Anda di halaman 1dari 5

LK 1.

3 Penentuan Akar Penyebab Masalah


Nama Mahapeserta didik : KUSRIN, S. Pd
Asal Institusi : SMA Negeri 1 Sinunukan
N Analisis akar penyebab masala Masalah terpilih yang
Hasil eksplorasi penyebab masalah Akar penyebab masalah
o h (data pendukung) akan diselesaikan
1 1. Heterogenitas peserta didik: 1. Kurangnya pelatihan dan kete 1. Perlunya pelatihan dan 1. Model pembelajaran
Heterogenitas dalam kemampuan, rampilan: Guru belum memilik pengembangan profesional: yang inovatif pada
gaya belajar, tingkat motivasi, i pelatihan yang memadai dalam Guru perlu menerima materi Statistika
dan kebutuhan peserta didik dapat strategi dan teknik pembelajaran pelatihan yang mendalam dalam pembahasan
menjadi tantangan. Guru berdiferensiasi. Mereka tidak m dalam strategi dan teknik ukuran letak data
dihadapkan pada tugas sulit untuk emiliki pemahaman yang cukup pembelajaran berdiferensiasi. (kwartil, desil dan
menciptakan pengalaman tentang bagaimana merencanaka 2. Sumber daya dan persentil.
pembelajaran yang relevan dan n, melaksanakan, dan mengeval dukungan: Memberikan
bermakna bagi semua peserta uasi pembelajaran yang memen guru akses ke sumber daya Pemanfaatan Aplikasi
didik. uhi kebutuhan beragam peserta yang mendukung Canva guna penunjang
2. Kurangnya pelatihan: Guru didik. pembelajaran berdiferensiasi, pembuatan soal-soal
tidak memiliki pelatihan yang 2. Beban kerja yang berlebihan: termasuk bahan ajar, HOTS, Pembuatan game
memadai dalam pembelajaran Guru menghadapi beban kerja y teknologi, dan dukungan interaktif dengan
berdiferensiasi. Mereka tidak tahu ang sangat tinggi, termasuk juml kolaboratif. aplikasi Quizizz
cara merancang kurikulum yang ah peserta didik dalam kelas yan 3. Tim kolaboratif:
sesuai dengan kebutuhan beragam g besar dan tekanan waktu yang Mendorong kolaborasi antara Penerapan Disiplin
peserta didik atau cara ketat. Ini dapat membuat sulit b guru untuk saling berbagi ide positif dalam
mengevaluasi dan mengelola agi mereka untuk memberikan p dan sumber daya. pembelajaran statistika
pembelajaran diferensiasi. erhatian individu yang cukup ke 4. Pendekatan bertahap: Guru ukuran letak data
3. Keterbatasan waktu: Waktu pada setiap peserta didik. dapat mulai dengan strategi (kuartil, desil dan
terbatas dalam jadwal pelajaran 3. Kurangnya sumber daya: Gur pembelajaran berdiferensiasi persentil.
dapat menjadi hambatan. Guru u tidak memiliki akses yang me yang lebih sederhana dan
sering harus menyelesaikan madai terhadap sumber daya, ba secara bertahap Model pembelajaran
materi pelajaran tertentu dalam han ajar, atau teknologi yang me mengembangkan penyingkapan/penemuan
waktu yang singkat, sehingga ndukung pembelajaran berdifere keterampilan mereka. (Discovery/Inquiry
sulit untuk memberikan perhatian nsiasi. Keterbatasan ini dapat m Dengan dukungan dan upaya Learning) pada materi
individual yang memadai kepada enghambat upaya mereka dalam yang tepat, guru dapat Statistika dalam
setiap peserta didik. memenuhi kebutuhan peserta meningkatkan kemampuan pembahasan ukuran
4. Kurangnya sumber daya: didik. mereka untuk memenuhi letak data (kwartil, desil
Terkadang, kurangnya sumber 4. Kurangnya dukungan sekolah kebutuhan beragam peserta didik dan persentil).
