebagai panatagama, yaitu pengatur kehidupan
agama Islam. Kehidupan sosial budaya pada masa Kerajaan Mataram
berkembang pesat baik di bidang seni sastra, bangunan, lukisan, dan ukir. Berikut
ini contoh wujud sosial budaya kerajaan Mataram Islam, antara lain:
1) Menciptakan kebudayaan Kejawen.
2) Menyusun Tarikh / Tahun Jawa.
3) Mengarang kitab "Sastra Gending" (kitab filsafat kehidupan dan kenegaraan),
Nitisruti, Nitisastra dan Astabrata (berita ajaran budi pekerti baik).
4) Perayaan Grebeg

d. Kehidupan Ekonomi

Kerajaan Mataram lebih menonjol sebagai kerajaan agraris dengan ciri


feodalisme. Raja merupakan pemilik seluruh tanah kerajaan beserta seluruh
isinya. Pertanian terletak di Jawa bagian Tengah dengan komoditas utama beras.
Selain mengandalkan sektor pertanian, Mataram juga menguasai bidang
perdagangan dengan komoditas beras dan palawija.

e. Keruntuhan

Setelah Sultan Agung wafat pada tahun 1645 M tahta kerajaan digantikan
oleh Amangkurat I (1645-1677 M), dan Amangkurat II (1677-1703 M). Sejak
saat itu, Mataram berangsur-angsur mundur bahkan sering terjadi perlawanan dari
para bangsawan maupun perebutan tahta kerajaan karena campur tangan VOC.
Yang akhirnya pada tahun 1755 M, Mataram dibagi dua melalui Perjanjian
Giyanti, yaitu:
1) Bagian Timur (Kasunanan)- berpusat di Surakarta untuk Paku Buwono
2) Bagian Barat berpusat di Yogyakarta, untuk Pangeran mangkubumi dan
setelah menjadi raja bergelar Sultan Hamengkubuwono l
Pada tahun 1757 M juga terjadi perundingan Salatiga yang isinya Surakarta
dibagi dua, yaitu:
1) Kasunanan tetap untuk Paku Buwono I
21
2) Mangkunegaran untuk Pangeran Mas Said dengan gelar Mangkunegara I
3) Yogyakarta dibagi dua, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Pakualaman.

Tugas

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Pecahnya Kerajaan Mataram Islam disebabkan oleh perjanjian Giyanti.


Sebutkan isi dari perjanjian Giyanti!

2. Pada masa Kerajaan Mataram Islam berkembang pesat kebudayaan kejawen.


Menurut pendapatmu apa yang dimaksud dengan kebudayaan kejawen?

22
6. Kerajaan Makasar (Gowa-Tallo)
a. Letak Kerajaan

Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo berada di Sulawesi Selatan. Keduanya


saling mengadakan hubungan secara baik. Belakangan orang-orang mengenalnya
sebagai Kerajaan Makasar. Kerajaan Makasar termasuk kerajaan maritim yang
terkenal, karena letaknya yang sangat strategis di perairan wilayah timur
Indonesia, tepatnya berada di semenanjung barat daya Pulau Sulawesi.

b. Kehidupan Politik

Kerajaan Makasar merupakan kerajaan yang bercorak Islam pertama di


Sulawesi ibukota kerajaannya adalah Samboapu. Raja Makasar yang pertama
memeluk agama Islam adalah Karaeng Matoaya (Raja Gowa) yang bergelar
Sultan Alaudin yang memerintah Makasar tahun 1593 – 1639 dan dibantu oleh
Daeng Manrabia (Raja Tallo) sebagai Mangkubumi bergelar Sultan Abdullah.
Sejak pemerintahan Sultan Alaudin kerajaan Makasar berkembang sebagai
kerajaan maritim dan berkembang pesat. Sultan Alauddin dan Sultan Abdullah
dikenal oleh rakyat sebagai pelaut ulung yang berusaha menyebarkan agama
Islam dan memperluas wilayah kekuasaannya tidak hanya di Sulawesi saja, akan
tetapi juga ke Bima, Sumbawa, Dompu, di Nusa Tenggara. Oleh karena itu tidak
heran jika kekuasaan Makasar tidak hanya meliputi pulau Sulawesi, tetapi juga
meluas sampai ke Nusa Tenggara. Dalam melakukan usahanya ini terdapat
banyak tantangan, terutama pada saat tiba di Maluku mendapat serangan dari
Belanda.

