Anda di halaman 1dari 49

ASSESMENT DAN KOMPLIKASI SELAMA

HEMODIALISIS PADA ANAK


OMEGA MELLYANA
Pelatihan Dialisis Bagi Dokter Umum di RS dan Klinik Khusus Dialisis. Semarang 14 Nov-6 Des 22
OUTLINE

1. INDIKASI, KONTRA INDIKASI DIALISIS


PADA ANAK
2. PERBEDAAN DIALISIS ANAK DAN
DEWASA
3. MONITORING DIALISIS ANAK
4. ASSESMENT DAN KOMPLIKASI SELAMA
DIALISIS
PENDAHULUAN

Kasus anak kurang lebih hanya 1 % dari total populasi dewasa


(hemodialisis)
Prevalensi renal replacement therapy meningkat dari tahun ke tahun
RSDK : 12 anak dialysis tiap bulan dan selalu ada penambahan kasus baru
Data Nasional : 2017 (RS Pendidikan di Indonesia : 220 anak menjalani
dialysis
Angka luaran di Indonesia : 5 tahun survival :belum diketahui ; USA: 41%;
Eropa: 48 %, Jepang 60 %.
Jumlah kasus meninggal 3 x lebih tinggi pada populasi yang tidak
memiliki akses dialisis
Thurlow J.S. Joshi M. · Yan G.  Norris K.C. ,Agodoa L.Y.   · Yuan C.M. ,Nee R. Global Epidemiology of End-Stage Kidney Disease and Disparities in Kidney
Replacement Therapy. Am J Nephrol 2021;52:98–107
PERBEDAAN FISIOLOGI PADA ANAK DAN DEWASA

Otot – otot jantung

Tekanan darah Fisik dan


mental
AAP,2017

Perbedaan
Volume darah anak
Etiologi
dengan
Anak & remaja dewasa :
70-80 ml/kgBB
Etiologi
 Etiologi gagal ginjal pada dewasa:
 penyakit Degeneratif:
 DM, Hipertensi,
 Glomerulonefritis Kronik(GNK)

 Etiologi Ginjal Pada Anak


kongenital, didapat, genetiK
Kelainan kongenital: uropati obstruktif, hipoplasi,polikistik,dll
(30-40 %)
Radang ginjal/Glomerulonefritis (30%)
Lain-lain: hipertensi, penyakit autoimun, hemolitik uremik syndrome,
genetik (10-20 %)
Indikasi HD

 Semua pasien dengan laju filtrasi glomerulus antara 10 -15


ml/min/1.73m2
 Gangguan Ginjal Akut (AKI) stadium III/Failure
 Penyakit ginjal Kronik (PGK) Stadium V/IV persiapan tranplantasi ginjal
 Gangguan Ginjal Akut saat Penyakit Ginjal Kronik (Acute on Chronic Kidney
Disease/AKI superimposed CKD )
 Jenis hemodialisis :
 HD akut (untuk kasus akut dan akut on kronik),
 HD Kronik
Menghitung Perkiraan FUNGSI
FILTRASI GINJAL

e-GFR/LFG
Schwartz Formula

Anak Nilai LFG Normal pada


Anak
eGFR : estimated Glomerular Filtration Konstanta (K) Lahir : 20,8±1.9
Rate / laju filtrasi 1 minggu : 46,6±5,2
Neonatus - 12 bulan : 0,45 3-5 minggu : 60,1±4,6
glomerulus/perkiraan fungsi 12 bulan - 13 tahun : 0,55 6-9 minggu : 67,5±6,5
ginjal P > 13 tahun-21 tahun : 0,55 3-6 bulan : 73,8±7,2
K : konstanta yang berkaitan dg L > 13 tahun : 0,7 6-12 bulan : 93,7±14,0
1-2 tahun : 99,1±18,7
ekskresi serum kreatinin per luas Keterangan : K : 2-5 tahun : 126,5±24,0
permukaan tubuh konstanta;Ht:height: tinggi badan 5-15 tahun : 116,7±20,2
Pkr : Plasma/serum kreatinine (cm)
PENYEBAB
AKI JAWA TENGAH

Diduga
atipikal
cemaran
obat sirup?
tipikal
Covid/ Belum jelas
MIS-C?

