Anda di halaman 1dari 18

TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM

ADMINISTRASI NEGARA

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas matakuliah Hukum Administrasi


Negara

Dosen Pengampu: Putri Eka Ramadhani BB, SH., M. Hum

Disusun Oleh:

Muhammad Rizqi Hidayah (0203222117)


Mutiara Azra Lubis (0203222123)
Rifqy Azis Zawwary Rambe (0203222104)
Sonya Noprisa Sumantri (0203222116)

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr, wb.

Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang telah
memberikan petunjuk dan rahmat-Nya kepada kita sebagai hamba-Nya. Shalawat
dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai utusan
Allah dan teladan bagi umat manusia. Dalam rangka penyusunan karya tulis ini,
kami ingin mengucapkan rasa syukur dan puji syukur tak terhingga kepada Allah
SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya yang telah
melimpahkannya kepada kami. Karya tulis ini berjudul Tinjauan Umum Tentang
Hukum Administrasi Negara yang merupakan hasil upaya dan dedikasi kami.

Kami sadar bahwa karya tulis ini tidak lepas dari keterbatasan
pengetahuan dan pemahaman kami sebagai manusia. Oleh karena itu, kami
terbuka untuk menerima saran, masukan, dan kritik yang membangun guna
meningkatkan kualitas karya ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai usaha
kami dalam menyebarluaskan pengetahuan yang bermanfaat dan menjadikannya
sebagai amal jariyah yang terus mengalir pahalanya.

Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat dan menjadi
jembatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT serta mendorong kita
untuk mengamalkan ajaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Segala kesalahan
dan kekurangan dalam karya ini adalah tanggung jawab kami sendiri. Kami
berharap semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah dan rahmat-Nya
kepada kita semua. Amin.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 2

BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Peristilahan dan Pengertian Hukum Administrasi Negara ................................. 3

1. Pengertian dan istilah ............................................................................... 3

2. Definisi Hukum Administrasi Negara ...................................................... 4

B. Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara .................................................... 6

C. Hubungan dan Perbedaan Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi


Negara ..................................................................................................................... 8

D. Sumber-sumber Hukum Administrasi Negara ................................................. 10

BAB III ................................................................................................................. 14


PENUTUP ............................................................................................................ 14
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 14

B. Saran ................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 1

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum Administrasi Negara adalah salah satu cabang hukum yang
memiliki peran penting dalam mengatur tata kelola pemerintahan suatu negara.
Hukum ini merujuk pada seperangkat aturan dan prinsip yang mengatur tugas,
tanggung jawab, serta kegiatan administratif yang dilakukan oleh badan-badan
pemerintahan dalam menjalankan fungsi negara. Pemahaman yang mendalam
tentang Hukum Administrasi Negara adalah kunci untuk memastikan bahwa
pemerintahan berjalan efisien, adil, dan sesuai dengan prinsip-prinsip hukum.
Administrasi Negara merujuk pada studi tentang cara-cara pemerintah
menjalankan urusan publik. Ini mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kebijakan publik serta pelayanan publik kepada warga negara.
Pengertian ini juga mencakup pemeriksaan atas tindakan-tindakan pemerintah
yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yudikatif untuk memastikan bahwa
tindakan tersebut sah dan sesuai dengan hukum. Ruang lingkup Administrasi
Negara sangat luas dan mencakup semua aspek pemerintahan. Ini termasuk
pembuatan kebijakan, pelaksanaan program-program pemerintah, administrasi
keuangan publik, manajemen sumber daya manusia di sektor publik, serta
interaksi antara pemerintah dan warga negara. Ruang lingkup ini juga mencakup
badan-badan pemerintah, seperti kementerian, lembaga-lembaga pemerintah, dan
otoritas lokal.