Setelah Sultan Alauddin meninggal dunia Raja Kerajaan Makasar yang


menggantikannya yaitu Muhammad Said yang berkuasa pada tahun 1639-1653
M. Meski memerintah cukup lama, tetapi tidak banyak ditemukan catatan sejarah
tentang kiprah Muhammad Said. Setelah pemerintahan Sultan Muhammad Said
(1636-1653 M), Kerajaan Makasar dilanjutkan oleh penguasa berikutnya yaitu
Sultan Hasanuddin (1653-1667 M). Beliau merupakan raja yang paling terkenal
karena ketika Makasar berada di bawah kepemimpinannya, kerajaan Makasar ini
dapat mengukir prestasi yang manis. Pada masa pemerintahannya Kerajaan
mampu menguasai pasar dan berhasil memperluas wilayah sehingga dapat
menduduki kerajaan-kerajaan kecil di daerah Sulawesi Selatan, misalnya Luwu,
Wajo, Soppeng, dan Bone. Setelah keberhasilannya tersebut, Sultan Hasanuddin
23
juga berniat menjadikan Kerajaan Makasar sebagai penguasa tunggal di jalur
perdagangan Indonesia bagian timur Untuk itu, Sultan Hasanuddin harus
menghadapi kekuatan armada VOC Belanda sebelum dapat menguasai Maluku.
Karena Maluku yang kaya akan lada masih dikuasai oleh Belanda. Pertempuran
sering terjadi antara Kerajaan Makasar dan Belanda. Akibatnya perdagangan
Belanda dengan Batavia sempat terganggu Dengan semangatnya yang menyala-
nyala untuk menentang Belanda ini. Sultan Hasanuddin akhirnya dijuluki sebagai
"Ayam Jantan Dari Timur".

c. Kehidupan Sosial Budaya


Sebagai negara Maritim, maka sebagian besar masyarakat Makasar adalah
nelayan dan pedagang. Mereka giat berusaha untuk meningkatkan taraf
kehidupannya, bahkan tidak jarang dari mereka yang merantau untuk menambah
kemakmuran hidupnya. Walaupun masyarakat Makasar memiliki kebebasan
untuk berusaha dalam mencapai kesejahteraan hidupnya, tetapi dalam
kehidupannya mereka sangat terikat dengan norma adat yang mereka anggap
sakral. Norma kehidupan masyarakat Makasar diatur berdasarkan adat dan agama
Islam yang disebut Pangadakkang. Masyarakat Makasar sangat percaya terhadap
norma-norma tersebut.

Di samping norma tersebut, masyarakat Makasar juga mengenal pelapisan


sosial yang terdiri dari lapisan atas yang merupakan golongan bangsawan dan
keluarganya disebut dengan “Anakarung/Karaeng”, sedangkan rakyat kebanyakan
disebut “to Maradeka” dan masyarakat lapisan bawah yaitu para hamba-sahaya
disebut dengan golongan “Ata”.

Dari segi kebudayaan, maka masyarakat Makasar banyak menghasilkan


benda-benda budaya yang berkaitan dengan dunia pelayaran. Mereka terkenal
sebagai pembuat kapal. Jenis kapal yang dibuat oleh orang Makasar dikenal
dengan nama Pinisi dan Lombo. Kapal Pinisi dan Lombo merupakan kebanggaan
rakyat Makasar dan terkenal sampai mancanegara.

d. Kehidupan Ekonomi

Kerajaan Makasar merupakan kerajaan Maritim dan berkembang sebagai


pusat perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini ditunjang oleh beberapa
faktor :

1) Letak yang strategis.memiliki pelabuhan yang baik.


24
2) Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang menyebabkan
banyak pedagang- pedagang yang pindah ke Indonesia Timur.

Sebagai pusat perdagangan Makasar berkembang sebagai pelabuhan


internasional dan banyak disinggahi oleh pedagang-pedagang asing seperti
Portugis, Inggris, Denmark dan sebagainya yang datang untuk berdagang di
Makasar.

e. Keruntuhan
Perebutan jalur perdagangan dengan VOC menjadi salah satu awal dari
keruntuhan dari Kerajaan Makasar. Pada awal serangan yang dilakukan oleh
Sultan Hasanuddin dan rakyatnya mengakibatkan pihak Belanda kewalahan,
sehingga menuntut pihak Belanda untuk selalu berusaha keras dalam
menghentikan serangan-serangan yang telah dilancarkan oleh Kerajaan Makasar.
Untuk itu, Belanda bersekutu dengan Raja Bone yaitu Aru Palaka. Aru
Palaka bersedia membantu Belanda dengan syarat bahwa Kerajaan Bone diberikan
kemerdekaan. Akhirya pada tahun 1667 M Belanda dengan bantuan Kerajaan
Bone berhasil menekan Makasar, sehingga kekuatan pasukan Sultan Hasanuddin
tidak mampu lagi menghadapi pasukan Belanda yang dilengkapi dengan senjata
mutakhir dan tambahan pasukan dari Batavia serta bantuan dari Kerajaan Bone
yang dipimpin oleh Aru Palaka. Dalam upaya mempersiapkan pasukannya
kembali dan strategi perang, Sultan Hasanuddin terpaksa menandatangani
perjanjian di daerah Bongaya pada tanggal 18 November 1667 M Karena tempat
perjanjian tersebut bernama Bongaya, maka perjanjian iti lebih dikenal dengan
nama perjanjian Bongaya. Isi perjanjian Bongaya itu ada tiga kesepakatan yaitu:
1) VOC mendapat hak monopoli dagang di Makasar
2) Belanda dapat mendirikan benteng Rotterdam di Makasar
3) Makasar harus melepas daerah-daerah yang dikuasainya seperti Bone dan
Soppeng serta mengakui Aru Palaka sebagai Raja Bone.
Perjanjian Bongaya ini tidak berlaku lama karena Sultan Hasanuddin
kembali memimpin rakyatnya untuk mengadakan peperangan dengan Belanda.
Pada awalnya Belanda kewalahan menghadapi serangan yang mendadak ini,
namun dengan persenjataan yang lengkap, mereka dapat memukul mundur Sultan
Hasanuddin Sultan Hasanuddin dan rakyat Makasar baru tidak bisa berkutik ketika
pertahanannya, yaitu benteng Samboupu jatuh ke tangan Belanda. Setelah Sultan

