Disusun Oleh:
Mety Cheysa Lova (2311015220013)
Ingatlah bahwa terlalu banyak kemandirian juga bisa berdampak buruk. Pemimpin
yang terlalu mandiri cenderung mengabaikan pendapat dan perspektif dari anggota timnya,
yang dapat memengaruhi keputusan yang dibuat dan hubungan kerja dalam organisasi.
Akibatnya, seorang pemimpin visioner harus menemukan cara untuk menyeimbangkan
kemandirian dan kerja sama. Untuk mencapai tujuan bersama, mereka harus mendengarkan
saran dari anggota tim, menghargai sudut pandang yang berbeda, dan bekerja sama.
Kepemimpinan serta motivasi dari para karyawan perusahaan ataupun anggota dari
suatu organisasi adalah hal yang sangat diperlukan dan erat kaitannya karena itulah pemimpin
diwajibkan untuk selalu bisa, salah satu cara untuk mempertahankan dan memberi motivasi
kepada para karyawan adalah komunikasi efektif (Sarwadhamana & Dwinta, 2020)
Seorang pemimpin visioner harus tidak hanya mandiri tetapi juga dapat
berkomunikasi dengan baik. Mereka harus mampu mengkomunikasikan visi mereka dengan
jelas kepada anggota tim mereka dan memotivasi mereka untuk bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama. Komunikasi yang efektif sangat penting untuk memastikan bahwa anggota
tim memahami dan terlibat dalam visi organisasi (Taufiqurokhman, 2017).
Kepemimpinan visioner sangat penting untuk membantu organisasi beradaptasi dengan dunia
yang berubah-ubah ini. Namun, keberhasilan kepemimpinan visioner bergantung pada
keseimbangan antara independensi dan kerja sama, serta kemampuan untuk berkomunikasi
dengan baik.
Kritik
Kritik adalah elemen yang sangat penting dalam konteks kepemimpinan visioner dan
pengambilan keputusan yang efektif. Meskipun pemimpin visioner memiliki visi yang kuat
dan kemampuan untuk merencanakan strategi yang inovatif, kritik yang konstruktif
memainkan peran penting dalam membantu pemimpin melihat potensi kelemahan atau
kesalahan dalam rencana mereka.
Rekomendasi dan kritik konstruktif mungkin sulit diterima oleh pemimpin visioner
yang sangat percaya pada tujuan mereka. Namun, kritik menjadi sangat berharga pada saat
ini. Pemimpin dapat mendapatkan hasil yang lebih baik dari kritik yang diberikan dengan niat
baik karena dapat membantu mereka memperbaiki rencana, menemukan risiko, dan mencapai
tujuan yang lebih baik. Kritik yang konstruktif juga dapat membantu membangun budaya
organisasi yang toleran terhadap inovasi dan perubahan. Ini dapat mendorong anggota tim
untuk menyumbangkan ide-ide mereka sendiri, meningkatkan kerja sama, dan membantu
mencapai tujuan bersama secara lebih efisien. Seorang pemimpin visioner dapat memperkuat
kepemimpinan visioner dan mencapai tujuan organisasi dengan lebih sukses dengan
menerima kritik dengan sikap terbuka.
Solusi
1. Budaya Terbuka: Pemimpin harus menciptakan budaya di mana setiap anggota tim
merasa nyaman untuk berbicara dan berbagi ide. Mereka harus meyakinkan anggota
tim bahwa setiap masukan dihargai dan bahwa kritik yang dibawakan adalah untuk
perbaikan bersama.
2. Mendorong Diskusi: Pemimpin visioner dapat merencanakan sesi diskusi terstruktur
di mana anggota tim memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat mereka.
Diskusi semacam ini bisa membantu mengidentifikasi potensi masalah dan solusi
yang belum terpikirkan sebelumnya
3. Pembentukan Tim Multidisiplin: Pemimpin bisa memastikan bahwa tim mereka
memiliki beragam latar belakang dan keahlian. Dengan tim yang beragam, pemimpin
akan lebih mungkin menerima masukan dari berbagai perspektif yang berbeda.
4. Evaluasi Terus Menerus: Pemimpin visioner harus selalu mengevaluasi hasil dari
keputusan dan strategi mereka. Jika ada indikasi bahwa sesuatu tidak berjalan sesuai
rencana, pemimpin harus siap untuk mengakui kesalahan dan mengambil tindakan
perbaikan.
Kesimpulan