Hukum Administrasi Negara memiliki hubungan erat dengan Hukum Tata


Negara. Hukum Tata Negara mengatur prinsip-prinsip dasar tentang struktur
pemerintahan, pembagian kekuasaan, dan hak-hak warga negara. Hukum
Administrasi Negara melengkapi Hukum Tata Negara dengan mengatur tata cara
operasional pemerintah, tindakan administratif, dan perlindungan hukum bagi
individu yang terpengaruh oleh tindakan pemerintah. Keduanya saling melengkapi
untuk menciptakan sistem hukum yang menyeluruh dalam tatanan negara. Sumber
Hukum Administrasi Negara mencakup berbagai aturan hukum dan prinsip-

1
prinsip yang mengatur tata kelola pemerintahan. Sumber-sumber ini termasuk
konstitusi negara, peraturan perundang-undangan, kebijakan pemerintah,
peraturan-peraturan administratif, dan putusan-putusan pengadilan terkait
administrasi negara. Pemahaman yang baik tentang sumber-sumber hukum ini
penting untuk memahami dan mengaplikasikan prinsip-prinsip hukum dalam
konteks administrasi negara.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang peristilahan, pengertian,


ruang lingkup, hubungan dengan Hukum Tata Negara, dan sumber-sumber hukum
dalam Hukum Administrasi Negara, kita dapat melihat betapa pentingnya peran
hukum ini dalam menjaga tata kelola pemerintahan yang baik dan berkeadilan
dalam sebuah negara. Selanjutnya, dalam pembahasan-pembahasan selanjutnya,
kita akan lebih mendalam lagi menjelajahi aspek-aspek kunci dari Hukum
Administrasi Negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa peristilahan dari hukum administrasi negara?
2. Apa pengertian hukum administrasi negara?
3. Ruang lingkup hukum administrasi negara apa saja?
4. bagaimana hubungan hukum administrasi negara dengan hukum tata
negara?
5. apa sumber-sumber hukum administrasi negara?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peristilahan dari hukum administrasi negara
2. Untuk mengetahui pengertian hukum administrasi negara
3. Untuk mengetahui ruang lingkup hukum administrasi negara
4. Untuk mengetahui hubungan hukum administrasi negara dengan hukum
tata negara
5. Untuk mengetahui sumber-sumber hukum administrasi negara

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peristilahan dan Pengertian Hukum Administrasi Negara
Sejarah Hukum Administrasi Negara ( HAN ) atau Hukum Tata Usaha
Negara (HTUN) atau Hukum Tata Pemerintahan ( HTP ) di Negeri Belanda
disatukan dalam Hukum Tata Negara yang disebut Staats en Administratiefrecht.
Pada tahun 1946 di Universitas Amsterdam baru diadakan pemisahan mata kuliah
Administrasi Negara dari mata kuliah Hukum Tata Negara, dan Mr. Vegting
sebagai guru besar yang memberikan mata kuliah Hukum Administrasi Negara.
Tahun 1948 Universitas Leiden mengikuti jejak Universitas Amsterdam
memisahkan Hukum Administrasi Negara dari Hukum Tata Negara yang
diberikan oleh Kranenburg.
Di Indonesia sebelum perang dunia kedua pada Rechtshogeschool di
Jakarta diberikan dalam satu mata kuliah dalam Staats en administratiefrecht yang
diberikan oleh Mr. Logemann sampai tahun 1941. Baru pada tahun 1946
Universitas Indonesia di Jakarta Hukum Administrasi Negara dan Hukum Tata
Negara diberikan secara tersendiri. Hukum Tata Negara diberikan oleh Prof.
Resink, sedangkan Hukum Administrasi Negara diberikan oleh Mr. Prins.
Berdasarkan uraian-uraian di atas jelaslah bahwa Ilmu Hukum
Administrasi Negara adalah ilmu yang sangat luas dan terus berkembang
mengikuti tuntutan Negara/masyarakat, sehingga lapangan yang kan digalinyapun
sangat luas dan beranekan ragam dan campur tangfan pemerintah dalam
kehidupan masyarakat.
1. Pengertian dan istilah
Sejarah dari Hukum Administrasi Negara dari Negara Belanda
yang disebut Administratif recht atau Bestuursrecht yang berarti
Lingkungan Kekuasaan/Administratif diluar dari legislatif dan yudisil.1
Di Perancis disebut Droit Administrative.
Di Inggris disebut Administrative Law.
Di Jerman disebut Verwaltung recht.