Progresif : cepat memburuk


dan meninggal

GgGA/AKI GgGAProgresif
Atipikal (GgGAPA)
Kriteria AKI/GgGA
2012 JAWA TENGAH

2007 KDIGO
2004 AKIN
RIFLE • Increase in serum creatinine > 26.5
Modifikasi RIFLE mmol/L atau > 0.3mg/dL within 48
hours. OR
1. Risk
• increase in serum cretinine to > 1,5
2. Injury
times baseline, within the prior 7
3. Failure
days OR
4. Loss of kideney function
• urine volumne < 0.5 ml/kg/hr for 6
5. End stage renal disease
hours GFR: Glomerular Filtration Rate
Keterangan:
AKIN: Acute Kidney Injury Network
Staging depend on GFR dan urine output KDIGO: Kidney Disease Improving Global
Outcome
STADIUM GgGA/AKI pada anak

Kidney Disease Improving Global Outcome (KDIGO,2012) for AKI


(Acute Kidney Injury)/GgGA
KDIGO,2012

International Society of Nephrology. Kidney International Supplement. KDIGO Clinical Practice Guideline for Acute Kidney Injury. 2012.
STADIUM GgGA/AKI (KDIGO,2012)

Std Serum Kreatinin Volume urine


JAWA TENGAH

1 Peningkatan kreatinin 1,5-1,9 kali baseline ATAU <0,5 ml/kgBB/jam selama 6-


Peningkatan kreatinin ≥0,3 mg/dL 12 jam
2 Peningkatan kreatinin 2-2,9 kali baseline <0,5 ml/kg/jam selama ≥12
jam
3 Peningkatan kreatinin 3 kali baseline , ATAU  <0,3 ml/kg/jam selama ≥24
Peningkatan kreatinin sampai 4 mg/dL , ATAU Inisiasi jam
terapi pengganti ginjal , ATAU ATAU Anuria selama ≥12 jam
Penurunan eGFR <35 ml/mnt/1,73 m2 pd pasien <18 thn

Nilai normal kreatinin serum sesuai usia


Anak Normal berkemih minimal 1
Usia Kreatinin Rentang(mg/
ml/kgBB/jam (dalam 6 jam) (mg/dL) dL)
Rata-rata anak berkemih 2-4
ml/kgBB/jam Neonatus <2 mg 0,5 0,4-0,6
Neonatus >2 mg 0,4 0,3-0,5
2 mg - 5 tahun 0,4 0,2-0,5
International Society of Nephrology. Kidney International Supplement.
KDIGO Clinical Practice Guideline for Acute Kidney Injury. 2012.
5 – 10 tahun 0,6 0,3-1,0
Congenital Anomaly of the Kidney and Urinary Tract (CAKUT)

Murugapoopathy, V., & Gupta, I. R. (2020). A Primer on Congenital Anomalies of the Kidneys and Urinary Tracts (CAKUT). Clinical Journal of the American Society of Nephrology, CJN.12581019.
doi:10.2215/cjn.12581019 
Glomerulonefritis
Definisi PGK : kelainan struktur atau fungsi ginjal yang terjadi selama lebih
dari 3 bulan, yang berdampak pada kesehatan disertai atau tidak penurunan
fungsi ginjal
Atau LFG < 60 ml/mnt/1,73m2 selama 3 bulan

Klasifikasi PGK (National kidney foundation (NKF)/ (KDIGO)-2012)

