Anda di halaman 1dari 7

MODUL 1

SKRINING RESEP

1. Tinjauan Mata Kuliah


A. Menguji kemampuan mahasiswa dalam melakukan pengumpulan data dan infromasi
penetapan masalah, penyelesaian masalah, dan praktik professional, legal&etik pada
resep pasien.

2. Pendahuluan
A. Sasaran pembelajaran yang ingin dicapai
mahasiswa belajar praktek kefarmasian pelayanan farmasi klinik yang sesuai dengan
standar pelayanan farmasi klinik yang harus dimiliki oleh seorang apoteker dengan
memberikan studi kasus pelayanan farmasi klinik

B. Ruang lingkup bahan modul


Skrining resep berdasarkan administrasi, farmasetik dan klinik

C. Manfaat mempelajari modul


Mampu menelaah skrining resep
D. Urutan pembahasan
Menelaah resep secara administrasi, farmasetik dan klinik
3. Materi Pembelajaran
Definisi Resep Menurut Permenkes No.9 tahun 2017 tentang Apotek, Resep adalah
permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan kepada Apoteker, baik
dalam bentuk kertas maupun elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan sediaan
farmasi dan/atau alat kesehatan bagi pasien. Kertas Resep Menurut Ulfah (2016), Resep
ditulis diatas kertas resep,ukuran kertas resep yang ideal umumnya berbentuk empat
persegi panjang, ukuran ideal adalah lebar 10-12 dan panjang 15-18 cm (Jas 2009).Untuk
arsip dokter mengenai terapi yang diberikan kepada pasien sebaiknya ditulis rangkap dua.
Menurut Kode Etik kedokteran Indonesia resep memiliki ukuran maksimum ⁄ folio (10,5
cm 16 cm) dengan mencantumkan nama gelar yang sah, SIP, alamat praktek, nomor
telepon dan waktu praktek.
Jenis – Jenis Resep Menurut Ulfah (2016) Jenis resep dibagi menjadi empat bagian : a.
Tipe Officinalis, yaitu resep yang komposisinya telah dibakukan dan di tuangkan ke
dalam buku farmakope atau buku standar lainnya. Penulisan resep sesuai dengan buku
standar (resep standar). b. Resep magistrales (R/. Polifarmasi), yaitu komposisi resep
yang ditulis sendiri oleh dokter berdasarkan pengalamannya dan tidak ditemukan dalam
buku standar yang diperuntukkan untuk saat penderita c. Resep Medicinal, yaitu resep
obat jadi, bisa berupa obat paten, merek dagang maupun generik, dalam pelayanannya
tidak mengalami peracikan. d. Resep Obat Generik, yaitu penulisan resep obat dengan
nama generik atau nama resmi dalam bentuk sediaan dan jumlah tertentu, dalam
pelayanannya bisa atau tidak mengalami peracikan.
Menurut Ulfah (2016) Penulisan resep adalah “tindakan terakhir” dari dokter untuk
penderitanya, yaitu setelah menentukan anamnesis, diagnosis dan prognosis serta terapi
yang akan diberikan. Resep diajukan secara tertulis kepada apoteker/tenaga kefarmasian
agar obat diberikan sesuai dengan yang tertulis. Pihak apotek berkewajiaban melayani
secara cermat, memberikan informasi terutama yang menyangkut dengan penggunaan
dan mengkoreksinya bila terjadi kesalahan dalam penulisan.Dengan demikian pemberian
obat lebih rasional, artinya tepat, aman, efektif dan ekonomis. Individu yang boleh
