Oleh:
Yemima Purwati
228060012
Matematika merupakan ilmu yang penting untuk dipelajari, ilmu ini mempelajari tentang
bilangan, ruang, dan susunan. Matematika memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari,
baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Dalam bidang akademik, matematika
digunakan untuk memecahkan masalah, berpikir kritis, dan mengembangkan kreativitas. Dengan
mempelajari matematika, kita dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan
masalah, dan mengambil keputusan. 1, 2
Aljabar merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang mempelajari tentang
variabel, operasi aljabar, dan persamaan. Aljabar memiliki peran penting dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan untuk
berpikir secara rasional, logis, dan analitis. Kemampuan berpikir kritis ini sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Aljabar dapat
membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dengan cara: 3
1
Sulistyowati, E.Prasetyo, W., “Kegunaan Matematika Dalam Kehidupan Sehari-Hari.”
2
Kusuma, A., & Nurcahyani, N., “Manfaat Belajar Matematika Untuk Kehidupan Manusia.”
3
Nugroho, “Peran Aljabar Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.”
● Membuat siswa untuk berpikir secara logis dan sistematis: Aljabar mengajarkan siswa
untuk menggunakan logika untuk menyelesaikan masalah.
● Membuat siswa untuk berpikir secara kreatif: Aljabar mengajarkan siswa untuk
menggunakan kreativitas untuk memecahkan masalah.
● Membuat siswa untuk berpikir secara kritis: Aljabar mengajarkan siswa untuk
mengevaluasi informasi dan solusi.
4
Sukmawati, E., & Nurcahyani, N., “Kemampuan Pemahaman Aljabar Siswa SD.”
5
Sasongko, D.Nugraha, A. D, “Analisis Kesulitan Belajar Matematika Materi Persamaan Dan
Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Pada Siswa SD Kelas V.”
Kesulitan konseptual, yaitu kesulitan dalam memahami konsep-konsep dasar aljabar, seperti
variabel, konstanta, suku, persamaan, dan pertidaksamaan. Kesulitan operasional, yaitu kesulitan
dalam melakukan operasi-operasi aljabar, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian. Kesulitan representasi, yaitu kesulitan dalam memahami dan menginterpretasikan
representasi aljabar, seperti diagram, tabel, dan grafik.6
Untuk dapat menanggulangi kesulitan kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari
dan mengerti aljabar maka para peneliti mencoba untuk menggunakan berbagai cara. Simulasi
melalui media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk memahami konsep-konsep
matematika yang kompleks secara nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simulasi dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa SD. Hal ini terlihat dari hasil
uji N-gain yang menunjukkan bahwa rata-rata skor siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan simulasi lebih tinggi daripada rata-rata skor siswa yang mengikuti pembelajaran
tanpa menggunakan simulasi.7
Media pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi
keberhasilan pembelajaran matematika. Media pembelajaran yang tepat dapat membantu siswa
untuk memahami konsep-konsep matematika yang abstrak secara lebih mudah dan
menyenangkan. Peran media pembelajaran dalam menunjang pembelajaran matematika:
Salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman matematis peserta didik yaitu
menggunakan bantuan media pembelajaran. Begitu banyak aplikasi matematika yang telah hadir
untuk memudahkan proses pembelajaran matematika, contohnya adalah aplikasi online maupun
6
Purwanti, “ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM PENYELESAIAN SOAL ALJABAR SERTA
ALTERNATIF PEMECAHANNYA.”
7
Nugroho, “Peranan Simulasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa
SD.”
8
Nugroho.
offline seperti GeoGebra, SPSS, Photomath, QM for Windows dan lain-lain. Salah satu aplikasi
yang diharapkan dapat memudahkan namun dapat meningkatkan pemahaman matematis peserta
didik dalam berbagai pengoperasian bentuk aljabar serta bentuk geometri adalah aplikasi
Graspable Math yang digunakan dalam penelitian ini.9
Graspable Math adalah perangkat lunak berbasis web yang dibuat oleh Dr. Michael
Battista melalui perusahaan nya Graspable Inc di Amerika Serikat. Beliau adalah seorang pakar
pembelajaran matematika dari San Diego State University. Battista mengembangkan software
berdasarkan penelitiannya selama bertahun-tahun tentang bagaimana siswa belajar matematika.
