LAPORAN PRAKTIKUM BIO Dan KLINIS
LAPORAN PRAKTIKUM BIO Dan KLINIS
Kelompok2:
Dinda Amelia (5223540029)
Maria Isabel Sitinjak (5221240009)
Meriska Sembiring (5223240024)
Miracle Sinaga (5223540009)
Nadzifa Khalishah Salim Nst (5223540014)
Nurul Isnayni Salsabila (5222240005)
Patricia Angelica Br. Nadapdap (5221240018)
Qarina Yustiviola (5223540035)
Reni Romaito (5223540003)
Zivana Hafiza Reysa (5223240008)
DosenPengampu:
Erni Rukmana, S.Gz., M.Si.
Nila Reswari Haryana, S.Gz., M.Si.
Risti Rosmiati, S.Gz., M.Si.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Penilaian Status Gizi khususnya kepada ibu Nila Reswari Haryana, S.Gz,
M.Si. yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada kami dan kepada
teman-teman se-tim yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
pikiran maupun waktunya dalam pembuatan laporan praktikum ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih adanya kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami
meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna
perbaikan dan penyempurnaan ke depannya.
Kelompok 2-B
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penilaian biokimia merupakan salah satu metode dalam penilaian status gizi
yang bersifat langsung. Pada umumnya yang dinilai dalam penilaian status gizi
secara biokimia antara lain, yaitu: zat besi, vitamin, protein, dan mineral.
Pemeriksaan biokimia digunakan untuk menilai status gizi terutama untuk
mendekteksi keadaan defisiensi zat gizi sub-klinikal, artinya sudah mengalami
kelainan biokimia namun tanpa tanda-tanda atau gejala klinis, sehingga sering
digunakan untuk menggambarkan tahap awal dari suatu penyakit atau kondisi,
sebelum gejala terdeteksi oleh pemeriksaan klinis atau pemeriksaan laboratorium.
sehingga hasilnya memberikan gambaran lebih tepat, objektif, dan hanya
dilakukan orang yang terlatih. Selain itu penilaian secara biokima dapat
mendeteksi kelainan status gizi jauh sebelum terjadi perubahan dalam nilai
antropometri serta gejala dan tanda-tanda kelainan klinik. Kemudian hasil
pemeriksaan biokimia selanjutnya akan dibandingkan dengan standar normal yang
telah ditetapkan sehingga bila dibawah nilai normal berarti terdapat kekurangan
sebaliknya bila diatas nilai normal bisa jadi karena kelebihan zat gizi tertentu.
Masalah gizi yang akan dinilai secara laboratorium meliputi Kurang Energi
Protein (KEP), Anemia Gizi Besi (AGB), Kurang Vitamin A (KVA), dan
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) namun untuk praktikum kali ini
masalah gizi yang akan dinilai secara laboratorium hanya status besi (anemia,
hemoglobin), lipida darah (kolesterol). Kemudian penilaian status gizi secra klinis
yang dilakukan dengan melihat tanda (sign) dan gejala (symptom). Penilaian
biokimia dibagi dalam dua kategori yaitu tes statis(Static test) dan tes Fungsional
(functional test); ada juga yang menggunakan istilah tes langsung dan tidak
langsung.
1) Tes statis didasarkan pada penentuan zat gizi atau hasil metabolismenay di
dalam darah, urin atau jaringan tubuh, misalnya pengukuran vitamin A,
albumin atau kalsium di dalam serum.
2) Tes fungsional dilakukan untuk menetapkan status gizi berdasarkan
pertimbangan bahwa hasil akhir dari kekurangan zat gizi dan kepentingan
biologiknya tidak semat-mata ditentukan oleh kadarnya di dalam darah dan
jaringan, tetapi oleh kegagalan dari satu atau lebih proses fisiologik yang
tergantung pada zat gizi tersebut untuk menunjukkan penampilan yang
optimal.
2) Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik kita melakukan pengamatan terhadap perubahan fisik,
yaitu semua perubahan yang ada kaitannya dengan kekurangan gizi.
2.2 Pembahasan
A. Hasil dan Interpretasi
● Pengukuran Kolesterol
● Pemeriksaan Anemia
b) Asam Urat
c) Kolesterol
● Pengertian Kolesterol
● Dampak Kolesterol
d) Hb (Hemouce)
Hemoglobin (Hb) merupakan protein yang mengandung zat besi
dalam sel darah merah yang membawa oksigen (O2) dari paru-paru ke
seluruh jaringan tubuh, terdapat pada mamalia dan hewan lainnya.
Hemoglobin juga mengangkut karbon dioksida (CO2) dari jaringan tubuh
ke paru-paru untuk dilepaskan ke atmosfer atau dunia luar. Hemoglobin
terdiri dari globin, apoprotein dan empat gugus heme, yaitu molekul
organik yang mengandung atom besi.Menurunnya konsentrasi hemoglobin
dalam sel darah merah merupakan penyebab utama terjadinya anemia
(anemia).
Penurunan kadar hemoglobin menandakan rendahnya kadar
oksigen dalam darah, sehingga seringkali menyebabkan kesulitan
bernapas. Kurangnya oksigen dalam darah akan menyebabkan jantung
bekerja lebih keras. Dapat menyebabkan gejala seperti jantung berdebar-
debar dan nyeri dada. Jika oksigen tidak tersuplai ke seluruh bagian tubuh,
maka fungsi tubuh akan terhambat dan sel tidak mendapat cukup oksigen
untuk menjalankan aktivitasnya. Gejala yang sering dialami pasien adalah
kelelahan (Price dan Wilson, 2012).
Mengukur kadar hemoglobin merupakan salah satu indikator
anemia yang paling dapat diandalkan dan digunakan secara luas untuk
menyaring anemia pada manusia serta mengevaluasi respons terhadap
intervensi yang dilakukan. Sebagai referensi, konsentrasi hemoglobin
diukur menggunakan Automated Hematology Analyzer (AHA) karena
sangat akurat dan dapat diandalkan, namun metode AHA mahal dan
berpotensi menimbulkan masalah dalam pengangkutan sampel ke
laboratorium.
Kadar Hemoglobin yang normal menurut menurut World Health
Organization 2001 untuk untuk umur 5-11 tahun < 11,5 g/dL, umur 12-14
tahun < 12,0 g/dL. Untuk perempun diatas 15 tahun > 12,0 g/dL dan laki-
laki > 13,0 g/dL. HemoCue Hemoglobin kini banyak digunakan untuk
mengatasi kekurangan kekeruhan atau kekeruhan yang terdapat pada
metode cyanmethemoglobin.
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah kami lakukan pada
praktikum biokimia secara klinis ini kami telah mengukur kadar
hemoglobin homecue responden yang bernama Nurul isnayni salsabila lalu
mendapatkan hasil pengukuranya yaitu 13,5.Hal ini menandakan Hb pada
responden tergolong Normal.
Dampak kadar hemoglobin rendah dapat dipastikan bahwa
seseorang akan mengalami anemia. Anemia dapat mengakibatkan
berkurangnya daya pikir dan konsentrasi seseorang. Dampak negatif lain
yang ditimbulkan oleh anemia adalah daya tahan tubuh serta imun tubuh
berkurang sehingga menyebabkan tubuh mudah terserang penyakit, serta
kemampuan kinerja intelektual juga menurun.Dampak kadar hemoglobin
tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular,
seperti stroke dan serangan jantung.
e) Hb (Accucheck)
Accucheck atau easy touch merupakan alat kesehatan yang
digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah pada penderita diabetes.
Alat Pengukur GCU (Glukosa, Kolesterol, Asam Urat) Easy Touch adalah
alat yang digunakan untuk mengukur kadar tersebut secara bersamaan.
Perangkat ini hanya dapat digunakan dengan strip tes Easy Touch GCU
Meter yang disertakan bersama perangkat, serta perangkat pengumpul
darah, jarum pengumpul darah, dan tas jinjing. Perangkat Easy Touch
dirancang agar mudah digunakan dan memungkinkan individu memantau
kesehatannya sendiri tanpa perlu mengunjungi dokter atau rumah sakit.
Hemoglobin terdiri dari kata “haem” dan kata "globin", dimana
hem adalah Fe dan protoporfirin adalah mitokondria, globin adalah rantai
asam amino (1 pasang rantai α dan 1 pasang non α). Hemoglobin adalah
protein globular yang mengandung besi. Terbentuk dari 4 rantai
polipeptida (rantai asam amino), terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai
beta.Untuk mengetahui siapa seseorang itu Kurang darah atau tidak, bisa
ditentukan dengan pengukuran kadar Hb salah satunya accu check .
Penurunan kadar Hb dari normal, berarti kurang darah. Kadar Hemoglobin
yang normal menurut menurut World Health Organization 2001 untuk
untuk umur 5-11 tahun < 11,5 g/dL, umur 12-14 tahun < 12,0 g/dL. Untuk
perempun diatas 15 tahun > 12,0 g/dL dan laki-laki > 13,0 g/dL.
Berdasarkan hasil dari pengukuran Hb accucheck pada praktikum
biokimia dan klinis kami telah mengukur kadar hemoglobin accucheck
responden yang bernama Reni romaito lalu mendapatkan hasil
pengukuranya yaitu 15,5.Hal ini menandakan Hb pada responden
tergolong Normal.
f) Tekanan darah
Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung
terhadap dinding arteri. Pada manusia, darah dipompa melalui dua sistem
sirkulasi terpisah dalam jantung yaitu sirkulasi pulmonal dan sirkulasi
sistemik. Ventrikel kanan jantung memompa darah yang kurang O₂ ke
paru-paru melalui sirkulasi pulmonal di mana CO₂ dilepaskan dan 0 ₂
masuk ke darah. Darah yang mengandung O₂ kembali ke sisi kiri jantung
dan dipompa keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui sirkulasi
sistemik di mana O₂ akan dipasok ke seluruh tubuh. Darah mengandung
O₂ akan melewati arteri menuju jaringan tubuh, sementara darah kurang
O₂ akan melewati vena dari jaringan tubuh menuju ke jantung. Tekanan
darah diukur dalam milimeter air raksa (mmHg), dan dicatat sebagai dua
nilai yang berbeda yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.
Tekanan darah sistolik terjadi ketika ventrikel berkontraksi dan
mengeluarkan darah ke arteri sedangkan tekanan darah diastolik terjadi
ketika ventrikel berelaksasi dan terisi dengan darah dari atrium.
● Tekanan Darah normal
Tekanan darah rata-rata orang dewasa muda yang sehat (sekitar 20
tahun) adalah 120/80 mmHg. Nilai pertama (120) merupakan
sistolik dan nilai kedua (80) merupakan tekanan darah diastolik.
Untuk mengukur tekanan darah, dapat menggunakan
sfigmomanometer yang ditempatkan di atas arteri brakialis pada
lengan.
g) Deyut Nadi
● Deyut Nadi
Denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila
darah di pompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat
dimana ada arteri melintas (Sandi, 2016). Darah yang didorong ke arah
aorta sistol tidak hanya bergerak maju dalam pembuluh darah, tapi juga
menimbulkan gelombang bertekanan yang berjalan sepanjang arteri
(Kasenda, Marunduh & Wungouw, 2014). Gelombang yang bertekanan
meregang di dinding arteri sepanjang perjalanannya dan regangan itu dapat
diraba sebagai denyut nadi. Frekuensi denyut nadi pada umumnya sama
dengan frekuensi denyut/detak jantung. Denyutan dinyatakan sebagai
ekspresi dan dorongan balik arteri secara berganti-ganti. Ada 2 faktor yang
bertanggungjawab bagi kelangsungan denyutan yang dapat dirasakan.
Pertama, pemberian darah secara berkala dengan selang waktu pendek dari
jantung ke aorta, yang tekannya berganti-ganti naik turun dalam pembuluh
darah. Bila darah mengalir teta dari jantung ke aorta, tekanan akan tetap
sehingga tidak ada denyutan. Faktor yang kedua, elastisitas dari dinding
arteri yang memungkinkannya meneruskan aliran darah dan aliran balik.
Dindingyang tidak elastis akan tetap ada terjadi pergantian tekanan tinggi
rendah dalam sistol dan diastole ventrikel, namun dinding tersebut tidak
dapat melanjutkan alirannya dan mengembalikan aliran sehingga denyut
pun tidak dapat dirasakan oleh kita. Menurut Nurse (2012) letak perabaan
denyut nadi yang sering dilakukan yaitu :
1) Arteri Radialis
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas
pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relative mudah dan sering
dipakai secara rutin.
2) Arteri Branchialis
Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipat siku
(fossa antekubital) biasanya digunakan untuk mengukur tekanan darah.
3) Arteri Karotid
Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri
carotid berjalan diantara trakea dan otot strenokleidomastoideus.
Sering digunakan untuk bayi dan untuk memantau sirkulasi darah ke
otak.
h) Kondisi anemia
● Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin di dalamnya lebih rendah dari biasanya.
Hemoglobin diperlukan untuk membawa oksigen dan jika Anda memiliki
sel darah merah yang terlalu sedikit atau tidak normal, atau tidak cukup
hemoglobin, akan terjadi penurunan kapasitas darah untuk membawa
oksigen ke jaringan tubuh. Hal ini menyebabkan gejala-gejala seperti
kelelahan, kelemahan, pusing dan sesak napas, antara lain. Konsentrasi
hemoglobin optimal yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
fisiologis bervariasi berdasarkan usia, jenis kelamin, ketinggian tempat
tinggal, kebiasaan merokok dan status kehamilan. Anemia dapat
disebabkan oleh beberapa faktor: defisiensi nutrisi melalui pola makan
yang tidak memadai atau penyerapan nutrisi yang tidak memadai, infeksi
(misalnya malaria, infeksi parasit, tuberkulosis, HIV), peradangan,
penyakit kronis, kondisi ginekologi dan obstetri, serta kelainan sel darah
merah yang diturunkan. Penyebab anemia gizi yang paling umum adalah
kekurangan zat besi, meskipun kekurangan folat, vitamin B12 dan A juga
merupakan penyebab penting.
Gejala dan tanda anemia ( kurang darah ) yang paling sering ditunjukkan
antara lain sebagai berikut :
1. Kulit Wajah terlihat Pucat
Penderita anemia biasanya jelas terlihat pada wajah dan kulit yang
terlihat pucat.
2. Kelopak Mata Pucat
Selain wajah kelopak mata pasien yang mengalami kurang darah juga
terlihat pucat. ini merupakan salah satu gejala umum anemia.
pemeriksaan biasanya dilakukan dengan cara meregangkan kelopak
mata. dan melihat warna kelopak mata bagian bawah.
3. Ujung Jari Pucat
pemeriksaan bisa kita lakukan dengan cara menekan ujung jari, normal
nya setelah di tekan daerah tersebut akan berubah jadi merah. Tetapi,
pada orang yang mengalami anemia, ujung jari akan menjadi putih atau
pucat.
4. Mudah lelah
Terlalu mudah lelah, padahal aktivitas yang dilakukan tidaklah berat, jika
anda merasa mudah lelah sepanjang waktu dan berlangsung lama
kemungkinan anda mengalami penyakit anemia. hal ini terjadi karena
pasokan energi tubuh yang tidak maksimal akibat kekurangan sel-sel
darah merah yang berfungsi sebagai alat transportasi alami didalam
tubuh.
5. Denyut Jantung menjadi tidak teratur
Denyut jantung yang tidak teratur, terlalu kuat dan memiliki kecepatan
irama denyut jantung yang tidak normal. hal ini terjadi sebagai akibat
tubuh kekurangan oksigen. sehingga jantung berdebar secara tidak
teratur. pemeriksaan ini hanya bisa dilakukan oleh petugas kesehatan.
6. Sering merasa Mual
Biasanya penderita anemia sering mengalami Mual pada pagi hari.
hampir sama seperti tanda-tanda kehamilan. mual pada pagi hari biasa
disebut dengan Morning sickness.
7. Sakit kepala
Salah satu dampak kekurangan sel darah merah yaitu otak menjadi
kekurangan Oksigen. sehingga menyebabkan nyeri pada kepala. karena
inilah penderita Anemia sering mengeluh sakit kepala.
8. Kekebalan tubuh menurun
Kekebalan tubuh / sistem pertahanan tubuh terhadap penyakit menurun
dan biasanya penderita anemia sangat mudah terkena penyakit lain
sebagai akibat melemahnya imun tubuh.
9. Sesak napas
Penderita Anemia sering kali merasa sesak nafas dan merasa terengah-
engah ketika melakukan aktivitas, hal ini terjadi karena kurangnya
oksigen didalam dalam tubuh, akibat kurangnya sel darah merah.
1.Easy Touch
Easy touch GCU(glucose,cholesterol and uric acid) meter merupakan alat
yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah, kolesterol,
dan asam urat sekaligus. Alat test ini hanya dapat digunakan dengan
menggunakan strip test Easy touch GCU meter. Dalam 1 paket alat terdiri
dari:
1. 1 unit alat atau mesin
2. 10 test strip gula darah
3. 10 test strip asam urat
4. 2 test strip kolesterol
5. Lancing atau pena jarum
6. 25 jarum lancet
7. Tas alat.
Cara penggunaanya:
Pengecekan gula darah, kolesterol, dan asam urat disesuaikan dengan warna
chip dan strip masing-masing (Hijau untuk gula darah, Biru untuk kolesterol,
dan Kuning untuk asam urat). Cara penggunaanya:
1) Nyalakan alat dengan memasang baterai pada tempat yang sesuai.
2) Akan tampil format tanggal pada layar alat. Tampilan tersebut akan mati
secara otomatis setelah beberapa saat.
3) Jika ingin cek gula darah, pasangkan chip berwarna hijau di belakang alat.
Setelah itu, masukkan strip gula warna hijau dibagian atas alat.
4) Tampilan kode chip akan muncul pada layar alat, diikuti dengan gambar
tetes darah berkedip.
5) Kemudian aplikasikan tetes darah pada strip (sesuai dengan tanda panah
pada ujung strip).
6) Hasil akan terlihat setelah beberapa detik.
7) Cara yang sama dapat dilakukan untuk cek kolesterol atau asam urat
(dengan warna chip dan strip yang sesuai).
3.Hemocue
HemoCue adalah metode lain untuk estimasi Hemoglobin. Sebuah penelitian
yang dilakukan pada sampel darah hasil donor, diketahui sensitivitas dan
spesifisitas HemoCue yaitu 94,1% dan 95,2% dibandingkan dengan 90,1%
dan 94,2% untuk metode Cyanmethemoglobin langsung (Akhtar K et al,
2008). Spesifisitas penilaian HemoCue kapiler (95,2%) atau vena (94,2%)
darah ditemukan lebih tinggi dibandingkan dengan langsung (94,2%) atau
tidak langsung (68,3% untuk kapiler dan 76% untuk darah vena).
Cara Penggunaanya:
1. Nyalakan HemoCue, kemudian buka tempat Microcuvet dari wadah.
2.Masukan darah kapiler ke rongga microcuvet sampai terisi sepenuhnya.
3.Hindari isi ulang rongga microcuvet.
4.Microcuvet dilap menggunakan tissue kering.
5. Masukkan microcuvet ke dalam HemoCue.
6.Tutup HemoCUe.
7. Tunggu 10-15 detik, kadar Hb akam muncul pada layar.
Nilai Normal Hemoglobin (Hb) Darah
Pria : 14 - 18 g%
Wanita : 12 - 16 g%
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Praktikum kali ini menggunakan pengukuran metode biokimia dan fisik klinis
yang terdiri dari pengukuran glukosa darah, asam urat, kolesterol, Hb
(menggunakan alat hemocue dan accu check), tekanan darah, nadi (secara
manual), dan pemeriksaan kondisi anemia secara fisik klinis.
Pada pengukuran glukosa darah, hasil responden yang diperoleh ialah 107 mg/dl
(normal).
Pada pengukuran asam urat, hasil responden pertama yang diperoleh ialah 5,5
mg/dL dan hasil responden kedua yang diperoleh ialah 4,4 mg/dL. Keduanya
dikategorikan normal karena kadar asam urat antara 2,4-6,0 mg/dL untuk wanita.
Pada pengukuran kadar kolestrol, hasil responden pertama yang diperoleh ialah
228 mg/dL dan yang kedua ialah 195 mg/dL. Untuk responden pertama
dikategorikan tinggi karena sudah lebih dari 200 mg/dL
Pada pengukuran Hb menggunakan metode hemocue, hasil responden yang
diperoleh ialah 13,5 dikategorikan normal karena berkisar antara 12-15,5 g/dL.
Sedangkan pada pengukuran Hb menggunakan metode accu check, diperoleh
hasil 15,5 dikategorikan normal.
Pada pemeriksaan tekanan darah diperoleh hasil 100/75mmHg dikategorikan
normal karena berada pada kisaran sistolik <130 mmHg dan diastolik <85 mmHg.
Pada pemeriksaan nadi yang dilakukan secara manual diperoleh hasil 84 denyut
per menit. Dengan waktu pengukuran selama 15 detik dikalikan sebanyak 4 kali.
Dikategorikan normal karena berada pada kisaran 60-100 detak jantung per menit.
Pada pemeriksaan fisik yakni kondisi mata, tangan dan kuku tidak ditemukan
gejala anemia.
3.2 Saran
Melalui praktikum uji biokimia dan fisik klinis ini diharapkan para mahasiswa/i
lebih memahami cara penggunaan alat penilaian dengan baik dan benar. Beberapa
kesalahan yang kerap terjadi adalah enumerator masih merasa bingung dan ragu
Ketika hendak menusukkan lancets ke tangan responden. Selain itu, titik
penusukan lancets juga masih perlu dipahami kedepannya sehingga tidak salah
posisi. Untuk para responden, diharapkan agar tidak merasa tegang dan gugup
ketika enumerator melakukan pemeriksaan karena hal itu dapat berpengaruh pada
hasil pemeriksaan.
LAMPIRAN
(Responden 1)
(Responden 2)
3. Pengukuran Kolestrol
(Responden 1) (Responden 2)
4. Pengukuran Hb (Hemocue)
8. Kondisi Anemia
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Chafid Tampubolon, Koko Handoko. 2020. Sistem Pakar Kalkulator Gula
Darah Berbasis Website Menggunakan Metode Forward Chaining. Jurnal
Comasie Universitas Putera Batam 9.
Al Rahmad, A. H. (2018). Pengaruh Pemberian Konseling Gizi terhadap
Penurunan Kadar Kolesterol Darah. Jurnal Kesehatan, 9(2), 241-247.
Herwati, H., & Sartika, W. (2013). Terkontrolnya Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Berdasarkan Pola Diet dan Kebiasaan Olah Raga di Padang
Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 8(1), 8-14.
Kusumayanti, GA Dewi, Ni Komang Wiardani, and P. P. S. S. (2014). Diet
mencegah dan mengatasi gangguan asam urat. Jurnal Ilmu Gizi, 5(1), 69–78.
Madyaningrum, E. … Ramdhani, A. (2020). Buku Saku Kader: Pengontrolan
Asam Urat di Masyarakat. In Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat,
dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada. Retrieved from
https://hpu.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/1261/2021/02/HDSS-Sleman-
_Buku-Saku-Kader-Pengontrolan-Asam-Urat-di-Masyarakat-_cetakan-II.pdf
Rezkiyanti, F. A. (2021). Sumber Zat Gizi Dan Penilaian Status Gizi.
RI, P2PTM Kemenkes. 2020. “Yuk, mengenal apa itu penyakit Diabetes Melitus
(DM).” KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, 13 Juli:
2.
Setyawati, V. A. V., & Hartini, E. (2018). Buku ajar dasar ilmu gizi kesehatan
masyarakat. Deepublish.
Soleha, M. (2012). Kadar kolesterol tinggi dan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kadar kolesterol darah. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia, 1(2),
85-92.
Syarfaini. (2014). Berbagai cara menilai status gizi masyarakat. Alauddin
University Pres.
Muzayyaroh , Suyati (2018).Hubungan kadar Hb dengan prestasi belajar pada
mahasiswi prodi D-III kebidanan fik unipdu jombang, jurnal kesehatan
kusuma husada.
Sri Syatriani, Astrina Aryani (2010).Konsumsi makanan dan kejadian anemia
pada siswi salah satu Smp dikota makassar. Jurnal kesehatan masyarakat
nasional 4(6).
Meimi Lailla, Zainiar, Ade Fitri (2021).Perbandingan hasil pemeriksaan
hemoglobin secara digital terhadap hasil pemeriksaan hemoglobin secara
cyanmethemoglobin. Jurnal pengelolaan laboratorium Pendidikan 3 (2)
63-68.
Mukhlissul Faatih, Frans Dany, Ratih Rinendyaputri, Kambang Sariadji,Ida
Susanti, Uly A. Nikmah (2020). Metode Estimasi Hemoglobin pada
Situasi Sumberdaya Terbatas:Kajian Pustaka.Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pelayanan Kesehatan 4(2).
Norsiah W. (2015). Perbedaan Kadar Hemoglobin Metode Sianmethemoglobin
Dengan dan Tanpa Sentrifugasi pada Sampel Leukositosis. Medical
Laboratory Technology Journal.Vol 1.Nomor 2.
Jimmy Rianto, Willy Handoko, Virhan Novianry (2018). Pengaruh Konsumsi
Produk yang Mengandung Pemanis Buatan Rendah Kalori terhadap Kadar
Glukosa Darah Puasa dan Gangguan Toleransi Glukosa pada Tikus Galur
Wistar. Jurnal Kesehatan Khatulistiwa 4 (1).