menuliskan resep adalah dokter umum, dokter gigi dan dokter hewan.
Tujuan Penulisan Resep Menurut Ulfah (2016) Penulisan resep bertujuan untuk : a.
Memudahkan dokter dalam pelayanan kesehatan dibidang farmasi. b. Meminimalkan
kesalahan dalam pemberian obat. c. Meningkatkan peran dan tanggung jawab dalam
pengawasan distribusi obat kepada masyarakat, tidak semua golongan obat dapat
diserahkan kepada masyarakat secara bebas. d. Pemberian obat lebih rasional, dokter
bebas memili obat secara tepat, ilmiah dan selektif. e. Sebagai medical record yang dapat
dipertanggung jawabkan, sifatnya rahasia. 4.1.6 Penulis Resep Menurut Ulfah (2016)
yang berhak menulis resep adalah : 1. Dokter Umum 2. Dokter Gigi, terbatas pada
pengobatan gigi dan mulut. 3. Dokter hewan, terbatas pada pengobatan pada
hewan/pasien hanya hewan.
Format Penulisan Resep Resep harus ditulis dengan lengkap, supaya dapat memenuhi
syarat untuk dibuatkan obatnya di apotik. Menurut Ulfah (2016) resep yang lengkap ialah
: a. Inscriptio : Nama dokter, No.SIP, alamat/No.telepon/kota/tempat/tanggal penulisan
resep. Sebagai identitas dokter penulis resep.format inscription suatu resep dari rumah
sakit sedikit berbeda dengan resep pada praktek pribadi. b. Invocation: Permintaan
tertulis dokter dengan singkatan latin “R/= recipe” artinya ambillah atau berikanlah,
sebagai kata pembuka komunikasi dengan apoteker di apotek. c. Prescriptio/Ordonatio :
Nama obat dan jumlah obat serta bentuk sediaan yang diinginkan. d. Signatura: yaitu
tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval waktu pemberian harus jelas
untuk keamanan penggunaan obat dan keberhasilan terapi. e. Pro (Peruntukan):
Dicantumkan nama dan tanggal lahir pasien, teristimewanya untuk obat narkotika harus
dicantumkan alamat pasien.
Pengkajian/Skrining Resep Menurut Permenkes No.73 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Pelayanan Resep harus didahului dengan proses
pengkajian resep yang dilakukan oleh Apoteker. Apoteker harus melakukan pengkajian
Resep sesuai persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik, dan persyaratan klinis baik
untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan. Kajian administratif meliputi : 1. Nama
pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan. 2. Nama dokter, nomor Surat Izin Praktik
(SIP), alamat, nomor telepon dan paraf. 3. Tanggal penulisan resep. Kajian farmasetik
meliputi: 1. Bentuk dan kekuatan sediaan 2. Stabilitas. 3. Kompatibilitas (ketercampuran
obat). Pertimbangan klinis meliputi : 1. Ketepatan indikasi dan dosis obat. 2. Aturan,
cara dan lama penggunaan obat. 3. Duplikasi dan/atau polifarmasi. 4. Reaksi obat yang
tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi klinis lain). 5. Kontra indikasi. 6.
Interaksi obat jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dari hasil pengkajian maka
Apoteker harus menghubungi dokter penulis resep.