25
Hasanuddin turun tahta pada tahun 1669 M, Mapasomba putranya berusaha
meneruskan perjuangan melawan Belanda. Belanda yang sangat mengharapkan
tindakan kooperatif dari Mapasomba, harus mempersiapkan armada perang.
Pasukan Kerajaan Makasar akhirnya berhasil dipukul mundur oleh Belanda.
Dengan demikian, Makasar dan jalur perdagangannya dikuasai oleh Belanda.

Tugas
Selesaikan soal-soal berikut dengan jawaban yang benar dan tepat!
1. Sultan Hasanudin menyerang Belanda untuk merebut jalur perdagangan sehingga
mendorong Belanda mengadakan perjanjian Bongaya. Mengapa Belanda membuat
perjanjian Bongaya?
2. Apakah perjanjian Bongaya berhasil membuat Belanda menguasai Kerajaan
Makassar?

26
7. Kerajaan Maluku (Ternate & Tidore)

Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore berada di daerah Maluku Utara atau
persisnya di sebelah barat Pulau Halmahera. Kerajaan Ternate berpusat di Pulau
Ternate dan Kerajaan Tidore berpusat di Pulau Tidore. Wilayah kekuasaannya
mencakup seluruh kepulauan Maluku dan sebagian lagi daerah Papua.
Sekitar abad ke-12 M, terjadi peningkatan tajam permintaan rempah-rempah di
pasar Eropa, terutama cengkeh dan pala. Untuk menutup permintaan tersebut maka
banyak dibuka lahan perkebunan rempah-rempah di daerah Maluku misalnya Pulau
Buru, Seram, dan Ambon. Masing-masing daerah mempunyai kekayaan rempah-
rempah yang melimpah, maka tiap-tiap daerah berupaya menjadi penguasa tunggal
atas perdagangan rempah-rempah. Dengan adanya kepentingan yang sama tersebut
maka berakibat pada timbulnya persekutuan daerah antar kerajaan. Persekutuan-
persekutuan tersebut antara lain Uli Lima (persekutuan lima) dan Uli Siwa
(persekutuan sembilan).
Uli Lima artinya persekutuan antara lima saudara, Persekutuan ini dipimpin oleh
Ternate, meliputi Obi, Bacan, Seram, dan Ambon. Sedangkan Uli Siwa (persekutuan
sembilan) yang artinya persekutuan antara sembilan bersaudara, wilayahnya antara
lain Pulau Tidore, Makyan Jailolo (Halmahera), dan pulau-pulau sekitarnya sampai
Papua. Persaingan antara Ulilima dan Ulisiwa yang bertujuan untuk menguasai
Maluku (dimanfaatkan oleh bangsa pendatang seperti Portugis dan Spanyol). Dimana
Portugis berada di pihak Ternate sementara Spanyol berada di pihak Tidore. Namun
pada akhirnya Tidore yang dikuasai Spanyol dapat dikalahkan dan menghasilkan
perjanjian Saragosa pada tahun 1528 M yang menetapkan Portugis sebagai penguasa
Maluku dan Spanyol pindah ke Filipina.
Tindakan kesewenangan Portugis membuat Ulilima dan Ulisiwa bersatu di
bawah pimpinan Sultan Hairun. Namun, baru pada masa Sultan Baabullah Maluku
(Ternate dan Tidore) berhasil mengusir Portugis pada tahun 1575 M dan Kerajaan
Ternate-Tidore mencapai kejayaannya.
A. Kerajaan Ternate
1. Letak Geografis
Pada abad ke-13 di Maluku sudah berdiri Kerajaan Ternate. Ibu kota
Kerajaan Ternate terletak di Sampalu (Pulau Ternate). Selain Kerajaan Ternate,
di Maluku juga telah berdiri kerajaan lain, seperti Jailolo, Tidore, Bacan, dan

