SKRIPSI
Oleh:
REANITA FITRIANI
NIM: 11180440000049
SKRIPSI
Oleh:
REANITA FITRIANI
NIM: 11180440000049
Di bawah bimbingan:
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Reanita Fitriani
iv
ABSTRAK
Kata Kunci : Beban Ganda, Istri Pencari Nafkah Utama, Hukum Positif,
Hukum Islam, Kelurahan Kayu Manis, Jakarta Timur
Pembimbing : Dr. Rosdiana, M.A.,
Daftar Pustaka : 1974 s.d 2022
v
KATA PENGANTAR
vi
9. Bagian Akademik, Administrasi dan Tata Usaha yang telah memberikan
kemudahan dalam menyelesaikan segala prosedur kemahasiswaan.
10. Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas Syariah
dan Hukum, dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang seringkali
penulis singgahi dalam menyelesaikan skripsi dan membantu dalam
menyediakan semua literatur dalam proses pengerjaan skripsi.
11. Ibunda Sulistiani dan Bapak Bilhan, orang tua penulis yang telah mendidik
penulis dengan penuh cinta dan dalam iringan doa. Ibu Irma, Ibu Nurul, Ibu
Nurlaeli yang selalu memotivasi dan mendoakan penulis.
12. Ayu Hany dan Lody Angkasa, kakak penulis yang selalu memberikan saran
dan support kepada penulis. Lucky Reza Verlliawan, S.H., Chika Milenia
Vineta, S.Pd., dan Viola Ramadania Azzahra yang selalu memotivasi penulis
selama pengerjaan skripsi.
13. Jihani Sharifah Nur Hamidah, sahabat seperjuangan dalam segala hal yang
telah bersama penulis hingga penyelesaian skripsi. Khansa, Ukhtia, Fajriana,
Ismi, Rayhani, Fauziah, Agil, dan Izah selaku sahabat yang sangat peduli
kepada penulis sejak di Madrasah hingga penyelesaian skripsi.
14. Nazma Tsania Salsabila, sahabat yang telah berkenan untuk bersama penulis
dalam suka dan duka dari awal perkuliahan hingga penyelesaian skripsi.
15. Keluarga Besar Hukum Keluarga 2018, khususnya KuRas-B (Kumpulan Rasa)
yang telah berbagi banyak kisah kepada penulis.
16. Semua pihak yang telah banyak membantu dan mendoakan penulis. Tiada hal
yang dapat penulis berikan selain doa dan harapan untuk membalas jasa-jasa
kalian.
Reanita Fitriani
NIM: 11180440000049
vii
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................... i
ABSTRAK................................................................................................... v
viii
2. Dasar Hukum Nafkah .......................................................... 25
C. Beban Ganda ............................................................................ 30
1. Peran Ganda Perempuan ...................................................... 31
2. Beban Ganda Dalam Perspektif Gender ............................... 32
3. Macam-Macam Peran Ganda Pada Perempuan .................... 35
JAKARTA TIMUR..................................................................... 38
A. Kesimpulan .............................................................................. 64
B. Saran ........................................................................................ 65
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Islam adalah agama terakhir yang diutus oleh Allah Swt. melalui Nabi
Muhammad Saw. Agama Islam memberikan aturan hidup bagi setiap orang
yang menganut Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman untuk tunduk serta
mempunyai prinsip bahwa keduanya itu merupakan sebuah norma. Di dalam
Al-Qur’an maupun Hadits mencakup semua aspek kehidupan manusia, seperti
keyakinan, ibadah, akhlak, dan moralitas dalam kehidupan sosial
bermasyarakat. Islam telah mengajarkan tentang bagaimana membangun
sebuah tatanan kehidupan baik itu dalam segi ekonomi, sosial maupun politik
1
https://news.detik.com/berita/d-6082041/sebaran-lengkap-247-corona-ri-17-mei-dki-
jabar-terbanyak?_ga=2.169988582.777546182.1652815225-2070897645.1642052854, Berita
Lengkap Corona Tahun 2022, diakses pada Tanggal 18 Mei 2022.
2
Moh. Ali Wafa., Hukum Perkawinan di Indonesia Sebuah Kajian dalam Hukum Islam dan
Hukum Materil, (Tangerang Selatan: YASMI, 2018), h. 86.
3
yang benar, sehingga tidak mengganggu hak-hak orang lain yang dapat
menimbulkan kemudharatan bagi sesama manusia. 3
3
Ismail Nawawi, Fiqh Muamalah Kontemporer, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2012), h. 4.
4
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang perkawinan Pasal 34 ayat (1) dan (2)
5
Abdul Rahman Ghozali, Fikih Munakahat, Cet V, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 16.
6
Tim Darul Ilmi, Buku Panduan Lengkap Agama Islam, Cet II, (Jakarta: Qultum Media,
2010), h. 261.
4
bagi semua pasangan suami istri. Pelaksanaan hak dan kewajiban yang
seimbang dan pada tempatnya ini melahirkan ketentraman dalam rumah tangga.
Mengingat faedah dari mengetahui serta memahami hak dan kewajiban
masing-masing dapat menghindari konflik dalam rumah tangga.
Pekerjaan yang dibebankan kepada istri tentu pada awalnya seperti tidak
menjadi sebuah masalah. Namun semakin lama para istri menanggung beban
sebagai ibu rumah tangga sekaligus pencari nafkah utama dalam rumah tangga
menimbulkan beban ganda yang membuat kondisi stabilitas dan psikologis istri
cukup terganggu. Selain itu, terjadi permasalahan penyesuaian diri dalam pola
mengasuh anak, bekerja, ketersediaan kebutuhan rumah tangga yang berkurang
dan terjadinya konflik internal dalam rumah tangga.
Fakta bahwa beban ganda istri bekerja sebagai pencari nafkah utama
memang tidak bisa dihindari dalam realitas masyarakat yang terjadi akibat
pandemi Covid-19 dan perekonomian yang belum kunjung membaik terlebih
untuk masyarakat kalangan menengah ke bawah. Hal tersebut sebenarnya tidak
menjadi masalah jika suami tetap ikut berperan membantu meringankan beban
domestik yang harus ditanggung oleh istrinya. Dalam artian, adanya pola relasi
yang terjadi dalam keluarga yang berbasis pada kemitraan antara suami istri.
Pola relasi ini dapat berdiri atas landasan saling mengenal, saling memahami
satu sama lain, saling bertanggung jawab dengan bekerjasama dalam rumah
5
tangga, serta rasa kesetiaan dan ketulusan demi membangun keluarga.7 Namun
jika tidak ada pola relasi berbasis kemitraan antara suami dan istri, maka yang
terjadi pada para istri pekerja bukan hanya beban ganda (double burden), akan
tetapi multiple burden, sehingga para istri yang bekerja mengalami penindasan
berganda karena tidak adanya kerja sama dalam rumah tangga.
Oleh karena itu pada keterangan di atas, maka peneliti tertarik untuk
menganalisis dan melakukan penelitian lebih mendalam mengenai
permasalahan kasus yang terjadi pada beberapa pasangan suami istri yang
terdapat di Kelurahan Kayu Manis, Matraman, Kota Administrasi Jakarta
Timur dan mengembangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul: BEBAN
GANDA ISTRI SEBAGAI PENCARI NAFKAH UTAMA AKIBAT
PANDEMI COVID-19 PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM
ISLAM (Studi Kasus Di Kelurahan Kayu Manis, Jakarta Timur).
7
Argyo Pemartoto, Menyibak Sensitivitas Gender dalam Keluarga Difabel, (Surakarta:
Sebelas Maret University, 2007), h. 18
6
2. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan lingkup pembahasan yang telah ditentukan, untuk
menghindari agar tidak tumbuh pembahasan diluar judul yang diangkat,
maka fokus pembahasan pada penelitian ini adalah faktor-faktor yang
melatarbelakangi istri bekerja, dampak beban ganda yang dialami istri
pencari nafkah utama setelah pandemi Covid-19, pada keluarga menengah
kebawah dengan kriteria pendidikan istri hanya sampai Sekolah Menengah
Pertama atau Sekolah Menengah Atas. Serta pandangan Hukum Positif
dan Hukum Islam terhadap istri pencari nafkah utama dalam rumah tangga
akibat Covid-19 di Kelurahan Kayu Manis, Jakarta Timur.
3. Perumusan Masalah
Bedasarkan pembatasan masalah di atas, secara umum perumusan
masalahnya dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Bagaimana faktor-faktor yang melatarbelakangi istri menjadi pencari
nafkah utama saat pandemi Covid-19?
7
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini dapat diuraikan, sebagai berikut:
a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan partisipasi
dalam memberikan pemahaman kepada setiap pasangan suami dan istri
terhadap pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing yang saat ini tidak
berjalan sesuai dengan yang telah diatur dalam hukum Islam. Serta dapat
menambah literatur bagi para akademisi yang ingin melanjutkan penelitian
dengan kajian mengenai permasalahan ini.
b. Secara praktis, untuk dapat dijadikan sebagai saran atau masukan ilmu
pengetahuan kepada masyarakat luas khususnya bagi pasangan suami dan
istri dalam melaksanakan hak dan kewajibannya. Bagi peneliti, penelitian
ini sebagai bentuk sarana untuk menambah ilmu pengetahuan serta
pengalaman yang sangat berharga dalam melakukan suatu kajian yang
bersifat ilmiah, serta syarat dalam memenuhi tugas akhir untuk
8
dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam Hukum Islam dan Hukum Positif
nafkah tetap menjadi kewajiban mutlak suami yang harus diberikan kepada
istri. Kemudian istri yang bekerja tetap berkewajiban menjalankan
kewajibannya sebagai seorang istri, yang mana kewajibannya adalah mengurus
rumah tangga. Tentunya suami juga harus membantu meringankan tugas istri.
