Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu proses fisiologis yang terkadang menimbulkan akibat yang
bersifat patologis. Dalama masa kehamilan itu sendiri akan terjadi beberapa pola perubahan
pada tubuh ibu, atau yang sering biasa kita sebut dengan ketidaknyamanan pada ibu hamil.
Ketidaknyamanan tersebut dimulai ketika nidasi terjadi. Ibu akan merasakan mual, muntah,
pusing bahkan kadang-kadang gejala ini berlebihan sehingga mengharuskan ibu untuk rawat
inap. Pada kehamilan lanjut, muncul keluhan-keluhan seperti nyeri pinggang bawah, varises,
wasir dan nyeri pelvis. Nyeri Punggung bawah (NPB) adalah ketidaknyamanan yang terjadi
dibawah costa dan diatas bagian inferior gluteal. NPB akut terjadi dibawah 6 minggu, NPB
sub akut 6 – 12 minggu dan NPB kronis diatas 12 minggu (Burton, 2004).
NPB akibat kehamilan adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan gejala
utama rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tubuh bagian belakang dari
rusuk terakhir atau V Th 12 sampai bagian pantat atau anus karena pengaruh hormon yang
menimbulkan gangguan pada substansi dasar bagian penyangga dan jaringan penghubung
sehingga mengakibatkan menurunnya elastisitas dan fleksibilitas otot, selain itu juga
disebabkan oleh faktor mekanika yang mempengaruhi kelengkungan tulang belakang oleh
perubahan sikap dan penambahan beban pada saat ibu hamil. Penyebab NPB pada wanita
hamil adalah adanya perubahan hormonal yang menimbulkan perubahan pada jaringan lunak
penyangga dan penghubung (connective tissue) sehingga mengakibatkan menurunnya
elastisitas dan flexibilitas otot.
Terapi lain yang bisa digunakan untuk mengurangi gejala NPB adalah kinesiotaping.
Kinesiotaping digunakan untuk mengurangi nyeri, meningkatkan Lingkup Gerak Sendi
(LGS), mensupport fungsi sendi, mengaktifasi sistem limfatik dan sistem endogen analgesic,
meningkatkan mikrosirkulasi dan efek fungsi otot (Kase, 2003). Kinesiotaping membebaskan
nyeri punggung bawah setelah pemakaian selama 2-3 hari (Gregory, 2009).
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Evidence Based Tentang Manfaat Kinesiotapping Untuk Mengurangi
Nyeri Punggung Bawah Pada Kehamilan Trimester Ke-3?
1
C. Tujuan
Mengetahui Evidance Based Tentang Manfaat Kinesiotapping Untuk Mengurangi Nyeri
Punggung Bawah Pada Kehamilan Trimester Ke-3.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
Kehamilan adalah merupakan suatu proses merantai yang berkesinambungan dan terdiri
dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan
zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).
Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis, tetapi kondisi
normal dapat menjadi patologi. Menyadari hal tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu
melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi (Sulistyawati, 2009).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama haid terakhir. Kehamilan
dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua
dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9
bulan (Saifuddin, 2008; 89).
Kehamilan adalah proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita dalam siklus
reproduksi. Kehamilan dimulai dari konsepsi dan berakhir dengan permulaan persalinan.
Selama kehamilan ini terjadi perubahan-perubahan, baik perut, fisik maupun fsikologi ibu
(Varney, 2007).
3
a) Akibat kontraksi otot/spasme otot (leher, bahu dan penegangan pada kepala),
serta keletihan
b) Tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler, dinamika cairan syaraf
yang berubah
b. Tanda-Tanda Bahaya/yang perlu diwaspadai
a) Bila bertambah berat akan terus berlanjut
b) Jika disertai dengan tekanan darah tinggi, dan proteinuria
c) Jika ada migrant
d) Penglihatan berkurang atau kabur
c. Cara Meringankan/Mencegah
a) Teknik relaksasi
b) Memassase leher dan otot bahu
c) Penggunaan kompres panas atau es pada leher
d) Istirahat
e) Mandi air hangat
f) Pengobatan
· Penggunaan yang bijaksana dari tylenol/paracetamol
· Hindari aspirin, ibuprofen, narcotics, sedative/hipnotik
(Kusmiyati, 2009: 131)
2. Nafas Sesak/Hyperventilasi
a. Penyebab
Pada kehamilan 33-36 banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas hal ini
karena tekanan bayi yang berada dibawah diafragma menekan paru ibu.
