Anda di halaman 1dari 6

Hai! Namaku Novansyah Putra Ramadhani.

Teman-temanku biasa memanggilku Novan,


atau kalau mereka sudah dekat denganku biasanya memanggilku dengan nama Opang.
Terlihat aneh bukan? Itu merupakan nama sapaan dikeluargaku. Entah mengapa mereka
memanggilku dengan sapaan tersebut. Namun, aku tidak keberatan dan suka dengan hal itu.
Aku merupakan anak tunggal yang hidup di sebuah desa kecil di Ponorogo. Aku sekarang
sudah duduk di bangku kelas XII SMA. Tepatnya di SMA Negeri 3 Ponorogo.

Aku memiliki hobi dibidang seni yaitu menggambar. Sejak aku masih balita, Ayahku selalu
menunjukkan minat dan bakatku dalam menggambar. Ayahku bukanlah seorang seniman,
namun dia memiliki kecintaan mendalam terhadap seni. Ayahku selalu ingin berbagi
pengetahuannya dan menginspirasiku untuk mengejar hasrat seniku.

Setiap malam, sebelum tidur, Ayahku membawakan buku gambar dan pensil warna ke
kamarku, dan kami akan duduk bersama di meja belajar kecilku untuk menggambar. Dia
selalu membimbingku bagaimana menggambar garis-garis, menggabungkan warna, dan
menghasilkan berbagai bentuk dan gambar. Ayahku juga sering mengajariku menggambar
hewan-hewan ataupun kartun yang aku sukai. Itu adalah waktu yang sangat berharga bagiku,
karena tidak hanya untuk belajar menggambar, tetapi juga merasa dekat dengan Ayahku.

Ayahku sangat sabar dan penuh kasih dalam mengajar. Dia tidak pernah menekanku untuk
mencapai hasil yang sempurna, melainkan selalu menekankan bahwa seni adalah tentang
berekspresi dan bersenang-senang. Dia memberiku kebebasan untuk mencoba menggambar
benda-benda di sekitarku. Walaupun pada usia saat itu hasil gambarku pasti berantakan,
tetapi hal ini membantuku mengembangkan keterampilanku dalam seni menggambar, dan
aku merasa senang dapat mengeksplorasi kreativitasku. Selama bertahun-tahun, Ayahku
terus mendukung minat seniku. Ayahku juga selalu memberikan pujian dan konstruktif
umpan balik atas setiap karya seni yang aku hasilkan, yang sangat memotivasiku untuk terus
berkembang.
Salah satu cerita yang ingin aku bagikan adalah pengalaman pertamaku mengikuti lomba
menggambar saat aku masih berusia sekitar 6 tahun dan berada di TK. Guruku
mengumumkan adanya lomba menggambar anak-anak dan mengundang semua siswa untuk
berpartisipasi. Aku ingin sekali mengikuti lomba tersebut dan membuktikan bahwa aku bisa
menggambar dengan baik, terutama setelah semua pelajaran yang telah aku terima dari
Ayahku. Aku sangat antusias dan segera menghubungi Ayahku untuk meminta izin dan
dukungannya. Ayahku dengan senang hati setuju dan bahkan membantuku mempersiapkan
gambar untuk lomba.

Ketika mendekati hari lomba, entah mengapa aku merasa semakin gugup. Aku merasa
tekanan untuk tampil baik di depan teman-teman sekelas dan guru-guruku. Namun, Ayahku
selalu ada di sampingku untuk memberikan dukungan. Dia memahami bahwa ini adalah
pengalaman pertamaku dalam lomba dan selalu mengingatkanku bahwa yang penting adalah
berpartisipasi dan bersenang-senang. Ayahku juga menjajikan setelah mengikuti lomba akan
membelikan aku kaset film Ultraman. Karena saat aku masih kecil sangat suka Ultraman.
Hal itu membuatku semangat mengikuti lomba.

Aku dan Ayahku mulai merencanakan gambar yang akan aku buat untuk lomba. Setelah
beberapa diskusi, kami memutuskan untuk menggambar bunga-bunga yang indah di taman
belakang rumahku. Kami merasa bahwa objek ini akan memungkinkan aku untuk
mengekspresikan kreativitas aku dan menggunakan berbagai teknik yang telah aku pelajari
dari Ayahku.

Kami berdua duduk di meja makan, dengan kertas gambar kosong di depan kami. Ayah aku
membantu aku memilih pensil warna yang cocok untuk gambar tersebut, dan dia memberi
aku beberapa saran tentang bagaimana mengatur komposisi dan menggambarkan detail-
detail yang penting. Dia menjelaskan kepadaku bahwa seni adalah tentang berbagi cerita
atau perasaan melalui gambar, dan ini membuat aku semakin termotivasi untuk mencoba
yang terbaik.
Selama beberapa hari sebelum lomba, kami bekerja keras. Ayahku memberiku petunjuk
tentang cara menggambar bunga dengan detail dan indah. Selama berhari-hari, kami bekerja
sama dengan penuh semangat. Aku meluangkan banyak waktu untuk melatih teknik yang
telah diajarkan Ayahku, seperti mencampur warna dan menambahkan bayangan pada
gambar. Setiap malam, Ayahku akan meluangkan waktu bersamaku, membantuku
mengevaluasi kemajuanku dalam menggambar.

Saat hari lomba tiba, aku merasa campuran antara gugup dan bersemangat. Ayahku
memberiku dukungan penuh, mengingatkanku untuk fokus pada apa yang telah aku pelajari
dan tidak terlalu khawatir tentang hasil akhir. Aku menggambar dengan tekun, mengingat
setiap detail bunga yang telah diajarkan Ayahku. Setelah beberapa menit hingga jam,
akhirnya hasil gambarku selesai. Ayahku langsung menghampiriku untuk melihat hasil
gambarku. Ayahku bilang kalau itu adalah lukisan yang sangat indah.

Setelah kami semua berkumpul di aula untuk menampilkan karya kami. Ada banyak gambar
yang indah dari teman-teman sekelas aku, yang semakin membuat aku merasa bersaing
ketat. Setiap murid harus maju untuk menjelaskan isi dari gambar mereka masing-masing.
Di situ aku merasa tidak percaya diri dan takut. Namun, Ayahku terus memberiku semangat
dan meyakinkan bahwa gambarku merupakan yang terbaik.

Ketika tiba giliran aku untuk menunjukkan gambarku, Ayah aku memberi aku senyuman
penuh semangat. Aku berbicara di depan guru dan teman-teman sekelas aku, menjelaskan
konsep di balik gambarku dan bagaimana aku menggambar bunga-bunga tersebut. Ketika
aku menyelesaikan presentasiku, ada tepuk tangan hangat dari semua yang hadir, termasuk
guru-guruku. Setelah itu aku diajak Ayahku keluar membeli jajan sembari menunggu
pengumuman hasil lomba.
Ketika hasil lomba diumumkan, aku tidak percaya saat mendengar bahwa aku memenangkan
juara pertama. Ayahku sangat bangga denganku. Ini adalah momen yang sangat berharga
bagiku dan Ayahku. Aku merasa bangga dan bahagia dengan pencapaian ini, dan aku tahu
bahwa ini adalah hasil dari kerja keras dan bimbingan Ayahku yang luar biasa.

Pengalaman lomba ini tidak hanya memberiku rasa percaya diri yang besar dalam
kemampuan seniku, tetapi juga mengukuhkan tekadku untuk terus mengejar minatku dalam
seni. Ini adalah awal dari perjalanan panjangku dalam seni, dan aku selalu mengenang
bagaimana Ayahku selalu ada untuk mendukung dan menginspirasiku dalam mengejar
hasrat seniku.

Selama tahun-tahun sekolah dasar dan menengah pertama, minat aku dalam seni terus
berkembang. Ayahaku tetap menjadi mentor dan pengajar utamaku dalam seni. Aku terus
berlatih dan bereksperimen dengan berbagai teknik seni, seperti lukisan, ilustrasi, dan
kerajinan tangan. Tidak hanya dari Ayahku, aku juga berlatih dengan melihat video-video
di youtube dan mempelajari berbagai teknik yang belum pernah aku coba. Aku juga berlatih
dengan menggambar berbagai macam objek realistic maupaun non realistic. Kegemaranku
dalam menonton anime juga melatih bakat menggambarku, dengan melukis karakter-
karakter dalam anime yang aku tonton.

Ketika aku memasuki tingkat SMA, aku semakin menyadari bahwa seni bukan hanya hobi
bagiku, tetapi juga merupakan bakat yang harus aku kembangkan. Selain itu, aku mulai
merasa tertarik pada bidang arsitektur. Arsitektur adalah seni yang menggabungkan
kreativitas, teknik, dan desain untuk menciptakan bangunan dan ruang yang fungsional dan
estetis. Aku merasa bahwa arsitektur adalah bidang di mana aku bisa menggabungkan minat
seniku dengan keinginan untuk menciptakan sesuatu yang memiliki dampak positif pada
kehidupan orang lain.
Hingga saat ini, aku mulai mempertimbangkan pilihan perguruan tinggi. Aku tahu bahwa
jika aku ingin mengejar karir dalam arsitektur, aku perlu melanjutkan pendidikanku di
perguruan tinggi yang memiliki program arsitektur yang kuat. Aku juga tahu bahwa
persiapan yang matang diperlukan untuk berhasil masuk ke perguruan tinggi arsitektur
terkemuka. Aku terus berkonsultasi dengan Ayahku tentang langkah-langkah selanjutnya
dalam perjalanan aku. Dia memberiaku panduan tentang bagaimana mempersiapkan
portofolio seni yang kuat dan mendukungaku dalam memilih universitas yang sesuai dengan
minat dan tujuan karirku.

Aku berharap bahwa suatu hari nanti aku akan melanjutkan ke perguruan tinggi yang aku
inginkan dan dapat berkontribusi pada dunia arsitektur dengan menciptakan bangunan-
bangunan yang indah serta memberikan inspirasi kepada orang lain melalui karya seni dan
desain aku. Aku akan selalu berterima kasih kepada Ayahku yang telah membantuku
mengejar minat dan impianku. Ayahku adalah pahlawan dalam cerita ini, yang dengan
kesabaran, kasih sayang, dan dorongan, telah membantuku mengejar minatku dengan penuh
semangat. Aku juga berterima kasih kepada semua guru dan teman-temanku yang telah
berbagi pengetahuan dan inspirasi denganku selama perjalanan ini.

Anda mungkin juga menyukai