Makalah
oleh:
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. karena dengan rahmat, karunia, taufiq, serta
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Naskah
Akademik dalam Peraturan Perundang-undangan”. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. Dan juga penulis ucapkan
terima kasih kepada Bapak Dani Arizaya Mustofa, S.H., M.H. selaku dosen mata
kuliah Ilmu Perundang-undangan yang telah membimbing dalam penulisan makalah
ini.
Semoga makalah ini dapat dipahami dengan mudah bagi siapapun yang
membacanya dan juga dapat berguna bagi penulis. Demikian yang dapat penulis
sampaikan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
BAB I............................................................................................................................ 1
BAB II ......................................................................................................................... 3
BAB III....................................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah atau terminologi “Naskah Akademik” bukan merupakan hal baru dalam
kerangka proses pembentukan peraturan perundang-undangan di Indoensia. Pada
tanggal 29 Desember 1994, Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN),
menerbitkan sebuah petunjuk teknis penyusunan Naskah Akademik, melalui Surat
Keputusan Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional No.G-159.PR.09.10 Tahun
1994 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Naskah Akademik Peraturan
Perundang-undangan yang, antara lain, menjelaskan mengenai nama/istilah, bentuk
dan isi, kedudukan serta format dari Naskah Akademik.
Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 188 Tahun 1998 tentang Tata Cara
Mempersiapkan Rancangan Undang-Undang menyebutkan istilah Naskah
Akademik dengan penyebutan “Rancangan Akademik”. Dalam Pasal 3 ayat (1)
Keppres 188/1998 disebutkan “Menteri atau pimpinan Lembaga Pemrakarsa
Penyusunan Rancangan Undang-Undang dapat pula terlebih dahulu menyusun
rancangan akademik mengenai Rancangan Undang-undang yang akan disusun”.
Sedangkan dalam peraturan yang terbaru, yaitu Undang-undang Nomor 10
Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, tidak diatur
secara eksplisit mengenai Naskah Akademik. Naskah Akademik itu baru “muncul”
secara tegas melalui Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2005 tentang Tata Cara
Mempersiapkan Rancangan Undang-undangan, Rancangan Peraturan Pemerintah
dan Rancangan Peraturan Presiden.
Pasal 5 ayat (1) Perpres Nomor 68 tahun 2005 menyebutkan bahwa:
“Pemrakarsa dalam menyusun Rancangan Undang-undangan dapat terlebih dahulu
menyusun Naskah Akademik mengenai materi yang akan diatur dalam Rancangan
Undang-undang”. Selanjutnya Pasal 5 ayat (2) Perpres Nomor 68 Tahun 2005
menyebutkan “Penyusunan Naskah Akademik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh pemrakarsa bersama-sama dengan Departemen yang tugas dan
tanggung jawabnya di bidang peraturan perundang-undangan dan pelaksanaannya
1
dapat diserahkan kepada perguruan tinggi atau pihak ketiga lainnya yang
mempunyai keahlian untuk itu”.
Keberadaan Naskah Akademik dalam penyusunan peraturan perundang-
undangan di Indonesia hingga saat ini memang belum merupakan sebuah
keharusan/kewajiban yang harus dilakukan dalam rangka penyusunan peraturan
perundang-undangan (termasuk Peraturan Daerah). Kedudukan Naskah Akademik
masih dianggap hanya sebagai “pendukung” penyusunan peraturan perundang-
undangan. Akan tetapi dengan semakin berkembang dan berubahnya pola
kehidupan masyarakat Indonesia serta beberapa permasalahan dalam pembuatan
dan pelaksanaan perundang-undangan yang sudah ada sekarang, urgensi Naskah
Akademik dalam proses penyusunan peraturan perundang-undangan yang tepat
guna, komprehensif dan sesuai dengan asas-asas pembentukan perundang-
undangan menjadi sangat penting.
Keberadaan Naskah Akademik memang sangat diperlukan dalam rangka
pembentukan peraturan perundang-undangan yang bertujuan agar peraturan
perundang-undangan yang dihasilkan nantinya akan sesuai dengan sistem hukum
nasional dan kehidupan masyarakat. Dengan digunakannya Naskah Akademik
dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan, diharapkan peraturan
perundang-undangan yang dihasilkan tidak menghadapi masalah (misalnya
dimintakan judicial review) di kemudian hari.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
2. Untuk menjelaskan kerangka naskah akademik
3
BAB II
PEMBAHASAN
Di masa yang lalu, ketentuan dalam Keputusan Presiden No. 188 Tahun 1998
yang “tidak mewajibkan suatu RUU/RPP didahului dengan suatu penyusunan Naskah
Akademik”, senantiasa dijadikan salah satu alasan untuk mengabaikan pembuatan
Naskah Akademik dalam proses penyusunan RUU. Kondisi yang sama kemungkinan
akan terulang, karena Peraturan Presiden No. 68 tahun 2005 pun menyatakan hal yang
hampir sama.
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Memuat pemikiran tentang konstatering fakta-fakta yang merupakan
alasan-alasan pentingnya materi hukum yang bersangkutan harus
segera diatur.
D. Metode Pendekatan
8
E. Analisis Hukum Positif Yang Terkait Materi Hukum RUU
Memuat hasil inventarisasi berikut analisis peraturan perundang-
undangan terkait atau peraturan perundang-undangan yang memiliki
ketentuan-ketentuan berkenaan dengan materi RUU. Dalam hal ini
perlu juga diperhatikan dan dipertimbangkan ketentuan-ketentuan
hukum tidak tertulis, hukum adat dan/atau kebiasaan dan kearifan
lokal/tradisional yang berkembang dalam masyarakat, serta ketentuan-
ketentuan dalam traktat-traktat, konvensi-konvensi atau perjanjian-
perjanjian internasional (multilateral-global, multilateral-regional, dan
bilateral) terutama yang telah diratifikasi oleh Indonesia.
Lampiran
Lampiran-lampiran dapat berupa:
a. Inventarisasi peraturan yang relevan dan masih berlak
b. Inventarisasi permasalahan hukumnya
c. Berita Acara rapat-rapat atau Notula Rapat, dsb.
2. Format Bagian Kedua
12
BAB III
SIMPULAN
Naskah Akademik adalah “naskah yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah
mengenai konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang ingin
diwujudkan dan lingkup, jangkauan, objek, atau arah pengaturan Rancangan Peraturan
Perundang-undangan”.
Naskah Akademik memuat gagasan konkrit dan aplikatif pengaturan suatu materi
perundang-undangan (materi hukum) bidang tertentu yang telah ditinjau secara sistemik-
holistik-futuristik dan dari berbagai aspek ilmu (multidisipliner dan interdisipliner).
Keberadaan naskah akademik awalnya belum menjadi suatu keharusan dalam
penyusunan Rancangan Peraturan Perundang undangan. Tetapi Menjadi harus sejak tahun
2011, sesuai ketentuan Pasal 43 ayat (3) UU No. 12 Tahun 2011.
Tahap kelanjutan
1. Penyusunan draft NA sesuai dengan pola dan sistematika standar yang biasa dipakai
dalam penyusunan NA
2. Kebutuhan akan waktu penyusunan dan menuangkan data serta informasi ke dalam
bentuk NA
3. Memasukan alternatirf kaedah-kaedah dan norma dalam narasi yang disusun;
4. Pemilihan kaedah/norma yang tepat yang menjadikan NA suatu produk hukum
dengan hasil penelitian dan kajian hukum;
Tahap pembahasan konsep penyusunan
1. Menyelenggarakan diskusi publik (public hearing) adalah menarik informasi dan
pendapat masyarakat dan pihak-pihak terkait,
2. Menghimpun masukan dari berbagai pihak dalam rangka memperkaya dan
menyempurnakan NA diskusi publik ini dapat berbentuk diskusi terfokus, lokakarya,
seminar, jaring aspirasi publik, pertemuan konsultasi atau juga mempublikasikan di
media masa.
Evaluasi terhadap draft NA perlu dilakukan setelah memperoleh masukan atau tanggapan
dari masyarakat, pada proses ini tim penyusun NA menginventarisir masukan-masukan yang
diperoleh dari diskusi publik dan sedapat mungkin mengakomodir masukan-masukan yang
bermanfaat ke dalam NA.
14
DAFTAR PUSTAKA
Salim, Arsjad. (2017). "Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara." Jakarta: Kencana.
Soemantri, Syamsu Yonatan. (2019). "Dasar-Dasar Perundang-Undangan Indonesia."
Jakarta: Rajawali Pers.
Susanto, Adi Prasetyo. (2020). "Proses Pembentukan Undang-Undang di Indonesia: Studi
Kasus Pembahasan RUU Cipta Kerja." Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 24, No. 1, Hal. 73-
96.
Amiruddin, A. (2018). "Implementasi Prinsip Good Governance dalam Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan di Indonesia." Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 22, No. 2,
Hal. 143-158.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. (2021). "Panduan
Penyusunan Naskah Akademik." Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia.
Hadar, R. (2016). "Proses Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia."
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Sudaryanto, E. (2019). "Analisis Proses Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan di
Indonesia: Studi Kasus Pengesahan RUU Pemilu 2017." Jurnal Kajian Politik, Vol. 4,
No. 2, Hal. 121-138.
Mahfud, M. D. (2018). "Konstitusi dan Perubahan Konstitusi di Indonesia." Jakarta: Sinar
Grafika.
Hidayat, A. (2020). "Dinamika Kebijakan Publik dan Implementasinya dalam Peraturan
Perundang-Undangan di Indonesia." Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik,
Vol. 9, No. 2, Hal. 125-142.
Djakababa, Y. (2017). "Peraturan Perundang-undangan di Indonesia: Teori, Praktik, dan
Kritik." Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. (2019). "Analisis
Kebijakan dan Evaluasi Implementasi Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia."
Kelsen, H. (2020). "Teori Umum Hukum dan Negara." Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Pratama, A. (2021). "Peran DPR dalam Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan di
Indonesia." Jurnal Hukum dan Keadilan, Vol. 25, No. 1, Hal. 45-60.
15