27
Obi. Di antara kerajaan di Maluku, Kerajaan Ternate yang paling maju. Kerajaan
Ternate banyak dikunjungi oleh pedagang, baik dari Nusantara maupun
pedagang asing. . Wilayah kerajaan Ternate meliputi Mindanao, seluruh
kepulauan di Maluku, Papua, dan Timor. Bersamaan dengan itu, agama Islam
juga tersebar sangat luas.
2. Kehidupan Politik
Marhum adalah kolano Ternate pertama kali yang masuk Islam, setelah
mendapat seruan dakwah dari pedagang asal Minangkabau yang juga murid
Sunan Giri, yaitu Datu Maulana Husein yang datang ke Ternate pada tahun 1465
M. Setelah Kolano Marhum Wafat pada tahun 1486, raja berikutnya adalah
putranya, Zainal Abidin (1468-1500M). Pada masa Zainal Abidin inilah, gelar
kolano diganti menjadi Sultan, dengan begitu, Zainal Abidin merupakan penguasa
Ternate pertama yang memakai gelar Sultan. Pada masa pemerintahannya, Zainal
Abidin giat menyebarkan agama Islam ke pulau-pulau disekitarnya, bahkan
sampai ke Filipina Selatan. Zainal Abidin memerintah hingga tahun 1500 M.
Setelah wafat, pemerintahan di Ternate dipimpin oleh putranya Sultan
Bayanullah atau Bayan Sirullah. Sultan Bayanullah dikenal sebagai sultan yang
pandai, terpelajar, ksatria dan pedagang ulung (tangguh). Di masa Sultan
Bayanullah ini Bangsa Portugis untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di
kawasan Maluku, tahun 1512 M, armada Portugis sudah tiba di perairan Banda
dengan kapten Antonio de Abreu. Sultan lalu mengutus adiknya dan beberapa
pejabat kesultanan untuk melakukan pembicaraan dan akhirnya berhasil mengajak
Fransisco Serrao, salah seorang yang ikut ekspedisi Portugis.
Raja Ternate yang berkuasa sejak tahun 1559 M adalah Sultan Hairun
sangat tidak setuju dengan kedatangan bangsa Portugis, apalagi dengan
keberadaan militer Portugis dan membangun benteng Sao Paolo di Ternate.
Mereka diyakini mempunyai niat yang tidak baik terhadap kerajaan Ternate..
Sultan Hairun meninggal pada tahun 1570 M karena terbunuh. Dalam catatan
sejarah, yang dicurigai sebagai dalang pembunuhan adalah para pejabat Portugis.
Yang menggantikan kekuasaan Sultan Hairun adalah Sultan Baabullah.
Pada masa pemerintahan Sultan Baabullah, Kerajaan Ternate mengalami
puncak kejayaannya. Pada masa kekuasaannya, Sultan Baabullah berhasil
menyingkirkan Bangsa Portugis dan meninggalkan bentengnya di Ternate.
Portugis pindah ke selatan hingga pada tahun 1578 M berhasil menundukkan
28
Timor dan mampu menguasai Timor hingga tahun 1976 M. Selain itu,
keberhasilannya menjajah Portugis, Sultan Baabullah juga membawa Kerajaan
Ternate memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke Maluku, Sulawesi, Papua,
Mindanao, dan Bima. Karena prestasinya yang gemilang tersebut Sultan
Baabullah mendapatkan julukan “Tuan dari Tujuh Puluh Dua Pulau”.
3. Kehidupan Sosial Budaya
Pada masa pemerintahan Sultan Bayanullah, Kerajaan Ternate merupakan
kerajaan Islam kebijakannya dikenal dengan sivilisasi Islam yang terdiri atas tiga
bentuk, yaitu: Pertama, pembatasan poligami. Kedua, larangan kumpul kebo dan
pergundikan. Ketiga, wanita diwajibkan berpakaian secara pantas. Sultan
Bayanullah juga menerapkan hukum perkawinan Islam dan mensyaratkan bobato
harus beragama Islam, baik di pusat maupun di daerah-daerah.
Selain itu, sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat Ternate
dalam kehidupan sehari-harinya banyak menggunakan hukum Islam . Hal itu
dapat dilihat pada saat Sultan Khairun dari Ternate dengan De Mesquita dari
Portugis melakukan perdamaian dengan mengangkat sumpah dibawah kitab suci
Al-Qur’an. Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari kerajaan Ternate adalah
keahlian masyarakatnya membuat kapal, seperti kapal kora-kora.
4. Kehidupan Ekonomi
Perdagangan dan pelayaran mengalami perkembangan yang pesat
sehingga pada abad ke-15 telah menjadi kerajaan penting di Maluku. Para
pedagang asing datang ke Ternate menjual barang perhiasan, pakaian, dan beras
untuk ditukarkan dengan rempah-rempah. Ramainya perdagangan memberikan
keuntungan besar bagi perkembangan Kerajaan Ternate sehingga dapat
membangun laut yang cukup kuat.
5. Keruntuhan
Maluku adalah daerah penghasil rempah-rempah yang sangat terkenal
bahkan sampai ke Eropa. Itulah komoditi yang menarik orang-orang Eropa dan
Asia datang ke Nusantara. Para pedagang itu membawa barang-barangnya dan
menukarkannya dengan rempah-rempah. Proses perdagangan ini pada awalnya
menguntungkan masyarakat setempat. Namun, dengan berlakunya politik
monopoli perdagangan, terjadi kemunduran dalam berbagai bidang di Kerajaan
Ternate termasuk kesejahteraan masyarakat.
B. Kerajaan Tidore
29
1. Letak Geografis
Kerajaan tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Tidore merupakan
salah satu pulau kecil yang terdapat di gugusan kepulauan Maluku Utara, yang
