Anda di halaman 1dari 28

FUNGSI PERENCANAAN DAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KELOMPOK 5
PENGANTAR
MANAJEMEN
ANGGOTA KELOMPOK :
1. Cipta Kurnia
2. Rizky Nur Ramadhan Sitorus
3. Della Agaveni Butarbutar
4. Suci Destiyani
5. Farel Akbar Aditya Saragih
6. Kevin Valensius Siahan
7. Cristine Natasia Sihaloho
8. Sondang Lamsarina Hutagalung
9. Lenny Kartika Saragih
1.KONSEP DASAR PERENCANAAN DALAM
MANAJEMEN
Pengertian Perencanaan dalam Manajemen
Perencanaan adalah proses di mana manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya.

Pentingnya Perencanaan dalam Manajemen


Para perencana tidak akan dapat mengendalikan waktu masa yang akan datang, tetapi mereka seharusnya berusaha
untuk mengidentifikasikan dan menghindarkan kegiatan kegiatan sekarang dan hasil-hasilnya yang dapat diperkirakan
akan mempengaruhi waktu yang akan datang.
Ada dua alasan mendasar akan perlunya perencanaan:
• Protective benefit, dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan;
• Positive benefit, ini dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
Fungsi Perencanaan
• Perencanaan sebagai Pengarah
• Perencanaan sebagai Minimalisasi Ketidakpastian
• Perencanaan sebagai Minimalisasi Pemborosan Sumber Daya
• Perencanaan sebagai Penetapan Standar dalam Pengawasan Kualitas

