Anda di halaman 1dari 29

EVALUASI PENILAIAN MANDIRI

MATURITAS SPIP
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BOGOR,
08 NOVEMBER 2023
SPIP
Gambaran Umum
DASAR PENYELENGGARAAN SPIP

UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang


Perbendaharaan
Pasal 58 ayat (1) dan (2)
Untuk meningkatkan
KINERJA,
TRANSPARANSI dan
AKUNTABILITAS
PENGELOLAAN KEUANGAN
NEGARA
PRESIDEN SELAKU KEPALA
PEMERINTAH
mengatur dan menyelenggarakan
SPI di lingkungan pemerintah
secara menyeluruh

PP NOMOR 60 TAHUN 2008


SPIP
Per BPKP 5 tahun 2021
PENILAIAN MATURITAS SPIP
SECARA TERINTEGRASI
KARAKTERISTIK LEVEL MATURITAS SPIP

Organisasi telah mampu mendefinisikan kinerjanya dengan baik dan strategi


OPTIMUM pencapaian kinerjanya telah relevan dan terintegrasi, dengan struktur dan
(Level 5) proses pengendalian telah efektif untuk memastikan pencapaian tujuan
organisasi, serta adaptif terhadap perubahan lingkungan organisasi.

TERKELOLA Organisasi telah mampu mendefinisikan kinerjanya dengan baik dan strategi
DAN pencapaian kinerjanya telah relevan dan terintegrasi, struktur dan proses
TERUKUR pengendalian telah efektif namun belum adaptif terhadap perubahan lingkungan
(Level 4) organisasi.

Organisasi telah mampu mendefinisikan kinerjanya dengan baik dan strategi


TERDEFINISI pencapaian kinerjanya telah relevan dan terintegrasi, serta pengendalian
(Level 3)
telah dilaksanakan namun belum efektif.

Organisasi telah mampu mendefinisikan kinerjanya dengan baik, namun strategi


BERKEMBANG
pencapaian kinerjanya masih belum relevan serta pelaksanaan pengendalian
(Level 2)
masih sebatas pemenuhan.

RINTISAN Organisasi belum mampu mendefinisikan kinerjanya, termasuk strategi


(Level 1) pencapaian kinerja dan pengendaliannya.
PENILAIAN MANDIRI/ PENETAPAN
P PENJAMINAN KUALITAS LEVEL SPIP
PERBAIKAN
BERKELANJUTAN
R PM & PK EVALUASI ATAS PM

O Jul Jan Jun Jul


20XX
Ags
Des
20XX-1 20XX
S KAPAN?
Persiapan
4 PEMANTAUAN
1
E - Penetapan Tim
- Penentuan Satker Sampel
- Rencana Penilaian 1 Persiapan

S Pelaksanaan
Aspek yang Dinilai: Metode:
2 - Penetapan Tujuan - Analisis Dokumen
- Struktur dan Proses - Wawancara EVALUASI
(PROSES
- Pencapaian Tujuan - Observasi 2 Pelaksanaan DAN Monitoring atas
SUBSTANSI)
Hasil Penilaian
B BAGAIMANA?

3
Pelaporan
Hasil penilaian, AOI, dan
Penyelenggaraan
SPIP
rekomendasi perbaikan
I Pemantauan
Perbaikan AoI
pengendalian
3 Pelaporan
sesuai rencana

S aksi
4
Pemda K/L
Tim Evaluasi Tim Evaluasi

N Koordinator PM
Sekretaris Jenderal/ Koordinator PK
≥3
Panel
Perwakilan
≥3
Panel Direktorat

Sekretaris Utama/ Pimpinan APIP K/L/D Panel Deputi Panel Kedeputian

I SIAPA?
Sekretaris Daerah
Asesor
Satker K/L/D
Tim Penjamin Kualitas
APIP K/L/D
BIMTEK PPKD

Panel BPKP
Pengampu

S
dipimpin oleh Kepala BPKP

K/L/D BPKP K/L/D dan BPKP


STRUKTUR KERTAS KERJA

KK KK KK KK KK KK
KK KK KK KK KK
SASARAN Program/ TUJUAN 1 TUJUAN 2 TUJUAN 3 TUJUAN 4 VETO KEANDALAN KEAMANAN KETAATAN
OUTCOME OUTPUT
Kegiatan LK ASET UU

