Anda di halaman 1dari 9

EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736

Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan


Volume 3 No. 3 Tahun 2019
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

PERAN DINAS SOSIAL KOTA MANADO DALAM PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT PENYANDANG DISABILITAS

Theresia Baturangka1
J.E Kaawoan2
Frans Singkoh3

Abstrak
Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik,
intelektual, mental, dan atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam
berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk
berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga Negara lainnya berdasarkan
kesamaan hak. Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia dalam Pasal 42 bahwa setiap warga Negara yang berusia lanjut, cacat fisik
dan/atau cacat mental berhak memperoleh perawatan, pendidikan, pelatihan, dan
bantuan khusus atau biaya negara, untuk menjamin kehidupan yang layak sesuai
dengan martabat kemanusiaannya, meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan
berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Namun
realitanya menunjukkan kondisi sebaliknya, pada saat ini penyandang disabilitas
masih menghadapi persoalan yang berkenaan dengan kesejahteraan mereka. Oleh
karena itu, pemerintah dalam hal ini Dinas Sosial berperan sebagai salah satu unsur
perangkat daerah yang memiliki lingkup tugas untuk memberdayakan penyandang
disabilitas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran Dinas Sosial Kota Manado
dalam pemberdayaan masyarakat penyandang disabilitas. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa peran Dinas Sosial Kota Manado dalam pemberdayaan
masyarakat penyandang disabilitas meliputi peran fasilitatif, peran edukatif, dan peran
teknis telah berperan cukup baik namun belum maksimal. Hal ini ditandai dengan
pelatihan dan bantuan sosial yang diberikan belum merata, masih banyak penyandang
disabilitas yang belum diberdayakan. Sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap
peran Dinas Sosial Kota Manado dalam Pemberdayaan Masyarakat Penyandang
Disabilitas.

Kata Kunci : Peran, Pemberdayaan, Penyandang Disabilitas.

1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan FISPOL-Unsrat.
2
Ketua Penguji/Dosen Pembimbing Skripsi.
3
Sekretaris Penguji/Dosen Pembimbing Skripsi.

Sekretariat:
Gedung C, Lantai 2, Fispol Unsrat.
Jl. Kampus Bahu Unsrat Manado 1
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volume 3 No. 3 Tahun 2019
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Pendahuluan
Penyandang Disabilitas merupakan penjual kacang dijalanan dan ada juga
bagian masyarakat lndonesia yang beberapa yang menjadi pengemis. Hal
berhak memperoleh kedudukan, hak, ini sudah seharusnya perlu menjadi
kewajiban dan peran yang sama untuk perhatian khusus dan menjadi tanggung
meraih dan memperoleh pendidikan jawab bersama antara pihak pemerintah
untuk belajar, memiliki hak untuk melalui Dinas Sosial selaku instansi
kehidupan yang layak, dan mempunyai yang menangani masalah penyandang
kemampuan dalam berkarya, disabilitas.
menghasilkan sebuah karya yang
memiliki nilai jual untuk dipasarkan. Dinas sosial merupakan unsur
Namun realitanya pada saat ini pelaksana urusan pemerintah dibidang
penyandang disabilitas masih sosial dan pemberdayaan masyarakat
menghadapi persoalan yang berkenaan desa/kelurahan. Dinas sosial dan
dengan kesejahteraan mereka dan pemberdayaan masyarakat mempunyai
Permasalahan yang dihadapi tugas membantu walikota dalam
penyandang cacat di Indonesia antara melaksanakan urusan pemerintahan
lain kurangnya akses informasi tentang bidang sosial dan pemberdayaan
pentingnya melakukan rehabilitasi, masyarakat desa/kelurahan serta tugas
kurangnya fasilitas umum pada pembantuan.
bangunan umum atau bangunan
Dinas Sosial Kota Manado
pemerintah yang mempermudah para
selaku pelaksana di bidang sosial,
penyandang cacat melaksanakan
dalam menjalankan tugasnya Dinas
kegiatan sehari-hari dan kurangnya
Sosial menjalankan fungsi pelaksanaan,
akses pekerjaan untuk penyandang
usaha penyantunan, pembinaan, dalam
cacat. serta ketersediaan fasilitas khusus
rangka meningkatkan kemandirian serta
seperti alat-alat bantu kesehatan bagi
meningkatkan kualitas sumber daya
penyandang disabilitas yang masih
manusia. Program kegiatan
terbilang minim Dalam hal ini
pemberdayaan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah harus lebih memperhatikan
Dinas Sosial Kota Manado selaku
pentingnya fasilitas-fasilitas umum bagi
instansi yang memang menangani
penyandang disabilitas untuk
masalah penyandang disabilitas yaitu
mewujudkan kesamaan kesempatan
pembinaan mental dan pelatihan usaha
dalam segala aspek kehidupan dan
serta bantuan sosial dalam bentuk usaha
penghidupan serta menunjang kaum
ekonomis produktif (UEP) yaitu
disabilitas agar sepenuhnya dapat hidup
kegiatan pemberdayaan masyarakat
bermasyarakat. dengan memberikan bantuan penguatan
Jumlah penyandang disabilitas yang modal usaha untuk kegiatan usaha
mempunyai masalah kesejahteraan ekonomi produktif dan memberikan
sosial menurut kecamatan di kota bantuan modal untuk pembelian alat-
manado yang terdata oleh dinas sosial alat khusus yang dibutuhkan sesuai
sekitar 1.386 jiwa. namun baru sedikit dengan potensi yang dimiliki oleh
yang dapat hidup mandiri secara sosial penyandang disabilitas. jenis bantuan
dan ekonomi, sehingga masih banyak usaha yang diberikan pemerintah
penyandang disabilitas yang hanya melalui dinas sosial yaitu usaha warung
meminta belas kasihan dan menjadi , tempat pijat dan jualan pulsa.
Sekretariat:
Gedung C, Lantai 2, Fispol Unsrat.
Jl. Kampus Bahu Unsrat Manado 2
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volume 3 No. 3 Tahun 2019
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Setiap Tahun Bantuan Sosial merata, sehingga masih terdapat