daya, baik fisik maupun manusia, dan administrasi: Dukungan d melalui pembelajaran
seperti perangkat bantu ari sekolah, administrasi, dan sta berdiferensiasi.
pembelajaran atau tenaga f pendidikan lainnya sangat pent
pendukung, dapat membuat ing dalam memfasilitasi pembel
implementasi pembelajaran ajaran berdiferensiasi. Jika guru
berdiferensiasi lebih sulit. tidak mendapatkan dukungan ya
5. Resistensi dari peserta didik: ng cukup, mereka mungkin mer
peserta didik merasa tidak asa terisolasi dalam upaya mere
nyaman dengan perubahan dalam ka.
pendekatan pembelajaran. 5. Ketidakpercayaan Diri atau K
Mereka lebih suka pendekatan etakutan Terhadap Evaluasi:
tradisional dan menghadapi Guru kurang percaya diri dalam
kesulitan beradaptasi dengan menerapkan strategi pembelajar
pembelajaran berdiferensiasi. an berdiferensiasi atau takut me
6. Ketidakpahaman orangtua: ndapat evaluasi yang buruk jika
Orangtua yang tidak memahami eksperimen pembelajaran berdif
pendekatan pembelajaran erensiasi tidak berjalan dengan
berdiferensiasi atau tidak baik.
mendukungnya juga bisa menjadi 6. Kurangnya waktu untuk pere
hambatan. Dukungan orangtua ncanaan: Perencanaan pembela
seringkali penting dalam jaran yang berdiferensiasi memb
mencapai keberhasilan utuhkan waktu tambahan. Guru
pembelajaran berdiferensiasi. yang memiliki jadwal yang sang
7. Tidak ada rencana yang jelas: at padat mungkin merasa kesulit
Terkadang, guru tidak memiliki an untuk merencanakan dan mel
rencana pembelajaran yang jelas aksanakan pembelajaran berdife
untuk mendukung peserta didik rensiasi secara efektif.
dengan kebutuhan khusus. Ini
dapat mengarah pada
ketidakjelasan dalam pelaksanaan
pembelajaran berdiferensiasi.
8. Kurangnya pengetahuan
tentang peserta didik:
Ketidakpahaman guru terhadap
peserta didik mereka, termasuk
minat, kekuatan, dan kebutuhan
mereka, bisa menjadi hambatan.
Guru perlu mengenal peserta
didik mereka dengan baik untuk
dapat memberikan dukungan
yang sesuai.
2 1. Kesiapan Guru: Guru kurang da 1. Kurangnya pelatihan dan peng 1. Pelatihan dan pengembang
lam hal pemahaman atau kesiapa embangan profesional: Guru tid an profesional: Guru dapat
n untuk menerapkan PBL. Merek ak memiliki pelatihan atau pendi mengikuti pelatihan dan prog
a membutuhkan pelatihan tambah dikan yang memadai dalam pema ram pengembangan profesion
an atau dukungan dalam meranca haman model-model pembelajara al yang fokus pada pemaham
ng dan mengelola pembelajaran b n. Pelatihan dan pengembangan p an model-model pembelajara
erbasis masalah. rofesional yang terbatas dapat me n. Ini akan membantu mereka
2. Resistensi peserta didik: peserta nghambat pemahaman peserta meningkatkan kemampuan m
didik resisten terhadap perubahan didik tentang berbagai model pe ereka dalam merancang dan
dalam Model Pembelajaran tradis mbelajaran yang efektif. mengimplementasikan pembe
ional. Mereka bisa merasa tidak n 2. Ketidakpastian dalam pemiliha lajaran berdasarkan model-m
yaman dengan pendekatan PBL y n model pembelajaran yang ses odel yang tepat.