Stadi Deskripsi LFG(ml/min/


um 1,73m2)*
DEFINISI DAN 1 Kerusakan ginjal dengan LFG >90
normal/meningkat
KLASIFIKASI 2 Kerusakan ginjal dengan LFG menurun ringan 60 - 89
3a Kerusakan ginjal dengan LFG menurun ringan- 45 - 59
sedang
3b Kerusakan ginjal dengan LFG menurun sedang- 30-44
berat
4 Penurunan LFG berat 15 - 29
5 Gagal ginjal < 15 (dialisis)
Kontra Indikasi Dialisis

 Hemodinamik atau sirkulasi tidak stabil ( pasien syok, dll)


 Keganasan yang lanjut
 Ada gangguan organ lain yang sangat buruk: demensia,
gagal hati dengan ensefalopati
 Problem Akses vaskuler
 AIDS berat
UNIT DIALISIS ANAK
 Ideal: khusus dan ramah anak (memenuhi kebutuhan personal anak)
 Tim multidisipliner:
 Dokter (Ka Unit HD (SpPD KGH/SpA(K), Dokter penanggung jawab pasien, Dokter
umum)
 Perawat
 Dieticien
 Psikolog
 Guru
 Terapis bermain
 Social worker
PERSIAPAN DOKTER
UNTUK HD ANAK
 Assesment GgGA atau PGK stad V
 Infomerd consent
 Melengkapi syarat HD
 Mempertimbangkan komorbiditas dan
komplikasi
 Diagnosis utama (AKI stadium III/Failure atau
CKD Stage V )
 Diagnosis Etiologi
 Diagnosis komorbiditi/penyerta (AIHA,
LUPUS,HUS,DLL)
 Diagnosis komplikasi
 Riwayat alergi
 Riwayat Syok saat HD
Syarat HD AWAL/INISIASI HD

 BB Anak + 15- 20 KG (Sesuai ketersediaan dialiser )


 Hemoglobin > 10 mg/dL (untuk HD awal)
 Albumin > 2.5 mg/dL
 Studi koagulasi normal (jika memanjang perlu FFP atau dg teknik free
heparin)
 Trombosit > 50 ribu /mm3(jika lbh rendah usaha TC)
 Tidak Hipotensi atau dalam keadaan syok
Persiapan HD pada anak

Informed
Consent:
orang tua
& anak Teknik &
Peresepan
HD
Pasien :
• Persiapan
mental,psikososi
al, fisik,
orientasi tempat
& teknik
• Laboratorium
• Akses vaskuler
PERESEPAN HD ANAK

1. Ukuran Dialiser
2. UFG yg diambil: priming+ perhitungan/perkiraan pengambilan volume
3. UFR : jumlah UFG yang diambi/lama pengambilan)
4. Duration Time (lama pengambilan)
5. Blood flow (QB)
6. Dialisat Flow (Qd)
7. Heparin
8. Eritropoeitin/Iron sukrose
9. Injeksi fenobarbital untuk HD awal
PERSIAPAN TEKNIK & PERESEPAN AWAL DIALISIS

 Volume Ekstrakorporeal: volume pengisian tubing+volume priming dialiser


Jaga volume sirkuit < 8 ml/kgBB,
 Volume darah ekstrakorporeal < 10 % volume darah total
(Volume darah total : 60-70 ml/kgBB utk remaja – 80 ml/kgBB utk anak)
 Blood lines: pediatric : 30 ml-120 ml (dewasa)
 Ukuran Dialiser: BB: 20 – 30 kg (0.7); 30 – 40 kg (0.9); >40 kg (1.0) atau sesuai
Luas Permukaan Tubuh(BSA) anak(0,7 – 1 )
UKURAN DIALISER UNTUK ANAK

