BAB II
LANDASAN TEORI
setempat. Kegiatan ini terarah karena serangkaian upaya ini memang dimulai
dari bidang yang secara subyektif dirasakan oleh masyarakat, tetapi oleh
Bagus, 1991)
dimensi, yaitu tujuan bagi masyarakat setempat, bagi petugas kesehatan dan
meliputi kawasan yang luas. Secara rinci tujuannya adalah sebagai berikut:
(community evaluation).
dukungan politis dan persiapan petugas yang optimal ( Matra Ida Bagus,
1991)
Kecamatan.
berbagai kategori
nelayan,pengrajin)
pramuka)
pertiwi).
Rahmat, 1997)
Secara resmi titik awal perubahan terjadi pada tahun 1978, saat
kuratif-rehabilitatif
masyarakat.
“ community oriented”
sebagai berikut:
a. Pembinaan Umum
b. Pembinaan lokal
dengan tahapan :
3. Musyawarah masyarakat
4. Pelaksanaan Kegiatan
1. Pengertian
15
a. Pengertian “Masyarakat”
social dan saling membantu, serta mempunyai kesamaan norma dan nilai
arti yang luas. Sering istilah ini diasumsikan hanya sebagai “ Kontribusi
finasial, material dan tenaga dalam suatu program” Kadang juga diberi
memiliki makna yang amat luas. Semua ahli mengakui bahwa partisipasi
atau peran serta masyarakat pada hakekatnya bertitik pangkal dari sikap
umumnya:
diharapkan.
seperti yang selama ini kita kenal dengan istilah “gotong royong”. Dalam
setiap aspek kehidupan kita, baik di desa maupun dikota, gotong royong
Rahmat, 1997)
sikap tolong menolong itu sama sekali tidak ada perhitungan untung rugi atau
utang piutang antara satu dengan yang lain. “ Berat sama dipikul, ringan sama
dokumen penting negeri ini. Pentingnya peran serta masyarakat dapat dikaji
dari tecantumnya dalam berbagai dokumen resmi antara lain sebagai berikut :
terencana dan terarah. Dalam hubungan ini akan disampaikan 3 pola yang
a. Pola Rekayasa
strategi yaitu : rekayasa manusia dan rekayasa sosial. Kedua strategi ini
prosess”, yaitu proses kejiwaan yang dialami individu sejak pertama kali
Proses kejiwaan ini tentu saja sangat individu sifatnya , artinya ada
individu yang cepat, tetapi ada pula yang sangat lambat dalam
Kategori Proporsi
Innovator 2,5 %
Langgards 16,0 %
inovasi baru.
b. Rekayasa manusia
c. Rekayasa Sosial
21
berkiblat pada kelompok “early adopter”. Pada kelompok besar ini tidak
yang banyak dan waktu yang lama. Oleh karena itu pada kelompok ini
daya lainnya secara sadar, sebagai alat untuk memodifikasi pola perilaku
terencana yaitu:
berikut:
3). Perubahan pola berperilaku lebih cepat terjadi bila orang diajak
elit.
ditentukan oleh berbagai faktor yang ada dalam masyarakat itu sendiri
masalah
24
b. Peran serta dalam tahap penentuan cara pemecahan masalah atau tahap
perencanaan.
memainkan peran yang penting, mulai dari tahap pengenalan atas perumusan
masalah, hingga pada pada tahap pelestarian dan pengembangan Sarana Air
Bersih tersebut.
penting yang perlu mendapatkan kajian khusus, mengingat peran dan potensinya
RI, 1998).
Penyediaan Air Bersih relatif lebih mudah dibandingkan dengan peran serta
serta dapat ditunjukkan dengan terjadinya pembagian kekuasaan yang adil (“re-
dan tanggung jawab yang dapat dilihat dalam proses pengambilan keputusan
menunjukkan peningkatan dari peran serta mulai dari tingkat dimana masyarakat
Dimensi peran serta menjelaskan tentang peran serta pada apa yang
dilakukan dalam kegiatan, siapa yang berperan dalam suatu kegiatan dan
bagimana peran serta tersebut berjalan. Peran serta dapat terjadi dalam empat
penting karena sering masyarakat terabaikan dalam proses ini. Menurut Uphoff
26
dan Cohen dalam Hargono (1997) ada tiga jenis proses pengambilan keputusan
yaitu :
a). Initial decision yang merupakan proses pengambilan keputusan pada tahap
pada proses pengambilan tahap ini karena pada umumnya program telah
sedang berjalan.
yaitu :
1). Kemauan dari masyarakat atau anggota masyarakat untuk ikut terlibat
2). Kemampuan dari anggota masyarakat untuk bisa terlibat dalam kegiatan
pembangunan
27
3). Kesempatan bagi anggota masyarakat untuk ikut terlibat dalam kegiatan
pembangunan.
a). Mempunyai pengetahuan yang luas dan latar belakang yang memadai
1. Terapi pendidikan
2. Perubahan perilaku
3. Menambah staf
4. Kooptasi
5. Kekuatan masyarakat
5). Tingkat peran serta karena tuntutan akan hak asasi dan tanggung
jawab
6). Tingkat peran serta yang disertai dengan kreasi dan daya cifta.
Communities)
oleh rendahnya akses sarana sanitasi dasar yaitu sarana yang minimal dimiliki
oleh masyarakat untuk menunjang kesehatannya seperti sarana air bersih dan
sanitasi serta kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat masih
Salah satu strategi untuk menurunkan angka penyakit diare dan penyakit
sanitasi dasar seperti sarana air bersih dan sanitasi serta dan membudayakan
perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. Karena pembangunan sarana air
bersih dan sanitasi tanpa dibarengi dengan adanya perubahan perilaku hidup
bersih dan sehat tidak akan memberikan dampak terhadap peningkatan status
and Sanitation for Low Income Communities) Program Air dan Sanitasi untuk
1. Pendanaan
Dunia, dana pendamping dari Pemerintah Indonesia baik berupa APBD dan
dan 20% dari masyarakat dengan perincian 4% berupa incash (tunai) dan
16% berupa inkind atau material lokal (Juklak Manajemen WSLIC 2, 2003)
2. Pengorganisasian
1). Tim Koordinasi Propinsi, terdiri dari unsur : Bappeda , Dinas Kesehatan,
Gubernur.
32
Konsultan Propinsi.
2). Tim Teknis Kabupaten yang terdiri dari 6 Instansi dan merupakan
lapis kedua dari instansi yang 6 tadi yaitu : Bappeda, Dinas Kesehatan,
Kecamatan.
(TKM). Tim Kerja Masyarakat terdiri dari seorang Ketua, satu orang
unit Unit Keuangan satu Orang Unit kerja Teknis dan satu orang unit
Pada tahapan pra konstruksi ini, ada 2 (dua) kegiatan besar yang
dilakukan yaitu proses pemilihan desa lokasi program WSLIC dan proses
dari tingkat pusat sampai tingkat desa bahkan sampai tingkat dusun.
diikuti dengan sosialisasi di tingkat desa, hal ini dalam rangka lebih
yang disampaikan pada sosialisasi tingkat desa ini antara lain adalah
rembug desa apakah berminat atau tidak dengan program ini karena
desa yang dipilih untuk menjadi lokasi adalah hanya desa yang
saja yang dilengkapi dengan data tentang kondisi desa meliputi angka
kondisi umum (profil) desa, sarana air bersih yang biasa digunakan
Indikator yang digunakan oleh masyarakat waktu itu adalah dari asfek
pembuatan sketsa.
untuk miskin, kuning untuk menengah, hijau untuk kaya. Hasil dari
tempat yang jauh kurang lebih 3 kilometer dari pusat desa Kalijaga
Timur.
baik menurut kesehatan dan perilaku yang tidak baik yang dapat
mempengaruhi kesehatannya.
terjadi dari sumber infeksi kepada orang lain. Untuk penyakit diare,
kontaminasi)
selama ini mengambil air untuk keperluan sehari-hari dari satu sumber
buang air besar tidak di jamban karena tidak memiliki sarana tersebut.
bahan lokal dilaksanakan secara gotong royong oleh masyarakat. Setiap hari
pipa dan asesorisnya dilakukan oleh tukang yang dibayar oleh Tim Kerja
a) Pembentukan Kelembagaan
41
masyarakat untuk dapat mengelola sarana air bersih yang telah dibangun