Pendekatan ini berfokus pada pemahaman konsep-konsep matematika secara mendalam dan
bermakna, menggunakan berbagai strategi dan media pembelajaran yang dapat membantu siswa
untuk memahami matematika secara konkret, visual, dan kontekstual. Diperlukan waktu dua
tahun sampai Graspable Inc. meluncurkan situs web h ttps://activities.graspablemath.com/. Situs
web ini menyediakan berbagai aktivitas pembelajaran matematika yang berbasis graspable
mathematics. Aktivitas-aktivitas tersebut dirancang untuk membantu siswa dari berbagai jenjang
pendidikan untuk memahami konsep-konsep matematika secara mendalam dan bermakna. 10
3. Identifikasi mslh
Sekitar bulan Mei - Juni 2022 lalu, untuk kesekian kalinya Indonesia mengikuti Programme for
International Student Assessment (PISA). Sebuah tes yang dirancang oleh Organisasi Kerjasama
Ekonomi dan Pembangunan (Organisation for Economic Co-operation and Development,
OECD) untuk menilai kemampuan membaca, matematika, dan sains siswa di Indonesia yang
telah/hampir menyelesaikan masa pendidikan dasar. Tes ini tidak berkaitan langsung dengan
kurikulum sekolah di Indonesia, melainkan merupakan tes kompetensi yang hasilnya dapat
diperbandingkan secara internasional. Tes PISA menilai sejauh mana siswa usia 15 tahun, yang
telah/hampir menyelesaikan pendidikan dasarnya, menguasai keterampilan dan pengetahuan
yang penting bagi mereka untuk berpartisipasi penuh dalam masyarakat modern. Penilaian PISA
menitikberatkan pada substansi pembelajaran inti di sekolah yaitu membaca, matematika, dan
sains. 11
Menurut OECD, di bidang matematika, sekitar 71% siswa tidak mencapai tingkat
kompetensi minimum matematika. Artinya, masih banyak siswa Indonesia kesulitan dalam
menghadapi situasi yang membutuhkan kemampuan pemecahan masalah menggunakan
9
Rahayu, “Sarana Dan Prasarana Dalam Mendukung Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-
19.”
10
Ottmar and Landy, D, Graspable Mathematics: Using Perceptual Learning Technology to Discover
Algebraic Notation.
11
Wuryanto, Hadi, “Mengkaji Kembali Hasil PISA Sebagai Pendekatan Inovasi Pembelajaran Untuk
Peningkatan Kompetensi Literasi Dan Numerasi.”
matematika. Biasanya mereka tidak mampu mengerjakan soal perhitungan aritmatika yang tidak
menggunakan bilangan cacah atau soal yang instruksinya tidak gamblang dan terinci dengan
baik.12
Penelitian hasil PISA siswa Indonesia sejak 2018 sampai dengan 2022 pada aspek
matematika menunjukkan trend yang menurun dan masih jauh dari standar minimum untuk dapat
menjadi warga negara yang mampu berpartisipasi secara aktif dan konstruktif dalam
pembangunan peradaban. Indonesia berada di peringkat 45 dari 79 negara peserta. Skor rata-rata
Indonesia untuk tiga bidang yang diujikan, yaitu membaca, matematika, dan sains, semuanya
berada di bawah rata-rata OECD. Sebagai catatan skor Matematika: 397 (di bawah rata-rata
OECD sebesar 487).
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya peringkat PISA Indonesia adalah faktor
pembelajaran matematika di sekolah yang harus di benahi. Guru dapat membantu meningkatkan
skor PISA matematika Indonesia dengan cara: meningkatkan pemahaman konsep matematika
dengan cara menggunakan metode pembelajaran matematika yang tepat. 13
Sebuah penelitian di Kalimantan (SMP Haebat Islam Kubu Raya) memperlihatkan bahwa
miskonsepsi merupakan salah satu masalah yang sering terjadi dalam pembelajaran matematika.
Miskonsepsi adalah pemahaman yang salah tentang suatu konsep matematika. Miskonsepsi
siswa tentang operasi bentuk aljabar dapat menghambat siswa untuk memahami konsep
matematika secara lebih tepat dan mendalam. Miskonsepsi yang didapat berupa :
● Miskonsepsi notasi, yaitu siswa tidak memahami arti dari simbol-simbol yang digunakan
dalam operasi bentuk aljabar.
