Anda di halaman 1dari 4

Auren Azizah

P24840418013
3/A
FITOKIMIA

1. Cara / tahapan pembuatan simplisia yang baik

 sim.pli.sia n bahan alamiah yang digunakan sebagai obat, belum mengalami pengolahan
apa pun (kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan). (KBBI, 2016)
 Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk pengobatan
dan belum mengalami pengolahan, kecuali dinyatakan lain suhu pengeringan tidak lebih
dari 60⁰C. (BPOM, 2014)

Proses pemanenan dan preparasi simplisia merupakan proses yang menentukan mutu
simplisia dalam berbagai artian, yaitu komposisi senyawa kandungan, kontminasi dan
stabilitas bahan. Namun demikian simplisia sebagai produk olahan, variasi senyawa
kandungan dapat di perkecil, diatur atau dikonstankan (Depkes RI, 2000).

Proses pembuatan simplisia


1. Pengumpulan bahan baku
Tahapan pengumpulan bahan baku sangat menentukan kualitas bahan baku. Faktor
yang paling berperan dalam tahapan ini adalah masa panen. Panen daun atau herba
dilakukan pada saat proses fotosintesis berlangsung maksimal, yaitu ditandai dengan saat-
saat tanaman mulai berbunga atau buah mulai masak.
2. Sortasi basah
Sortasi basah adalah pemilahan hasil panen ketika tanaman masih segar. Sortasi
dilakukan terhadap tanah dan krikil, rumput-rumputan, bahan tanaman lain atau bagian
lain dari tanaman yang tidak digunakan dan bagian tanaman yang rusak (dimakan ulat
dan sebagainya.
3. Pencucian
Pencucian simplisia dilakukan untuk membersihkan kotoran yang melekat, terutama
bahan-bahan yang berasal dari dalam tanah dan juga bahan-bahan yang tercemar
pestisida.
4. Pengubahan bentuk
Pada dasarnya tujuan pengubahan bentuk simplisia adalah untuk memperluas
permukaan bahan baku. Semakin luas permukaan maka bahan baku akan semakin cepat
kering. Proses pengubahan bentuk untuk rimpang, daun dan herba adalah perajangan.
5. Pengeringan
Proses pengeringan simplisia terutama bertujuan untuk menurunkan kadar air
sehingga bahan tersebut tidak mudah ditumbuhi kapang dan bakteri serta memudahkan
dalam hal pengolahan proses selanjutnya (ringkas, mudah disimpan, tahan lama dan
sebagainya).
Pengeringan dapat dilakukan lewat sinar matahari langsung maupun tidak langsung
juga dapat dilakukan dalam oven dengan suhu maksimum 60oC.
6. Sortasi Kering
Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah mengalami proses pengeringan.
Pemilihan dilakukan terhadap bahan-bahan yang terlalu gosong, bahan yang rusak akibat
terlindas roda kendaraan (misalnya dikeringkan di tepi jalan raya, atau dibersihkan dari
kotoran hewan.
Auren Azizah
P24840418013
3/A
FITOKIMIA

7. Pengepakan dan penyimpanan


Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai maka simplisia perlu ditempatkan
dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling bercampur antara simplisia satu dengan
yang lainnya ( Gunawan& Mulyani, 2004)

Link video pembuatan simplisia:


https://www.youtube.com/watch?v=NXWQHS-_r_0
https://www.dropbox.com/s/q3fq0rtc4x8xq42/Pembuatan%20Simplisia.mp4?dl=0

note: maaf bu, videonya mau saya masukin ternyata filenya terlalu besar, jadi saya sertakan
link video yang saya jadikan reverensi, terima kasih sebelumnya
Auren Azizah
P24840418013
3/A
FITOKIMIA

2. Cara-cara pemeriksaan/evaluasi simplisia

Sebagai acuan adalah monografi simplisia yang tertera dalam farmakope dan Materia
Medika Indonesia. Pada umumnya identifikasi dilakukan dengan reaksi warna.

Penilaian antara lain diperlukan untuk mengetahui adanya pemalsuan atau penurunan
mutu simplisia. Pemalsuan umumnya dilakukan secara sengaja, sedangkan penurunan mutu
mungkin dilakukan secara tidak sengaja.

Penilaian simplisia pada garis besarnya terbagi menjadi lima cara pemeriksaan
1. Organoleptik
Pemeriksaan dengan pancaindera dan meliputi pemeriksaan terhadp bentuk, bau, rasa
pada lidah dan tangan, kadang kadang juga pengamatan dengan pendengaran. Hal hal
yang diperhatikan adalah bentuk, ukuran, warna bahian luar dan dalam, retakan retakan
atau gambaran gambaran dan susunan bahnanya ( berserat, bergumpal, dan lain
sebagainya ) dilakukan sebelum pemeriksaan dengan cara lain karena pada umumnya
pemeriksaan baru dilanjutkan jika penilaian organoleptic memberikan hasil yang baik.
2. Mikroskopik
Meliputi pengamatan terhadap irisan melintang dan terhadap serbuk
3. Kimia
Bersifat kualitatif, disebut identifikasi. Pada umumnya berupa reaksi warna atau reaksi
pengendapan. Sebelum reaksi reaksi tersebut dilakukan isolasi terhadap zat yang
dikehendaki. Jika bersifat kuantitatif disebut penetapan kadar.
4. Fisika
Meliputi penetapan daya larut, bobot jenis, rotasi optic, titik lebur, titik beku, kadar air,
sifat simplisia denga sinar ultra violet, dan sebagainya
5. Hayati
Pada umumnya bersifat penetapan potensi (Elenora dkk, 2013)
Auren Azizah
P24840418013
3/A
FITOKIMIA

Daftar Pustaka
[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2014. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat
Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 tentang Persyaratan Mutu
Obat Tradisional BAB I Pasal 1 Ayat 5. Jakarta : BPOM
Depkes RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, 9-16.
Elenora, R dkk. 2013. Serial Buku Ajar Analisa Farmasi dan Makanan : Farmakognosi. Jakarta :
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II
Gunawan, D & Mulyani, S. 2004. Ilmu Obat Alam. Bogor : Penebar Swadaya.
Hartini, S & Wulandari E. 2016. Buku Panduan Praktikum Farmakognosi Fitokimia. Sleman :
Universitas Sanata Dharma
https://www.youtube.com/watch?v=NXWQHS-_r_0
KBBI. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] Available at:
http://kbbi.web.id/pusat, [Diakses 26 Agustus 2019, 23:54].

Anda mungkin juga menyukai