Ukuran dialiser F3 F4 F5 F6
Area permukaan efektif,m2 0,4 0,7 0,9-1,0 1,3

Koefisien UF,ml/jam/mmHg tekanan transmembran 1,7 2,8 4,0-4,2 5,5

Volume darah priming,ml 28-30 42-44 60-63 82-84

Maksimum UF,ml/jam 800 1600 2450 3300

Koefisien area transfer masa urea(KoA)ml/menit 290 440 557 670

Klirens urea pada Qb 25 ml/men, mL/menit 25 25 25 25

Klirens urea pada Qb 200mL/men, mL/men 125 155 175 183


Klirens urea dializer (Fresenius/Nipro):

DIALISER AREA KoA urea Blood Flow(Qb) Blood Flow


PERMUKAAN 50ml/min (Qb
100ml/min)

F3: 40 G 0.4 250 49 89

F4: 70 G 0,7 369 50 96

F5: 90 G 1,0 402 50 97

F6 : 130 G 1,3 458 50 98


PERSIAPAN PERESEPAN HD

 Cairan pencuci/dialisat : pH:7,1-7,3, Komposisi: dektrose, sodium,


potasium, calsium, Mg, Cl, asetate:2-4 mEq/L; Bicarbonate 30 – 40 mEq/L
 Blood flow ( Qb): Kecepatan aliran darah:
Anak: 150 – 200 ml/m2/min atau 5 – 7 ml/kgBB/min
Tujuan: utk klirens urea 2 – 3 ml/min/kgBB
 Dialisat flow(Qd): rata2 kecepatan dialisat 500 ml/min (300 – 800 ml/min

(Protokol India: BB <20 kg: Qd 400 – 500mL/min;>20 kg 600 – 700mL/min)


PERESEPAN AWAL DIALISIS

ULTRAFILTRASI (UF):
Awal/ Inisial HD/Akut UF Goal (UFG) : Max 5 % BB/ sesi dialisis
 utk cegah hipotensi ,
HD I x  30% kadar urea serum
u/ AKI UF target 0.2ml/kg/min.
HD ke-2:50%
UF rate (UFR) : 0,2ml/kg/min
HD ke-3:70%
(Max: 1.5+0.5 % BB/jam)2%BB/jam
HD ke-4: 90%
PERESEPAN HD
 LAMA DIALISIS:

 Saat
HD awal  mengikuti prosedur penurunan ureum secara bertahap 
menghitung waktu sesuai KT/V=-lnC1/c0
 HD kronis/rutin
Rata-rata 4 Jam,
2 – 3 jam jika HD pada hari sebelumnya,
> 4 jam  membuang cairan >>> dan << ureum
Persiapan teknik & peresepan awal dialisis

Stop heparin minimal 1 jam sebelum sesi HD selesai


PERSIAPAN HD

 Suportif tekanan darah: NaCl 0,9% 10 – 20 ml/kgBB atau


Albumin 20% 1g/kgBB atau 5mL/kgBB,
 Target Berat Badan Post Dialisis
 Obat-obatan
Persiapan HD
Kriteria Hipertensi Pada anak dan Remaja
(AAP 2017)
Definisi Hipertensi pada anak : Peningkatan Tekanan darah sistolik atau diastolic lebih dari atau
sama dengan persentil 95 menurut umur, jenis kelamin dan tinggi badan.

Krisis Hipertensi : 95%tile+ 30 mmHg


Monitoring selama dialisis
Evaluasi Frekuensi
Monitor kejadian efek /komplikasi Kontinyu selama dialisis
Tanda vital (TD, RR, Nadi, HR, T, skala Tiap 15 menit jika HD awal(1-1,5 jam), selanjutnya ½- 1 jam
nyeri) selama dialisis
Pemeriksaan fisik rutin Sekali, setiap HD
Akses site HD Sekali , setiap sesi
GDS, elektrolit Sekali, setiap sesi
Fungsi ginjal dan hati Tiap minggu
Hitung jenis Tiap minggu
Konsultasi diit Tiap minggu
Parathormon,status besi Tiap 3 bulan
Kt/V 4 sesi dialisis pertama, setiap 3 bulan
Rasio reduksi urea 4 sesi dialisis pertama, setiap 3 bulan
nPCR (normalized Protein Catabolic Rate) Tiap 3 bulan
EKG, ekokardiogram Tiap 6 bulan
Serologi vrus Tiap 6 bulan
PCR virus (HBV, HCV) Jika transmisi meningkat
Komplikasi Umum
 Hipotensi (25-60% terjadi selama hemodialisis)
 Aritmia (5-60%, biasanya asimtomatis)
 Kram (5-25%)
 Mual dan muntah (5-15%)
 Nyeri kepala (5-10%)
 Nyeri punggung (2-5%)
 Gatal (1-5%)
 Demam (1%)
Komplikasi lain yang lebih jarang terjadi

 Emboli udara
 Kejang
 Hemolisis
 Disekuilibrium berat
 Urtikaria berat
 Tamponade jantung
Hipotensi
 Muncul pada 6-30% kasus dialisis dan dapat terjadi secara episodic atau
persisten.
 Labih banyak terjadi pada pasien dengan index massa tubuh yang rendah (gizi
kurang dan buruk) dan penyakit jantung
 Manifestasi yang sering terjadi : mual, muntah, kram, dan sering menguap
Penyebab tersering Hipotensi
Patient specific causes Treatment specific causes
Diabetes Rapid fluid removal
Autonomic neuropati Antyhypertensive agent use
Reduce cardiac reserve (especially LVH an diastolic Rapid reduction in plasma osmolality (leading to
dysfunction water movement from the vascular into interstitial
compartment)
Arrhytmias Warm dialysate
Poor nutritional state Low sodium dialysate
High weight gain Low dialysate osmolarity
Ingestion of food during dialysis (increase splanchnic Use of acetate as buffer (a vasodilator)
venous pooling)
Antyhypertensive agent impairing cardiac stability Bioincompatibility
and reflexes
Septicaemia
Release of adenosine during organ ischaemia (e.g
induced by hypotension adenosine is a vasodilator and
inhibits norepinephrine release
Penyebab Hipotensi yang Jarang Terjadi

 Efusi perikard atau tamponade


 Reaksi terhadap membrane dialysis
 Peningkatan magnesium dialisat
 Perdarahan gastrointestinal
 Hemolisis
 Emboli udara
Hipotensi akibat ultrafiltrasi yang
berlebih
Faktor yang membuat Ultrafiltrasi (UF) tidak terkontol:
 Mesin dialisis tanpa pengontrol volume ultrafiltrasi dapat menyebabkan fluktuasi dari kadar UF
 Pasien yang minum terlalu banyak diantara sesi dialysis memiliki kebutuhan UF yang berlebih 
terjadi karena konsumsi garam (sering tersembunyi dalam makanan)
 Asupan garam sebanyak 0.5g/hari akan menyebabkan peningkatan sebanyak 1.5kg pada berat
pasien rata-rata 70 kg
 Peningkatan berat badan seharusnya 1gr/hari
 Aliran darah berlebih jarang menyebabkan hipotensi
 Target berat kering yang tidak tepat (terlalu rendah) akan menyebabkan hipotensi  muncul
terutama selama pemulihan dari penyakit akut dimana massa otot yang hilang sedang
mengalami perbaikan
Manajemen Hipotensi
Penilaian berulang dan hati-hati terhadap berat kering sangatlah krusial dalam
meminimalisir hipotensi
Manajemen yang segera memerlukan resusitasi volume:
 Letakkan kepala pasien dibawah
 Berikan bolus 100 ml normal salin (beberapa unit memerlukan 10 ml dari 23%
salin, 30 ml dari 7.5% salin, 50 ml dari 20% mannitol atau cairan albumin)
 Turunkan kadar UF hingga 0
 Jika tekanan arah tidak kembali normal dengan cepat, cairan salin berikutnya
dapat diberikan
Bila hipotensi terjadi berulang, evaluasi:
 Apakah berat kering terlalu rendah?
 Gunakan antihipertensi jangka pendek sebelum dialisis (berikan obat setelah dialisis)
 Kadar UF
 Penambahan berat badan selama sesi (berhati-hati mengedukasi pasien mengenai
konsumsi garam, pembatasan peningkatan berat badan, perhatiakn konsumsi cairan
yang tersembunyi seperti sup, dan asupan garam
 Sodium dialisat (pertahankan dibawah plasma sodium)
 Gunakan bikarbonat non asetat dialisat
 Turunkan suhu dialisat hingga 34-36C (namun sering menyebabkan pasien menjadi
tidak nyaman)
 Meningkatkan Hb
 Hindari makan selama dialysis (namun seimbangkan asupan bernutrisi – pada beberapa
pasien saat dialisis menjadi waktu untuk meningkatkan nafsu makan)
Pencegahan Hipotensi
 Waktu dialisis
Dialisis yang lambat dan lebih lama
Meningkatkan asupan dan profiling natrium (cairan priming dg NaCl 0,9%)
 UF sekuensial dan dialisis isovolemik
Dialisis dengan UF minimal. Cenderung terjadi peningkatan waktu sesi dialisis.
 Pengaturan suhu
 Suhu pasien dijaga 0.5C dibawah normal dengan menurunkan suhu dialisat
(36.5-35C). Hal ini akan menyebabkan vasokonstirksi kulit, yang akan
membantu menjaga tekanan darah selama dialysis. Dapat sangat efektif dalam
mencegah hipotensi
 Dialisis peritoneal
 Mengubah modalitas dialysis dg Peritoneal dialysis  bila hipotensi masih
menetap dan tidak terkontrol
 Jika semuanya gagal dapat dilakukan dengan pemberian inotropic ( dobutamine)dan
adrenalin
Komplikasi lain selama Dialisis
Kram (90% kasus)
 berhubungan dengan hyponatremia, hipotensi, hipovolemi, hipoksia dan defisiensi
carnitin, dan meningkat pada pasien dengan asupan natrium dialisat yang rendah dan
memerlukan peningkatan UF
Tatalaksana:
 Minimalisasi peningkatan berat badan selama dialysis, mencegah hipotensi selama
dialysis, natrium dialisat yang tinggi, profiling natrium
 Pada kasus yang akut, cairan salin intravena dan cairan dextrose 50% sangat efektif
Komplikasi lain selama Dialisis
Mual, muntah dan nyeri kepala
 Pada umumnya berhubungan dengan hipotensi.
 manifestasi minor karena pembuangan urea yang berlebihan/ pasien
dengan uremia berat yang persisten.
Tatalaksana:
 Atasi hipotensi
 Antimual dan parasetamol dapat membantu
 Penurunan aliran darah (25-30%) selama 1 jam pertama dialysis
 Penggunaan bikarbonat lebih baik daripada asetat dialisis
Sindrom Dialisis Disekuilibrium
 Dapat muncul bila kadar urea darah diturunkan terlalu cepat,
 Uremia yang sangat jelas atau perubahan mental yang sudah ada sebelumnya
Manifestasinya:
 Nyeri kepala, mual, disorientasi, mudah lelah, asterixis, fits, mata kabur, koma, dan bahkan kematian,
terjadi saat atau sesudah dialysis
 Gejala lebih ringan meliputi kram, mual dan pusing
Penyebab Sindr Disequilibrium: oedema cerebri akibat influx dari air ke otak setelah pengeluaran urea saat
dialysis, sebelum ekuilibrasi melalui membrane sel muncul, Asidosis serebri
PENCEGAHAN:
 Penurunan kadar urea darah pada dialysis yang pertama kali harus < 30%
 Profilaksis fenitoin (1000mg loading dose, kemudian 300mg/hr) pada pasien risiko tinggi ( uremia berat, status
mental abnormal),
Penanganan:
 Gejala dapat hilang dalam beberapa jam
 Pada kasus yang berat mannitol iv (0,5- 1g/kgBB/dosis selama dialisis) atau cairan salin hipertonis (5 ml
dari 25%, sulit bila infus perifer)
Obat-obatan untuk mencegah Sindrom Dis-ekuilibrium
Komplikasi lain selama Dialisis