1
E. Utrecht; Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, (Jakarta: Balai Buku Ichtiar,
1966)

3
Di Indonesia banyak istilah untuk mata kuliah ini, antara lain;
1) E. Utrecht dalam bukunya yang berjudul Pengantar Hukum
Administrasi, pada cetakan pertama memakai istilah hukum tata
usaha Indonesia, kemudian pada cetakan kedua mennggunakan
istilah Hukum tata usaha Negara Indonesia, dan pada cetakan
ketiga menggunakan istilah Hukum Administrasi Negara
Indonesia.2
2) Djuial Haesen Koesoemaatmadja, dalam bukunya Pokok-pokok
Hukum Tata Usaha Negara, menggunakan istilah Hukum Tata
Usaha Negara dengan alasan sesuai dengan Undang-undang Pokok
Kekuasaan Kehakiman No. 14 tahun 1970.
3) Prajudi Armosudidjo, dalam prasarannya di Musyawarah Nasional
Persahi tahun 1972 di Prapat mengunakan istilah Peradilan
Administrasi Negara. 3
4) W.F. Prins dalam bukunya Inhiding in het Administratif recht van
Indonesia, menggunakan istilah, Hukum Tata Usaha Negara
Indonesia.
5) Rapat Staf Dosen Fakultas Hukum Negeri seluruh Indonesia bulan
Maret 1973 di Cirebon, memutuskan sebaiknnya menggunakan
istilah Hukum Administrasi Negara dengan alasan Hukum
Administrasi Negara pengertiannya lebih luas dan sesuai dengan
perkembangan pembangunan.
6) Surat Keputusan Mendikbud No. 31 tahu 1983, tentang kurikulum
Inti Program Pendidikan Sarjana Hukum menggunakan istilah
Hukum Administrasi Negara.
2. Definisi Hukum Administrasi Negara
Pada dasarnya definisi Hukum Administrasi Negara sangat sulit
untuk dapat memberikan suatu definisi yang dapat diterima oleh semua
pihak, mengingat Ilmu Hukum Administrasi Negara sangat luas dan terus
berkembang mengikuti arah pengolahan/penyelenggaraan suatu Negara.

2
ibid.
3
Prajudi Atmosudirdjo; Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Gralia Indonesia, 1966).

4
Namun sebagai pegangan dapat diberikan beberapa definisi sebagai
berikut:
1) Logemann mengatakan “Hukum Administrasi Negara adalah
seperangkat dari norma-norma yang menguji hubungan Hukum
Istimewa yang diadakan untuk memungkinkan para pejabat
administrasi Negara melakukan tugas mereka yang khusus.”
2) Sir. W. Ivor Jennings mengatakan “Hukum Administarsi Negara
adalah hukum yang berhubungan dengan Administrasi Negara,
hukum ini menentukan organisasi kekuasaan dan tugas-tugas dari
pejabat-pejabat administrasi.”
3) Marcel Waline mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah
keseluruhan aturan-aturan yang menguasai kegiataqn-kegiatan alat-
alat perlengkapan Negara yang bukan alat perlengkapan
perundang-undangan atau kekuasaan kehakiman menentukan luas
dan batas-batas kekuasaan alat-alat perlengkapan tersebut, baik
terhadap warga masyarakat maupun antara alat-alat perlengkapan
itu sendiri, atau pula keseluruhan aturan-aturan yang menegaskan
dengan syarat-syarat bagaimana badan-badan tata usaha negara/
administrasi memperoleh hak-hak dan membebankan kewajiban-
kewajiban kepada para warga masyarakat dengan peraturan alat-
alat perlengkapannya guna kepentingan pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan umum.

Dari pengertian-pengertian di atas jelaslah bahwa bidang hukum


administrasi Negara sangatlah luas, banyak segi dan macam ragamnya.
Hukum Administrasi Negara adalah cabang hukum yang mengatur
bagaimana pemerintahan dan lembaga administratif negara beroperasi,
serta bagaimana interaksi mereka dengan warga negara dan entitas
lainnya. Istilah-istilah penting dalam hukum administrasi negara meliputi:

a) Pemerintahan: Merujuk pada lembaga-lembaga, otoritas, dan


pejabat yang menjalankan pemerintahan negara.