yang diberikan Dinas Sosial dalam penyandang disabilitas yang belum
bentuk Modal Usaha hanya untuk 174 tersentuh penyuluhan/sosialisasi
penyandang disabilitas sedangkan mengenai adanya pelatihan usaha,
apabila dibandingkan dengan jumlah adanya bantuan sosial yang bertujuan
keseluruhan penyandang disabilitas di untuk meningkatkan kemandirian
kota manado, jumlah penyandang penyandang disabilitas di Kota Manado.
disabilitas yang diberikan bantuan
sosial tersebut masih sangat minim. Dinas sosial selaku dinas yang
Jumlah tersebut bahkan tidak mencapai menaungi penyandang disabilitas harus
50 persen dari jumlah keseluruhan mampu berperan secara maksimal untuk
penyandang disabilitas Kota manado memberdayakan para penyandang
yakni sebanyak 1.386 jiwa. disabilitas. Sehingga selain dapat
mengurangi beban dari keluarga, juga
Peran Dinas Sosial dalam dapat mengurangi tingkat pengangguran
penanganan penyandang disabilitas dan tingkat pengemis di kota manado
masih terbatas. Keterbatasan serta dapat meningkatkan taraf
sebagaimana terkait pada penanganan kemandirian penyandang disabilitas.
penyandang disabilitas yang tidak
banyak pihak yang terkait pada peran
Tinjauan Pustaka yang dilaksanakan tergantung dari besar
Menurut Soekanto (2017:210) peran tidaknya peran yang diberikan.
merupakan aspek dinamis kedudukan
(status). Apabila seseorang melakukan Menurut Jim Ife dan Frank Tesoriero
hak dan kewajibannya sesuai dengan (2014: 558) Peran pengembang
kedudukannya, dia menjalankan suatu masyarakat adalah mengembangkan
peran. Pembedaan antara kedudukan kapasitas pelaku masyarakat sehingga
dan peran adalah untuk kepentingan mampu mengorganisir dan menentukan
ilmu pengetahuan. Keduanya tidak sendiri upaya-upaya yang diperlakukan
dapat dipisahkan karena yang satu dalam memperbaiki kehidupan usaha
tergantung pada yang lain dan mereka. Pengembangan masyarakat
sebaliknya. Melekatnya peran pada dikelompokkan dalam empat golongan ,
individu dalam kondisi sebuah yaitu peran fasilitatif, peran edukasi,
masyarakat kadang menimbulkan peran representasional dan peran teknis.
ketidaksesuaian yang diakibatkan tidak
Pemberdayaan adalah upaya
dijalankannya peran tersebut oleh
membangun dengan cara mendorong,
individu yang bersangkutan. Inilah oleh
memotivasi dan membangkitkan
soekanto disebut dengan role distance.
kesadaran akan potensi yang
Keterpisahan antara individu dan
dimilikinya serta berupaya untuk
perannya kadang ditimbulkan dengan
mengembangkannya. Memberdayakan
ketidakmampuan individu dalam
pula mengandung arti melindungi.
melaksanakan peran yang diberikan
Dalam proses pemberdayaan, harus
oleh masyarakat. Soekanto menyebut
dicegah bahwa yang lemah menjadi
bahwa ada lingkaran sosial (social
bertambah lemah, oleh karena
circle) yaitu tempat dimana seseorang
ketidakberdayaan dalam menghadapi
mendapatkan dan melaksanakan peran
yang kuat (Sugandi, 2011: 182).
sosialnya. Peran tentunya mengaitkan
Sekretariat:
Gedung C, Lantai 2, Fispol Unsrat.
Jl. Kampus Bahu Unsrat Manado 3
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volume 3 No. 3 Tahun 2019
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Menurut definisi yang diberikan penuh dan efektif dengan warga Negara
oleh World Health Organization lainnya berdasarkan kesamaan hak
(WHO), disabilitas adalah keterbatasan (Murtie, 2016: 88).
atau kurangnya kemampuan organ
sehingga mempengaruhi kemampuan Metode Penelitian
fisik atau mental untuk menampilkan Jenis penelitian yang digunakan
aktivitas sesuai dengan aturannya atau adalah deskriptif dengan pendekatan
masih dalam batas normal, biasanya kualitatif. penelitian deskriptif
digunakan dalam level individu Istilah dimaksudkan untuk mengeksplorasi dan
disabilitas berasal dari bahasa inggris mengklasifikasi mengenai suatu
dengan asal kata different ability, yang fenomena atau kenyataan sosial
bermakna manusia memiliki berdasarkan fakta yang ada dengan
kemampuan yang berbeda. Istilah jalan mendeskripsikan dan
tersebut digunakan sebagai pengganti menggambarkan secara terperinci yang
istilah penyandang cacat yang berkenaan dengan masalah dan unit
mempunyai nilai rasa negatif dan yang diteliti kemudian dituangkan
terkesan diskriminatif. Istilah disabilitas dalam bentuk kalimat yang lebih
didasarkan pada realita bahwa setiap bermakna dan mudah dipahami (Faisal,
manusia diciptakan berbeda. Sehingga 2010: 20). Penelitian ini dilakukan
yang ada sebenarnya hanyalah sebuah untuk mengetahui dan menganalisa
perbedaan bukan kecacatan maupun mengenai peran instansi pemerintah
keabnormalan (Sugi Rahayu,Utami yakni Dinas Sosial dalam
Dewi dan Marita, 2013:110). memberdayakan penyandang disabilitas
di Kota Manado melalui proses
Istilah disabilitas berasal dari wawancara dengan informan-informan
bahasa inggris dengan asal kata terkait, serta data-data lainnya yang
different ability, yang bermakna diperoleh peneliti.
manusia memiliki kemampuan yang
berbeda. Istilah tersebut digunakan Fokus penelitian yakni pembatasan
sebagai pengganti istilah penyandang masalah dan topik dalam sebuah
cacat yang mempunyai nilai rasa negatif penelitian yang lebih didasarkan pada
dan terkesan diskriminatif. Istilah tingkat kepentingan masalah yang akan
disabilitas didasarkan pada realita dipecahkan (Sugiono, 2014: 34).
bahwa setiap manusia diciptakan Penelitian ini meneliti tentang peran
berbeda. Sehingga yang ada sebenarnya Dinas Sosial dalam pemberdayaan
hanyalah sebuah perbedaan bukan penyandang disabilitas dengan berfokus
kecacatan maupun keabnormalan (Sugi pada teori peran dari Jim Ife dan Frank
Rahayu,Utami Dewi dan Marita, Tesoriero (2014), yaitu :
2013:110).
1. Peran Fasilitatif
Penyandang disabilitas adalah setiap Terkait dengan peran Dinas
orang yang mengalami keterbatasan Sosial dan pemberdayaan masyarakat
fisik, intelektual, mental, dan atau dalam memfasilitasi kebutuhan-
sensorik dalam jangka waktu lama yang kebutuhan penyandang disabilitas untuk
dalam berinteraksi dengan lingkungan meningkatkan kesejahteraan dan dalam
dapat mengalami hambatan dan menunjang kehidupan bermasyarakat.
kesulitan untuk berpartisipasi secara Serta bagaimana Dinas Sosial dan
Sekretariat:
Gedung C, Lantai 2, Fispol Unsrat.
Jl. Kampus Bahu Unsrat Manado 4
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volume 3 No. 3 Tahun 2019
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