Adapun perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
ialah untuk menjelaskan faktor-faktor istri yang bekerja dan dampak beban
ganda yang dialami istri pencari nafkah utama setelah pandemi Covid-19 pada
keluarga menengah kebawah dengan kriteria pendidikan istri hanya sampai
pada tahap Sekolah Menengah Pertama atau Sekolah Menengah Atas. Serta
pandangan Hukum Positif dan Hukum Islam terkait permasalahan tersebut.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu penelitian ilmiah yang berkaitan
dengan analisis data secara metodologis, sistematis, dan konsisten. Adapun
penelitian hukum ini merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada
metode, sistematika, dan pemikiran tertentu dengan tujuan untuk mempelajari
gejala-gejala hukum tertentu dengan cara meneliti dan menganalisis. Oleh
sebab itu, perlu diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta-fakta
hukum tersebut untuk memberikan solusi dari gejala tersebut.8
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah hukum
empiris, yaitu methodology kombinasi antara pendekatan berbagai aspek
hukum dengan pendekatan empiris yaitu penerapan dalam tahap implementasi
di lapangan atau biasa disebut dengan socio legal research. 9
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum empiris dengan melakukan
penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan
terjun langsung ke lapangan atau tempat atau lokasi yang akan menjadi objek
8
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1996), h. 42-43.
9
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), h. 87
10
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian merupakan metode atau cara yang digunakan oleh
seseorang dalam melakukan sebuah penelitian. Pendekatan yang digunakan
12
dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologis. Adapun jenis dari
pendekatan penelitian sosiologis adalah pendekatan studi kasus (case studies).
Case studies merupakan penelitian kualitatif yang mana peneliti melakukan
eksplorasi terhadap kejadian, fenomena, atau pun aktivitas terhadap satu orang
atau lebih. Suatu kasus terikat oleh waktu dan aktivitas sehingga peneliti
menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data dalam waktu yang
berkesinambungan
Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang sesuatu yang dialami oleh
subjek penelitian secara holistik, dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode ilmiah.13
10
Sumardi Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 80.
11
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1996), h.
33
12
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), h. 87
13
Lexy J Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1993), h.6.
11
14
Jonaedi Efendi dan Johnny Ibrahim, Metode Penelitian Hukum Normatif dan Empiris,
(Jakarta: Prenamedia Group, 2016), h. 176
15
Adi Rianto, Metode Penelitian Sosial dan Hukum. (Jakarta: Granit, 2004), h. 57.
12
16
Lexy J Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1993), h. 135
13
G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab
yang diuraikan sebagai berikut:
BAB pertama, Bab ini berisi latar belakang masalah, dilanjutkan dengan
identifikasi masalah, pembatasan masalah dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review kajian
terdahulu, metode dan teknik penelitian, serta sistematika
penelitian.
BAB kedua, Dalam bab ini menjelaskan tentang hak dan kewajiban suami
istri yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam,
pengertian nafkah dan dasar hukum nafkah, pengertian beban
ganda, peran ganda perempuan dan macam-macam peran
ganda istri.
17
Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1996), h. 51
14
KAJIAN TEORI
1
Amir Taat Nasution, Rahasia Perkawinan dalam Islam: Tuntunan Keluarga Bahagia,
(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1994), Cet. Ke-3, h. 1
2
Slamet Abidin, Fikih Munakahat, (Bandung: PT Pustaka Setia, 1999), h. 157
3
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Putra Grafika, 2004),
h. 165
15
16
4
Abdur Rahman Ghazaly, Fiqih Munakahat, (Jakarta Timur: Kencana 2003), h. 164
5
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, jilid I, (Jakarta: Widya Cahaya, 2011),
h. 133
17
mengatur mengenai hak dan kewajiban yang seimbang antara suami istri,
yakni:
Pasal 31 ayat (1): Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan
hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan
hidup bersama dalam masyarakat.
Pasal 31 ayat (2): Masing-masing pihak berhak untuk melakukan
perbuatan hukum.
Pasal 31 ayat (3): Suami adalah kepala keluarga dan isteri ibu rumah
tangga.
Sebagaimana telah disebutkan 3 macam hak dan kewajiban suami istri,
maka dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Hak istri atas suami
Kewajiban suami terhadap istri dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Hak dan kewajiban yang bersifat kebendaan (materi); dan
2. Hak dan kewajiban yang bukan bersifat kebendaan.6
Dari kedua hak istri yang mana telah disebutkan di atas adalah
kewajiban suami yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Adapun
kewajiban suami yang bersifat kebendaan (materi) dapat diuraikan
sebagai berikut:
1) Mahar, adalah pemberian dari calon mempelai pria, kepada calon
mempelai wanita, baik berbentuk barang, uang atau jasa yang
tidak bertentangan dengan hukum Islam. 7 Mahar merupakan
pemberian pertama oleh suami kepada istrinya yang dilakukan
ketika akad nikah. Dikatakan yang pertama karena sesudah itu
akan timbul beberapa kewajiban materiel yang harus
dilaksanakan oleh suami selama masa perkawinan itu
6
Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang Undang Perkawian (Yogyakarta:
Liberty, 1982), h. 87
7
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Akademika Pressindo,
2010), h. 113
18
8
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Putra Grafika, 2004),
h.87
9
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 77
10
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Putra Grafika, 2004),
h. 166
11
Slamet Abidin, Aminuddin, Fiqih Munakahat, Bandung: Pustaka Setia, 2000, h. 173
12
Sayid Sabiq, Fikih Sunnah 8, (Bandung: Alma’arif, 1980), h. 87
19
13
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Putra Grafika, 2004),
h. 161
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, jilid 10, (Jakarta: Widya Cahaya,
14
2011), h. 203
20
َو ِم ْن ٰا ٰيتِ ٰٓه اَ ْن َخلَقَ لَكُ ْم ِم ْن اَ ْنفُ ِس ُك ْم اَ ْز َوا ًجا ِلت َ ْس ُكنُ ْٰٓوا اِلَ ْي َها َو َجعَ َل
. َت ِلقَ ْو ٍم يَّتَفَ َّك ُر ْونٍ بَ ْينَ ُك ْم َّم َودَّةً َّو َر ْح َمةً ۗا َِّن فِ ْي ٰذلِكَ َ َّٰل ٰي
“Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia
menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri,
agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia
15
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam, (Jakarta: Prenadea, 2006), h. 160
16
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, jilid 2, (Jakarta: Widya Cahaya, 2011),
h. 133
17
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Putra Grafika, 2004),
h. 162
21
18
Kementrian Agama RI Al-Qur’an dan Tafsirnya, jilid 2, (Jakarta: Widya Cahaya, 2011),
h. 343
22
19
Abdul Rahman Ghozali, Fikih Munakahat, Cet V, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 179
20
Humaidi Tatapangarsa, Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut Islam, (Jakarta: Kalam
Mulia, 2003), h. 22
23
ٍ ض ُه ْم َع ٰلى بَ ْع
ض َ ّٰللاُ بَ ْع َّ َس ۤا ِء بِ َما ف
ض َل ه َ ِاَ ِلر َجا ُل قَ َّوا ُم ْونَ َعلَى الن
...ۗ َّوبِ َما ٰٓ اَ ْنفَقُ ْوا ِم ْن اَ ْم َوا ِل ِه ْم
“Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena
Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian
yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah
memberikan nafkah dari hartanya…”22
4. Tidak keluar rumah kecuali dengan izin suami, apabila istri
menghiraukan izin suami dan tidak melaksanakan kewajibannya,
21
Tri Lisiani Prihatinah, Tinjauan Filosofis Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, Jurnal
Dinamika Hukum, Vol. 8, No. 2, Mei 2008, h. 169
22
Tim Penerjemah, Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: CV,
Pustaka Al-Kautsar, 2017), h. 84
24
...َوقَ ْرنَ فِ ْي بُيُ ْوتِ ُك َّن َو ََّل تَبَ َّر ْجنَ تَبَ ُّر َج ْال َجا ِه ِليَّ ِة ْاَّلُ ْو ٰلى
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu
berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah
dahulu…”23
c. Hak dan kewajiban bersama
1) Hak untuk saling bergaul antara suami istri, di antara keduanya
harus saling bersikap lembut, tidak membentak satu sama lain,
tidak melakukan tindakan kasar baik melalui perkataan maupun
perbuatan. Berdasarkan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan:
Pasal 33: Suami isteri wajib saling cinta-mencintai hormat-
menghormati, setia dan memberi bantuan lahir bathin yang satu
kepada yang lain.
2) Sikap untuk saling memperlakukan dengan baik (Mu’ãsyarah bil
Ma’rūf).
3) Hak untuk memperoleh kasih sayang
4) Hak untuk saling melayani di antara keduanya
5) Kewajiban untuk memelihara dan mendidik anak keturunan di
antara keduanya serta memelihara kehidupan keluarga yang
sakinah, mawadah, wa rohmah.
B. Nafkah
1. Pengertian Nafkah
Secara etimologi nafkah ( )النفقةdiambil dari kata ( )اإلنفاقyang artinya
pengeluaran, penghabisan dan infak, tidak digunakan kecuali untuk yang
baik-baik. Adapun secara terminologi nafkah adalah segala sesuatu yang
23
Tim Penerjemah, Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, h. 422
25
dibutuhkan manusia dari pada sandang, pangan dan papan. 24 Apabila kata
nafkah dihubungkan dengan kata pernikahan maka akan mengandung arti
segala sesuatu yang dikeluarkan untuk kepentingan istri dan rumah tangga.
Dengan demikian, nafkah istri berarti pemberian wajib yang diberikan
oleh suami terhadap istrinya dalam masa perkawinan. 25
Menurut Sulaiman Rasjid, sebagaimana dikutip oleh Lia Noviana
dalam jurnalnya yang dimaksud dengan nafkah adalah semua kebutuhan
dan keperluan yang berlaku menurut keadaan dan tempat seperti makanan,
pakaian, rumah dan sebagainya. Banyaknya nafkah yang diwajibkan
adalah sekedar mencukupi keperluan dan kebutuhan serta menurut
keadaan dan kemampuan orang yang berkewajiban sesuai kebiasaan
masing-masing tempat. 26 Dalam kehidupan rumah tangga hendaknya
seorang suami memberikan kebutuhan sandang, kebutuhan pangan, dan
kebutuhan papan keluarganya. Karena nafkah dalam pernikahan adalah
bentuk kewajiban yang harus suami berikan kepada istrinya semasa
pernikahan setelah ijab dan qabul disahkan. Setelah ijab qabul maka
dimulailah bahtera rumah tangga di mana seorang laki-laki bertanggung
jawab penuh terhadap istrinya, 27 sehingga istri mempunyai kewajiban
untuk taat dan patuh kepada suaminya, mendidik anak-anaknya, serta
mengatur rumah tangga sebaik-baiknya.