Tipe dan Klasifikasi Perencanaan


• Perbedaan tipe negara organisasi mempunyai perbedaan missi (maksud), dimana, pendekatan perencanaan
yang digunakan berbeda pula;
• Bahkan dalam suatu negara organisasi yang sama dibutuhkan tipe-tipe perencanaanyang berbeda untuk
waktu-waktu yang berbeda, dan;
• Pimpinan manajer yang berlainan akan mempunyai gaya perencanaan yang berbeda.
Ada paling sedikit 5 dasar pengklasifikasian rencana-rencana sebagai berikut :
• Bidang Fungsional
• Tingkat Organisasional
• Karakteristik-Karakteristik (sifat) Rencana
2.PROSEDUR PERENCANAAN
Tahap dasar perencanaan
Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui beberapa tahapan, diantaranya adalah:
• Tahap 1: Menyadari Kesempatan.
Kesadaran akan suatu kesempatan adalah titik awal yang sebenarnya untuk perencanaan. Kita dapat menetapkan tujuan-tujuan yang
realistis tergantung dari kesadaran itu.
• Tahap 2: Menetapkan Tujuan.
Kita harus menetapkan apa yang menjadi tujuan kita, tanpa rumusan tujuan yang jelas tim organisasi akan menggunakan sumber daya
sumber daya secara tidak efektif.
• Tahap 3: Menentukan Dasar Pikiran.
Langkah menentukan dasar pikiran membawa kepada salah satu prinsip utama dalam perencanaan, yaitu semakin banyak individu yang
diserahi perencanaan itu mengerti dan menyetujui untuk memanfaatkan premis-premis mengenai perencanaan itu.
• Tahap 4: Menentukan Arah Tindakan Alternatif
Artinya, langkah keempat di dalam perencanaan adalah mencari dan memeriksa arah-arah alternatif dalam tindakan, khususnya yang
• Tahap 5: Mengevaluasi Arah Tindakan Alternatif.
Artinya, tindakan dan kegiatan yang telah dilakukan perlu dilakukan evaluasi kekurangan dari tindakan alternative yang
diambil dan dirasa menghambat atau menggangu jalannya kegiatan tujuannya agar tidak terjadi kesalahan para
tahap-tahap selanjutnya dari kegiatan tersebut.
• Tahap 6: Memilih Suatu Arah Tindakan Alternatif.
Artinya pada langkah ini merupakan langkah yang paling menentukan untuk melanjutkan pada proses pelaksanaan.
Kadang-kadang suatu analisa dan evaluasi arah-arah tindakan alternatif akan memperlihatkan bahwa dua atau lebih dari
arah-arah tindakan itu dianjurkan.
• Tahap 7: Merumuskan Rencana-Rencana Turunan.
Pada titik di mana suatu keputusan di ambil, perencanaannya jarang lengkap dan biasanya selalu diperlukan
rencana-rencana yang diturunkan untuk mendukung rencana pokok.
• Tahap 8: Mengurutkan Rencana-Rencana Berdasarkan Anggaran.
Setelah keputusan-keputusan di ambil dan rencana-rencana telah ditentukan, langkah terakhir untuk memberikan arti
kepada rencana- rencana itu ialah memberi nomor kepada rencana- rencana itu dengan merubah rencana-rencana itu
menjadi anggaran. Bila dilakukan dengan baik, anggaran menjadi sarana untuk mengumpulkan berbagai rencana dan
3.MELAKUKAN PERENCANAAN
(PLANNING PROCESS)
Pengertian Tujuan (Goals) dan Rencana (Plan)
• Tujuan (goals) pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat diraih atau
dicapai oleh individu, kelompok atau seluruh organisasi. Dalam pengertian bahasa
Inggris, kadangkala dibedakan antara objectives dan goals. Objectives acapkali
diartikan sebagi tujuan dan goals seringkali diartikan sebagai target.
• Rencana (plans) adalah segala bentuk konsep dan dokumentasi yang
menggambarkan bagaimana tujuan akan dicapai dan bagaimana sumber daya
perusahaan akan dialokasikan, penjadwalan dari proses pencapaian tujuan,
hingga segala hal yang terkait dengan pencapaian tujuan.
Beberapa Jenis Tujuan (Types of Goals)
Dari segi keluasan dan waktu pencapaian, tujuan juga dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu :
• Tujuan strategis (strategis goals)
Tujuan strategis adalah tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu
yang relatif lama, biasanya antara 3 hingga 5 tahun, atau juga lebih.
• Tujuan taktis (tactical goals)
Tujuan taktis adalah tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu
yang menengah, relatif lebih singkat dari tujuan strategis. Biasanya pencapaian tujuan
ini antara 1 hingga 3 tahun
• Tujuan operasional (operational goals)
Tujuan operasional adalah tujuan yang ingin dicapai dalam satu periode kegiatan
perusahaan biasanya antara 6 bulan hingga 1 tahun. Kadangkala juga dapat hingga
mencapai 2 tahun.
Beberapa Jenis Rencana (Types of Plans)
Dari segi keluasan dan waktu pencapaian, tujuan juga dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
• Dari segi keluasan dan waktu, rencana dapat dibedakan menjadi 3:
• Rencana strategis
• Rencana taktis
• Rencana operasional

Dari segi kejelasan, rencana dapat dibagi dua, yaitu:


• Rencana spesifik (specific plans) rencana spesifik adalah rencana yang rumusannya sudah jelas
dan tidak memerlukan interpretasi. Sebagai contoh, manajer yang menetapkan adanya peningkatan
pangsa pasar sebesar 30 persen barangkali akan membuat rencana yang sangat jelas seperti
prosedur kerja yang spesifik, alokasi anggaran yang ketat, dan penjadwalan yang sudah jelas dan
ketat.
• Rencana direktif (directional plans) rencana direktif adalah rencana yang dirumuskan untuk
mencapai tujuan tertentu, akan tetapi pad pencapaiannya dapat memberikan keleluasaan atau
Dari segi frekuensi penggunaan, rencana dapat dibagi menjadi 2
• Rencana sekali pakai (single-use plan)
• Rencana yang penggunaannya secara terus-menerus (Standing Plans)
4.KENDALA-KENDALA
PERENCANAAN
Kendala kendala tersebut pada umumnya adalah sebagai berikut :
• Ketidakmampuan membuat rencana atau rencana yang tidak cukup baik.
• Kurangnya komitmen dalam proses pembuatan rencana.
• Lemahnya informasi
• Terlalu fokus pada masa kini.
• Terlalu mengandalkan diri pada Unit/Bagian perencanaan.
• Memusatkan perhatian pada faktor faktor yang dapat dikuasainya.
Berdasarkan dari paparan yang ada diatas bisa disimpulkan bahwa kendala
kendala tersebut begitu menghambat proses dari perencanaan.
5.PENYELESAIAN MASALAH DAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan memiliki beberapa definisi dari para ahli :
• Eisenfuhr (2010)
Pengambilan keputusan adalah proses membuat pilihan dari sejumlah alternatif untuk mencapai
hasil yang diinginkan.
• Terry (1994)
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku tertentu dari dua atau lebih alternatif
yang ada.
• Wang dan Ruhe (2007)
Pengambilan keputusan adalah proses yang memilih pilihan yang lebih disukai atau suatu
tindakan dari antara alternatif atas dasar kriteria atau strategi yang diberikan.

Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas, pengambilan keputusan bisa disimpulkan bahwa suatu
proses pemilihan dari antara alternatif untuk mencapai suatu hasil
6.PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Proses pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari
beberapa alternatif secara sistematis untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Berikut
adalah tahapan proses pengambilan keputusan yang dapat dilakukan
1. Pendefinisian masalah dan identifikasi informasi yang dibutuhkan yang
berkaitan dengan persoalan yang dihadapi.
2. Pengumpulan data dan informasi yang relevan.
3. Analisis data dan informasi yang telah dikumpulkan.
4. Penentuan alternatif keputusan berdasarkan hasil analisis.
5. Implementasi keputusan yang telah diambil.
6. Evaluasi hasil keputusan yang telah diambil untuk mengevaluasi keberhasilan dan
kegagalan keputusan yang telah diambil..
7.JENIS-JENIS
KEPUTUSAN
• Keputusan terprogram
Keputusan terprogram atau keputusan berstruktur yaitu keputusan
yang berulang-ulang ,rutin sehingga dapat diprogram .biasanya
keputusan terjadi pada manajemen tingkat bawah .
Contohnya: Manajer produksi dari PT xyz selalu melakukan
kegiatan rutin setiap awal bulan, yaitu dengan melakukan
pembelian Bahan baku untuk persediaan.
Sifat-sifat keputusan terprogram
• berulang-ulang
• rutin
• mudah dipahami
• memiliki pemecahan yang struktur
• Keputusan tidak terprogram
Keputusan tidak terprogram /keputusan tidak berstruktur
adalah keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang ,dan tidak
selalu terjadi.
keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. informasi
untuk pengambilan keputusan tidak berstruktur tidak mudah
untuk didapatkan biasanya berasal dari lingkungan luar.
Contoh keputusan tidak berstruktur adalah Pak Andre
adalah seorang Presiden Direktur PT Angkasa ia harus selalu
bisa mengambil keputusan dengan cepat demi kelangsungan
perusahaannya pengambilan keputusan yang diambil
berdasarkan informasi pasar yang harus selalu ia ketahui.
contohnya adalah saham yang berubah dan mengalami
omset naik turun .dia harus bisa menyelesaikan keuangan
perusahaan agar saham perusahaan pada Bursa Efek bisa
stabil.
8.DASAR-DASAR
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan harus dilandasi oleh prosedur dan teknik serta didukung
oleh informasi yang tepat (accurate) benar (reliable) dan tepat waktu
(timeliness). Ada beberapa landasan yang digunakan dalam pengambilan
keputusan yang sangat ber gantung dari permasalahan itu sendiri. Menurut
George R.Terry dan Brinckloe di sebutkan dasar-dasar pendekatan dari
pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu:
• Intuisi
Intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui
penalaran rasional dan intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu tiba-tiba saja
datangnya dari dunia lain dan di luar kesadaran Misalnya saja, seseorang
tiba-tiba saja terdorong untuk membaca sebuah buku. Ternyata, di dalam buku
itu ditemukan keterangan yang dicari carinya selama bertahun-tahunAtau
misalnya, merasa bahwa ia harus pergi ke sebuah tempatternyata di sana ia
menemukan penemuan besar yang mengubah hidupnya
• Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat
bagi pengetahuan praktis. Karena pengalaman seseorang dapat
memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung
ruginyabaik buruknya keputusan yang di ambil.
• Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat
memberikan keputusan yang sehatsolid dan baikDengan fakta, tingkat
kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggisehingga
orang dapat menerima keputusan yang dibuat itu dengan rela dan