KK LEAD KK LEAD KK LEAD


PENETAPAN STRUKTUR PENCAPAIAN
DAN TUJUAN
TUJUAN
PROSES

KK LEAD
PENCAPAIAN TUJUAN
Efektivitas dan Efisiensi
Capaian Outcome 3 15% 0,45
Capaian Output 5 15% 0,75
Keandalan Laporan Keuangan
Opini LK 3 25% 0,75
HASIL KK Lead Pengamanan atas Aset
Penetapan Tujuan Keamanan Administrasi 3 10% 0,30
Keamanan Fisik 3 5% 0,15
Keamanan Hukum 2 10% 0,20
Ketaatan pada Peraturan
Temuan Ketaatan - BPK 5 20% 1,00
SUB JUMLAH HASIL 100,00% 3,60
BOBOT HASIL 30,00% 1,08
NILAI MATURITAS RESULT-BASED SPIP 3,131

NILAI MANAJEMEN RISIKO INDEKS 2,67


HASIL KK Lead
Pencapaian Tujuan AREA/KOMPONEN BOBOT SKOR NILAI NILAI
PERENCANAAN 40,00% 1,40 SPIP
KUALITAS PERENCANAAN 40,00% 3,50 1,40
NILAI KAPABILITAS 30,00% 0,59
KEPEMIMPINAN 5,00% 1,89 0,09
KAP APIP KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO 5,00% 1,75 0,09
NILAI
SUMBER DAYA MANUSIA 5,00% 2,00 0,10 MRI
KEMITRAAN 2,50% 3,00 0,08
PROSES MANAJEMEN RISIKO 12,50% 1,86 0,23
HASIL 30,00% 0,68
AKTIVITAS PENANGANAN RISIKO 18,75% 1,82 0,34
OUTCOMES 11,25% 3 0,34
HASIL KK Lead TOTAL 100,00% 2,67

Struktur & Proses NILAI INDEKS PENGENDALIAN KORUPSI 1,66

PILAR BOBOT SKOR NILAI


KAPABILITAS PENGELOLAAN RISIKO KORUPSI 48% 0,80
NILAI
KEBIJAKAN ANTIKORUPSI 9,60% 1,50 0,14 IEPK
SEPERANGKAT SISTEM ANTIKORUPSI 7,20% 1,50 0,11
DUKUNGAN SUMBER DAYA 7,20% 1,88 0,14
POWER (KUASA & WEWEWANG) 14,40% 1,88 0,27
PEMBELAJARAN ANTIKORUPSI 9,60% 1,50 0,14
PENERAPAN STRATEGI PENCEGAHAN 36% 0,62
ASESMEN DAN MITIGASI RISIKO KORUPSI 9,00% 1,82 0,16
SALURAN PELAPORAN INTERNAL YANG 3,60% 1,95 0,07
EFEKTIF DAN KREDIBEL
KEPEMIMPINAN ETIS 9,00% 1,88 0,17
INTEGRITAS ORGANISASIONAL 7,20% 1,50 0,11
IKLIM ETIS PRINSIP 7,20% 1,50 0,11
PENANGANAN KEJADIAN KORUPSI 16% 0,24
INVESTIGASI 8,00% 1,50 0,12
TINDAKAN KOREKTIF 8,00% 1,50 0,12
TOTAL 100% 1,66
HASIL EVALUASI
Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi
HISTORIS PENILAIAN MATURITAS SPIP
Hasil Hasil Hasil Penjaminan Hasil Evaluasi
Fokus Penilaian Evaluasi Penilaian Kualitas oleh ltjen BPKP
No BPKP Tahun 2023
Tahun 2022 Mandiri 2023 Tahun 2023 (sebelum Panel)
1. Maturitas SPIP Terintegrasi 3,474 3,992 3,486 3,200
Manajemen Risiko Indeks
2. 3,000 3,470 3,060 2,770
(MRI)
Indeks Efektivitas
3. 2,070 3,180 1,500 1,460
Pengendalian Korupsi (IEPK)
4. Kapabilitas APIP 3,000 3,000 3,000 3,000
SAMPLING SATKER

582
Satker
KERTAS KERJA EVALUASI Maturitas SPIP Terintegrasi_1
KERTAS KERJA EVALUASI Maturitas SPIP Terintegrasi_2
KERTAS KERJA EVALUASI Maturitas SPIP Terintegrasi_3
KERTAS KERJA EVALUASI Manajemen Risiko Indeks
KERTAS KERJA EVALUASI
Indeks Efektivitas Pengendalian Korupsi
HASIL EVALUASI Sementara
Kementerian Perhubungan
PENETAPAN TUJUAN
KUALITAS
SASARAN STRATEGIS

Hasil PM yang telah dilakukan PK


Terdapat target kinerja yang tidak memperhatikan capaian tahun sebelumnya:
❑ Target pada indikator “Kualitas Tata Kelola Kebijakan, Regulasi dan Hukum (88,3)
❑ Target pada indikator “Tingkat Pemenuhan SDM Transportasi yang Berkompeten (85)