5
b) Administrasi Negara: Ini mencakup semua badan, departemen, dan
lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
kebijakan dan layanan publik.
c) Regulasi: Aturan atau peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah
untuk mengatur berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti
keselamatan lalu lintas, lingkungan, atau perpajakan.
d) Peraturan Pemerintah: Keputusan formal yang dikeluarkan oleh
pemerintah untuk mengatur berbagai aspek administratif negara.
Contohnya adalah peraturan tentang gaji pegawai negeri atau
aturan pengadaan barang dan jasa.
e) Kewenangan (Authority): Hak atau wewenang yang diberikan
kepada lembaga atau pejabat pemerintah untuk membuat keputusan
atau mengeluarkan peraturan dalam bidang tertentu.
f) Akuntabilitas: Prinsip yang menuntut bahwa pemerintah dan
pejabat administratif harus bertanggung jawab atas tindakan dan
keputusan mereka kepada publik atau lembaga-lembaga lainnya.
g) Hak Warga Negara: Hak-hak yang dilindungi oleh hukum
administrasi negara, seperti hak atas informasi, hak atas layanan
publik, dan hak untuk mengajukan keluhan atau gugatan terhadap
tindakan pemerintah
h) Kepentingan Umum (Public Interest): Prinsip yang menyatakan
bahwa tindakan pemerintah harus diambil demi kepentingan
masyarakat secara keseluruhan.
i) Prosedur Administratif: Langkah-langkah atau aturan yang harus
diikuti oleh pemerintah dalam pengambilan keputusan, termasuk
proses pengaduan dan banding.

B. Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara


Ruang lingkup hukum administrasi negara mencakup semua aturan,
prinsip, dan prosedur yang mengatur cara pemerintah dan lembaga-lembaga
administratif beroperasi serta berinteraksi dengan warga negara dan entitas
lainnya. Ini termasuk berbagai aspek dalam kebijakan publik, tata kelola, dan
kewenangan pemerintah. Berikut adalah beberapa poin penting dalam ruang

6
lingkup hukum administrasi negara beserta contohnya dalam kehidupan sehari-
hari:

1. Pembuatan Peraturan (Regulasi)


Hukum administrasi negara mencakup pembuatan dan penerapan
peraturan oleh pemerintah. Contohnya, dalam kehidupan sehari-hari,
ketika pemerintah mengeluarkan peraturan tentang keselamatan lalu lintas,
seperti batasan kecepatan di jalan raya, itu adalah bagian dari hukum
administrasi.
2. Pemberian Izin dan Lisensi
Hukum administrasi juga mengatur pemberian izin dan lisensi oleh
pemerintah. Misalnya, ketika seseorang harus mengajukan izin untuk
membangun rumah atau membuka usaha, mereka harus mengikuti aturan
yang ditetapkan dalam hukum administrasi.
3. Kewenangan Pemerintah
Hukum administrasi menentukan kewenangan dan tanggung jawab
lembaga-lembaga pemerintah. Sebagai contoh, hukum administrasi dapat
menetapkan bahwa badan tertentu memiliki kewenangan untuk mengawasi
dan mengatur sektor keuangan.
4. Perlindungan Hak Warga Negara
Hukum administrasi juga melindungi hak-hak warga negara dalam
interaksi mereka dengan pemerintah. Contohnya, jika seseorang merasa
dirugikan oleh tindakan pemerintah, mereka dapat mengajukan gugatan ke
pengadilan administrasi untuk mencari keadilan.
5. Prosedur Administrasi
Hukum administrasi mengatur prosedur-prosedur yang harus
diikuti oleh pemerintah dalam pengambilan keputusan. Ini termasuk
proses pengaduan, pemilihan publik, dan prosedur lainnya yang
memastikan transparansi dan akuntabilitas.
6. Kepentingan Umum
Hukum administrasi juga mencakup konsep bahwa tindakan
pemerintah harus diambil demi kepentingan umum. Contohnya,

7
pemerintah dapat mengambil tindakan untuk melindungi lingkungan atau
kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
7. Penegakan Hukum
Hukum administrasi juga mencakup cara pemerintah menegakkan
aturan dan peraturan. Ini melibatkan penegakan hukum terhadap individu
atau organisasi yang melanggar peraturan yang ada.
8. Hubungan Internasional
Hukum administrasi juga berperan dalam regulasi hubungan
internasional, seperti perjanjian dagang antar-negara, imigrasi, dan
pengungsi politik.

Dalam kehidupan sehari-hari, contohnya bisa ditemukan dalam berbagai


situasi, mulai dari perizinan usaha, pembayaran pajak, hak warga negara, hingga
izin membangun rumah. Misalnya, ketika seseorang ingin membangun rumah,
mereka harus mengikuti peraturan zonasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah
setempat sebagai bagian dari hukum administrasi negara. Jika ada permasalahan
dengan izin pembangunan tersebut, individu dapat memanfaatkan hukum
administrasi untuk melindungi hak-hak mereka dan mencari penyelesaian yang
adil.

C. Hubungan dan Perbedaan Hukum Tata Negara dengan


Hukum Administrasi Negara
Pada mulanya Hukum Tata Negara (HTN) dan HAN merupakan satu
cabang ilmu yang bernama "Staats en Administratief Recht". Hal ini bisa dilihat
pada Hager Onderwijs Ordonantie" yang berasal dari Pasal 9 Reglement
Rechtshogeschool tahun 1924. Kemudian sesudah tahun 1946 diadakan
pemisahan antara HTN dengan HAN. Hal mana terlihat dalam Universiteits
Reglement (S. 1947 No. 170 Pasal 134). 4

Pertanyaan yang mungkin timbul adalah tentang apa perbedaan HTN dan
HAN? Pertanyaan ini wajar saja muncul karena pengertian menata (tata) sulit
dibedakan dengan pengertian mengadministrasikan. Di kalangan para sarjana

4
R.D.H. Koesoemahatmaja, Pengantar Hukum Tata Usaha Negara Indonesia (Bandung: Alumni,
1985), hlm. 12.

8
hukum terdapat perbedaan pandangan tentang masalah ini. Ada yang berpendapat
bahwa HTN dan HAN itu berbeda secara prinsip, sebaliknya ada segolongan
sarjana lain yang berpendapat bahwa HTN dan HAN tidak mempunyai perbedaan
prinsip.

Prins di dalam bukunya "Inleiding in het Administratiefrecht van


Indonesia" mengemukakan bahwa perbedaan atau penentuan batas antara HTN
dan HAN oleh para sarjana dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda. Tetapi
dari berbagai cara penentuan batas itu, menurut Prins ada konsepsi yang sama di
antara mereka;5

a. HTN mempelajari hal-hal yang sifatnya fundamental yakni tentang dasar-


dasar dari negara dan menyangkut langsung setiap warga negara
b. HAN lebih menitikberatkan pada hal-hal yang teknis saja, yang selama ini
kita tidak berkepentingan karena hanya penting bagi para spesialisasi.

Logemann di dalam bukunya Staats recht van Nederlandsche Indie juga


berpendapat bahwa ada perbedaan prinsip antara HTN dan HAN. Namun
Logemann menggunakan ukuran yang berlainan dengan Van Vollehhoven sebab
Logemann menyatakan secara lebih tegas tentang garis perbedaan antara HTN
dan HAN tersebut. Menurut Logemann HTN adalah pelajaran tentang hubungan
istimewa. Diuraikan oleh Logemann bahwa sebagai pelajaran tentang kompetensi
HTN mempelajari hal-hal sebagai berikut:

a) Jabatan-jabatan yang ada dalam susunan satu negara.


b) Siapakah yang mengadakan jabatan itu.
c) Dengan cara bagaimana jabatan itu ditempati oleh pejabat.
d) Fungsi (lapangan kerja) jabatan-jabatan itu.
e) Kekuasaan hukum jabatan-jabatan itu.
f) Perhubungan antara masing-masing jabatan itu.

5
SF. Marbun and Moh. Mahfud MD, Pokok-pokok Hukum Administrasi Negara, (Yogyakarta:
Liberty, 2004)

9
g) Dalam batas-batas manakah organ-organ kenegaraan dapat melaksanakan
tugasnya.6

Sedangkan HAN yang merupakan pelajaran tentang hubungan istimewa


itu mempelajari sifat, bentuk dan akibat hukum yang timbul karena perbuatan-
perbuatan hukum istimewa yang dilakukan oleh para pejabat dalam menjalankan
tugasnya.

D. Sumber-sumber Hukum Administrasi Negara


Menurut Bagir Manan, menelaah dan mempelajari sumber hukum
memerlukan kehati-hatian. Karena istilah sumber hukum mengandung berbagai
pengertian. Tanpa kehati-hatian dan kecermatan yang mendalam mengenai apa
yang dimaksud dengan sumber hukum dapat menimbulkan kekeliruan, bahkan
menyesatkan. Dalam hubungan ini Paton menyatakan:

"The term sources of law has many meanings and is a frequent couse of
error unless we scrutinize carefully the particular meaning given to it in
many particular text."

Algra membagi sumber hukum menjadi sumber hukum meteriil dan


sumber hukum formil:

1. Sumber hukum materiil ialah tempat dari mana materi hukum itu diambil.
Sumber hukum materiil ini merupakan faktor yang membantu
pembentukan hukum, misalnya: hubungan sosial, hubungan kekuatan
politik, situasi sosial ekonomis, tradisi (pandangan keagamaan,
kesusilaan), hasil penelitian ilmiah (kriminologi, lalu lintas),
perkembangan internasional, keadaan geografis. Ini semuanya merupakan
objek studi penting bagi sosiologi hukum.
2. Sumber hukum formil merupakan tempat atau sumber dari mana suatu
peraturan memperoleh kekuatan hukum. Ini berkaitan dengan bentuk atau
cara yang menyebabkan peraturan hukum itu formal berlaku.

6
Usep Ranawijaya, HTN Indonesia Dasar-dasarnya (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983).

10
Sumber hukum materiil dan HAN dapat ditinjau dari berbagai sudut.
Sumber hukum materiil HAN adalah faktor-faktor yang ikut mempengaruhi isi
dari aturan hukum adalah historis, filosofis, dan sosiologis/antropologis. Diantara
sumber hukum materiil ialah;

1. Sumber Hukum Historis


Sumber hukum dalam arti historis dapat dimaknai dalam dua arti
yaitu: Pertama, als kenbron (vindplaats) van het recht op een bepaald
moment [sebagai sumber pengenalan (tempat menemukan) hukum pada
saat tertentu]; kedua, als bron waaruit de wetgever geput heeft bij de
samenstelling van een wettelijke regeling, (sebagai sumber dimana
pembuat undang-undang mengambil bahan dan membentuk peraturan
perundang-undangan).
2. Sumber Sosiologis
Menurut Muchsan sebagaimana dikutip SF. Marbun & Moh.
Mahfud MD dari sudut sosiologis/antropologis ditegaskan bahwa sumber
hukum materiil itu adalah seluruh komponen masyarakat. Sudut ini
menyoroti lembaga-lembaga sosial sehingga dapat diketahui apakah yang
dirasakan sebagai hukum oleh lembaga- lembaga itu. Dari pengetahuan
itulah dapat dibuat materi hukum yang sesuai dengan kenyataan
sosiologisnya. Dapat juga dikatakan bahwa dari sudut
sosiologis/antropologis ini yang dimaksud adalah faktor-faktor dalam
masyarakat yang ikut menentukan isi hukum positif, faktor-faktor mana
meliputi pandangan ekonomis, pandangan agamis dan pisikologis.7
3. Sumber Hukum Filosofis
Menurut P.J.P. Tak" sebagaimana dikutip Ridwan HR sumber
hukum dalam arti filosofis memiliki dua arti yaitu; pertama, als bron voor
de inhoud van rechtvaarding recht (sebagai sumber untuk isi hukum yang
adil); kedua, als bron van de vebinde kracht van het recht, waarbijmen
denkt aan de vraag: waarom zijn wij aan het gehoorzaamheid

7
Muchsan, Pengantar dalam Hukum Indonesia, (Jakarta: PT Penerbit dan Balai Buku Ichtiar,
1996)

11
verschuldigd (sebagai sumber untuk kekuatan mengikat dari hukum, untuk
menjawab pertanyaan; mengapa kita harus mematuhui hukum).8
Dari ketiga sumber hukum tersebut di atas merupakan satu kesatuan dan
tidak dipisahkan. Suatu kaedah hukum harus memuat ketiga aspek tersebut baik
aspek historis, sosiologis, maupun aspek filosofis.
Menurut Ridwan HR sumber hukum formal dari HAN adalah:
1. Peraturan Perundang-Undangan.
2. Praktik Administrasi Negara/Hukum tidak tertulis
3. Yurisprudensi
4. Doktrin9
1. Peraturan Perundang-Undangan
Ridwan HR menyatakan bahwa peraturan perundang-undangan
merupakan sumber pertama dari sumber hukum formal HAN. Itu artinya bahwa
menurut Ridwan HR, undang-undang hanyalah salah satu dari sumber hukum
formal HAN. Dengan mengacu pada bunyi ketentuan Pasal 1 angka 2 UU No. 5
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Ridwan HR berkesimpulan
bahwa peraturan perundang-undangan terdiri dari dua macam yaitu undang-
undang/peraturan daerah dan keputusan pemerintah pusat/daerah. 10
2. Praktik Administrasi Negara/Hukum tidak tertulis
Meskipun undang-undang dianggap sebagai sumber HAN yang paling
penting, namun undang-undang sebagai peraturan tertulis memiliki kelemahan.
Menurut Bagir Manan sebagaimana dikutip Ridwan HR," sebagai ketentuan
tertulis (written rule) atau hukum tertulis (written law), peraturan perundang-
undangan mempunyai jangkauan terbatas, sekadar "moment opname" dari unsur-
unsur politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam yang paling berpengaruh
padasaat pembentukan, karena itu mudah sekali aus (out of date) bila
dibandingkan dengan perubahan masyarakat yang semakin menyepat atau
dipercepat.
Oleh karena itu kedudukan konvensi sebagai hukum tidak tertulis
memiliki arti penting karena akan melengkapi kekurangan- kekurangan yang

8
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006).
9
Ibid.
10
Ibid.

12
terdapat dalam hukum tertulis/undang-undang. Tentunya yang dapat dijadikan
konvensi ini dalam kaitannya dengan tindakan administrasi negara adalah
kebijakan yang masih bersifat bebas dalam rangka mencapai kesejahteraan
masyarakat, bukan kebijakan yang sudah dinormakan dalam undang-undang.
3. Yurisprudensi
Adalah keputusan hakim terdahulu yang diikuti oleh hakim- hakim
berikutnya terhadap perkara yang sama. Menurut Hadjon dkk secara umum yang
dimaksud dengan yurisprudensi adalah peradilan. Akan tetapi dalam arti yang
dimaksud dengan yurisprudensi adalah ajaran hukum yang tersusun dari dan
dalam peradilan, yang kemudian dipakai sebagai landasan hukum. Selain
pengertian di atas, yurisprudensi juga diartikan sebagai himupunan putusan-
putusan pengadilan yang disusun secara sistematis. Yurisprudensi sejatinya lahir
sebagai akibat dari prinsip yang terkandung dalam ketentuan Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1970 Pasal 27 ayat (1) yang menyebutkan bahwa "Hakim
sebagai penegak hukum dan keadilan wajib mengadili, mengikuti dan memahami
nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat.”
4. Doktrin
Adalah pendapat-pendapat para pakar dalam bidangnya masing-masing
yang berpengaruh untuk diberlakukan sebagai undang-undang memakan waktu
yang lama dan dapat tidak diberlakukan tanpa pencabutan secara resmi.
Dalam konteks HAN, SF. Marbun & Moh. Mahfud, MD mengatakan
bahwa doktrin atau pendapat para ahli dapat menjadi sumber hukum formal
administrasi negara, sebab pendapat para ahli itu dapat melahirkan teori-teori
dalam lapangan HAN yang kemudian dapat mendorong timbulnya kaidah-kaidah
HAN.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum Administrasi Negara adalah cabang hukum yang mengatur
tindakan pemerintah dan interaksi warga negara dengan pemerintah. Ini mencakup
organisasi pemerintah, prosedur administratif, hak warga negara, dan sumber
hukum seperti konstitusi, undang-undang, peraturan pemerintah, putusan
pengadilan administrasi, dan kebijakan pemerintah. Ini berkaitan erat dengan
Hukum Tata Negara yang mengatur dasar-dasar negara.
B. Saran
Administrasi Negara adalah penting bagi setiap warga negara untuk
memahami hak dan kewajiban mereka dalam berurusan dengan pemerintah serta
memantau apakah tindakan pemerintah sesuai dengan prinsip-prinsip konstitusi.
Selain itu, pemerintah juga perlu menjalankan tugas administratifnya dengan
transparansi, berdasarkan undang-undang yang berlaku, dan memastikan
perlindungan hukum bagi warga negara dalam setiap tindakan administratifnya.
Ini akan membantu memastikan pemerintahan yang baik dan berkeadilan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Atmosudirdjo, P. (1966). Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Gralia


Indonesia.

Koesoemahatmaja, R. (1985). Pengantar Hukum Tata Usaha Negara


Indonesia. Bandung: Alumni.

MD, S. M. (2004). Pokok-pokok Hukum Administrasi Negara.


Yogyakarta: Liberty.

Muchsan. (1996). Pengantar dalam Hukum Indonesia. Jakarta: PT


Penerbit Grafindo Persada.

Ranawijaya, U. (1982). HTN Indonesia Dasar-dasarnya. Jakarta:


Ghalia Indonesia.

Utrecht, E. (1996). Pengantar Hukum Administrasi Negara. Jakarta:


Balai Buku Ichtiar.

Anda mungkin juga menyukai