Anda di halaman 1dari 35

LABORATORIUM BIOFARMASI-FARMAKOLOGI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TUGAS PENDAHULUAN
PENGUJIAN PRAKLINIK ANALGETIK, ANTIPIRETIK DAN ANTIINFLAMASI

NAMA : ADINDA S. GAFFAR


NIM : 150 2020 0138
KELAS : C1C2
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : ALFIAH FIRA

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
TUGAS PENDAHULUAN PRAKTIKUM 7

1. Jelaskan pengertian anelgesic,antipiretik, dan antiinflamasi! (3 literatur)


JAWAB:
• Anelgesik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa
sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
(Mita soraya ratnawulan dan patihul husni,2017)

Anelgesik adalah suatu bahan yang dapat mengurangi nyeri tanpa menyebabkan
hilangnya kesadaran.

(Rahmatia annisa rizka,dkk.2018)

Anelgesik adalah bahan atau obat yang digunakan untuk menekan atau
mengurangi rasa sakit atau nyeri tanpa menyebabkan hilangnya kesadaran atau
anelgesik adalah senyawa yang dalam dosis terapeutik meringankan atau menekan
rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anestesi umum.

(Suwarni elis,dkk.2016)

• Antipiretik
Antipiretik adalah obat yang bekerja untuk menurunkan suhu tubuh yang tinggi,
secara selektif dapat mempengaruhi hipotalamus menyebabkan penurunan suhu
tubuh ketika demam, bekerja dengan mencegah pembentukan prostaglandin
dengan cara menghambat enzim siklooksigenase.
(Malik fadhliyah,dkk.2018)
Antipiretik merupakan obat yang menekan suhu tubuh pada keadaan demam.
(Benjamin sri gentari,dkk.2020)
Antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan panas atau untuk mengurangi
suhu tubuh (suhu tubuh yang tinggi).
(Wahyuni candra,SST.,M.Kes.2018)
• Antiinflamasi
Antiinflamasi golongan non-steroid adalah obat anelgetik lemah,antiflogistik,yang
bekerja melalui mekanisme lain seperti inhibisi siklooksiganisme.
(Dewi A.A. Tia Santika,dkk.2015)
Obat antiinflamasi sintetik merupakan salah satu kelompok obat yang banyak
diresepkan dan sering digunakan tanpa resep dokter terdiri dari atas obat
antiinflamasi steroid (AIS) dan antiinflamasi nonsteroid (AINS).
(Fitriyanti,dkk.2020)
Antiinflamasi non-steroid merupakan golongan obat untuk mengatasi nyeri dan
inflamasi.
(Akbar Muhammad Rizki,dkk. 2021)
2. Sebutkan dan jelaskan etiologi terjadinya antiinflamasi!
JAWAB: Inflamasi granulomatosa merupakan pola khas dari inflamasi kronik yang dapat
dijumpai pada keadaan infeksi maupun non-infeksi. Inflamasi ini ditandai adanya
granuloma. Granuloma dapat ditimbulkan oleh berbagai agen infeksi, setiap
mikroorganisme menunjukkan karakteristik berbeda. Pewarnaan rutin kadang kala
memberikan teka-teki diagnostik yang hanya dapat diselesaikan dengan
menggunakan teknik pewarnaan khusus yang dirancang untuk menunjukkan
mikroorganisme tertentu. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang
mikroorganisme yang dapat menjadi etiologi inflamasi granulomatosa pada jaringan
dan menjadi referensi mengenai diagnosis infeksi pada jaringan. Identifikasi
mikroorganisme penyebab infeksi sangat penting untuk mengarahkan klinisi pada
terapi yang tepat.
• Etiologi Inflamasi granulomatosa
Inflamasi granulomatosa merupakan pola khas dari inflamasi kronik yang dapat
dijumpai pada keadaan infeksi maupun non-infeksi. Inflamasi ini ditandai dengan
adanya granuloma yang perkembangannya dipengaruhi oleh sejumlah reaksi
imunologi. Granuloma adalah suatu fokus yang terdiri atas agregasi makrofag yang
mengalami transformasi menjadi sel-sel epiteloid, dikelilingi oleh sejumlah leukosit
mononuklear, terutama limfosit dan kadang dijumpai sel-sel plasma. Etiologi