2. Dasar Hukum Nafkah
Pada dasarnya konsep hubungan suami istri yang ideal dalam Islam
adalah konsep jalinan kerja sama atau hubungan yang setara antara
keduanya, tetapi konsep hubungan yang setara antara pasangan tidak
benar-benar dapat dipraktikkan dengan mudah untuk kehidupan sehari-
24
Sabri Samin dan Nurmaya Aroeng, Buku Daras Fikih II, (Makasar: Alauddin Press,
2010), h. 116
25
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia (Jakarta: Kencana Premada
Media, 2007), h. 165
26
Lia Noviana dan Salma Dewi Faradhila, “Problematika Dominasi Istri Sebagai Pencari
Nafkah (Studi Kasus di Desa Joresan Kec. Mlarak Kab. Ponorogo)”, e-Journal Al-Syakhsiyyah:
Journal of Law & Family Studies, Vol. 2 No. 1, Juni 2020, h. 98. Diakses pada 16 Juni 2022
27
Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Keluarga, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), h. 444
26
hari. Sering terbukti bahwa ada banyak hambatan untuk mencapai nilai
yang ideal dalam rumah tangga. Hal ini dipengaruhi oleh batas-batas
antara suami dan istri, serta kemampuan keduanya yang berbeda, sehingga
tidak heran jika suami yang sebenarnya lebih diunggulkan menempati
posisi terdepan sebagai seorang kepala keluarga. Ahmad Rofiq dikutip
oleh Subaidi dalam jurnalnya menjelaskan bahwa, nafkah merupakan hak
istri sebagai akibat telah terjadinya akad nikah yang sah. 28 Hal ini
didasarkan pada firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 233
yang berbunyi:
ِ ۗ و َعلَى ْال َم ْولُ ْو ِد لَه ِر ْزقُ ُه َّن َو ِكس َْوت ُ ُه َّن ِب ْال َم ْع ُر ْو...
...ف َ ۗۗ
“… Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan
cara yang patut….”29
Laki-laki yang mempunyai kelebihan kekayaan, seperti halnya dalam
pembagian harta waris laki-laki memiliki bagian lebih banyak dibanding
perempuan yaitu 2:1 dan kemampuan berburu, sehingga memungkinkan
bagi kaum laki-laki untuk mencari nafkah. Sementara kaum perempuan
dalam kondisi yang sebaliknya. 30 Ibnu Qudamah mengatakan, "Jika
seorang perempuan telah 'menyerahkan' dirinya kepada suami maka dia
berhak atas suaminya semua yang menjadi hajatnya, berupa makan,
minum, pakaian dan tempat tinggal. Ulama-ulama mazhab kami
mengatakan, nafkah istri didasarkan kondisi suami istri, secara bersama."31
Dasar hukum berikutnya terdapat dalam firman Allah al-Qur’an surah
An-Nisa’ ayat 34 yang berbunyi:
ٍ ض ُه ْم َع ٰلى َب ْع
ض َّو ِب َما ٰٓ اَ ْنفَقُ ْوا َ ّٰللاُ َب ْع
ض َل ه َّ َس ۤا ِء ِب َما ف
َ ِاَ ِلر َجا ُل قَ َّوا ُم ْونَ َعلَى الن
َّٰللاُ َۗوالهتِ ْي تَخَافُ ْون
ظ ه ِ ص ِلحٰ تُ ٰقنِ ٰتت حٰ ِف ٰظت ِل ْلغَ ْي
َ ب ِب َما َح ِف ِم ْن اَ ْم َوا ِل ِه ْم ۗ فَال ه
28
Subaidi, Konsep Nafkah Menurut Hukum Perkawinan Islam, Isti’dal: Jurnal Hukum
Islam, Vol. 1, No. 2, Juli-Desember 2014, h. 161-162
29
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran Dan Terjemahnya, (Jakarta: Darus
Sunnah, 2002), h. 38
30
Ratna Batara Munti, Perempuan Sebagai Kepala Rumah Tangga, (Jakarta: Lembaga
Kajian Agama dan Jender, Solidaritas Perempuan, 1999), h. 56-58
31
Ibnu Qudamah, Al-Mughni, vol. VIII, h. 195
27
32
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran Dan Terjemahnya, (Jakarta: Darus
Sunnah, 2002), h. 84
33
Abd al-Qadri Manshur, Buku Pintar Fiqih Wanita, (Jakarta: Penerbit Zaman, 2009), cet.
1, h. 306
28
Tidak terdapat satu nas pun yang menjelaskan kecil atau besarnya
ukuran dari nafkah yang harus diberikan oleh suami kepada istrinya. Al-
Qur’an dan Hadits hanya menjelaskan secara umum saja yaitu orang yang
kaya memberikan nafkah sesuai dengan kekayaan harta yang dimilikinya,
dan orang yang pertengahan serta orang miskin memberikan nafkah sesuai
dengan kemampuannya. Hal ini didasarkan pada al-Qur’an surah At-Talaq
ayat 6 dan 7 yang berbunyi:
34
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 559
29
C. Beban Ganda
Beban ganda atau dalam artian dikenal dengan sebutan double burden.
Kata double memiliki arti rangkap atau (dua kali) lipat, sementara kata burden
35
Yusuf Al Qardawi, Panduan Fiqih Perempuan, (Yogyakarta: Salma Pustaka, 2004), set.
1, h. 151
36
Wahbah Az-Zuhaili, “Fiqih Islam Wa Adillatuhu jilid 7”, h. 412
37
Wahbah Az-Zuhaili, “Fiqih Islam Wa Adillatuhu jilid 7”, h. 437
30
berarti beban dan tanggung jawab. 38 Kedua kata ini memiliki padanan kata
Bahasa Indonesia yaitu “Beban Ganda”. Kata beban berarti tanggungan atau
kewajiban yang harus dilaksanakan, sementara kata ganda berarti lipat atau
kali. 39 Beban ganda adalah beban pekerjaan yang lebih banyak diterima oleh
salah satu jenis kelamin dibandingkan jenis kelamin lainnya. Dalam hal ini,
beban ganda lebih banyak dikaitkan kepada seorang perempuan yang bekerja
di sektor internal (rumah tangga sebagai istri dan ibu rumah tangga) serta
bekerja juga di sektor publik (pencari nafkah tambahan ataupun utama). Beban
ganda kaum perempuan diimplikasikan pada: 40
1. Perempuan sebagai istri dan ibu rumah tangga, meski tidak langsung
menghasilkan materi (pendapatan), namun secara produktif telah
mendukung peran suami sebagai kepala keluarga untuk mendapatkan
penghasilan (nafkah); dan
2. Perempuan sebagai istri sekaligus pencari nafkah utama dalam rumah
tangga.
Beban ganda lahir akibat terjadinya dualisme peran yang dilakukan oleh
kaum perempuan, yang mana di satu pihak kaum perempuan sebagai istri dan
seorang ibu rumah tangga secara mandiri, serta di pihak yang lain sebagai
anggota masyarakat yang bekerja dalam menunjang kehidupan keluarganya.
Kaum perempuan dinyatakan melakukan peran ganda apabila ia telah
bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas internal nya sebagai istri, seorang
ibu, memasak, melayani suami, dan mengurus kehidupan rumah tangga, serta
mengerjakan tugas di sektor publik, yakni bekerja di luar rumah atau bahkan
menjadi pencari nafkah utama dalam rumah tangga.
1. Peran Ganda Perempuan
Beban ganda lahir akibat terjadinya suatu peran ganda yang dilakukan
oleh kaum perempuan, yang mana di satu pihak kaum perempuan sebagai
38
John. M. Echols dan Hasan Dhadily, an English-Indonesian Dictionary, Jakarta:
Gramedia. 1977, h. 55 dan 88
39
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976,
h. 114 dan 344
40
Indah Ahdiah, Peran-Peran Perempuan Dalam Masyarakat, Jurnal Academica Fisip
Untad, Vol. 5, 2013, h. 658
31
istri dan seorang ibu rumah tangga secara mandiri, serta di pihak yang lain
sebagai anggota masyarakat yang bekerja dalam menunjang kehidupan
keluarganya.
Kaum perempuan dinyatakan melakukan peran ganda apabila ia telah
bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas internalnya sebagai istri,
seorang ibu, memasak, melayani suami, dan mengurus kehidupan rumah
tangga, serta mengerjakan tugas di sektor publik, yakni bekerja di luar
rumah atau bahkan menjadi pencari nafkah utama dalam rumah tangga.
Menurut Tobing sebagaimana dikutip oleh Samsidar dalam jurnalnya
bahwa peran adalah bagian yang dimainkan seseorang pada setiap keadaan
dan cara bertingkah laku untuk menyelaraskan diri dengan keadaan. Peran
merupakan bagian yang dinamis dari kedudukan (stasus) seseorang. 41
Adapun pembagian peran menurut tujuannya yaitu:42
1) Peran domestik, merupakan kegiatan atau bagian yang dimainkan oleh
seseorang yang dikhususkan di dalam rumah tangga yang tidak
menghasilkan penghasilan, yang mana perannya hanya mengurus hal-
hal yang berkaitan dengan kegiatan rumah tangga saja; dan
2) Peran publik, merupakan kegiatan atau bagian yang dimainkan oleh
seseorang yang dilakukan di luar rumah tangga yang tujuannya untuk
mendapatkan atau memperoleh penghasilan.
Sedangkan pembagian peran yang ada di dalam masyarakat,
diantaranya sebagai berikut:43
1) Peran produktif, merupakan kegiatan kerja atau aktivitas yang
dilakukan guna menghasilkan pendapatan dalam bentuk uang untuk
mencukupi kebutuhan hidup; dan
2) Peran reproduktif, merupakan kegiatan kerja yang dilakukan guna
menghasilkan keturunan atau menjamin kelangsungan hidup manusia.
