MATURITAS SPIP
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BOGOR,
08 NOVEMBER 2023
SPIP
Gambaran Umum
DASAR PENYELENGGARAAN SPIP
TERKELOLA Organisasi telah mampu mendefinisikan kinerjanya dengan baik dan strategi
DAN pencapaian kinerjanya telah relevan dan terintegrasi, struktur dan proses
TERUKUR pengendalian telah efektif namun belum adaptif terhadap perubahan lingkungan
(Level 4) organisasi.
S Pelaksanaan
Aspek yang Dinilai: Metode:
2 - Penetapan Tujuan - Analisis Dokumen
- Struktur dan Proses - Wawancara EVALUASI
(PROSES
- Pencapaian Tujuan - Observasi 2 Pelaksanaan DAN Monitoring atas
SUBSTANSI)
Hasil Penilaian
B BAGAIMANA?
3
Pelaporan
Hasil penilaian, AOI, dan
Penyelenggaraan
SPIP
rekomendasi perbaikan
I Pemantauan
Perbaikan AoI
pengendalian
3 Pelaporan
sesuai rencana
S aksi
4
Pemda K/L
Tim Evaluasi Tim Evaluasi
N Koordinator PM
Sekretaris Jenderal/ Koordinator PK
≥3
Panel
Perwakilan
≥3
Panel Direktorat
I SIAPA?
Sekretaris Daerah
Asesor
Satker K/L/D
Tim Penjamin Kualitas
APIP K/L/D
BIMTEK PPKD
Panel BPKP
Pengampu
S
dipimpin oleh Kepala BPKP
KK KK KK KK KK KK
KK KK KK KK KK
SASARAN Program/ TUJUAN 1 TUJUAN 2 TUJUAN 3 TUJUAN 4 VETO KEANDALAN KEAMANAN KETAATAN
OUTCOME OUTPUT
Kegiatan LK ASET UU
KK LEAD
PENCAPAIAN TUJUAN
Efektivitas dan Efisiensi
Capaian Outcome 3 15% 0,45
Capaian Output 5 15% 0,75
Keandalan Laporan Keuangan
Opini LK 3 25% 0,75
HASIL KK Lead Pengamanan atas Aset
Penetapan Tujuan Keamanan Administrasi 3 10% 0,30
Keamanan Fisik 3 5% 0,15
Keamanan Hukum 2 10% 0,20
Ketaatan pada Peraturan
Temuan Ketaatan - BPK 5 20% 1,00
SUB JUMLAH HASIL 100,00% 3,60
BOBOT HASIL 30,00% 1,08
NILAI MATURITAS RESULT-BASED SPIP 3,131
582
Satker
KERTAS KERJA EVALUASI Maturitas SPIP Terintegrasi_1
KERTAS KERJA EVALUASI Maturitas SPIP Terintegrasi_2
KERTAS KERJA EVALUASI Maturitas SPIP Terintegrasi_3
KERTAS KERJA EVALUASI Manajemen Risiko Indeks
KERTAS KERJA EVALUASI
Indeks Efektivitas Pengendalian Korupsi
HASIL EVALUASI Sementara
Kementerian Perhubungan
PENETAPAN TUJUAN
KUALITAS
SASARAN STRATEGIS
e
Kepemimpinan uang Kondusif
b 01 ➢ Pimpinan belum mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk
f penerapan manajemen risiko
➢ Pimpinan belum menggunakan informasi terkait risiko dalam
pengambilan keputusan
l ➢ Pimpinan belum mendorong penerapan manajemen risiko
➢ Pimpinan belum menggunakan kinerja penerapan manajemen risiko
s sebagai indikator penilaian kinerja
m
Analisis Risiko 02
Tindak pengendalian belum terbukti efektif menurunkan risiko
STRUKTUR DAN PROSES
Nilai sub unsur yang masih rendah, antara lain:
e
Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait
b 03 Belum mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko (termasuk implikasi dari transfer
risiko) terkait kemitraan
f
l Identifikasi Risiko
04
Register risiko belum mencakup semua jenis risiko (terutama risiko strategis
s
m Analisis Risiko
05 Tindak pengendalian belum terbukti efektif menurunkan risiko
Pemantauan Berkelanjutan
07 Proses manajemen risiko belum direviu
PENALTI
(Pengurangan Nilai)
Sub Unsur yang dikenakan Penalti sesuai Hasil PM yang telah dilakukan PK
1. Penegakan Integritas dan Nilai Etika
2.Kepemimpinan yang Kondusif
3.Identifikasi Risiko
4.Analisis Risiko
5.Pembinaan SDM
6.Pemisahan Fungsi
Melaksanakan pengukuran
Menyusun dan Mendorong dilakukannya evaluasi berkala
Memperbaiki indikator dan efektivitas kegiatan
mengimplementasikan kebijakan atas desain kebijakan pengendalian dan
target kinerja agar sosialisasi MR dan
dan sistem antikorupsi yang implementasinya sehingga dapat diukur dan
berorientasi pada outcome pengukuran tingkat
dapat mencakup tiga prinsip disimpulkan efektivitas dan manfaatnya
dan memenuhi kriteria pemahaman MR dari pegawai
dalam pengelolaan risiko korupsi, terhadap pencapaian tujuan organisasi
SMART pada masing-masing unit
yakni cegah, deteksi, dan respon
kerja
5
Menerapkan dan melakukan penyempurnaan implementasi manajemen risiko secara menyeluruh di seluruh
Unit Kerja Eselon 1 dengan:
a.Melakukan pemutakhiran Register Risiko dan RTP dengan mempertimbangkan anggaran, perubahan dalam
lingkungan organisasi, dan efektivitaspengendalian;
b.Melakukan identifikasi risiko kemitraan pada seluruh kemitraan/kerja sama antar lembaga dan risiko fraud
pada tingkat kementerian maupun unit kerja;
c.Mengalokasikan anggaran yang memadai untuk penerapan manajemen risiko dan peningkatan kapasitas
SDM untuk tingkat kementerian maupun unit kerja;
d.Menjadikan penerapan manajemen risiko sebagai indikator penilaian kinerja;
e.Melakukan monitoring RTP dan efektivitasnya oleh Unit Pemilik Risiko (UPR) masing-masing unit kerja;
f.Mendorong Inspektorat Jenderal untuk melakukan evaluasi atas efektivitas penerapan manajemen risiko;
dan
g.Mengoptimalkan penerapan manajemen risiko mulai dari perencanaan, pelaksanaan proses bisnis, dan
dalam setiap pengambilan keputusan oleh pejabat pada seluruh unit kerja.
STRATEGI
Pencapaian Nilai Maturitas SPIP Optimal
Strategi Pencapaian SPIP Optimal
1 2 3 4
1. Menteri Keuangan
2. Menteri Dalam Negeri
Sekretaris
Anggota • Wujud dari arahan untuk sepenuhnya sesuai dengan konstelasi / tata negara
Indonesia
1. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
• Bappenas menjadi ketua sesuai dengan memandang SPPN sebagai regulasi
2. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
3. Menteri Desa, PDTT / proses bisnis yang paling dekat dengan MR.
4. Menteri PAN dan RB. • BPKP tidak masuk dalam komite MRPN untuk menunjukkan independensi
pada lini ketiga
Tim Pelaksana Pasal 8 Sekretariat Pasal 9
• BPKP dapat berperan melalui tim pelaksana yang dibentuk oleh Bappenas
Terima Kasih