ang menempatkan lebih banyak ta uai: Guru bingung tentang model 2. Mentoring: Kolaborasi deng
nggung jawab pada mereka. pembelajaran mana yang paling s an guru yang lebih berpengal
3. Waktu yang diperlukan: PBL s esuai untuk tujuan pembelajaran aman atau mentor dapat mem
ering memerlukan waktu yang leb mereka. Pemilihan model yang te bantu guru yang lebih baru da
ih lama untuk mengatasi masalah pat memerlukan pemahaman yan lam memahami model-model
dan tugas, yang bisa menjadi ham g mendalam tentang karakteristi pembelajaran dan mengatasi
batan dalam jadwal pelajaran yan k, kelebihan, dan kelemahan masi hambatan yang mereka hadap
g ketat atau kurangnya fleksibilita ng-masing model. i.
s waktu. 3. Kurangnya sumber daya dan d 3. Sumber daya dan dukunga
4. Kurangnya fasilitas kelas yang ukungan: Guru kurang memiliki n: Sekolah atau distrik sekola
mendukung: Model PBL memerl akses ke sumber daya, bahan ajar, h dapat menyediakan sumber
ukan fasilitas atau ruang kelas ya atau dukungan yang diperlukan u daya, buku teks, dan dukunga
ng mendukung kolaborasi dan pro ntuk memahami dan menerapkan n yang diperlukan untuk men
yek-proyek pembelajaran yang ak model-model pembelajaran. Ini te dukung guru dalam menguas
tif. Kurangnya fasilitas ini dapat rmasuk buku teks, perangkat luna ai model-model pembelajara
menjadi hambatan. k pembelajaran, dan pelatihan. n.
4. Ketidaknyamanan atau ketidak 4. Pendekatan bertahap: Guru
percayaan pada penggunaan m dapat mulai dengan model-m
odel baru: Guru tidak nyaman at odel sederhana dan secara ber
au tidak yakin dalam mengubah p tahap mengembangkan pema
endekatan pembelajaran yang bia haman mereka tentang mode
sa mereka gunakan. Mereka mun l-model yang lebih kompleks.
gkin menghadapi hambatan psiko 5. Refleksi dan evaluasi: Guru
logis untuk mengadopsi model-m dapat secara teratur merefleks
odel baru. ikan pengalaman mereka dala
5. Keterbatasan waktu: Waktu ya m menerapkan model-model
ng terbatas dalam jam pelajaran d pembelajaran, mengevaluasi
apat menghambat guru dalam me apa yang telah berfungsi, dan
ncoba dan menguasai model-mod mengidentifikasi area di man
el pembelajaran yang berbeda. a mereka memerlukan perbai
kan.

Dengan dukungan, pelatihan, dan


pemahaman yang lebih baik tenta
ng model-model pembelajaran, g
uru dapat meningkatkan kualitas
pengajaran mereka dan memberi
kan pengalaman pembelajaran ya
ng lebih bervariasi dan efektif ke
pada peserta didik.
3 1. Kurangnya pengalaman: 1. Peserta didik tidak percaya diri 1. Peningkatan pengalaman
peserta didik memiliki sedikit ata dalam mengerjakan soal-soal H peserta didik: Memberikan p
u tidak ada pengalaman sebelumn OTS: eserta didik lebih banyak lati
ya dalam menghadapi soal-soal H a. Kurangnya pengalaman: Pes han dengan soal-soal HOTS u
OTS. Ini bisa membuat mereka m erta didik kurang berpengalama ntuk membangun pengalama
erasa tidak siap dan tidak percaya n dalam menyelesaikan soal-so n mereka dan meningkatkan t
diri dalam mengatasi tugas-tugas al HOTS, yang secara alami da ingkat percaya diri.
yang memerlukan pemikiran ting pat mengurangi tingkat percaya 2. Pelatihan Guru: Memberika
kat tinggi. diri mereka. n pelatihan yang mendalam k
2. Ketidakpahaman materi dasar: b. Ketidakpahaman materi: Ket epada guru dalam strategi pen
peserta didik yang belum memaha idakpahaman terhadap materi p gajaran yang efektif untuk so
mi konsep dasar atau pengetahuan elajaran atau konsep yang diuji al-soal HOTS, termasuk peng
prasyarat yang diperlukan untuk dalam soal-soal HOTS dapat m gunaan metode yang sesuai.
mengerjakan soal HOTS merasa c embuat peserta didik merasa ti 3. Pemahaman Guru yang me
emas dan tidak percaya diri. dak percaya diri. ndalam: Memastikan bahwa
3. Kurangnya panduan: peserta 2. Kurangnya penggunaan model guru memiliki pemahaman ya
didik merasa kebingungan karena pembelajaran yang tepat dalam ng mendalam tentang konsep
kurangnya panduan atau instruksi mengajar peserta didik HOTS: HOTS dan kemampuan untuk
yang jelas dalam menghadapi soa a. Kurangnya pelatihan guru: g merancang soal-soal yang rel
l-soal HOTS. Mereka membutuhk uru tidak mendapatkan pelatiha evan dan menantang.
an bimbingan yang lebih dalam te n yang memadai dalam metode 4. Rencana pembelajaran yan
ntang cara mendekati dan menyel pengajaran yang efektif untuk s g relevan: Merancang rencan
esaikan tugas tersebut. oal-soal HOTS, sehingga mere a pembelajaran yang relevan
4. Resistensi terhadap Kesalahan: ka mungkin kesulitan dalam m dengan tujuan pembelajaran
peserta didik takut membuat kesal engajar peserta didik dengan ef HOTS, yang mencakup strate
ahan saat mengerjakan soal-soal ektif. gi pengajaran yang tepat.
HOTS. Kegagalan mereka dilihat b. Kurangnya rencana pembela
sebagai sesuatu yang memalukan, jaran yang relevan: Rencana Dengan upaya yang tepat, peserta
dan ini dapat menghambat merek pembelajaran yang tidak mema didik dapat membangun percaya
a dalam mencoba pemikiran tingk dai atau kurang relevan dengan diri mereka dalam menghadapi s
at tinggi. tujuan pembelajaran HOTS dap oal-soal HOTS, guru dapat meng
5. Rasa cemas/stress akibat kuran at menghambat pemahaman ajar dengan lebih efektif, dan kua
gnya dukungan dari guru: Jika peserta didik. litas pelatihan HOTS dapat diting
guru tidak memberikan dukungan 3. Kurangnya persiapan guru sebe katkan.
yang cukup dalam mengembangk lum melaksanakan pelatihan H
an keterampilan berpikir tingkat ti OTS:
nggi dan memberikan umpan bali a. Kurangnya pemahaman guru:
k yang membangun, peserta didik guru kurang memahami konsep
mungkin merasa tidak percaya dir HOTS dan strategi yang diperlu
i. kan untuk mengajar atau menge
6. Kurangnya latihan dan ketera valuasi peserta didik dengan efe
mpilan praktek: Keterampilan b ktif dalam konteks ini.
erpikir tingkat tinggi memerlukan b. Ketidakpersiapan dalam mera
latihan yang berkelanjutan. Jika ncang soal HOTS: Kurangnya
peserta didik kurang memiliki kes persiapan dalam merancang soal
empatan untuk latihan, kepercaya berbasis HOTS dapat mengarah
an diri mereka dalam menghadapi pada soal-soal yang tidak sesuai
soal HOTS rendah. dengan tingkat pemahaman
7. Motivasi yang rendah: peserta peserta didik atau tidak menduk
didik merasa bahwa soal-soal HO ung pengembangan keterampila
TS tidak relevan dengan kehidupa n berpikir tingkat tinggi.
n mereka atau bahwa mereka tida
k melihat manfaat langsung dala
m mengerjakan tugas ini, yang da
pat mengurangi motivasi mereka.