41
Samsidar, Peran Ganda Wanita Dalam Rumah Tangga, Jurnal An Nisa’, Vol. 12, 2019,
h. 657
42
Indah Ahdiah, Peran-Peran Perempuan Dalam Masyarakat, Jurnal Academica Fisip
Untad, Vol. 5, 2013, h. 1087
43
Indah Ahdiah, Peran-Peran Perempuan Dalam Masyarakat, Jurnal Academica Fisip
Untad, Vol. 5, 2013, h. 658
32
Terjadinya beban ganda akibat peran ganda yang dilakukan oleh para
istri berasal dari adanya pembagian kerja yang didasarkan dari jenis
kelamin, yang kemudian dikenal juga dengan orientasi gender. Gender
sendiri merupakan perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara sosial
dan kultural, yang juga dikenal dengan perbedaan ciri-ciri sifat laki-laki
dan perempuan. 44 Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa beban ganda adalah sebuah akibat dari pengambilan banyak peran
oleh kaum perempuan baik pada sektor internal maupun sektor publik
sebagai aktivitas yang dilakukan secara bersamaan.
2. Beban Ganda Dalam Perspektif Gender
Mansour Fakih dalam bukunya menjelaskan, gender adalah suatu sifat
yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi
secara sosial maupun kultural. 45 Dalam dinamika sosial, perbincangan
mengenai konsep gender yang digunakan sebagai perspektif telah
membuat pergeseran yang cukup mendasar terhadap kaum perempuan.
Konsep gender lebih ditujukan kepada relasi antara laki-laki dan
perempuan dalam berinteraksi. Dengan teori ini, fokus kajian tidak hanya
tertuju pada beban ganda perempuan dalam sektor internal maupun publik
tetapi juga pada laki-laki yang secara langsung berpengaruh di dalam
pembentukan realitas hidup perempuan.
Keadilan gender antara perempuan dan laki-laki merupakan buah dari
proses menuju kesetaraan. Kesetaraan gender adalah kondisi dimana
perempuan dan laki-laki dapat menikmati status dan potensinya untuk
berkontribusi dalam pembangunan. Jadi, kesetaraan gender ialah
persamaan dan perbedaan antara perempuan dan laki-laki terhadap peran
yang mereka lakukan.
Peran gender terbentuk melalui berbagai sistem penilaian termasuk di
dalamnya bentuk pendidikan, kebiasaan adat, norma agama, ekonomi,
44
Mansour Fakih, Analisis Gender & Transformasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2001), h. 7-9
45
Mansour Fakih, Analisis Gender & Transformasi Sosial, , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2001), h. 8-9
33
46
Argyo Pemartoto, Menyibak Sensitivitas Gender dalam Keluarga Difabel, (Surakarta:
Sebelas Maret University, 2007), h. 18
47
Khomisah, Rekrontruksi Sadar Gender: Mengurai Masalah Beban Ganda (Double
Burden) Wanita Karier di Indonesia, Jurnal al-Tsaqafa, Vol. 12, No. 2, 2017, h. 399
34
48
Mugniesyah S., Gender, Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan dalam Ekologi
Manusia, (Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2007), h. 51
49
Mansour Fakih, Analisis Gender & Transformasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2001), h. 12-23
35
50
Kementerian PPPA, Perempuan Rentan Jadi Korban KDRT, Kenali Faktor
Penyebabnya, 2018 (www.kemenppa.go.id). Di akses pada 13 Juli 2022 pukul 19.31 WIB
36
51
Syaifuddin Zuhdi, Membincang Peran Ganda Perempuan Dalam Masyarakat Industri,
Jurnal Hukum Jurisprudence, Vol. 8 No. 2, 2018, h. 83
37
52
Syaifuddin Zuhdi, Membincang Peran Ganda Perempuan Dalam Mayarakat Industri,
Jurnal Hukum Jurisprudence, Vol. 8, No. 2, 2018, h. 85
BAB III
2. Keadaan Penduduk
Berdasarkan buku laporan tahunan yang diterbitkan oleh Kelurahan
Kayu Manis, jumlah penduduk Kelurahan Kayu Manis pada pertengahan
tahun 2022 ini tercatat sebanyak 31.028 jiwa, dengan rincian jumlah
1
Laporan pembukuan Sekretaris April, Mei, Juni 2022
38
39
2
Laporan pembukuan Sekretaris April, Mei, Juni 2022
3
Laporan pembukuan Sekretaris April, Mei, Juni 2022
40
2 Pedagang 3.660
3 Pertukangan 2.939
4 Pensiunan 1.675
5 Pengangguran 2.385
6 Fakir Miskin 2.041
7 Lain-lain 7.946
(Sumber Data: Kantor Kelurahan Kayu Manis, 24 Juni 2022)4
3. Keadaan Agama
Kehidupan manusia sesungguhnya diatur oleh agama yang dianutnya.
Agama mengatur hubungan manusia dengan Tuhan Allah SWT serta sesama
manusia. Dalam bidang keagamaan yang dianut penduduk Kelurahan Kayu
Manis dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 5
Jumlah Pemeluk Agama
No. Agama Jumlah
1 Islam 27.221
2 Kristen Protestan 1.942
3 Katolik 1.318
4 Hindu 37
5 Budha 510
6 Konghuchu 5
Jumlah 31.028
(Sumber Data: Kantor Kelurahan Kayu Manis, 24 Juni 2022)5
4. Keadaan Pendidikan
Lembaga pendidikan sangatlah penting untuk mengukur maju dan
mundurnya suatu masyarakat, terlebih di Kelurahan Kayu Manis. Sarana
Pendidikan yang baik dapat membantu standar kemajuan di masyarakat,
tetapi sebaliknya jika lembaga pendidikan belum dimaksimalkan serta
masyarakat dalam lingkungan tersebut tidak berusaha ingin memajukan
4
Laporan pembukuan Sekretaris April, Mei, Juni 2022
5
Laporan pembukuan Sekretaris April, Mei, Juni 2022
41
6
Laporan pembukuan Sekretaris April, Mei, Juni 2022
7
Laporan pembukuan Sekretaris April, Mei, Juni 2022
STRUKTUR ORGANISASI
PEMERINTAHAN KELURAHAN KAYU MANIS, JAKARTA TIMUR
LURAH
Heru Suryono, S.H.
NIP 197304041996031003/IIID
SEKRETARIS KELURAHAN
Affan Alfian, S. STP
NIP 199301012015071002/IIIB
42
NIP 196710061998031010/IIIC NIP 197705092007011015/IIIC
43
B. Profil Narasumber
Narasumber dalam penelitian ini berjumlah 10 orang, yaitu istri pencari
nafkah utama setelah pandemi Covid-19, dengan kriteria istri yang sebelumnya
sama sekali tidak bekerja dalam ruang publik pada keluarga menengah
kebawah dan pendidikan istri yang hanya sampai tahap Sekolah menengah
Pertama atau Sekolah Menengah Atas. Pemilihan narasumber ini mewakili
beberapa profesi yang dilakukan oleh narasumber, diantaranya sebagai buruh
harian lepas, karyawan toko/salon/kantor, wiraswasta, dan pembantu rumah
tangga.
Tabel 8
Profil Istri/Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Kayu Manis
No. Data Diri/Identitas
Nama/Usia Ibu Dani’ah, 38 tahun
Alamat Jl. Kayu Manis VII Gg. Jarak I
Pekerjaan Buruh harian lepas
Anak 1, usia 19 tahun
1. Jumlah/Usia Anak
Anak 2, usia 13 tahun
Penghasilan Rp. 800.000,- s/d Rp. 1.200.000,-/bulan
Pekerjaan Suami Tidak bekerja
Penghasilan Suami Tidak berpenghasilan
Nama/Usia Ibu Revi, 30 tahun
Alamat Jl. Kayu Manis VI Gg. Jarak VIII
Pekerjaan Berjualan ayam bakar dan laundry pakaian
Anak 1, 12 tahun
2. Jumlah/Usia Anak Anak 2, 8 tahun
Anak 3, sedang dalam kandungan (4 bulan)
Penghasilan Rp. 2.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,-/bulan
Pekerjaan Suami Ojek online food
Penghasilan Suami ±Rp. 50.000,-/hari
3. Nama/Usia Ibu Amelia, 19 tahun
44
1
Wawancara dengan Ibu Revi, Ibu rumah tangga dan wiraswasta di Kelurahan Kayu
Manis, Jakarta Timur, pada tanggal 22 Mei 2022
46
47
2
Wawancara dengan Ibu Euis, Ibu rumah tangga dan Karyawan Salon di Kelurahan Kayu
Manis, Jakarta Timur, pada tanggal 2 Juni 2022
3
Wawancara dengan Ibu Fira, Ibu rumah tangga dan Custommer Service di Kelurahan
Kayu Manis, Jakarta Timur, pada tanggal 11 Juni 2022
4
Wawancara dengan Ibu Femi, Ibu rumah tangga dan buruh harian lepas di Kelurahan
Kayu Manis, Jakarta Timur, pada tanggal 10 Juni 2022
48
Wawancara dengan Ibu Dani’ah, Ibu rumah tangga dan buruh harian lepas di Kelurahan
5
“Suami saya kan dulunya Satpam, Teh. Waktu suami dipecat dari toko
karena pengurangan karyawan saya langsung putar otak gimana caranya
biar keluarga tetap bisa makan lah minimal, ngga kekurangan. Dari sisa
gaji yang dikasih suami, saya buka pesanan ayam bakar karena kan awal
Covid tuh pada ngga keluar rumah, nah sekarang saya ada tambahan
buka laundry kecil-kecilan di rumah. Nanti suami saya yang antar
pesanan ayam bakar atau baju bersih ke rumah-rumah yang pakai jasa
saya.”6
Dari usahanya, kekurangan biaya untuk kehidupan sehari-hari tercukupi,
sehingga Ibu Revi tidak perlu berhutang untuk sekedar membayar
kontrakan. Namun, yang menjadi kesulitan Ibu Revi yaitu mengurus kedua
anaknya yang masih kecil berusia 12 tahun dan 8 tahun, ditambah saat ini
tengah mengandung dengan usia kandungan 4 bulan. Ibu Revi cukup
kelelahan karena anak-anaknya kurang dekat dengan ayahnya. Terlebih
jika sedang banyak pesanan ayam bakar, laundry baju menumpuk, dan
anak rewel terlebih saat sakit. Suaminya kurang dapat diandalkan,
sehingga Ibu Revi harus meminta bantuan lebih dulu kepada suaminya
untuk mengerjakan pekerjaan yang dapat suaminya kerjakan.