● Miskonsepsi konseptual, yaitu siswa memahami konsep operasi bentuk aljabar secara
tidak tepat.
● Miskonsepsi generalisasi, yaitu siswa tidak mampu menerapkan konsep operasi bentuk
aljabar pada soal yang lebih kompleks.1415
12
Wuryanto, Hadi.
13
Sutrisno, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Skor PISA Matematika Indonesia.”
14
{Updating}
15
Fadliyani, “Miskonsepsi Siswa Pada Pembelajaran Bentuk Aljabar Tingkat SMP.”
16
Sulistyowati, “Miskonsepsi Aljabar Siswa SMP Dengan Menggunakan Aplikasi Matematika.”
B. Rumusan masalah
Setelah melihat pemaparan latar belakang dan identifikasi masalah, maka pertanyaan yang akan
dicari jawabannya pada penelitian ini adalah seberapa efektifkan penggunaan aplikasi grasable
math dalam meningkatkan kemampuan siswa menguasai Aljabar sejak dini dan mengurangi
miskonsepsi
C. Tujuan penelitian
Tujuan umum:
Tujuan khusus:
D. Manfaat penelitian
Graspable Math adalah aplikasi pembelajaran matematika yang menggunakan teknologi berbasis
sentuhan untuk membantu siswa memahami konsep-konsep aljabar yang abstrak. Aplikasi ini
memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan objek-objek matematika secara nyata, sehingga
dapat membantu mereka membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep
tersebut.
Berikut adalah beberapa manfaat penelitian tentang efektivitas penggunaan Grasable Math dalam
metode pembelajaran aljabar di usia SD:
Penggunaan Grasable Math dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap
pembelajaran aljabar. Hal ini disebabkan karena aplikasi ini menyajikan pembelajaran
aljabar secara lebih menarik dan interaktif. Siswa dapat belajar dengan cara menjelajahi
dan mengeksplorasi konsep-konsep aljabar secara mandiri.
Penggunaan Grasable Math dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan
karena aplikasi ini dapat membantu siswa untuk memahami konsep-konsep aljabar
dengan lebih baik. Dengan demikian, siswa dapat menyelesaikan soal-soal aljabar dengan
lebih mudah.
E. Definisi operasional
● Variabel:
Nilai pretest dan post test didapat dengan cara menilai jawaban soal soal aljabar
sederhana yang dikerjakan oleh siswa. Soal yang diberikan dalam bentuk pilihan ganda
dilakukan melalui media Google Form.
Jarak antara pretest dan post test adalah 1 minggu. Hasil test akan diberikan nilai 0 - 100.
Peneliti akan mempersiapkan 100 soal pretest dengan topik Kecepatan dan debit (aljabar
sederhana) dan melakukan uji Validitas dengan 60 siswa. Selanjutnya soal soal yang
valid akan diuji secara reliabilitas menggunakan Cronbach alpha.
Indikatornya: Setiap jawaban yang benar akan diberikan nilai +1 dan yang salah tidak
diberikan nilai. Kemudian semua jawaban benar akan dikumpulkan pont nya sebagai nilai
ujian. Hasil test akan diberikan nilai 0 - 100.
Indikator :
17
Ottmar and Landy, D, Graspable Mathematics: Using Perceptual Learning Technology to Discover
Algebraic Notation.
F. Kajian teori
Efektivitas dalam kamus besar bahasa Indonesia berasal dari kata efektif yang diartikan
dengan : a) ada efeknya (ada akibatnya, pengaruh, ada kesannya), b) manjur atau mujarab, c)
dapat membawa hasil, berhasil guna (usaha, tindakan) 18
Hamalik, O. (2015) Efektivitas metode pembelajaran adalah tingkat keberhasilan yang dicapai
dari suatu metode pembelajaran tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan. Efektivitas metode pembelajaran dapat diukur dengan melihat beberapa indikator,
antara lain:
Pada penelitian ini nilai efektifitas yang dinilai adalah tercapainya tujuan pembelajaran
untuk membantu siswa memahami dan memiliki dasar aljabar yang baik, agar dapat dipakai pada
jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan ditarik
kesimpulannya. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas (independent variable) atau variabel X adalah variabel yang dipandang
sebagai penyebab munculnya variabel terikat yang diduga sebagai akibat. Sedangkan variabel
terikat (dependent variable) atau variabel Y adalah variabel yang diduga bervariasi mengikuti
perubahan variabel variabel bebas. Umumnya merupakan kondisi yang ingin diungkapkan dan
dijelaskan.20
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai pre test, post test dan gainnya.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan aplikasi Graspable Math dalam
pembelajaran aljabar sederhana
18
Aziz, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
19
Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta.
20
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian.
Metode Pengajaran Matematika Tradisional di Indonesia, menurut Utari 2020 yang
diterbitkan dalam Jurnal Pendidikan Matematika, mempunyai beberapa ciri : Guru berperan
sebagai pusat pembelajaran. Guru adalah satu-satunya sumber informasi dan pengetahuan. Siswa
hanya berperan sebagai penerima informasi dan pengetahuan dari guru. Pembelajaran berfokus
pada hafalan rumus dan prosedur. Siswa dituntut untuk menghafal rumus dan prosedur
matematika tanpa memahami konsep dan maknanya. Pembelajaran bersifat satu arah, dari guru
ke siswa. Guru memberikan materi pembelajaran kepada siswa, dan siswa mendengarkan dan
mencatat materi tersebut. Pembelajaran kurang melibatkan siswa secara aktif. Siswa lebih
banyak mendengarkan dan mencatat materi pembelajaran, dan kurang terlibat dalam kegiatan
pembelajaran.21
● Membuat pembelajaran menjadi membosankan dan tidak menarik. Siswa menjadi pasif
dan kurang termotivasi dalam belajar matematika.
● Kurangnya keterlibatan siswa secara aktif. Siswa tidak memiliki kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalahnya.
● Kurangnya pemahaman siswa terhadap matematika. Siswa hanya menghafal rumus dan
prosedur tanpa memahami konsep dan maknanya.
21
Utari, Metode Pengajaran Matematika Tradisional di Indonesia
22
Utari, “Upaya Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika dengan Metode yang Inovatif”
teknologi. Dalam metode ini, siswa menggunakan teknologi untuk belajar matematika.
Teknologi dapat membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif dan bermakna.
Penelitian yang dilakukan oleh Ottmar (2015) berjudul The Effects of Using Graspable
Math on Elementary Students' Motivation and Engagement in Algebra Learning. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji efektivitas penggunaan Grasable Math dalam meningkatkan motivasi
dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran aljabar. Pengukuran motivasi dan ketertarikan
siswa dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang
menggunakan Grasable Math memiliki motivasi dan ketertarikan yang lebih tinggi terhadap
pembelajaran aljabar dibandingkan dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode
konvensional.23
Penelitian yang dilakukan oleh Weitnauer (2016) berjudul The Effect of Graspable Math
on Elementary Students' Understanding of Algebraic Concepts. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji efektivitas penggunaan Grasable Math dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang
konsep-konsep aljabar dasar, seperti variabel, persamaan, dan pertidaksamaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang menggunakan Grasable Math memiliki
pemahaman yang lebih baik tentang konsep-konsep aljabar dasar dibandingkan dengan
kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional. Penggunaan Grasable Math dapat
menjadi alternatif yang efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep
aljabar dasar. Aplikasi ini memungkinkan siswa untuk melihat dan berinteraksi dengan objek-
objek matematika secara nyata, sehingga dapat membantu mereka membangun pemahaman yang
lebih mendalam tentang konsep-konsep tersebut. 24
Penelitian yang dilakukan oleh Van Dooren, 2016 menguji efektivitas penggunaan
Grasable Math dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal aljabar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang menggunakan Grasable Math
memiliki hasil belajar yang lebih baik dalam menyelesaikan soal-soal aljabar dibandingkan
dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional. 25
23
Ottmar, “The Effects of Using Graspable Math on Elementary Students’ Motivation and Engagement in Algebra
Learning.”
24
Weitnauer, “The Effect of Graspable Math on Elementary Students' Understanding of Algebraic Concepts.”
