BJT - Tugas 1 - Pendidikan Agama Islam
BJT - Tugas 1 - Pendidikan Agama Islam
TUGAS 1
Dalam Al Quran, takwa ditafsirkan ke dalam 3 makna. Berikut makna takwa menurut perintah-
Nya dalam Al Quran:
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam."
(QS. Ali Imran: 102).
Artinya: "Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan
bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan." (QS.
An-Nur: 52).
SOAL 2
Hakikat manusia sebagai makhluk yang berakal adalah bahwa manusia memiliki kemampuan
untuk berfikir, merenung, dan memahami dunia di sekitarnya. Ini berarti manusia mampu
menggunakan penalaran, membuat keputusan, dan memahami konsep-konsep abstrak.
Sebagai landasan argumen, Ayat Al-Quran yang mencerminkan hakikat manusia sebagai
makhluk yang berakal adalah Surah Ar-Rum (30:30):
"Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama, (tetaplah dalam) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu; tidak ada perubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan orang tidak mengetahui."
Ayat ini menegaskan bahwa Allah menciptakan manusia dalam keadaan berakal, dan fitrah
manusia adalah untuk menghadapkan diri kepada agama yang benar. Hal ini menggarisbawahi
pentingnya akal dan penalaran dalam pencarian kebenaran.
SOAL 3
masyarakat madani merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang
menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilitas rakyat. Menurut saya,
Masyarakat di Indonesia ini belum masuk ke dalam kategori masyarakat madani karena
masyarakat Indonesia belum memenuhi unsur-unsur pokok sebagai masyarakat madani yaitu
wilayah atau ruang publik yang bebas, demokrasi, toleransi, pluralisme, keadilan sosial.
Masyarakat Indonesia belum memenuhi unsur pokok ruang publik yang bebas karena masih
ada pihak-pihak yang tidak bebas dalam menyuarakan pendapatnya, meskipun pada era
reformasi ini kebebasan berpendapat jauh lebih dihargai daripada era orde baru.
Lalu secara kemajemukan (pluralisme) masyarakat Indonesia yang tergolong dalam negara
majemuk masih belum dapat menghargai kemajemukan atau pluralisme. Hal itu terbukti dalam
kasus pembantaian umat muslim di Poso.
Dari segi toleransi masyarakat Indonesia masih kurang bertoleransi satu dengan lainnya
contohnya adalah pengeboman gereja Oikumene. Dari segi keadilan sosial, di Indonesia
keadilan sosial ini secara sekilas belum terwujud buktinya adalah dengan banyaknya orang-
orang miskin dan anak-anak terlantar.
Selain hal-hal pokok tersebut masyarakat Indonesia juga mengalami kemerosotan moral,
contohnya yaitu prostitusi di kalangan artis dan kalangan elit, pergaulan bebas remaja,
banyaknya remaja putri yang hamil di luar nikah bahkan sampai ada yang jadi korban
pembunuhan kekasihnya sendiri, banyaknya bayi-bayi tidak berdosa yang ditelantarkan, kasus
perdagangan manusia.