3. Ibu Amelia
Penjelasan Ibu Amelia terkait beban ganda:
“Peran saya dalam rumah tangga ini sangat berat, apa lagi suami sudah
lama pergi alasannya kerja belum bisa pulang. Satu dua bulan pergi
masih suka nelpon buat nanya anak, Teh, tapi setelahnya ngga pernah
telpon lagi. Jangankan kirim uang untuk kebutuhan anak saya yang masih
2 tahun, sekarang sudah ngga ada kabarnya sama sekali. Sekarang saya
pindah ke rumah orang tua karena sudah ngga sanggup bayar kontrakan,
karena pendidikan cuma sampai SMP ya Alhamdulillah masih bisa kerja
walaupun kerja kontrak jadi layanan pelanggan toko online. Untungnya
kebanyakan hari kerja saya Work From Home (WFH) jadi kalau anak
6
Wawancara dengan Ibu Revi, Ibu rumah tangga dan wiraswasta di Kelurahan Kayu
Manis, Jakarta Timur, pada tanggal 22 Mei 2022
50
bangun atau rewel minta makan masih bisa sambil gendong anak.
Kesulitannya kalau harus nitip anak ke orang tua, beli kebutuhan anak
saya, beli makan juga ngga enak kalau belinya cuma buat sendiri sama
anak jadi kadang beli juga buat orang rumah, terus ikut patungan untuk
bayar listrik dan air walaupun saya tinggal di rumah orang tua. Jadi gaji
saya sudah habis ngepas, malah kadang kurang sebenernya, namanya
semuanya dikerjain sendiri Teh.”7
Dari hasil wawancara dapat ditemukan bahwa, dampak beban ganda yang
terjadi pada Ibu Amelia sangatlah berat. Ibu Amelia saat ini menjadi orang
tua tunggal untuk anaknya yang berusia 2 tahun karena suaminya yang
tidak ada kabar semenjak sekitar 3 bulan pergi dari rumah dengan alasan
bekerja. Ibu Amelia mengurus semua keperluan hidupnya tanpa
bergantung kepada siapa pun, sehingga hal ini dapat mengancam kondisi
psikologis Ibu Amelia.
4. Ibu Sri Dananingsih
Pemaparan dari Ibu Sri:
“Mengenai peran sekarang yah cukup berat untuk Mbah yang sudah tua
begini, cuma mau gimana, Mbah ngga mau nyusahin anak yang
tinggalnya jauh dari sini, apalagi kadang suka dititipin cucu,
Alhamdulillah buat nemenin. Sekarang Mbah buka jahit baju di rumah
karena kan Bapak sempat kena Covid jadi sekarang sudah ngga kerja,
ngga ada yang mau terima juga katanya karena udah tua siapa yang mau
terima, jadi di rumah aja. Karena ngga ada penghasilan ya sudah
sekarang Mbah terima jahit baju di rumah, kadang kalo ada yang mau
bikin model baju juga Mbah bisa. Palingan sering kecapean soalnya
sambil jahit karena itu penghasilan utama Mbah sekarang, terus juga
ngurus rumah dan ngurus Bapak karena cuma tinggal berdua aja, Teh.
Apa lagi Bapak tuh suka bawel, minta dibikinin sesuatu, udah dibikin eh
ngga dimakan ngga diminum, cuma yaudah Mbah maklum namanya udah
7
Wawancara dengan Ibu Amelia, Ibu rumah tangga dan customer service online shop di
Kelurahan Kayu Manis, Jakarta Timur, pada tanggal 6 Mei 2022
51
tua si bapak juga. Kesulitannya lagi namanya sudah tua itu kalau Mbah
yang sakit repotnya luar biasa.”8
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Sri dapat ditemukan adanya
beban ganda yang beliau alami, yaitu membuka jahit baju di rumah sebagai
penghasilan utama sambil mengurus suaminya yang sudah tidak bekerja.
Namun dapat ditemukan lagi dampak beban ganda yang Ibu Sri alami
secara tidak sadar dari suaminya yang masih sering memerintah Ibu Sri
tanpa memikirkan bahwa saat ini, istrinya lah yang menjadi pencari nafkah
utama dalam rumah tangga.
5. Ibu Faliya
Penjelasan Ibu Faliya:
“Kalau bicara beban dari yang saya alami sekarang sangat berat Teh
untuk saya pribadi, memang awal pandemi itu suami sudah ngga kerja
saya masih bisa makan sehari-hari karena tinggal sama mertua. Tapi
makin kesini suami benar-benar ngga mau kerja, ditambah saya punya
anak kecil 1 tahun. Saya sempat depresi dan ngga mau urus anak, tapi
mau gimana lagi, ngga ada jalan keluar kalau saya diam aja. Dari uang
dikasih orang tua saya olah buat bikin pempek dan saya jual untuk hari-
hari sampai buka online shop juga biar banyak yang beli. Suami saya
sudah ngga punya penghasilan sama sekali, jadi semua kebutuhan rumah
tangga saya yang urus karena saya ngga bisa bergantung ke mertua dan
orang tua saya lagi.”9
Hasil wawancara yang dapat disimpulkan penulis bahwa:
Kondisi psikologis Ibu Faliya bisa saja terancam jika saja Ibu Faliya tidak
berusaha menemukan jalan keluar serta kelangsungan hidup anaknya. Ibu
Faliya sering bertengkar karena suaminya sudah tidak ingin bekerja,
sehingga kebutuhan rumah tangga, mengurus anak dan mencari nafkah
sampai saat ini dilakukan sendiri oleh Ibu Faliya.
8
Wawancara dengan Ibu Sri Dananingsih, Ibu rumah tangga dan penjahit pakaian di
Kelurahan Kayu Manis, Jakarta Timur, pada tanggal 25 Mei 2022
9
Wawancara dengan Ibu Faliya, Ibu rumah tangga dan wiraswasta di Kelurahan Kayu
Manis, Jakarta Timur, pada tanggal 19 Mei 2022
52
6. Ibu Euis
Pemaparan Ibu Euis:
“Kalau soal beban yang Ibu alami sekarang, yah sudah ngga kaget lagi
Teh. Ibu saat ini bekerja jadi pegawai harian lepas di salon dan ngurus
suami di rumah. Karena kemarin kena Covid, suami Ibu keterusan terkena
stroke jadi sudah ngga bisa kerja lagi keadaannya, makanya Ibu yang
gantiin. Jadi urusan rumah, bayar ini dan itu, beli popok buat suami,
makan dan lain-lain Ibu yang urus, habis mau gimana teh udah jalan Allah,
Ibu mah ambil berkahnya aja dari Bapak, Insya Allah ada aja rezeki buat
Ibu dan keluarga. Alhamdulillah nya juga kadang kalau ibu belum pulang,
anak Ibu sehabis pulang kuliah mau urus ayahnya, karena kan Ibu kerja
dari pagi pas salon buka terus pulang sore. Kesulitannya kalau Ibu yang
sakit, urusan rumah dan keuangan jadi cukup berantakan.”10
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa:
Dampak beban ganda yang dialami Ibu Euis cukup berat dengan beliau
saat ini menjadi pencari nafkah utama keluarganya sebagai pegawai harian
lepas di sebuah salon, mengurus anak dan kebutuhan rumah tangga,
ditambah mengurus suaminya yang saat ini tidak dapat melakukan
kegiatan karena terkena stroke. Hal yang menjadi kesulitan terbesar Ibu
Euis ialah jika beliau sakit, karena tidak ada yang membantu beliau untuk
mengurus keluarganya.
7. Ibu Femi
Penjelasan Ibu Femi mengenai beban ganda yang dialami:
“Saya kalau urusan rumah tangga sekarang udah seperti Bapak buat anak
juga, Teh. Suami sudah ngga kerja dan ngga ada penghasilan dari
pertengahan tahun 2021, kerjaannya di masjid atau musholla aja, kalau
saya lagi kurang enak badan atau gimana gitu hati saya, ada aja gitu ribut
di rumah sama suami. Saya kerja jadi asisten rumah tangga di beberapa
rumah depan jalan besar, pagi-pagi udah bangun langsung masak,
10
Wawancara dengan Ibu Euis, Ibu rumah tangga dan Karyawan Salon di Kelurahan Kayu
Manis, Jakarta Timur, pada tanggal 2 Juni 2022
53
bangunin anak sekolah dan langsung jalan ke rumah tempat kerja terus
pulangnya sehabis maghrib lah. Kadang kalau hari libur ada panggilan
cuci setrika saya langsung terima juga, biasanya kos-kosan karyawan di
depan jalan suka telpon, Teh. Habis pulang langsung beres-beres rumah,
ngurus keperluan rumah tangga deh, kayak ngga ada istirahatnya.
Kadang sering pusing gitu kalau lagi banyak kerjaan, gaji belum keluar
tapi anak saya rewel minta uang buat keperluan sekolah atau jajan. Kalau
mau dihitung mah ngga cukup sebenarnya gaji saya untuk keperluan
rumah tangga, tapi di pas-pasin aja gitu, Teh.”11
Berdasarkan hasil wanwancara Ibu Femi terkait dampak beban ganda:
Ibu Femi saat ini menjadi pencari nafkah utama dengan bekerja sebagai
asisten rumah tangga namun juga tetap mengurus rumah tangganya, mulai
dari memasak, mengurus anak, mencuci baju dan urusan rumah tangga
lainnya. Suaminya sudah tidak bekerja dan tidak mempunyai penghasilan
sehingga Ibu Femi harus bekerja keras agar kebutuhan hidup keluarganya
tercukupi. Terkadang Ibu Femi dan suaminya bertengkar karena kondisi
Ibu Femi yang sudah lelah dan suaminya yang tidak membantu untuk
urusan di rumah atau sekedar ikut serta mengurus anak.