Granuloma Gambaran histopatologi berupa inflamasi granulomatosa dapat dijumpai
pada berbagai keadaan seperti pada tuberkulosis, reaksi benda asing, infeksi fungi,
sarcoidosis, cat scratch disease, leprosy dan brucellosis. Agen infeksi utama penyebab
radang granulomatosa adalah Mycobacterium tuberculosis dengan frekuensi 59,4%
dan fungi dengan frekuensi 20,4%.
(Wilda Mahani,2013)
3. Jelaskan mekanisme terjadinya antiinflamasi!
JAWAB: Mekanisme terjadinya inflamasi diawali dengan adanya stimulus yang selanjutnya
akan mengakibatkan kerusakan sel, maka sel tersebut akan melepaskan beberapa
fosfolipid yang diantaranya adalah asam arakhidonat. Setelah asam arakhidonat
bebas akan diaktifkan oleh beberapa enzim diantaranya siklooksigenase dan
lipooksigenase. Prostaglandin dan leukotriene bertanggung jawab terhadap gejala-
gejala peradangan.
(Fitriyanti,dkk.2020)
4. Jelaskan apa fungsin karagenan,pepton,dan asam asetat pada pengujian!
JAWAB:
• Karagenan memiliki kemampuan untuk membentuk gel secara thermoreversible
atau larutan kental jika ditambahkan kedalam larutan garam sehingga banyak
dimanfaatkan sebagai pembentuk gel,pengental,dan bahan penstabil di berbagai
industri seperti pangan,farmasi,kosmetik,percetakan,dan tekstil.
(Putra muhamad iqbal wahyu,dkk.2018)
• Pepton merupakan hidrolisat protein yang banyak digunakan sebagai salah satu
komponen pertumbuhan mikroorganisme. Pepton dalam media pertumbuhan
mikroba sebagai sumber nitrogen bagi mikroorganisme.
(Pantaya dadik,dkk.2016)
• Asam asetat
Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena terefalat,
selulosa asetat, maupun berbagai serat dan kain.
(Sernita & firdayanti,2016)
5. Tuliskan obat dan golongan obat anelgesik,antipiretik, dan antiinflamasi!
JAWAB:
• Anelgesik
Golongan obat anelgesik dibagi menjadi dua yaitu anelgesik opioid/narkotik dan
anelgetik non-narkotik. Anelgesik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki
sifat-sifat seperti opium atau morfin. Golongan obat ini digunakan untuk
meredakan atau menghilangkan rasa nyeri seperti pada fraktura dan kanker.
Contohnya Metadon, Fentanil, Kodein. Obat anelgesik non-Narkotik dalam ilmu
farmakologi juga sering dikenal dengan istilah Anelgetik/Analgetika/Analgesik
Perifer. Analgetika perifer (Non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak
bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
Adapun obat-obat golongan Anelgetik yaitu dibagi menjadi beberapa kelompok,
yaitu Paracetamol, salisilat, (asetol, salisilamida, dan benorilat, penghambat
Prostaglandin (NSAID) ibuprofen, derivate-derivate antranilat (mefenamilat, asam
niflumat glafenin, floktafenin, derivet-derivet pirazolinon (aminafenazon, isoprofil
penazon, isoprofil filaminofenazon), lainnya benidamin.
(Mita soraya Ratnawulan dan Patihul husni,2017)
• Antipiretik
Obat-obat Antipiretik secara umum digolongkan dalam beberapa golongan yaitu,
golongan salisilat, (misalnya aspirin, salisilamid).
(Benjamin sri gentari,dkk.2020)
• Antiinflamasi
Obat golongan Antiinflamasi nonsteroid berupa aspirin dan salisilat lain, derivate
asam propionate, asam indolasetat, derivate oksikam, fenamat, fenilbutazon.
(Mita soraya Ratnawulan dan Patihul husni,2017)

6. Buatlah skema kerja dari perlakuan pada pengujian praklinik analgetik,antipiretik, dan
antiinflamasi!
JAWAB:
Pengujian analgetik

Siapkan Alat dan Bahan

- Diberikan
- Diberikan Na CMC 1%
- Diberikan suspense Na paracetamol Secara
Secara oral
diklofenak Secara oral oral
- Diberikan asam asetat
- Diberikan asam asetat - Diberikan asam
1% secara
1% secara asetat 1% secara
intraperitonial 10
intraperitonial 10 intraperitonial 10
ml/KgB
ml/KgB

Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3

Diamkan 30 menit

Hitung geliatan tiap 5 menit selama 1 jam

Catat hasil yang diamati


Pengujian Antipiretik

Siapkan Alat dan Bahan

Disuntikkan pepton
- Disuntikkan pepton 5% secara injeksi
- Disuntikkan pepton 5%
5% secara injeksi subkutan
secara injeksi subkutan
subkutan - Diberikan suspense
Diberikan Na CMC 1%
- Diberikan suspense paracetamol Secara
Secara oral
ibuprofen secara oral oral

Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3

Diamkan 30 menit – 150 menit

Catat hasil yang diamati


Pengujian Antiinflamasi

Siapkan Alat dan Bahan

- Diukur ketiga mencit volume radang kai awal dengan


pletismometer

- Diberikan Na CMC 1% - Diberikan suspense - Diberikan suspense


Secara oral prednisone secara piroksikam
oral

Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3

Diukur volume radang telapak kaki HC setiap 30 menit sampai 150 menit

Hitung pengamatan

Catat hasil yang diamati


DAFTAR PUSTAKA

Akbar Muhammad Rizki,dkk. 2021. Studi Observasional Pola Penggunaan dan


Tingkat Pengetahuan Tentang Antiinflamasi Non Steroid Pada Masyarakat
Kelurahan Sungai Besar Kecamatan Banjar Baru Selatan.Jurnal Pharmascience.
Vol 8 No. 2
Benjamin Sri Gentari,dkk. 2020. Uji Efek Antipiretik Ekstrak Etanol Daun Miana
(Coleus Scutellarioides [L] Benth Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus
Norvegicus). Jurnal Ilmiah Farmasi Unsrat. Vol 9 No. 1
Dewi A.A. Tia Santika.dkk. 2015. Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Eter Kulit Batang
Tenggulun (Protium Javanicum Burm) Terhadap Edema Pada Tikus Wistar Yang
Diinduksi Dengan Karagenan. Jurnal Kimia. Vol 9 No. 1
Fitriyanti,dkk. 2020. Efek Antiinflamasi Infusa Bunga Ashoka (Ixora Coccaine I) Pada
Tikus Jantan Yang Diinduksi Karagenan. Jurnal Sains dan Kesehatan. Vol 2 No. 4
Malik Fadhliyah,dkk. 2018. Uji Efek Antipiretik Ekstrak Etanol Buah Wualae (Etlingera
elatior (Jack) R.M Smith Terhadap Mencit Jantan (Mus Musculus L.) Galur Balb/C.
Jurnal Farmasi,Sains,dan Kesehatan. Vol 4 No. 1
Mita Soraya Ratnawulan dan Patihul Husni, 2017. Pemberian Pemahaman Mengenai
Penggunaan Obat Anelgesik Secara Rasional Pada Masyarakat Di Arjasari
Kabupaten Bandung. Dharmakarya. Vol 6 No. 3
Pantaya Dadik,dkk. 2016. Optimasi Produksi Pepton dari Bungkil Kedelai Untuk Media
Produksi Yeast. Politeknik Negeri Jamber.
Putra Muhamad Iqbal,dkk. 2018. Pengaruh Konsentrasi Karagenan Terhadap Mutu
Permen Jelly Nanas (Ananas Comosus). JSTP. Vol 3 No. 6
Rahmatia Annisa Rizka,dkk. 2018. Potensi Of Methanolic Extract Of Sernai Stems
(Wedelia Bifora) As Anelgesic On Mice (Mus Musculus). Jurnal Medika Veterinaria.
Vol 12 No. 2
Sernita dan Firdayanti,2016. Variasi Konsentrasi Cuka Dapur Sebagai Alternatif
Pengganti Asam Asetat Glasial 6% Pada Pemeriksaan Proteinuria Pada Ibu Hamil
Di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari. Vol 1 No. 1
Suwarni Elis,dkk. 2016. Uji Efek Analgesik Daun Mengkudu (Morinda Citrifolia L.)
Pada Mencit Jantan (Mus Musculus). Jurnal Ilmiah Medicamento. Vol 2 No. 1
Wahyuni Candra,SST.,M.Kes. 2018. Farmakologi Kebidanan. Strada Press.
Wilda Mahdani, 2013. Agen Infeksi Penyebab Inflamasi Granulomatosa. Idea Nursing
Journal. Vol 4 No. 1
BUKTI LITERATUR

Anda mungkin juga menyukai