pemberdayaan masyarakat dalam 6) Tuna Daksa : 2 Orang


membangkitkan semangat atau memberi 7) Tuna Netra : 2 Orang
dorongan kepada penyandang 8) Tuna Grahita : 2 Orang
disabilitas untuk menggunakan potensi
dan sumber yang dimiliki untuk Hasil Penelitian
meningkatkan produktivitas dan Pembahasan penelitian ini mengenai
pengelolaan usaha juga membangun bagaimana peran dinas sosial dalam
kesepakatan dengan pihak lain untuk pemberdayaan penyandang disabilitas
melakukan kerjasama dalam rangka yang dikaji melalui teori menurut Jim
pengembangan potensi usaha dan Ife dan Frank Tesoriero yaitu: peran
pembinaan terhadap penyandang fasilitatif, peran edukasional, dan peran
disabilitas. teknis.
2. Peran Edukasional 1. Peran Fasilitatif
Terkait dengan pemberian
informasi yang dibutuhkan penyandang Terkait peran fasilitatif peneliti
disabilitas, peningkatan pengetahuan, akan membahas tentang Peran Dinas
pelatihan serta pengalaman bagi Sosial dalam memfasilitasi segala
penyandang disabilitas dalam rangka kebutuhan-kebutuhan penyandang
membantu pelaksanaan proses disabilitas dalam rangka memperkuat
peningkatan produktivitas disabilitas. potensi dan meningkatkan kesejahteraan
3. Peran Teknis serta menunjang kehidupan
bermasyarakat yang mampu hidup
Mengacu pada kemampuan pegawai mandiri. Serta bagaimana Dinas Sosial
Dinas Sosial dan pemberdayaan dan pemberdayaan masyarakat dalam
masyarakat dalam melakukan membangkitkan semangat atau memberi
pengumpulan dan analisis data dorongan kepada penyandang
penyandang disabilitas, kemampuan disabilitas untuk menggunakan potensi
menggunakan komputer, serta dan sumber yang dimiliki untuk
kemampuan secara teknis dalam meningkatkan produktivitas dan
penyelenggaraan kegiatan pelatihan dan pengelolaan usaha juga membangun
pembinaan dan pengembangan kesepakatan dengan pihak lain untuk
penyandang disabilitas. melakukan kerjasama dalam rangka
pengembangan potensi usaha dan
Penentuan informan dalam pembinaan terhadap penyandang
penelitian ini menggunakan teknik disabilitas. Sebagai fasilitator, Dinas
purposive sampling. purposive Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat
sampling merupakan teknik mempunyai tugas dan tanggung jawab
pengambilan sampel sumber data dalam memenuhi pelayanan hak-hak
dengan pertimbangan tertentu. Yang penyandang disabilitas. dalam
menjadi informan pada penelitian ini pemenuhan hak-hak penyandang
adalah sebagai berikut : disabilitas dinas sosial melaksanakan
1) Kepala Dinas : 1 Orang program pemberdayaan pembinaan
2) Kabid Rehsos : 1 Orang penyandang disabilitas dalam bentuk
3) Kasie Disabilitas : 1 Orang usaha ekonomi produktif (UEP) berupa
4) Kasie Bantuan Sosial : 1 Orang pemberian bantuan penguatan modal
5) Kasie Olah Data Pmks: 1 Orang usaha. selain itu dalam pelaksanaan
Sekretariat:
Gedung C, Lantai 2, Fispol Unsrat.
Jl. Kampus Bahu Unsrat Manado 5
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volume 3 No. 3 Tahun 2019
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

kegiatan pembinaan dan pelatihan bagi menambah pengetahuan dalam


disabilitas dinas sosial membangun peningkatan kemampuan fisik, mental
kerja sama dengan dinas-dinas yang spiritual, dan sosial. agar para
terkait, pemerintah kota manado, dan penyandang disabilitas siap di
pengusaha yang menjadi narasumber dayagunakan sesuai dengan
dalam pemberian motivasi dan kemampuan masing-masing. Salah satu
dukungan dalam mengembangkan peran edukasi yang dilakukan Dinas
potensi yang dimiliki dalam mengelola Sosial dan Pemberdayaan masyarakat
usaha . dalam pemberdayaan disabilitas yaitu
dengan menjalankan program Usaha
Berdasarkan hasil penelitian yang Ekonomi Produktif yaitu kegiatan
didapatkan peneliti di lapangan individu atau kelompok untuk
Pemberdayaan penyandang disabilitas pemberdayaan masyarakat dengan
yang dilaksanakan oleh dinas sosial memberikan bantuan penguatan modal
sudah berjalan sesuai program, namun usaha dan kegiatan usaha ekonomi
program pemberdayaan tersebut hanya produktif untuk masyarakat Penyandang
sebatas pemberian paket bantuan sosial. Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
dalam penyaluran dan pemberian Kegiatan Pemberdayaan Penyandang
bantuan sosial yang dilaksanakan dinas Disabilitas yang diselenggarakan Dinas
sosial belum merata kepada seluruh Sosial Setiap Tahun sekali dan
disabilitas dikota manado, hal ini berdasarkan Dokumen Pelaksanaan
dikarenakan dilihat dari bantuan yang Anggaran (DPA) dinas sosial dan
diterima berulang kali untuk disabilitas pemberdayaan masyarakat kota manado
yang sama. Dinas Sosial dalam untuk tahun 2017 dan 2018 jumlah
memfasilitasi segala kebutuhan peserta kegiatan sebanyak 174
penyandang disabilitas masih terbilang penyandang disabilitas yang ada di kota
minim hal ini dikarenakan bantuan manado. Kegiatan Pemberdayaan
berupa alat-alat kesehatan khusus tersebut berupa seminar pemberian
berupa kursi roda, tongkat dan alat informasi dan motivasi serta pembinaan
pendengar untuk disabilitas belum ada. mental dan bimbingan sosial, pelatihan-
pelatihan dalam mengelola usaha sesuai
2. Peran Edukasi
dengan keterampilan dan potensi yang
Terkait peran edukasi peneliti dimiliki untuk membantu meningkatkan
membahas mengenai pemberian taraf kesejahteraan, kualitas serta
informasi yang dibutuhkan penyandang kelangsungan hidup dan kemandirian
disabilitas, peningkatan pengetahuan, penyandang disabilitas.
pelatihan bagi penyandang disabilitas
Berdasarkan hasil penelitian yang
dalam rangka membantu pelaksanaan
didapatkan peneliti di lapangan proses
proses peningkatan produktivitas
pelatihan dan pembinaan mental
disabilitas. Dinas Sosial dan
disabilitas diadakan selama tiga hari dan
Pemberdayaan Masyarakat memiliki
untuk pelaksanaan kegiatan
peran penting dalam menangani
pemberdayaan pemberian bantuan
penyandang disabilitas yang ada di Kota
Usaha Ekonomi Produktif (UEP) bagi
Manado. Dimana peran yang dimaksud
disabilitas dinas sosial bekerja sama
disini yaitu kewajiban dan tanggung
dengan berbagai pihak yaitu pemerintah
jawab dalam pemberian edukasi untuk
kota manado, Dinas Koperasi dan
Sekretariat:
Gedung C, Lantai 2, Fispol Unsrat.
Jl. Kampus Bahu Unsrat Manado 6
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volume 3 No. 3 Tahun 2019
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

UKM, dan akademisi serta pengusaha pembinaan pengembangan penyandang


sebagai narasumber dalam pemberian disabilitas.
materi dan pelatihan-pelatihan
mengelola bantuan UEP yang diterima Berdasarkan hasil penelitian yang
berupa usaha warung, pijat dan pulsa didapatkan peneliti di lapangan bahwa
serta juga pembinaan mental berupa dinas sosial dalam proses pengumpulan
motivasi dan dukungan serta bimbingan data jumlah disabilitas, mengambil data
sosial yaitu bimbingan kemasyarakatan, dari tenaga kesejahteraan sosial
bimbingan spiritual dan bimbingan kecamatan (TKSK), pekerja sosial,
kedisiplinan. dalam pemberian edukasi organisasi-organisasi sosial, karang
dari dinas sosial untuk meningkatkan taruna dan ada juga beberapa pegawai
potensi disabilitas sudah berperan dinas sosial yang juga ikut serta turun
cukup baik tetapi belum maksimal hal lapangan dan verifikasi data di setiap
ini dikarenakan setelah proses kelurahan. untuk pelaksanaan kegiatan
pembinaan dan pelatihan yang diberikan program pemberdayaan disabilitas
dalam bentuk bantuan usaha ekonomi dalam bentuk pemberian paket bantuan
produktif sudah tidak ada pemantauan UEP Dinas sosial menggunakan basis
atau bimbingan lanjut dalam data terpadu yang ada di tiap kelurahan
pengembangan usaha yang diberikan dan TKSK yaitu data disabilitas yang
dinas sosial. serta kurangnya dalam tergolong Penyandang Masalah
pemberian informasi berupa penyuluhan Kesejahteraan Sosial (PMKS).
sosialisasi mencakup seluruh
Peran dinas sosial dalam pengumpulan
penyandang disabilitas di kota manado
data disabilitas masih belum maksimal
terkait rekomendasi rehabilitasi sosial
hal ini dikarenakan Data jumlah
dan pemberdayaan pemberian bantuan
keseluruhan disabilitas setiap tahun dari
sosial dan layanan kartu indonesia sehat
dinas sosial belum mempunyai data
bagi penyandang disabilitas yang
terbaru hal ini dapat berpengaruh dalam
kurang mampu. proses pemberdayaan secara merata
3. Peran Teknis untuk disabilitas di Kota Manado. data
terakhir yang ada hanya basis data
Berkaitan dengan peran teknis, terpadu jumlah keseluruhan disabilitas
dalam hal ini dinas sosial mengikuti dari tahun 2016.
pelatihan dari kementerian sosial bagi
ASN untuk peningkatan kualitas Kesimpulan
pelaksanaan verifikasi dan validasi data 1. Dalam memfasilitasi
dalam mengelola dan menginput data di penyandang disabilitas dinas
lapangan, serta kemampuan sosial belum sepenuhnya
menggunakan komputer dalam maksimal melaksanakan tugas di
melaksanakan tugas penginputan data lihat dari program
jumlah penyandang disabilitas, pemberdayaan yang hanya
melakukan pendataan anggaran dan sebatas pemberian paket bantuan
pembuatan laporan hasil kegiatan serta sosial. dan dalam hal penyaluran
kemampuan melakukan presentasi dan pemberian bantuan sosial
secara verbal maupun tertulis dalam yang dilaksanakan dinas sosial
penyelenggaraan kegiatan pelatihan dan belum merata kepada seluruh
disabilitas di kota manado.
Sekretariat:
Gedung C, Lantai 2, Fispol Unsrat.
Jl. Kampus Bahu Unsrat Manado 7
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volume 3 No. 3 Tahun 2019
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