4 1. Kurangnya pelatihan khusus T 1. Kurangnya pelatihan Guru da 1. Pelatihan Guru yang intens
PACK: Guru tidak memiliki pela lam penggunaan teknologi, ku if: memberikan pelatihan yan
tihan yang cukup dalam pengemb rangnya pelatihan : Guru mun g intensif kepada guru dalam
angan TPACK, yang menggabun gkin tidak mendapatkan pelatiha penggunaan teknologi pendid
gkan pemahaman teknologi, pend n yang cukup dalam penggunaa ikan. Pelatihan ini dapat men
ekatan pedagogis, dan konten pel n teknologi pendidikan. Pelatiha cakup pengenalan perangkat
ajaran. Ini membuat mereka tidak n yang kurang dapat membuat keras dan perangkat lunak, str
percaya diri dalam mengintegrasi mereka kurang percaya diri dala ategi pengajaran dengan tekn
kan teknologi ke dalam pembelaja m mengintegrasikan teknologi d ologi, dan penggunaan platfor
ran. alam pembelajaran. m pembelajaran digital.
2. Kurangnya pengetahuan teknol 2. Ketidakbiasaan Guru dalam 2. Pendekatan Terpadu T-PA
ogi: Sebagian guru kurang mema menggunakan model pembela CK: Memastikan bahwa guru
hami teknologi yang tersedia atau jaran berbasis T-PACK, Guru memahami konsep T-PACK
bagaimana menggunakannya seca tidak memiliki pemahaman yan dan bagaimana mengintegrasi
ra efektif dalam konteks pendidik g cukup tentang konsep T-PAC kan pengetahuan teknologi, p
an. Ini bisa menghambat mereka K (Technological Pedagogical edagogi, dan konten dalam pe
dalam merancang pengalaman pe Content Knowledge). Mereka ti mbelajaran mereka. Guru perl
mbelajaran yang memanfaatkan t dak tahu bagaimana menggabun u diberikan contoh konkret te
eknologi. gkan pengetahuan teknologi, pe ntang bagaimana T-PACK dit
3. Ketakutan terhadap teknologi: dagogi, dan konten (T-PACK) u erapkan dalam pengajaran.
Beberapa guru takut atau enggan ntuk merancang pembelajaran y 3. Dukungan Teknis yang Ku
mengadopsi teknologi dalam pen ang efektif. at: Memberikan dukungan te
gajaran mereka karena ketakutan t knis yang kuat kepada guru d
erhadap kesalahan atau ketidakma alam mengatasi masalah tekn
mpuan untuk mengatasi masalah t is yang mungkin muncul saat
eknis yang muncul. mereka menggunakan teknol
4. Tidak dukungan administrasi y ogi dalam pembelajaran.
ang cukup: Administrasi sekolah 4. Penggunaan teknologi: Gur
tidak memberikan dukungan yang u yang sudah terbiasa dalam
cukup dalam hal pelatihan dan pe menggunakan teknologi dapa
ngembangan TPACK. Ini membu t menjadi contoh bagi guru la
at guru merasa tidak didukung dal in dengan mengintegrasikan t
am upaya mereka untuk menginte eknologi dalam pengajaran m
grasikan teknologi. ereka.
5. Kurangnya waktu: Guru sering 5. Pengembangan rencana pe
memiliki jadwal yang padat dan k mbelajaran berbasis T-PA
urangnya waktu untuk eksplorasi CK: Guru perlu merancang r
dan percobaan dengan teknologi. encana pembelajaran yang m
Mereka merasa terbatas dalam wa encakup elemen-elemen T-P
ktu untuk mengembangkan komp ACK dan menggabungkanny
etensi TPACK. a dalam metode pengajaran m
6. Kurangnya kepercayaan diri: G ereka.
uru tidak cukup percaya diri untu Adanya upaya yang tepat, guru d
k mencoba pendekatan baru yang apat mengatasi kurangnya pelatih
melibatkan teknologi. Mereka kh an dan ketidakbiasaan dalam pen
awatir akan kegagalan dan reaksi ggunaan teknologi serta memaha
peserta didik. mi konsep T-PACK. Hal ini akan
membantu mereka menjadi lebih
percaya diri dalam mengintegrasi
kan teknologi dalam pembelajara
n dan merancang pembelajaran y
ang efektif.
5 1. Kurangnya keterlibatan 1. Kekurangan sumber daya dan 1. Pendidikan dan pelatihan:
peserta didik: peserta didik pelatihan: kurangnya sumber d Memberikan pelatihan kepad
mungkin tidak terlibat dalam aya yang cukup, seperti pelatiha a guru, siswa, dan orang tua t
proses pembuatan kesepakatan n untuk guru, yang diperlukan u entang konsep dan manfaat di
peraturan atau merasa bahwa ntuk mengimplementasikan disi siplin positif.
mereka tidak memiliki suara plin positif dengan efektif. 2. Adanya sumber daya dan f
dalam hal tersebut. 2. Tantangan sosial dan lingkun ukungan: Sekolah perlu men
2. Kurangnya konsistensi dalam gan peserta didik: Tantangan s yediakan sumber daya yang d
penerapan: Guru dan staf osial atau masalah dalam lingku ibutuhkan, termasuk pelatiha
sekolah mungkin tidak konsisten ngan peserta didik, seperti ketid n dan dukungan untuk guru.
dalam menerapkan peraturan dan akstabilan keluarga atau tekanan 3. Keterlibatan orang tua: Me
konsekuensi yang telah sebaya, dapat memengaruhi efe ndorong keterlibatan orang tu
disepakati. ktivitas disiplin positif. a dalam mendukung disiplin
3. Tidak ada dukungan dari 3. Ketidaksesuaian peraturan de positif di rumah dan di sekola
rumah: Tidak ada dukungan atau ngan peserta didik: Peraturan h.
komunikasi yang memadai yang dibuat oleh guru atau staf s 4. Konsistensi dalam Penerap
dengan orang tua atau keluarga ekolah mungkin tidak selalu ses an: Memastikan bahwa perat
peserta didik dalam mendukung uai dengan kebutuhan atau pem uran dan strategi disiplin posi
peraturan sekolah. ahaman peserta didik. Ini dapat tif diterapkan dengan konsist
4. Ketidakpahaman peserta didik mengakibatkan ketidakpatuhan. en.
terhadap konsekuensi disiplin 4. Ketidakkonsistenan dalam pe 5. Kesadaran Sosial: Memban
positif: peserta didik mungkin nerapan: Kurangnya konsistens gun kesadaran sosial di antara
tidak sepenuhnya memahami i dalam penerapan disiplin positi siswa dan staf sekolah tentan
konsekuensi positif dari f dapat mengurangi efektivitasn g pentingnya disiplin positif d
penerapan peraturan dan ya. Jika peraturan diterapkan de an kerja sama dalam mencipt
kesepakatan kelas. ngan inkonsisten, peserta didik akan lingkungan yang aman d
5. Tidak ada sistem umpan balik mungkin merasa bingung dan ti an mendukung.
yang efektif: Tidak ada sistem dak menerima pesan yang konsi Dengan upaya yang tepat, disipli
umpan balik yang efektif dalam sten. n positif melalui kesepakatan per
memantau dan mengevaluasi 5. Kurangnya Keterlibatan Ora aturan sekolah dan kelas dapat m
penerapan peraturan dan ng Tua: Keterlibatan orang tua enjadi lebih efektif dalam mencip
kesepakatan kelas. Perlunya sangat penting dalam mendukun takan lingkungan pembelajaran y
reward kepada peserta didik. g penerapan disiplin positif. Jika ang positif dan produktif.
orang tua tidak mendukung pera
turan sekolah, ini dapat menjadi
hambatan.
6 1. Pedagogik : Peserta didik kurang 1. Pedagogik motivasi pembelaja 1. Relevansi materi pelajaran:
memiliki semangat belajar ran peserta didik masih renda Guru dapat berusaha membua
diakibatkan karena : h pada pemahaman ukuran le t materi pelajaran lebih releva
a. Kurangnya relevansi: Materi tak data (Q1, Q2, dan Q3): M n dan menarik bagi peserta di
pelajaran tidak dihubungkan ateri pelajaran mungkin dirasa ti dik. Dengan mengaitkan kons
dengan kehidupan sehari-hari dak relevan oleh peserta didik, a ep ukuran letak data ke situas
peserta didik, sehingga tau mereka mungkin tidak melih i dunia nyata atau konteks ya
kurang mendukung motivasi at daya tarik dalam memahami u ng relevan.
mereka. kuran letak data. Ini dapat meng 2. Pendekatan pembelajaran
b. Kurangnya pengakuan: hambat motivasi belajar. yang berbasis literasi dan n
Kurangnya pengakuan atas 2. Literasi dan Numerasi Anak-a umerasi: Guru dapat mengin
prestasi peserta didik atau nak belum memiliki literasi m tegrasikan pembelajaran liter
kurangnya umpan balik yang embaca yang baik untuk ukur asi dan numerasi ke dalam m
positif dapat mengurangi an letak data pada data Kwart ateri pelajaran tentang ukuran
motivasi mereka. il, Desil, dan Persentil: Peserta letak data. Ini dapat membant
c. Ketidakcocokan metode didik belum memiliki keterampi u peserta didik memahami ko
pengajaran: Metode lan literasi dan numerasi yang m nsep dan keterampilan yang d
pengajaran yang digunakan emadai untuk memahami dan m iperlukan.
oleh guru tidak sesuai dengan engoperasikan data yang berkait 3. Umpan balik yang konstru
gaya belajar atau minat an dengan kuartil, desil, dan per ktif: Guru dapat memberikan
peserta didik. sentil. Hal ini dapat menjadi ha umpan balik yang konstruktif
mbatan dalam pemahaman ukur kepada peserta didik untuk m
2. Literasi dan Numerasi: Anak- an letak data. embantu mereka meningkatk
anak belum memiliki literasi an pemahaman mereka tentan
membaca yang baik: g ukuran letak data.
a. Kurangnya literasi: Anak- 4. Pendekatan pembelajaran
anak kurang terbiasa yang beragam: Menggunaka
membaca secara teratur atau n berbagai pendekatan pembe
tidak memiliki akses yang lajaran yang beragam, seperti
cukup ke bahan bacaan yang demonstrasi visual, permaina
menarik. Contohnya peserta n, atau proyek, untuk memba
didik tidak memahami ntu peserta didik memahami
perbedaan antara Q1, Q2 dan konsep ukuran letak data.
Q3 dalam ukuran letak data. 5. Konsultasi dan dukungan t
b. Tantangan dalam ambahan: Memberikan kons
keterampilan membaca: ultasi atau dukungan tambaha
Beberapa anak mungkin n kepada peserta didik yang
menghadapi kesulitan dalam memiliki kesulitan dalam lite
mengembangkan rasi atau numerasi untuk me
keterampilan membaca yang mbantu mereka mengatasi ha
efektif, seperti pemahaman mbatan tersebut.
teks dan kosakata. Contohnya Dengan mengambil langkah-
Peserta didik masih belum langkah ini, peserta didik dapat
bisa menentukan perbedaan meningkatkan motivasi belajar
ukuran letak data pada kuartil, mereka terkait ukuran letak data
desil dan presentil. dan mengatasi kendala literasi
c. Kurangnya dukungan dan numerasi dalam pemahaman
rumah: Seperti kebiasaan konsep tersebut.
membaca bersama orang tua,
juga dapat memengaruhi
literasi anak-anak.

Sinunukan, 31 Oktober 2023


Mahasiswa PPG

KUSRIN, S. Pd

Anda mungkin juga menyukai