Anda di halaman 1dari 33

KEMENTERIAN PERTANIAN

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

MELAKUKAN ROGUING TANAMAN PADI

Ramadhani Kurnia Adhi


Susmawati

1
2
 KELAS BENIH :
Benih Penjenis (BS), warna label KUNING
BENIH PENJENIS

Benih Dasar ( BD / FS ), warna label PUTIH

Benih Pokok ( BP / SS ), warna label UNGU

Benih Sebar ( BR / ES ), warna label BIRU


PROSEDUR SERTIFIKASI BENIH BINA
TANAMAN PANGAN
MELAKUKAN SELEKSI
(ROGUING) / PEMURNIAN

5
ROGUING / SELEKSI

• Roguing adalah kegiatan mengidentifikasi


dan menghilangkan tanaman yang
menyimpang.
• Tujuan roguing adalah untuk
mempertahankan kemurnian dan mutu
genetik suatu varietas.

6
FASE-FASE PELAKSANAAN ROGUING

1. Fase vegetatif (30 HST atau 50 HSS)


Warna kaki, tipe pertumbuhan/bentuk tanaman, warna daun,
lebar daun, kehalusan daun.
2. Fase berbunga (lebih kurang 50-60 hst)
Warna bunga, tipe pertumbuhan/bentuk tanaman, kehalusan
daun, warna daun, warna leher daun, lebar daun, tinggi
tanaman, keseragaman saat berbunga, sudut daun bendera.
3. Menjelang panen atau 80 % malai telah kuning (±
100 hst)
umur tanaman, bentuk malai, leher malai, bentuk gabah,
warna gabah, warna ujung gabah, bulu pada ujung gabah
7
Seleksi 1 Barisan Tanaman

8
SELEKSI 2 RUMPUN TANAMAN
9
SELEKSI 2 WARNA BATANG
10
SELEKSI 2 WARNA BATANG 11
Prosedur Roguing

• Mengenali deskripsi kultivar yang diproduksi dengan teliti


• Membawa kantung tempat rogue
• Berjalan perlahan-lahan di lahan produksi (tidak lebih dari 3 km/jam)
• Berjalan diantara barisan tanaman secara sistematis
• Mengamati tanaman secara teliti dengan jarak pandang selebar 2 meter
• Cara berjalan lebih baik membelakangi sinar matahari
• Roguing dilakukan sebelum matahari bersinar terik
• Bila ditemukan rogue, maka seluruh bagian rogue dicabut dan dimasukan
kantung
• Jumlah dan tipe tanaman rogue yang dicabut dicatat
• Tanaman rogue yang telah dicabut dibuang dan dibakar
• Gulma terinfeksi penyakit dicabut, dibuang dan dibakar

12
Cara Seleksi Tanaman

13
Karakter Tanaman yang Diperhatikan Saat Roguing
No Fase Pertumbuhan Tanaman Karakter yang perlu diperhatikan
1 Bibit Muda Laju pemunculan bibit
Vigor
2 Tanaman Muda Warna daun
Sudut daun
Warna pelepah
Warna kaki (pelepah bagian bawah)
3 Fase Awal Berbunga Sudut daun Bendera
Jumlah malai/rumpun; Jumlah malai/m2
4 Fase Pematangan biji Warna gabah
Keberadaan bulu pada ujung gabah
Bentuk & Ukuran gabah
5 Fase Panen Kerontokan
Bentuk & Ukuran Gabah

14
Perbedaan Bentuk Rumpun Padi

a b

15
Perbedaan Warna Kaki (Pelepah bagian bawah)

16
Campuran Varietas Lain Lebih dari 1 bibit/lubang tanam

Campuran Varietas Lain Lebih dari 1 bibit/lubang tanam

17
Perbedaan sudut daun bendera

18
Perbedaan Bulu pada Ujung Benih dan Bentuk Benih

19
Memperkirakan/menghitung campuran
varietas lain (cvl)/tipe simpang
• Buat sketsa areal pertanaman
• Untuk luas areal pertanaman sampai dengan 2 ha, diperlukan
minimum 4 contoh pemeriksaan.
• Selanjutnya untuk setiap penambahan areal, jumlah sampel
di lapangan sebagaimana tabel berikut:

• Jumlah tiap sampel adalah 200 tanaman


20
Sketsa pemeriksaan lapangan

21
• Hitung jumlah campuran varietas lain dan tipe
simpang dari hasil pemeriksaan seluruh areal contoh
pemeriksaan dengan rumus

∑ cvl dan tipe simpang 1


% cvl = ------------------------------- x ------ x 100%
∑ sampel pemeriksaan 200

22
Standar Lapangan
Tabel 1. Standar Lapangan Padi Inbrida

23
Sertifikasi melalui BPSB (i)

A. Permohonan Sertifikasi Benih


 Permohonan sertifikasi diajukan oleh pemohon kepada Instansi
penyelenggara benih setempat
 Pengajuan permohonan paling lambat sebelum tebar/tanam dan
mengisi formulir permohnan sertifikasi yang telah ditentukan
 Satu permohonan untuk satu unit sertifikasi (satu varietas, satu
kelas benih dalam satu kesatuan lahan (blok). Satu unit sertifikasi
maksimal 10 ha.
 Lampiran permohonan meliputi:
1. Label benih sumber yang akan ditanam
2. Jumlah benih sumber yang akan ditanam
3. Lay out /sket lapangan
24
Benih Sumber dan Isolasi

Benih Sumber :
 Jelas asal-usul benih sumber, yang ditunjukkan
dengan sertifikat benih sumber
 Sumber benih yang digunakan minimal harus 1
kelas diatasnya, contoh untuk produksi benih klas
Benih Pokok (label ungu) harus digunakan Benih
Dasar (label putih) atau Benih Penjenis (label
kuning)

25
Benih Sumber dan Isolasi

Isolasi
Jarak minimal antar varietas yang berbeda 2 m
Isolasi waktu tanam adalah sekitar 21 hari
(untuk menghindari penyerbukan silang.).
Isolasi dihitung dari perbedaan waktu
berbunga.

26
Sertifikasi melalui BPSB (iii)

B. Kegiatan Pengawasan dalam sertifikasi


B.1. Persyaratan benih sumber dan lahan sertifikasi:
a. Kebenaran benih sumber: benih sumber minimal 1 kelas lebih tinggi
b. Lahan sertifikasi:
• Satu areal sertifikasi dapat terdiri dari satu hamparan yang terdiri
dari beberapa petak atau areal terpisah tetapi jarak antara satu
dengan lainnya tidak lebih dari 10 m dan tidak dipisahkan oleh
var/tanaman lain.
• Satu unit lahan sertifikasi untuk satu varietas dan satu kelas benih
• Sejarah lapang diketahui
• Batas waktu tanam untuk 1 unit areal sertifikasi maksimum 5 hari

27
B. 2. Pemeriksaan Pertanaman (i)

• Tujuan : mendapatkan kepastian bahwa benih yang akan dihasilkan dari


pertanaman tsb benar-benar dari varietas yang dimaksud dan tidak
tercampur sampai batas-batas toleransi, sehingga mutu benih terjamin
(kemurnian genetik dan fisik).
• Produsen mengajukan permohonan pemeriksaan pertanaman
selambat-lambatnya 1 minggu sebelum pemeriksaan pertanaman ke UPTD
BPSB setempat.
• Pemeriksaan pertanaman dilakukan oleh Pengawas Benih
Tanaman
• Produsen benih harus melakukan roguing (pembersihan tanaman yang
karakteristiknya berbeda dengan tanaman yang sedang diproduksi
(campuran varietas lain, tipe simpang), tanaman yang terserang hama dan
penyakit dan tanaman lain) sebelum dilakukan pemeriksaan oleh PBT
28
B. 2. Pemeriksaan Pertanaman (ii)

Pemeriksaan pertanaman dilakukan 4 kali:


a. Pemeriksaan pendahuluan.
Dilakukan sebelum pengolahan tanah sampai sebelum tanam, meliputi :
 Pemeriksaan persyaratan:
 Kebenaran nama dan alamat pemohon
 Letak dan situasi areal (pengairan, HPT dll)
 Sejarah penggunaan lahan
 Kebenaran batas areal sertifikasi
 Kebenaran varietas, sumber benih dan kelas benih.
 Hasil pemeriksaan dan rekomendasi:
 Memenuhi syarat
 Tidak memenuhi syarat
 Memenuhi syarat dengan anjuran, misal :pengerjaan tanah lebih
intensif.

29
B. 2. Pemeriksaan Pertanaman (iii)

b. Pemeriksaan lapangan pertama


 Dilakukan pada fase vegetatif (30 HST atau 50 HSS)
 Pemeriksaan ulang dilakukan bila perlu, satu minggu setelah
pemeriksaan lapang dan hanya satu kali pemeriksaan ulang,
dengan ketentuan fase vegetatif belum berakhir
 Bila tidak memenuhi standar, dapat dinyatakan lulus untuk
kelas yang lebih rendah asal masih memenuhi standar.

30
B. 2. Pemeriksaan Pertanaman (iii)

c. Pemeriksaan lapangan kedua


 Dilakukan pada fase berbunga yaitu : malai sudah tersembul
dari daun bendera, sekam mahkota mulai terbuka dan
benang sari tampak memutih; atau pertanaman berbunga
5%, atau malai tersembul lebih dari 80% atau ± 30 hari
sebelum panen.
 Pemeriksaan ulang dilakukan bila perlu dengan ketentuan
belum memasuki fase masak, paling lambat 25 hari sebelum
panen dan kesempatan mengulang hanya satu kali.
 Bila tidak memenuhi standar, dapat dinyatakan lulus untuk
kelas yang lebih rendah asal masih memenuhi standar.

31
B. 2. Pemeriksaan Pertanaman (iv)

d. Pemeriksaan lapangan ketiga


Dilakukan pada fase masak yaitu:
 saat tanaman mulai menguning,
 isi gabah sudah keras tetapi mudah dipecah dengan
kuku,
 Paling lambat 7 hari sebelum panen
 Tidak ada pemeriksaan ulangan
 Bila pada pemeriksaan terakhir, ternyata pertanaman tidak
memenuhi standar untuk kelas benih dimaksud,
berdasarkan permintaan pemohon - maka pertanaman
dapat dinyatakan lulus pemeriksaan untuk kelas benih di
bawahnya- sepanjang masih memenuhi standar kelas
benih di bawahnya tersebut. 32
33
33

Anda mungkin juga menyukai