2. Kurangnya penyuluhan mengingat ada beberapa


sosialisasi dan informasi disabilitas yang terdaftar sebagai
mengenai pemberdayaan penerima bantuan tetapi bantuan
mencakup semua penyandang tersebut tidak pernah
disabilitas yang dilaksanakan tersalurkan.
dinas sosial dalam bentuk 3. Berkenaan dengan peran
bantuan modal usaha UEP, serta edukatif, peneliti memberikan
kurangnya ketersediaan sarana saran agar setiap kegiatan yang
dan prasarana berupa Alat Bantu dilaksanakan harus mencakup
Kesehatan. seluruh penyandang disabilitas
3. Dalam hal edukasi, dinas sosial di Kota Manado, agar seluruh
hanya memberikan pelatihan penyandang dapat menerima
dan pembinaan kepada informasi, pelatihan dan
penyandang disabilitas namun pembinaan edukasi yang
setelah proses pembinaan dan diberikan serta meningkatkan
pelatihan yang diberikan dalam dalam hal edukasi tidak hanya
bentuk bantuan usaha ekonomi sebatas pembinaan mental tetapi
produktif sudah tidak ada perlu adanya pelatihan
pemantauan atau bimbingan keterampilan bagi penyandang
lanjut dalam pengembangan disabilitas yang masih produktif
usaha yang diberikan dinas agar dapat menghasilkan sebuah
sosial. karya seni yang bisa dijual dan
4. Dalam proses pendataan jumlah dipasarkan.
penyandang disabilitas, dinas 4. Dari peran teknis Dinas Sosial
sosial hanya berpacu pada data sudah cukup baik, namun
yang lama, sehingga untuk kurang meratanya pendataan
penerima bantuan tiap tahun penyandang disabilitas menjadi
adalah mereka yang telah nilai minus bagian Dinas Sosial
menerima bantuan sebelumnya. disegala peran. Untuk itu,
peneliti menyarankan agar
Dinas Sosial melakukan
Saran pendataan ulang penyandang
1. Berkenaan dengan peran disabilitas, agar setiap kegiatan
fasilitatif setiap indikator dan bantuan dapat tersalurkan
pendukung telah terpenuhi secara menyeluruh bagi
namun kurang maksimal, dilihat penyandang disabilitas.
dari belum adanya bantuan alat-
alat berupa kursi roda dan lain- DAFTAR PUSTAKA
lain. Selain itu Dinas Sosial Abdulsyani. 2012. Sosiologi
harus memiliki Standar Sistematika, Teori dan Terapan.
Operasional Prosedur (SOP) Jakarta: PT. Bumi Aksara.
yang jelas berkaitan dengan
setiap program dan bantuan Faisal, Sanapiah. 2010. Format-format
yang mereka keluarkan. Penelitian Sosial. Jakarta: Raja
2. Dinas Sosial perlunya Grafindo Persada.
melakukan evaluasi di lapangan
pasca pemberian bantuan UEP
Sekretariat:
Gedung C, Lantai 2, Fispol Unsrat.
Jl. Kampus Bahu Unsrat Manado 8
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volume 3 No. 3 Tahun 2019
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Firdaus, M Aziz. 2012. Metode Jakarta: KENCANA Prenada Media


Penelitian. Tangerang: Jelajah Nusa. Group.
Jim ife dan Frank Tesoriero. 2016. Undang-Undang Dasar No. 39 Tahun
Community Development Alternatif 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Pengembangan Masyarakat di Era
Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Undang-Undang No. 08 Tahun 2016
pelajar. tentang Penyandang Disabilitas

Moloeng, J Lexy. 2012. Metodologi Undang-Undang No. 11 Tahun 2009


Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja tentang Kesejahteraan Sosial
Rosdakarya.
Peraturan Walikota Manado No. 43
Murtie, Afin. 2016. Anak Berkebutuhan Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Khusus. Yogyakarta: Maxima. Susunan Organisasi, Tugas dan fungsi
serta Tata kerja Dinas Sosial dan
Nasdian, Fredian Tony. 2014. Pemberdayaan Masyarakat Kota
Pengembangan Masyarakat. Jakarta: Manado tipe A
Pustaka Obor Indonesia.
Peraturan Walikota Manado No. 48a
Poerwoko dan Totok. 2017. tahun 2017 tentang Pemberdayaan
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penyandang Disabilitas
Perspektif Kebijakan Publik. Bandung:
Alfabeta.
Rahayu, Sugi. Dewi, Utami. Ahdiyana,
Marita. 2013. Pelayanan Publik Bidang
Transportasi bagi Difabel di Daerah
Istimewa Yogyakarta: Jurnal SOCIA.
Soekanto, Soerjono. 2017. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali
Pers.
Sugandi, Yogi Suprayogi. 2011.
Administrasi Publik (Konsep dan
Perkembangan Ilmu di Indonesia.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiono. 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suwartono. 2014. Dasar-Dasar
Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
ANDI.
Zubaedi. 2013. Pengembangan
Masyarakat (Wacana dan Praktik).

Sekretariat:
Gedung C, Lantai 2, Fispol Unsrat.
Jl. Kampus Bahu Unsrat Manado 9

Anda mungkin juga menyukai