Nama Mahapeserta didik : KUSRIN, S. Pd Asal Institusi : SMA Negeri 1 Sinunukan N Analisis akar penyebab masala Masalah terpilih yang Hasil eksplorasi penyebab masalah Akar penyebab masalah o h (data pendukung) akan diselesaikan 1 1. Heterogenitas peserta didik: 1. Kurangnya pelatihan dan kete 1. Perlunya pelatihan dan 1. Model pembelajaran Heterogenitas dalam kemampuan, rampilan: Guru belum memilik pengembangan profesional: yang inovatif pada gaya belajar, tingkat motivasi, i pelatihan yang memadai dalam Guru perlu menerima materi Statistika dan kebutuhan peserta didik dapat strategi dan teknik pembelajaran pelatihan yang mendalam dalam pembahasan menjadi tantangan. Guru berdiferensiasi. Mereka tidak m dalam strategi dan teknik ukuran letak data dihadapkan pada tugas sulit untuk emiliki pemahaman yang cukup pembelajaran berdiferensiasi. (kwartil, desil dan menciptakan pengalaman tentang bagaimana merencanaka 2. Sumber daya dan persentil. pembelajaran yang relevan dan n, melaksanakan, dan mengeval dukungan: Memberikan bermakna bagi semua peserta uasi pembelajaran yang memen guru akses ke sumber daya Pemanfaatan Aplikasi didik. uhi kebutuhan beragam peserta yang mendukung Canva guna penunjang 2. Kurangnya pelatihan: Guru didik. pembelajaran berdiferensiasi, pembuatan soal-soal tidak memiliki pelatihan yang 2. Beban kerja yang berlebihan: termasuk bahan ajar, HOTS, Pembuatan game memadai dalam pembelajaran Guru menghadapi beban kerja y teknologi, dan dukungan interaktif dengan berdiferensiasi. Mereka tidak tahu ang sangat tinggi, termasuk juml kolaboratif. aplikasi Quizizz cara merancang kurikulum yang ah peserta didik dalam kelas yan 3. Tim kolaboratif: sesuai dengan kebutuhan beragam g besar dan tekanan waktu yang Mendorong kolaborasi antara Penerapan Disiplin peserta didik atau cara ketat. Ini dapat membuat sulit b guru untuk saling berbagi ide positif dalam mengevaluasi dan mengelola agi mereka untuk memberikan p dan sumber daya. pembelajaran statistika pembelajaran diferensiasi. erhatian individu yang cukup ke 4. Pendekatan bertahap: Guru ukuran letak data 3. Keterbatasan waktu: Waktu pada setiap peserta didik. dapat mulai dengan strategi (kuartil, desil dan terbatas dalam jadwal pelajaran 3. Kurangnya sumber daya: Gur pembelajaran berdiferensiasi persentil. dapat menjadi hambatan. Guru u tidak memiliki akses yang me yang lebih sederhana dan sering harus menyelesaikan madai terhadap sumber daya, ba secara bertahap Model pembelajaran materi pelajaran tertentu dalam han ajar, atau teknologi yang me mengembangkan penyingkapan/penemuan waktu yang singkat, sehingga ndukung pembelajaran berdifere keterampilan mereka. (Discovery/Inquiry sulit untuk memberikan perhatian nsiasi. Keterbatasan ini dapat m Dengan dukungan dan upaya Learning) pada materi individual yang memadai kepada enghambat upaya mereka dalam yang tepat, guru dapat Statistika dalam setiap peserta didik. memenuhi kebutuhan peserta meningkatkan kemampuan pembahasan ukuran 4. Kurangnya sumber daya: didik. mereka untuk memenuhi letak data (kwartil, desil Terkadang, kurangnya sumber 4. Kurangnya dukungan sekolah kebutuhan beragam peserta didik dan persentil). daya, baik fisik maupun manusia, dan administrasi: Dukungan d melalui pembelajaran seperti perangkat bantu ari sekolah, administrasi, dan sta berdiferensiasi. pembelajaran atau tenaga f pendidikan lainnya sangat pent pendukung, dapat membuat ing dalam memfasilitasi pembel implementasi pembelajaran ajaran berdiferensiasi. Jika guru berdiferensiasi lebih sulit. tidak mendapatkan dukungan ya 5. Resistensi dari peserta didik: ng cukup, mereka mungkin mer peserta didik merasa tidak asa terisolasi dalam upaya mere nyaman dengan perubahan dalam ka. pendekatan pembelajaran. 5. Ketidakpercayaan Diri atau K Mereka lebih suka pendekatan etakutan Terhadap Evaluasi: tradisional dan menghadapi Guru kurang percaya diri dalam kesulitan beradaptasi dengan menerapkan strategi pembelajar pembelajaran berdiferensiasi. an berdiferensiasi atau takut me 6. Ketidakpahaman orangtua: ndapat evaluasi yang buruk jika Orangtua yang tidak memahami eksperimen pembelajaran berdif pendekatan pembelajaran erensiasi tidak berjalan dengan berdiferensiasi atau tidak baik. mendukungnya juga bisa menjadi 6. Kurangnya waktu untuk pere hambatan. Dukungan orangtua ncanaan: Perencanaan pembela seringkali penting dalam jaran yang berdiferensiasi memb mencapai keberhasilan utuhkan waktu tambahan. Guru pembelajaran berdiferensiasi. yang memiliki jadwal yang sang 7. Tidak ada rencana yang jelas: at padat mungkin merasa kesulit Terkadang, guru tidak memiliki an untuk merencanakan dan mel rencana pembelajaran yang jelas aksanakan pembelajaran berdife untuk mendukung peserta didik rensiasi secara efektif. dengan kebutuhan khusus. Ini dapat mengarah pada ketidakjelasan dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi. 8. Kurangnya pengetahuan tentang peserta didik: Ketidakpahaman guru terhadap peserta didik mereka, termasuk minat, kekuatan, dan kebutuhan mereka, bisa menjadi hambatan. Guru perlu mengenal peserta didik mereka dengan baik untuk dapat memberikan dukungan yang sesuai. 2 1. Kesiapan Guru: Guru kurang da 1. Kurangnya pelatihan dan peng 1. Pelatihan dan pengembang lam hal pemahaman atau kesiapa embangan profesional: Guru tid an profesional: Guru dapat n untuk menerapkan PBL. Merek ak memiliki pelatihan atau pendi mengikuti pelatihan dan prog a membutuhkan pelatihan tambah dikan yang memadai dalam pema ram pengembangan profesion an atau dukungan dalam meranca haman model-model pembelajara al yang fokus pada pemaham ng dan mengelola pembelajaran b n. Pelatihan dan pengembangan p an model-model pembelajara erbasis masalah. rofesional yang terbatas dapat me n. Ini akan membantu mereka 2. Resistensi peserta didik: peserta nghambat pemahaman peserta meningkatkan kemampuan m didik resisten terhadap perubahan didik tentang berbagai model pe ereka dalam merancang dan dalam Model Pembelajaran tradis mbelajaran yang efektif. mengimplementasikan pembe ional. Mereka bisa merasa tidak n 2. Ketidakpastian dalam pemiliha lajaran berdasarkan model-m yaman dengan pendekatan PBL y n model pembelajaran yang ses odel yang tepat. ang menempatkan lebih banyak ta uai: Guru bingung tentang model 2. Mentoring: Kolaborasi deng nggung jawab pada mereka. pembelajaran mana yang paling s an guru yang lebih berpengal 3. Waktu yang diperlukan: PBL s esuai untuk tujuan pembelajaran aman atau mentor dapat mem ering memerlukan waktu yang leb mereka. Pemilihan model yang te bantu guru yang lebih baru da ih lama untuk mengatasi masalah pat memerlukan pemahaman yan lam memahami model-model dan tugas, yang bisa menjadi ham g mendalam tentang karakteristi pembelajaran dan mengatasi batan dalam jadwal pelajaran yan k, kelebihan, dan kelemahan masi hambatan yang mereka hadap g ketat atau kurangnya fleksibilita ng-masing model. i. s waktu. 3. Kurangnya sumber daya dan d 3. Sumber daya dan dukunga 4. Kurangnya fasilitas kelas yang ukungan: Guru kurang memiliki n: Sekolah atau distrik sekola mendukung: Model PBL memerl akses ke sumber daya, bahan ajar, h dapat menyediakan sumber ukan fasilitas atau ruang kelas ya atau dukungan yang diperlukan u daya, buku teks, dan dukunga ng mendukung kolaborasi dan pro ntuk memahami dan menerapkan n yang diperlukan untuk men yek-proyek pembelajaran yang ak model-model pembelajaran. Ini te dukung guru dalam menguas tif. Kurangnya fasilitas ini dapat rmasuk buku teks, perangkat luna ai model-model pembelajara menjadi hambatan. k pembelajaran, dan pelatihan. n. 4. Ketidaknyamanan atau ketidak 4. Pendekatan bertahap: Guru percayaan pada penggunaan m dapat mulai dengan model-m odel baru: Guru tidak nyaman at odel sederhana dan secara ber au tidak yakin dalam mengubah p tahap mengembangkan pema endekatan pembelajaran yang bia haman mereka tentang mode sa mereka gunakan. Mereka mun l-model yang lebih kompleks. gkin menghadapi hambatan psiko 5. Refleksi dan evaluasi: Guru logis untuk mengadopsi model-m dapat secara teratur merefleks odel baru. ikan pengalaman mereka dala 5. Keterbatasan waktu: Waktu ya m menerapkan model-model ng terbatas dalam jam pelajaran d pembelajaran, mengevaluasi apat menghambat guru dalam me apa yang telah berfungsi, dan ncoba dan menguasai model-mod mengidentifikasi area di man el pembelajaran yang berbeda. a mereka memerlukan perbai kan.
Dengan dukungan, pelatihan, dan
pemahaman yang lebih baik tenta ng model-model pembelajaran, g uru dapat meningkatkan kualitas pengajaran mereka dan memberi kan pengalaman pembelajaran ya ng lebih bervariasi dan efektif ke pada peserta didik. 3 1. Kurangnya pengalaman: 1. Peserta didik tidak percaya diri 1. Peningkatan pengalaman peserta didik memiliki sedikit ata dalam mengerjakan soal-soal H peserta didik: Memberikan p u tidak ada pengalaman sebelumn OTS: eserta didik lebih banyak lati ya dalam menghadapi soal-soal H a. Kurangnya pengalaman: Pes han dengan soal-soal HOTS u OTS. Ini bisa membuat mereka m erta didik kurang berpengalama ntuk membangun pengalama erasa tidak siap dan tidak percaya n dalam menyelesaikan soal-so n mereka dan meningkatkan t diri dalam mengatasi tugas-tugas al HOTS, yang secara alami da ingkat percaya diri. yang memerlukan pemikiran ting pat mengurangi tingkat percaya 2. Pelatihan Guru: Memberika kat tinggi. diri mereka. n pelatihan yang mendalam k 2. Ketidakpahaman materi dasar: b. Ketidakpahaman materi: Ket epada guru dalam strategi pen peserta didik yang belum memaha idakpahaman terhadap materi p gajaran yang efektif untuk so mi konsep dasar atau pengetahuan elajaran atau konsep yang diuji al-soal HOTS, termasuk peng prasyarat yang diperlukan untuk dalam soal-soal HOTS dapat m gunaan metode yang sesuai. mengerjakan soal HOTS merasa c embuat peserta didik merasa ti 3. Pemahaman Guru yang me emas dan tidak percaya diri. dak percaya diri. ndalam: Memastikan bahwa 3. Kurangnya panduan: peserta 2. Kurangnya penggunaan model guru memiliki pemahaman ya didik merasa kebingungan karena pembelajaran yang tepat dalam ng mendalam tentang konsep kurangnya panduan atau instruksi mengajar peserta didik HOTS: HOTS dan kemampuan untuk yang jelas dalam menghadapi soa a. Kurangnya pelatihan guru: g merancang soal-soal yang rel l-soal HOTS. Mereka membutuhk uru tidak mendapatkan pelatiha evan dan menantang. an bimbingan yang lebih dalam te n yang memadai dalam metode 4. Rencana pembelajaran yan ntang cara mendekati dan menyel pengajaran yang efektif untuk s g relevan: Merancang rencan esaikan tugas tersebut. oal-soal HOTS, sehingga mere a pembelajaran yang relevan 4. Resistensi terhadap Kesalahan: ka mungkin kesulitan dalam m dengan tujuan pembelajaran peserta didik takut membuat kesal engajar peserta didik dengan ef HOTS, yang mencakup strate ahan saat mengerjakan soal-soal ektif. gi pengajaran yang tepat. HOTS. Kegagalan mereka dilihat b. Kurangnya rencana pembela sebagai sesuatu yang memalukan, jaran yang relevan: Rencana Dengan upaya yang tepat, peserta dan ini dapat menghambat merek pembelajaran yang tidak mema didik dapat membangun