4. Latihan
Judul station Skrining resep pada pasien diare
Alokasi waktu 10 menit
Tujuan station Menguji kemampuan kandidat dalam melakukan
pengumpulan data dan informasi, penetapan masalah,
penyelesaian masalah dan praktik professional, legal & etik
pada resep pasien diare
Kompetensi spesifik 1. Pengumpulan data & informasi
2. Penetapan masalah
3. Penyelesaian masalah
4. Pencatatan & pelaporan
5. Komunikasi efektif
6. Sikap dan perilaku professional
Praktek Kefarmasian 1. R&D
2. Produksi
3. QC/QA
4. Perencanaan/pengadaan/penerimaan
5. Penyimpanan/penyaluran/pemusnahan
6. Pelayanan obat tanpa resep (swamedikasi)
7. Skrining resep/analisis DRP
8. Compounding produk nonsteril/steril
9. Dispensing(KIE)/Monev efektivitas terapi/ESO
Instruksi Kandidat Skenario:
Apoteker di Apotek melakukan skirining resep yang ada di
meja kerjanya

dr. Farmawati.
Jl. Cibiru Asri No. 1 Cibiru-Bandung
No telp 022 7837060
SIP: 00007777
Tgl

R/ Trichodazol No. XIV


S 2 dd1

R/ Rantin No. XV
S 2 dd 1 AC

Pro : Tn Budiman (40 thn)


Alamat :

TTD
Farmawati
Tugas:
1. Lakukan skrining pada resep tersebut dengan lengkap.
2. Isi lembar kerja yang tersedia secara lengkap dan
serahkan kepada penguji.
Instruksi Penguji A. Instruksi Kandidat
Skenario:
Apoteker di Apotek melakukan skirining resep yang ada di
meja kerjanya

dr. Farmawati.
Jl. Cibiru Asri No. 1 Cibiru-Bandung
No telp 022 7837060
SIP: 00007777
Tgl.

R/ Trichodazol No. XIV


S 3 dd1

R/ Rantin No. XV
S 2 dd 1 AC

Pro : Tn Budiman (40 thn)


Alamat :

TTD
Farmawati

Tugas:
1. Lakukan skrining administratif dan farmasetik pada
resep tersebut.
2. Isi lembar kerja yang tersedia secara lengkap dan
serahkan kepada penguji.

B. Instruksi Penguji
1. Lakukan penilaian terhadap pengumpulan data dan
informasi yang ada di lembar kerja
2. Lakukan penilaian terhadap penetapan masalah yang
ada di lembar kerja
3. Lakukan penilaian terhadap penyelesaian masalah yang
ada di lembar kerja
4. Lakukan pengamatan terhadap sikap dan perilaku
professional dari kandidat
Instruksi Pemeran -
Standar (PS)
Tata letak Stasion 1. Ruang praktek (Konseling, PIO, Compounding)
Kebutuhan Peralatan/ A. Alat / Peralatan
Bahan No Nama Jumla Keterangan / spesifikasi
. h
1. Meja 3 1 meja kerja Apoteker
1 meja Penguji
2. Kursi 2 1 kursi kerja Apoteker
1 kursi Penguji
3. MIMS 1

C. Bahan Habis Pakai


No Nama Jumla Keterangan / spesifikasi
. h
1. -

D. Perlengkapan Pendukung
No Nama Jumla Keterangan / spesifikasi
. h
1. ATK 3 2 ballpoint untuk kandidat
1 ballpoint untuk penguji
2. Lembar kerja 1 eksp terlampir
3. Lampiran soal 2 1 di depan stasi
1 di meja
4. Buku / Referensi 1 eksp MIMS 2018 issue 1 hal 18

MIMS 2018 issue 1 hal 212

Kebutuhan Laboran Ada/Tidak ada


Penulis Yani, Agus,
FF UBK
Referensi Harus berdasarkan referensi baku
MIMS 2018 issue 1 hal 18
MIMS 2018 issue 1 hal 212
LEMBAR KERJA
STATION

Nama Peserta : ……………………………………………………………………………

Nomor Peserta : ……………..

Persyaratan Ada/tidak Penatalaksanaan


Administrasi meliputi :

1. Nama pasien

2. Alamat pasien

3. Umur/berat badan

4. Jenis kelamin

5. Nama dokter

6. Nomor ijin (SIP)

7. Alamat dokter/no telp

8. Paraf/tanda tangan dokter

9. Tempat dan tanggal penulisan


resep

FARMASETIK
1. Bentuk sediaan

2. Kekuatan sediaan/volume
sediaan
3. Jumlah obat

4. Stabilitas
5. Rangkuman
Mahasiswa mampu menelaah skrining resep sesuai standard pelayanan kefarmasian
PerMenkes tahun 2016 secara administrasi, farmasetik dan klinik pada pasien diare.

6. Tes Formatif
-
7. Umpan Balik atau Tindak Lanjut
Tutor masing-masing kelompok akan mengevaluasi hasil dari rubric masing-masing
mahasiswa di soal kasus skrining resep pada pasien diare
8. Kunci Tes Formatif
Kunci jawaban apabila diberikan tes formatif
9. Daftar Pustaka

a. MIMS 2018 issue 1 hal 18


b. MIMS 2018 issue 1 hal 212
c. Permenkes. Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit No 72 Tahun 2016.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai