Anda di halaman 1dari 29

Laporan Praktikum ke-3 Tanggal Mulai: 20 September 2023

MK. Penilaian Status Gizi Tanggal Selesai: 23 September 2023

PENILAIAN STATUS GIZI SECARA BIOKIMIA DAN


SECARA KLINIS

Kelompok2:
Dinda Amelia (5223540029)
Maria Isabel Sitinjak (5221240009)
Meriska Sembiring (5223240024)
Miracle Sinaga (5223540009)
Nadzifa Khalishah Salim Nst (5223540014)
Nurul Isnayni Salsabila (5222240005)
Patricia Angelica Br. Nadapdap (5221240018)
Qarina Yustiviola (5223540035)
Reni Romaito (5223540003)
Zivana Hafiza Reysa (5223240008)

DosenPengampu:
Erni Rukmana, S.Gz., M.Si.
Nila Reswari Haryana, S.Gz., M.Si.
Risti Rosmiati, S.Gz., M.Si.

PROGRAM STUDI GIZI


JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini tepat waktu. Laporan ini kami buat guna memenuhi penyelesaian
tugas pada mata kuliah Penilaian Status Gizi.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Penilaian Status Gizi khususnya kepada ibu Nila Reswari Haryana, S.Gz,
M.Si. yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada kami dan kepada
teman-teman se-tim yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
pikiran maupun waktunya dalam pembuatan laporan praktikum ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih adanya kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami
meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna
perbaikan dan penyempurnaan ke depannya.

Medan, 20 September 2023

Kelompok 2-B
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penilaian biokimia merupakan salah satu metode dalam penilaian status gizi
yang bersifat langsung. Pada umumnya yang dinilai dalam penilaian status gizi
secara biokimia antara lain, yaitu: zat besi, vitamin, protein, dan mineral.
Pemeriksaan biokimia digunakan untuk menilai status gizi terutama untuk
mendekteksi keadaan defisiensi zat gizi sub-klinikal, artinya sudah mengalami
kelainan biokimia namun tanpa tanda-tanda atau gejala klinis, sehingga sering
digunakan untuk menggambarkan tahap awal dari suatu penyakit atau kondisi,
sebelum gejala terdeteksi oleh pemeriksaan klinis atau pemeriksaan laboratorium.
sehingga hasilnya memberikan gambaran lebih tepat, objektif, dan hanya
dilakukan orang yang terlatih. Selain itu penilaian secara biokima dapat
mendeteksi kelainan status gizi jauh sebelum terjadi perubahan dalam nilai
antropometri serta gejala dan tanda-tanda kelainan klinik. Kemudian hasil
pemeriksaan biokimia selanjutnya akan dibandingkan dengan standar normal yang
telah ditetapkan sehingga bila dibawah nilai normal berarti terdapat kekurangan
sebaliknya bila diatas nilai normal bisa jadi karena kelebihan zat gizi tertentu.

Masalah gizi yang akan dinilai secara laboratorium meliputi Kurang Energi
Protein (KEP), Anemia Gizi Besi (AGB), Kurang Vitamin A (KVA), dan
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) namun untuk praktikum kali ini
masalah gizi yang akan dinilai secara laboratorium hanya status besi (anemia,
hemoglobin), lipida darah (kolesterol). Kemudian penilaian status gizi secra klinis
yang dilakukan dengan melihat tanda (sign) dan gejala (symptom). Penilaian
biokimia dibagi dalam dua kategori yaitu tes statis(Static test) dan tes Fungsional
(functional test); ada juga yang menggunakan istilah tes langsung dan tidak
langsung.

1) Tes statis didasarkan pada penentuan zat gizi atau hasil metabolismenay di
dalam darah, urin atau jaringan tubuh, misalnya pengukuran vitamin A,
albumin atau kalsium di dalam serum.
2) Tes fungsional dilakukan untuk menetapkan status gizi berdasarkan
pertimbangan bahwa hasil akhir dari kekurangan zat gizi dan kepentingan
biologiknya tidak semat-mata ditentukan oleh kadarnya di dalam darah dan
jaringan, tetapi oleh kegagalan dari satu atau lebih proses fisiologik yang
tergantung pada zat gizi tersebut untuk menunjukkan penampilan yang
optimal.

Pemeriksaan klinik umumnya bertujuan untuk memeriksa gejala yang muncul


dari tubuh sebagai akibat dari kelebihan atau kekurangan salah satu zat gizi
tertentu serta mengamati & mengevaluasi tanda-tanda klinis atau perubahan fisik
yang ditimbulkan akibat gangguan kesehatan & penyakit kurang gizi baik sign
(gejala yang diamati) dan symptom (gejala yang tidak dapat diamati tetapi
dirasakan oleh penderita gangguan gizi). Pemeriksaan ini didasarkan atas
perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat
gizi yang dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, bibir, lidah,
gigi, gusi, kuku, mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan
permukaan tubuh, sistem tulang dan otot, jaringan bawah kulit, sistem internal.
Pemeriksaan klinis (assessment clinic) secara umum terdiri dari dua bagian, yaitu:

1) Riwayat Medis (Medical History)


Dalam riwayat medis, kita mencatat semua kejadian-kejadian yang
berhubungan dengan gejala yang timbul pada penderita beserta faktor-faktor
yang mempengaruhi timbulnya penyakit tersebut.

2) Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik kita melakukan pengamatan terhadap perubahan fisik,
yaitu semua perubahan yang ada kaitannya dengan kekurangan gizi.

1.2 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktikum penilaian status gizi biokimia dan klinis dilaksanakan
di Lab gizi UNIMED pada pukul 13.15 sampai 15.30 WIB dengan didampingi
oleh dosen pengampu mata kuliah penilaian status gizi ibu Nila Reswari Haryana,
S.Gz., M.Si. dan dua orang kakal tingkat prodi gizi.
1.3 Tujuan
Tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah untuk memeriksa, mengamati dan
mengevaluasi status gizi seseorang dengan penilaian secara biokimia dan klinis
menggunakan alat tes tekanan darah, easy touch, dan lain-lain.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Hasil Pengamatan

Nama Nama Satuan (tulis


Pos Variabel Hasil Pengukuran
Responden Pengukur satuannya)
Glukosa
1 Patricia Miracle mg/dl 107
Darah
Maria Nadzifa Asam Urat mg/dl 5,5
2
Zivana Patricia Asam Urat mg/dl 4,4
3 Miracle Reni Kolesterol mg/dl 228
Nadzifa Meriska Kolesterol mg/dl 195
Hb
4 Nurul Qarin g/dl 13,5
(Hemocue)
Hb
5 Reni Maria g/dl 15,5
(Accucheck)
Tekanan
Meriska Dinda mmHg 100/75
Darah
Nadi 21/15 detik
Qarin Zivana 84/menit
(Manual) (bpm)
- Kondisi
Nurul
anemia
6
Tidak begitu
- - Mata
pucat
Dinda
Hanya ada sedikit
- - Kuku cekungan di
jempol
- - Tangan Pucat

2.2 Pembahasan
A. Hasil dan Interpretasi

● Pengukuran Glukosa Darah

Hasil pengukuran terhadap responden Patricia Angelica Br.


Nadapdap oleh Miracle Sinaga yaitu 107 mg/dl. Kadar glukosa darah
pada responden adalah normal. Menurut KEMENKES 2019, nilai
normal gula darah <200 mg/dl.
● Pengukuran Asam Urat

Hasil pengukuran asam urat terhadap responden Maria Isabel Sitinjak


oleh Nadzifa Khalishah Salim Nst yaitu 5,5 mg/dl sedangkan hasil
pengukuran asam urat terhadap responden Zivana Hafiza Reysa oleh
Patricia Angelica Br. Nadapdap yaitu 4,4 mg/dl. Menurut Who dalam
(Madyaningrum et al., 2020) kadar asam urat normal pada pria adalah 3,5-
7 mg/dl sedangkan kadar asam urat normal pada wanita adalah 2,6-6
mg/dl. Maka dari hasil pengukuran yang telah dilakukan kadar asam urat
responden Maria Isabel Sitinjak adalah normal (5,5 mg/dl < 7 mg/dl) dan
kadar asam urat responden Zivana Hafiza Reysa adalah normal (4,4 mg/dl
< 7 mg/dl).

● Pengukuran Kolesterol

Hasil pengukuran terhadap responden Miracle Sinaga oleh Reni


Romaito yaitu 228 mg/dl. Kadar kolesterol total pada responden adalah
agak tinggi. Sedangkan hasil pengukuran terhadap responden Nadzifa
Khalishah Salim Nst oleh Meriska Sembiring yaitu 195 mg/dl. Kadar
kolesterol total pada responden adalah normal. Menurut KEMENKES
2019, nilai normal kolesterol total <200 mg/dl.

● Pemeriksaan Anemia

Hasil pemeriksaan terhadap responden Dinda Amelia oleh Nurul


Isnayni Salsabila yaitu responden tidak mengalami anemia. Tetapi
responden ada kemungkinan untuk menuju ke anemia. Mungkin
responden bisa mengubah pola hidup seperti istirahat yang cukup, tidur
teratur dan mungkin meminum pil penambah darah.

● Pemeriksaan Denyut Nadi


Hasil pemeriksaan responden Qarina Yustiviola oleh Zivana Hafizah
Reysa yaitu 84/menit . dekat denyut pada responden adalah normal
Menurut KEMENKES 2019, nilai normal denyut nadi 60-100 kali
permenit.

● Pemeriksaan Tekanan Darah

Hasil pemeriksaan responden Meriska Sembiring oleh Dinda Amelia. Tekanan


darah responden adalah 100/75 mmHg berarti normal (Sistolik < 120 mmHg;
Diastolik < 80 mmHg. Tinggi rendahnya tekanan darah disebabkan oleh beberapa
faktor seperti aktivitas yang sedang dijalani, kondisi emosional, atau kondisi
medis lainnya yang memerlukan pemantauan lebih lanjut.

B. Pembahasan Dari Hasil Interpretasi


a) Glukosa Darah

● Pengertian Glukosa Darah

Glukosa darah merupakan hal terpenting bagi tubuh karena glukosa


berperan sebagai bahan bakar utama metabolisme. Glukosa juga bertindak
sebagai prekursor untuk sintesis karbohidrat lain seperti glikogen, galaktosa
dan ribosa. Glukosa merupakan produk akhir metabolisme karbohidrat.
Sebagian besar karbohidrat diserap ke dalam darah sebagai glukosa,
sedangkan monosakarida lain seperti fruktosa dan galaktosa akan diubah
menjadi glukosa di dalam hati. Oleh karena itu, glukosa merupakan
monosakarida yang banyak ditemukan dalam darah (Murray et al, 2009).
Faktor endogen dan eksogen merupakan dua faktor yang dapat
meningkatkan gula darah. Hormon insulin merupakan faktor endogen karena
berfungsi sebagai sistem reseptor glukagon dan kortisol pada sel otot dan hati.
Jenis makanan yang dikonsumsi dan aktivitas yang dilakukan merupakan
contoh faktor eksogen.
Menurut KEMENKES (2019) batas normal kadar glukosa darah yaitu
tidak melebihi atau kurang dari 126 mg/dl.
● Metabolisme Glukosa Darah

Langkah pertama dalam metabolisme tubuh adalah glikolisis konversi


glukosa menjadi energi yang terjadi secara anaerobik. Sepuluh enzim yang
masing-masing berperan sebagai katalis dalam sitoplasma sel eukariotik
membantu proses ini. Konversi glukosa menjadi produk akhir piruvat adalah
inti dari proses glikolisis ini. Karbon dioksida, air dan energi dihasilkan ketika
glukosa teroksidasi sempurna, dan ATP, senyawa fosfat berenergi tinggi,
disimpan sebagai energi. Jika proses metabolisme tidak segera menghasilkan
energi, glukosa disimpan sebagai glikogen di hati atau otot. Di sini, glikogen
adalah polimer yang terdiri dari banyak residu glukosa yang dapat dilepaskan
dan di metabolisme menjadi glukosa. Hipoglikemia atau gula darah rendah
mencegah produksi insulin dan membalikkan semua proses metabolisme.
Dimana dalam keadaan seperti ini, glukosa dikeluarkan dari tempat
penimbunan, namun tidak disimpan di otot dan hati. Kondisi lainnya adalah
ketika protein yang ada dipecah dan tidak terbentuk, sementara lemak dipecah
dan asam lemak dilepaskan. Nilai gula darah normal biasanya berkisar antara
80-144 mg/dL. Jika kadar glukosa darah melebihi normal, glukosa masuk ke
urin. Untuk lebih mengencerkan glukosa yang hilang, ginjal mengeluarkan
lebih banyak air. Akibatnya penderita DM menjadi lebih sering buang air
kecil.

● Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap glukosa darah


a. Usia
Usia merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi kadar glukosa
darah. Semakin tua usia, maka aktivitas fisik semakin jarang.
Peningkatan kadar glukosa yang paling banyak ditemukan pada umur
>45 tahun, namun tidak sedikit juga yang berusia <40 tahun memiliki
kadar glukosa darah yang tinggi.
b. Pola Makan
Pola makan yang sehat adalah makanan yang bergii dan seimbang
antar protein, lemak, dan serat untuk membantu memperlambat
pencernaan karbohidrat. Makanan yang mengandung serat bermanfaat
untuk mengurangi resiko DM, dapat menurunkan resiko penyakit
jantung dan menjaga berat badan yang ideal.

b) Asam Urat

● Pengertian Asam Urat

Asam urat merupakan hasil akhir dari katabolisme (pemecahan)


suatu zat yang bernama purin. Zat purin adalah zat alami yang merupakan
salah satu kelompok struktur kimia pembentuk DNA dan RNA. Purin
dapat diproduksi sendiri di dalam tubuh dan juga diperoleh dari asupan
makanan yang berasal dari tumbuhan maupun hewan.

● Dampak Asam Urat

Penyakit asam urat terjadi akibat adanya gangguan dalam


metabolisme purin. Gangguan tersebut menyebabkan tingginya kadar
asam urat di dalam tubuh yang menyebabkan penimbunan kristal asam
urat di jaringan terutama sendi dan jaringan ginjal atau saluran kencing
(batu ginjal). Dampak dari tingginya asam urat di dalam tubuh yakni
peradangan pada sendi hingga menimbulkan kerusakan sendi sehingga
membuat penderita tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya.
Selain itu, timbunan asam urat di ginjal akan menyebabkan batu asam urat
ditandai nyeri hebat di daerah pinggang dan bila berlanjut dapat
mengganggu fungsi ginjal.

● Penyebab Asam Urat

Asam urat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti karena adanya


faktor keturunan, asupan makanan yang salah, obesitas, dan konsumsi
obat-obatan tertentu. Asupan makanan yang mengandung purin tinggi
seperti daging, jeroan, seafood, kacang-kacangan akan menyebabkan
penyakit asam urat karena akan terjadi over produksi asam urat yang
dipecah dari purin. Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti diuretik (obat
penahan air), aspirin dosis tinggi, dan obat-obatan yang mempengaruhi
metabolisme purin, dapat meningkatkan risiko penyakit asam urat.

c) Kolesterol

● Pengertian Kolesterol

Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan dan berupa seperti


lilin yang diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam hati (Nilawati
et al., 2008). Kolesterol merupakan lemak yang penting namun jika terlalu
berlebihan dalam darah dapat membahayakan kesehatan, bila ditinjau dari
sudut kimiawi kolesterol diklasifikasikan ke dalam golongan lipid (lemak)
berkomponen alkohol steroid. Kolesterol umumnya terjadi pada
perempuan, dengan kecenderungan mempunyai kadar kolesterol yang
tinggi, sehingga pada perempuan lebih beresiko mengalami peningkatan
kolesterol (Ujani, 2016).

Kolesterol merupakan manifestasi dari masalah gizi lebih, yang


perlu mendapatkan perhatikan karena prevalensi kolesterol dari tahun ke
tahun terus meningkat. Kadar kolesterol tinggi merupakan salah satu
problema yang sangat serius karena merupakan salah satu faktor paling
utama untuk terjadinya penyakit jantung seseorang, masalah lainnya ialah
pada seseorang bertekanan darah tinggi dan perokok (Listyaningsih et al.,
2018). Kadar kolesterol tinggi biasanya tidak menimbulkan dampak, orang
sering kali tidak menyadari bahwa mereka menyandang
hiperkolesterolemia familial atau kelainan lipid dalam darah (Bull and
Morrell, 2007). Oleh karena itu, perlu adanya proses untuk dapat
menurunkan kadar kolesterol tinggi yang terkandung dalam darah.

● Dampak Kolesterol

Kolesterol tinggi dapat menjadi faktor pemicu penyakit jantung


koroner karena merupakan penyebab terjadinya sumbatan di pembuluh
darah perifer yang mengurangi suplai darah ke jantung. Kelebihan berat
badan yang bermakna kelebihan berbagai zat termasuk kolesterol darah
dapat mengakibatkan risiko penyakit jantung koroner 4. Kolesterol yang
berlebih akan mengendap di pembuluh darah akan menyumbat pembuluh
darah. Penyumbatan ini menyebabkan kerja otot jantung meningkat.
Dampak kelebihan kolesterol yang lain yaitu hipertensi, karena besarnya
tekanan pada pembuluh darah akibat sumbatan pada pembuluh darah
perifer.

Semakin bertambah usia perlu diwaspadai risiko terkena


hiperkolesteromia dengan menghindari beberapa faktor risiko salah
satunya dengan menjaga kadar normal kolesterol yaitu tidak melebihi 200
mg/dl. Pemeriksaan berkala kadar kolesterol darah juga dapat
mengantisipasi hiperkolesteromia lebih dini. Menurunkan kadar kolesterol
tidak harus dengan menggunakan obat obatan, tetapi dapat dilakukan
dengan berkonsultasi/konseling kepada ahli gizi atau dengan
menggunakan metode berolahraga (Herwati and Sartika, 2013).

d) Hb (Hemouce)
Hemoglobin (Hb) merupakan protein yang mengandung zat besi
dalam sel darah merah yang membawa oksigen (O2) dari paru-paru ke
seluruh jaringan tubuh, terdapat pada mamalia dan hewan lainnya.
Hemoglobin juga mengangkut karbon dioksida (CO2) dari jaringan tubuh
ke paru-paru untuk dilepaskan ke atmosfer atau dunia luar. Hemoglobin
terdiri dari globin, apoprotein dan empat gugus heme, yaitu molekul
organik yang mengandung atom besi.Menurunnya konsentrasi hemoglobin
dalam sel darah merah merupakan penyebab utama terjadinya anemia
(anemia).
Penurunan kadar hemoglobin menandakan rendahnya kadar
oksigen dalam darah, sehingga seringkali menyebabkan kesulitan
bernapas. Kurangnya oksigen dalam darah akan menyebabkan jantung
bekerja lebih keras. Dapat menyebabkan gejala seperti jantung berdebar-
debar dan nyeri dada. Jika oksigen tidak tersuplai ke seluruh bagian tubuh,
maka fungsi tubuh akan terhambat dan sel tidak mendapat cukup oksigen
untuk menjalankan aktivitasnya. Gejala yang sering dialami pasien adalah
kelelahan (Price dan Wilson, 2012).
Mengukur kadar hemoglobin merupakan salah satu indikator
anemia yang paling dapat diandalkan dan digunakan secara luas untuk
menyaring anemia pada manusia serta mengevaluasi respons terhadap
intervensi yang dilakukan. Sebagai referensi, konsentrasi hemoglobin
diukur menggunakan Automated Hematology Analyzer (AHA) karena
sangat akurat dan dapat diandalkan, namun metode AHA mahal dan
berpotensi menimbulkan masalah dalam pengangkutan sampel ke
laboratorium.
Kadar Hemoglobin yang normal menurut menurut World Health
Organization 2001 untuk untuk umur 5-11 tahun < 11,5 g/dL, umur 12-14
tahun < 12,0 g/dL. Untuk perempun diatas 15 tahun > 12,0 g/dL dan laki-
laki > 13,0 g/dL. HemoCue Hemoglobin kini banyak digunakan untuk
mengatasi kekurangan kekeruhan atau kekeruhan yang terdapat pada
metode cyanmethemoglobin.
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah kami lakukan pada
praktikum biokimia secara klinis ini kami telah mengukur kadar
hemoglobin homecue responden yang bernama Nurul isnayni salsabila lalu
mendapatkan hasil pengukuranya yaitu 13,5.Hal ini menandakan Hb pada
responden tergolong Normal.
Dampak kadar hemoglobin rendah dapat dipastikan bahwa
seseorang akan mengalami anemia. Anemia dapat mengakibatkan
berkurangnya daya pikir dan konsentrasi seseorang. Dampak negatif lain
yang ditimbulkan oleh anemia adalah daya tahan tubuh serta imun tubuh
berkurang sehingga menyebabkan tubuh mudah terserang penyakit, serta
kemampuan kinerja intelektual juga menurun.Dampak kadar hemoglobin
tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular,
seperti stroke dan serangan jantung.

e) Hb (Accucheck)
Accucheck atau easy touch merupakan alat kesehatan yang
digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah pada penderita diabetes.
Alat Pengukur GCU (Glukosa, Kolesterol, Asam Urat) Easy Touch adalah
alat yang digunakan untuk mengukur kadar tersebut secara bersamaan.
Perangkat ini hanya dapat digunakan dengan strip tes Easy Touch GCU
Meter yang disertakan bersama perangkat, serta perangkat pengumpul
darah, jarum pengumpul darah, dan tas jinjing. Perangkat Easy Touch
dirancang agar mudah digunakan dan memungkinkan individu memantau
kesehatannya sendiri tanpa perlu mengunjungi dokter atau rumah sakit.
Hemoglobin terdiri dari kata “haem” dan kata "globin", dimana
hem adalah Fe dan protoporfirin adalah mitokondria, globin adalah rantai
asam amino (1 pasang rantai α dan 1 pasang non α). Hemoglobin adalah
protein globular yang mengandung besi. Terbentuk dari 4 rantai
polipeptida (rantai asam amino), terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai
beta.Untuk mengetahui siapa seseorang itu Kurang darah atau tidak, bisa
ditentukan dengan pengukuran kadar Hb salah satunya accu check .
Penurunan kadar Hb dari normal, berarti kurang darah. Kadar Hemoglobin
yang normal menurut menurut World Health Organization 2001 untuk
untuk umur 5-11 tahun < 11,5 g/dL, umur 12-14 tahun < 12,0 g/dL. Untuk
perempun diatas 15 tahun > 12,0 g/dL dan laki-laki > 13,0 g/dL.
Berdasarkan hasil dari pengukuran Hb accucheck pada praktikum
biokimia dan klinis kami telah mengukur kadar hemoglobin accucheck
responden yang bernama Reni romaito lalu mendapatkan hasil
pengukuranya yaitu 15,5.Hal ini menandakan Hb pada responden
tergolong Normal.

f) Tekanan darah
Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung
terhadap dinding arteri. Pada manusia, darah dipompa melalui dua sistem
sirkulasi terpisah dalam jantung yaitu sirkulasi pulmonal dan sirkulasi
sistemik. Ventrikel kanan jantung memompa darah yang kurang O₂ ke
paru-paru melalui sirkulasi pulmonal di mana CO₂ dilepaskan dan 0 ₂
masuk ke darah. Darah yang mengandung O₂ kembali ke sisi kiri jantung
dan dipompa keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui sirkulasi
sistemik di mana O₂ akan dipasok ke seluruh tubuh. Darah mengandung
O₂ akan melewati arteri menuju jaringan tubuh, sementara darah kurang
O₂ akan melewati vena dari jaringan tubuh menuju ke jantung. Tekanan
darah diukur dalam milimeter air raksa (mmHg), dan dicatat sebagai dua
nilai yang berbeda yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.
Tekanan darah sistolik terjadi ketika ventrikel berkontraksi dan
mengeluarkan darah ke arteri sedangkan tekanan darah diastolik terjadi
ketika ventrikel berelaksasi dan terisi dengan darah dari atrium.
● Tekanan Darah normal
Tekanan darah rata-rata orang dewasa muda yang sehat (sekitar 20
tahun) adalah 120/80 mmHg. Nilai pertama (120) merupakan
sistolik dan nilai kedua (80) merupakan tekanan darah diastolik.
Untuk mengukur tekanan darah, dapat menggunakan
sfigmomanometer yang ditempatkan di atas arteri brakialis pada
lengan.

g) Deyut Nadi

● Deyut Nadi

Denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila
darah di pompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat
dimana ada arteri melintas (Sandi, 2016). Darah yang didorong ke arah
aorta sistol tidak hanya bergerak maju dalam pembuluh darah, tapi juga
menimbulkan gelombang bertekanan yang berjalan sepanjang arteri
(Kasenda, Marunduh & Wungouw, 2014). Gelombang yang bertekanan
meregang di dinding arteri sepanjang perjalanannya dan regangan itu dapat
diraba sebagai denyut nadi. Frekuensi denyut nadi pada umumnya sama
dengan frekuensi denyut/detak jantung. Denyutan dinyatakan sebagai
ekspresi dan dorongan balik arteri secara berganti-ganti. Ada 2 faktor yang
bertanggungjawab bagi kelangsungan denyutan yang dapat dirasakan.
Pertama, pemberian darah secara berkala dengan selang waktu pendek dari
jantung ke aorta, yang tekannya berganti-ganti naik turun dalam pembuluh
darah. Bila darah mengalir teta dari jantung ke aorta, tekanan akan tetap
sehingga tidak ada denyutan. Faktor yang kedua, elastisitas dari dinding
arteri yang memungkinkannya meneruskan aliran darah dan aliran balik.
Dindingyang tidak elastis akan tetap ada terjadi pergantian tekanan tinggi
rendah dalam sistol dan diastole ventrikel, namun dinding tersebut tidak
dapat melanjutkan alirannya dan mengembalikan aliran sehingga denyut
pun tidak dapat dirasakan oleh kita. Menurut Nurse (2012) letak perabaan
denyut nadi yang sering dilakukan yaitu :

1) Arteri Radialis
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas
pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relative mudah dan sering
dipakai secara rutin.
2) Arteri Branchialis
Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipat siku
(fossa antekubital) biasanya digunakan untuk mengukur tekanan darah.
3) Arteri Karotid
Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri
carotid berjalan diantara trakea dan otot strenokleidomastoideus.
Sering digunakan untuk bayi dan untuk memantau sirkulasi darah ke
otak.

Ada beberapa factor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi seseorang


seperti halnya:
1) usia
Usia seseorang sangat berpengaruh terhadap denyut nadi, denyut
nadi maksimum pada orang lanjut usia sangat menurun (penurunan 50%
dari usia remaja pada usia 80 tahun). Hal ini disebabkan berkurangnya
massa otot, dan daya maksimum otot yang dicapai sangat berkurang 2.
Pada anak umur 5 tahun denyut nadi istirahat antara 96-100 denyut
permenit, pada usia 10 tahun mencapai 80-90 denyut permenit, dan pada
orang dewasa mencapai 60-100 denyut permenit (Sandi, 2013).
2) Jenis Kelamin
Denyut nadi pada wanita lebih tinggi apabila dibandingkan dengan
laki-laki. Pada laki-laki dengan kerja 50% maksimal rata-rata nadi kerja
mencapai 128 denyut per menit, pada wanita 138 denyut per menit (Potter
& Perry, 2010).
3) Indeks Massa Tubuh (IMT)
Denyut nadi juga dipengaruhi oleh berat badan dengan
perbandingan berbanding lurus, sedangakan berat badan berkaitan dengan
IMT. Makin tinggi berat badan semakin tinggi IMT, begitu sebaliknya
makin rendah berat badan IMT semakin rendah. Sehingga makin tinggi
IMT denyut nadi istirahat semakin tinggi (Sandi, 2013).
4) Aktifitas Fisik
Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko kelebihan berat
badan. Orang yang tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi
denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja
lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung
memompa, dan makin tinggi tekanan yang dibebankan pada arteri
(Naesilla, Argarini & Mukono, 2016).
5) Rokok dan Kafein
Rokok dan kafein juga dapat meningkatkan denyut nadi. Pada
suatu studi yang merokok sebelum bekerja denyut nadinya meningkat 10
sampai 20 denyut per menit dibanding dengan seorang yang dalam bekerja
tidak didahului merokok. Hal tersebut dikarenakan, rokok dapat
mengakibatkan vasokonstriksi pada pembuluh darah (Suwitno, 2015).
Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak faktor
yang mempengaruhinya, pada saat aktifitas normal:
Normal: 60-100 x / menit,
Rendah: <60x/menit
Tinggi : > 100 x/menit

h) Kondisi anemia

● Pengertian Anemia

Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin di dalamnya lebih rendah dari biasanya.
Hemoglobin diperlukan untuk membawa oksigen dan jika Anda memiliki
sel darah merah yang terlalu sedikit atau tidak normal, atau tidak cukup
hemoglobin, akan terjadi penurunan kapasitas darah untuk membawa
oksigen ke jaringan tubuh. Hal ini menyebabkan gejala-gejala seperti
kelelahan, kelemahan, pusing dan sesak napas, antara lain. Konsentrasi
hemoglobin optimal yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
fisiologis bervariasi berdasarkan usia, jenis kelamin, ketinggian tempat
tinggal, kebiasaan merokok dan status kehamilan. Anemia dapat
disebabkan oleh beberapa faktor: defisiensi nutrisi melalui pola makan
yang tidak memadai atau penyerapan nutrisi yang tidak memadai, infeksi
(misalnya malaria, infeksi parasit, tuberkulosis, HIV), peradangan,
penyakit kronis, kondisi ginekologi dan obstetri, serta kelainan sel darah
merah yang diturunkan. Penyebab anemia gizi yang paling umum adalah
kekurangan zat besi, meskipun kekurangan folat, vitamin B12 dan A juga
merupakan penyebab penting.

● Gejala atau tanda anemia

Gejala dan tanda anemia ( kurang darah ) yang paling sering ditunjukkan
antara lain sebagai berikut :
1. Kulit Wajah terlihat Pucat
Penderita anemia biasanya jelas terlihat pada wajah dan kulit yang
terlihat pucat.
2. Kelopak Mata Pucat
Selain wajah kelopak mata pasien yang mengalami kurang darah juga
terlihat pucat. ini merupakan salah satu gejala umum anemia.
pemeriksaan biasanya dilakukan dengan cara meregangkan kelopak
mata. dan melihat warna kelopak mata bagian bawah.
3. Ujung Jari Pucat
pemeriksaan bisa kita lakukan dengan cara menekan ujung jari, normal
nya setelah di tekan daerah tersebut akan berubah jadi merah. Tetapi,
pada orang yang mengalami anemia, ujung jari akan menjadi putih atau
pucat.
4. Mudah lelah
Terlalu mudah lelah, padahal aktivitas yang dilakukan tidaklah berat, jika
anda merasa mudah lelah sepanjang waktu dan berlangsung lama
kemungkinan anda mengalami penyakit anemia. hal ini terjadi karena
pasokan energi tubuh yang tidak maksimal akibat kekurangan sel-sel
darah merah yang berfungsi sebagai alat transportasi alami didalam
tubuh.
5. Denyut Jantung menjadi tidak teratur
Denyut jantung yang tidak teratur, terlalu kuat dan memiliki kecepatan
irama denyut jantung yang tidak normal. hal ini terjadi sebagai akibat
tubuh kekurangan oksigen. sehingga jantung berdebar secara tidak
teratur. pemeriksaan ini hanya bisa dilakukan oleh petugas kesehatan.
6. Sering merasa Mual
Biasanya penderita anemia sering mengalami Mual pada pagi hari.
hampir sama seperti tanda-tanda kehamilan. mual pada pagi hari biasa
disebut dengan Morning sickness.
7. Sakit kepala
Salah satu dampak kekurangan sel darah merah yaitu otak menjadi
kekurangan Oksigen. sehingga menyebabkan nyeri pada kepala. karena
inilah penderita Anemia sering mengeluh sakit kepala.
8. Kekebalan tubuh menurun
Kekebalan tubuh / sistem pertahanan tubuh terhadap penyakit menurun
dan biasanya penderita anemia sangat mudah terkena penyakit lain
sebagai akibat melemahnya imun tubuh.
9. Sesak napas
Penderita Anemia sering kali merasa sesak nafas dan merasa terengah-
engah ketika melakukan aktivitas, hal ini terjadi karena kurangnya
oksigen didalam dalam tubuh, akibat kurangnya sel darah merah.

● Penggunaan Easy Touch,Tensimeter dan Homocue

1.Easy Touch
Easy touch GCU(glucose,cholesterol and uric acid) meter merupakan alat
yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah, kolesterol,
dan asam urat sekaligus. Alat test ini hanya dapat digunakan dengan
menggunakan strip test Easy touch GCU meter. Dalam 1 paket alat terdiri
dari:
1. 1 unit alat atau mesin
2. 10 test strip gula darah
3. 10 test strip asam urat
4. 2 test strip kolesterol
5. Lancing atau pena jarum
6. 25 jarum lancet
7. Tas alat.
Cara penggunaanya:
Pengecekan gula darah, kolesterol, dan asam urat disesuaikan dengan warna
chip dan strip masing-masing (Hijau untuk gula darah, Biru untuk kolesterol,
dan Kuning untuk asam urat). Cara penggunaanya:
1) Nyalakan alat dengan memasang baterai pada tempat yang sesuai.
2) Akan tampil format tanggal pada layar alat. Tampilan tersebut akan mati
secara otomatis setelah beberapa saat.
3) Jika ingin cek gula darah, pasangkan chip berwarna hijau di belakang alat.
Setelah itu, masukkan strip gula warna hijau dibagian atas alat.
4) Tampilan kode chip akan muncul pada layar alat, diikuti dengan gambar
tetes darah berkedip.
5) Kemudian aplikasikan tetes darah pada strip (sesuai dengan tanda panah
pada ujung strip).
6) Hasil akan terlihat setelah beberapa detik.
7) Cara yang sama dapat dilakukan untuk cek kolesterol atau asam urat
(dengan warna chip dan strip yang sesuai).

2.Tensimeter atau sphygmomanometer


Tensimeter diambil dari dua kata. Tension (Tensi) yang berarti tekanan dan
Meter yang berarti ukuran. Tensimeter atau juga dikenal dengan istilah
Sphygmomanometer ialah sebuah alat kesehatan yang berfungsi untuk
mengukur tekanan darah.
Tekanan darah terukur adalah tekanan relatif antara tekanan didalam
pembuluh darah dibandingkan dengan tekanan udara luar atau atmosfer.
Satuan yang digunakan dalam pengukuran tekanan darah ah adalah mm Hg.
Ketelitian dalam pengukuran tekanan darah menjadi sangat penting karena
parameter tekanan darah sangat menentukan ketepatan diagnosa terhadap
suatu penyakit. Banyak penyakit yang dapat terdeteksi atau terindikasi
dengan meningkatnya tekanan darah atau menurunnya tekanan
darah pada pasien.
2. Cara Penggunaan:
a. Masukkan ujung pipa manset pada bagian alat.
b. Perhatikan arah masuknya perekat manset.
c. Pakai manset, perhatikan arah selang
d. Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kanan pasien.Apabila pasien
menggunakan baju berlengan panjang,singsingkan lengan baju ke atas tetapi
pastikan lipatan baju tidak terlalu ketat sehingga tidak menghambat aliran
darah di lengan.
e. Pastikan posisi selang sejajar dengan jari tengah, dan posisi tangan terbuka
ke atas. Jarak manset dengan garis siku lengan kurang lebih 1-2 cm. Jika
manset sudah terpasang dengan benar, rekatkan manset.
f.Setelah manset terpasang dengan baik, pastikan pasien duduk dengan posisi
kaki tidak menyilang tetapi kedua telapak kaki datar menyentuh lantai.
Letakkan lengan kanan responden di atas meja sehinga manset yang sudah
terpasang sejajar dengan jantung pasien.
g. Tekan tombol “START/STOP” untuk mengaktifkan alat.Instruksikan
pasien untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak berbicara pada saat
pengukuran.
h. Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan terbuka ke
atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa mancet.
i. Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan hasil
pengukuran akan muncul. Alat akan menyimpan hasil pengukuran secara
otomatis.
j. Tekan “START/STOP” untuk mematikan alat. Jika lupa untuk mematikan
alat, maka alat akan mati dengan sendirinya dalam 5 menit.

3.Hemocue
HemoCue adalah metode lain untuk estimasi Hemoglobin. Sebuah penelitian
yang dilakukan pada sampel darah hasil donor, diketahui sensitivitas dan
spesifisitas HemoCue yaitu 94,1% dan 95,2% dibandingkan dengan 90,1%
dan 94,2% untuk metode Cyanmethemoglobin langsung (Akhtar K et al,
2008). Spesifisitas penilaian HemoCue kapiler (95,2%) atau vena (94,2%)
darah ditemukan lebih tinggi dibandingkan dengan langsung (94,2%) atau
tidak langsung (68,3% untuk kapiler dan 76% untuk darah vena).
Cara Penggunaanya:
1. Nyalakan HemoCue, kemudian buka tempat Microcuvet dari wadah.
2.Masukan darah kapiler ke rongga microcuvet sampai terisi sepenuhnya.
3.Hindari isi ulang rongga microcuvet.
4.Microcuvet dilap menggunakan tissue kering.
5. Masukkan microcuvet ke dalam HemoCue.
6.Tutup HemoCUe.
7. Tunggu 10-15 detik, kadar Hb akam muncul pada layar.
Nilai Normal Hemoglobin (Hb) Darah
Pria : 14 - 18 g%
Wanita : 12 - 16 g%

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Praktikum kali ini menggunakan pengukuran metode biokimia dan fisik klinis
yang terdiri dari pengukuran glukosa darah, asam urat, kolesterol, Hb
(menggunakan alat hemocue dan accu check), tekanan darah, nadi (secara
manual), dan pemeriksaan kondisi anemia secara fisik klinis.
Pada pengukuran glukosa darah, hasil responden yang diperoleh ialah 107 mg/dl
(normal).
Pada pengukuran asam urat, hasil responden pertama yang diperoleh ialah 5,5
mg/dL dan hasil responden kedua yang diperoleh ialah 4,4 mg/dL. Keduanya
dikategorikan normal karena kadar asam urat antara 2,4-6,0 mg/dL untuk wanita.
Pada pengukuran kadar kolestrol, hasil responden pertama yang diperoleh ialah
228 mg/dL dan yang kedua ialah 195 mg/dL. Untuk responden pertama
dikategorikan tinggi karena sudah lebih dari 200 mg/dL
Pada pengukuran Hb menggunakan metode hemocue, hasil responden yang
diperoleh ialah 13,5 dikategorikan normal karena berkisar antara 12-15,5 g/dL.
Sedangkan pada pengukuran Hb menggunakan metode accu check, diperoleh
hasil 15,5 dikategorikan normal.
Pada pemeriksaan tekanan darah diperoleh hasil 100/75mmHg dikategorikan
normal karena berada pada kisaran sistolik <130 mmHg dan diastolik <85 mmHg.
Pada pemeriksaan nadi yang dilakukan secara manual diperoleh hasil 84 denyut
per menit. Dengan waktu pengukuran selama 15 detik dikalikan sebanyak 4 kali.
Dikategorikan normal karena berada pada kisaran 60-100 detak jantung per menit.
Pada pemeriksaan fisik yakni kondisi mata, tangan dan kuku tidak ditemukan
gejala anemia.
3.2 Saran
Melalui praktikum uji biokimia dan fisik klinis ini diharapkan para mahasiswa/i
lebih memahami cara penggunaan alat penilaian dengan baik dan benar. Beberapa
kesalahan yang kerap terjadi adalah enumerator masih merasa bingung dan ragu
Ketika hendak menusukkan lancets ke tangan responden. Selain itu, titik
penusukan lancets juga masih perlu dipahami kedepannya sehingga tidak salah
posisi. Untuk para responden, diharapkan agar tidak merasa tegang dan gugup
ketika enumerator melakukan pemeriksaan karena hal itu dapat berpengaruh pada
hasil pemeriksaan.

LAMPIRAN

1. Pengukuran Glukosa Darah

2. Pengukuran Asam Urat

(Responden 1)
(Responden 2)

3. Pengukuran Kolestrol

(Responden 1) (Responden 2)
4. Pengukuran Hb (Hemocue)

5. Pengukuran Hb (accu check)


6. Pengukuran Tekanan Darah

7. Pengukuran Nadi (manual)

8. Kondisi Anemia
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Chafid Tampubolon, Koko Handoko. 2020. Sistem Pakar Kalkulator Gula
Darah Berbasis Website Menggunakan Metode Forward Chaining. Jurnal
Comasie Universitas Putera Batam 9.
Al Rahmad, A. H. (2018). Pengaruh Pemberian Konseling Gizi terhadap
Penurunan Kadar Kolesterol Darah. Jurnal Kesehatan, 9(2), 241-247.
Herwati, H., & Sartika, W. (2013). Terkontrolnya Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Berdasarkan Pola Diet dan Kebiasaan Olah Raga di Padang
Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 8(1), 8-14.
Kusumayanti, GA Dewi, Ni Komang Wiardani, and P. P. S. S. (2014). Diet
mencegah dan mengatasi gangguan asam urat. Jurnal Ilmu Gizi, 5(1), 69–78.
Madyaningrum, E. … Ramdhani, A. (2020). Buku Saku Kader: Pengontrolan
Asam Urat di Masyarakat. In Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat,
dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada. Retrieved from
https://hpu.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/1261/2021/02/HDSS-Sleman-
_Buku-Saku-Kader-Pengontrolan-Asam-Urat-di-Masyarakat-_cetakan-II.pdf
Rezkiyanti, F. A. (2021). Sumber Zat Gizi Dan Penilaian Status Gizi.
RI, P2PTM Kemenkes. 2020. “Yuk, mengenal apa itu penyakit Diabetes Melitus
(DM).” KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, 13 Juli:
2.
Setyawati, V. A. V., & Hartini, E. (2018). Buku ajar dasar ilmu gizi kesehatan
masyarakat. Deepublish.
Soleha, M. (2012). Kadar kolesterol tinggi dan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kadar kolesterol darah. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia, 1(2),
85-92.
Syarfaini. (2014). Berbagai cara menilai status gizi masyarakat. Alauddin
University Pres.
Muzayyaroh , Suyati (2018).Hubungan kadar Hb dengan prestasi belajar pada
mahasiswi prodi D-III kebidanan fik unipdu jombang, jurnal kesehatan
kusuma husada.
Sri Syatriani, Astrina Aryani (2010).Konsumsi makanan dan kejadian anemia
pada siswi salah satu Smp dikota makassar. Jurnal kesehatan masyarakat
nasional 4(6).
Meimi Lailla, Zainiar, Ade Fitri (2021).Perbandingan hasil pemeriksaan
hemoglobin secara digital terhadap hasil pemeriksaan hemoglobin secara
cyanmethemoglobin. Jurnal pengelolaan laboratorium Pendidikan 3 (2)
63-68.
Mukhlissul Faatih, Frans Dany, Ratih Rinendyaputri, Kambang Sariadji,Ida
Susanti, Uly A. Nikmah (2020). Metode Estimasi Hemoglobin pada
Situasi Sumberdaya Terbatas:Kajian Pustaka.Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pelayanan Kesehatan 4(2).
Norsiah W. (2015). Perbedaan Kadar Hemoglobin Metode Sianmethemoglobin
Dengan dan Tanpa Sentrifugasi pada Sampel Leukositosis. Medical
Laboratory Technology Journal.Vol 1.Nomor 2.
Jimmy Rianto, Willy Handoko, Virhan Novianry (2018). Pengaruh Konsumsi
Produk yang Mengandung Pemanis Buatan Rendah Kalori terhadap Kadar
Glukosa Darah Puasa dan Gangguan Toleransi Glukosa pada Tikus Galur
Wistar. Jurnal Kesehatan Khatulistiwa 4 (1).

Anda mungkin juga menyukai