percaya a dalam mencoba pemikiran tingk dai atau kurang relevan dengan diri mereka dalam menghadapi s at tinggi. tujuan pembelajaran HOTS dap oal-soal HOTS, guru dapat meng 5. Rasa cemas/stress akibat kuran at menghambat pemahaman ajar dengan lebih efektif, dan kua gnya dukungan dari guru: Jika peserta didik. litas pelatihan HOTS dapat diting guru tidak memberikan dukungan 3. Kurangnya persiapan guru sebe katkan. yang cukup dalam mengembangk lum melaksanakan pelatihan H an keterampilan berpikir tingkat ti OTS: nggi dan memberikan umpan bali a. Kurangnya pemahaman guru: k yang membangun, peserta didik guru kurang memahami konsep mungkin merasa tidak percaya dir HOTS dan strategi yang diperlu i. kan untuk mengajar atau menge 6. Kurangnya latihan dan ketera valuasi peserta didik dengan efe mpilan praktek: Keterampilan b ktif dalam konteks ini. erpikir tingkat tinggi memerlukan b. Ketidakpersiapan dalam mera latihan yang berkelanjutan. Jika ncang soal HOTS: Kurangnya peserta didik kurang memiliki kes persiapan dalam merancang soal empatan untuk latihan, kepercaya berbasis HOTS dapat mengarah an diri mereka dalam menghadapi pada soal-soal yang tidak sesuai soal HOTS rendah. dengan tingkat pemahaman 7. Motivasi yang rendah: peserta peserta didik atau tidak menduk didik merasa bahwa soal-soal HO ung pengembangan keterampila TS tidak relevan dengan kehidupa n berpikir tingkat tinggi. n mereka atau bahwa mereka tida k melihat manfaat langsung dala m mengerjakan tugas ini, yang da pat mengurangi motivasi mereka. 4 1. Kurangnya pelatihan khusus T 1. Kurangnya pelatihan Guru da 1. Pelatihan Guru yang intens PACK: Guru tidak memiliki pela lam penggunaan teknologi, ku if: memberikan pelatihan yan tihan yang cukup dalam pengemb rangnya pelatihan : Guru mun g intensif kepada guru dalam angan TPACK, yang menggabun gkin tidak mendapatkan pelatiha penggunaan teknologi pendid gkan pemahaman teknologi, pend n yang cukup dalam penggunaa ikan. Pelatihan ini dapat men ekatan pedagogis, dan konten pel n teknologi pendidikan. Pelatiha cakup pengenalan perangkat ajaran. Ini membuat mereka tidak n yang kurang dapat membuat keras dan perangkat lunak, str percaya diri dalam mengintegrasi mereka kurang percaya diri dala ategi pengajaran dengan tekn kan teknologi ke dalam pembelaja m mengintegrasikan teknologi d ologi, dan penggunaan platfor ran. alam pembelajaran. m pembelajaran digital. 2. Kurangnya pengetahuan teknol 2. Ketidakbiasaan Guru dalam 2. Pendekatan Terpadu T-PA ogi: Sebagian guru kurang mema menggunakan model pembela CK: Memastikan bahwa guru hami teknologi yang tersedia atau jaran berbasis T-PACK, Guru memahami konsep T-PACK bagaimana menggunakannya seca tidak memiliki pemahaman yan dan bagaimana mengintegrasi ra efektif dalam konteks pendidik g cukup tentang konsep T-PAC kan pengetahuan teknologi, p an. Ini bisa menghambat mereka K (Technological Pedagogical edagogi, dan konten dalam pe dalam merancang pengalaman pe Content Knowledge). Mereka ti mbelajaran mereka. Guru perl mbelajaran yang memanfaatkan t dak tahu bagaimana menggabun u diberikan contoh konkret te eknologi. gkan pengetahuan teknologi, pe ntang bagaimana T-PACK dit 3. Ketakutan terhadap teknologi: dagogi, dan konten (T-PACK) u erapkan dalam pengajaran. Beberapa guru takut atau enggan ntuk merancang pembelajaran y 3. Dukungan Teknis yang Ku mengadopsi teknologi dalam pen ang efektif. at: Memberikan dukungan te gajaran mereka karena ketakutan t knis yang kuat kepada guru d erhadap kesalahan atau ketidakma alam mengatasi masalah tekn mpuan untuk mengatasi masalah t is yang mungkin muncul saat eknis yang muncul. mereka menggunakan teknol 4. Tidak dukungan administrasi y ogi dalam pembelajaran. ang cukup: Administrasi sekolah 4. Penggunaan teknologi: Gur tidak memberikan dukungan yang u yang sudah terbiasa dalam cukup dalam hal pelatihan dan pe menggunakan teknologi dapa ngembangan TPACK. Ini membu t menjadi contoh bagi guru la at guru merasa tidak didukung dal in dengan mengintegrasikan t am upaya mereka untuk menginte eknologi dalam pengajaran m grasikan teknologi. ereka. 5. Kurangnya waktu: Guru sering 5. Pengembangan rencana pe memiliki jadwal yang padat dan k mbelajaran berbasis T-PA urangnya waktu untuk eksplorasi CK: Guru perlu merancang r dan percobaan dengan teknologi. encana pembelajaran yang m Mereka merasa terbatas dalam wa encakup elemen-elemen T-P ktu untuk mengembangkan komp ACK dan menggabungkanny etensi TPACK. a dalam metode pengajaran m 6. Kurangnya kepercayaan diri: G ereka. uru tidak cukup percaya diri untu Adanya upaya yang tepat, guru d k mencoba pendekatan baru yang apat mengatasi kurangnya pelatih melibatkan teknologi. Mereka kh an dan ketidakbiasaan dalam pen awatir akan kegagalan dan reaksi ggunaan teknologi serta memaha peserta didik. mi konsep T-PACK. Hal ini akan membantu mereka menjadi lebih percaya diri dalam mengintegrasi kan teknologi dalam pembelajara n dan merancang pembelajaran y ang efektif. 5 1. Kurangnya keterlibatan 1. Kekurangan sumber daya dan 1. Pendidikan dan pelatihan: peserta didik: peserta didik pelatihan: kurangnya sumber d Memberikan pelatihan kepad mungkin tidak terlibat dalam aya yang cukup, seperti pelatiha a guru, siswa, dan orang tua t proses pembuatan kesepakatan n untuk guru, yang diperlukan u entang konsep dan manfaat di peraturan atau merasa bahwa ntuk mengimplementasikan disi siplin positif. mereka tidak memiliki suara plin positif dengan efektif. 2. Adanya sumber daya dan f dalam hal tersebut. 2. Tantangan sosial dan lingkun ukungan: Sekolah perlu men 2. Kurangnya konsistensi dalam gan peserta didik: Tantangan s yediakan sumber daya yang d penerapan: Guru dan staf osial atau masalah dalam lingku ibutuhkan, termasuk pelatiha sekolah mungkin tidak konsisten ngan peserta didik, seperti ketid n dan dukungan untuk guru. dalam menerapkan peraturan dan akstabilan keluarga atau tekanan 3. Keterlibatan orang tua: Me konsekuensi yang telah sebaya, dapat memengaruhi efe ndorong keterlibatan orang tu disepakati. ktivitas disiplin positif. a dalam mendukung disiplin 3. Tidak ada dukungan dari 3. Ketidaksesuaian peraturan de positif di rumah dan di sekola rumah: Tidak ada dukungan atau ngan peserta didik: Peraturan h. komunikasi yang memadai yang dibuat oleh guru atau staf s 4. Konsistensi dalam Penerap dengan orang tua atau keluarga ekolah mungkin tidak selalu ses an: Memastikan bahwa perat peserta didik dalam mendukung uai dengan kebutuhan atau pem uran dan strategi disiplin posi peraturan sekolah. ahaman peserta didik. Ini dapat tif diterapkan dengan konsist 4. Ketidakpahaman peserta didik mengakibatkan ketidakpatuhan. en. terhadap konsekuensi disiplin 4. Ketidakkonsistenan dalam pe 5. Kesadaran Sosial: Memban positif: peserta didik mungkin nerapan: Kurangnya konsistens gun kesadaran sosial di antara tidak sepenuhnya memahami i dalam penerapan disiplin positi siswa dan staf sekolah tentan konsekuensi positif dari f dapat mengurangi efektivitasn g pentingnya disiplin positif d penerapan peraturan dan ya. Jika peraturan diterapkan de an kerja sama dalam mencipt kesepakatan kelas. ngan inkonsisten, peserta didik akan lingkungan yang aman d 5. Tidak ada sistem umpan balik mungkin merasa bingung dan ti an mendukung. yang efektif: Tidak ada sistem dak menerima pesan yang konsi Dengan upaya yang tepat, disipli umpan balik yang efektif dalam sten. n positif melalui kesepakatan per memantau dan mengevaluasi 5. Kurangnya Keterlibatan Ora aturan sekolah dan kelas dapat m penerapan peraturan dan ng Tua: Keterlibatan orang tua enjadi lebih efektif dalam mencip kesepakatan kelas. Perlunya sangat penting dalam mendukun takan lingkungan pembelajaran y reward kepada peserta didik. g penerapan disiplin positif. Jika ang positif dan produktif. orang tua tidak mendukung pera turan sekolah, ini dapat menjadi hambatan. 