b. Tanda-Tanda Bahaya/yang perlu diwaspadai
a) Jika disertai dengan demam, batuk, pernafasan cepat, malaise (infeksi)
b) Pernafasan cepat tanpa demam (embolus)
c) Exacerbasi (memburuknya) asthma
c. Cara Meringankan/Mencegah
a) Jelaskan penyebab fisiologisnya
b) Dorong agar secara sengaja mengatur laju dan dalamnya pernafasan pada
kecepatan normal ketika terjadi hyperventilasi
c) Secara periodik berdiri dan merentangkan lengan kepala serta menarik
nafas panjang
4
d) Mendorong postur tubuh yang baik melakukan pernafasan interkostal
(Kusmiyati, 2009 : 129-130)
4. Edema Dependen
a. Penyebab
1) Peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruh hormonal
2) Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah
3) Peningkatan kadar permeabilitas kapiler
4) Tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvic ketika duduk/pada kava
inferior ketika berbaring
b. Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
Jika muncul pada muka dan tangan dan disertai dengan proteinuria serta
hipertensi (waspada preeklamsi/eklamsi)
5
2) Hindari posisi berdiri untuk waktu lama, istirahat dengan berbaring ke kiri,
dengan kaki agak ditinggikan
3) Angkat kaki ketika duduk/istirahat
4) Hindari kaos yang ketat/tali/pita yang ketat pada kaki
5) Lakukan senam secara teratur
(Kusmiyati, 2009: 133)
5. Kram Kaki
a. Penyebab
1) Kekurangan asupan kalsium
2) Ketidakseimbangan rasio kalsium-fosfor
3) Pembesaran uterus, sehingga memberikan tekanan pada pembuluh dasar
pelvic, dengan demikian dapat menurunkan sirkulasi darah dari tungkai
bagian bawah
b. Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
Tanda-tanda thrombophlebitis superficial/thrombosis vena yang dalam
c. Cara meringankan/pencegahan
1) Kurangi konsumsi susu (kandungan fosfornya tinggi) dan cari yang high
kalsium
2) Berlatih dorsifleksi pada kaki untuk merengangkan otot-otot yang terkena
kram
3) Gunakan penghangat untuk otot
4) Terapi
· Suplementasi dengan garam kalsium yang tidak mengandung fosfor
· Gunakan antacid aluminium hidroksida untuk meningkatkan
pembentukan fosfor yang tidak melarut
(Kusmiyati, 2009: 127)
6. Konstipasi
a. Penyebab
1) Peningkatan kadar progesterone menyebabkan peristaltic usus menjadi
lambat
2) Penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot polos usus besar
penyerapan air dari kolon meningkat
6
3) Efek samping dari penggunaan suplemen zat besi
b. Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
1) Rasa nyeri hebat di abdomen, tidak mengeluarkan gas (obstruksi)
2) Rasa nyeri di kuadran kanan bawah (appendicitis)
c. Cara meringankan/pencegahan
1) Tingkatkan intake cairan, serat di dalam diet seperti : buah/juice prem,
minum cairan dingin/panas (terutama ketika perut kosong)
2) Istirahat cukup
3) Senam/exercise
4) Membiasakan BAB secara teratur
5) BAB segera setelah ada dorongan
6) Terapi
· Gunakan pembentuk bahan padat (bongkahan)/emollients. Seperti :
suposutoria dan lai-lain
· Hindari minyak mineral, lubrikasi, perangsang (stimulant) saline,
hipersmosis, diphenylmethane, castor dan lain-lain
(Kusmiyati, 2009: 128-129)
7
2) Hindari makanan berlemak terlalu banyak, makanan yang
digoreng/makanan yang berbumbu merangsang
3) Hindari rokok, kopi, alcohol, cokelat
4) Hindari berbaring setelah makan
5) Hindari minuman selain air putih saat makan
6) Kunyah permen karet
7) Terapi
· Gunakan antacid dengan kandungan sodium rendah (kombinasi
hidroxida aluminium dan magnesium)
· Hindari dari kalsium karena dapat menimbulkan hiperaciditas
(peningkatan asam dalam lambung)
(Kusmiyati, 2009: 130)
8. Varises
a. Penyebab
1) Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan
daerah panggul dan vena di kaki, yang menyebabkan vena menonjol.
2) Kongesti vena dalam bagian bawah yang meningkat sejalan dengan
kehamilan karena tekanan dari uterus yang hamil
3) Kerapuhan jaringan elastic yang disebabkan oleh estrogen
4) Kecenderungan bawaan keluarga
5) Disebabkan factor usia, dan lama berdiri
b. Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
Tromboplebitis supervisial atau thrombosis vena yang dalam
c. Cara meringankan/mengatasi
1) Angkatlah kaki saat berbaring atau duduk
2) Berbaring dengan posisi kaki ditinggikan ± 90º beberapa kali sehari
3) Jaga agar kaki jangan bersilangan
4) Hindari duduk atau berdiri terlalu lama
5) Hindari pakaian dan korset yang ketat, jaga postur tubuh yang baik
(Kusmiyati, 2009: 132)
9. Keputihan
a. Penyebab
1) Hyperplasia, mukosa vagina
8
2) Peningkatan produksi lendir dan kelenjar endocervical sebagai akibat
dari peningkatan kadar esterogen
3) Perubahan peningkatan sejumlah glikogen pada sel epitel vagina
menjadi asam laktat oleh doderlein basilus
b. Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
1) Jika cairan keluar sangat banyak dan baunya menyengat atau berwarna
kuning/ abu-abu (beberapa penyakit kelamin servicitis dan vaginitis)
2) Pengeluaran cairan (selaput ketuban pecah)
3) Perdarahan pervaginaan (abduptio placentae, plecenta previa, lesi pada
servik)
c. Cara meringankan/mengatasi
1) Meningkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
2) Memakai pakaian dalam yang terbuat dari kain katun agar lebih kuat
daya serapnya
3) Ganti pakaian dalam minimal 2 kali sehari
4) Menghindari pencucian vagina (douching) dan mencuci vagina dari
arah depan kebelakang
5) Gunakan bedak tabor untuk mengeringkan tetapi jangan terlalu
berlebihan
6) Cara tradisional : merendam vagina dengan air rebusan sirih
(Kusmiyati, 2009: 123)
10. Haemorrhoid
a. Penyebab
1) Sering terjadi kerena konstipasi
2) Tekanan yang meningkat dari uterus gravid terhadap vena haemorroida
3) Dukungan yang tidak memadai pada vena hemoroida di area anorectal
4) Kurangnya klep di pembuluh-pembuluh yang berakibat pada
perubahan secara langsung pada aliran darah
5) Progesteron menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar
6) Pembesaran uterus dapat meningkatkan tekanan-tekanan spesifik pada
vena haemorrhoid, tekanan mengganggu sirkulasi venous dan
menyebabkan kongesti pada vena pelvic
b. Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
Rasa nyeri pada saat melakukan defekasi
9
Cara mengurangi/mencegah
1) Menghindari konstipasi
2) Menghindari ketegangan selama defekasi
3) Mandi air hangat/ kompres hangat, air panas tidak hanya memberikan
kenyamanan tapi juga meningkatkan sirkulasi
4) Kompres es/garam Epsom
5) Istirahat di tempat tidur dengan panggul diturunkan dan dinaikkan
10
menyebabkan rasa tidak nyaman. Faktor predisposisi lainnya yang menyebabkan
nyeripunggung berkaitan dengan penambahan berat badan, perubahan postur
yang cepat, nyeri punggung terdahulu, dan peregangan yang berulang. Selain itu
nyeri punggung juga dirasakan akibat kesalahan postur tubuh saat duduk, berdiri,
berbaring dan bahkan pada saat melakukan aktivitas rumah (Braxshaw, 2004).