Nyeri dada

 Penyebab: hipotensi,dialysis ekuilibrium sindrome, hemolisis ,emboli udara.


 Tatalaksana : sesuai etiologic

Emboli udara
 Jarang terjadi, biasanya karena manipulasi central venous catheter (CVC)
 Tatalaksana :
 klemp jalur vena dan menghentikan pompa darah.
 Posisikan pasien pada lateral kiri dengan kepala dan dada dibawah. Berikan O2 100% dan dukungan
jantung paru bila diperlukan. Sangat jarang, aspirasi udara perkutan dari ventrikel diperlukan
Komplikasi lain selama Dialisis
Hemolisis
 Hemolisis berat jarang terjadi dapat menyebabkan nyeri dada, nyeri perut atau punggung, nyeri kepala mual,
dan muntah. Akibatnya : Hiperkalemi yang mengancam jiwa dapat terjadi bila tidak segera dikenali.
 Darah vena dapat menjadi tampak lebih gelap dan plasma menjadi lebih tampak merah muda.
Penyebabnya meliputi:
 Dialisat terlalu panas
 Kontaminasi dengan pemutih, formaldehid, atau peroksida dari purifikasi atau pemrosesan ulang air
 Kloramine, nitrat atau copper dari suplai air
 Dialisat terlalu hypotonic
 Tabung darah yang kusut
 Malfungsi pompa darah
Tatalaksana:
 Hentikan pemompaan darah dan klemp jalur pompa darah
 Cek kadar potassium dan Hb
 Cari penyebab sesegera mungkin
Komplikasi selama dialisis; reaksi dialiser
Anafilaksis Tipe A Tipe B Mild

Insidens Jarang (maksimal 5/100.000 dialisis) Umum terjadi (3-5/100 dialisis)


Onset Biasanya pada 5 menit pertama hingga 30 menit kemudian 30-60 menit
Gejala Moderate-Severe Mild
Anafilaksis Nyeri dada, nyeri punggung
Gatal, urtikaria, batuk, kram perut, dispneu, rasa terbakar, pingsan,
meninggal
Penyebab Ethylene oxide, ACEis, AN69 Tidak diketahui
Kontaminasi bakteri dari dialisat pada aliran tinggi dialisis Aktivasi complement?
Penggunaan ulang dialiser
Asetat dialisat
Tatalaksana Stop dialisis segera Eksklusi penyebab lain dari nyeri dada
Klemp jalur infus Suportive
Resusitasi kardiopulmonel bila diperlukan O2
Antihistamin intravena, steroid dan adrenalin bila berat Lanjutkan dialisis
Outcome Bisa menjadi fatal  cari penyebab Gejala, biasanya mengalami perbaikan 30-60 menit

Pencegahan Cari penyebab Perubahan dari cellulose menjadi cellulose


termodifikasi atau membrane sintetik
Hindari steril dialyser dengan etilen oksida dan bilas semua dialyser dengan Penggunaan ulang dialiser mungkin membantu
baik, dengan peningkatan volume. Stop ACEis, terutama pada penggunaan AN
69 atau PAN Membran. Bila muncul pada dialiser yang ebrbeda atau pada
beberapa kejadia, coba gunakan dialisis bebas heparin
Pengukuran Tekanan Darah Anak
American Academic of Pediatric AAP-2017
LOVE
YOUR
KIDNEY

TRIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai