Unsur Ekstrinsik (fokus dari bab 4)

Dari bab 4 dan latar belakan penulis yang telah saya baca, ada beberapa hal ekstrinsik yang
melatrbelakangi penulisan cerita di bab 4 ini. Sosok Karman yang digambarkan sebagai terpidana
tahanan politik akibat afiliasinya dalam partai PKI sedang berada dipenjara. Pada bab ke 4 jelas
terlihat bagaimana Ahmad Tohari menggambarkan sulitnya kehidupan orang-orang yang dianggap
terafiliasi dengan PKI, di cerita ini meski Karman terlihat bukan simpatisan garis keras dari PKI
namun pasca 1965 nasibnya berubah drastis dan di bab ini dikisahkan bagaimana pergumulan hati
Karman yang berusaha tegar dan berdamai dengan keadaan yang sedang ia hadapi. Penggambaran
kondisi masyarakat Indonesia masa itu juga dapat nampak dari karakter kapen Somad, seolah mau
menggambarkan meski rakyat Indonesia saat itu sangat anti dengan para eks-PKI, ia menunjukan rasa
kemanusiaan, dari kalangan mereka yang sudah mencoba mengenal para tahanan politik seperti sosok
Karman.
Orang yanh seperti Kapten Somad in yang mau berpikir terbuka dan dengan rasa
kemanusiaan adalah sikap yang baik yang seharusnya dimiliki setiap masyarakat Indonesia dalam
rangka rekonsiliasi bangsa atas luka masa laluu akibat g30 spki.. Ahmad Tohari mengeluarkan
“Kubah” pada tahun 19800, masa dimana kritik sosial terhadap perlakuan rezim Orde Baru semakin
berani dikumandangkan meski menghadapi banyak ancaman dari pemerintah. Kemanusiaan harus
bisa mengalahkan tiranii, seperti itu kurang lebih yang yang saya tangkap mau disampaikan dalam
bab 4 ini. Dimana keputusasaan seseorang tahanan opolitik mendapat secercaah harapan melihat sikap
baik seorang manusiaa lainnya. Jika boleh menambahkan, suasana pada bab sebelumnya terus pada
penurunan suasana hati Karman yang semakin turun akibat keputusasaannya akan keadaanyaa saat
itu, sehingga pada bab ke 4 ini pembaaca melihat secercah harapan lewatt kemanusiaan yang
sederhana. Kemanusiaan dan kepercayaan, memberi harapan yang dapat menjadi kekuatan untuk
menghadapi apa saja halangann.