Berikut ini adalah dua prinsip penting yang sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil:
1) Tekuk kaki daripada membungkuk ketika mengambil atau mengangkat
apapun dari bawah
2) Lebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit didepan kaki yang lain
saat menekukan kaki sehingga terdapat jarak yang cukup saat bangkit dari
proses setengah jongkok.
Cara untuk mengatasi ketidaknyamanan ini antara lain:
1) Postur tubuh yang baik
2) Mekanik tubuh yang tepat saat mengangkat beban
3) Hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban, dan berjalan tanpa
istirahat
4) Gunakan sepatu bertumit rendah; sepatu tumit tinggi tidak stabil dan
memperberat masalah pada pusat gravitasi dan lordosis
5) Jika masalah bertambah parah, pergunakan penyokong penyokong abdomen
eksternal dianjurkan (contoh korset maternal atau belly band yang elastic)
6) Kompres hangat (jangan terlalu panas) pada punggung (contoh bantalan
pemanas, mandi air hangat, duduk di bawah siraman air hangat)
Menurut Uliyah&Hidayat (2008), salah satu metode non farmakologis yang
dapat mengurangi nyeri yaitu dengan kompres hangat yang dapat memberikan
manfaat seperti memberikan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan rasa
nyeri, mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot, dan memberikan
rasa hangat. Selain itu, massage juga metode non farmakologis yang
memberikan tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya
pada otot, tendon atau ligament, tanpa menyebabkan pergeseran atau
perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan
meningkan sirkulasi (Henderson, 2006).
7) Kompres es pada punggung
8) Pijatan/ usapan pada punggung
11
9) Untuk istirahat atau tidur; gunakan kasur yang menyokong atau gunakan
bantal dibawah punggung untuk meluruskan punggung dan meringankan
tarikan dan regangan.
10) Senam hamil dapat meringankan keluhan nyeri punggung yang dirasakan oleh
ibu hamil karena didalam senam hamil terdapat gerakan yang dapat
memperkuat otot abdomen. Fungsi penting dari otot abdomen yaitu kontrol
pelvis saat menengadah. Ketika ligamen disekitar pelvis menegang dan tidak
lagi memberikan topangan yang kuat kepada sendi maka otot menjadi garis
pertahanan kedua membantu mencegah tegangan yang berlebihan pada
ligamen pelvis. Harus diingat bahwa tegangan yang berlebihan pada pelvis dan
melemahnya otot abdomen inilah yang menyebabkan nyeri punggung. Untuk
itu perlu dilakukan latihan ini untuk mempertahankan tonus otot abdomen
yang baik (Myles.2009)
B. Kinesio tapping
Kinesio taping berpengaruh pada sistem limfatik. Ketika terjadi inflammasi
sistem limfatik pada superficial dan deep limfatic vessels akan penuh. Kinesio taping
membantu aliran limfatik dibawahnya sehingga terjadi penurunan tingkat inflammasi
(kase, 2005).Keuntungan dari kinesio taping bahwa daerah convolution dapat
meningkatkan sirkulasi darah dan cairan limfa karena efek lifting, yang menciptakan
ruang diantara kulit dan otot (Kase, 2005). Pemakaian kinesio taping pada daerah luka
akan melancarkan sirkulasi darah dan meningkatkan volum darah (Piller, 2006).
Dalam mengklasifikasi pemasangan kinesio taping perlu diperhatikan starting
point dan tengangan dalam tarikan.
a. Dari distal ke proximal (Insertion to Origo)
Digunakan untuk menginhibisi penggunaan otot yang berlebihan dan spasme otot dengan
tegangan 15% sampai 25%.
b. Dari proximal ke distal (Origo to Insertion)
Digunakan untuk memfasilitasi kelemahan otot yang berlebihan dan rehabilitasi
dengan tegangan 15% sampai 50%. (sumber: Reca Ardella, pengaruh kinesio tapping
terhadarp penurunan nyeri kasus carpal tunnel syndrome pada operator komputer di
pabelan, 2013, universitas muhammadiah surakarta)
12
Kinesio taping adalah metode rehabilitasi untuk menstabilkan otot dan sendi
yang terluka dan melancarkan peredaran darah serta aliran limfe sehingga mengurangi
nyeri pada proses penyembuhan tanpa membatasi gerakan tubuh. Metode ini telah
terbukti sukses menangani berbagai masalah-masalah kesehatan yang berhubungan
dengan otot, sendi, dan jaringan ikat lainnya. Kase (2003) mengatakan bahwa kinesio
tapping dapat mengurangi nyeri dan meningkatkan Lingkup Gerak Sendi pada Nyeri
Punggung Bawah.(sumber: Suryo Nugroho “pengaruh kinesio tapping dan core
stability terhadap penurunan nyeri dan peningkatan lingkup gerak sendi kasus nyeri
punggung bawah”, 2013, Universitas Muhamaddiah Surakarta
1. Definisi Kinesio taping
Definisi kinesio taping diciptakan oleh kenzo Kase pada tahun (1996), kinesio
taping adalah pita khusus yang tipis, elastic, dan dapat ditarik hingga 120% - 140%
dari panjang aslinya sehingga cukup dikatakan elastis dibanding dengan taping yang
konvensional. Hal ini memungkinkan pergerakan yang maksimal dari otot dan sendi,
adanya tarikan pada kulit oleh pita perekat (taping) bertujuan untuk meningkatkan
ruang antara kulit dan otot, sehingga mengurangi tekanan lokal dan membantu
meningkatkan sirkulasi dan drainase limfatik, akibat dari proses tersebut dapat
mengurangi nyeri, mengurangi oedema, dan mengurangi spasme otot.
