Anda di halaman 1dari 2

Judul Tausiyah: Menjaga Amanah

Isi Tausiah:
Assalamu’alaikum warahmatullohi wabarokatuh.

Bismillahirrahmanirrohim

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah memberikan
nikmat.iman,islam,dan ihsan. Karena berkat karunianya kita dapat menjalankan
kewajiban kita sebagai pelajar yaitu menuntut ilmu.

Sholawat beserta salam semoga terlimpah curahkan kepada junjunan kita yakni
Nabi Muhammad SAW, tabi’in tabi’atnya dan semoga sampai kepada kita selaku
umatnya.

Pada kesempatan kali ini saya akam memberikan materi yang berjudul “Menjaga
Amanah.”

Setiap Muslim dituntut untuk selalu bersikap amanah. Saking pentingnya sikap ini, Islam
mengancam neraka bagi orang yang mengingkari amanah yang sudah ia emban.

Dalam bahasa sehari-hari, amanah bisa diartikan sebagai sikap bertanggung jawab. Jika
seseorang bertanggung jawab terhadap tugas- tugasnya, ia dipandang sebagai sosok amanah.
Demikian juga sebaliknya, jika ia mengkhianati amanahnya, ia dipandang sebagai sosok yang
tak bisa dipercaya.

Secara definitif, amanah merupakan kata dari bahasa Arab yang diserap bahasa Indonesia.
Asal kata amanah dalam Alquran bermakna menepati janji dan pertanggungjawaban".
Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), amanah adalah sifat seseorang
yang bisa dipercaya atau sesuatu yang dipercayakan (dititipkan)kepada orang lain. Amanah
juga adalah salah satu sifat yang dimiliki Rasulullah SAW.

Setiap orang harus memiliki sifat amanah, terlebih jika ia seorang pemimpin. Pemimpin yang
baik harus bisa mendapatkan kepercayaan dari setiap pengikutnya. Jika tidak, sejatinya ia
bukan pemimpin yang baik.

Dari sinilah kita jangan sampai memilih pemimpin yang tidak baik. Karena ujungnya adalah
kerusakan demi kerusakan. Kesimpulan ini berlaku untuk semuanya. Mulai dari memilih
pemimpin keluarga, organisasi masyarakat, lembaga pemerintah, umat, bisnis, bangsa,
lembaga pendidikan, hingga pesantren.
Amanah adalah simbol bagaimana seorang Muslim terhadap apa yang dipercayakan
kepadanya. Ketika ia mendapat amanah, apa pun bentuknya, kapan saja, ia harus
menyampaikan amanah itu dengan sebaik-baiknya.Karena itu lebih dekat dengan takwa. Hal
ini tertulis dalam firman Allah SWT surah an-Nisa ayat 58:

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang


berhak menerimanya dan [menyuruh kamu] apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.

Di sisi lain, kita bisa baca sindiran ayat Alquran tentang kesombongan manusia merasa
mampu memikul amanah.Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit,
bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir akan mengkhianatinya dan dipikullah amanat itu oleh manusia.

Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh (QS al-Ahzab: 72).

Dari sinilah, kita sebagai manusia harus menyadari betul kelemahannya.


Jangan sombong dan jangan pula berkhianat ketika amanah diberikan. Karena
hukumannya tidak hanya di neraka. Namun, lebih cepat dan nyata di dunia.
Berupa hukuman sosial, yaitu ketidakpercayaan.

Orang tidak akan lagi percaya pada kita. Kalau sudah demikian, hidupnya sudah habis alias
tidak berguna. Maka, jadikan amanah ini sebagai ukuran dasar sampai di mana kita sebagai
manusia pantas disebut manusia yang seutuhnya. Wallahu a'lam.

Demikian Tausiyah yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf bila ada kata yang kurang
berkenan. Terimakasih atas perhatiannya. Akhirul Kalam, wabillahi taufiq walhidayat
wassalamualaikum warahmatullohi wabarokatu

Anda mungkin juga menyukai