DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
Mentari Syarif (70400121001)
Fitriwana (70400121002)
Vebrianti (70400121003)
Nur Tilawah Mustiqa. Z (70400121004)
Sriwahyuni Yayu (70400121005)
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
perkenanan-Nya sehingga kami dapat menulis dan menyusun makalah ASUHAN KEBIDANAN
ISLAMI dengan judul “ASUHAN ESENSIAL BAYI BARU LAHIR”.
Makalah ini kami susun secara praktis dan sederhana agar lebih mudah untuk dipahami
para pembaca. Dengan adanya makalah ini, nantinya kita dapat lebih memahami tentang
bagaimana cara pencegahan infeksi dalam praktik kebidanan.
Kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini mungkin terdapat kesalahan
bahkan tidak ada kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
PENYUSUN
KATA PENGANTAR................................................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................ 4
A. Kesimpulan................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 11
A. LATAR BELAKANG
Bayi baru lahir termasuk kategori normal jika lahir pada usia kehamilan aterm, dengan
presentasi belakang kepala yaitu ubun-ubun kecil, melewati vagina tanpa dibantu oleh
alat apapun, berat badan lahir berkisar 2500 sampai dengan 4000 gram, memiliki nilai
APGAR lebih dari 7 dan tidak mengalami kelainan kongenital. Berdasarkan data dari
World Health Organization (WHO), kesejahteraan suatu bangsa dapat ditentukan dari
angka kematian (mortalitas). Semakin tinggi angka mortalitas pada suatu bangsa, maka
semakin rendah tingkat kesejahteraan bangsa tersebut. Selain menentukan tingkat
kesejahteraan, angka mortalitas juga mempresentasikan kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat pada bangsa tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Bayi Baru Lahir ?
2. Bagaimana Perawatan Neonatal Esensial Pada Byi Baru Lahir?
Dalam Bagan Alur Manajemen BBL dapat dilihat alur penatalaksanaan BBL mulai
dari persiapan, penilaian dan keputusan serta alternatif tindakan yang sesuai dengan
hasil penilaian keadaan BBL. Untuk BBL cukup bulan dengan air ketuban jernih yang
langsung menangis atau bernapas spontan dan bergerak aktif cukup dilakukan
manajemen BBL normal.
Jika bayi kurang bulan (< 37 minggu/259 hari) atau bayi lebih bulan (≥ 42
minggu/283 hari) dan atau air ketuban bercampur mekonium dan atau tidak bernapas
atau megap-megap dan atau tonus otot tidak baik lakukan manajemen BBL dengan
Asfiksia.
3. Pencegahan Kehilangan Panas
BBL dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut:
a. Evaporasi adalah kehilangan panas akibat penguapan cairan ketuban pada
permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri. Hal ini merupakan jalan utama
bayi kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika saat lahir tubuh bayi
tidak segera dikeringkan atau terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera
dikeringkan dan diselimuti.
b. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh
bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang
temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi
melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan di atas benda-benda
tersebut.
6. Pencegahan Perdarahan
Untuk mencegah kejadian diatas, maka pada semua bayi baru lahir, apalagi Bayi
Berat Lahir Rendah diberikan suntikan vitamin K1 (Phytomenadione) sebanyak 1 mg
dosis tunggal, intra muskular pada antero lateral paha kiri (lihat lampiran 4 halaman
109). Suntikan Vitamin K1 dilakukan setelah proses IMD dan sebelum pemberian
imunisasi hepatitis B. Perlu diperhatikan dalam penggunaan sediaan Vitamin K1 yaitu
ampul yang sudah dibuka tidak boleh disimpan untuk dipergunakan kembali.
8. Pemberian Imunisasi
Imunisasi Hepatitis B pertama (HB 0) diberikan 1-2 jam setelah pemberian Vitamin
K1 secara intramuskular. Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi
Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi.
Penularan Hepatitis pada bayi baru lahir dapat terjadi secara vertikal (penularan ibu
ke bayinya pada waktu persalinan) dan horisontal (penularan dari orang lain). Dengan
demikian untuk mencegah terjadinya infeksi vertikal, bayi harus diimunisasi Hepatitis
B sedini mungkin.
A. KESIMPULAN
Bayi Baru Lahir (BBL) sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan
atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun
beberapa saat setelah lahir.
Tiada kesempurnaan di dunia ini, kami sangat mengharapkan kritik maupun saran dari
makalah ini tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Dan semoga makalah yang telah
kami susun bermanfaat bagi kita semua, Amien.
Chairunnisa, R. O., & Juliarti, W. (2022). ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
NORMAL. Kebidanan Terkini (Current Midwifery Journal), 23-28.
Gustina, E. (2019). Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI.
Junianti, R., Abeng, A. T., & S, S. (2022). Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal pada Bayi
Ny. Y. window of midwifery, 42-51.
Kesehatan, D. (2010). BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL ESENSIAL. Jakarta
Selatan: Kementerian Kesehatan.
Rohana, a., Sriatmi, A., & Budiyanti, R. T. (2020). PELAKSANAAN PELAYANAN NEONATAL
BERDASARKAN . Kesehatan Masyarakat, 97-106.