Anda di halaman 1dari 5

ESSAY MAHASISWA

LKMM-PD HIMAFARMA “Avi Cenna” 2023

Optimalisasi Peran Kepemimpinan Visioner dalam Bidang Farmasi


Kemandirian Pemimpin

Disusun Oleh:
Mety Cheysa Lova (2311015220013)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


BANJARBARU
2023
Optimalisasi Peran Kepemimpinan Visioner dalam Bidang Farmasi

Seorang pemimpin merupakan salah satu faktor penting dalam terwujudnya


keberhasilan dan pencapaian di suatu perusahaan atau organisasi. Penting bagi seorang
pemimpin untuk memiliki sifat mandiri dan juga visioner. Kepemimpinan yang baik dapat
memberikan pengaruh positif terhadap kinerja karyawan maupun anggota. Permasalahan
mengenai kepemimpinan dan kinerja tersebut akan selalu dihadapi oleh instalasi farmasi
(Rahayu & Surahman, 2012).

Kepemimpinan visioner adalah kunci untuk keberhasilan organisasi. Pemimpin


visioner memiliki kemampuan untuk melihat jauh ke masa depan, merumuskan visi yang
kuat, dan merencanakan strategi yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam bidang
formasi, peran pemimpin visioner sangat penting dalam membentuk dan mengarahkan
organisasi, serta membantu anggota tim mencapai tujuan yang sama (Taufiqurokhman, 2017).

Mandiri adalah ciri utama kepemimpinan visioner. Kemandirian adalah kemampuan


berpikir, merasakan, dan membuat keputusan secara pribadi berdasarkan diri sendiri (Yanti et
al, 2023). Pemimpin yang visioner memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara
mandiri dan bertanggung jawab atas pilihan mereka. Mereka tidak hanya mengikuti tren yang
ada, tetapi mereka juga berani mengambil risiko dan mencari peluang baru. Dalam formasi,
kemandirian pemimpin visioner dapat berarti membangun inisiatif dan gagasan baru untuk
mencapai tujuan organisasi.

Ingatlah bahwa terlalu banyak kemandirian juga bisa berdampak buruk. Pemimpin
yang terlalu mandiri cenderung mengabaikan pendapat dan perspektif dari anggota timnya,
yang dapat memengaruhi keputusan yang dibuat dan hubungan kerja dalam organisasi.
Akibatnya, seorang pemimpin visioner harus menemukan cara untuk menyeimbangkan
kemandirian dan kerja sama. Untuk mencapai tujuan bersama, mereka harus mendengarkan
saran dari anggota tim, menghargai sudut pandang yang berbeda, dan bekerja sama.

Kepemimpinan serta motivasi dari para karyawan perusahaan ataupun anggota dari
suatu organisasi adalah hal yang sangat diperlukan dan erat kaitannya karena itulah pemimpin
diwajibkan untuk selalu bisa, salah satu cara untuk mempertahankan dan memberi motivasi
kepada para karyawan adalah komunikasi efektif (Sarwadhamana & Dwinta, 2020)
Seorang pemimpin visioner harus tidak hanya mandiri tetapi juga dapat
berkomunikasi dengan baik. Mereka harus mampu mengkomunikasikan visi mereka dengan
jelas kepada anggota tim mereka dan memotivasi mereka untuk bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama. Komunikasi yang efektif sangat penting untuk memastikan bahwa anggota
tim memahami dan terlibat dalam visi organisasi (Taufiqurokhman, 2017).

Kepemimpinan visioner sangat penting untuk membantu organisasi beradaptasi dengan dunia
yang berubah-ubah ini. Namun, keberhasilan kepemimpinan visioner bergantung pada
keseimbangan antara independensi dan kerja sama, serta kemampuan untuk berkomunikasi
dengan baik.

Kritik

Kritik adalah elemen yang sangat penting dalam konteks kepemimpinan visioner dan
pengambilan keputusan yang efektif. Meskipun pemimpin visioner memiliki visi yang kuat
dan kemampuan untuk merencanakan strategi yang inovatif, kritik yang konstruktif
memainkan peran penting dalam membantu pemimpin melihat potensi kelemahan atau
kesalahan dalam rencana mereka.

