Anda di halaman 1dari 26

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat tradisional yang telah lama dikenal oleh masyarakat merupakan warisan nenek
moyang yang sangat berharga. Pada umumnya obat ini berasal dari bahan baku alami
yang ada di sekitar kita. Jamu gendong merupakan salah satu obat tradisional yang
banyak ditemui baik di perkotaan lebih-lebih di pedesaan. Usaha jamu gendong terus
berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan jenis jamu gendong banyak
digunakan sebagai minuman penyegar atau obat penyakit ringan.
Tanaman herbal dapat diolah menjadi bentuk yang lebih menarik, yaitu dengan
mengolah tanaman herbal menjadi jamu. Jamu yang cukup luas dikonsumsi masyarakat
yaitu jamu beras kencur. Khasiat beras kencur yang telah dipercayai masyarakat
umumnya dapat menyembuhkan kelelahan, keletihan, kelesuan, pegal-pegal,
menyegarkan badan dan mencegah masuk angin. Penggemar jamu beras kencur tidak
terbatas hanya orang tua saja, namun telah meluas dari anak-anak, remaja, dan dewasa,
disemua lapisan masyarakat.
Adanya bakteri dan kapang dalam jamu gendong dapat disebabkan oleh pencemaran
dari air yang dipakai untuk mencuci bahan-bahan jamu, misalnya airnya kurang bersih
dan tidak mengalir. Selain tercemar oleh bakteri dapat juga disebabkan oleh cara
penyimpanan bahan-bahan jamu dan jamu yang sudah jadi belum dilakukan dengan baik
dan benar. Kurangnya pengetahuan cara-cara sanitasi pengolahan jamu, seperti alat-alat
yang dipakai kurang memenuhi syarat, kebutuhan air bersih masih kurang serta hygiene
perorangan belum dilakukan secara baik dan benar (Soemantri, 1992).
Cara pengolahan yang benar, hygiene perorangan serta sanitasi dalam pengolahan
bahan-bahan jamu, belum begitu diperhatikan oleh sekelompok orang yang berprofesi
sebagai penjual jamu. Cara pembuatan jamu kurang bersih dan pengemasan kurang baik,
dapat menyebabkan jamu akan ditumbuhi oleh jamur. Jamu umumnya dikemas dalam
botol-botol, baik yang terbuat dari kaca ataupun plastik. Kurangnya kebersihan dari botol
ataupun tempat minum dari jamu tersebut sangat mempengaruhi besarnya jumlah
kontaminan mikroba pada produk jamu.
Dalam pemasarannya jamu disajikan dalam bermacam-macam jenis, diantaranya
serbuk seduhan, pil dan cairan. Satu jenis jamu disusun dari berbagai tanaman obat yang
jumlahnya antara 5 sampai 10 macam, bahkan bisa lebih. Jamu juga harus memenuhi
persyaratan keamanan dan standar mutu (Suharmiati et al., 2006).
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (2004) mengelompokkan obat herbal menjadi
tiga bentuk sediaan yaitu sediaan jamu, sediaan herbal terstandar dan sediaan fitofarmaka.
Persyaratan ketiga sediaan berbeda yaitu untuk jamu pemakaiannya secara empirik
berdasarkan pengalaman, sediaan herbal terstandar bahan bakunya harus distandarisasi
dan sudah diuji farmakologi secara eksperimen, sedangkan sediaan fitofarmaka sama
dengan obat modern, bahkan harus distandarisasi dan harus melalui uji klinik (Badan
POM, 2004).
Berdasarkan uraian dan hasil penelitian diatas serta uji pendahuluan yang telah
dilakukan penulis, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Gambaran Cemaran Jamur Pada Jamu Beras Kencur Yang Dibuat Secara
Tradisional Di Desa Rasau Jaya”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah cemaran jamur pada jamu beras kencur yang dibuat secara
tradisional di Desa Rasau Jaya.
2. Jenis jamur apa saja yang terdapat pada jamu beras kencur yang dibuat secara
tradisional di Desa Rasau Jaya.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui cemaran jamur pada jamu beras
kencur yang dibuat secara tradisional.
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui jenis cemaran jamur yang terdapat pada jamur beras kencur
yang dibuat secara tradisional.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan bagi penulis tentang gambaran cemaran jamur pada jamu
beras kencur yang dibuat secara tradisional dan dapat menerapkan ilmu
pengetahuan yang telah didapat selama Pendidikan serta menambah pengalaman
dalam melakukan penelitian ilmiah.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat mengenai dampak
dari cemaran jamur pada tubuh manusia serta pentingnya menjaga kebersihan
dengan baik pada jamur beras kencur yang dikonsumsi baik dalam pengolahan
maupun penyajian.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil pemeriksaan ini diharapkan menjadi referensi dan merupakan tambahan
kepustakaan bagi mahasiswa/I Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Ponyianak, Jurusan Analis Kesehatan yang diharapkan dapat berguna untuk
proses belajar mengajar terutama di bidang parasitologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. JAMU
1. Sejarah Jamu Gendong
Masa pemerintahan kerjaan di Jawa Tengah, dari Kerajaan Mataram, yang
selanjutnya pecah menjadi Keraton Ngajogjokarto dan Surokarto, penyelenggaraan
pelayanan Kesehatan tidak dilakukan sampai ke pelosok desa. Sistem transportasi dan
komunikasi belum maju seperti saat ini pada masa itu. Pusat Kesehatan milik kerajaan
yang disebut Dinas Kesehatan Kerajaan berkedudukan di ibukota kerajaan. Rumah
sakit untuk pengobatan modern yang diselenggarakan oleh pemerintah Hindia
Belanda juga berada di ibukota, sehingga mendorong masyarakat untuk berupaya
mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri dengan memanfaatkan potensi yang
ada.
Praktik-praktik pengoboatan yang dilakukan oleh “orang pintar”, dukun, atau
wiku, Sebagian besar menggunakan reamuan (jamu), sebagian menggunakan ilmu
kebatinan, dan ada yang menggabungkan kedua cara tersebut. “Orang pintar” itulah
yang pertama kali membuat ramuan-ramuan dari tumbuhan-tumbuhan. Pembuatan
ramuan ini biasanya berdasarkan wangsit atau wahyu. Meskipun demikian ada pula
yang memang berdasarkan ketajaman daya nalarnya untuk mengenal tumbuhan.
Masyarakat yang tinggal jauh dari tempat tinggal “orang pintar” tersebut,
tentunya mengalami kesulitan untuk pergi berobat jika sedang menderita sakit.
Keadaan ini mendorong berkembangnya sistem distribusi jamur tersebut. Distribusi
jamu pertama kali dilakukan oleh seorang laki-laki atas suruhan dukun berdasarkan
pesanan konsumen. Sistem yang dilakukan berupa barter, yakni jamu ditukar dengan
bahan makanan atau barang lainnya. Penjualan jamu lebih banyak dilakukan oleh
kaum perempuan karena kaum laki-laki lebih diperlukan untuk usahan pertanian.
Jamu yang dijual paa saat itu banyak dibuat oleh dukun bayi, sehingga jenis
jamu yang dijual hanyalah jamu-jamu untuk perempuan, terutama yang dijual
hanyalah jamu-jamu untuk perempuan, terutama yang sedang mengandung atau habis
melahirkan. Penjual jamu mulai menjual jamu buatannya sendiri sehingga banyak
menarik minat perempuan-perempuan lain untuk berjualan setelah mengetahui usaha
tersebut menguntungkan. Resep-resep jamu diperoleh dari para dukun bayi tersebut
mulai ditularkan dari mulut ke mulut, sehingga semakin banyak orang yang
mengetahuinya.
Jamu digunakan tidak secara khusus dipelajari, tetapi hanya berdasarkan
pengetahuan dan keterampilan yang diwariskan nenek moyang. Sebagian masyarakat,
jamu dianggap bermanfaat, sehingga pemanfaatannya tidak terbatas atau tidak
mengenal usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan. Jamu oleh masyarakat
digunakan untuk menjaga Kesehatan, penyegar badan, dan perawatan tubuh.
Ramuan jamu terdiri dari bahan alami yang belum dimurnikan (dibakukan)
dan pemakaiannya bertujuan untuk menjaga Kesehatan, pengguna jamu bisa
digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Para pembuat jamu perlu diberi
kesadaran untuk menjaga konsistensi, baik takaran maupun komposisi jamu yang
diraciknya, sehingga kepercayaan masyarakat atau konsumen tetap terjaga.

2. Meracik dan mengolah jamu


Meracik jamu adalah pekerjaan dari memilih bahan baku, membersihkan,
menakar, melumatkan, menyaring, dan mewadahi setelah menjadi obat tradisional.
Pekerjaan meracik ini dapat mempengaruhi manfaat dan kenikmatan jamu. Untuk
mendapatkan manfaat jamu yang baik perlu diperhatikan masalah kebersihan,
Kesehatan, dan sanitasi saat proses pembuatan jamu. Hingga saat ini jamu banyak
diperjualbelikan oleh penjual jamu dalam bentuk cair siap minum. Terdapat 27 jamu,
namun hanya 7 macam yang bisa dibuat dan dipasarkan oleh para penjual jamu yaitu
beras kencur, cabe puyang,gepyokan,kudu kaos,kunci,pahitan, dan sinom.

3. Jamu beras kencur


Jamu beras kencur sangat popular karena memiliki rasa manis dan
menyegarkan. Minuman beras kencur dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu
sebagai jamu yang dapat menghilangkan pegal-pegal pada tubuh. Sebagian konsumen
berpendapat bahwa jamu beras kencur dapat merangsang nafsu makan, sehingga
selera makan meningkat dan tubuh menjadi lebih sehat.

4. Bahan jamu beras kencur


Bahan-bahan pokok yang digunakan untuk membuat jamu beras kencur yaitu:
a. Beras
Beras sendiri secara biologi adalah bagian biji padi yang terdiri dari aleurone,
lapis terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses pemisahan kulit,
endosperma, tempat sebagian besar pati dan protein beras berada, dan embrio,
yang merupakan calon tanaman baru. Bagian terbesar beras didominasi oleh pati
(sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian
aleuron), mineral, dan air. Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat:
amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang. Amilopektin, pati dengan struktur
bercabang dan cenderung bersifat lengket. Perbandingan komposisi kedua
golongan pati ini sangat menentukan warna (transparn atau tidak) dan tekstur nasi
(lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hamper sepenuhnya didominasi oleh
amilopek tin sehingga sangat lekat, sementara beras pera memiliki kandungan
amilosa melebihi 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak
berlekatan) dan keras.
b. Kencur
Klasifikasi tanaman kencur termasuk ke dalam tata nama sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Sub divisi : Angiospermae (Berbiji tertutup)
Kelas : Monocotyledonae (Biji berkeping satu)
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Spesies : Kaempferia galanga L.
Nama lain kencur yaitu cendo, tekur, kaciwer, kopuk, cakue, cokur,
kencor, dan cekor. Secara umum dikenal dua tipe kencur, yaitu jenis berdaun
lebar dan berdaun sempit.
Daun tunggal, berwarna hijau, bentuk jorong, pangkal daun membulat,
ujung daun runcing, Panjang antar 8-10 cm, lebar antara 4-7 cm, warna
tangkai hijau sampai hijau kemerahan. Rimpang bersisik, kulit berwarna
cokelat, bagian dalam bewarna putih, aroma tajam sampai kurang tajam.
Kencur banyak bermanfaat sebagai obat bengkak-bengkak, rematik,
obat batuk, obat sakit perut, menghilangkan keringat, penambah nafsu makan,
infeksi bakteri, ekspetoran (memperlancar keluarnya dahak), tonikum,
disentri, karminatif, mwngobati luka dan bengkak perut, encok, obat batuk,
dan sakit perut.
Rimpang kencur mengandung pati (4,14%), mineral (13,73%), dan
minyak asiri (0,02%) berupa sineol, asam metil kanil dan penta dekaan, asam
cinnamic ethyl aster, asam sinamic, borneol, kamphene, paracumarin, asam
anisic, alkaloid, dan gom.
Komposisi dari bahan lain yang digunakan oleh setiap pembuat jamu
berbeda antara satu dengan yang lainnya, misalnya, selain menggunakan beras
dan kencur sebaagai bahan pokok jamu beras kencur, ada beberapa bahan lain
yang ditambahkan seperti:
a. Kapulaga
Kapulaga di Indonesia dikenal ada dua spesies, yaitu Amomum
cardamomun Willd (kapulaga local) dan Elettaria cardamomun (L).
Maton (kapulaga sabrang). Jenis kapulaga total merupakan
tumbuhan asli Indonesia yang banyak dibudidayakan di Jawa,
Sumatera< dan semenanjung Malaya. Kapulaga sabrang dating di
Indonesia diintroduksi dari india sejak pertengahan abad ke 18.
Kapulaga sabrang mengandung 3,5-7% minyak asiri, sedangkan
kapulaga lokal hanya 2,4%.
Buah lapulaga kering berguna sebagai rempah-rempah dan
obat-obatan, sedangkan minyak asiri dari buah kapulaga digunakan
untuk penyedap atau pengharum makanan dan bahan baku dan
campuran dalam industri parfum. Kapulaga digunakan untuk
mengobati kesulitan bernafas, bau ,ulut, dan gatal pada tenggorokan.
Kandungan kimia dalam buahnya adalah minyak asiri, minyak
lemak, pigmen, ptotein, selulosa, gula, pati, silika, kalium oksalat,
dan mineral. Komponen terbesar adalah pat,i dan kuliatnya
mengandung serat kasar (dapat mencapai 31%). Buah mengandung
minyak asiri yang terdiri dari senyawa sineolterpen dan terpincol.
b. Kedawung
Nama lain kedawung adalah kedaung, kedahung, petir, alai,
atau peundeuy. Kedawung tumbuh liar di hutan dan lading di daerah
yang ketinggiannya 600 m dpl. Kedawung termasuk tumbuhan
berbatang besar dan tinggi mencapai 45 m. Daun, bunga, dan
buahnya seperti pohon petai. Bijinya berbentuk telur sedikit pipih,
rasanya agak pahit. Kulit buahnya mengandung zat lendir yang
dapat dibuat agar-agar, tetapi tidak bisa dimakan. Bijinya
mengandung glukosaida, damar, tanin, dan garam alkali. Bijinya
dimanfaatkan untuk meredakan nyeri haid atau nyeri akan bersalin,
menyembuhkan demam nifas dan radang usus. Daunnya digunakan
untuk meredakan nyeri atau mulas. Kulitnya digunakan sebagai obat
kudis
c. Jahe
Nama lain jahe yaitu halia, beuing, bahing, pege, sipode, lahia,
page, jhai, reja, alia, lea, lai, luya, sehil, atau lali. Ciri umum
tanaman jahe adalah tumbuh berumpun. Batang semu, tidak
bercabang, berbentuk bulat, tegak, tersusun dari lembaran pelepah
daun, berwarna hijau pucat dengan warna pangkal batang
kemerahan, tinggi dapat mencapai 1 m. Daun tunggal, terdiri dari
upih dan helaian daun, upih daun melekat membungkus batang
helaian daun tumbuh selang seling, helaian daun tipis berbentuk
lanset, berwarna hijau gelap, tulang daun sangat jelas tersusun
sejajar, ujung daun meruncing, dan bagian pangkal membulat.
Bunga majemuk, tersusun berupa mayang, Panjang mayang 4-7
cm, lebar 1,5-2 cm, bunga berbentuk tabung, setiap bunga
dilindungi oleh daun pelindung. Buah berbentuk bulat panjang
seperti kapsul, dengan tiga ruang biji, masing-masing memiliki 7
bakal biji. Biji kecil, warna hitam berselaput. Rimpang bercabang
tidak teratur umumnya kea rah vertical, kulit berbentuk sisik
tersusun melingkar dan berbuku-buku, warna kuning cokelat sampai
merah tergantung jenisnya, daging berwarna kuning cerah, berserat,
aromatik, mengandung banyak metabolit sekunder, merupakan
perubahan bentuk dari batang yang terdapat di dalam tanah.
Pembungaan tumbuh langsung dari rimpang, bunga majemuk,
tersusun dalam rangkaian mayang berbentuk silinder warna bunga
ungu atau hijau.
Rimpang jahe mempunyai bau yang spesifik, berkisar antara
bau yang tajam, pahit, langu sampai aromatis. Berdasarkan ukuran,
bentuk, dan warna rimpangnya ada 3 jenis jahe yang dikenal, yaitu
jahe putih/kuning besar (disebut juga jahe badak atau jahe gajah),
jahe putih kecil atau emprit, dan jahe merah. Rimpang jahe banyak
digunakan sebagai bahan obat, bumbu masak, penyedap,
minumanpenyegar, manisan, anti-peradangan, anti-inflanmasi, dan
lain-lain
Rimpang jahe mengandung minyak asiri 2-3 %, minyak damar
yang mengandung zingeron, pati, damar, asam-asam organic, asam
malat, asam oksalat, serta gingerin. Minyak asiri terdiri dari
zingiberin, kamferia, limonen, borneol, sineol, zingiberal, linalool,
geraniol, kavikol, zingiberol, gingerol, dan shogaol.
d. Kunyit
Nama lain kunyit yaitu kunyet, kuning, kunyir, konceng, kunir,
kuni, kunyi, kunyit, huni, kurlai, dan rame. Kunyit merupakan
tanaman herbal, tinggi dapat mencapai 100 cm. Batang semu, tegak,
bulat, membentuk rimpang, berwarma kekuningan. Daun tunggal,
lanset memanjang, helai daun berjumlah 3-8, ujung dan pangkal
runcing tepi rata, panjang 20-40 cm, lebar 8-12,5 cm, pertulangan
menyirip berwarna hijau pucat.
Bunga tumbuh dari ujung batang semu, panjang 10-15 cm,
bunga berwarna kuning atau kuning pucat, mekar secara bersamaan.
Rimpang induk menjorong, rimpang cabang lurus atau sedikit
melengkung, keseluruhan rimpang membentuk rumpun yang rapat,
berwarna oranye, tunas muda berwarna putih. Akar serabut,
berwarna coklat muda.
Kunyit digunakan sebagai antikoagulan, menurunkan tekanan
darah, obat malaria, obat cacing, bakterisida, obat sakit perut,
fungisida, stimulan, obat asma, diabetes melitus, usus buntu,
amandel, sariawan, tambah darah, menghilangkan jerawat dan noda,
radang hidung, penurun panas, menyembuhkan kejang, dan
mengobati luka. Rimpang kunyit mengandung minyak asiri dengan
senyawanya antara lain fellandrene, sabinene, sineol, borneol,
zingiberene, curcumene, turmeron, kamfene, kamfor, seskuiterpene,
asam kafrilat, asam mrthoksisinamat, tolilmetil karbonil. Rimpang
kunyit juga mengandung tepung dan zat warna yang mengandung
alkaloid kurkumin.
e. Kayu manis
Nama lain dari kayu manis adalah kayu legi, kajumanescena,
holim, h-manis, kaningar, keningar, kecingar, kesingar, kacengar,
kanyengar, manis-jangan, kulit-manis, kiamis modang siak-siak,
madang-kulit-manih, kaninggu, huru mentek, dan onte.
Kayu manis berupa pohon, tumbuh tegak, tahunan, tinggi dapat
mencapai 15 m. Batang berkayu, bercabang, warna hijau kecoklatan.
Daun tunggal, bentuk lancet, ujung dan pangkal meruncing, tepi
rata, saat masih muda berwarna merah tua atau hijau ungu, daun tua
berwarna hijau. Bunga majemuk malai, muncul dari ketiak daun,
berambut halus, mahkota berwarna kuning, buah buni, warna hijau
waktu muda dan hitam setelah tua. Biji kecil-kecil, bentuk bulat
telur. Kulit batang mengandung damar, lendir dan minyak asiri yang
mudah larut dalam air. Ada empat jenis kayu manis yang dikenal,
yaitu Cinnamomum zeylanicum, C. burmanni atau C. cassiavera, C.
aromaticum atau C. cassia yang dikenal sebagai Saigon cassia.
Kulit kayu mengandung minyak terbang (asiri), lendir, pati,
kalsium oksalat, lemak, dan zat samak. Kandungan minyak terbang
terdiri dari sinamilaldehida, eugenol, felandren, dan terpen-terpen.
Akarnya mengandung glisirizin, gula, asparagin, damar dan kalsium
oksalat.
Tanaman ini banyak digunakan mengobati batuk, sariawan,
asma, eksim, mencret, dan encok; menurunkan tekanan darah tinggi;
serta meredakan muntah-muntah.

5. Pembuatan jamu beras kencur


Bahan yang digunakan yaitu beras 1,5 ons, kencur 1,5 ons, kedawung 20 butir,
asam kawak 1,5 ons, jahe 0,5 ons, kapulaga 6 biji, gula merah 0,5 ons, gula pasir
secukupnya, garam secukupnya, dan air 4 liter serta tambahkan kunyit agar warna
jamu beras kencur menjadi lebih menarik. Langkah-langkah pembuatan jamu beras
kencur yaitu mula-mula beras dicuci dan dikeringkan, selanjutnya ditumbuk sampai
halus. Bahan-bahan lain sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk menggunakan
lumpang (besi atau batu) atau diparut. Hasil tumbukan kemudian ditambahkan air
matang sedikit demi sedikit sambal diremas-remas dan kemudian disaring dengan
kain bersih. Selanjutnya beras kencur yang telah diperas dimasukkan ke dalam botol-
botol yang sudah bersih dan siap dihidangkan.
Informasi kandungan kimia dan fisik beras kencur terkait dengan sifat
fungsional terutama khasiat antioksidan belum banyak diteliti, sedangkan
pengembangan formulasi minuman menjadi penting untuk keperluan pengolahan
sehingga dapat menghasilkan pangan fungsional yang bisa diterima oleh masyarakat
dari segi sensorinya.

6. Distribusi jamu beras kencur


Jamu beras kencur yang dibuat tradisional didistribusikan dengan berkeliling di
pasar, perumahan dan pertokoan serta tempat-tempat umum oleh produsernya sendiri.
Cara yang digunakan untuk mendistribusikan jamu ini yaitu dengan digendong dan
dengan sepeda atau gerobak, bahkan ada penjual jamu yang telah menggunakan
sepeda motor untuk berjualan jamu. Waktu penjualan jamu dimulai pada pagi hari.
B. Jamur
1. Definisi Jamur
Fungi atau jamur adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau
sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kritin atau selulosa, bereproduksi
seksual, seksual atau keduanya. Dunia kehidupan fungi merupakan kingdom
tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda dari organisme
eukariotik lainnya, yaitu melalui aborsi. Sebagian besar tubuh fungi terdiri atas
benang-benang yang disebut hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam
jala, yaitu miselium. Miselium dapat dibedakan atas miselium vegetative yang
berfungsi menyerap nutrien dari lingkungan, dan miselium fertile yang berfungsi
dalam reproduksi.
2. Sifat umum jamur
Jamur menggunakan enzim untuk mengubah zat organik, seperti hewan dan
sebagian besar kuman, untuk hidupnya memerlukan zat organik sebagai sumber
energi, sehingga jamur disebut sebagai jasad yang bersifat heterotrop. Jamur
menggunakan enzim untuk mengubah zat organik untuk pertumbuhannya
sehingga jamur merupakan saprofit atau parasit. Sistem enzim jamur dapat
mengubah selulosa, karbohidrat, dan zat organik lain yang berasal dari tumbuhan-
tumbuhan, binatang, serangga dan lain-lain yang mati menjadi zat anorganik yang
ditumbuhi oleh tumbuhan-tumbuhan. Sifat ini juga yang menimbulkan kerusakan
pada benda dan makanan sehingga menimbulkan kerugian dan diperlukan biaya
besar untuk mencegah kerusakan tersebut. Jamur dapat masuk ke dalam tubuh
manusia dan hewan sehingga menimbulkan penyakit.
Jamur tumbuh baik di tempat yang lembab. Tetapi jamur juga dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga jamur dapat ditemukan di
semua tempat di seluruh dunia termasuk di gurun pasir yang panas. Terdapat lebih
dari 200.000 spesies jamur di alam bebas. Diduga jumlahnya antara 200.000
sampai 500.000 spesies jamur. Diperkirakan 100 spesies bersifat pathogen
terhadap manusia, tetapi jamur yang biasanya bersifat sebagai saprofit dapat
menimbulkan kelainan pada manusia bila keadaan menguntungkan untuk
pertumbuhan jamur tersebut. Keadaan tersebut disebut factor predisposisi.
Jamur yang biasanya menimbulkan penyakit pada manusia, hidup pada zat
organik atau tanah yang mengandung zat organik yaitu humus, tinja binatang atau
burung. Jamur tersebut dapat hidup terus menerus sebagai saprofit tanpa melalui
daur sebagai parasit pada manusia. Jamur juga dapat hidup dalam atau pada
permukaan larutan zat anorganik di laboratorium.
Manusia selalu terpapar terhadap kemungkinan infeksi oleh jamur yang dapat
tumbuh hamper di semua tempat di daerah tropis. Meskipun demikian tidak semua
orang terkena penyakit jamur ini disebabkan adanya sistem kekebalan bawaan
yang melindungi kita dari masuknya jamur ke dalam tubuh kita dan sistem
kekebalan didapat akan diaktifkan bila jamur dapat masuk ke dalam jaringan
tubuh. Kelainan jamur timbul disebabkan adanya jamur yang masuk ke dalam
jaringan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, serta dapat
mengatasi sistem kekebalan didapat dan dapat berkembangbiak.