Kinesio taping adalah teknik yang didasarkan pada proses alami penyembuhan
tubuh secara sendiri, proses dari teknik ini mengfasilitasi system saraf dan peredaran
darah. Metode ini pada dasarnya berasal dari ilmu “Kinesiologi”, maka dari itu
dinanamakan “kinesio”. Otot tidak hanya sebagai penyokong dan penggerak tubuh,
tetapi juga mengontrol peredaran darah vena dan aliran getah bening, suhu tubuh, dan
lain-lain. Oleh karena itu, kegagalan system fungsi musculoskeletal dapat
menyebabkan berbagai macam gejala (Kase, 2003).
Kinesio taping dikembangkan oleh Dr. Kenzo Kase pada tahun 1970-an. Pada
awal penggunaannya Kinesiotaping banyak digunakan untuk dunia olahraga.
Kinesiotaping dibuat menyerupai kulit, ketebalannya menyerupai epidermis kulit
manusia dan dapat diregangkan hingga 140% dari panjang normal sebelum
diaplikasikan ke kulit, sehingga memberikan ketegangan yang kuat saat diaplikasikan
pada kulit (Prientice, 2011; Thelen, 2008).
Kinesio taping terdiri dari polimer elastis yang dibungkus serat katun 100%.
Serat katun memungkinkan untuk terjadinya penguapan kelembapan tubuh dan cepat
kering. Tidak terdapat lateks di dalam kinesio taping, perekat ini 100% acrylic dan
13
pengaktif panas. Tegangan atau uluran pada kinseio taping akan mempengaruhi
keberhasilan yang diharapkan. Dalam pengaplikasian, jika tehnik yang diperlukan
adalah 25%, Namun pengukuran persentase penguluran tersebut sangatlah deskriptif
dan tergantung dari kemampuan feeling dan pengalaman.
14
aktif. Tegangan yang muncul dipercaya akan memberikan stimulasi pada
mechanoreceptor. Persepsi stimulasi dipercaya diinterpretasikan sebagai stimulasi
propioceptif yang bertindak sebagai penanda pada posisi akhir gerakan.
f. Lymphatic correction
Lymphatic corection digunakan untuk membantu mengurangi bengkak dengan
cara mengarahkan cairan menuju nodus lympatik yang lebih longgar.
15
Penerapan Kinesio Taping dapat meningkatkan kemampuan otot yang lemah,
mengurangi nyeri dan rasa lelah, dan menjaga otot dari keadaan kram, ketegangan dan
kontraksi yang berlebihan.
b. Melancarkan sistem sirkulasi
Penerapan Kinesio Taping dapat meningkatkan sirkulasi darah dan sistem
limfatik, juga mengurangi pembengkakan yang terjadi pada jaringan.
c. Mengaktifkan sistem analgesik endogen
Penerapan Kinesio taping dapat memfasilitasi tubuh untuk melakukan Self
healing dan memproduksi zat analgesik sehingga dapat mengurangi nyeri.
d. Memperbaiki masalah persendian.
Tujuan dari penerapan Kinesio taping adalah memperbaiki Range of motion
dan menyesuaikan posisi sendi yang salah yang dihasilkan dari otot yang tegang.
4. Standar operasional prosedur pemasangan Kenesio Taping
Hal yang harus selalu diperhatikan pada pemasangan Kinesio taping adalah
posisi dari bagian tubuh yang akan ditaping diusahakan berada pada posisi yang lebih
pendek , untuk mencegah tarikan pada bagian yang cedera sehingga proses
penyembuhan dapat berlangsung dengan lebih baik. Pemasangan Kinesio taping yang
beulang–ulang dapat menyebabkan kulit penderita mengalami iritasi. Sebelum
melakukan pemasangan Kinesio taping, perlu diperhatikan beberapa hal dibawah ini ,
yaitu :
a) Asess, tape, re asses
b) Tape untuk nyeri dan karena nyeri
c) Bersihkan dan keringkan sebelum penggunaann
d) Potong ujung setiap penggunaan
e) Lakukan tanpa tarikan pada jangkar dan ekor
f) Jangkar pada kulit diusahakan pada posisi netral
g) Rambut dan bulu sebaiknya dibersihkan
h) Edukasi ke pasien memudahkan penggunaan
i) Tarikan yang sesuai diaplikasikan antara jangkar dan akhir disebut zona terapi
j) Zona terapi adalah tempat dimana diaplikasikan tarikan pada target jaringan
k) Sendi harus mampu bergerak dengan ROM penuh setelah aplikasi
l) Setelah pemasangan gosok yang kuat untuk melengketkan
m) Jangan pasang saat aktifitas, pasang 30 menit sebelum aktifitas
16
a. Persiapan penderita.
Setelah dipastikan kulit penderita bersih dan telah dikeringkan, kemudian atur
posisi lutut fleksi 200 dengan memeberi support dibawah tumit. Penderita diberitahu
bahwa manfaat pemasangan Kinesio taping pada kondisi cederanya, bila ada keluhan
nyeri atau kesemutan beritahu terapist.
b. Persiapan alat
1) Peralatan yang akan digunakan harus sudah disiapkan terlebih dahulu agar saat
pelaksanaan tidak ada yang tertinggal.