Rekomendasi dan kritik konstruktif mungkin sulit diterima oleh pemimpin visioner
yang sangat percaya pada tujuan mereka. Namun, kritik menjadi sangat berharga pada saat
ini. Pemimpin dapat mendapatkan hasil yang lebih baik dari kritik yang diberikan dengan niat
baik karena dapat membantu mereka memperbaiki rencana, menemukan risiko, dan mencapai
tujuan yang lebih baik. Kritik yang konstruktif juga dapat membantu membangun budaya
organisasi yang toleran terhadap inovasi dan perubahan. Ini dapat mendorong anggota tim
untuk menyumbangkan ide-ide mereka sendiri, meningkatkan kerja sama, dan membantu
mencapai tujuan bersama secara lebih efisien. Seorang pemimpin visioner dapat memperkuat
kepemimpinan visioner dan mencapai tujuan organisasi dengan lebih sukses dengan
menerima kritik dengan sikap terbuka.

Solusi

Untuk mengatasi tantangan kemandirian yang berlebihan, pemimpin visioner perlu


belajar untuk lebih terbuka terhadap masukan dan kritik. Ini bisa dicapai melalui beberapa
cara:

1. Budaya Terbuka: Pemimpin harus menciptakan budaya di mana setiap anggota tim
merasa nyaman untuk berbicara dan berbagi ide. Mereka harus meyakinkan anggota
tim bahwa setiap masukan dihargai dan bahwa kritik yang dibawakan adalah untuk
perbaikan bersama.
2. Mendorong Diskusi: Pemimpin visioner dapat merencanakan sesi diskusi terstruktur
di mana anggota tim memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat mereka.
Diskusi semacam ini bisa membantu mengidentifikasi potensi masalah dan solusi
yang belum terpikirkan sebelumnya
3. Pembentukan Tim Multidisiplin: Pemimpin bisa memastikan bahwa tim mereka
memiliki beragam latar belakang dan keahlian. Dengan tim yang beragam, pemimpin
akan lebih mungkin menerima masukan dari berbagai perspektif yang berbeda.
4. Evaluasi Terus Menerus: Pemimpin visioner harus selalu mengevaluasi hasil dari
keputusan dan strategi mereka. Jika ada indikasi bahwa sesuatu tidak berjalan sesuai
rencana, pemimpin harus siap untuk mengakui kesalahan dan mengambil tindakan
perbaikan.

Kesimpulan

Keberhasilan organisasi bergantung pada kepemimpinan yang visioner dalam bidang


formasi. Pemimpin yang visioner dapat membuat tujuan yang kuat, merencanakan cara baru,
dan mendorong rekan kerja untuk mencapainya. Kritik yang konstruktif, di sisi lain, sangat
penting untuk membantu pemimpin menemukan area yang mungkin menjadi kesalahan atau
kekurangan dalam rencana mereka. Pemimpin yang visioner harus belajar untuk menerima
kritik dengan hati-hati dan menciptakan budaya organisasi yang terbuka terhadap ide dan
kritik tim.

Keberhasilan kepemimpinan visioner bergantung pada keseimbangan yang kuat


antara kemandirian dan kerja sama, serta kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik.
Dengan menggunakan pendekatan yang terbuka dan inklusif, seorang pemimpin visioner
dapat memperbaiki rencana, meningkatkan kerja sama, dan membantu mencapai tujuan
bersama secara lebih efisien. Kritik harus dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan
organisasi dan meningkatkan kepemimpinan visioner daripada hambatan.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Taufiqurokhman, A.ks., S.Sos., M.Si. (2017). TEORI PERKEMBANGAN


KEPEMIMPINAN VISIONER DAN PROGRESIF. Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Prof. Dr.Moestopo Beragama.
Rahayu, A. Susi & E. Surahman. 2012. Peran Kepemimpinan dan Employee Engagement
terhadap Kinerja Individual Karyawan Instalasi Farmasi. Jurnal Farmasi Klinik
Indonesia. 1 : 117-126.
Sarwadhana, J. R. & E. Dwinta. Analisis Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Karyawan
Farmasi PT. Aksamala Adi Andana Yogyakarta. Indonesian Journal of Hospital
Administration. 3 : 7-16.
Suprayitno. (2007). Pemimpin Visioner dalam Perubahan Organisasi. Jurnal Ekonomi dan
Kewirausahaan. 7 : 115 – 123.
Yanti, A., A. Sairun., A.P. Putri., N.N. Sahgira & D. Larasati. Sosialisasi pentingnya
Kemandirian dan Jiwa Kepemimpinan pada Siswa/Siswi SMA Kemala Bhayangkari 1
Medan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Eka Prasetya. 2 : 21-25.

Anda mungkin juga menyukai