6 1. Pedagogik : Peserta didik kurang 1. Pedagogik motivasi pembelaja 1. Relevansi materi pelajaran: memiliki semangat belajar ran peserta didik masih renda Guru dapat berusaha membua diakibatkan karena : h pada pemahaman ukuran le t materi pelajaran lebih releva a. Kurangnya relevansi: Materi tak data (Q1, Q2, dan Q3): M n dan menarik bagi peserta di pelajaran tidak dihubungkan ateri pelajaran mungkin dirasa ti dik. Dengan mengaitkan kons dengan kehidupan sehari-hari dak relevan oleh peserta didik, a ep ukuran letak data ke situas peserta didik, sehingga tau mereka mungkin tidak melih i dunia nyata atau konteks ya kurang mendukung motivasi at daya tarik dalam memahami u ng relevan. mereka. kuran letak data. Ini dapat meng 2. Pendekatan pembelajaran b. Kurangnya pengakuan: hambat motivasi belajar. yang berbasis literasi dan n Kurangnya pengakuan atas 2. Literasi dan Numerasi Anak-a umerasi: Guru dapat mengin prestasi peserta didik atau nak belum memiliki literasi m tegrasikan pembelajaran liter kurangnya umpan balik yang embaca yang baik untuk ukur asi dan numerasi ke dalam m positif dapat mengurangi an letak data pada data Kwart ateri pelajaran tentang ukuran motivasi mereka. il, Desil, dan Persentil: Peserta letak data. Ini dapat membant c. Ketidakcocokan metode didik belum memiliki keterampi u peserta didik memahami ko pengajaran: Metode lan literasi dan numerasi yang m nsep dan keterampilan yang d pengajaran yang digunakan emadai untuk memahami dan m iperlukan. oleh guru tidak sesuai dengan engoperasikan data yang berkait 3. Umpan balik yang konstru gaya belajar atau minat an dengan kuartil, desil, dan per ktif: Guru dapat memberikan peserta didik. sentil. Hal ini dapat menjadi ha umpan balik yang konstruktif mbatan dalam pemahaman ukur kepada peserta didik untuk m 2. Literasi dan Numerasi: Anak- an letak data. embantu mereka meningkatk anak belum memiliki literasi an pemahaman mereka tentan membaca yang baik: g ukuran letak data. a. Kurangnya literasi: Anak- 4. Pendekatan pembelajaran anak kurang terbiasa yang beragam: Menggunaka membaca secara teratur atau n berbagai pendekatan pembe tidak memiliki akses yang lajaran yang beragam, seperti cukup ke bahan bacaan yang demonstrasi visual, permaina menarik. Contohnya peserta n, atau proyek, untuk memba didik tidak memahami ntu peserta didik memahami perbedaan antara Q1, Q2 dan konsep ukuran letak data. Q3 dalam ukuran letak data. 5. Konsultasi dan dukungan t b. Tantangan dalam ambahan: Memberikan kons keterampilan membaca: ultasi atau dukungan tambaha Beberapa anak mungkin n kepada peserta didik yang menghadapi kesulitan dalam memiliki kesulitan dalam lite mengembangkan rasi atau numerasi untuk me keterampilan membaca yang mbantu mereka mengatasi ha efektif, seperti pemahaman mbatan tersebut. teks dan kosakata. Contohnya Dengan mengambil langkah- Peserta didik masih belum langkah ini, peserta didik dapat bisa menentukan perbedaan meningkatkan motivasi belajar ukuran letak data pada kuartil, mereka terkait ukuran letak data desil dan presentil. dan mengatasi kendala literasi c. Kurangnya dukungan dan numerasi dalam pemahaman rumah: Seperti kebiasaan konsep tersebut. membaca bersama orang tua, juga dapat memengaruhi literasi anak-anak.