lokasi persisnya berada di sebelah barat pantai pulau Halmahera. Sebelum Islam
datang ke bumi Nusantara, pulau Tidore dikenal dengan nama Limau Duko atau
Kie Duko yang berarti “pulau yang bergunung api.” Penamaan ini disesuaikan
dengan kondisi topografi pulau Tidore yang memiliki gunung api, bahkan
merupakan gunung tertinggi di gugusan kepulauan Maluku yang oleh penduduk
asli, gunung tersebut mereka namakan gunung Kie Marijang. Saat ini, gunung
Marijang sudah tidak aktif lagi. Sedangkan untuk nama Tidore sendiri berasal dari
gabungan dari tiga rangkaian kata bahasa Tidore, yaitu : To ado re (aku telah
sampai).
2. Kehidupan Politik
Berdasarkan silsilah raja pertamanya, Sahajati merupakan saudara
Masyhur Malamo, raja pertama kerajaan Ternate. Kemudian digantikan oleh Raja
Ciriliyati merupakan raja yang pertama kali masuk islam. Setelah masuk Islam
diberi gelar Sultan Jamaluddin. Keislaman raja ini mempercepat proses islamisasi
di kalangan rakyat Tidore, dan juga didukung oleh aktivitas internal kerajaan yang
lebih difokuskan untuk membangun madrasah-madrasah dan masjid-masjid
sebagai sarana pendidikan dan ibadah rakyat.
Setelah Sultan Jamaluddin wafat, jabatannya sebagai sultan Tidore
digantikan oleh putra sulungnya, yaitu Sultan Mansyur (1512-1526). Pada masa
ini, Tidore kedatangan orang Spanyol, dan diterima oleh Sultan Mansyur. Pada
masa pemerintahannya, Sultan Mansyur memberikan izin kepada orang-orang
Spanyol untuk menggelar dagangan mereka di pasar, bahkan Sultan ikut
membantu mendirikan tempat-tempat berdagang dari bamboo yang
mengakibatkan perdagangan secara barter.
Pada tahun 1526 Sultan Mansyur wafat dan kepemimpinannya baru
digantikan pada tahun 1529 putra bungsunya yang bernama Amiruddin Iskandar
Zulkarnain. Ketika Amiruddin Iskandar Zulkarnain diangkat menjadi sultan,
usianya masih muda sehingga diangkatlah Kaicil Rade, seorang bangsawan
terpelajar, negosiator ulung, sekaligus seorang prajurit handal dan pemberani
sebagai Mangkubumi. Pada masa ini terjadi beberapa kali peperangan dengan
Portugis dan Ternate yang berakhir dengan perjanjian damai berisi dua pasal
30
pokok yaitu: 1. Semua rempah-rempah hanya boleh dijual kepada Portugis dengan
harga yang sama yang dibayarkan Portugis kepada Ternate. 2. Portugis akan
menarik armadanya dari Tidore.
Raja Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Nuku (1780-1805 M). Sultan Nuku dapat menyatukan Ternate dan Tidore untuk
bersama-sama melawan Belanda yang dibantu Inggris. Belanda kalah serta terusir
dari Tidore dan Ternate. Sementara itu, Inggris tidak mendapat apa-apa kecuali
hubungan dagang biasa. Sultan Nuku memang cerdik, berani, ulet, dan waspada.
Sejak saat itu, Tidore dan Ternate tidak diganggu, baik oleh Portugis, Spanyol,
Belanda maupun Inggris sehingga kemakmuran rakyatnya terus meningkat.
Wilayah kekuasaan Tidore cukup luas, meliputi Pulau Seram, Makean
Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kai, dan Papua. Pengganti Sultan Nuku adalah
adiknya, Zainal Abidin. Ia juga giat menentang Belanda yang berniat menjajah
kembali.
3. Kehidupan Sosial Budaya
Sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat Tidore dalam
kehidupan sehari-harinya banyak menggunakan hukum Islam. Pada masa raja
Ciriliyati islamisasi di kalangan rakyat Tidore, dan juga didukung oleh aktivitas
internal kerajaan yang lebih difokuskan untuk membangun madrasah-madrasah
dan masjid-masjid sebagai sarana pendidikan dan ibadah rakyat.
4. Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Tidore terkenal dengan rempah-rempahnya, seperti di daerah
Maluku. Sebagai penghasil rempah-rempah. Kerajaan Tidore banyak didatangi
oleh Bangsa-bangsa Eropa. Bangsa Eropa yang datang ke Maluku, antara lain
Portugis, Spanyol, dan Belanda. Dalam sektor perdagangan, barang yang diekspor
oleh Kesultanan Ternate antara lain, cengkeh, pala, dan kayu manis. Barang yang
diekspor oleh masyarakat di Kerajaan Tidore memberikan pengaruh dalam bidang
politik dengan memperluas wilayah kekuasaannya.
5. Keruntuhan
Terdapat beberapa faktor penyebab keruntuhan Kerajaan Tidore yaitu
sebagai berikut:
1635 : Rakyat melawan Belanda atas keputusannya untuk menebang pohon
besar-besaran.
1641 : Pasukan yang dipimpin oleh Ambon Salahakan Luhu menggempur
31
markas Belanda, tetapi dia ditangkap dan dieksekusi mati.
1650 : Bangsawan Ternate melakukan perlawanan atas sikap Sultan
Mandarsyah yang terlampau akrab dan dianggap cenderung menuruti
kemauan Belanda.
: Sultan Sibori melakukan perlawanan kepada belanda dengan menjalin
persekutuan dengan Datuk Abdulrahman penguasa Mindanao.
1914 : Sultan Haji Muhammad Usman Syah melakukan perlawanan terhadap
belanda, tapi kalah karena senjata belanda lebih tangguh dan canggih.

Tugas
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar dan tepat!
1. Jelaskan mengapa Kerajaan Ternate bersedia menerima tawaran kerja sama dengan
bangsa Portugis dalam pendirian benteng Sao Paolo!
2. Mengapa Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore tidak menjalin kerja sama, tetapi
keduanya menunjukkan hubungan persaingan?
3. Jelaskan mengenai istilah persekutuan Uli Lima dan Uli Siwa!

32
ULANGAN HARIAN
I. Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf a,b,c,d atau e pada jawaban yang benar!
1. Perjanjian Giyanti menyebabkan Kerajaan 5. Tradisi yang selalu dikerjakan secara turun
Mataram dibagi menjadi dua wilayah, yaitu temurun Kerajaan Demak yang masih
a. Malaka dan Pajang berlangsung sampai saat ini adalah ....
b. Demak dan Surakarta a. Selamatan
c. Surakarta dan Yogyakarta b. Sedekah bumi
d. Gresik dan Pasuruan c. Hadrah
e. Pajang dan Malaka d. Wiridan
2. Raja yang berasal dari Samudra Pasai yang e. Pengajian
terkenal dengan sebutan Sultan Nazimuddin 6. Cikal bakal berdirinya Kerajaan Demak
Al-Kamil adalah .... disebabkan karena pudarnya kekuasaan
a. Meurah Khair Kerajaan Majapahit atas wilayah-wilayah....
b. Meurah Noe a. yang dikuasai Belanda
c. Meurah Silu b. pedalaman Jawa Tengah
d. Zaenal Abidin c. pesisir pantai utara Jawa
e. Malik Zahir d. Semenanjung Malaya
3. Raja Samudra Pasai yang berkuasa sejak e. pesisir pantai selatan Jawa
tahun 1285-1297 M adalah Sultan .... 7. Penguasa Kerajaan Mataram pernah
a. Malik As-Saleh melakukan serangan ke wilayah Islam seperti
b. Mansyur Malik Surabaya, Sumenep, Gresik, dan Pasuruan
c. Mahmud Malik disebabkan ....
d. Ahmad Malik a. kesalahpahaman antara kedua belah pihak
e. Zaenal Abidin b. memperluas eksistensi pengaruh Islam di
4. Sultan Ali Mughayat Syah merupakan raja daerah Jawa Timur
pertama yang memimpin Kerajaan .... c. untuk menambah wilayah kekuasaan
a. Brunei Darussalam Kerajaan Mataram Islam
b. Malaka d. perbedaan pemahaman Islam antara
c. Aceh Darussalam Kerajaan Mataram dan pesisir utara Jawa
d. Banten e. mencari tempat perlindungan dari
e. Mataram Islam serangan Belanda

33
8. Kekalahan Sultan Hasanuddin dari Makassar d. Maulana Hasanudin menguasai Batavia
dalam peperangan melawan VOC disebabkan e. Kerajaan Demak yang runtuh
a. VOC menjebak Sultan Hasanuddin 12. Pengukuhan Raden Patah sebagai raja pada
dengan perjanjian Bongaya tahun 1500 M dilantik langsung oleh ....
b. VOC mendapat dukungan dari Aru Palaka a. Sunan Kudus
c. jumlah tentara Kerajaan Makassar sangat b. Sunan Kalijaga
sedikit c. Sunan Bonang
d. persenjataan perang yang dimiliki d. Sunan Ampel Denta
Kerajaan Makassar terbatas e. Sunan Giri
e. strategi yang diterapkan gagal 13. Sultan Baabullah berhasil memperluas
9. Pada masa Kerajaan Mataram, lahirlah wilayah kekuasaan Kerajaan Ternate
kebudayaan kejawen yang merupakan Maluku, Sulawesi, Papua, Mindanao, dan
perpaduan budaya dari .... Bima sehingga mendapat julukan ....
a. Islam, Indonesia, dan Eropa a. Tuan dari Tujuh Puluh Dua Pulau
b. Islam, animisme, dinamisme b. Raja dari Lima Wilayah
c. Islam, Indonesia, Hindu, dan Buddha c. Sultan Kaicil Rade
d. Islam, Jawa, Hindu, dan Buddha d. Panembahan Sedo Krapyak
e. Animisme, dinamisme, Jawa, Hindu e. Maharaja Tujuh Puluh Dua Pulau
10.Keberanian dan tekad yang kuat Sultan 14. Raja Tidore yang berhasil menyatukan
Hasanuddin mengusir Belanda dari Makassar Ternate dan Tidore untuk bekerja sama
menyebabkan ia dijuluki sebagai .... melawan Inggris adalah ....
a. Kuda laut dari Timur a. Sultan Mansyur
b. Pangeran dari Timur b. Sultan Jamaluddin
c. Singa jantan dari Timur c. Sultan Nuku
d. Ayam jantan dari Timur d. Sultan Trenggono
e. Serigala dari Timur e. Sultan Agung
11.Berdirinya Kerajaan Banten tahun 1526 15. Persekutuan antara lima saudara meliputi
berawal dari .... Obi, Balan, Seram, dan Ambon.
a. Syarif Hidayatullah yang menaklukkan Pernyataan tersebut merupakan pengertian
Jawa Barat dari ....
b. Sultan Iskandar Muda yang menyerang a. Uli siwa d. Sekutu Ternate
Portugis b. Uli lima e. Uli empat
c. Sultan Trenggono menaklukkan Cirebon c. Lima serangkai

34
16. (1) VOC mendapat hak monopoli dagang di Bukti yang adanya akulturasi kebudayaan yang
Makasar terdapat pada bangunan masjid adalah ...
(2) Sultan Hasanudin turun tahta sebagai a. Terdapat prasasti di sekelilingnya
raja Makasar b. Adanya ukiran relief pada dinding
(3) Belanda dapat mendirikan benteng c. Berlokasi di wilayah bukit
Rotterdam di Makasar d. Gaya arsitektur punden berundak
(4) Makasar harus melepas daerah-daerah e. Terdapat makam di dalamnya
yang dikuasainya 20. Orang-orang arab yang bermazhab Syafi’i
(5) Berlakunya hukum Ade Allopiloping yang bermigrasi dan menetap di wilayah
Bicaranna Pabbalnie Gujarat dan Malabar menyebarkan agama
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas di India, penduduk India membawa Islam
yang termasuk isi perjanjian Bongaya ke Nusantara. Pernyataan tersebut
adalah nomor .... merupakan pendapat terkait teori India
a. 1,2,3 yang dikemukakan oleh ....
b. 1,3,5 a. Moquette
c. 2,3,5 b. Snouck Hurgronje
d. 3,4,5 c. J. Pijinapel
e. 1,3,4 d. Fatimi
17. Hikayat, Suluk, Kitab, dan Babad merupakan e. Marrison
contoh dari akulturasi kebudayaan Islam 21. Wilayah Kerajaan Banten pernah menjadi
dalam bentuk .... markas penyerangan Kerajaan Demak dan
a. Seni rupa Cirebon untuk menguasai Kerajaan ....
b. Seni sastra a. Pajajaran
c. Seni bangunan b. Kutai
d. Pemerintahan c. Malaka
e. Sistem kalender d. Samudra Pasai
18. Proses Islamisasi di kawasan nusantara 22.Kerajaan Makassar dapat menguasai
pertama kali muncul melalui saluran .... kerajaan kecil di wilayah Sulawesi Utara,
a. Pernikahan yaitu Luwu, Waju, Soppeng, dan Bone
b. Perdagangan ketika dipimpin ....
c. Pendidikan a. Muhamamd Said d. Mapasomba
d. Kesenian b. Sultan Hasanuddin e. Iskandar Muda
e. Tasawuf c. Sultan Alaudin

35
23.Berdasarkan pendapat Hoessain 25. Setelah para ahli sejarah melihat makam
Djajadiningrat bahwa tradisi peringatan 10 Maulana Malik Ibrahim di Gresik dan
Muharam di nusantara berasal dari .... tahun yang tercantum di makan bertuliskan
a. China 1419 M maka disimpulkan bahwa
b. Arab penyebar Islam pertama di wilayah ....
c. India a. Sumatera
d. Paris b. Kalimantan
e. Persia c. Makassar
24. Konflik kaum Teuku dengan kaum Tengku d. Jawa
dalam kehidupan sosial dan ekonomi e. Maluku
sehari-sehari di Kerajaan Aceh Darussalam
disebabkan oleh ....
a. Ingin memperebutkan tahta kerajaan
Aceh
b. Perbedaan status sosial dan ekonomi
c. Keharmonisan kaum bangsawan dengan
Belanda
d. Ingin mendapat simpati masyarakat Aceh
e. Melemahkan aliran Hindu Buddha

II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!


1. Pemerintahan untuk sementara dikendalikan oleh badan perwalian yang dipimpin oleh....
2. Penguasa Kerajaan Mataram yang memiliki cita-cita untuk menyatukan wilayah Pulau
Jawa yaitu ....
3. Kerajaan Makasar di Sulawesi dalam memutar roda perdagangannya memiliki hukum
perdagangan yang disebut ....
4. Berkembangnya berbagai macam aliran Islam ke Kerajaan Aceh Darussalam banyak
menimbulkan perselisihan, perselisihan ini terutama terjadi antara aliran ... dan ....
5. Raja pertama yang menjadi penguasa Kerajaan Demak bergelar ....
6. Kerajaan Aceh Darussalam berkembang secara pesat dan mencapai masa keemasannya
serta mampu menguasai jalur perdagangan alternatif. Hal ini terjadi pada masa
kepemimpinan ....

36
7. Pada saat putra mahkota Kerajaan Banten Abu Mufakhir masih berumur 5 tahun.
Pemerintahan Banten dijalankan oleh suatu badan perwalian yang dipegang oleh ... dan ....
8. Setelah wafatnya Sultan Trenggono, di Kerajaan Demak terjadi perebutan tahta kekuasaan
kerajaan, yaitu ....
9. Kesuksesan Sultan Baabullah dalam memperluas kekuasaannya sampai ke daerah Maluku,
Sulawesi, Papua, Mindanao, dan Bima maka membuat beliau mendapat gelar ....
10. Berkembangnya Kerajaan Samudera Pasai di berbagai bidang sebagai kerajaan Islam yang
besar ditopang dengan diterapkannya syariah Islam dalam kehidupan ....

III. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar!


1. Awal masuknya agama Islam di nusantara dapat diketahui dari beberapa bukti sejarah,
salah satunya adalah bukti Chou Ku-Fei. Sebutkan isi dari berita tersebut!
2. Mengapa Kerajaan Demak mengalami kemunduran dalam menjalankan pemerintahan
setelah wafatnya Sultan Trenggono!
3. Sebutkan isi dari perjanjian Giyanti yang menjadi penyebab terpecahnya Kerajaan
Mataram!
4. Sebuah kerajaan dipimpin oleh seorang raja, tetapi ketika masa kekuasaanya selesai tahta
kerajaan diwariskan berdasarkan garis keturunan. Sebutkan nama-nama raja yang pernah
memerintah Kerajaan Banten!
5. Mengapa Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore tidak menjalin kerja sama, tetapi
keduanya menunjukkan hubungan persaingan?

Remedial
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar dan tepat!
1. Jelas secara singkat upaya apa yang dilakukan oleh Sultan Zaenal Abidin dari Kerajaan
Samudera Pasai di dalam menyebarkan agama Islam ke Pulau Jawa!, dan apa pengaruhnya
di dalam penyebaran agama Islam di Indonesia pada umumnya!
2. Pada masa Kerajaan Aceh Darussalam, muncul istilah Teuku dan Tengku. Jelaskan
perbedaan istilah keduanya serta apa perannya di dalam pemerintahan!
3. Apa saja faktor-faktor yang membuat Kerajaan Aceh menjadi kerajaan yang besar?
4. Sebutkan wilayah kekuasaan Kerajaan Banten!
5. Bagaimana sikap Sultan Hasanuddin dalam menghadapi Belanda?

37
Pengayaan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Sebutkan bukti-bukti yang menjelaskan bahwa Kerajaan Samudera Pasai merupakan
Kerajaan Islam pertama di Nusantara yang berdiri pada abad ke-13M!
2. Sebutkan tiga nama ulama’ ternama dari Kerajaan Aceh beserta karyanya dalam bidang
ilmu sastra atau ilmu agama!
3. Sebutkan kemajuan-kemajuan yang dicapai Sultan Agung dalam bidang sosial budayanya!
4. Sebutkan isi perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667 M!
5. Jelaskan faktor-faktor penyebab kemunduran Kerajaan Ternate!

38

Anda mungkin juga menyukai