8. Ibu Nur
Penjelasan Ibu Nur:
“Saya sekarang buka warung sayur, jual air galon dan gas juga, Teh.
Modalnya dari uang gaji terakhir suami karena di PHK dari perusahaan
tempatnya kerja. Anak saya 2 masih sekolah, umurnya 17 tahun dan 10
tahun. Saya buka warung sayur, jual air galon dan gas karena ngga bisa
ninggalin anak-anak. Kalau kerja keluar kasihan ngga ada yang ngurus.
Suami saya juga ngga bisa ngurus rumah dan anak, pasti saya yang urus
semuanya. Kadang stress juga dan suka berdebat sama suami soal urusan
11
Wawancara dengan Ibu Femi, Ibu rumah tangga dan buruh harian lepas di Kelurahan
Kayu Manis, Jakarta Timur, pada tanggal 10 Juni 2022
54
rumah perkara minta tolong dibantu, tapi kadang suami ngga mau
mengerti, Teh.”12
Dari hasil wawancara Ibu Nur dapat ditemukan:
Dampak beban ganda yang dialami Ibu Nur yaitu pada kondisi psikologis
Ibu Nur karena sering berdebat dengan suaminya yang tidak banyak
membantu dalam mengurus anak. Ibu Nur menjelaskan bahwa benar
beliau membuka warung tersebut dari hasil gaji terakhir suaminya. Namun
seharusnya suami Ibu Nur juga mengerti kondisi dan kesibukan Ibu Nur
ketika membagi peran dalam rumah tangga.
9. Ibu Epi
Pemaparan Ibu Epi dan dampak beban ganda yang dialami:
“Kalau beban ganda yang dialami dari pekerjaan dan mengurus rumah
tangga saya cukup merasakan ya, Teh. Saya sekarang lebih ke bikin kue-
kue gitu Teh, kayak kue talam, terus bikin onde-onde juga. Habis itu di
taro ke warung, ditipin gitu deh. Nah kalau sisanya saya keliling juga tiap
sore, sekitaran sini aja, banyak yang beli tiap hari sih. Ayahnya juga kalo
saya lagi keluar suka di rumah buat jagain. Suami saya memang sudah
tidak bekerja, tapi masih ada penghasilan sedikit dari bantu-bantu bawa
barang orang dari pasar sampai ke rumahnya kalo tiap pagi.
Alhamdulillah, walaupun berat tapi saya merasa terbantu karena suami
saya tidak benar-benar meninggalkan kewajibannya.”13
Temuan hasil wawancara Ibu Epi:
Meski Ibu Epi mengalami dua peran sebagai pencari nafkah utama saat ini
dan mengurus rumah tangga, mulai dari mencuci, memasak, mengurus
anak dan rumah. Namun, suaminya masih membantu untuk mendapatkan
penghasilan tambahan untuk kehidupan sehari-hari.
10. Ibu Fira
Hasil wawancara dengan Ibu Fira:
12
Wawancara dengan Ibu Nur, Ibu rumah tangga dan wiraswasta di Kelurahan Kayu
Manis, Jakarta Timur, pada tanggal 6 Juni 2022
13
Wawancara dengan Ibu Epi, Ibu rumah tangga dan penjual kue di Kelurahan Kayu
Manis, Jakarta Timur, pada tanggal 3 Juni 2022
55
“Mengenai peran saya sebagai istri sekaligus pencari nafkah utama saat
ini, tidak terpikirkan mengenai apa itu beban ganda. Saya cuma bisa
berusaha semaksimal mungkin untuk punya penghasilan tetap di masa
pandemi seperti ini, walaupun hanya lulusan SMA dan sekarang hanya
bisa bekerja sebagai Custommer Service seengganya saya ngga benar-
benar meninggalkan urusan rumah tangga. Pas sampai di rumah, tetap
saya yang sediakan makanan, mencuci baju dan mengurus keperluan
suami dan anak saya. Sebenarnya masih ada pemasukan dari kontrakan
yang ditinggalkan orang tua suami, mungkin dari uang itu suami jadi tidak
berminat kerja lagi. Walaupun lelah secara fisik dan pikiran saya jadi
merasa lebih unggul dan selalu berusaha beradaptasi sama keadaan saya,
Teh.”14
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa:
Ibu Fira memang mendapat uang setiap satu bulan dari kontrakan
peninggalan orang tua suami. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan
untuk Ibu Fira tidak bekerja, karena kebutuhan rumah tangga yang tidak
bisa tercukupi sehingga beliau tetap harus bekerja. Akibat dari hal itu,
suaminya merasa tidak perlu lagi untuk bekerja, tetapi juga tidak
membantu dalam mengurus rumah tangga sehingga Ibu Fira merasa lelah
dan terbebani.
Akibat dari beban ganda yang dialami para istri ini banyak dampak
terjadi, baik pada diri istri maupun terhadap keluarganya. Berbagai
dampak yang terjadi dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1) Dampak negatif
Dampak negatif ini meliputi kesibukan, dominasi istri yang merasa
unggul karena dapat menghasilkan uang sendiri, dan kesehatan yang
menurun sehingga istri berpotensi terserang penyakit.
2) Dampak positif
14
Wawancara dengan Ibu Fira, Ibu rumah tangga dan Custommer Service di Kelurahan
Kayu Manis, Jakarta Timur, pada tanggal 11 Juni 2022
56
Dampak positif ini lebih kepada kondisi sosial yang membuat seorang
istri dapat dikenal dengan mudah karena kontribusinya dalam ruang
publik (bekerja) dan ekonomi yang lebih maju karena potensi kreatif
dan usaha yang lebih dibandingkan suami yang sulit mendapatkan
pekerjaan dimasa pandemi Covid-19.
Dampak negatif ini dialami oleh istri yang bekerja sebagai pencari
nafkah utama dalam keluarga, yaitu mulai dari kesehatan yang menurun,
beban kerja berlebihan, waktu yang sulit diatur antara mengurus keluarga
juga bekerja. Ibu Dani’ah (38) menceritakan kesehariannya sebagai buruh
cuci dan setrika di rumah-rumah yang membutuhkannya, setelah seharian
bekerja beliau merasa sangat letih ditambah penyakit ginjal yang dialami
membuatnya kesulitan, Ibu Dani’ah (38) mengungkapkan:
“Kalo habis seharian misalnya lagi full banget nih, Teh. Waduh, capeknya
bukan main. Saya sampe rumah langsung lemes badan, pegal-pegal, susah
gerak kadang kaki kesemutan. Ditambah sekarang udah sakit ginjal, ngga
boleh minum kebanyakan…”15
Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Amelia (19) yang mengungkapkan
kesulitannya dalam mengatur waktu untuk anaknya dan pekerjaannya.
sebagai berikut:
“…kesulitannya itu, Teh pas lagi dapet shift kerja ke kantor. Kan itu
ninggalin anak ku, kesian harus tega nitipin ke Aki nya (ayah Ibu Amelia),
kalo saya mau jalan nangis, kadang siang-siang nelpon nangis minta saya
pulang. Sedih banget, cuma saya sekarang kerja sendiri mau ngga mau
harus kuat buat diri sendiri dan anak.”16
Hal lain diungkap oleh Ibu Fira (25), yang merasa rasa unggul dan
lebih baik dari suaminya dalam mencari uang, beliau mengungkapkan:
“…Saya kerja bisa dapat gaji UMR sebulan buat keperluan saya dan anak
juga. Suka kesel sama suami, kalau jadi kepala keluarga ya usaha, tapi
15
Wawancara dengan Ibu Dani’ah, Ibu rumah tangga dan buruh cuci setrika di Kelurahan
Kayu Manis, Jakarta Timur, pada tanggal 20 Mei 2022
16
Wawancara dengan Ibu Amelia, Ibu rumah tangga dan Custommer service di Kelurahan
Kayu Manis, Jakarta Timur, pada tanggal 6 Mei 2022
57
kalau saya bahas nafkah anak deh, Teh bisanya ngandelin kontrakkan.
Wajar saya bangga dengan hasil kerja sendiri, ngga bergantung ke suami,
toh uang dari suami ngga menutup kebutuhan rumah tangga…”17
Adapun dampak positif yang dirasakan oleh istri yang bekerja sebagai
pencari nafkah utama akibat pandemi Covid-19 ini, di antaranya Ibu Epi
(30) yang mengungkapkan mengenai ekonomi keluarganya yang mulai
stabil:
“Alhamdulillah sih, Teh dari hasil kue yang dititip ke warung aja sehari
bisa dapet 150an, kalo saya lagi niat bikin banyak bisa sampe 200an. Jadi
ngga ngandelin ayahnya, karena kan sehari ayahnya tuh ngga tentu,
kadang dapet duit kadang cuma bisa buat makan siang dia diluar
sendiri…”18
Hal lain diungkapkan oleh Ibu Sri Dananingsih (64), beliau merasa
sangat bersyukur karena masih kreatif dalam membuat pakaian diusia yang
sudah tidak muda, dampak positif yang dirasakan ialah masyarakat banyak
mengenalnya, beliau bercerita bahwa:
“…Wah orang sini mah kalo jahit baju suka ke Mbah Ning (sebutan
kepada Ibu Sri), Teh. Kadang tuh suka ada yang ngasih kain minta dibikin
model kebaya lah, macem-macem. Mbah seneng, biar udah tua masih
dipercaya buat bikin dan jahit pakaian, padahal mah sekarang kan banyak
ya Teh yang dibilang designer baju, tapi katanya enakan ke Mbah aja,
sabaran terus suka ngasih saran pelan-pelan kalo yang bikin baju banyak
mau atau bingung model…” 19
17
Wawancara dengan Ibu Fira, Ibu rumah tangga dan Custommer service di Kelurahan
Kayu Manis, Jakarta Timur, pada tanggal 11 Juni 2022
18
Wawancara dengan Ibu Epi, Ibu rumah tangga dan penjual kue di Kelurahan Kayu
Manis, Jakarta Timur, pada tanggal 3 Juni 2022
19
Wawancara dengan Ibu Sri Dananingsih, Ibu rumah tangga dan penjahit pakaian di
Kelurahan Kayu Manis, Jakarta Timur, pada tanggal 25 Mei 2022
58
Pasal 31 ayat (1): Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan
kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup
bersama dalam masyarakat.
Pasal 31 ayat (2): Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan
hukum
Pasal 34 (1): Suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala
sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.
Pasal 34 ayat (2): Isteri wajib mengatur urusan rumah-tangga sebaik-baiknya.
Lebih lanjut, Kompilasi Hukum Islam juga telah mengatur mengenai hak
dan kewajiban suami istri, sebagai berikut:
Pasal 77 ayat (2): Suami isteri wajib saling mencintai, hormat menghormati,
setia dan memberi bantuan lahir bathin yang satu kepada yang lain.
Pasal 77 ayat (3): Suami isteri memikul kewajiban untuk mengasuh dan
memelihara anak-anak mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani
maupun kecerdasannya dan pendidikan agamanya.
Pasal 77 ayat (4): Suami dan isteri wajib memelihara kehormatannya
Pasal 80 ayat (1): Suami adalah pembimbing terhadap isteri dan rumah
tangganya, akan tetapi mengenai hal-hal urusan rumah tangga yang penting-
penting diputuskan oleh suami isteri bersama.
Dapat dilihat bahwa aturan hukum di atas tidak berjalan dengan
semestinya berdasarkan penemuan dalam penelitian ini. Dengan demikian,
penulis dapat menyimpulkan bahwa kedudukan suami dan istri seimbang
dalam berumah tangga termasuk dalam melakukan perbuatan hukum. Ketika
suami sedang dalam keadaan yang tidak mampu untuk memberikan nafkah,
maka boleh saja seorang istri ikut membantu dalam mencukupi kebutuhan
nafkah untuk keluarga. Suami dan istri tetap menjaga kehormatannya masing-
masing, suami harus menghargai usaha istri serta istri menjaga diri ketika harus
bekerja diluar rumah. Jika pada praktiknya istri tidak mampu secara penuh
untuk mengatur urusan rumah tangga termasuk mengurus anak, maka suami
harus mengerti dan wajib membantu istri mengurus rumah tangga. Sehingga
59
istri tidak merasa begitu lelah dan tidak akan terjadi pembebanan pada satu
pihak.
Islam. Namun suami dan istri juga harus saling menjamin bahwa tidak adanya
pihak yang akan terbebani dalam rumah tangga, yang mana hukumnya akan
berubah menjadi makruh karena dalam prosesnya tidak menimbulkan kebaikan
dan keharmonisan dalam rumah tangga, dan dapat menjadi haram hukumnya
jika dalam hal istri bekerja menggantikan suaminya terus menerus akan
berpotensi membuat hubungan rumah tangga retak sehingga terjadi pertikaian
yang berakhir pada perceraian yang sudah jelas dibenci Allah SWT.
Di dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 233 Allah SWT berfirman:
20
Tim Penerjemah, Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: CV,
Pustaka Al-Kautsar, 2017), h. 37
21
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, jilid I, (Jakarta: Widya Cahaya, 2011),
h. 133
61
22
Abdul Wahhab Khallaf, Kitab ’Ilmu Ushul al-Fiqh, (Grahamedia, 1977), h. 225
23
Abdul Wahhab Khallaf, Kitab ’Ilmu Ushul al-Fiqh, (Grahamedia, 1977), h. 225
62
Meskipun beban ganda ini tidak dapat dihilangkan atau dihentikan secara
menyeluruh, namun penulis memiliki beberapa solusi yang dapat dilakukan
suami dan istri untuk membatasi dampak negatif yang timbul akibat beban
ganda istri:
1. Pembelajaran, pengetahuan serta pemahaman terhadap isi dari sumber-
sumber agama, yaitu Al-Qur’an, sunnah/hadits, ijma’/ijtihad ulama
melalui pengajian.
2. Mu’asyarah bil ma’ruf, yaitu dengan membangun dan membuat
komunikasi yang positif dan efektif dalam keluarga, termasuk dalam
masalah pembagian peran dan beban kerja rumah tangga.
3. Saling menjaga, melengkapi, dalam membangun pola relasi antara suami
dan istri sebagai pasangan dalam hidup dan saling menutupi aib masing-
masing.
4. Membangun kerjasama dan kebersamaan dalam menghadapi setiap
persoalan serta permasalahan, saling membantu meringankan beban setiap
anggota keluarga, dan tidak adanya dominasi yang berlebih dalam
mengatur rumah tangga.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Faktor yang melatarbelakangi istri bekerja sebagai pencari nafkah di
antaranya pandemi Covid-19 yang menjadi penyebab utama dimana
suami tidak lagi bekerja karena pemutusan hubungan kerja, faktor
ekonomi keluarga yang tidak terpenuhi, faktor sosialisasi dan
aktualisasi diri dimana istri ikut serta dalam lingkungan masyarakat,
dan faktor budaya setempat yang tidak mewajibkan suami bekerja
dalam mencari nafkah untuk keluarganya.
2. Terdapat dua dampak akibat beban ganda yang dialami istri sebagai ibu
rumah tangga yang bertanggung jawab secara penuh mengurus
keluarga sekaligus pencari nafkah utama dalam rumah tangganya.
Dampak pertama ialah dampak positif, yaitu dampak sosial dimana istri
dikenal dengan mudah karena kontribusinya dalam ruang publik dan
lingkungan masyarakat, serta ekonomi yang berangsur stabil karena
potensi kreatif dan usaha yang lebih beragam dibandingkan suami yang
sulit mendapatkan pekerjaan dimasa pandemi Covid-19. Dampak kedua
ialah dampak negatif, yaitu kesibukan istri yang banyak menghabiskan
waktu untuk bekerja sehingga kesulitan mengatur waktu antara
mengurus (domestik) keluarganya, kesehatan yang menurun sehingga
berpotensi cepat lelah dan terserang penyakit, serta dominasi istri yang
merasa unggul dalam rumah tangga karena dapat menghasilkan uang
sendiri untuk dirinya dan keperluan keluarga.
3. Hukum dari beban ganda tidak dijelaskan secara eksplisit di dalam Al-
Qur’an dan hadits, sehingga pada dasarnya dapat dikatakan mubah
(boleh). Tentunya dilihat dari sebab dan akibat yang terjadi. Dengan
demikian, ketika seorang istri bekerja sejatinya untuk membantu
meringankan suaminya, begitupun suami yang sedang dikondisi tidak
berdaya dalam mendapat pekerjaan, harus membantu istri untuk
64
65
mengurus rumah tangga. Suami istri juga harus saling menjamin tidak
adanya pihak yang akan terbebani dalam rumah tangga. Menjadi haram
hukumnya jika istri bekerja menggantikan suaminya tanpa kesadaran
dari suami yang tidak berusaha mencari nafkah, berpotensi membuat
hubungan rumah tangga retak sehingga terjadi pertikaian dan berakhir
pada perceraian yang sudah jelas dibenci Allah SWT. Islam telah
mengatur sebaik-baiknya terhadap apa yang telah dan mungkin terjadi
dalam sebuah kondisi yang mengharuskan seseorang bertindak demi
kelangsungan hidupnya. Sebagaimana diperbolehkannya seseorang,
yaitu istri yang bekerja menggantikan suaminya untuk menolong
dirinya, dengan tidak melebihi kadar kecukupan atau pun ketentuan
yang telah diperbolehkan. Sesuai dengan kaidah fiqh yaitu “Sesuatu
yang diperbolehkan karena keadaan darurat harus disesuaikan dengan
kadar daruratnya”.
B. Saran
1) Suami adalah kepala keluarga yang melindungi dan memberikan
nafkah terbaik untuk keluarganya, perlu untuk memahami syariat Islam
agar dapat membangun keluarga harmonis yang diridhai Allah Swt.
2) Istri adalah penyanggah dalam menjaga keutuhan rumah tangga,
menjadi seorang istri juga harus mampu untuk mengajak suami bekerja
sama serta berkomunikasi dengan baik, termasuk membagi peran
masing-masing dalam rumah tangga.
3) Pihak pemerintah setempat dan akademisi setempat perlu bekerja sama
membangun kembali kajian rutin pentingnya membangun keluarga
yang baik kepada masyarakat yang sudah berkeluarga. Hal ini agar
meminimalisir terjadinya konflik rumah tangga yang berakhir pada
perceraian dan penelantaran anak.
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Jonaedi, dan Johnny Ibrahim, Metode Penelitian Hukum Normatif dan
Empiris, Jakarta: Prenamedia Group, 2016.
66
67
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Widya Cahaya, 2011.
Manshur, Abd al-Qadri, Buku Pintar Fiqih Wanita, Cet.1, Jakarta: Penerbit
Zaman, 2009.
Noviana, Lia dan Salma Dewi Faradhila, Problematika Dominasi Istri Sebagai
Pencari Nafkah (Studi Kasus di Desa Joresan Kec. Mlarak Kab.
Ponorogo), e-Journal Al-Syakhsiyyah: Journal of Law & Family Studies,
Vol. 2 No. 1, Juni 2020.
Rianto, Adi, Metode Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit, 2004.
Samin, Sabri dan Nurmaya Aroeng, Buku Daras Fikih II, Makasar: Alauddin
Press, 2010.
Samsidar, Peran Ganda Wanita Dalam Rumah Tangga, Jurnal An Nisa’, Vol.
12, 2019.
Tatapangarsa, Humaidi, Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut Islam, Jakarta:
Kalam Mulia, 2003.
Tim Darul Ilmi, Buku Panduan Lengkap Agama Islam, Cet II, Jakarta: Qultum
Media, 2010.
Wafa, Moh. Ali, Hukum Perkawinan di Indonesia Sebuah Kajian dalam Hukum
Islam dan Hukum Materil, Tangerang Selatan: YASMI, 2018.
https://news.detik.com/berita/d-6082041/sebaran-lengkap-247-corona-ri-17-
mei-dki-jabar-terbanyak?_ga=2.169988582.777546182.1652815225-
2070897645.1642052854, Berita Lengkap Corona Tahun 2022, diakses pada
Tanggal 18 Mei 2022.
70
Lampiran 2: Surat Izin Penelitian dan Wawancara
71
Lampiran 3: HASIL WAWANCARA
1. Ibu Dani’ah
a. Siapa nama ibu?
Jawaban Narasumber: Nama saya Dani’ah
b. Apa pekerjaan ibu?
Jawaban Narasumber: Saya kerja jadi buruh harian lepas, cuci baju dan
setrika ke rumah-rumah yang butuh jasa saya
c. Mengapa ibu bekerja
Jawaban Narasumber: Karena suami sudah tidak bekerja, dan tidak ada
usaha untuk memberikan nafkah. Jadi saya terpaksa bekerja untuk
menghidupi diri saya dan anak-anak
d. Apa ibu merasa berat dengan pekerjaan yang ibu jalani?
Jawaban Narasumber: Sangat berat, karena kebanyakan bekerja dan
pola hidup saya yang tidak teratur sekarang saya terkena penyakit ginjal
yang mengakibatkan harus cuci darah sekali dalam seminggu
e. Apakah suami ibu masih mempunyai penghasilan?
Jawaban Narasumber: Tidak berpenghasilan sama sekali
f. Apakah suami ibu juga membantu dalam melakukan pekerjaan rumah
tangga?
Jawaban Narasumber: Tidak, saya sekarang tinggal di kamar kost
dengan kedua anak saya karena tidak kuat tinggal dengan suami, sudah
tidak kerja, tidak bantu mengurus anak, terkadang suka mengamuk karena
tidak saya kasih uang
g. Bagaimana cara ibu membagi peranan dalam rumah tangga bersama
suami?
Jawaban Narasumber: Saya kerjakan semuanya sendiri, kerja, masak,
urus anak, makan, mencuci dan lain-lain
h. Bagaimana cara ibu mengatur waktu antara pekerjaan dan sebagai ibu
rumah tangga di rumah?
Jawaban Narasumber: Hari biasa sering seharian di rumah sama anak,
bantu ngerjain tugas atau bersih-bersih rumah. Karena buruh harian lepas
tergantung banyak atau ngganya saya dipanggil. Kadang bisa seharian
penuh kerja, jadi cuma siapin seragam, makan, dan uang jajan buat anak
i. Apakah ibu menikmati peran yang saat ini ibu jalani?
Jawaban Narasumber: Dibilang menikmati yah ngga juga, tapi harus
dijalani, namanya buat anak dan kebutuhan sehari-hari
j. Apakah kebutuhan Ibu dan keluarga telah tercukupi dengan baik selama
ini?
72
73
Jawaban Narasumber: kalau dibilang berat yaa saya ngga nyangka aja di
usia tua ternyata harus kerja lagi, tapi ya sudah ngga apa-apa
e. Apakah suami ibu masih mempunyai penghasilan?
Jawaban Narasumber: sudah ngga, tapi ada simpanan yahh kepake buat
hai-hari kalau pesanan Mbah sepi
f. Apakah suami ibu juga membantu dalam melakukan pekerjaan rumah
tangga?
Jawaban Narasumber: Waduh, udah kakek-kakek justru banyak
mintanya Teh. Kadang minta bikin makanan atau minuman, ngga sabaran.
Udah dibikin malah ga dimakan, sabar aja mbah mah
g. Bagaimana cara ibu membagi peranan dalam rumah tangga bersama
suami?
Jawaban Narasumber: Mbah lakuin sendiri, mungkin hikmah Allah
masih kasih sehat begini. Malah anak suka nitipin cucu, seneng jadi rame
h. Bagaimana cara ibu mengatur waktu antara pekerjaan dan sebagai ibu
rumah tangga di rumah?
Jawaban Narasumber: Alhamdulillah masih seperti biasa, bangun pagi
rendem cucian kadang, masak, bangunin suami makan, lanjut nyuci. Habis
itu siangan jahit pesenan baju
i. Apakah ibu menikmati peran yang saat ini ibu jalani?
Jawaban Narasumber: Nikmat luar biasa Teh, nikmat cape, nikmat
dimasa tua masih dikasih sehat aja pokoknya mah
j. Apakah kebutuhan Ibu dan keluarga telah tercukupi dengan baik selama
ini?
Jawaban Narasumber: Cukup aja insyaallah, walaupun ga banyak
5. Ibu Faliya
a. Siapa nama ibu?
Jawaban Narasumber: Nama saya Faliya
b. Apa pekerjaan ibu?
Jawaban Narasumber: saya jualan pempek dawan
c. Mengapa ibu bekerja?
Jawaban Narasumber: Karna suami saya udah malas kerja
d. Apa ibu merasa berat dengan pekerjaan yang Ibu jalani?
Jawaban Narasumber: berat banget sebenernya untuk dijalanin, tapi
saya butuh uang untuk anak saya
e. Apakah suami ibu masih mempunyai penghasilan?
Jawaban Narasumber: sudah ngga, saya aja sampe minta uang ke orang
tua
f. Apakah suami ibu juga membantu dalam melakukan pekerjaan rumah
tangga?
76
Jawaban Narasumber: ini saya kalau lagi hari sibuk aja yaa, seringnya
gitu soalnya. Palingan pagi abis subuh langsung beberes, masak, rapih-
rapih buat anak sekolah, saya jalan. Pulang sore abis maghrib, yaa kayak
pagi lagi. Tapi paling beli lauk yang murah
i. Apakah ibu menikmati peran yang saat ini ibu jalani?
Jawaban Narasumber: Saya nikmatin aja walaupun cape badan, kadang
cape hati juga Teh. Cuma beginilah ibu-ibu kerja yak
j. Apakah kebutuhan Ibu dan keluarga telah tercukupi dengan baik selama
ini?
Jawaban Narasumber: kurang banget Teh sebenernya, apa lagi kalau
urusan buat anak. Tapi gimana caranya saya pas-in aja lah
8. Ibu Nur
a. Siapa nama ibu?
Jawaban Narasumber: Saya Nur
b. Apa pekerjaan ibu?
Jawaban Narasumber: saya jualan Teh, warung sayur, tapi ada galon
air sama gas juga
c. Mengapa ibu bekerja?
Jawaban Narasumber: soalnya suami saya kena PHK di kantor
d. Apa ibu merasa berat dengan pekerjaan yang ibu jalani?
Jawaban Narasumber: palingan beratnya sekarang kurang tidur Teh,
jaga warung seharian Sabil ngurus rumah, anak, suami juga
e. Apakah suami ibu masih mempunyai penghasilan?
Jawaban Narasumber: sudah ngga, itu sangon terakhir saya pake buat
buka ini warung
f. Apakah suami ibu juga membantu dalam melakukan pekerjaan rumah
tangga?
Jawaban Narasumber: ngga teh, kerjaannya main hp aja di rumah. Saya
ngoceh dulu nih belom tentu ikut beberes, ngedumel dulu baru mau
bantuin saya, paling juga jaga warung kadang maunya
g. Bagaimana cara ibu membagi peranan dalam rumah tangga bersama
suami?
Jawaban Narasumber: kalau bagi-bagi gitu udah pasti banyakan saya
kemana-mana Teh, itu dia jaga warung aja kalau siang
h. Bagaimana cara ibu mengatur waktu antara pekerjaan dan sebagai ibu
rumah tangga?
Jawaban Narasumber: ya saya buka warung dari pagi sambil beberes
rumah, masak juga, nyuci juga kalau ada yang beli ka teriak ntar. Soalnya
di rumah aja Teh, ngatur waktunya begitu
79
Jawaban Narasumber: cukup sih Teh, semuanya yang saya bisa saya
usahain soalnya
10. Ibu Fira
a. Siapa nama ibu?
Jawaban Narasumber: Nama saya Fira
b. Apa pekerjaan ibu?
Jawaban Narasumber: Saya kerja sebagi customer service
c. Mengapa ibu bekerja?
Jawaban Narasumber: Karna suami sudah malas kerja
d. Apa ibu merasa berat dengan pekerjaan yang ibu jalani?
Jawaban Narasumber: berat karna kerja sendiri Teh, uangnya terbagin
kemana-mana
e. Apakah suami ibu masih mempunyai penghasilan?
Jawaban Narasumber: penghasilan dari kontrakan peninggalan
bapaknya teh ada. 1,2 sebulan
f. Apakah suami ibu juga membantu dalam melakukan pekerjaan rumah
tangga?
Jawaban Narasumber: ngga Teh, gendong anak doang, itu juga bentar-
bentaran. Malah saya sering titip ke orang tua saya
g. Bagaimana cara ibu membagi peranan dalam rumah tangga bersama
suami?
Jawaban Narasumber: saya ngomong kalau saya benar-benar kesulitan
banget baru mau, abis itu kayak biasa lagi
h. Bagaimana cara ibu mengatur waktu antara pekerjaan dan sebagai ibu
rumah tangga?
Jawaban Narasumber: pokoknya pagi rumah semuanya sudah rapi,
anak sudah rapi barang-barangnya juga. Saya ke rumah orang tua dulu,
nitip. Saya kerja sampe jam 8 malam, jemput anak yaa balik lagi
rutinitasnya seperti tadi pagi
i. Apakah ibu menikmati peran yang saat ini ibu jalani?
Jawaban Narasumber: saya menikmati hari-hari saat di luar rumah aja
sih Teh, sama pas lagi sama anak, karna anak sih Teh saya bisa mau masih
begini. Sisnya saya tahan-tahan aja
j. Apakah kebutuhan ibu dan keluarga telah tercukupi dengan baik selama
ini?
Jawaban Narasumber: Kalau mau saya egois ga cukup Teh. 1,2 sebulan
suami saya ngerasa udah cukup, tapi ga mikirin gimana saya puternya.
Makanya saya kerja gini, biar saya punya uang buat diri saya sendiri juga
Lampiran 4: FOTO-FOTO KEGIATAN PENELITIAN
81
Dokumentasi Penelitian
82
83