Anda di halaman 1dari 4

1.

Kenapa anda tertarik meneliti status gizi / judul


Jawab; Banyak negara di Asia masih menghadapi permasalahan gizi ganda atau yang
disebut dengan double burden seperti gizi lebih dan gizi kurang. Kekurangan gizi pada
balita akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak
diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa, sehingga tidak mampu tumbuh dan
berkembang secara optimal akibatnya banyak anak akan mengalami gangguan salah
satunya stunting. Sehingga bisa berpengaruh pada saat mereka tumbuh menjadi dewasa
nantinya juga bisa mengakibatkan tubuh dari seseorang yang mengalami gizi kurang
maupun lebih bisa mudah terkena penyakit
2. Kenapa mengambil siswa sebagai sempel
Jawab : siswa sma itu memiliki kisaran umur dari yang bisa dikategorikan sebagai remaja
dimana remaja merupakan periode pertumbuhan anak-anak menuju proses kematangan
manusia dewasa ditandai dengan pertumbuhan yang sangat cepat (growth spurt) dan
perkembangan. Pudjiadji (2015) Mengatakan kelompok yang rentan untuk mengalami
masalah gizi adalah remaja. Remaja semakin dipandang sebagai jendela peluang dengan
pengakuan bahwa investasi pada kesehatan dan kesejahteraan kaum muda sangat penting
bagi masa depan dan pembangunan negara secara keseluruhan.
3. Kenapa di sma 4 praya
Jawab : Salah satu alasan saya berdasarkan kemdikbud no 34 tahun 2018, kalau dilihat
dari profil SMA yang ada di praya seperti SMAN 1,2,3 dan 4, SMAN 4 praya rasio siswa
rombel, rasio siswa ruang kelas, rasio siswa guru mendekati batas maksimum walpun
masih dalam batas normal akan tetapi dibandingkan dengan SMAN 1 praya untuk 3 rasio
tersebut masih terbilang jauh dari maksiumum yang ditetapkan oleh kemdikbud, yang
artinya di SMAN 4 praya kemungkinan terjadi penurunan efektivitas pembelajaran dan
menurunnya mutu hasil belajar yang berakibat khususnya kelas XII kurang dalam
persiapan menghadapi ujian akhir yang menyebabkan siswa membutuhkan bimbel atau
les tambhan karena tuntutan untuk memenuhi standar masuk universitas yang semakin
ketat, hal ini akan memicu adanya tekanan internal pada siswa yg bisa menyebabkan
stres, dan aktifitas fisik siswa yang tidak efektive, perilaku makan yg berantakan dan
berhubungan dengan status gizi.
4. Kenapa menggunakan rancangan penelitian cross sectional
Jawab : karena saya mengambil data variable bebas dan terikatnya dalam satu waktu
yang bersamaan
5. Kenapa menggunakan Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling
Jawab : karena saya memiliki kriteria inklusi yang spesifik untuk dijadikan sampel
penelitian
6. Kenapa menggunakan uji statistic chi square
Jawab : karena data data variabel penelitian saya semuanya berskala kategorik
7. Kapan dikatakan dominan dan tidak dominan pada hasil ukur variabel perilaku makan
Jawab : pengukuran dari 3 aspek perilaku makan yang paling banyak skor diantara ke tiga
aspek tersebut maka itu dikatakan dominan.
8. Status gizi yang ideal itu seperti apa?
Jawab :

9. Gap kalua ditanya ?


Jawab: Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Tienne A. U Nadeak, dkk,
penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan pendekatan cross sectional
yang menunjukan hasil penelitian bahwa ada hubungan antara tingkat stres dan aktvitas
fisik terhadap status gizi dan pola makan (Tienne, 2017). Tetapi, hasil penelitian Muafia
Dahlan, yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat stres
dan aktivitas fisik remaja terhadap masalah status gizi (Dahlan, 2019). Oleh karena itu
peneliti memilih melakukan penelitian pada siswa mengenai Hubungan tingkat Stres,
Perilaku makan, dan Aktivitas fisik terhadap Status gizi pada siswa SMAN 4 Praya kelas
3.
10. Perbedaan penelitian kamu dengan penelitian sebelumya ?
Jawab : selain dari perbedaan tempat juga perbedaan subjek yang dimana pada penelitian
sebelumnya subjek penelitian pada orang dewasa sedangkan pada penelitian ini pada
siswa remaja perbedaan usia ini juga akan menentukan aktifitas dan pola pikirnya.

Anda mungkin juga menyukai