Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL KE-3

HUKUM PAJAK (EKSI4202)


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
NAMA : DWI FATMAWATI

NIM : 041813414

83/AKUNTANSI

1. Jelaskan Undang-Undang Pasal 96-pasal 99 tentang tata cara pemungutan pajak dan
pasal 100 Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang surat tagihan pajak !
Jawaban :

Tata Cara Pemungutan

Pasal 96

(1) Pemungutan Pajak dilarang diborongkan.


(2) Setiap Wajib Pajak wajib membayar Pajak yang terutang
berdasarkan surat ketetapan pajak atau dibayar sendiri oleh
Wajib Pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
(3) Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan
penetapan Kepala Daerah dibayar dengan menggunakan SKPD
atau dokumen lain yang dipersamakan.
(4) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) berupa karcis dan nota perhitungan.
(5) Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri
dibayar dengan menggunakan SPTPD, SKPDKB, dan/atau
SKPDKBT.
Pasal 97
(1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya
pajak, Kepala Daerah dapat menerbitkan:
a. SKPDKB dalam hal:
1) jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain,
pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar;
2) jika SPTPD tidak disampaikan kepada Kepala Daerah
dalam jangka waktu tertentu dan setelah ditegur secara
tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana
ditentukan dalam surat teguran;
3) jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang
terutang dihitung secara jabatan.
b. SKPDKBT jika ditemukan data baru dan/atau data yang
semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan
jumlah pajak yang terutang.
c. SKPDN jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya
dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan
tidak ada kredit pajak.
(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 1) dan angka
2) dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat
dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat)
bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.
(3) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dikenakan sanksi
administratif berupa kenaikan sebesar 100% (seratus persen)
dari jumlah kekurangan pajak tersebut.
(4) Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan
jika Wajib Pajak melaporkan sendiri sebelum dilakukan
tindakan pemeriksaan.
(5) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) hurut a angka 3) dikenakan sanksi
administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima
persen) dari pokok pajak ditambah sanksi administratif berupa
bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang
kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama
24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya
pajak.
Pasal 98
Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis Pajak yang dapat dipungut
berdasarkan penetapan Kepala Daerah atau dibayar sendiri oleh
Wajib Pajak dan ketentuan lainnya berkaitan dengan pemungutan
Pajak diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 99
(1) Tata cara penerbitan SKPD atau dokumen lain yang
dipersamakan, SPTPD, SKPDKB. dan SKPDKBT sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 96 ayat (3) dan ayat (5) diatur dengan
Peraturan Kepala Daerah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengisian dan
penyampaian SKPD atau dokumen lain yang dipersamakan,
SPTPD, SKPDKB, dan SKPDKBT sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 96 ayat (3) dan ayat (5) diatur dengan Peraturan Kepala
Daerah.
Surat Tagihan Pajak

Pasal 100
(1) Kepala Daerah dapat menerbitkan STPD jika:
a. pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;
b. dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran
sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung;
c. Wajib Pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga
dan/atau denda.
(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b ditambah dengan
sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap
bulan untuk paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat
terutangnya pajak.
(3) SKPD yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo
pembayaran dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar
2% (dua persen) sebulan dan ditagih melalui STPD.

2. Coba Anda jelaskan mengenai tarif pajak kendaraan bermotor?


Jawaban :

1. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor kepemilikian oleh orang pribadi ditetapkan


sebagai berikut:
1. untuk kepemilikan kendaraan bermotor pertama, sebesar 2% (dua
persen);
2. untuk kepemilikan kendaraan bermotor kedua, sebesar 2,5% (dua koma
lima persen);
3. untuk kepemilikan kendaraan bermotor ketiga, sebesar 3% (tiga persen);
4. untuk kepemilikan kendaraan bermotor keempat, sebesar 3,5% (tiga
koma lima persen);
5. untuk kepemilikan kendaraan bermotor kelima, sebesar 4% (empat
persen);
6. untuk kepemilikan kendaraan bermotor keenam, sebesar 4,5% (empat
koma lima persen);
7. untuk kepemilikan kendaraan bermotor ketujuh, sebesar 5% (lima
persen);
8. untuk kepemilikan kendaraan bermotor kedelapan, sebesar 5,5% (lima
koma lima persen);
9. untuk kepemilikan kendaraan bermotor kesembilan, sebesar 6% (enam
persen);
10. untuk kepemilikan kendaraan bermotor kesepuluh, sebesar 6,5% (enam
koma lima persen);
11. untuk kepemilikan kendaraan bermotor kesebelas, sebesar 7% (tujuh
persen);
12. untuk kepemilikan kendaraan bermotor kedua belas, sebesar 7,5%
(tujuh koma lima persen);
13. untuk kepemilikan kendaraan bermotor ketiga belas, sebesar 8%
(delapan persen);
14. untuk kepemilikan kendaraan bermotor keempat belas, sebesar 8,5%
(delapan koma lima persen);
15. untuk kepemilikan kendaraan bermotor kelima belas, sebesar 9%
(sembilan persen);
16. untuk kepemilikan kendaraan bermotor keenam belas, sebesar 9,5%
(Sembilan koma lima persen);
17. untuk kepemilikan kendaraan bermotor ketujuh belas, sebesar 10%
(sepuluh persen);
2. Kepemilikan kendaraan bermotor oleh badan tarif pajak sebesar 2% (dua
persen)
3. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor untuk :
1. TNI/POLRI, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, ditetapkan
sebesar 0,50% (nol koma lima nol persen
2. angkutan umum, ambulans, mobil jenazah dan pemadam kebakaran,
sebesar 0,50% (nol koma lima nol persen);
3. sosial keagamaan, lembaga sosial dan keagamaan sebesar 0,50% (nol
koma lima nol persen)
4. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar ditetapkan
sebesar 0,20% (nol koma dua nol persen)

3. Wajib Pajak menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp 1.240.000,00
yang diterbitkan pada tanggal 2 Januari 2009 dengan batas akhir pelunasan tanggal 1
Februari 2009. Wajib Pajak tersebut diperbolehkan untuk mengangsur pembayaran pajak
dalam jangka waktu 5 (lima) bulan dengan jumlah yang tetap sebesar Rp.224.000,00.
Pertanyaan: Hitung Berapa angsuran ke-1 hingga ke-5 yang diterima oleh wajib pajak?
Jawaban :
1. Angsuran ke-1 : 2% x Rp. 1.240.000,00 = Rp. 24.800,00
2. Angsuran ke-2 : 2% x Rp. 1.016.000,00 = Rp. 20.320,00
3. Angsuran ke-3 : 2% x Rp. 792.000,00 = Rp. 15.840,00
4. Angsuran ke-4 : 2% x Rp. 568.000,00 = Rp. 11.360,00
5. Angsuran ke-5 : 2% x Rp 344.000,00 = Rp. 6.880,00

Anda mungkin juga menyukai