2) Pilih jenis tape yang hendak dipasang yaitu memiliki karakterristik elastis,
adhesive, sangat kuat dan terbuat dari bahan Zinc-oxida,
3) Dan juga pilih tape yang memiliki karakteristik elastis, non adhesive, teridiri
atas berbagai kerebalan dan ukuran (5cm, 7,5cm dan 10cm)
c. Pemasangan
1) Setelah dipastikan Posisi Lutut fleksi (20 degree), kemudian terapist
mendorong sedikit tungkai yang mengalami cedera kearah adduksi tungkai
bawah atau searah varus agar ligamen dapat terfiksir dengan sempurna
2) Pasang ankor 5-8 cm dibawah lutut terfiksasi ligamen medial dari epicondilus
lateralis menuju bidang atas lutut medial.
3) Kemudian pasang pita Taping 5 cm diatas ankor kemudian pita taping diatas
ligamen yang mengalami cedera atau daerah zona target sekitar 75 % menuju
atau searah dengan otot pes anserinus, taping atau pita rekat dipasang
4) Pasang ankor penutup pada ankor proksimal tanpa tarikan.
5) Dianjurkan pemasangan selama 6 sampai 8 minggu dan disertakan latihan
stabilisasi, dengan durasinya 3 kali perminggu.
6) Setelah selesai pariksa bagian distal
7) Bila ada keluhan perlu diperiksa kembali.
17
Gambar 2.7 : Penerapan Kinesio taping pada ligamen Kolateral medial sendi lutut.
(Sumber : Dokumen pribadi)
5. Mekanisme pengurangan nyeri pada penerapan Kinesio taping
Nyeri yang disebabkan oleh peregangan jaringan (pembebanan jaringan saat
ekstensi maupun fleksi) atau propokasi aktivitas yang menyebabkan timbulnya
sensitilisasi nosiceptor afferen dapat diatasi dengan adanya fiksasi atau stabilisasi
pasif pada ligamen ini, sehingga memungkinkan untuk diberikan latihan stabilisasi
sendi atau penguatan otot-otot stabilisator yang mengalami cedera serta dapat dicapai
stimulasi proprioseptif berupa reflek stumlasi langsung dan proses belajar (learning
proses). Adanya fiksasi pada ligamen (stabilisasi pasif) dapat terjadi pemblokiran
nyeri pada tingkatan sensorik level dan adanya pumping action dari otot-otot
disekitar, meningkatkan system aliran darah capiler, meningkatkan proses
metabolisme dan membantu proses absorbsi zat-zat iritan dan terjadi relaksasi otot-
otot yang mengalami spasme dan kekakuan dapat diatasi.
18
BAB III
ANALISA JURNAL
19
bahasa. Namun tidak dituliskan metode pengumpulan data, alat ukur yang digunakan,
dan hasil dari penelitian.
Menurut Hidayat tahun 2007, cara penulisan abstrak adalah terdapat kalimat
pengantar tentang alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, memaparkan secara
ringkas metode penelitian yang meliputi desain penelitian, populasi, jumlah sampel,
teknik sampling, variabel yang diukur, metode pengumpulan data, alat ukur, metode
analisis yang dipakai, adanya hasil utama dari penelitian, kesimpulan dan ditulis satu
spasi dalam satu paragraf dengan menggunakan kata yang mudah dimengerti dan
menarik.
4. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Dalam latar belakang masalah penelitian, akan diuraikan fakta-fakta pengalaman si
peneliti, hasil-hasil penelitian dari orang lain, atau teori-teori yang melatar
belakangi masalah yang ingin diteliti. Dengan uraian fakta, pengalaman teori-teori
tersebut maka orang lain diyakinkan masalah yang akan diajukan tersebut cukup
penting.
Penulisan latar belakang dalam penelitian ini telah disusun secara sistematis, terarah
serta telah memenuhi unsur dalam pembuatan latar belakang.
b. Rumusan Masalah
Penyusunan rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada pemahaman yang
dimiliki peneliti tentang masalah yang ada dan berkembang saat itu. Hal-hal yang
harus diperhatikan oleh peneliti meliputi faktor-faktor berikut : mendefinisikan
permasalahan/topic, mulai mencari sumber keperpustakaan, interaksi antar teman
sejawat/anggota tim dan kelayakan.
Rumusan masalah dalam laporan penelitian ini tidak tertulis secara eksplisit. Namun
tersirat dalam pendahuluan.
c. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan suatu penelitian diperoleh dari rumusan masalah peneliti yang telah ditetapkan
sebagai indicator terhadap hasil yang diharapkan. Tujuan dari penelitian berguna
untuk mengidentifikasi, menjelaskan, mempelajari, membuktikan, mengkaji, dan
memprediksi alternative pemecahan masalah terhadap masalah peneliti.
Tujuan penelitian dalam laporan penelitian ini tertulis secara jelas yaitu peneliti ingin
mengetahui manfaat kinesiotaping terhadap penurunan nyeri punggung bawah ibu
pada kehamilan trimester 3.
20
5. Kajian Teori
Menurut Hidayat tahun 2007, tinjauan pustaka tidak lazim ditulis secara
khusus, dapat masuk ke bagian pendahuluan sebagai alasan penelitian dan bisa masuk
ke pembahasan sebagai bahan argument serta rujukan dengan cermat. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penulisan kajian teori pada penelitian ini telah sesuai dengan teori
yang ada.
6. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau
Quasi Experiment. Menurut Nursalam 2013, rancangan penelitian eksperimen
semu merupakan rancangan yang mengungkapkan hubungan sebab akibat denga
melibatkan kelompok control disamping kelompok eksperimental. Menurut
Notoatmodjo 2012, dalam eksperimen semu selalu ditanyakan mengenai tentang
validitas, baik validitas internal maupun eksternal.
Desain penelitian yang digunakan yaitu studi pretest and postes two without control
group design yang mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan melibatkan dua
kelompok subyek. Menurut Nursalam tahun 2014, Ciri tipe penelitian ini adalah
mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok
subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian
diobservasi lagi setelah intervensi. Penelitian jenis ini dipandang masih sangat
lemah karena tidak melibatkan kelompok kontrol dan temuan penelitian sangat
ditentukan oleh karakteristik subjek.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis penelitian yang digunakan sudah
dapat mengungkapkan hubungan sebab akibat antar variabel. Namun studi ini
memiliki keterbatasan karena tidak melibatkan kelompok kontrol dan temuan
penelitian sangat ditentukan oleh karakteristik subjek.
b. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Klinik Bidan Sri Lumintu di Solo. Pelaksanaan
penelitian ini mulai bulan Januari-Februari 2012. Penelitian ini dilakukan selama
4 minggu. Lokasi penelitian menjelaskan tempat atau lokasi tersebut dilakukan.
Lokasi penelitian sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut. Dalam
penelitian ini, lokasi penelitian telah dijelaskan dan dapat membatasi ruang
lingkup penelitian (Notoadmojo, 2012).
c. Populasi dan Sampel
21
Menurut Notoatmodjo (2012), dalam populasi dijelaskan secara spesifik
tentang siapa atau golongan mana yang menjadi sasaran penelitian. Sedangkan
sampel, harus disebutkan teknis pengambilan sampel, besarnya sampel, beserta
rumusannya bila ada.
Populasi dalam penelitian ini telah adalah ibu hamil trimester III di Klinik
Klinik Bidan Sri Lumintu di Solo. Metode pengambilan sampel yang digunakan
menggunakan metode Purposive Sampling, yaitu sampel dipilih dari populasi
berdasarkan pertimbangan kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel yang didapatkan
adalah 10 orang ibu hamil yang akan diberikan terapi Back Exercise dan
pemberian kinesiotaping.
Menurut Nursalam (2014), penetapan kriteria sampel diperlukan dalam
upaya untuk mengendalikan variabel penelitian yang tidak diteliti, tetapi ternyata
berpengaruh terhadap variabel dependen. Penelitian ini telah menetapkan kriteria
sampelnya. Dalam penelitian ini disebutkan kriteria inklusi ibu hamil trimester 3
(diatas 6 bulan ke atas), menderita NPB selama kehamilan trimester 3, bersedia
menjadi subyek penelitian, ibu dengan kehamilan sehat, dan ibu rajin control ke
bidan atau dokter. Sedangkan kriteria eksklusi yang digunakan yaitu ibu hamil
yang mempunyai komplikasi penyakit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat kesesuaian antara teori dengan praktek.
d. Instrument Penelitian
Menurut Nursalam (2014), instrumen yang digunakan merupakan hasil
pengembangan/ modifikasi atau dari standar instrument yang sudah baku. Perlu juga
dituliskan tentang validitas dan reliabilitas instrument yang digunakan.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan
menggunakan alat visual analogue scale (VAS). Nyeri punggung bawah saat
kehamilan disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan kerja otot bagian anterior dan
bagian posterior daerah lumbal. Penambahan beban kandungan yang semakin besar
yang menyebabkan sudut lengkungan tulang belakang. Penambahan sudut
lengkungan menyebabkan fleksibilitas dan morbilitas dari lumbal menjadi menurun.
Oleh karena itu instrument yang digunakan telah dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur (validitas) dan alat ukut timbangan telah melalui uji tera timbangan
untuk mengkonsistensikan hasil pemeriksaan (Reliabilitas).
22
e. Cara Pengumpulan Data
Menurut Nursalam (2014), pengumpulan data adalah suatu proses
pendekatan kepada subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian. Langkah-
langkah dalam pengumpulan data bergantung pada rancangan penelitian dan
teknik instrument yang digunakan. Tugas peneliti dalam pengumpulan data
adalah memilih subjek, mengumpulkan data secara konsisten, mempertahankan
pengendalian dalam penelitian, menjaga integritas atau validitas dan
menyelesaikan masalah.
Dalam penelitian ini peneliti memilih subjek yaitu ibu hamil Trimester ke-3.
Setelah itu peneliti mengumpulkan data secara konsisten dengan cara memeriksa.
Namun, peneliti tidak menjelaskan secara detail bagaimana cara pengumpulan
data penelitian tersebut.
f. Analisa Data
Data yang diperoleh berskala interval, analisis dilakukan dengan
membandingkan hasil nilai nyeri kelompok metode intervensi Back Exercise
dengan kelompok metode intervensi Back Exercise disertai dengan penggunaan
Kinesio Taping. Data hasil penelitian yang diperoleh kemudian dilakukan uji
normalitas data terlebih dahulu menggunakan Uji One-Sample Kolmogorov-
Smirnov Test. Setelah dilakukan uji normalitas data kemudian dianalisis
menggunakan uji statistik yang sesuai. Metode uji statistik yang digunakan yaitu
Paired Sample Test. Hasil pengukuran pertama dikorelasi dengan hasil
pengukuran uang kedua dengan menggunakan teknik korelasi product moment.
Uji analisis dilakukan dengan menggunakan level of significant atau tingkat
signifikansi sebesar 5%, yang dinyatakan dengan α= 0,05.
Sebelum melakukan analisis statistik, terlebih dahulu menentukan hipotesis
yang ada untuk mengetahui hubungan antara variabel menentukan batas
kemaknaan, dilambangkan besarnya α yang bergantung pada sifat masalah yang
akan diteliti, baik dalam pelaksanaan penelitian maupun penerapan penelitian.
Besarnya nilai yang sering digunakan berkisar 0,01 dan 0,1 (paling sering 0,05)
(Hidayat, 2014).
Dalam hal ini peneliti melakukan uji normalitas terlebih dahulu lalu
melakukan analisa menggunakan Paired Sample Test menggunakan tingkat
23
signifikansi sebesar 5%, yang dinyatakan dengan α= 0,05 yang biasanya di
gunakan untuk penelitian dibidang kesehatan.
g. Hasil
Peneliti memaparkan hasil penelitian dengan cukup jelas dilihat dari sebelum
perlakuan,yaitu hanya terdapat 1 orang atau 10% dari responden yang mengalami
nyeri yang hebat dan pada akhir perlakuan, nyeri yang paling tinggi berkisar
antara 61 – 80mm.
Uji Normalitas dilakukan untuk meyakinkan apakah populasi yang
dibandingkan rata-ratanya mengikuti sebaran atau berdistribusi normal atau tidak.
Hasil pengujian normalitas data pada kelompok Back Exercise dan kelompok
Back Exercise disertai penggunaan Kinesio Taping dengan menggunakan
Shapiro-wilk test.
Uji yang digunakan adalah uji paired t test. Untuk Melakukan Uji pengaruh
pemberian Back exercise disertai penggunaan Kinesiotaping terhadap penurunan
nyeri punggung bawah ibu hamil trimester 3.
Menurut Hidayat (2014) penulisan hasil dijelaskan dalam ilustrasi gambar.
Tabel di dalam teks jika perlu di pisahkan ilustrasi dari teks agar memudahkan
penempatan. Peneliti menggunakan tabel dalam menyampaikan hasil penelitian,
sehingga mempermudah pembaca untuk memahami. Namun penjelasan mengenai
tabel kurang sesuai dengan tabel.
h. Pembahasan
Hasil analisis dengan menggunakan paired sample t test ditemukan nilai
kemaknaan 0,000 < nilai á : 0,05. Sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti
bahwa ada pengaruh pengaruh pemberian Back exercise disertai pengggunaan
Kinesiotaping terhadap penurunan Nyeri Punggung Bawah pada Ibu hamil trimester
3.
Dalam penelitian ini peneliti membahas sesuai dengan tujuan, yaitu
Kinesiotaping digunakan untuk mengurangi nyeri, meningkatkan Lingkup Gerak
Sendi (LGS), Mensupport fungsi sendi, mengaktifasi sistem limfatik dan sistem
endogen analgesic. Meningkatkan mikrosirkulasi dan efek fungsi otot (Kase, 2003).
Fungsi kinesiotaping dalam mensupport otot adalah dengan cara : 1) Meningkatkan
kontraksi otot di otot yang melemah, 2) menurunkan kelelahan otot, 3) menurunkan
kontraksi dan pengeluran yang berlebihan pada otot, 4) menurunkan kejang dan
kemungkinan cidera pada otot, 5) meningkatkan Range of motion (ROM) dan 6)
24
mengurangi nyeri. Kinesiotaping juga menghilangkan kepadatan cairan tubuh untuk
dialirkan, yaitu dengan cara : 1) meningkatkan sirkulasi darah dan cairan lymphe, 2)
mengurangi kelebihan panas dan cairan kimia dalam jaringan, 3) mengurangi
peradangan, 4) mengurangi rasa abnormal dan nyeri pada kulit dan otot, 5)
mengaktivasi system Endogenous analgesic, 6) mengaktivasi sistem spinal
inhibitory, 6) mengaktivasi system descending inhibitory. Dalam hal memperbaiki
masalah sendi kinesio-taping bekerja dengan cara memper-baiki alignment akibat
dari spasm dan pemendekan otot, menormalkan tonus otot dan abnormalitas dari
fascia dari sendi, meningkatkan Range of motion, dan mengurangi nyeri (Kase,
2003).
Pembahasan yang disampaikan lengkap sehingga mudah dipahami. Sesuai
dengan tujuan yaitu menunjukan manfaat kinesiotaping dan prosesnya.
i. Kesimpulan
Menurut Hidayat (2014) penulisan simpulan dan saran merupakan generalisasi
dari hasil penelitian. Penulisan simpulan dan saran adalah untuk menjawab
pertanyaan dan menggambarkan abstraksi seluruh kegiatan dan saran tidak selalu
ada, dapat ditunjukan kepada orang, lembaga dan apa yang harus dilanjutkan.
Dalam jurnal ini dapat disimpulkan bahwa pemberiaan Back Exercise disertai
kinesiotaping bermanfaat bagi penurunan Nyeri Punggung Bawah pada Ibu dengan
Kehamilan Trimester 3. Peneliti juga menuliskan saran untuk penelitia selanjutnya
yang membangun.
7. Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka menurut harvard.
B. Kelebihan Jurnal
1. Dengan adanya penelitian ini, dapat dijadikan dasar dalam memberikan asuhan pada
ibu hamil untuk mengurangi nyeri punggung bawah pada kehamilan trimester ke-3
karena berdasarkan evidance based practice sudah terbukti bahwa kinesiotapping
dapat mengurangi nyeri punggung bawah pada kehamilan trimester ke-3.
2. Susunan penulisan pada penelitian ini sudah sesuai dengan kaidah penulisan karya
ilmiah.
3. Penulisan nama dan alamat penulis telah dibuat secara lengkap dan konsisten tanpa
gelar akademis.
4. Penulisan abstrak dalam penelitian ini cukup lengkap.
25
5. Penulisan latar belakang dalam penelitian ini telah disusun secara sistematis, terarah
serta telah memenuhi unsur dalam pembuatan latar belakang.
6. Tujuan penelitian dalam laporan penelitian ini tertulis secara jelas yaitu peneliti
ingin mengetahui manfaat kinesiotaping terhadap penurunan nyeri punggung bawah
ibu pada kehamilan trimester 3.
7. Penulisan kajian teori pada penelitian ini telah sesuai dengan teori yang ada.
8. Terdapat kesesuaian antara teori dengan praktek.
9. Instrument yang digunakan telah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur
(validitas) dan alat ukut timbangan telah melalui uji tera timbangan untuk
mengkonsistensikan hasil pemeriksaan (Reliabilitas).
10. Pembahasan yang disampaikan lengkap sehingga mudah dipahami. Sesuai dengan
tujuan yaitu menunjukan manfaat kinesiotaping dan prosesnya.
11. Peneliti menuliskan saran untuk penelitian selanjutnya yang membangun.
C. Kekurangan Jurnal
1. Dalam penelitian ini judul penelitian sudah sesuai dengan ketentuan judul
penelitian, namun belum mencakup tempat atau lokasi dimana penelitian ini
dilakukan.
2. Rumusan masalah dalam laporan penelitian ini tidak tertulis secara eksplisit. Namun
tersirat dalam pendahuluan.
3. Penelitian jenis ini dipandang masih sangat lemah karena tidak melibatkan
kelompok kontrol dan temuan penelitian sangat ditentukan oleh karakteristik subjek.
4. Studi ini memiliki keterbatasan karena tidak melibatkan kelompok kontrol dan
temuan penelitian sangat ditentukan oleh karakteristik subjek.
5. Peneliti tidak menjelaskan secara detail bagaimana cara pengumpulan data
penelitian tersebut.
6. Peneliti menggunakan tabel dalam menyampaikan hasil penelitian, sehingga
mempermudah pembaca untuk memahami. Namun penjelasan mengenai tabel
kurang sesuai dengan tabel.
26
BAB IV
PEMBAHASAN
27
Lingkup Gerak Sendi (LGS), mensupport fungsi sendi, mengaktifasi sistem limfatik
dan sistem endogen analgesic, meningkatkan mikrosirkulasi dan efek fungsi otot
(Kase, 2003). Menurut Piller (2006) Pemakaian kinesio taping akan melancarkan
sirkulasi darah dan meningkatkan volume darah.
Teori ini didukung dengan penelitian Wahyuni dan Eko Prabowo yaitu
“Manfaat Kinesiotapping untuk Mengurangi Nyeri Punggung Bawah pada Kehamilan
Trimester ke-3”. Penelitian bertujuan untuk mengetahui manfaat terapi Back Exercise
disertai pemberian Kinesiotaping. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen semu atau Quasi Experiment dengan desain penelitian pre and post test
two without Control group Design. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Klinik
Bidan Sri Lumintu Solo selama 4 minggu. Populasi adalah Ibu hamil trimester III di
Klinik Bidan Sri Lumintu Solo. Metode pengambilan sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah menggunakan Metode Purposive Sampling. Sampel yang
didapatkan pada penelitian ini adalah 10 orang ibu hamil Trimester III yang menderita
NPB dan akan diberikan terapi Back Exercise dan pemberiaan Kinesiotaping.
Sebelum perlakuan, hanya terdapat 1 orang atau 10% dari responden yang
mengalami nyeri yang hebat dan pada akhir perlakuan, nyeri yang paling tinggi
berkisar antara 61 – 80mm. Hasil pengujian normalitas data pada kelompok Back
Exercise dan kelompok Back Exercise disertai penggunaan Kinesio Taping dengan
menggunakan Shapiro-wilk test berdistribusi normal. Hasil analisis dengan
menggunakan paired sample t – test ditemukan nilai kemaknaan 0,000 < nilai á : 0,05.
Sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.
Latihan berupa mobilisasi lumbal, latihan back stretching (mengulur M.erector
spine), Latihan Penguluran back dan M. Hamstring yang dilakukan selama paling
lama 20 menit setiap harinya selama 3 minggu disertai Kinesiotaping yang digunakan
dalam bentuk “ Y “ , dan maupun Metode “I” dengan penggunaan 2 x seminggu
terbukti bermanfaat dalam mengurangi Nyeri Punggung Bawah (NPB) pada ibu hamil
trimester III.
28
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kehamilan adalah proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita dalam siklus
reproduksi. Kehamilan dimulai dari konsepsi dan berakhir dengan permulaan persalinan.
Selama kehamilan ini terjadi perubahan-perubahan, baik perut, fisik maupun fsikologi
ibu. Saat kehamilan akan terjadi perubahan yang besar di dalam tubuh seorang
perempuan.
Nyeri punggung bawah (Nyeri pinggang) merupakan nyeri punggung yang terjadi
pada area lumbosakral.ini disebabkan oelh bebebrapa hal yaitu karena berat bayi
menekan ke depan melewati tulang pubis dan menekan otot punggung untuk
melengkung tekanan otot yang terus menerus sehingga membuat punggung bagian
bawah terasa nyeri selain itu karena kehamilan yang meningkatkan kadar hormon
relaksin yang akan berdampak pada ketidakstabilan spinal dan pelvis serta menyebabkan
rasa tidak nyaman, penambahan berat badan, perubahan postur yang cepat, nyeri
punggung terdahulu, peregangan, kesalahan postur tubuh saat duduk, berdiri, berbaring
jarak gerak sendi pelvic dan lumbosakral sehingga dapat mengurangi dampak dari nyeri
punggung bawah saat kehamilan trimester 3. Terapi lain yang bisa digunakan untuk
Lingkup Gerak Sendi (LGS), mensupport fungsi sendi, mengaktifasi sistem limfatik dan
sistem endogen analgesic, meningkatkan mikrosirkulasi dan efek fungsi otot. Latihan
29
Penguluran back dan M. Hamstring yang dilakukan selama paling lama 20 menit setiap
dan maupun Metode “I” dengan penggunaan 2 x seminggu terbukti bermanfaat dalam
mengurangi Nyeri Punggung Bawah (NPB) pada ibu hamil trimester III.
B. SARAN
1. Bagi mahasiswa
Agar dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan pada kehamilan trimester III yang
Agar mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada kehamilan trimester III yang
30