25
Van Dooren, “The Effect of Graspable Math on Elementary Students’ Algebraic Problem Solving.”
Penelitian terbaru pada siswa SMP di Jawa Barat oleh Taofik melakukan pembelajaran
jarak jauh untuk pemecahan soal aljabar menggunakan Graspable Math menunjukan bahwa
aplikasi ini dapat dipakai untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami aljabar. 26
H. Kerangka Berpikir
26
Taofik et al., “THE USE OF GRASPABLE MATH APPLICATIONS ON STUDENTS’ MATHEMATICAL
UNDERSTANDING COMPETENCE IN THE TOPIC OF TWO-VARIABLE LINEAR EQUATION SYSTEM.”
Kemampuan pemahaman matematis siswa dapat diukur menggunakan tes yang valid dan
reliabel.
Aplikasi Graspable Math dapat digunakan dengan mudah dan efektif oleh siswa kelas 5 SD.
Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dapat diterapkan dengan baik oleh
guru dan siswa.
Waktu pembelajaran yang diberikan cukup untuk meningkatkan pemahaman matematis siswa.
Jika asumsi-asumsi tersebut tidak terpenuhi, maka hasil penelitian ini dapat menjadi bias. Oleh
karena itu, peneliti perlu melakukan langkah-langkah untuk meminimalkan dampak dari asumsi-
asumsi yang tidak terpenuhi.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak asumsi yang
tidak terpenuhi:
● Mengembangkan tes yang valid dan reliabel untuk mengukur kemampuan pemahaman
matematis siswa.
● Melakukan pelatihan kepada guru dan siswa tentang cara menggunakan aplikasi
Graspable Math.
● Memastikan bahwa metode pembelajaran yang digunakan dapat diterapkan dengan baik
oleh guru dan siswa.
● Menyesuaikan waktu pembelajaran jika diperlukan.
Pengujian asumsi
Untuk menguji asumsi-asumsi tersebut, peneliti dapat melakukan beberapa hal sebagai berikut:
● Melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap tes yang digunakan untuk mengukur
kemampuan pemahaman matematis siswa.
● Melakukan uji coba penggunaan aplikasi Graspable Math kepada siswa untuk
memastikan bahwa aplikasi tersebut dapat digunakan dengan mudah dan efektif.
● Melakukan wawancara dengan guru dan siswa untuk memastikan bahwa metode
pembelajaran yang digunakan dapat diterapkan dengan baik.
● Melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran untuk memastikan bahwa waktu
pembelajaran yang diberikan cukup.
Terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara kemampuan pemahaman matematis siswa yang
menggunakan aplikasi Graspable Math dengan siswa yang tidak menggunakan aplikasi
Graspable Math.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemahaman matematis siswa yang
menggunakan aplikasi Graspable Math dengan siswa yang tidak menggunakan aplikasi
Graspable Math.
K. Metode penelitian
a. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD BPK PENABUR yang berjumlah 40 orang. Cara
menentukan sampel adalah dengan metode simple random sampling dengan melakukan undian.
Sampel dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan aplikasi
Graspable Math dan kelompok kontrol yang tidak menggunakan aplikasi Graspable Math
Penelitian ini dilakukan di SD BPK PENABUR. Siswa kelas 5 SD BPK PENABUR yang
memenuhi kriteria pemilihan subjek akan dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen akan menggunakan aplikasi
Graspable Math, sedangkan kelompok kontrol tidak menggunakan aplikasi Graspable Math.
Pembagian kelompok
Pembagian kelompok dilakukan secara acak untuk menghindari bias. Berikut adalah langkah-
langkah pembagian kelompok:
1. Seluruh siswa kelas 5 SD BPK PENABUR diuji kemampuan awal mereka menggunakan
tes kemampuan pemahaman matematis.
2. Berdasarkan hasil tes kemampuan awal, siswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3. Setiap kelompok terdiri dari 20 siswa.
Pemantauan subjek
Peneliti akan memantau subjek penelitian selama proses pembelajaran berlangsung. Pemantauan
dilakukan untuk memastikan bahwa subjek penelitian mengikuti pembelajaran dengan baik.
Teknik pengumpulan data eksperimen pretest post test control adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberikan tes kepada subjek penelitian sebelum dan sesudah
perlakuan. Tes yang diberikan pada awal penelitian disebut pretest, sedangkan tes yang diberikan
pada akhir penelitian disebut posttest.
Berikut adalah langkah-langkah teknik pengumpulan data eksperimen pretest post test control
dalam penelitian tersebut:
1. Pretest
Tes kemampuan pemahaman matematis diberikan kepada seluruh subjek penelitian, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
awal subjek penelitian.
2. Perlakuan
3. Posttest
Tes kemampuan pemahaman matematis diberikan kembali kepada seluruh subjek penelitian. Tes
ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan akhir subjek penelitian.
Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan teknik pengumpulan data eksperimen pretest
post test control:
Teknik pengumpulan data eksperimen pretest post test control dipilih karena dapat mengukur
pengaruh perlakuan secara langsung.
T-test berpasangan adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan rata-
rata antara dua variabel yang sama dalam satu kelompok. T-test berpasangan juga dikenal
sebagai uji paired sample t-test atau uji t-dependent.
T-test berpasangan digunakan dalam berbagai bidang penelitian, seperti pendidikan, psikologi,
kesehatan, dan ekonomi. Misalnya, peneliti dapat menggunakan t-test berpasangan untuk
menguji apakah ada perbedaan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah program
intervensi, atau untuk menguji apakah ada perbedaan antara tingkat stres pasien sebelum dan
sesudah pengobatan.
T-test berpasangan memiliki beberapa asumsi, yaitu:
Langkah pertama adalah menguji normalitas data. Jika data tidak berdistribusi normal,
maka dapat menggunakan uji non-parametrik.
Langkah kedua adalah menguji homogenitas varians data. Jika varians data tidak sama,
maka dapat menggunakan uji Welch t-test.
3. Hitung statistik t
4. Hitung nilai p
Nilai p adalah probabilitas untuk mendapatkan hasil yang sama atau lebih ekstrim dari
hasil yang sebenarnya, jika hipotesis nol benar.
5. Buat kesimpulan
Jika nilai p < α, maka hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara dua variabel.
Untuk menjawab pertanyaan no 3 dan 4 maka penulis menggunakan analisa data uji T -
test Independen. T-test independen adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji apakah ada
perbedaan rata-rata antara dua kelompok yang tidak berhubungan. T-test independen juga
dikenal sebagai uji two-sample t-test atau uji t-unpaired.
1. Uji normalitas
Langkah pertama adalah menguji normalitas data. Jika data tidak berdistribusi normal,
maka dapat menggunakan uji non-parametrik.
Langkah kedua adalah menguji homogenitas varians data. Jika varians data tidak sama,
maka dapat menggunakan uji Welch t-test.
3. Hitung statistik t
4. Hitung nilai p
Nilai p adalah probabilitas untuk mendapatkan hasil yang sama atau lebih ekstrem dari
hasil yang sebenarnya, jika hipotesis nol benar.
5. Buat kesimpulan
Jika nilai p < α, maka hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara dua kelompok.
Untuk menjawab peningkatan skor atau N-gain penulis menggunakan analisa T test
independen.
Ottmar. “The Effects of Using Graspable Math on Elementary Students’ Motivation and
Engagement in Algebra Learning.” American Educational Research Association., 2015.
Rahayu, Haq. “Sarana Dan Prasarana Dalam Mendukung Pembelajaran Daring Pada
Masa Pandemi Covid-19.” Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, 2020.
Sukmawati, E., & Nurcahyani, N. “Kemampuan Pemahaman Aljabar Siswa SD.” Jurnal
Pendidikan Matematika, 2022.
Taofik, Agna Ilma, Dadang Juandi, Dadan Dasari, and Nanang Priatna. “THE USE OF
GRASPABLE MATH APPLICATIONS ON STUDENTS’ MATHEMATICAL
UNDERSTANDING COMPETENCE IN THE TOPIC OF TWO-VARIABLE LINEAR
EQUATION SYSTEM.” Proceedings of the International Conference on Humanities
and Social Science (ICHSS), 2023.
Van Dooren. “The Effect of Graspable Math on Elementary Students’ Algebraic Problem
Solving.” Computers & Education, Elsevier 94 (2016).