3. Habitat Jamur
Fungi atau jamur dapat ditemukan pada anekan substrat, baik di lingkungan
darat, perairan, maupun udara. Fungi di alam tidak sulit untuk ditemukan karena
bagian vegetatifnya yang umumnya berupa miselium berwarna putih mudah
terlihat pada substrat yang membusuk (kayu lapuk, nuah-buahan yang terlalu
masak, makanan yang busuk), konidianya atau tubuh buahnya dapat mempunyai
aneka warna (merah, hitam, jingga, kuning, krem, putih, abu-abu, coklat, kebiru-
biruan, dan sebagainya) pada daun, batang, kertas, tekstil, kulit, dan lain-lain.
Tubuh buah fungi lebih mencolok karena langsung dapat dilihat dengan mata
kasat, sedangkan miselium vegetative yang menyerap makanan hanya dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop.

4. Morfologi jamur
Jamur mencakup: a) khamir, yaitu sel-sel yang berbentuk bulat, lonjong dan
memanjang yang berkembangbiak dengan membentuk koloni yang basah atau
berlendir, dan b) kapang, yang terdiri dari sel-sel memanjang dan bercabang yang
disebut hifa, Hifa tersebut dapat bersekat sehingga terbagi menjadi banyak sel,
atau tidak bersekat dan disebut hifa senositik (coenocytic). Anyaman dari hifa,
baik yang multiseluler atau senositik, disebut miselium. Kapang membentuk
koloni yang menyerupai kapas atau padat.
Bentuk kapang atau khamir tidak mutlak karena terdapat jamur yang dapat
membentuk kedua sifat tersebut dalam keadaan yang berbeda dan disebut sebagai
jamur yang dimorfik. Khamir membentuk tunas yang memanjang yang bertunas
lagi pada ujungnya secara terus-menerus, sehingga berbentuk seperti hifa denngan
penyempitan pada sekat-sekat dan disebut hifa semu. Anyaman dari hifa semu
disebut miselium semu. Hifa dapat bersifat sebagai: a) hifa vegetatif, yaitu
berfungsi mengambil makanan untuk pertumbuhan, b) bersifat sebagai hifa
reproduktif, yaitu yang membentuk spora, dan c) bersifat sebagai hifa udara, yaitu
yang berfungsi mengambil oksigen. Hifa dapat berwarna atau tidak berwarna dan
jernih.
Spora dapat secara aseksual dan seksual. Spora dapat berwarna atau tidak
berwarna dan jernih. Spora aseksual disebut talospora (thallospora), yaitu spora
yang langsung dibentuk dari hifa reproduksi. Spora yang termasuk talospora ialah:
a. Blastospora, yaitu spora yang berbentuk tunas pada permukaan sel,
ujung hifa atau pada sekat atau septum hifa semu.
b. Artospora, yaitu spora yang dibuat langsung dari hifa dengan banyak
septum yang kemudian mengadakan fragmentasi sehingga hifa tersebut
terbagi menjadi banyak artospora yang berdinding tebal.
c. Klamidospora, yaitu spora yang dibentuk pada hifa ujung, di tengah
atau yang menonjol ke lateral, dan disebut klamidospora terminal,
interkaler dan lateral. Diameter klamidiospora tersebut lebih lebar dari
hifa yang membentuk dan berdinding tebal.
d. Aleuriospora, yaitu spora yang dibentuk pada ujung atau sisi dari hifa
khusus yang disebut konidispora. Aleuriospora ini uniseluler dan kecil,
disebut mikrokonidia (mikro aleuriospora); atau multiseluler, besar
atau panjang, disebut makrokonidia (makro aleuriospora).
e. Sporangiospora, yaitu spora yang dibentuk diujung hifa yang
menggelembung, disebut sporangium.
Spora seksual dibentuk oleh dua sela tau hifa. Seperti hifa.
Yang temasuk golongan spora seksual ialah:
a. Zigospora, yaitu spora yang dibentuk oleh dua hifa yang sejenis.
b. Oospora, yaitu spora yang dibentuk oleh dua hifa yang tidak
sejenis.
c. Askospora, yaitu spora yang terdapat di dalam askus yang dibentuk
oleh dua sela tau dua sel hifa.
d. Basdiospora, yaitu spora yang dibentuk pada basidium sebagai
hasil penggabungan dua jenis hifa.
Berdasarkan sifat koloni, hifa dan spora yang dibuat oleh
kapang atau khamir, jamur dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
a. Myxomycetes, yaitu bentuk vegetative dari sel-sel yang motil.
Karena pada stadium lanjut tersebut bergabung dan membentuk
bagian-bagian yang mirip sporulasi jamur.
b. Chytrydiomycetes, yaitu kapang yang mempunyai hifa
senositik. Salah satu spesies yang pathogen pada manusia yaitu
Rinosporidium serebri.
c. Zygomycetes, (dahulu disebut Phycomycetes). Mempunyai hifa
senositik. Contoh-contohnya diantara lain : Mucor, Rhizopus,
Absidia, Mortierlla dan Cuming hamella menyebabkan mikosis
pada manusia dan binatang.
d. Ascomycetes, kelas jamur yang membentuk askospora dalam
askus. Penyebab jamur sistematik pada manusia.
e. Basidiomycetes, kapang dari kelas ini membentuk basiospora.
Ada yang menyebabkan patogen pada manusia antara lain
Cryptococcus neoformans.
f. Deuteromycetes. (Fungi imperfecti), terdiri dari semua kapang
yang belum dikenal stadium seksualnya.
5. Nutrisi jamur di habitat alam
Jamur memerlukan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangannya untuk
bertahan hidup. Nutrisi tersebut dapat langsung diperoleh dari media yang ada di
sekitarnya secara langsung dalam bentuk unsur, ion, dan molekul sedrehan.
Molekul kompleks atau polimer harus diuraikan terlebih dahulu menjadi molekul
sederhana atau monomer. Berikut ini diuraikan dengan singkat nurisi yang
diperlukan oleh jamur.
a. Karbon
Karbon merupakan unsur dasar pembangun sel dan sumber energi
yang diperlukan oleh sel jamur. Semua senyawa karbon tampaknya
dapat digunakan oleh jamur, seperti monosakarida, polisakarida, asam
organik, asam amino, alkohol, asam lemak, lemak, selulosa, dan lignin.
b. Nitrogen
Nitrogen diperlukan dalam sintesis protein, purin, dan primidin. Kitin
yang merupakan polisakarida yang umum dijumpai pada dinding sel
jamur juga mengandung nitrogen.
c. Mineral
Karbon dan nitrogen telah diketahui merupakan unsur yang penting
bagi kehidupan jamur. Beberapa unsur lain juga diperlukan meskipun
hanya dalam konsentrasi yang lebih rendah daripada karbon atau
nitrogen. Sulfur digunakan untuk membentuk asam amino seperti
sisteina dan metionina, vitamin seperti tiamina dan biotin. Kebanyakan
jamur menggunakan sulfur dalam bentuk sulfat. Fosforus dijumpai
dalam ATP, asam nukleat, dan membran fofolipid yang sangat
berperan dalam dunia kehidupan.
Unsur logam yang paling banyak dijumpai di dalam sel jamur
ialah potassium. Unsur ini mempunyai peranan sebagai kofaktor
beberapa sistem enzim. Magnesium merupakan unsur yang penting
pula. Banyak enzim diaktifkan oleh adanya magnesium meskipun
hanya dalam jumlah yang sangat kecil. Unsur lainnya seperti besi,
zink, mangan, tembaga, dan molybdenum diperlukan dalam jumlah
yang teramat kecil untuk pertumbuhan jamur. Fungsi tersebut kurang
diketahui dengan jelas, tetapi umumnya sebagai kofaktor dalam
sintesis enzim.

d. Vitamin
Vitamin merupakan molekul organic yang diperlukan dalam jumlah
kecil dan tidak digunakan sebagai sumber energi atau bahan dasar sel.
Vitamin digunakan sebagai koenzim. Vitamin yang umum diperlukan
oleh jamur yaitu tiamina (vitamin B 1), biotin (vitamin B7 dan vitamin
H), asam nikotinat (vitamin B3), asam pantotenat (vitamin B5), dan
asam para-amino-benzoat. Keperluan akan vitamin tersebut di atas
bergantung pada spesies jamurnya.

6. Syarat pertmbuhan jamur


Faktor fisik mempunyai hubungan dengan keperluan nutrisi bagi pertumbuhan
jamur. Faktor fisik yang akan diuraikan di bawah ini ialah suhu, pH, aerasi,
cahaya, dan kelembapan.
a. Suhu
Suhu merupakan faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan
jamur. Berdasarkan pada kisaran suhu, jamur dapat dikelompokan
menjadi tiga, yaitu jamur psikrofil, jamur mesofil, dan jamur termofil.
Kelompok psikrofil merupakan jamur yang mempunyai suhu minimum
di bawah 0o C, suhu optimum antara 0-17o C, dan pada suhu di atas 20o
C jamur ini sudah tidak bisa hidup. Kelompok kedua yaitu jamur
mesofil memiliki suhu minimum di atas 0 o C, suhu maksimu di bawah
50o C, dan suhu optimum antara 15-40o C. Kelompok ketiga yaitu
kelompok termofil yang mempunyai suhu minimum diatas 20 o C, suhu
maksimum 50o C atau lebih, dan suhu optimum sekitar 35 o C atau
lebih.
b. pH
Pengaruh pH terhadap pertumbuhan jamur tidak dapat dinyatakan
secara umum karena tergantung pada beberapa faktor, seperti
ketersediaan ion logam tertentu, permeabilitas membrane sel yang
berhubungan dengan pertukaran ion, produksi CO2 atau NH3, dan asam
organic.
c. Aerasi
Dua komponen penting dalam udara yang berpengaruh pada
pertumbuhan jamur, yaitu O2 (oksigen) dan CO2 (karbon dioksida).
Oksigen merupakan unsur penting dalam respirasi sel. Sumber energi
di dalam sel dioksida menjadi karbon dioksida dapat berakumulasi
sebagai hasil dari respirasi oleh jamur sendiri atau respirasi oleh
organisme lainnya.
d. Cahaya
Kebanyakan jamur memerlukan cahaya untuk awal pembentukan
tubuh buah dan perkembangannya yang normal. Kebanyakan jamur,
kebutuhan cahaya ini secara tepat belum diketahui. Satu hal penting
yang diketahui yaitu hanya sejumlah kecil panjang gelombang tertentu
yang diperlukan, tetapi cahaya putih diperlukan dalam jumlah yang
relative besar.
e. Kelembapan
Secara umum jamur memerlukan kelembapan yang cukup tinggi.
Kelembapan relatif besar 95-100% menunjang pertumbuhan yang
maksimum pada kebanyakan jamur.

7. Jamur yang merugikan Kesehatan


Pertumbuhan fungi atau jamur pada berbagai bahan pangan seperti beras
sangat merugikan Kesehatan manusia. Bahan makanan pokok seringkali disimpan
dalam jumlah besar disuatu gudang. Apabila kondisi dalam gudang tersebut
kurang baik, maka besar sekali kemungkinannya fungi tertentu akan tumbuh pada
bahan pangan tersebut. Kontaminasi umumnya terjadi karena penanganan pasca
panen kurang diperhatikan, sehingga kondisi fungi yang ada di tanah terbawa
dengan hasil panen. Kontaminasi dapat juga melalui air, serangga, manusia, dan
bagian tanaman. Spesies-spesies tersebut umumnya dari genus Aspergillus dan
Penicillium serta dikenal sebagai kapang gudang (storage moulds), di antaranya
Aspergillus oryzae, A.flavus, A.niger, A.tamarii, Penicillium citrum, dan P.
Italium.
A. Aspergillus
Taksonomi jamur aspergillus:
Superkingdom : Eukaryota
Kingdom : Fungi
Phylum : Asomycota
Subphylum : Pezizomycotina
Class : Eurotiomycetes
Order : Eurotiomycetes
Family : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Fase perkembangbiakan aseksual Aspergillus menghasilkan
konidium yang disangga konodiofor. Ujung konidiofornya berbentuk
seperti bola dengan sejumlah cabang yang masing-masing menyangga
ranting konidium.
Aspergilosis pertama kali di laporkan oleh Virchow pada tahun
1956. Sejak itu banyak kasus yang dilaporkan dari berbagai negara,
salah satunya Indonesia. Aspergillus terdapat di alam sebagai saprofit.
Hampir semua bahan dapat ditumbuhi jamur tersebut, terutama di
daerah tropic dengan kelembapan yang tinggi. Sifat ini memudahkan
jamur aspergillus menimbulkan penyakit bila terdapat faktor
presdisposisi. Spesies Aspergillus merupakan jamur yang umum
ditemukan di materi organic. Meskipun terdapat lebih dari 100 spesies,
jenis yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia ialah
Aspergillus fumigatus dan aspergillus niger, kadang-kadang bisa juga
akibat Aspergillus flavus dan Aspergillus clavatus yang semuanya
menular dengan transmisi inhalasi. Spesies Aspergillus secara amaliah
ada dimana-mana, terutama pada makanan, sayuran basi, pada sampah
daun atau tumpukan kompos. Konidia biasanya terdapat di udara baik
di dalam maupun di luar ruangan dan sepanjang tahun. Aspergillus
juga bisa tumbuh di daun-daun yang telah mati, gandum yang
disimpan, kotoran burung, tumpukan pupuk dan tumbuhan yang
membusuk lainnya.
b. Penicillium
Jamur ini serupa dengan Aspergillus, hanya dengan pengamatan
mikroskop akan kelihatan perbedaannya, dan perbedaan itu terletak
dalam susunan konidia-nya. Spesies yang terkenal adalah Penicillium
notatum, Penicillium chrysogenum, karena keduanya menghasilkan
antibiotic penicillin.
c. Rhizopus
Rhizopus hidup sebagai saprofit dan beberapa spesies lain hidup sebagai
parait pada tumbuh-tumbuhan. Rhizopus nigricans kedapatan dimana-
mana. Rhizopu banyak menyerupai mucor, hanya miselium Rhizopus
terbagi-bagi atas stolon, yang menghasilkan rhizoida dan sporangiofor.
d. Mucor
Saprofit yang banyak terdapat pada sisa-sisa makanan yang banyak
mengandung karbohidrat. Mucor membiak dengan 2 cara, yaitu spora
yang semacam saja dan spora-spora yang sejenis itu dihasilkan oleh
sporangium yang tumbuh pada ujung hifa. Pembiakan secara generative
dilakukan dengan bersatunya tonjolan pada hifa yang berlainan
jenisnya. Kedua ujung hifa yang Bersatu ini disebut zigospora,
kemudian zigospora terlepas dari miselium serta di lain tempat tumbuh
dan menghasilkan spora, yaitu spora + dan spora -, kemudian miselium
+ dan miselium – kemudian terbentuklah spora +/-.
e. Geotricum
Geotrichum biasanya ditemukan di dalam tanah, air, udara, kotoran dan
dapat ditemukan di tanaman, tekstil kertas, sereal, dan produk susu. Hal
ini digolongkan dalam kelompok ragi dan sementara itu telah bervariasi
jenis, ada kelompok-kelompok tertentu yang menonjol dan karena itu
dianggap sebagai spesies yang paling umum. Geotrichum
mempengaruhi saluran usus dan dengan demikian dapat mengakibatkan
sejumlah infeksi jamur. Beberapa gejala yang paling umum yang telah
dikaitkan dengan spesies ini termasuk infeksi paru dan bronkial yang
disebabkan oleh jumlah spesies bervariasi.

Hasil metabolism kapang-kapang tersebut yang bersifat racun dikenal


mikotoksin. Mikotoksin sebagai hasil sekunder dari proses metabolism yang
terjadi dalam kapang. Disebut sebagai hasil sekunder metabolism karena zat
yang terbentuk itu bukan sasaran utama metabolism seperti pembentukan
makanan atau tenaga bagi kapang. Terbentuknya zat racun, banyak
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, bahan, tempat tumbuh, dan strain kapang
itu sendiri.
Mikotoksin yang telah ditemukan dan dipublikasikan antara lain
aflatoksin (Aspergillus flavus, A. Parasiticus), ochratoksin A dan B
(Aspergillus ochraceus, Penicillium verrucosum, Aspergillus carbonacus,
A.niger), fusarenon dan zearalenon (Fusarium graminearum),
trichorubratoksin (Penicillium rubrum), fumonisin (spesies dari genus
fusarium yang tumbuh pada jagung yang sudah dikuliti). Mikotoksin yang
sering ditemukan yaitu aflatoksin. Aflatoksin menyebabkan nekrosis akut,
sirosis, dan karsinoma hati binatang. Tak satu jenis hewan pun yang tahan
terhadap pengaruh keracunan akut aflatoksin, termasuk manusia. Toksisitas
tergantung pada keadaan-keadaan lingkungan, derajat dan lama paparan, uria,
termasuk status kesehatn dan gizi.
Pengaruh aflatoksin terhadap binatang (juga manusia) terbagi 2 bentuk
yaitu (1) aflatoksikosis akut, yang terjadi bila orang menyantap aflatoksin
dalam jumlah besar sehingga menimbulkan gejala, seperti pendarahan;
kerusakan hati akut; edma; gangguan pencernaan, penyerapan, metabolism zat
gizi, dan bahkan kematian. (2) aflatoksikosis kronis akibat menyadap
aflatoksin berdosis rendah sampai sedang, nyaris tidak memperlihatkan gejala
dan sulit dikenali. Gejala yang dapat berkaitan adalah gangguan metabolism
zat gizi, yang timbul sebagai perlambatan pertumbuhan.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Alur Kerja

Bahan-bahan jamu beras kencur

Meracik dan Mengolah Jamu beras kencur

Jamu Beras Kencur

Cemaran jamur

Jamur yang merugikan kesehatan

Jamur yang merugikan


Kesehatan

Pemeriksaan Laboratorium secara


Biakkan
Gambar 3.1
Alur Kerja Gambaran Cemaran Jamur Pada Jamu Beras Kencur Yang Dibuat Secara
Tradisional Di Desa Rasau Jaya

Alur kerja yang dilakukan pada penelitian ini dimulai dari Jamu. Selanjutnya
melakukan persiapan alat dan bahan untuk pembuatan jamu beras kencur. Lalu peneliti mulai
meracik dan mengolah jamu tradisional. Selanjutnya dari meracik tersebut jadinya jamu beras
kencur

B. Definisi Operasional
1. Jamu beras kencur tradisional
Definisi : obat tradisional dalam bentuk minuman yang dibuat berdasarkan
pengalaman dengan bahan utama beras dan kencur.
Cara ukur : Dipipet
Alat Ukur : Pipet Ukur
Skala Ukur : Rasio
Hasil Ukur : ml
C. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan statistic deskriptif yaitu statistik yang berfungsi
untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti, melalui data
sampel atau populasi sebagai mana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum yang dilakukan terhadap jamu beras kencur yang
dibuat secara tradisional di Desa Rasau Jaya.

D. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jamu beras kencur yang dibuat secara
tradisional di Desa Rasau Jaya.
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah jamu beras kencur yang dibuat secara tradisional di Desa
Rasau Jaya.
a. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan atau
kriteria tertentu yang dibuat peneliti untuk dijadikan sampel.
b. Kriteria Sampel:
1. Jamu beras kencur yang dibuat secara tradisional
2. Jamu yang dijual di Desa Rasau Jaya
3. Berbentuk cairan

E. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan……
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium parasitologi politeknik kesehatan kemenkes
Pontianak
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
a. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Angka Lempeng Total
berdasarkan Spread Plate
b. Prinsip
Pertumbuhan jamur setelah cuplikan diinokulasi pada media Subaraud
Dextrose Agar diinkubasi selama 7 hari pada suhu 20-25 o C dan diperiksa
secara mikroskopis menggunakan KOH 10%.
c. Alat
Alat-alat pemeriksaan mengenai gambaran cemaran jamur pada jamu beras
kencur yang dibuat secara tradisional di Desa Rasau Jaya:
1. Ptridish steril
2. Botol coklat steril
3. Autoclave
4. Pipet volume steril
5. Pallius ball
6. Label
7. Mikroskop
8. Object Glass
9. Deck Glass
10. Erlenmeyer
11. Neraca analitik
12. Kertas timbang
13. Incase steril
14. Tabung reaksi steril
15. Ose bulat
d. Bahan yang diperlukan adalah
1. SDA (Sabaroud Dextrose Agar)
Komposisi: Sabaroud Dextrose Agar 65 gram
Aquadest 1000 ml
Antibiotik
2. Larutan Buffer Phosphat
Komposis: Larutan KH2PO4 25 ml
Larutan garam fisiologis 1000 gram
KOH 10%
e. Prosedur Pemeriksaan
a. Prosedur biakan
1. Tabung reaksi steril yang telah diisi larutan gram Buffer Phosphat
pH 7,2 steril sebanyak 9 ml, siapkan 4 buah. Tabung secara
berurutan diberi tanda 10-1, 10-2, 10-3, dan 10-4 sebagai kode
pengencean dan satu tabung larutan garam Buffer Phosphat pH 7,2
steril sebagai control.
2. Petridis steril disiapkan sebanyak 5 buah, pada 4 buah Petridis
diberi tanda kode pengenceran pada tabung reaksi serta kode
sampel dan satu buah Petridis lainnya diberi tanda control serta
tanggal pemeriksaan. Pada Petridis control diisi 1 ml larutan garam
Buffer Phosphat pH 7,2 steril dan ditambah Sabaroud Dextrose
Agar sebanyak 15-20 ml.
3. Tabung reaksi pertama yang bertanda 10-1 ditambah 1 ml sampel
dicampur hingga homogen.
4. Tabung reaksi pertama dipipet 1 ml kemudian dimasukkan dalam
tabung reaksi ke dua yang bertanda 10 -2, dicampur hingga
homogen. Tabung reaksi kedua dipipet 1 ml kemudian dimasukkan
ke tabung reaksi tiga yang bertanda 10-3, demikian seterusnya
sampai tabung keempat hingga diperoleh pengenceran 10-1, 10-2,
10-3, dan 10-4. Tabung keempat dipipet 1 ml kemudian dibuang.
5. Pengenceran dipipet 1 ml dari masing-masing tabung, kemudian
dimasukkan kedalam petridis sesuai pengenceran yang tertulis pada
petridis. Sebelumnya tuang Sabaroud Dextrose Agar cair kedalam
masing-masing petridis sebanyak 15-20 ml.
6. Petridis digoyang secara perlahan-lahan hingga tercampur rata dan
dibiarkan sampai dingin dan membeku.
7. Inkubasi pada suhu kamar dengan petridis diletak dalam keadaan
terbalik.
8. Pertumbuhan koloni diamati pada setiap petridis setelah 5-7 hari
dan di hitung.
b. Prosedur Mikroskopis
Koloni jamur yang tumbuh pada media Sabaroud Dextrose
Agar diambil denga ose bulat, lalu letakkan pada obyek gelass steril,
yang sebelumnya ditetesin dengan larutan KOH 10% kemudian tutup
dengan deck glass. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran
45x10.

G. Teknik Pengolahan Data dan Penyajian Data


1. Pengolahan data
a. Editing / meriksa
Pengecekkan dilakukan dan diperiksa dari setiap data yang masuk, apabila
terdapat kesalahan yang didapat dan data yang hilang dapat diperbaikki sehingga
diperoleh data atau hasil yang benar.
b. Coding / memberik kode
Sebelum pengambilan sampel, tempat atau wadah untuk mengambil sampel
diberi label kode, berupa nomor atau huruf.
c. Entry / memasukkan data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diberi kode kemudian dimasukkan
kedalam tabel untuk menghitung angka jamur dengan angka lempeng total.

2. Penyajian Data
Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk tabel.

No. Sampel Nama Jamu Beras Lokasi Kode sampel


Kencur

H. Teknik Analisa Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan secara komputerisasi dan dimasukkan


kedalam tabel dengan statistik deskriptif.

Anda mungkin juga menyukai