lapang dada.
• Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh
pimpinan terhadap bawahannya, atau oleh orang yang lebih tinggi
kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Hasil
keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama dan
memiliki otentisitas (otentik) tetapi dapat menimbulkan sifat rutinitas,
mengasosiasikan dengan praktek diktatorial dan sering melewati per
masalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan
kekaburan.
• Rasional
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasio, keputusan yang
dihasilkan bersifat objektif, logis lebih transparan dan konsisten untuk
memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga
dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang
diinginkan. Pengambilan keputusan secara rasional in berlaku
9.PERTANGGUNGJAWABAN BAGI
PEMBUAT KEPUTUSAN
Konsep Pertanggungjawaban bagi pembuat keputusan
Seorang pengambil keputusan yang bertanggung jawab akan mempertimbangkan semua
aspek, alternatif pilihan, konsekuensinya, sebelum kemudian mengambil keputusan.
Untuk dapat melakukan hal tersebut seseorang perlu belajar bagaimana:
• Mengevaluasi situasi
• Menganalisis alternatif pilihan mereka, dan
• Mempertimbangkan konsekuensi dari masing-masing pilihan itu terhadap diri
mereka sendiri dan orang lain
Apa yang terjadi apabila tidak ada pertanggungjawaban pada
pengambil Keputusan?
• Dampak terhadap Finansial Negatif
• Kerugian Reputasi
• Perpecahan Tim
• Ketidakpuasan Karyawan
• Risiko lebih Tinggi
Jangkauan dari keputusan tersebut menunjuk pada proporsi dari sistim manajemen total yang akan dipengaruhi oleh
keputusan tersebut. Semakin besar proporsi tersebut semakin luas jangkauan dari keputusan tersebut. Tingkatan manajemen
menun uk pada manajemen tingkat bawah, manajemen tingkat menengah dan manajemen tingkat atas. Dasar pemikiran untuk
pendesainan, siapa membuat keputusan yang mana adalah: semakin luas jangkauan keputusan tersebut, semakin tinggi
tingkat manajer yang bertanggungjawab bagi pembuat keputusan tersebut.
10.KONDISI PEMBUATAN KEPUTUSAN
Ketika membuat keputusan, manajer mungkin menghadapi tiga kondisi yang berbeda:
• Kepastian
Situasi yang ideal untuk membuat keputusan adalah situasi dengan adanya kepastian,
dimana seorang manajer dapat membuat keputusan yang akurat karena hasil dari
setiap alternatif diketahui secara pasti.
• Risiko
Yakni kondisi dimana pembuat keputusan mampu memperkirakan kemungkinan
adanya hasil tertentu.
• Ketidakpastian
Manajer dapat mengalami situasi pengambilan keputusan ketidakpastian ini. Dalam
kondisi tersebut, pilihan terhadap alternatif-alternatif yang ada dipengaruhi oleh
jumlah informasi tersedia yang terbatas dan oleh orientasi psikologis dari
pembuat keputusan
11.PENGAMBILAN
KEPUTUSAN KELOMPOK
1.Fase pengambilan keputusan
• Fase Orientasi
Sebuah keputusan dimulai dengan munculnya problema yang
membutuhkan solusi.
• Fase Diskusi
Selama fase diskusi, anggota kelompok berkumpul dan memproses
informasi yang diperlukan dalam mengambil keputusan. Anggota
kelompok juga berbagi informasi, mengekspresikan persetujuan atau
ketidaksetujuan, dan mencari informasi.
• Fase Keputusan
Berdasarkan kelompok menerima alternatif yang disukai oleh
masukan anggota paling kuat dalam satu keputusan kelompok.
• Fase Implementasi
Apabila keputusan dibuat, dua pekerjaan penting tetap harus
2.Kekuatan Pengambilan Keputusan Kelompok
Kelompok menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap.
Dengan menggabungkan sumber daya.beberapa individu, kelompok
membawa lebih banyak masukan dalam proses pengambilan keputusan.

3.Kelemahan Pengambilan Keputusan Kelompok


Kelemahan pengambilan keputusan dari kelompok antara lain disebabkan,
pertama, kelompok menggunakan waktu. Biasanya kelompok mengambil
lebih banyak waktu untuk mendapatkan penyelesaian dari seorang
individu. Jadi, keputusan kelompok tidak selalu efisien. Kedua, ada
tekanan dalam kelompok. Keinginan anggota kelompok untuk diterima
dan dianggap.
12. TEKNIK PENGAMBILAN
KEPUTUSAN KELOMPOK
Kelompok dapat menggunakan berbagai model teknik untuk merangsang pengambilan
keputusan. Masing-masing interaksi tersebut meliputi beberapa hal berikut :
• Interaksi kelompok
Bentuk paling umum dari pengambilan keputusan kelompok terjadi dalam interaksi
kelompok. Pada kelompok ini, anggota bertatap muka dan mengandalkan interaksi verbal
dan nonverbal untuk berkomunikasi satu sama lain.
• Brainstroming
Brainstroming dimaksudkan untuk mengatasi tekanan agar sesuai dalam berinteraksi
dengan kelompok yang mencegah pengembangan alternatif kreatif.
• Teknik kelompok nominal
Teknik kelompok nominal membatasi diskusi atau komunikasi interpersonal selama
proses pengambilan keputusan, sehingga istilah nominal (hanya nama).
13.ETIKA DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Ada lima kriteria dalam mengambil keputusan yang etis, yaitu:
• Utilitarian, keputusan-keputusan yang diambil semata-mata atas dasar hasil
atau konsekuensi mereka.
• Universalisme (duty), menekankan pada baik buruknya perilaku tergantung
pada niat (intention) dari keputusan atau perilaku.
• Moral rights, menekankan pada hak asasi manusia dan kebebasan individu.
• Justice, menekankan pada keadilan dan kesetaraan dalam memperlakukan
orang lain.
• Relativisme (self-interest), menekankan pada kepentingan individu dan
kelompok
STUDI KASUS
Contoh studi kasus
Tanggal 6 Juli 2017, pak Bambang CEO perusahaan smartphone
melakukan praktek diskriminasi harga sebagai strategi
pemasarannya. Pak Bambang mencoba menurunkan harga
smartphone mereka yang sangat sukses sekitar Rp 1.000.000 dari
harga semula Rp 8.000.000 yang merupakan harga
perkenalan yang telah ada sekitar 2 bulan. Setelah menurunkan
harga produk smartphone ia menerima email yang sangat banyak
dari para pelanggan yang kecewa serta marah. Tetapi 5 hari
setelah itu, pak Bambang menawarkan Rp 500.000 kredit yang
dipakai di toko serta online store kepada pelanggan yang telah
membayar penuh.
SOLUSI
Dilihat dari permasalahan pak Bambang tentang penyusutan harga
termasuk ke dalam keputusan secara strategis. Hal ini disebabkan
oleh manajemen puncak yakni CEO dari suatu organisasi. Di sini
pak Bambang mengambil keputusan dengan metode keputusan
intuisi dengan pengembangan serta analisis terhadap bermacam
tindakan.
Dengan kata lain pak Bambang berpikir kalau dengan
merendahkan harga maka bakal menciptakan keuntungan yang
lebih dari sebelumnya dengan penjualan di pasaran yang terus
melonjak serta semakin banyak peminatnya. Sebab Smartphone
ini dijual dengan harga murah dengan itikad buat mempromosikan
lebih luas produk ini dikenal oleh masyarakat yang lebih luas.
Semakin banyak pengguna maka akan populer produk tersebut
serta nantinya produk ini pantas dijual dengan harga tinggi.
Kamu
nanya??????
Kamu
bertanya-tanya??

Anda mungkin juga menyukai