Hasil Evaluasi BPKP


❖ Target indikator “Persentase Penurunan Emisi GRK Sektor Transportasi” tidak
memperhatikan capaian tahun sebelumnya.
❖ Pada Sasaran Strategis “Meningkatnya Pengawasan dan Pengendalian”, Sasaran
Strategis ini merupakan salah satu poin penilaian pada Sasaran Strategis “Meningkatnya
Kualitas Tata Kelola Pemerintahan yang Baik”, sehingga sasaran strategis dan indikator
utamanya dapat diturunkan menjadi Sasaran Program (SasProg) dan Indikator Kinerja
Program (IKP).
PENETAPAN TUJUAN
KUALITAS
SASARAN PROGRAM

Hasil PM yang telah dilakukan PK Hasil Evaluasi BPKP


Terdapat formula indikator yang kurang tepat, yaitu: Terdapat target kinerja yang tidak
1 ❖ Rasio Konektivitas Transportasi Perkotaan memperhatikan capaian tahun sebelumnya:
❖ Rasio Kejadian Kecelakaan Transportasi Udara per 1 Juta ❑ Rasio Kejadian Kecelakaan Transportasi Jalan
Penerbangan (departure) per 10.000 Keberangkatan
❑ Rasio Kejadian Kecelakaan Transportasi SDP
per 10.000 Pelayaran
Terdapat target kinerja yang tidak memperhatikan capaian ❑ Penurunan Emisi GRK Sektor Transportasi per
2
tahun sebelumnya, yaitu: Juta Ton CO2
● OTP Transportasi Udara
● Tingkat Pemenuhan SDM Transportasi yang Kompeten
● Indeks RB Kementerian Perhubungan
STRUKTUR DAN PROSES
Nilai sub unsur yang masih rendah, antara lain:

e
Kepemimpinan uang Kondusif
b 01 ➢ Pimpinan belum mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk
f penerapan manajemen risiko
➢ Pimpinan belum menggunakan informasi terkait risiko dalam
pengambilan keputusan
l ➢ Pimpinan belum mendorong penerapan manajemen risiko
➢ Pimpinan belum menggunakan kinerja penerapan manajemen risiko
s sebagai indikator penilaian kinerja
m

Analisis Risiko 02
Tindak pengendalian belum terbukti efektif menurunkan risiko
STRUKTUR DAN PROSES
Nilai sub unsur yang masih rendah, antara lain:

e
Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait
b 03 Belum mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko (termasuk implikasi dari transfer
risiko) terkait kemitraan
f
l Identifikasi Risiko
04
Register risiko belum mencakup semua jenis risiko (terutama risiko strategis
s
m Analisis Risiko
05 Tindak pengendalian belum terbukti efektif menurunkan risiko

Informasi yang Relevan


Strategi dan kebijakan manajemen risiko belum dikomunikasikan 06

Pemantauan Berkelanjutan
07 Proses manajemen risiko belum direviu
PENALTI
(Pengurangan Nilai)
Sub Unsur yang dikenakan Penalti sesuai Hasil PM yang telah dilakukan PK
1. Penegakan Integritas dan Nilai Etika
2.Kepemimpinan yang Kondusif
3.Identifikasi Risiko
4.Analisis Risiko
5.Pembinaan SDM
6.Pemisahan Fungsi

Tambahan Sub Unsur yang dikenakan Penalti sesuai evaluasi BPKP


1. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat
2.Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait
3.Pengendalian Fisik atas Aset
4.Otorisasi atas Transaksi dan Kejadian yang Penting
5.Pembatasan Akses atas Sumber Daya dan Pencatatannya
6.Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya
7.Informasi yang Relevan
8.Pemantauan Berkelanjutan
9.Evaluasi Terpisah
Area of Improvement
1 2 3 4

Melaksanakan pengukuran
Menyusun dan Mendorong dilakukannya evaluasi berkala
Memperbaiki indikator dan efektivitas kegiatan
mengimplementasikan kebijakan atas desain kebijakan pengendalian dan
target kinerja agar sosialisasi MR dan
dan sistem antikorupsi yang implementasinya sehingga dapat diukur dan
berorientasi pada outcome pengukuran tingkat
dapat mencakup tiga prinsip disimpulkan efektivitas dan manfaatnya
dan memenuhi kriteria pemahaman MR dari pegawai
dalam pengelolaan risiko korupsi, terhadap pencapaian tujuan organisasi
SMART pada masing-masing unit
yakni cegah, deteksi, dan respon
kerja

5
Menerapkan dan melakukan penyempurnaan implementasi manajemen risiko secara menyeluruh di seluruh
Unit Kerja Eselon 1 dengan:
a.Melakukan pemutakhiran Register Risiko dan RTP dengan mempertimbangkan anggaran, perubahan dalam
lingkungan organisasi, dan efektivitaspengendalian;
b.Melakukan identifikasi risiko kemitraan pada seluruh kemitraan/kerja sama antar lembaga dan risiko fraud
pada tingkat kementerian maupun unit kerja;
c.Mengalokasikan anggaran yang memadai untuk penerapan manajemen risiko dan peningkatan kapasitas
SDM untuk tingkat kementerian maupun unit kerja;
d.Menjadikan penerapan manajemen risiko sebagai indikator penilaian kinerja;
e.Melakukan monitoring RTP dan efektivitasnya oleh Unit Pemilik Risiko (UPR) masing-masing unit kerja;
f.Mendorong Inspektorat Jenderal untuk melakukan evaluasi atas efektivitas penerapan manajemen risiko;
dan
g.Mengoptimalkan penerapan manajemen risiko mulai dari perencanaan, pelaksanaan proses bisnis, dan
dalam setiap pengambilan keputusan oleh pejabat pada seluruh unit kerja.
STRATEGI
Pencapaian Nilai Maturitas SPIP Optimal
Strategi Pencapaian SPIP Optimal
1 2 3 4

Rencana Perbaikan Pelatihan dan Standarisasi Prosedur Pemanfaatan


Berkelanjutan Pengembangan SDM dan Dokumentasi Teknologi
a. Tindaklanjuti Area Of
a. SDM memiliki pemahaman
yang memadai tentang SPIP iii
a. Prosedur dan kebijakan terkait iv
a. Manfaatkan sistem teknologi
Improvement dari Hasil Evaluasi b. Rencanakan Diklat/FGD untuk SPIP telah dijalankan secara informasi yang sesuai untuk
Penyelenggaraan Maturitas SPIP meningkatkan kemampuan dan konsisten dan dokumentasikan mendukung pelaksanaan SPIP
Terintegrasi tahun sebelumnya pengetahuan SDM dalam dengan baik. untuk meningkatkan efisiensi
b. Buat rencana perbaikan mengelola SPIP dengan efektif. b. Gunakan kerangka kerja atau dan akurasi.
berkelanjutan dengan tujuan c. Bangun kesadaran dan budaya pedoman yang relevan untuk b. Pastikan bahwa data terkait
untuk meningkatkan nilai mengenai SPIP dan manfaatnya memastikan bahwa prosedur SPIP tersedia secara real-time
maturitas SPIP untuk organisasi. dan praktik-praktik terbaik untuk memudahkan
d. Anugerahkan penghargaan dan diikuti. pemantauan dan pengambilan
pengakuan kepada individu c. Tinjau kembali dokumentasi keputusan.
atau tim yang berkontribusi secara berkala untuk
pada peningkatan maturitas memastikan kesesuaian dan
SPIP perbaikan.
MRPN
Manajemen Risiko Pembangunan Nasional
PerPres Nomor 39 Tahun 2023
Manajemen Risiko Pembangunan Nasional
PENERAPAN MRPN

BAGIAN KESATU : UMUM

Pasal 6 Kebijakan MRPN ini penting karena merupakan


Penerapan MRPN kesempatan untuk mengoperasionalikan teori MR
ke dalam praktik MR dan mengkontekstualisasikan
MR sesuai kondisi aktual

Komite MRPN sebagai Pembentukan Kebijakan


perwujdukan model
tiga lini untuk menjadi: Komite MRPN MRPN
• Badan governansi
• Lini kedua

Kebijakan MRPN Kebijakan MRPN


Organisasi Linsek

Kebijakan MRPN dibagi menjadi dua (organisasi dan linsek) untuk:


• Menyesuaikan dengan kondisi aktual pengelolaam pembangunan nasional
• Menghormati kewenangan KL Regulator
• Menghormati yurisdiksi masing – masing entitas MRPN
KOMITE MRPN
Pengarah Pasal 7

Menko Politik, Hukum, dan Keamanan;


Menko Perekonomian;
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan;
Menko Kemaritiman dan Investasi.
Ketua

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional


Wakil Ketua

1. Menteri Keuangan
2. Menteri Dalam Negeri
Sekretaris

Eselon I pada Bappenas

Anggota • Wujud dari arahan untuk sepenuhnya sesuai dengan konstelasi / tata negara
Indonesia
1. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
• Bappenas menjadi ketua sesuai dengan memandang SPPN sebagai regulasi
2. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
3. Menteri Desa, PDTT / proses bisnis yang paling dekat dengan MR.
4. Menteri PAN dan RB. • BPKP tidak masuk dalam komite MRPN untuk menunjukkan independensi
pada lini ketiga
Tim Pelaksana Pasal 8 Sekretariat Pasal 9
• BPKP dapat berperan melalui tim pelaksana yang dibentuk oleh Bappenas
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai